Mendekati Peluncuran Console Next-Gen, Penjualan PS4 dan Xbox One Merosot Cepat

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, console nextg-gen akan meluncur kurang dari satu tahun. Meski begitu, tentu produsen ingin agar produk yang sudah ada tetap terjual laris. Sebagai contohnya, Sony terus mencoba meyakinkan kita bahwa ‘sekarang adalah saat paling tepat buat bermain’. Para console maker juga berjanji untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat current-gen meski hardware baru telah tersedia.

Namun kehadiran PlayStation 5 dan Xbox generasi keempat tentu memberi dampak bagi home console yang ada sekarang. Berdasarkan laporan analis pasar NPD Group, penjualan PS4 dan Xbox One memperlihatkan penurunan signifikan, terutama di Amerika Serikat. Di kawasan tersebut, jumlah pengeluaran konsumen buat membeli console di bulan Januari 2020 merosot sebesar 35 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tak hanya hardware, total pengeluaran terkait produk gaming – termasuk software, aksesori dan game card – juga mengalami penyusutan dihitung dari tahun ke tahun (year-on-year). Angkanya cukup signifikan, yakni 26 persen. Penurunan ternyata lebih tajam dibandingkan estimasi produsen sebelumnya. Menariknya, Nintendo malah tidak merasakan depresiasi sebesar Sony dan Microsoft karena penjualan Switch-nya terbilang stabil.

Melalui Twitter-nya, analis Daniel Ahmad dari Niko Partners mengungkapkan bahwa turunnya penjualan PS4 dan Xbox One di 2020 lebih parah dibanding PS3 dan Xbox 360 pada tahun 2013, yaitu tahun ketika penerus kedua console itu diluncurkan. Menurut Ahmad, penurunan ini disebabkan oleh kombinasi dari banyak hal, bukan hanya karena konsumen yang tengah menanti PlayStation 5 dan Xbox Series X saja.

Alasan pertama ialah karena baik Microsoft dan Sony terus mempertahankan harga sistem current-gen mereka di kisaran US$ 300. Microsoft memang menawarkan salah satu varian di harga US$ 250, tetapi dengan kompensasi absennya optical disc drive. Sementara itu, Nintendo Switch Lite (tanpa dukungan dock dan controller yang tak bisa dilepas) dibanderol US$ 100 lebih murah dari varian standar.

Penyebab kedua adalah konfirmasi dukungan backward compatibility di Xbox Series X dan PlayStation 5. Fitur ini memungkinkan kedua console itu menjalankan permainan-permainan yang ada di sistem terdahulu dengan performa dan kualitas visual lebih baik. Tak mengherankan jika gamer memutuskan untuk menunggu peluncuran sistem-sistem anyar tersebut.

Kemudian alasan ketiga ialah penundaan perilisan sejumlah game blockbuster, yang terjadi pada Cyberpunk 2077, remake Final Fantasy VII, The Last of Us Part II, Marvel’s Avengers, serta permainan-permainan Ubisoft seperti Gods and Monsters, Rainbow Six Quarantine, dan Watch Dogs Legion. Dan hingga kini, kita juga belum tahu kapan tepatnya Ghost of Tsushima akan dilepas.

Via Eurogamer.

Kabarnya Sony Kesulitan Menekan Harga PlayStation 5

Bagi produsen console game, hanya memperoleh keuntungan kecil atau bahkan merugi dalam memasarkan produk bukanlah hal baru. Anda mungkin sempat mendengar soal ongkos produksi PlayStation 3 yang lebih mahal dari harga unitnya, lalu Sony juga tidak mendapatkan banyak laba dari penjualan PlayStation 4. Biasanya, profit baru perusahaan raih lewat software serta layanan premium seperti PlayStation Plus.

Berdasarkan laporan sejumlah narasumber kepada Bloomberg, kondisi yang Sony hadapi ketika memproduksi PlayStation 3 berpeluang akan terulang lagi di PlayStation 5. Sang console maker Jepang itu kabarnya sedang kesulitan menekan harga console next-gen mereka. Akibatnya, sejumlah fitur terpaksa ditiadakan. Dan boleh jadi inilah penyebab mengapa Sony belum mengumumkan harga PlayStation 5 dan menunggu hingga Microsoft menyingkap harga Xbox Series X.

