[Review] Huawei Mate 30 Pro, Smartphone Kamera dengan OS Android Tanpa Google

Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone Android, namun tanpa Google Mobile Services. Artinya, tanpa aplikasi bawaan Google seperti YouTube, Chrome, Drive, Gmail, dan layanan Google lainnya – termasuk toko aplikasi Play Store.

Sebagai gantinya, Mate 30 Pro menggunakan Huawei Mobile Services dan menyediakan AppGallery sebagai toko aplikasinya. Namun, Anda tetap tidak akan menemukan aplikasi Google di sini dan tidak semua aplikasi di Play Store ada di AppGallery.

AppGallery
AppGallery | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saya ambil contoh aplikasi populer yang sering digunakan seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Lightroom, Netflix, Spotify, bahkan Gojek dan Grab pun tidak tersedia di AppGallery. Termasuk game-game populer seperti Mobile Legends: Bang Bang, PUBG, dan Call of Duty Mobile.

Ya, kita mungkin bisa mengunduh file APK-nya di website APK mirror misalnya. Namun, kita harus menginstal ulang aplikasi saat ada update aplikasi. Perlu dicatat juga, tanpa Google Mobile Services sejumlah aplikasi mungkin tidak berjalan optimal, beroperasi dengan beberapa keterbatasan, bahkan tidak bisa bekerja sama sekali.

Solusi lain, pengguna Mate 30 Pro bisa mengganti Huawei Mobile Services menjadi Google Mobile Services. Metodenya agak merepotkan bagi sebagian orang, serta mungkin ada resiko keamanan dan tersusup malware.

Kurang lebih itu yang harus kalian dipahami sebelum memutuskan untuk membeli Huawei Mate 30 Pro, konsekuensi berat tanpa dukungan Google. Desain cantik dengan layar melengkung, chipset yang super powerful, dan kemampuan kamera dengan label Leica menjadi beberapa daya tarik smartphone ini. Berikut review Huawei Mate 30 Pro selengkapnya.

Desain

Layar Huawei Mate 30 Pro
Layar Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Ada beberapa hal yang menonjol pada desain Huawei Mate 30 Pro, mulai dari layar yang melengkung, ukuran notch-nya, dan rakitan kamera belakangnya. Ya, layarnya tumpah ke samping 88 derajat sehingga saat smartphone diletakkan secara datar bezel samping tidak terlihat.

Layar dengan sisi lengkung ini membentang 6,53 inci, menggunakan panel OLED beresolusi 1176×2400 piksel (409 ppi) dalam rasio 18.5:9. Serta, mengemas DCI-P3 dan tampilan HDR10. Tak lupa, ada sensor NFC di body Mate 30 Pro.

Hanya menyisakan satu tombol power di sisi kanan dan Anda tidak akan menemukan tombol volume. Untuk menyesuaikan level suara, kita bisa mengetuk dua kali di atas tombol power dan mengusap ke atas ke bawah yang berlaku di sisi kiri juga. Selain untuk menyesuaikan volume, layar lengkung ini tidak aktif sehingga tak perlu takut kepencet saat memegang smartphone.

Menuju notch, area ini menampilkan kamera depan 32MP dengan aperture f/2.0, kamera TOF 3D yang digunakan untuk efek bokeh dan face recognitian, sensor proximity dan ambient light. Tak ada earpiece, suara dihantarkan lewat getaran di layar. Smartphone ini hanya punya satu speaker yang berada di sisi bawah bersama port USB Type-C, mikrofon, dan SIM Tray.

Unit yang saya review merupakan varian dual SIM dengan dua slot yang bersifat hybrid. Di mana slot kedua bisa dimanfaatkan untuk menyisipakan nano memori card. Lalu, di sisi atas terdapat mikrofon sekunder dan infra merah. Frame-nya sendiri terbuat dari alumunium, serta bagian depan belakang diproteksi oleh Gorilla Glass 6 dan body-nya tahan air dengan sertifikasi IP68.

Desain belakang Huawei Mate 30 Pro
Desain belakang Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke belakang, rakitan triple-camera belakangnya (empat bila kamera ToF 3D dihitung) sangat mencolok dengan bingkai bulat yang menonjol. Tak jauh dari kamera, ada dual-LED flash, light temperature sensor, dan label Leica dengan keterangan lensa VARIO-SUMMILUX-H 1:1.6-2.4/18-80 ASPH. Unit yang saya review berwarna space silver, opsi lain tersedia dalam warna classic black, emerald green, dan cosmic purple.

Layar dan Antarmuka

Huawei Mate 30 Pro masih merupakan smartphone Android dan berjalan di atas Android 10 dengan antarmuka EMUI 10. Namun tanpa dukungan Google Mobile Services, jadi jangan kaget bila Anda tak menjumpai satu pun aplikasi atau layanan Google termasuk Play Store, serta tidak bisa menginstal aplikasi dan game populer.

Secara default, antarmuka EMUI 10 bergaya home screen satu lapis dengan Huawei Assistant di sisi paling kiri dan mengadopsi sistem navigasi berbasis gesture. Misalnya usap sisi kanan atau kiri bagian bawah ke tengah untuk fungsi back, usap dari bawah ke atas sisi bawah untuk ke home screen, serta usap setengah dan tahan dari bawah ke atas sisi bawah untuk menampilkan task switcher.

Layar dengan sisi melengkung Mate 30 Pro menggunakan panel OLED berukuran 6.53 inci dengan resolusi 1176×2400 piksel dalam aspek rasio 18.4:9 yang menyuguhkan tingkat kerapatan 409ppi. Di pengaturan layar, terdapat menu Color & Eye Comfort yang berisi opsi natural tone, color mode & temperature, dan eye comfort termasuk di dalamnya fitur flicker reduction.

Untuk sistem keamanan, smartphone ini dilengkapi optical under-display fingerprint scanner. Selain untuk unlock device, bisa juga dimenfaatkan untuk mengunci file manager dan aplikasi. Terdapat juga metode face unlock dengan kamera ToF yang menggunakan 3D scanner yang jauh lebih aman dibanding sekedar mengandalkan kamera depan.

