Go-Pay Komersialkan Pembayaran via QR Code

Go-Pay makin ekspansif dengan mengomersialkan pembayaran via QR Code pasca memperolah izin dari Bank Indonesia. Secara publik, Go-Pay memulainya lewat sedekah dengan menggandeng Baznas sambil menyambut bulan Ramadhan tiba.

Sejumlah warung kelontong, misalnya di Bulungan, Blok M, juga sudah memanfaatkan pembayaran dengan QR Code. Sebelum kerja sama ini dilakukan, pembayaran via QR Code baru bisa dilakukan di lingkungan Go-Jek, seperti di gelaran Go-Food Festival.

“Kami akan lebih ekspansif menyebar kode QR di berbagai lokasi,” ujar Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata, Rabu (16/5).

Go-Pay kini juga hadir di situs e-commerce dengan menyediakan pembayaran via QR Code. Salah satu yang DailySocial temukan adalah di Cottonink. Di dalam situs tersebut tersedia opsi pembayaran dengan Go-Pay, konsumen akan diarahkan ke laman Midtrans Snap untuk menyelesaikan pembayarannya.

Setelah membuka aplikasi Go-Jek, konsumen diharuskan memilih opsi Scan QR dan mengarahkan kamera ke kode QR yang terlihat di layar komputer.

Kemitraan dengan Baznas

Dengan Baznas, untuk langkah awalnya kode QR akan disebar di berbagai lokasi di Jabodetabek. Misalnya dalam baliho, stasiun kereta, dan 36 gerai Baznas yang ada di 12 mal, 20 gedung perkantoran, dan fasilitas publik. Secara bertahap Baznas akan menyebarnya ke seluruh Indonesia.

“Kami melihat metode ini tidak hanya memudahkan masyarakat tetapi juga sedekah akan tercatat dalam sistem kami, sehingga menjadi lebih transparan. Ini termasuk upaya kami dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ucap Deputi Baznas Arifin Purwakananta.

Sedekah online menjadi cara Baznas meningkatkan jumlah donasi yang terus mengalami kenaikan sekitar 40%. Kanal digital diklaim memberikan kontribusi sekitar 30% dari total donasi.

Tahun ini Baznas menargetkan dapat mengumpulkan Rp8 triliun donasi, dengan kontribusi di bulan Ramadhan saja mencapai Rp3 triliun. Setidaknya Rp2 miliar di antaranya diharapkan berasal dari Go-Pay.

Instagram Uji Fitur Nametags Demi Mempermudah Pengguna Saling Bertukar Akun

Instagram baru saja merilis fitur baru bernama Focus. Di samping itu, Instagram tentu saja juga sibuk menggodok fitur-fitur baru lainnya. Salah satunya bernama Nametags, yang belum lama ini mulai diuji bersama sejumlah pengguna yang beruntung, berdasarkan laporan TechCrunch.

Fitur ini pada dasarnya dirancang untuk memudahkan orang lain menemukan akun Instagram kita. Ketimbang harus mencari nama akun saya lalu mengklik tombol Follow, Anda hanya perlu memindai semacam kode QR yang saya buat – bisa ketika kita baru bertemu lalu bertukar akun, atau jika saya mendadak gila dan memajang kode tersebut di halaman depan DailySocial misalnya.

Proses pembuatannya terbilang simpel. Cukup klik icon baru yang muncul di bagian atas profil, lalu Anda bakal disambut oleh nama akun masing-masing dalam ukuran besar di bagian tengah. Dari situ Anda bisa memodifikasi latar belakangnya: bisa sebatas warna gradien, bisa berupa motif emoji (sesuai pilihan sendiri), atau bisa juga motif foto selfie dengan sentuhan filter AR.

Sumber gambar: TechCrunch.
Sumber gambar: TechCrunch.

Seperti yang saya bilang, Nametags bakal mempermudah proses saling bertukar akun. Namun di sisi lain, pemilik bisnis juga bisa memanfaatkannya untuk mempromosikan akunnya masing-masing. Bisa dengan mencantumkan gambar Nametag-nya di media sosial, atau dengan mencetaknya dalam selebaran lalu menyebarkannya.