Dari keterangan informan, biaya produksi PlayStation 5 mencapai US$ 450 per unit. Keadaan tersebut diakibatkan oleh faktor kelangkaan sejumlah komponen pendukung penting seperti DRAM dan memori flash NAND. Seandainya Sony tak mau merugi seperti di era PS3, maka mereka perlu menjual hardware next-gen  itu setidaknya di harga US$ 470. Menurut analis Damian Thong dari Macquarie Capital, angka ini memang terlihat kurang atraktif di mata konsumen.

Alasannya sederhana: konsumen akan membandingkannya PlayStation 5 dengan PS4 serta PS4 Pro. Harga yang lebih mahal dari console current-gen mengisyaratkan mahalnya material-material penyusun produk. Kondisi tersebut berpotensi mengurangi jumlah permintaan, apalagi sejauh ini judul-judul permainan terbesar (misalnya The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima) tetap akan hadir di PlayStation 4. Dan berkat dukungan backward compatibility, saya menduga fans malah tak akan buru-buru beralih ke PS5.

Sebagai perbandingan, PlayStation 4 dibanderol US$ 400 di momen peluncurannya dan kini varian standar bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 300 saja. Mengacu pada estimasi IHS Market, Sony memerlukan modal US$ 381 untuk menghasilkan satu unit PS4. Itu berarti meski tipis, masih ada keuntungan yang perusahaan dapatkan dari penjualan console.

DRAM dan NAND belakangan jadi sulit diperoleh karena bukan hanya produsen home console yang membutuhkannya. Perusahaan smartphone juga memerlukan komponen-komponen ini dalam memproduksi perangkat 5G, salah satu contohnya ialah Samsung yang baru saja mengungkap keluarga Galaxy S20. Smartphone-smartphone tersebut ditunjang oleh teknologi wireless generasi kelima serta RAM minimal 12GB (di kawasan Amerika Serikat).


Tentu saja bukan cuma Sony yang ‘dipaksa’ untuk memasarkan platform next-gen di harga tinggi. Analis Daniel Ahmad memperkirakan, Xbox generasi keempat akan dipatok di kisaran US$ 500 – mungkin di atas PS5 karena spesifikasi hardware yang lebih canggih dan dengan profit yang lebih tipis lagi.

Via Eurogamer.

Daftar Game yang Telah Didukung Fitur Cross-Platform Play

Meski kita masih berada di era generasi console ke delapan, banyak hal di industri gaming telah berubah. Publisher dan developer kini lebih percaya diri merangkul strategi live service, dan walaupun judul eksklusif masih jadi andalan sejumlah nama, pemilik platform mulai terbuka dalam menyajikan konten. Game Xbox sudah lama tersedia di Windows 10, lalu rumornya Sony akan memperkenankan salah satu permainan kebanggaannya meluncur di PC.

Contoh lain dari keterbukaan itu ialah lewat penyediaan fitur cross-platform play. Cross-play memungkinkan gamer di hardware berbeda untuk bermain bersama. Jumlah game yang mendukung fitur ini terus bertambah, tapi implementasinya berbeda-beda di tiap judul. Tak semua brand awalnya setuju buat mengadopsi cross-play. Sony yang paling lambat mengusungnya, tapi luluh karena dua kompetitor utamanya telah mempersilakan pemainnya bersenang-senang bersama.

Seperti yang saya singgung sebelumnya, cross-platform play terbagi jadi dua tingkatan ditakar berdasarkan penerapannya: dukungan penuh dan sebagian. Saat ini, hanya ada 12 permainan yang ditopang cross-play secara menyeluruh, artinya ialah cross-platform play disajikan tanpa restriksi di tiap versi permainan. Judul apa saja yang menyuguhkannya? Ini dia:

  • Brawlhalla – PC, PS4, Xbox One, Switch
  • Call of Duty: Modern Warfare – PC, PS4, Xbox One
  • Dauntless – PC, PS4, Xbox One, Switch
  • Fantasy Strike – PC (termasuk Linux), PS4, Switch, Mac
  • Fortnite – PC, PS4, Xbox One, Switch, mobile
  • Minecraft – PC, PS4, Xbox One, Switch, mobile
  • Paladins: Champions of the Realm – PC, PS4, Xbox One, Switch
  • Realm Royale – PC, PS4, Xbox One, Switch
  • Rocket League – PC, PS4, Xbox One, Switch
  • SMITE – PC, PS4, Xbox One, Switch
  • Super Mega Baseball 2 – PC, PS4, Xbox One, Switch
  • World of Warships: Legends – PC, PS4, Xbox One