Kamera dengan Label Leica

Kamera Huawei Mate 30 Pro
Kamera Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Membawa label Leica dan ranking tinggi di DXOMark, kemampuan foto dan video memang menjadi daya tarik utama Huawei Mate 30 Pro. Smartphone ini mengusung konfigurasi triple camera dan pada mode foto Pro, di mana hasil jepretannya bisa disimpan dalam format Raw.

Menurut saya, dukungan Raw ini sangat penting untuk memaksimalkan potensi setup kamera yang ditawarkan oleh Mate 30 Pro. Kamera utamanya 40MP Quad Bayer 27mm dengan filter RYYB dan dilengkapi OIS. Sensornya berukuran 1/1.7″ dengan aperture f/1.6.

Kamera Huawei Mate 30 Pro
Kamera Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera kedua juga 40MP Quad Bayer dengan lensa ultra-wide 18mm dan yang menarik ialah ukuran sensor gambarnya terbilang terbesar di kelas smartphone yakni 1.54″ dengan aperture f/1.8. Secara default, hasil bidikannya berada di resolusi 10MP pada aspek rasio 4:3 dan tersedia juga opsi 40MP 4:3 di pengaturan kamera.

Kamera yang ketiga 8MP dengan lensa telephoto 80mm dengan OIS dan aperture f/2.4 yang menyuguhkan fasilitas 3x optical zoom dan hingga 30x digital zoom. Serta, kamera ekstra 3D ToF untuk efek bokeh dan meningkatkan autofocus-nya.

Untuk antarmuka aplikasi kameranya cukup fungsional dan saat memotret dalam posisi landscape, ada tombol rana ekstra di sisi atas sebelah kiri. Pada mode foto, sisi kiri terdapat akses ke pengaturan kamera, picture style, pengaturan flash, Master AI yang mampu mengenali dan mengatur ulang pengaturan kamera hingga 1.500 scene, serta scan shopping.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-9

Picture style atau efek yang tersedia adalah Leica standard, Leica vivid, Leica smooth, sentimental, impact, ND, valencia, blue, halo, nostalgia, dan dawn. Slider untuk beralih focal length dari wide sampai 30x zoom digital ada di sisi bawah.

Selain mode photo, mode utama lainnya dari yang paling kiri ada mode aperture, night, portrait, video, Pro, dan sisinya ada di ‘more‘. Ada mode monochrome, HDR, stickers, panorama, light painting, moving picture, dual-view, slow-mo, AR lens, time-lapse, dan documents.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-12

Pada mode foto Pro, pengguna Mate 30 Pro diberi sistem kontrol manual layaknya kamera digital. Kita bisa mengatur white balance (2.800-10.000K), mode AF (AF-C, AF-S, dan MF), exposure compensation, shutter speed (1/4000 – 30s), ISO dari 50-6.400, dan metering focus.

Masih di mode Pro, picture style yang bisa digunakan hanya ada tiga yaitu Leica standard, Leica vivid, dan Leica smooth. Lalu, di sini kita bisa menggunakan fungsi zoom secara leluasa – focal length yang tersedia hanya 1x, wide, dan 3x opctical zoom.

Tengok ke pengaturan resolusi kamera, ada opsi untuk menyimpan di format Raw. Kenapa ini penting? Karena foto dalam format ini mengandung semua informasi yang ditangkap oleh kamera, tidak ada yang dikurangi untuk fleksibilitas editing.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-10

Lalu, yang menggembirakan lagi adalah mode Pro juga tersedia di opsi perekam video. Kurang lebih sama, bedanya tidak ada opsi shutter speed dan kemampuan zoom bisa sampai 5x. Sementara, di mode video standar bisa menggunakan zoom sebanyak 10x, semua efek picture style bisa digunakan, termasuk mode beauty.

Kamera belakangnya ini sanggup merekam video hingga resolusi 4K pada 60fps dengan kamera utama dan ultra wide. Fitur video stabilization tetap aktif, meskipun tak ada opsi khusus untuk menyalakan dan mematikannya. Sedangkan, kamera depannya sebatas 1080p 30fps. Bagi yang suka bereksplorasi dengan fitur slow-mo, ada opsi 1080p pada 120fps, 240fps, hingga 960fps. Serta, 720p pada 1920fps atau 7680fps.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-13

Satu lagi, Leica sendiri memang punya kamera yang hanya menggunakan sensor monochrome atau black & white dan masih digandrungi untuk menciptakan foto dengan nilai seni tinggi. Pada Mate 30 Pro, Huawei juga turut melengkapi mode foto monochrome-nya dengan sejumlah opsi dari mode normal, aperture, portrait, hingga mode Pro.

Berikut hasil foto dari Huawei Mate 30 Pro:

Hardware & Performa

Hasil AnTutu Huawei Mate 30 Pro
Hasil AnTutu Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bertenaga chipset HiSilicon Kirin 990 yang dibuat pada proses fabrikasi 7nm, Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone dengan performa super powerful yang ada di pasaran saat ini. Di dalam SoC tersebut terdapat CPU octa-core dengan tiga cluster, terdiri dari 2×2.86 GHz Cortex-A76, 2×2.09 GHz Cortex-A76, dan 4×1.86 GHz Cortex-A55.

Pengolahan grafisnya mengandalkan GPU Mali-G76 MP16 (16 core) pada kecepatan 600MHz. Lengkap dengan sepasang dedicated neural processing unit (NPU) untuk menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan kecerdasan buatan.

Lalu, didukung pula RAM 8GB dan penyimpanan UFS 3.0 dengan kapasitas 128GB atau 256GB. Bila kurang, ruang simpan masih bisa diperluas lewat penggunaan standar memori milik Huawei yang disebut nano memory. Tangki baterainya sebesar 4.500 mAh yang mendukung pengisian cepat Huawei SuperCharge dengan adapter bawaan 40W dan 27W wireless charging.