Bagi yang merasa fitur ini familier, itu dikarenakan Instagram lagi-lagi menjadikan Snapchat sebagai inspirasi, spesifiknya fitur QR Code mereka yang dirilis di awal tahun 2015. Sejauh ini belum ada kepastian kapan Nametags bakal meluncur ke publik secara luas.

Sumber: TechCrunch.

TCash Starts Shifting from NFC by Introducing Snap QR Code

Telkomsel’s e-money service TCash introduces QR Code payment feature after receiving Bank Indonesia’s approval. This feature, at the same time, indicates the shifting of company’s strategy that has been carrying NFC technology (Near Field Communication) for quite some time.

Danu Wicaksana, TCash’s CEO, said that EDC machine for NFC is considered too expensive and less efficient for the company’s business and should be distributed to merchants. The company is in need of a technology more efficient and effective to acquire more users and merchants. Hence the QR code is considered as the better payment method.

TCash has partnered with more than 5,000 merchants, 70% of which use EDC machines to capture transactions from NFC stickers embedded in user’s smartphones. The number of users has reached more than 20 million and it has processed more than 10 million monthly transactions on average.

“This year’s target is 8-10 thousand merchants to join TCash. Most of those will be for the QR Code implementation because it is the most efficient method to acquire merchants and users,” Wicaksono said, Tue (3/27).

The QR Code was first implemented in Pasar Modern Bintaro, then proceed to Pasar Mayestik by the beginning of this year. Of the two locations, TCash has been working with 300 merchants, mostly are SME players.

Furthermore, T-Cash will be massively targeting similar places in other locations along with partnerships between companies and the Jakarta Government to digitize the market using safer and easier digital payment methods.

“Therefore, if you went to Pasar Mayestik paying with TCash, now you can pay using QR Code. This is a form of our commitment to market digitization, later, we will invite small shops to join TCash merchants.”

Other than targeting retails and F&B, TCash also collaborates with transportation services. One of which is Trans Semarang for bus tickets payment with QR Code. The realization will begin next month.

TCash is claimed to be the first fintech company, along with two banks, that have acquired approval from Bank Indonesia (BI) for QR technology implementation. Until recently, QR Code standardization is yet to be available. T-ash joined as a member of the preparation and development team of standardized QR Code for fintech and banking companies in Indonesia.

Provide e-KYC for migration to full service

Along with this announcement, TCash now accommodates e-KYC service that comes with face-to-face validation through a video call. Users only have to fill in the bio, upload ID, take a selfie with the ID (KTP), and make a video call with TCash agent through the app. This service will be officially launched on April 1st, 2018.

Previously, user is required to come to Grapari and fill out documents to upgrade, then wait for at least one day before enjoying the full service.

“Users can now choose to make a video call or come to Grapari for upgrading into full service.”

By upgrading, customers can enjoy T-Cash’s main features of sharing funds (P2P), receiving, and withdrawing cash. The number of cash stored in any application must not over Rp10 million (full user) and Rp1 million for basic users.

TCash provides a variety of bill payment options for TV, internet, BPJS, PLN, PDAM, Halo postpaid, online game voucher purchase, and Telkomsel’s data and balance top-up.

There will be financial products available in the near future, including insurance, loans, and others. It will boost Tcash mission to be a one-stop service for all types of bill payments and non-cash purchases through mobile phones.

“To pamper our customers, we apply zero rates for the app usage. Means customers will be charged of zero data usage for all activities within the app. They only get charged for downloading the app. It’s free afterward,” Wicaksana said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Perlahan Beralih dari NFC, T-Cash Resmikan Snap QR Code

Layanan uang elektronik dari Telkomsel T-Cash resmikan fitur pembayaran lewat QR Code pasca memperoleh izin resmi dari Bank Indonesia. Kehadiran fitur ini sekaligus menandakan mulai beralihnya strategi perusahaan yang selama ini mengusung teknologi NFC (Near Field Communication) sebagai keunggulannya.