Cross-platform play sebagian sendiri maksudnya ialah fitur ini tidak tersedia di semua versi permainan atau tetap ada pemisahan atau pengelompokan. Misalnya di ‘game A’, gamer PlayStation 4 hanya bisa main bersama pengguna PC, sedangkan user PC dapat bertanding melawan pemain Xbox dan Switch. Mengejut-kannya, jumlah permainan berfitur ‘partial cross-play‘ sangat banyak. Berikut adalah judul-judul yang menopangnya:

(Saya menggunakan ‘|‘ sebagai indikator pemisah/pengelompokan platform yang memungkinkan user-nya saling berinteraksi)

  • Aragami – PC, Xbox One, Switch | PC, PS4
  • Ark: Survival Evolved – PC, Xbox One
  • Astroneer – PC, Xbox One
  • Blobcat – PC, Switch
  • Chess Ultra – PC, Xbox One, Switch | PC, PS4
  • DC Universe Online – PC, PS4
  • Deep Rock Galactic – PC, Xbox One
  • Dick Wilde 2 – PC, PS4
  • Disc Jam – PC, Switch | PC, PS4
  • Eve: Valkyrie – PC, PS4
  • Final Fantasy XIV: A Realm Reborn – PC, PS4, Mac
  • Full Metal Furies – PC, Xbox One
  • Games of Glory – PC, PS4
  • Guns of Icarus Online – PC, PS4, Mac
  • Happy Wars – PC, Xbox One
  • Hearthstone – PC, Mac, iOS, Android
  • Hero Siege – PC, Switch, Mac, mobile | PC, PS4, Mac, mobile
  • Hex – PC, PS4
  • Hover – PC, Xbox One, Switch | PC, PS4
  • Kabounce – PC, PS4
  • Mantis Burn Racing – PC, PS4 | PC, Xbox One, Switch
  • Mortal Kombat 11 – PS4, Xbox One (akan hadir)
  • Mushroom Wars 2 – PC, Switch, Mac, mobile
  • NBA 2K Playgrounds 2 – PC, Xbox One, Switch
  • Next Up Hero – PC, Xbox One, Switch, Mac
  • Overload – PC, Xbox One | PC, PS4
  • Phantasy Star Online 2 – PC, PS4
  • Pinball FX 3 – PC, PS4 | PC, Xbox One, Switch
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds – PS4, Xbox One
  • Pox Nora – PC, PS4, Mac
  • Pure Chess – PC, 3DS
  • Rec Room – PC, PS4
  • Riptide GP Renegade – PC, Switch | PC, Xbox One
  • Roblox – PC, Xbox One, Mac, mobile
  • Siegecraft Commander – PC, PS4 | PC, Xbox One, Switch
  • Sniper Elite V2 Remastered – PC, Xbox One
  • Spacelords – PC, PS4 | PC, Xbox One
  • Sports Bar VR – PC, PS4
  • Star Trek: Bridge Crew – PC, PS4
  • Street Fighter V – PC, PS4
  • Square Heroes – PC, PS4
  • Super Dungeon Bros – PC, PS4, Mac | PC, Xbox One
  • Trailblazers – PC, PS4, Mac | PC, Xbox One, Switch
  • Treasure Stack – PC, Xbox One, Switch
  • Tooth and Tail – PC, PS4, Mac
  • Ultimate Chicken Horse – PC, PS4, Mac | PC, Switch, Mac
  • War Thunder – PC, PS4, Mac | PC, Xbox One, Mac
  • Wargroove – PC, Xbox One, Switch
  • Weapons of Mythology: New Age – PC, PS4
  • Werewolves Within – PC, PS4

Via Digital Trends.

Peluncuran Cyberpunk 2077 Ditunda Lima Bulan

Pengembangan video game tidaklah sederhana. Prosesnya memakan waktu, tenaga serta pikiran. Di masa penggarapan permainan, developer selalu menghadapi tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal sembari tetap menghadirkan konten sebaik mungkin. Ketika harus memilih antara dua hal ini, beberapa studio rela mengundur waktu rilis demi memastikan game tersaji sesuai visi mereka.