Verdict

Android 10
Android 10 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone Android flagship tanpa dukungan Google dan ekosistem Android. Jadi, terus terang smartphone ini kurang cocok dijadikan sebagai daily driver utama orang Indonesia. Kecuali kalau Anda suka tantangan atau dijadikan sebagai smartphone kedua.

Ya, sebetulnya ada cara untuk mengganti Huawei Mobile Services menjadi Google Mobile Services sehingga mendukung Play Store dan menginstal aplikasi atau game dengan mudah. Namun, sekali lagi prosesnya repot dan keamanannya pun dipertanyakan.

Lalu harus diakui, Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone kamera sejati dan sudah dijelaskan di atas kebolehannya. Namun, kebanyakan smartphone flagship kompetitor juga mengedepankan kemampuan kamera juga. Sebagai penutup, balik lagi ke poin pertama – apa kalian siap tanpa Google?

Sparks

  • Layar OLED dual-curved yang cantik
  • Punya fingerprint reader under display optical dan 3D face recognition
  • Body tahan air dengan sertifikasi IP68
  • Smartphone kamera, bawa label Leica dan dukungan format Raw
  • Rekaman 4K 60fps dengan video stabilization aktif
  • Chipset Kirin 990 yang powerful

Slacks

  • Smartphone Android 10, tapi tanpa Google Mobile Services
  • Ketersediaan aplikasi dan game di AppGalerry sangat terbatas
  • Rentan terjangkit malware bila menginstal APK aplikasi

 

[Review] Vivo S1 Pro, Smartphone Stylish Untuk Anak Muda

Pada akhir bulan November lalu, Vivo menghadirkan varian Pro dari ‘S1’ di Indonesia. Smartphone Vivo S1 Pro ini menjadi penutup tahun 2019 dan Vivo sendiri berakhir di urutan kedua sebagai brand smartphone terbesar di Indonesia pada kuartal ketiga menurut laporan IDC Indonesia.

Saya sudah menggunakan Vivo S1 Pro selama beberapa minggu, smartphone yang ditujukan untuk anak muda ini dibanderol Rp3.999.000 (sekarang Rp3.699.000). Berikut kesan dan review Vivo S1 Pro selengkapnya.

Desain

Style” menjadi elemen utama smartphone Vivo S series dan bagian paling menarik dari S1 Pro ialah kecantikan desain kamera belakangnya. Vivo menyebutnya “Diamond Shape Design” dan baru diterapkan pada S1 Pro.

Desain berbentuk berlian ini mengemas empat kamera dan dibalut dalam warna yang elegan yakni crystal blue dan glowing black. Modul kamera belakangnya ini agak menonjol, untuk mengurangi resiko permukaan lensa tergores – sebaiknya gunakan case yang terdapat dalam paket penjualannya.

Sementara, bagian depan masih terdapat notch di pucuk layar. Tidak ada mekanisme pop up kamera depan seperti yang ditemukan pada Vivo V17 Pro. Hal ini bisa dimaklumi mengingat posisi smartphone S series ini memang berada satu level di bawah Vivo V series.

Layarnya sudah menggunakan jenis AMOLED dan mendukung fitur sidik jari di bawah permukaan layar alias Screen Touch ID. Panelnya berukuran 6,38 inci dengan resolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9 yang nyaman untuk nonton video maupun bermain game.

Soal kelengkapan atributnya, di sisi atas terdapat lubang jack audio 3.5mm dan mikrofon sekunder. Menurut saya penempatan jack audio di bagian atas merupakan posisi yang paling ideal bagi yang masih menggunakan headphone kabel, karena tidak mengganggu pegangan smartphone.

Port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker berada di sisi bawah. Sisi kanan terdapat tombol power dan volume, serta SIM Tray di sisi kiri dengan slot berbentuk hybrid.

Kamera

PSX_20200106_161414

Kamera utama Vivo S1 Pro beresolusi 48MP menggunakan sensor Samsung GM1 dengan ukuran tiap piksel 0.8µm dan aperture f/1.8. Seperti kebanyakan smartphone dengan kamera 48MP lainnya, secara default kamera S1 Pro menjepret pada resolusi 12MP sehingga ukuran per pikselnya menjadi lebih besar yakni 1,6μm yang membuatnya ideal untuk bermacam-macam kondisi pencahayaan.

Bagi penikmat fotografi langscape, Vivo menyediakan mode AI 48MP terpisah. Lalu, ada mode Pro yang memberi keleluasaan untuk exposure value, ISO, shutter speed, white balance, dan manual fokus. Sayangnya, kita tidak bisa menggunakan resolusi 48MP di mode Pro dan mode malam juga absen.

Yang cukup disayangkan lagi, kemampuan perekam video S1 Pro hanya sebatas resolusi 1080p 30fps saja. Tidak ada opsi untuk 1080p 60fps maupun 4K 30fps, padahal SoC-nya mendukung.

Lanjut ke kamera kedua, resolusinya 8MP dengan lensa ultrawide 13mm yang menyuguhkan bidang pandang 108 derajat. Kabar baiknya, mode ultra wide-angle tersebut bisa digunakan pada mode foto maupun video. Tentunya tak lepas dari efek distorsi yang sebetulnya cukup parah, tapi bisa menghasilkan foto yang unik di tangan kreatif. Berikut hasil foto dari kamera belakang S1 Pro:

Sisanya, masing-masing 2MP dengan lensa macro dan sebagai depth sensor. Serta, kamera depannya beresolusi 32MP dengan beragam fitur kecantikan. Ya, desain kamera diamond pada S1 Pro hanya memberikan nilai lebih pada estetika, tidak mempengaruhi hasil bidikan kamera belakangnya.

Performa

Smartphone Android 9.0 Pie dengan sentuhan Funtouch versi 9.2 ini diotaki oleh SoC Qualcomm Snapdragon 665, kinerja S1 Pro secara keseluruhan tidak buruk sama sekali. Ditambah dukungan RAM sebesar 8GB dan penyimpanan lapang 128GB, kebutuhan ber-smartphone dan aktivitas gaming pun bisa dijalankan dengan baik.