CEO T-Cash Danu Wicaksana menuturkan selama ini pengadaan mesin EDC untuk NFC dinilai terlalu mahal dan kurang efisien bagi bisnis perusahaan dan harus ditempatkan ke merchant. Oleh karena itu, perusahaan butuh teknologi yang dinilai lebih efisien dan ringkas agar dapat mendongkrak lebih banyak jumlah pengguna sekaligus merchant.

Sejauh ini T-Cash sudah bermitra dengan lebih dari 5 ribu merchant, 70% di antaranya menggunakan mesin EDC untuk menangkap transaksi dari stiker NFC yang disematkan di ponsel pengguna. Adapun jumlah penggunanya sudah lebih dari 20 juta pelanggan, memproses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi bulanan.

“Tahun ini kami targetkan 8 ribu sampai 10 ribu merchant bergabung di T-Cash. Kebanyakan penambahan ini akan kami sasar untuk penggunaan QR Code karena metode ini paling efisien untuk akuisisi lebih banyak merchant dan pengguna,” terangnya, Selasa (27/3).

Implementasi QR Code pertama kali dimulai di Pasar Modern Bintaro, kemudian dilanjutkan ke Pasar Majestik yang dimulai sejak awal tahun ini. Dari dua lokasi tersebut, T-Cash telah menggandeng sekitar 300 merchant yang kebanyakan adalah pedagang UKM.

Berikutnya, T-Cash akan gencar menggaet tempat serupa di lokasi lainnya seiring kerja sama antara perusahaan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk digitalisasi pasar dengan memanfaatkan metode pembayaran digital yang lebih aman dan praktis.

“Jadi sekarang kalau mau ke Pasar Majestik bayarnya pakai T-Cash cukup dengan QR Code saja. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk digitalisasi pasar, ke depannya kami akan gaet toko-toko kecil untuk jadi merchant T-Cash.”

Selain menyasar sektor ritel dan FnB, T-Cash telah teken kerja sama dengan penyedia jasa transportasi. Salah satunya adalah Trans Semarang untuk pembayaran tiket bus dengan QR Code. Realisasi kerja sama ini akan dimulai pada bulan depan.

Diklaim T-Cash adalah perusahaan fintech pertama, bersama dengan dua perbankan yang sudah mengantongi restu dari Bank Indonesia untuk implementasi teknologi QR. Secara regulasi, hingga saat ini standardisasi QR Code masih digodok oleh BI sehingga belum keluar aturan resminya. Untuk itu T-Cash bergabung sebagai tim persiapan dan pengembangan QR Code terstandardisasi untuk perusahaan fintech dan perbankan di Indonesia.

Sediakan e-KYC untuk migrasi ke full service

Selain mengumumkan fitur QR Code dalam upgrade aplikasi terbaru, T-Cash kini mengakomodasi layanan e-KYC yang dilengkapi dengan video call untuk validasi tatap muka. Pengguna hanya cukup mengisi biodata, mengunggah foto KTP, dan selfie dengan KTP, kemudian video call dengan agen T-Cash via aplikasi. Layanan ini bakal meluncur secara resmi pada 1 April 2018 mendatang.

Sebelumnya untuk upgrade ke full service, pengguna diharuskan untuk datang ke Grapari dan mengisi dokumen, lalu menunggu sampai satu hari kerja sebelum menikmati layanan dengan penuh.

“Pengguna kini bisa pilih mau video call atau datang ke Grapari untuk upgrade ke full service.”

Dengan upgrade layanan, pengguna bisa menikmati fitur utama T-Cash mulai dari berbagi dana (P2P), menerima, dan menarik tunai dana. Nominal dana yang bisa disimpan dalam aplikasi pun maksimal bisa mencapai Rp10 juta dibandingkan pengguna basic hanya Rp1 juta.

Dari segi fitur, T-Cash menyediakan berbagai opsi pembayaran tagihan mulai dari TV, internet, BPJS, PLN, PDAM, dan kartu Halo, pembelian voucher game online, dan pembelian pulsa dan data Telkomsel.

Ke depannya akan ditambah produk finansial untuk asuransi, pinjaman, dan lainnya untuk mewujudkan misi T-Cash sebagai one stop service untuk semua jenis pembayaran tagihan dan pembelian non tunai di ponsel.