Pengunduran peluncuran game sering terjadi dan kadang pengumumannya dilakukan tiba-tiba. Belum lama ini, Square Enix memundurkan waktu rilis dua permainan blockbuster mereka, yaitu remake Final Fantasy VII serta Marvel’s Avengers, masing-masing ke bulan April dan September 2020. Menyusul kedua judul itu, penundaan juga terjadi pada game action role-playing open world sci-fi baru garapan CD Projekt Red, Cyberpunk 2077.

Melalui Twitter resmi, co-founder Marcin Iwinski dan head of studio Adam Badowski mengumumkan diundurnya peluncuran Cyberpunk 2077, dari tanggal 16 April menjadi 17 September 2020. Alasan mengapa pelepasan game dimundurkan sama seperti argumen umum studio lain: CD Projekt Red membutuhkan lebih banyak waktu untuk memoles permainan demi memastikan Cyberpunk 2077 tersuguh maksimal.

Berdasarkan penjelasan kedua developer, saat ini Cyberpunk 2077 telah selesai dikembangkan dan sudah dapat dimainkan. Namun mengingat kota permainan – dinamai Night City – yang begitu besar, kompleks serta penuh dengan cerita, CD Projekt Red memerlukan tambahan waktu buat melakukan pengujian dan pemolesan konten.

Mereka menyampaikan, “Kami ingin Cyberpunk 2077 menjadi sebuah pencapaian membanggakan di generasi ini, dan penundaan beberapa bulan bisa memberikan kami kesempatan untuk memastikan permainan rampung secara sempurna.”

Tak lama setelah mengungkapkan kabar penundaan itu, CD Projekt Red juga mengiformasikan bahwa mode multiplayer Cyberpunk 2077 baru akan tiba secepat-cepatnya pada tahun 2022. Dukungan multiplayer sudah didiskusikan sejak tahun 2013, tetapi waktu itu developer masih terlihat ragu karena fokus awal mereka ialah menyajikan lebih banyak konten single-player dan DLC gratis selepas perilisan Cyberpunk 2077 – sebuah pendekatan yang menjadi kunci kesuksesan The Witcher 3.

Pengunduran selama lima bulan ini membuat waktu peluncuran Cyberpunk 2077 jadi mendekati momen perilisan console next-gen. Namun menariknya, CD Projekt Red menegaskan mereka belum punya rencana buat meluncurkan  game di PlayStation 5 maupun Xbox (Series X). Sejauh ini, CD Projekt Red baru mengonfirmasi tiga platform: Windows PC, PlayStation 4 dan Xbox One.

Meski begitu, saya pribadi berasumsi bahwa CD Projekt Red pasti tak mau membuang kesempatan untuk menghidangkan permainan di hardware yang lebih canggih. Dengan melepas game secara lebih luas – terutama di console baru, peluangnya merangkul lebih banyak gamer jadi meningkat serta membuat umur permainan lebih panjang.

Via PC Gamer.

Siap-Siap Meluncurkan PlayStation 5, Sony Kembali Absen di E3 Tahun Ini

Sebagai ajang gaming terbesar di dunia, menjadi sebuah kehormatan bagi perusahaan untuk bisa ikut serta di E3. Selain dimeriahkan oleh  produsen console, konferensi pers dari sejumlah publisher seperti EA, Ubisoft, dan Bethesda juga dinanti khalayak. Tapi ada sesuatu yang kurang dari E3 2019. Karena alasan persiapan peluncuran console baru, Sony memutuskan buat melewatkannya dan membiarkan sang rival Microsoft mendominasi acara.

Di tengah-tengah penantian kabar terbaru mengenai console next-gen serta kelanjutan info mengenai The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima, Sony Interactive Entertainment kembali mengabarkan agenda untuk absen dari E3 2020. Sebagai kompensasinya, perusahaan berencana hadir di berbagai perhelatan konsumen lain buat memamerkan permainan-permainan PlayStation 4 dan 5 –  setidaknya itulah yang mereka ungkapkan pada Games Industry.

Sony menjelaskan bahwa langkah ini diambil setelah evaluasi menyeluruh. Juru bicara perusahaan menyampaikan, “Kami sangat menghargai Entertainment Software Association sebagai organisasi [penyelenggara E3], namun menurut pandangan kami, visi E3 2020 tidak sesuai dengan apa yang ingin jadi fokus Sony di tahun ini dan bukan merupakan tempat yang tepat untuk melangsungkan acara.”