Dari hasil aplikasi benchmark, Vivo S1 Pro meraih nilai 183.572 poin di AnTuTu. Sementara, di PCMark mendapat skor 6.452 poin. Lalu, Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 meraih 1.128 dan Vulkan 1.037. Serta, di Geekbench mendapatkan 312 poin untuk single-core dan 1.391 poin untuk multi-core.

Catatan bagi yang bermain PUBG Mobile, unit Vivo S1 Pro yang saya review hanya mendukung sampai grafis balance dengan frame rate medium. Padahal chipset Snapdragon 665 dan GPU Adreno 610 seharusnya bisa mencapai setidaknya grafis HD dengan frame rate high. Semoga saja, masalah ini bisa diatasi dalam update firmware atau update game PUBG Mobile mendatang.

Verdict

Anak muda yang stylish sekali lagi menjadi target pasar smartphone Vivo, sama halnya seperti V series. Namun smartphone S1 Pro ini tak punya pop up kamera, kamera depannya ditempatkan pada notch. Sisanya sama, dikemas dalam tampilan premium, bersama fitur-fitur kekinian, kamera bagus, dan spesifikasi yang cukup powerful.

Sementara bagi yang hobi bermain game, Vivo juga menyediakan Z series yang lebih cocok untuk kebutuhan gaming dengan SoC lebih baik.

Sparks

  • Desain kamera belakang baru, diamond shape design
  • Punya konfigrasi empat kamera belakang
  • Panel AMOLED Screen Touch ID
  • SoC Snapdragon 665 dengan RAM & storage lapang

Slacks

  • Belum layar penuh, masih punya notch
  • Belum mampu merekam video 4K

Vivo Umumkan S1 Pro dan Menjadi Vendor Smartphone Ke-2 Terbesar di Indonesia

Vivo hari ini secara resmi mengumumkan varian Pro dari ‘S1’ di Indonesia, Vivo S1 Pro yang ditujukan untuk pribadi yang stylish, spesial, dan pribadi yang mengapresiasi soul-nya. Sebelumnya smartphone S series perdana mereka yakni S1 dirilis pada bulan Juli 2019.

Hal unik dari smartphone yang mengusung tagline “clearly your style” ini ialah bentukan modul kamera belakangnya yang cukup menarik perhatian. Vivo menyebutnya sebagai “Diamond Shape Design” yang terinspirasi dari istana Nymphenburg di Jerman yang elegan, kemudian dari piramida kaca pada museum Louvre di Paris, dan yang paling dekat ialah kemegahan T3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

“Dari inspirasi-inspirasi itulah kami menghadirkan diamond shape design dan Vivo S1 Pro menjadi smartphone pertama di Indonesia yang menggunakannya. Desain baru kamera belakang ini dapat memberikan efek simetris sempurna, serta efek harmonis dan dinamis,” ujar Ricky Bunardi Product Manager Vivo Indonesia.

Konfigurasi empat buah kamera belakangnya terdiri dari kamera utama beresolusi 48MP dengan sensor berukuran 1/2″, ukuran pixel 0.8µm, dan aperture f/1.8. Kamera kedua 8MP dengan lensa super wide-angle yang menyuguhkan bidang pandang 108 derajat. Sisanya, masing-masing 2MP dengan lensa macro dan sebagai depth sensor.

Kamera depannya beresolusi 32MP lengkap dengan sejumlah fitur pendukung selfie. Sebut saja Pose Master yang menawarkan pilihan pose yang beragam dan alami untuk membantu Anda mendapatkan foto lebih menawan. Selain itu, tentunya dilengkapi dengan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan seperti AI Face Beauty, AI Makeup, dan AR Sticker guna menghasilkan foto-foto yang menarik.

Posisi Vivo di Indonesia

rpt

Sebelum lanjut bahas spesifikasi Vivo S1 Pro, Edy Kusuma, Senior Brand Director Vivo Indonesia menyampai sejumlah update terkait posisi brand Vivo di Indonesia dan mengungkap sejumlah layanan baru.

Hari ini saya menegaskan kembali mengenai bahwa Vivo selalu berorientasi pada konsumen setiap inovasi yang kami hadirkan berupaya memahami dan memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat Indonesia. Konsistensi untuk memahami kebutuhan konsumen melalui rangkaian produk inovatif mengantarkan Vivo mencapai posisi puncak nomor dua terbesar di Indonesia pada kuartal ketiga menurut laporan IDC Indonesia,” tutur Edy Kusuma.

Bentuk apresiasi terhadap konsumen juga diimplementasikan dalam tiga fokus utama yaitu more products, more supports, dan more understanding. Di tahun 2019 sendiri, selain V series – Vivo juga turut menghadirkan S series dan Z series.

Selain itu, Vivo menghadirkan after sale atau layanan purna jual seperti 1 hour rapid repair. Di mana bila smartphone Vivo Anda bermasalah dapat ditangani dengan waktu satu jam saja di service center Vivo. Lalu, ada juga program service day – di mana Vivo memberikan layanan gratis untuk membersihkan smartphone, gratis pengecekan performa smartphone, dan gratis screen protector.

Kemudian fokus ketiga, Vivo menyatakan bahwa mereka mendengar umpan balik konsumen atas setiap pembaruan produk dan inovatif yang kami hadirkan. Vivo S1 Pro juga termasuk jawaban dari umpan balik para penggunanya.

Spesifikasi dan Harga Vivo S1 Pro

PSX_20191125_195921

Soal spesifikasinya, Vivo S1 Pro mengusung layar Super AMOLED 6,38 inci dengan notch beresolusi Full HD+ dalam aspek rasio 19.5:9. Penggunaan panel Super AMOLED ini juga memungkinkan Vivo membenamkan fitur Screen Touch ID.