“Untuk semakin memanjakan pelanggan, kami memberlakukan zero rate untuk penggunaan aplikasi. Artinya pelanggan tidak perlu membayar biaya penggunaan data untuk seluruh penggunaan aplikasi ini. Pelanggan hanya perlu menggunakan data saat pertama kali mengunduh aplikasi, setelahnya tidak dipungut biaya apa pun,” pungkas Danu.

Application Information Will Show Up Here

TCASH Kantongi Izin Bank Indonesia untuk Pembayaran Menggunakan QR Code

Setelah diluncurkan akhir tahun 2017 lalu, TCASH dengan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code saat ini kembali memperluas kemitraan, kali ini dengan Pasar Modern Bintaro. Fitur pemindai QR Code milik TCASH, diklaim terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH.

Selaku badan yang menjadi regulator di sektor pembayaran, Bank Indonesia secara resmi telah memberikan izin kepada TCASH untuk pengoperasian SNAP QR Code di seluruh Indonesia. Hal tersebut ditegaskan oleh CEO TCASH Danu Wicaksana kepada DailySocial.

“Untuk mendapatkan izin tersebut, kami mengikuti proses standar sesuai dengan aturan yang berlaku dari Bank Indonesia.”

Sesuai dengan tujuan utama TCASH, yaitu mempermudah transaksi digital dan mendukung pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Indonesia, diharapkan kerja sama tersebut bisa merangkul lebih banyak merchant dan pengguna TCASH. Saat ini aplikasi TCASH disebutkan telah diunduh hampir tiga juta kali di platform Android maupun iOS.

“Kami menyadari jika ke depannya QR Code akan menjadi solusi utama pembayaran digital, karena kepraktisan dan kemudahan pengaplikasiannya bagi merchant. Karenanya, kami merasa senang dapat menjadi salah satu penyedia produk elektronik terdepan yang telah mendapatkan izin resmi pengembangan dan penggunaan fitur QR Code dari pemerintah,” kata Danu.

Didukung sistem pengoperasian yang aman dan mudah

Sebelum kerja sama ini diresmikan, TCASH telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para merchant di pasar modern bintaro menggunakan sticker NFC. Kini, sekitar 60 pedagang kecil telah dibina dan mengadopsi TCASH sebagai metode pembayaran non-tunai, melalui teknologi QR Code.

“Hingga akhir kuartal pertama tahun 2018, kami targetkan lebih dari 10 ribu merchant TCASH sudah mengaplikasikan QR Code ini,” ujar Danu.

Untuk bisa menerapkan fitur SNAP QR Code, pengguna bisa menggunakan aplikasi TCASH Wallet (di sisi kanan atas). Hanya dengan mengklik logo QR Code dan mengarahkan kamera ke QR Code di merchant, pengguna kemudian diminta mengisi jumlah yang dibayarkan sesuai harga. Setelah proses selesai, akan ada notifikasi yang menyatakan transaksi berhasil.

“Dengan tiga strategi utama, yaitu edukasi, implementasi, dan pendampingan, kami optimis fitur SNAP QR Code ini akan mendapatkan tanggapan positif, baik dari para pedagang, maupun pelanggan TCASH yang berbelanja di pasar tersebut,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

BNI Introduces “Yap”, An Exclusive Payment App For Customer

Bank Negara Indonesia (BNI) launches an app-based digital payment innovation called Yap that especially made for BNI customer. This app is designed to address
challenges, while meeting society’s need by providing mobile and simple payment mechanism.

Bob Tyastika Ananta, BNI’s Director of Planning and Operations explained that this application developed in collaboration between BNI in-house with some fintech startups. However, He wouldn’t mention any further details.

“BNI’s investment to build Yap ecosystem is not large. Yet, the app will be
internally managed by BNI,” Ananta said to DailySocial (1/25).

For him, Yap’s market segment is very wide starts from micro/SMEs, retail, chain
store, to premium brand segment. The presence of Yap is expected to be a solution for both bank customers and the corporate customers.