Logo E3 2020.

Buat sekarang, Sony mencoba mengeksekusi strategi berbeda: perusahaan akan berpartisipasi dalam ‘ratusan acara konsumen di seluruh dunia’. Lewat cara tersebut, perusahaan ingin merangkul gamer-nya secara langsung sehingga mereka betul-betul merasa jadi anggota keluarga besar PlayStation, dan di saat yang sama memberikan akses ke beragam permainan favorit. Sony sudah menyiapkan judul-judul menarik di PlayStation 4 sembari mengajak khalayak menanti pelepasan PlayStation 5.

Sony sebetulnya punya sejarah panjang bersama E3. Sejak awal, perusahaan menggunakan E3 untuk menyingkap detail terkait hardware gaming-nya, dimulai dari PlayStation pertama di tahun 1995 sebagai persiapan perilisan console di kawasan Amerika Serikat. Lalu di E3 2013, Sony dianggap sukses membangun penantian tinggi terhadap PlayStation 4, membuat brand ini berhasil merebut kepemimpinan  pasar console dari tangan Xbox.

Absennya Sony tahun lalu memang memberi dampak besar bagi Electronic Entertainment Expo. Sejak beberapa tahun silam, angka pengunjung E3 terus menurun, apalagi dengan adanya fasilitas live stream untuk setiap konferensi pers. Dan di E3 2019, jumlahnya bahkan merosot lebih drastis lagi. ESA sendiri kini menghadapi dilema: sejumlah publisher ingin agar E3 menjadi ajang selebrasi gaming, namun pihak lain berharap agar acara tetap fokus pada aspek bisnis.

Menyusul pengumuman ini, ESA tak lama mengeluarkan pernyataan tanpa secara langsung menyebutkan Sony. Pada intinya, mereka berjanji E3 2020 akan jadi ‘acara menarik dan penuh energi, dimeriah oleh bermacam-macam pengalaman, program, mitra, dan brand baru yang dapat menghibur pengunjung, baik bagi mereka yang baru pertama kali hadir maupun para veteran’.

Via DualShockers.

PlayStation 5 Dibekali Sejumlah ‘Fitur Rahasia’ yang Belum Sony Ungkap

CES kali ini mungkin jadi momen yang sedikit mengecewakan bagi fans PlayStation. Ketika antisipasi terhadap PS5 begitu tinggi, Sony hanya memamerkan logo resmi console (jujur saja, desainnya kurang mengesankan dan sudah tertebak) dan menginformasikan hal yang telah pernah diungkap sebelumnya. Kejutan terbesar dari Sony di sana malah berupa produk otomotif, kendaraan elektrik konsep bernama Vision-S.

Di pameran teknologi raksasa itu, Sony kembali membahas sejumlah fitur andalan PlayStation 5. Console akan ditopang oleh sistem suara 3D, SSD berkecepatan tinggi, teknologi ray tracing berbasis hardware (bukan sekadar software), optical drive ultra-HD Blu-ray, kemudian controller-nya mengusung kemampuan ‘haptic adaptive trigger‘. Mayoritas dari kapabilitas ini sudah lama tersedia di PC, namun masih ada kejutan lain yang disiapkan Sony di console next-gen mereka itu.

Kabar tersebut diungkapkan oleh CEO sekaligus presiden Sony Interactive Entertainment Jim Ryan pada Business Insider Japan (diterjemahkan oleh Gematsu). Ryan bilang bahwa PlayStation 5 mempunyai lebih banyak ‘elemen unik’ yang membedakannya dari console generasi sebelumnya. Dan sejauh ini, pihak Sony masih menyembunyikan fitur unik itu sembari menanti waktu yang tepat untuk mengumumkannya.

Menurut Ryan, lompatan performa dari satu generasi console ke generasi selanjutnya ialah hal lumrah. Tiap kali produk anyar dirilis, performa prosesor dan grafis pasti meningkat. Di sisi upgrade kinerja, Sony Interactive Entertainment sudah mengonfirmasi penggunaan SSD di PS5 demi memangkas waktu loading aplikasi/permainan, tapi perusahaan juga sadar mereka tetap harus menawarkan sesuatu yang istimewa.