Smartphone ini dibekali baterai berkapasitas 4.500 mAh dengan port USB Type C dan teknologi Dual Engine Fast Charging 9V/2A. Dapur pacunya mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 665, besaran RAM 8GB, dan penyimpanan internal 128GB yang bisa diperluas hingga 256GB melalui slot microSD.

Smartphone Android 9.0 Pie dengan Funtouch 9.2 ini juga turut menghadirkan dukungan fitur Multi-Turbo yang terdiri dari Center Turbo, Cooling Turbo, AI Turbo dengan AI Prediction Accuracy Rate guna mempercepat saat membuka aplikasi favorit, Game Turbo, dan ART++ Turbo yang memungkinkan membuka aplikasi pertama kali lebih cepat 19 persen. Selain itu, terdapat juga sejumlah fitur untuk mengoptimalkan kegiatan bermain game seperti Game Center untuk memonitor GPU, CPU, dan Temp. Lalu Ultra Game Mode atau Esports Mode, dan Voice Changer.

Bagi yang terpincut, Vivo S1 Pro dijual dengan harga Rp3.999.000 di Indonesia. Keran pre-order-nya telah dibuka pada 25 sampai 29 November 2019 melalui e-commerce Shopee dengan berbagai bonus menarik. Ada dua warna yang tersedia, glowing black dan crystal blue.

Mencoba Mode Kamera Nightscape & Super Slow-Mo Realme 3 Pro

Bicara soal smartphone terbaru Realme 3 Pro, tiga aspek yang paling menonjol darinya ialah performa, desain, dan kemampuan kameranya. Chipset Qualcomm Snapdragon 710 yang menjadi bagian inti pemrosesan, menjamin performa yang dikeluarkan lebih dari cukup untuk penggunaan harian dan keperluan gaming.

Panduan desain Dewdrop Full Screen dengan notch di bagian muka dan Speedway Design di punggungnya dengan efek gradasi berbentuk S, Realme 3 Pro pun tampil kekinian dalam balutan warna nitro blue atau lightning purple.

Realme-3-Pro

Dalam acara bertajuk ‘buka puasa bersama’ pada 14 Mei 2019 kemarin, Realme Indonesia bersama Chandler Qian, Camera Developer of realme Research & Development Team – menjelaskan lebih detail mengenai teknologi dibalik fitur-fitur kamera Realme 3 Pro. Pada acara ini, saya berkesempatan mencoba dua fitur kamera yang diunggulkan yaitu Super Slo-Mo Video 960 fps dan Nightscape mode.

Untuk mendapatkan video slow-motion yang bagus, menurut Chandler Qian – ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Misalnya cahaya yang harus berlimpah (rekomendasi siang hari), timing harus tepat karena akan ada sedikit jeda jangan sampai kehilangan momen, dan tentukan fokus karena area fokus akan dikunci setelah Anda mulai merekam.

Pada Realme 3 Pro, ada dua opsi yang bisa dipilih yaitu 960 fps dan 120 fps. Karena waktunya terlalu sore sekitar jam 5 an dan kondisi agak sedikit mendung, hasil slow-mo 960 fps menjadi kurang optimal – gelap dan terlihat banyak noise. Masih lebih acceptable untuk hasil video slow-mo 120 fps-nya.

Realme-3-Pro

Beralih ke fitur malam, yang disebut Nightscape mode. Chandler Qian menjelaskan, bahwa kamera akan mengambil multi foto – jadi tangan kita harus benar-benar stabil setidaknya selama dua detik setelah tombol ditekan dan bila perlu pakai tripod.

Selain itu, foto di malam hari bukan berarti tanpa dukungan sumber cahaya apapun. Cobalah melihat sekeliling Anda dan manfaatkan cahaya lampu. Satu lagi, cobalah foto portrait dengan subjek manusia. Berikut adalah beberapa hasil foto malam Realme 3 Pro.

Soal spesifikasi kameranya, Realme 3 Pro memiliki konfigurasi dual camera di belakang. Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX519 beresolusi 16 MP (f/1.7, 1/2.6″, 1.22µm) dengan sistem Dual Pixel PDAF. Kamera sekunder 5 MP (f/2.4) sebagai depth sensor dan kamera depan 25 MP (f/2.0, 1/2.8″, 0.8µm).

Realme 3 Pro juga dilengkapi fitur VOOC Flash Charge 3.0 untuk pengisian baterai 4.045 mAh yang lebih cepat. Smartphone ini dijual dengan harga Rp2.999.000,- (4GB+64GB) dan Rp3.699.000,- (6GB+128GB). Realme juga mengadakan promo JepretRealmeDeal, Anda bisa mendapatkan potongan harga di toko official Realme di Tokopedia dan Lazada.

ASUS Merilis ZenBook Pro 14 UX480, Lebih Ringkas dan Punya ScreenPad

Pada bulan November tahun lalu, ASUS telah meluncurkan laptop ZenBook 15 UX580 yang memiliki fitur inovatif yang disebut ScreenPad yaitu touchpad berupa layar sentuh.

Bagi yang merasa ukuran layar 15,6 inci terlalu besar atau mencari alternatif yang lebih terjangkau, ASUS telah meliris laptop dengan layar 14 inci yaitu ZenBook Pro 14 UX480 dengan harga Rp26.999.000.

Laptop ini ditujukan untuk para profesional kreatif dan juga turut dilengkapi fitur ScreenPad. Selain berfungsi sebagai alat kontrol dan navigasi utama, ScreenPad juga dapat berfungsi sebagai layar kedua untuk menunjang produktivitas maupun menikmati hiburan.

Perbedaan Utama ZenBook Pro 14 UX480 dan 15 UX580

ASUS-ZenBook-Pro-UX480-9

Dari form factor, ZenBook Pro 14 UX480 memiliki dimensi yang jauh lebih ringkas yaitu 32,3×22,5×1,79 cm dan bobot 1,6 kg. Sementara, ZenBook Pro 15 UX580 berukuran 36,5×24,1×1,89 cm dengan berat 1,88 kg.