Ananta explained, in its business model, Yap provides three kinds of funding source to be used by customers, starts from credit or debit cards, and electronic money UnikQu. For the payment, Yap is using scan QR code through customer’s smartphone screen.

He ensures customers who has already using UniQu, this app is still available.
Whether the customer download Yap and use UnikQu with the same phone number, the balance will appear the same with the one in UnikQu app.

Some merchants already joined with Yap, including Cold Stone, Coffee Philosophy, Family Mart, Dinomarket, Super Indo, Blibli, Yellow Truck and 100 thousand other merchants scattered around Indonesia.

For the desktop version, Yap provides online new account services for both credit
and debit cards.

Previously, BNI partnered up with Dimo in delivering UnikQu. This app is using Pay by QR technology of Dimo to process payment transactions online and offline with various Dimo partners.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

BNI Hadirkan Aplikasi Pembayaran “Yap” Khusus untuk Nasabah

Bank Negara Indonesia (BNI) meluncurkan inovasi pembayaran digital berbasis aplikasi Yap khusus diperuntukkan nasabah BNI. Aplikasi ini dirancang untuk menjawab tantangan, sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyediakan mekanisme pembayaran yang simpel dan mobile.

Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta menerangkan aplikasi ini dikembangkan secara kolaborasi antara in-house BNI dengan beberapa startup fintech. Hanya saja, Bob enggan menyebutkan detilnya lebih lanjut.

“Investasi yang BNI siapkan untuk membangun ekosistem Yap tidak besar. Namun, aplikasi ini akan dikelola sendiri oleh BNI,” terang Bob kepada DailySocial, (25/1).

Menurutnya, segmen pasar yang digarap Yap sangat luas mulai dari segmen mikro/UMKM, ritel, chain store, hingga brand premium. Sehingga diharapkan kehadirannya ini dapat menjadi solusi untuk nasabah konsumer bank maupun korporat itu sendiri.

Bob menjelaskan, dalam model bisnisnya, Yap menyediakan tiga jenis sumber dana yang bisa dipakai nasabah, mulai dari kartu kredit dan debit BNI, dan uang elektronik UnikQu. Untuk pembayarannya, Yap memanfaatkan scan QR code melalui layar smartphone nasabah.

Ia memastikan untuk nasabah yang sudah menjadi pengguna e-money UnikQu, aplikasi ini masih tetap bisa digunakan. Apabila masyarakat mengunduh Yap dan menggunakan UnikQu dengan nomor hp yang sama, maka saldonya akan tetap muncul sama dengan saldo di aplikasi UnikQu.

Beberapa merchant yang sudah bergabung di Yap, di antaranya Cold Stone, Filosofi Kopi, Family Mart, Dinomarket, Super Indo, Blibli, Yellow Truck, dan 100 ribu merchant lainnya tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk versi desktopnya, Yap menyediakan layanan pembukaan rekening untuk nasabah baru secara online baik untuk kartu kredit maupun debit.

Sebelumnya, BNI menggandeng Dimo dalam menghadirkan UnikQu. Aplikasi ini memanfaatkan teknologi Pay by QR dari Dimo untuk memproses transaksi pembayaran secara online dan offline di berbagai mitra yang sudah bermitra dengan Dimo.

Application Information Will Show Up Here

QR Code’s Implementation for Payment and Its Regulations in Indonesia

Payment methods began to evolve in recent years. One of the most widely used is QR Code (Quick Response Code) payment. By installing the application supported by the payment provider, users can complete the transaction by scanning the QR Code. This method is expected to give transaction experience in an easier way. The latest development occurred is Bank Indonesia to issue the regulations of QR Code standard. It is also being discussed by Payment System Association of Indonesia (ASPI).

This technology is not only developed by payment provider startups but also being considered by other payment service providers; one of which is MasterCard Indonesia. MasterCard Indonesia starts to introduce the technology this year, to reach enterprise industries in areas with no EDC technology. MasterCard Indonesia will play a role as payment facilitator for banks.