Beberapa teknologi yang Sony usung, seperti audio 3D dan dukungan haptic feedback di controller anyar mampu merombak pengalaman bermain, meski Anda menikmati game yang telah dirilis di PS4. Misalnya di Gran Turismo Sport, trigger button di gamepad PlayStation 5 bisa memberikan resistensi dan perlawanan untuk mensimulasikan karakteristik pedal gas di kendaraan. Haptic feedback dapat diprogram oleh developer dan bisa diterapkan ke permainan apapun.

“Jika Anda sudah merasakan pengalaman bermain menggunakan controller dengan haptic dan adaptive trigger ini, sulit buat kembali menggunakan gamepad biasa,” tutur sang presiden SIE itu.

Berdasarkan keterangan resmi Sony di bulan Oktober lalu, PlayStation 5 dijadwalkan untuk meluncur di musim libur 2020, menjelang akhir tahun. Itu artinya, PS5 memiliki kemiripan waktu rilis dengan PS4. Menggunakan ini sebagai patokannya, ada kemungkinan penampakan serta info lebih detail terkait PlayStation 5 akan disingkap tak lama lagi.

Via Gamespot. Header: Polygon.

Lewat Aksesori Baru DualShock 4, Sony Adopsi Fitur Terbaik di Controller Xbox One Elite

Controller Xbox One Elite merupakan salah satu varian gamepad termahal, tapi ada alasan kuat mengapa Microsoft membanderolnya di harga tinggi. Melengkapi fitur semi-modular yang diterapkan pada desain familier, produsen membubuhkan rangkaian paddle analog dengan resistensi yang bisa dikustomisasi. Kelengkapan ini tampaknya menginspirasi sang rival untuk me-upgrade perangkat miliknya.

Minggu ini, tim PlayStation memperkenalkan Back Button Attachment, yaitu aksesori tambahan untuk DualShock 4 khusus bagi mereka yang membutuhkan sistem input lebih presisi, sangat cocok bagi gamer kompetitif. Pengoperasiannya dijanjikan sederhana dan kehadirannya tidak mengganggu kenyamanan serta merusak aspek ergonomis dari DualShock 4. Singkat cerita, Back Button Attachment ialah jawaban Sony atas paddle analog di controller Xbox One Elite.

Back Button Attachment dirancang untuk dibubuhkan di area bawah DualShock 4. Aksesori tersambung ke controller via colokan EXT (charging) dan audio 3,5mm. Penampilannya ramping dan di sana ada dua buah tombol tactile serta layar OLED ‘high-fidelity‘. Setelah terhubung, Anda bisa mengatur fungsi dua tombol Back Button Attachment sesuai keinginan. Ia mampu membaca 16 tombol esensial yang ada di DualShock 4, seperti segitiga, lingkaran, R1 serta R2 dan lain-lain.

Back Button Attachment 1

Selanjutnya, layar OLED akan menyediakan informasi langsung dari fungsi tombol yang sedang aktif. Misalnya jika tombol kiri Back Button Attachment sedang difungsikan sebagai input alternatif tombol silang, sedangkan menekan tombol kanan akan mengaktifkan L2. Kustomisasi dapat dilakukan langsung ketika game sedang dimainkan dan Anda dipersilakan untuk menyimpan maksimal tiga buah profil berbeda.

Back Button Attachment 2

Back Button Attachment tidak lupa dibekali port audio 3,5mm pass-through, sehingga kita tetap bisa menyambungkan headset berkabel ke unit controller. Sony juga bilang bahwa aksesori ini sudah lulus proses uji coba dan dijanjikan kompatibel dengan seluruh permainan PlayStation 4, termasuk judul-judul PlayStation VR. Buat saya pribadi, tombol tactile akan sangat berguna di permainan-permainan yang membutuhkan keakuaratan tinggi seperti Sekiro, Nioh, dan Jedi: Fallen Order.

Back Button Attachment 3

Sejauh ini, Sony belum membahas konsumsi daya dari Back Button Attachment, namun saya berasumsi ia akan menguras baterai DualShock 4 lebih cepat. Anda juga harus melepasnya jika ingin melakukan pengisian ulang lewat charging station/dock. Pertanyaan lainnya adalah, apakah Back Button Attachment juga akan kompatibel dengan DualShock ‘5’ ketika tersedia nanti?

Rencananya, Sony akan meluncurkan Back Button Attachment terlebih dulu di wilayah Amerika Serikat dan Kanada pada tanggal 23 Januari 2020. Produk dibanderol seharga US$ 30.