Panel layar 14 inci pada UX480 datang dengan resolusi Full HD, sedangkan layar 15,6 inci milik UX580 beresolusi 4K. Meski begitu, secara kualitas keduanya sudah sangat memanjakan mata.

ASUS-ZenBook-Pro-UX480

Selain itu karena resolusi layar UX480 lebih rendah, laptop ini menawarkan ketahanan baterai hingga 12,5 jam. Sedangkan, UX580 dengan layar 4K hanya bertahan sampai 9,5 jam saja.

Soal performa memang sebanding dengan harga, UX580 dibanderol Rp35.999.000 datang dengan konfigurasi lebih powerful. Meliputi prosesor Intel Core i7-8750H, graphic NVIDIA GeForce GTX 1050_v4G, RAM 16GB, dan storage 1TB PCIe SSD.

Sementara, UX480 yang dibanderol Rp26.999.000 memiliki konfigurasi prosesor Intel Core i7-8565U, graphic NVIDIA GeForce GTX 1050 (Max-Q) lengkap dengan VRAM GDDR5 sebesar 2GB, RAM 16GB DDR3L, dan storage SSD 512GB PCIe.

ScreenPad 5,5 Inci Full HD

ScreenPad pada ZenBook 14 UX480 mengusung panel Super IPS+ berukuran 5,5 inci, beresolusi Full HD (1920×1080 piksel) dengan teknologi wide-view 178 derajat. Ada lapisan kaca tambahan yang membuat ScreenPad tahan terhadap sidik jari dan noda, tapi membuat tampilan layarnya terlihat kurang jernih.

ScreenPad ini mendukung smart gesture dan mampu mengenali empat sentuhan jari. Bedanya dengan touchpad biasa, ada dua fungsi utama lain yang ditawarkan oleh ScreenPad. Pertama adalah ScreenPad Mode yang membuat ScreenPad sebagai ekstensi dari aplikasi yang sedang dijalankan dan menjalankan aplikasi khusus.

Fungsi kedua ialah Extension Mode, ScreenPad dapat berfungsi sebagai layar kedua dari ZenBook Pro 14 UX480. Berikut beberapa ScreenPad Mode yang tersedia:

  • ScreenPad Toolbar
  • ScreenPad Launcher
  • ScreenPad Music Player
  • ScreenPad Calendar
  • ScreenPad NumKey
  • ScreenPad Calculator
  • ScreenPad for Office
  • ScreenPad for YouTube

Desain Premium

ASUS ZenBook Pro 14 UX480 tampil elegan dengan warna Deep Dive Blue dan menggunakan desain Zen yang ikonik dengan Spun Metal Finish di bagian belakang layarnya. Layarnya memiliki bezel yang ultra-tipis (NanoEdge Display) dengan ketebalan 5,2 mm dan memiliki rasio screen-to-body hingga 86 persen.

Laptop ini menggunakan panel layar khusus menggunakan ASUS Calibration Technology sehingga mampu menghasilkan warna yang akurat dan didukung oleh sertifikasi kalibrasi warna dari PANTONE. Layarnya mampu mereproduksi warna pada color space sRGB sebesar 100% dan NTSC hingga 72% dengan tingkat Delta E kurang dari 3 poin.

Agar aktivitas mengetik lebih nyaman dan sirkulasi udara semakin lancar, laptop ini mengadopsi ErgoLift Design yang membuat body laptop ini membentuk sudut 3 derajat. Sistem pendinginan pun dapat bekerja lebih optimal sehingga performa tidak akan terganggu.

ASUS ZenBook Pro UX480 sudah menjalankan OS Windows 10 dan memiliki sistem keamanan terbaru yaitu Windows Hello yang mendukung teknologi facial recognition.

Saat ini, ASUS sendiri merupakan pemimpin pasar di segmen notebook dengan pangsa pasar 40 persen. Sementara, di segmen thin dan light berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 27 persen.

Menjajal Kemampuan Kamera Belakang 48-Megapixel OPPO F11 Pro

OPPO bentar lagi bakal merilis smartphone seri F terbaru mereka di Indonesia pada tanggal 13 Maret 2019 mendatang. Penerus dari OPPO F9 ini disebut OPPO F11 Pro.

Perangkat ini punya kamera depan 16-megapixel (f/2.0, 1/3.1″, 1.0µm) yang tersembunyi di body F11 Pro dengan mekanisme pop-up yang akan muncul saat dibutuhkan. Jadi, mari ucapkan selamat tinggal kepada notch.

Smartphone seri F terbaru kali ini yang spesial bukan hanya kamera depannya saja, melainkan kamera belakangnya yang punya konfigurasi dual-camera. Meski hanya mengusung dua kamera saja, namun sensor kamera utamanya memiliki resolusi setinggi 48-megapixel (f/1.8, 1/2″, 0.8µm, PDAF) dan kamera sekundernya 5-megapixel (f/2.4, 1/5″, 1.12µm).

Resolusi tinggi tersebut pastinya mampu menghasilkan foto yang sangat detail. Tetapi pastikan Anda memilih photo ratio ke 4:3 48-megapixel Ultra HD di pengaturan kamera F11 Pro sebelum memotret.

Kamera-OPPO-F11-Pro

Tentunya Anda tahu, cahaya adalah penentu kualitas foto dan kebanyakan smartphone biasanya tidak bisa berbuat banyak di kondisi pencahayaan minim atau kurang ideal. Namun, F11 Pro justru mengusung tagline ‘portrait memukau dalam gelap’, OPPO pun sangat percaya diri akan kemampuan kamera F11 Pro memotret di kondisi low light.

Kuncinya ialah aperture besar f1.8 yang mampu menangkap cahaya lebih banyak. Lalu, Ultra Night Mode yang menggunakan shutter speed rendah dan tentu saja dukungan algoritma AI.

Proses pengambilan gambarnya memang jadi lebih lama (3-5 detik), tapi bila tangan kita tetap stabil maka hasilnya cukup memuaskan, cerah dan tajam. Sebaliknya, bila saat memotret tangan tidak stabil maka hasilnya cenderung mudah blur.