Beside Mastercard Indonesia, Bank Mandiri was also reviewing the QR Code application for payment in November. As quoted from Kontan’s Senior Vice President Retail and Transaction Banking, Thomas Wahyudi, eventually the payment with QR Code would have its own segment wider than Bank Mandiri’s e-money or e-cash, because QR Code payment is different from other electronic money which balance needed a top-up before making a transaction.

“The segment will expand, the source of fund can be varied, but the payment method will use QR Code,” said Wahyudi.

Other banks are also interested in using QR Code as payment method. BCA and BTN is reportedly preparing QR Code payment method as one of payment facilities.

The application of QR Code technology also seized Bank Indonesia attention. Last November, quoted from Tempo, Bank Indonesia arranged financial transaction using QR Code. The regulation is targeted to be finished in early 2018. This regulation is expected to guarantee consumer protection amid the widespread transactions using QR Code in Indonesia. However, there has been no further details about the form and the regulation.

Meanwhile, the news on QR Code standardization was conveyed by Tcash’s CEO, Danu Wicaksana. In IndoTelko news, Wicaksana revealed that he and ASPI were still discussing about the standardization. It is declared more efficient given that during this time, QR Code players issued their own QR Code.

For additional information, Singapore Payment Council (SPC) has authorized QR Code specification to facilitate electronic payments. SGQR (Singapore Quick Response) system was designed by industry groups. They applied international QR Code protocols to match the needs. It was applied in consideration of improving interoperability between services and ensuring wider acceptance.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Penerapan QR Code untuk Pembayaran dan Aturan yang Disiapkan

Teknologi pembayaran mulai berevolusi di beberapa tahun belakangan. Salah satu yang banyak diadopsi adalah pembayaran memanfaatkan QR Code (Quick Response Code). Dengan memiliki aplikasi yang disediakan penyedia pembayaran pengguna tinggal memindai QR Code yang disediakan untuk bertransaksi. Cara ini diharapkan bisa membawa pengalaman bertransaksi yang lebih mudah dan praktis. Informasi terakhir yang berkembang, pemerintah melalui Bank Indonesia akan menerbitkan aturan mengenai standar QR Code. Hal ini juga tengah dibahas oleh Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Tak hanya banyak dikembangkan oleh startup penyedia layanan pembayaran teknologi QR Code untuk pembayaran juga mulai dilirik oleh beberapa penyedia layanan pembayaran lain. Salah satunya adalah MasterCard Indonesia. Di tahun ini MasterCard Indonesia mulai mengenalkan teknologi pembayaran menggunakan QR Code untuk menjangkau industri UKM di daerah yang belum teknologi mesin EDC. MasterCard Indonesia akan berperan sebagai  fasilitator pembayaran bagi perbankan.

Tak hanya MasterCard Indonesia, Bank Mandiri November silam juga dikabarkan tengah mengkaji penerapan teknologi QR Code untuk pembayaran. Seperti dikutip dari Kontan Senior Vice President Retail and Transaction Banking Thomas Wahyudi menyampaikan bahwa nantinya pembayaran dengan memanfaatkan QR Code akan memiliki segmen yang lebih luas dibandingkan dengan uang elektronik seperti e-money atau e-cash milik Bank Mandiri lantaran QR Code merupakan metode pembayaran berbeda dengan uang elektronik yang harus diisikan saldo terlebih dahulu.

“Nanti segmennya akan meluas, source of fund (sumber dana) bisa macam-macam, namun metode pembayarannya pakai QR,” ungkap Thomas.

Bank-bank lain juga tak ketinggalan dalam penerapan teknologi pembayaran memanfaatkan QR Code. Nama-nama seperti BCA dan BTN pun dikabarkan tengah menyiapkannya sebagai salah satu bentuk fasilitas pembayaran memanfaatkan teknologi QR Code.

Penerapan teknologi QR Code ini juga menyita perhatian Bank Indonesia. Akhir November silam dikutip dari Tempo Bank Indonesia akan mengatur transaksi keuangan yang menggunakan teknologi QR Code. Ditargetkan aturan tersebut bakal rampung di awal tahun 2018. Regulasi ini diharapkan bisa menjamin perlindungan konsumen terlebih di tengah maraknya transaksi menggunakan QR Code di Indonesia. Namun sampai saat ini belum ada  keterangan lebih lanjut mengenai bentuk dan regulasi tersebut.