Lewat Promo Incredible Deals, PlayStation Tawarkan Bundle Konsol PS4 dengan Harga Menarik

Jelang pergantian tahun dan musim liburan bulan Desember, Sony Interactive Entertainment Singapore Private Limited (SIES) mengumumkan dimulainya promo “Incredible Deals” dan sekaligus turut merayakan ulang tahun PlayStation yang ke-25. Promo ini menawarkan harga-harga menarik untuk bundle konsol dan aksesoris PlayStation 4.

Bundle ini cocok buat mereka yang belum pernah memiliki PS4 sebelumnya,” ujar Nigel Lee, PR and Marketing Executive Sony Interactive Entertainment Singapore.

Ya, ini adalah saat yang tepat bagi Anda yang tertarik ingin membeli PS4 atau berniat membeli game-game PS4 yang baru untuk mengisi liburan tahun baru. Dari 12 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020, Anda dapat membeli produk PlayStation di PlayStation Authorised Dealers dan gerai Sony Stores dengan harga lebih menarik, detailnya sebagai berikut:

PSX_20191212_181124

  • PS4 Party Bundle di harga promo Rp4.499.000 (diskon sebesar Rp 1.200.000)
  • PS4 MEGAPACK di harga promo Rp 3.999.000 (diskon sebesar Rp 1.200.000)
  • PS4 Pro Party Bundle di harga promo Rp 6.299.000 (diskon sebesar Rp 1.200.000)
  • PS4 DUALSHOCK4 Wireless Controller (hanya warna pilihan) di harga promo Rp 599.000 (diskon sebesar Rp 200.000)

Selain itu, dari mulai tanggal 15 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, judul-judul disc software berikut akan tersedia dengan harga promo:

Print

  • Death Stranding 579,000
  • Marvel’s Spider-Man GOTY 309,000
  • Concrete Genie 309,000
  • Days Gone 309,000

Untuk informasi lebih lanjut seputar lokasi gerai PlayStaton di Indonesia, bisa klik tautan ini dan untuk keterangan lebih lanjut seputar promosi akhir tahun PlayStation bisa klik tautan ini. Bagaimana tertarik untuk membeli PS4 atau tunggu tahun depan saat yang dinanti-nantikan PS5 akan dirilis?

Paten Ungkap Wujud Controller PlayStation 5

Menyusul rentetan rumor, spekulasi dan bocoran, Sony Interactive Entertainment akhirnya mengumumkan nama resmi console game next-generation mereka dan kapan rencananya perangkat akan meluncur. PlayStation 5 kabarnya siap dilepas di musim libur 2020, menjelang akhir tahun. Meski demikian, hingga kini sang produsen masih belum memperlihatkan seperti apa wujudnya ke publik.

Namun mungkin, info baru ini bisa mengurangi dahaga Anda terhadap PlayStation 5. Berdasarkan paten yang diajukan Sony di Jepang, terungkaplah ilustrasi yang kemungkinan memperlihatkan wujud dari unit controller pendamping PS5. Sementara ini, Sony malah belum memberinya nama formal, tapi banyak orang menduga sang produsen akan melabelinya secara simpel dan menyebutnya sebagai ‘DualShock 5’.

DS5 2

Berdasarkan gambar di paten Sony, controller PlayStation 5 mempunyai penampilan yang hampir tak berbeda dari DualShock 4. Semua pernak-pernik familier ada di sana: Directional pad berada di sebelah kiri dengan rangkaian action button di kanan. Kemudian dua buah thumb stick kembali diposisikan secara sejajar di bawahnya, dan tim desainer Sony juga sama sekali tidak mengubah letak keempat trigger button.

DS5 1

Selain itu, Sony lagi-lagi membubuhkan tombol lingkaran di bawah lubang speaker. Di DualShock 4, tombol ini ditandai oleh logo PS dan berfungsi untuk mengaktifkan console dari jauh, lalu tombol Share dan Options juga berada di area familier. Satu aspek unik yang saya identifikasi dari ilustrasi controller PS5 ini adalah bagian touchpad tampaknya sedikit lebih tinggi dan rata. Pertanyaannya, apakah Sony akan mempertahankan pemakaian touchpad atau mereka berniat untuk menggantinya dengan sesuatu yang baru – misalnya layar sentuh?