OPPO juga menyertakan fitur Chroma Boost dan optical zoom sebanyak dua kali. Chroma Boost akan meningkatkan rentang dinamis, warna, dan mengurangi noise. Berikut beberapa foto hasil jepretan OPPO F11 Pro:

 

[Preview] Menilik Huawei Y7 Pro Edisi 2019, Usung Dewdrop Display dan Dual Camera

Menutup manis tahun 2018 dengan peluncuran smartphone flagship Mate 20 series, Huawei segera merilis smartphone anyar di bulan pertama pada tahun 2019 ini – yaitu Huawei Y7 Pro edisi 2019.

Meski menyasar segmen menengah, ponsel pintar ini telah mengandung sejumlah elemen kekinian. Sebut saja ‘dewdrop display‘ dan konfigurasi dual rear camera.

Saat ini, perangkat tersebut sudah tiba lebih cepat ke meja redaksi Dailysocial. Saya belum tahu berapa harganya, tapi yang pasti Huawei Y7 Pro akan resmi dirilis pada bulan Januari 2019.

Seperti apa rupa desain dan fitur-fitur apa saja yang ditawarkan olehnya?

Dewdrop Display

Huawei-Y7-Pro

Dari aspek visual, Huawei Y7 Pro mengemas desain ‘dewdrop display‘ seperti tampilan Huawei Mate 20 dengan notch berukuran mini berbentuk tetesan air. Bedanya, area dagu Y7 Pro ini masih terlihat agak tebal dan di sana terdapat tulisan ‘Huawei’.

Huawei-Y7-Pro

Bentang layarnya 6,26 inci, ditopang resolusi HD+ (720×1520 piksel), dan dimuat dalam aspek rasio 19:9. Kerangkanya terbuat dari material logam, sementara bagian punggungnya plastik polikarbonat dengan finishing glossy.

Unit review Huawei Y7 Pro yang saya pegang ini berwarna midnight black. Warna gelap yang kalem ini sebenarnya cukup menyenangkan dipandang, meskipun warna aurora blue dengan sedikit efek gradasi sudah pasti menyedot perhatian lebih besar.

Huawei-Y7-Pro

Fitur Unggulan Huawei Y7 Pro 2019

Huawei-Y7-Pro

Konfigurasi dual camera pada bagian belakang dengan AI dan baterai berkapasitas besar menjadi fitur unggulan smartphone Android 8.1 Oreo dengan sentuhan EMUI 9.0 ini.

Kamera utamanya beresolusi 13-megapixel dengan aperture f/1.8, dan dilengkapi teknologi autofocus PDAF. Sementara, kamera sekundernya 2-megapixel sebagai depth sensor. Lalu, kamera depannya 8-megapixel.

Huawei-Y7-Pro

Untuk dapur pacunya, chipset Qualcomm Snapdragon 450 yang tertanam pada Huawei Y7 Pro bersanding dengan RAM 3GB dan storage 32GB yang bisa diperluas melalui slot microSD. Semua aktivitas ber-smartphone disuplai baterai berkapasitas 4.000 mAh dengan adapter charging 5V/2A.

Itu dulu informasi yang bisa saya sampaikan, untuk harga dan ketersediaannya kita tunggu saja peluncurannya di bulan Januari ini. Detail lengkapnya, nantikan juga review Huawei Y7 Pro 2019 di Dailysocial.

5 Hal yang Penting-penting Tentang Desain dan Kamera Vivo V11 Pro

Tak terasa, sudah dua bulan lebih sedikit sejak smartphone Vivo V11 Pro resmi hadir di Indonesia. Menurut saya, penerus dari Vivo V9 ini adalah salah satu mid-range smartphone terbaik di Tanah Air pada tahun 2018.

Bahkan Vivo V11 Pro masih merupakan satu-satunya smartphone di Indonesia yang memiliki fitur inovatif bernama Screen Touch ID, yakni sensor pemindai sidik jari yang tertanam di bawah layar Super AMOLED. Nah di artikel ini, saya akan membahas lima hal yang penting-penting tentang desain dan kamera Vivo V11 Pro.

1. Notch Mungil dan Desain Warna Bergradasi

vivo-v11-pro-1

Vivo V11 Pro hadir dengan desain notch mungil yang menyerupai tetesan air. Dengan warna bergradasi yang terinspirasi dari alam semesta yakni Nebula Purple. Serta, keindahan malam bertabur bintang – Starry Night.

Bagian belakang smartphone ini berlapis material polycarbonate dengan konsep 3D design, punya ketebalan 7,9 mm yang tergolong tipis, dan bobot 156 gram. Sudut-sudut yang agak membulat dan agak melengkung di kedua sisi punggungnya, membuat V11 Pro ergonomis untuk digenggam seharian.

2. Ultra All Screen

vivo-v11-pro-3

Vivo V11 Pro mengadopsi desain Ultra All Screen dengan layar berukuran lapang 6,41 inci, dengan bezel samping yang amat tipis yakni 1,76mm, serta sekitar 3mm untuk bagian dagu dan dahi yang menghasilkan screen-to-body ratio 91,27 persen.

Panel yang digunakan berjenis Super AMOLED, beresolusi Full HD+ (1080×2340 piksel), dalam aspek rasio 19.5:9, dan sudah mendukung standar warna DCI-P3 yang menyuguhkan rentang warna yang lebih lebar.

3. Screen Touch ID

vivo-v11-pro-2

Panel Super AMOLED merupakan komponen wajib untuk mendukung teknologi Screen Touch ID yang dikembangkan Vivo bersama Synaptics. Teknologi ini merupakan pengembangan fingerprint dalam layar generasi ke-4.

Adapun untuk cara kerjanya, Super AMOLED akan menyinari layar untuk memindai dan mendapatkan sidik jari pengguna. Ruas garis pada sidik jari akan memproyeksikan bayangan ke sensor fingerprint, bayangan tersebut yang menjadi identifikasi.