Sementara itu kabar mengenai standardisasi QR Code disampaikan oleh CEO TCASH Danu Wicaksana. Dalam pemberitaan IndoTelko Danu mengungkapkan ia dan ASPI tengah membahas standardisasi ini. Standardisasi dinilai lebih efisien mengingat selama ini para pemain QR Code mengeluarkan QR Code masing-masing.

Untuk informasi Singapura melalui Singapore Payment Council (SPC) telah memberlakukan otorisasi pada spesifikasi QR Code demi mempermudah pembayaran secara elektronik. Sistem SGQR (Singapore Quick Response) dirancang oleh kelompok industri dan menerapkan protokol QR Code internasional yang disesuaikan untuk kebutuhan. Hal ini diterapkan dalam rangka untuk meningkatkan interoperabilitas antar layanan dan memastikan penerimaan yang lebih luas

TCASH Hadirkan Fitur Pembayaran Melalui QR Code

Bersama dengan gelaran Bandung ICT Expo 2017 sebagai peringatan hari jadi Teklom University Bandung sekaligus peringatan Hari Bhakti Postel ke-72, Telkomsel memperkenalkan fitur transaksi terbaru layanan mobile financial service TCASH, yang kini dapat diakses menggunakan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code.

Dengan hadirnya fitur baru ini, pemindai QR Code terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH dan juga mendorong pemanfaatan smartphone oleh pelanggan secara lebih luas yang dapat memperkuat ekosistem gaya hidup digital yang lebih matang dengan dukungan jaringan berteknologi terdepan dari Telkomsel.

Inovasi ini dilakukan sebagai langkah agresif untuk memaksimalkan momentum pertumbuhan layanan tekfin (teknologi finansial) khususnya di bagian pembayaran digital. Dari pemaparan Telkomsel, sejauh ini dengan mengandalkan fitur transaksi yang sudah ada seperti dengan transaksi dial, stiker NFC (Near Field Communication), serta aplikasi T-Wallet, layanan TCASH telah digunakan lebih dari 11 juta pengguna.

“Ke depannya merchant yang sudah bekerja sama menggunakan transaksi pembayaran TCASH akan dimudahkan dengan tidak harus menyediakan fasilitas perangkat EDC yang biasanya harus digunakan untuk transaksi melalui stiker NFC TCASH. Merchant akan dibantu untuk pembuatan QR Code khusus dan cukup menyediakan display QR Code yang sudah terdaftar di Telkomsel untuk proses transaksi TCASH pelanggan,” ujar VP Sales & Marketing Telkomsel Area Jabotabek-Jabar Agus Mulyadi.

[Baca juga: Pay by QR dan Tren Industri Pembayaran Mobile di Indonesia]

Model pembayaran melalui QR Code sendiri sudah ada sejak beberapa tahun belakang. Para pemain seperti Dimo, Kesles dan beberapa startup lain mencoba mengoptimalkan model pembayaran ini. Salah satu keuntungannya ialah tidak ada ketergantungan pada perangkat khusus bagi merchant, dan bagi konsumen juga tidak perlu menggunakan fitur khusus di ponsel pintarnya. Selain itu juga memungkinkan untuk menjangkau transaksi lintas kanal, misalnya antar bank dan lain sebagainya. Implikasinya untuk bisnis memungkinkan penetrasi layanan tersebut dijalankan secara lebih kencang.

Tekfin memang cukup menggeliat, sebelumnya prediksi Gartner di Asia Tenggara total transaksi tekfin pada tahun 2015 akan mencapai $800 juta, namun pada kenyataannya melebihi dari $4 miliar. Khusus di Indonesia, hingga kini tekfin masih menjadi investasi terbesar kedua –untuk industri digital—di bawah e-commerce. Dan e-money menjadi salah satu yang terpopuler. Kini tidak hanya perbankan, perusahaan telekomunikasi pun semua berbondong-bondong untuk menyediakan platform tersebut.