Saya juga tidak melihat eksistensi dari lightbar di bagian depan, lalu sepertinya ada dua colokan audio di sisi belakang. Untuk mengisi ulang baterai internalnya, kita dipersilakan mencolokkan kabel ke port di depan, namun kali ini controller memanfaatkan konektivitas USB type-C.

Perlu kita ingat bahwa Sony sewaktu-waktu bisa saja mengubah atau memodifikasi desain controller PlayStation 5 tersebut, membuat produk jadinya berbeda dengan yang ada di gambar.

Walau begitu, ada sejumlah hal yang sudah dikonformasi Sony terkait unit gamepad. Pertama, mereka mengganti sistem rumble (efek vibrasi lewat putaran) dengan haptic feedback. Dan kedua, produsen menanamkan teknologi ‘adaptive trigger‘ di tombol L2 dan R2 agar mampu mensimulasikan adegan di game secara lebih realistis – misalnya ketika karakter Anda sedang menarik busur panah atau menekan pedal gas di kendaraan.

Via The Verge.

Tak Lagi Eksklusif Untuk PlayStation, Death Stranding Akan Hadir di PC Tahun Depan

Eksklusivitas ialah senjata utama para produsen console dalam menggaet konsumen. Bahkan ketika sudah resmi PlayStation 4 akan digantikan oleh perangkat anyar tahun depan, Sony terus gencar menawarkan hardware current-gen-nya yang disandingkan bersama beragam judul permainan eksklusif menarik: The Last of Us Part II, Ghost of Tsushima, remake Final Fantasy VII, dan Death Stranding.

Dinahkodai oleh Hideo Kojima, pengerjaan Death Stranding yang dilakukan bertahun-tahun silam akhirnya rampung dan game siap meluncur di akhir minggu depan di PlayStation 4. Sejak awal, Kojima menyampaikan bahwa pengembangan permainan dibantu oleh pihak Sony Interactive Entertainment. Itu artinya sangat wajar jika Death Stranding dirilis sebagai judul eksklusif di console PS4.

Namun realitanya sedikit berbeda. Di bulan Agustus kemarin, pengguna forum ResetEra mulai berdikusi soal hilangnya status eksklusif Death Stranding dari situs resmi PlayStation. Dan lewat Twitter resmi kemarin, tim Kojima Productions akhirnya angkat suara. Mereka mengumumkan bahwa Death Stranding juga akan tiba di Windows, rencananya dapat dinikmati oleh gamer PC ‘di awal musim panas 2020’ – yang berarti pertengahan tahun depan.

Tentu saja ini adalah sebuah kabar baik bagi para gamer PC. Mereka yang penasaran dengan Death Stranding tak perlu membeli PlayStation 4 (atau PlayStation 5) serta menunggu terlalu lama. Satu hal perlu diketahui: bahkan ketika masih berada di bawah Konami, Kojima Productions tampaknya selalu berupaya agar karya digital mereka tersaji di banyak platform, termasuk Windows. Metal Gear Rising: Revengeance, lalu MGSV: Ground Zeroes dan The Phantom Pain merupakan beberapa contohnya.

Death Stranding merupakan permainan action open world eksperimental. Kojima serta timnya mencoba memadukan tema hubungan antara kehidupan dan kematian, dengan fenomena terdamparnya paus di pantai dan latar belakang fiksi ilmiah. Berdasarkan trailer dan informasi yang telah developer ungkap, Death Stranding akan menyuguhkan pengalaman bermain yang tidak biasa. Di sana ada elemen stealth, eksplorasi, action serta survival.

Aspek menarik lain dari Death Stranding adalah, game ini dipenuhi oleh wajah-wajah terkenal. Anda mungkin sudah tahu, karakter utama Sam diperankan oleh aktor Norman Reedus, lalu tokoh antagonis dimainkan oleh Mads Mikkelsen. Selain itu, Hideo Kojima juga mengundang Léa Seydoux, Margaret Qualley, Tommie Earl Jenkins, Troy Baker, Lindsay Wagner, serta sutradara Guillermo del Toro untuk berpartisipasi. Kojima bahkan memasukkan Conan O’Brien sebagai salah satu NPC di Death Stranding.

Death Stranding akan dilepas di PlayStation 4 pada tanggal 8 November 2019.

Via PC Gamer.