Bila logo fingerprint tidak muncul, cukup gerakkan sedikit V11 Pro dan logo fingerprint akan kembali muncul. Sebagai alternatif, Vivo juga menyediakan metode Face Access dengan dukungan sensor infrared sehingga face unlock bisa bekerja di kondisi cahaya temaram.

4. AI Dual Rear Camera

vivo-v11-pro-4

Vivo V11 Pro sudah mengusung konfigurasi dual camera yang disebut ‘AI dual rear camera‘, serta sudah dilengkapi Google Lens yang mampu mengenali obyek dan mengambil informasi dari foto.

Kamera utamanya beresolusi 12-megapixel dengan sensor Dual Pixel dan aperture besar f/1.8. Sedangkan, kamera sekundernya 5-megapixel sebagai depth sensor dengan aperture f/2.4.

Fitur baru yang diunggulkan Vivo V11 Pro ialah Anti-Backlight AI HDR. Misalnya kita memotret seseorang dengan pada situasi backlight, sistem kamera tidak hanya akan membuat muka objek kita terlihat jelas tapi sekaligus memperbaiki warna latar belakangnya.

Yang baru lagi ialah AI Portrait Framing, di mana sistem kamera akan merekomendasikan komposisi foto. Akan muncul ikon bulat, lalu kita gerakkan smartphone agar ke ikon tersebut – setelah itu kamera akan menjepret otomatis dalam waktu 2 detik.

Tak lupa AI Bokeh mode atau effect bokeh, untuk memotret foto dengan efek bokeh. Intensitas bokeh-nya juga dapat diatur, baik itu sebelum ataupun sesudah foto diambil.

5. Perfect Selfie

vivo-v11-pro-5

Smartphone Vivo memang telah dikenal memiliki kemampuan selfie yang mumpuni. Termasuk Vivo V11 Pro yang telah dibekali dengan kamera depan beresolusi besar yakni 25-megapixel dengan aperture f/2.0. Untuk menghasilkan foto selfie yang sempurna, sejumlah fitur telah disiapkan mulai dari AI Selfie Lighting, Face Beauty, dan AI Face Shaping.

AI Selfie Lighting membuat pengguna Vivo V11 Pro bisa membuat foto portrait dengan berbagai efek pencahayaan ala studio yang berbeda. Contohnya Natural Light, Studio Light, Stereo Light, Loop Light, Rainbow Light, dan Monochrome background.

Fitur Face Beauty tidak hanya untuk memperhalus kulit dan memutihkan wajah – sekarang tersematnya fitur AI Face Shaping juga bisa mengubah bentukan wajah menjadi lebih tirus, mengecilkan pipi yang tembem, membuat dagu lebih lancip, membuat hidung tampak lebih mancung atau tirus, dan mengecilkan atau memperbesar bibir – semua efek itu bisa didapatkan secara real-time.

Verdict

Persaingan di industri smartphone Indonesia sangat dinamis, bermodalkan spesifikasi tinggi dan harga terjangkau saja itu sudah tidak lagi cukup. Smartphone juga harus mengandung elemen kekinian dan tentu saja inovasi baru. Saya senang, Vivo mencoba menembus batas dengan menghadirkan fitur inovatif seperti Screen Touch ID pada V11 Pro.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang disponsori oleh Vivo.

ZTE Meluncurkan Axon 9 Pro, Usung Layar AMOLED dan Chipset Snapdragon 845

Banyak vendor yang memanfaatkan ajang IFA 2018 di Berlin, Jerman – untuk meluncurkan smartphone terbaru mereka. Di antaranya Sony dengan Xperia XZ3, HTC dengan U12 Life, dan juga ZTE dengan Axon 9 Pro.

Dari segi tampilan, smartphone ini mengadopsi desain all-glass 3D, berkerangka logam, dan disertifikasi IP68. Namun memang terlihat begitu familier dengan kehadiran notch yang berukuran cukup besar dan sistem dual camera yang disusun secara vertikal dipunggungnya.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Layarnya sudah berjenis AMOLED, berukuran 6,21 inci, resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel), dalam rasio 18.7:9. Kabar baiknya layarnya sudah mampu menampilkan konten HDR10 dan dilengkapi teknologi Axon Vision untuk menyesuaikan dan reproduksi warna yang optimal sesuai kondisi pencahayaan di sekitar kita.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Untuk menyuguhkan pengalaman multimedia yang mumpuni, ZTE Axon 9 Pro membawa speaker stereo yang dilengkapi teknologi audio HiFi dan Dolby Atmos. Sayangnya, jack audio 3.5mm absen di smartphone ini.

Soal fotografi, ZTE membekali Axon 9 Pro dengan sensor kamera utama Sony IMX363 resolusi 12-megapixel, ukuran pixel 1,4μm, dan aperture f/1.75. Berkombinasi sensor wide-angle 130 derajat resolusi 20-megapixel. Proses pengambilan gambarnya juga telah didukung teknologi kecerdasan buatan.

Sementara, kamera depannya 20-megapixel dan aperture f/2.0. Selain untuk selfie dan video call, juga untuk fitur face unlock. Sementara, fingerprint sensor berada di bagian belakang.

zte-meluncurkan-axon-9-pro

Untuk bagian intinya, ZTE Axon 9 Pro digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 845. Dibantu oleh RAM 6GB (LPDDR4X) dan storage 128GB (UFS 2.1). Sayangnya meski menawarkan fungsi dual SIM, smartphone tidak memiliki slot microSD.

ZTE Axon 9 Pro menjalankan OS Android 8.1 Oreo versi stock, ditenagai baterai sendiri berkapasitas 4.000 mAh, dengan port USB Type-C, dan dukungan Qi wireless charging.

Rencananya ZTE Axon 9 Pro akan tersedia di sejumlah Negara di Eropa mulai bulan depan, dengan harga €649 atau sekitar Rp11,2 jutaan.

Sumber: PhoneArena