Penerus Chipset Exynos 2100 Bakal Ditenagai GPU RDNA Besutan AMD

Kalau Anda masih ingat, pada pertengahan tahun 2019, Samsung pernah mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan AMD untuk membawa arsitektur GPU RDNA ke kategori smartphone dan tablet. Samsung rupanya tidak lupa akan rencana tersebut, dan mereka sudah punya update progres terbarunya.

Dalam acara peresmian chipset Exynos 2100 – chipset yang akan menenagai seri Galaxy S21 – Samsung turut mengumumkan bahwa upayanya bersama AMD untuk mengintegrasikan GPU berbasis RDNA ke chipset Exynos sudah hampir membuahkan hasil. Dengan kata lain, GPU RDNA besutan AMD ini bakal bisa kita jumpai pada chipset flagship Samsung yang selanjutnya.

Kapan penerus Exynos 2100 ini akan hadir masih tanda tanya. Namun kalau semuanya berjalan sesuai tradisi, sepertinya Samsung bakal memperkenalkannya di awal tahun depan bersama seri Galaxy S22. Kalau benar, Galaxy S22 semestinya bakal menawarkan performa gaming yang cukup fenomenal.

Asumsi ini tentu didasari oleh performa GPU RDNA di PC yang memang cukup mengesankan. GPU seperti Radeon RX 5600 XT dan RX 5700 XT terbukti mampu memberikan keseimbangan yang pas antara harga dan performa – setidaknya sebelum Nvidia mengumumkan GeForce RTX 30 Series dan AMD yang menyusul dengan Radeon RX 6000 Series.

Salah satu kartu grafis Radeon RX 5600 XT yang cukup laris di pasaran / Sapphire
Salah satu kartu grafis Radeon RX 5600 XT yang cukup laris di pasaran / Sapphire

RDNA memang bukanlah arsitektur terbaru yang AMD punyai sekarang, tapi paling tidak itu yang menjadi basis utama arsitektur yang mereka gunakan saat ini, yakni RDNA 2 yang terdapat pada console next-gen maupun seri kartu grafis RX 6000 Series tadi.

Di sektor mobile, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan antara performa dan efisiensi daya, sebab performa yang kencang saja bakal percuma kalau baterai perangkat jadi cepat habis. Semestinya inilah yang menjadi fokus utama Samsung dan AMD, apalagi mengingat arsitektur RDNA sendiri dikenal jauh lebih efisien daripada arsitektur yang AMD gunakan sebelumnya.

Tentunya akan sangat menarik membandingkan performa GPU RDNA pada chipset Exynos dengan performa GPU Adreno besutan Qualcomm. Selama ini, banyak konsumen yang mengeluhkan mengapa smartphone flagship Samsung di luar pasar Amerika Serikat tidak menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon, dan salah satu alasannya berkaitan dengan perbedaan kinerja GPU yang cukup lumayan.

Bagaimana seandainya situasinya berbalik ketika chipset Exynos sudah menggunakan GPU RDNA nantinya?

Via: AnandTech.

Arsitektur RDNA akan Dibawa AMD bersama Samsung untuk Kalahkan Adreno

Pada bulan Juni yang lalu, Samsung menjalin kerja sama dengan AMD untuk menelurkan produk grafis (GPU) yang dapat digunakan pada perangkat mobile. Hal tersebut tentu saja bakal digunakan oleh Samsung untuk memperkuat lini Exynos-nya yang selama ini dipakai pada smartphone dan tablet yang mereka jual. Sasaran mereka, grafis ini bisa digunakan pada tahun 2021 nanti.

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-3

Baru-baru ini, AMD juga meluncurkan kartu grafis baru yang dinamakan Radeon RX 5700. Kartu grafis yang satu ini menggunakan arsitektur yang mereka sebut sebagai RDNA, yang merupakan penerus arsitektur sebelumnya yang disebut GCN. Ternyata, RDNA inilah yang bakal dibawa AMD untuk menjadi arsitektur grafis mobile bersama Samsung.

Dengan RDNA, beban kerja komputasi akan dilakukan dengan 32 thread per setiap inti prosesor. Dengan metode ini, AMD mengklaim bahwa ada keuntungan dengan melakukan distribusi beban kerja secara paralel ke lebih banyak inti prosesor, sehingga meningkatkan kinerja dan efesiensi daya. AMD juga lebih memperhatikan dua hal yang sangat penting pada GPU smartphone, yaitu memori dan konsumsi daya.

Arsitektur RDNA juga memiliki kemampuan machine learning dengan dukungan matematis 64, 32, 16, 8, dan bahkan 4-bit integer secara paralel. RDNA juga dapat melakukan kalkulasi dengan konsumsi daya yang lebih rendah dengan menggunakan FMA (fused multiply-accumulate) yang lebih baik dari GCN. Dengan semua itu, RDNA dapat menangani machine learning dan beban kerja grafis lebih efisien.

Logo AMD Radeon

AMD juga menjanjikan peningkatan kinerja per watt yang lebih baik pada implementasi RDNA selanjutnya. Selain itu, AMD juga menggunakan proses pabrikasi 7 nm+ yang kemungkinan bakal digunakan oleh Samsung pada cip grafis mereka di masa depan.

Pada arsitektur GCN, AMD memiliki karakteristik yang sama dengan kebanyakan GPU lainnya seperti Mali dan Tegra. Inti dari prosesor GPU bisa menyesuaikan clock-nya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan target daya yang ditentukan. Hal ini akan lebih menghemat daya pada saat perangkat sedang idle atau tidak digunakan.

Pada RDNA, hal tersebut lebih ditingkatkan lagi dengan tingkat fleksibilitas yang lebih baik untuk menyesuaikan kinerja dan konsumsi daya pada tiap shader array. Nantinya, Samsung akan dapat melakukan eksperimen dengan menentukan jumlah array dan cache nya sehingga lebih optimal.

Radeon RX5700

Walaupun begitu, hasil dari GPU RDNA masih bakal digodok dua tahun kedepan. Selama dua tahun itulah, AMD juga bisa melakukan penyesuaian lebih baik lagi pada arsitektur RDNA. Intinya adalah AMD bisa membuat GPU dari Samsung nantinya lebih efisien, memiliki beban kerja yang optimal, dan desain inti prosesor yang lebih fleksibel untuk menangani perintah aplikasi yang lebih luas lagi.

Dengan keyakinan itulah, AMD merasa yakin akan mengalahkan GPU buatan perusahaan yang pernah mereka miliki dan dijual ke Qualcomm itu. Adreno sendiri masih menjadi salah satu GPU mobile yang paling kencang hingga saat ini.

Sumber: AndroidAuthority

AMD Resmi Luncurkan Ryzen 3000 dan Radeon RX 5700

Prosesor kencang dari AMD akhirnya mendarat di Indonesia. Hal ini diumumkan dengan mengadakan acara peluncuran yang diadakan pada tanggal 29 Juli 2019 bertempat di Pallas, Fairground SCBD. Selain prosesor, lini kartu grafis baru pun diperkenalkan oleh AMD.

Ryzen Launch

Prosesor yang dimaksud adalah AMD Ryzen seri 3000 yang menggunakan arsitektur Zen 2 dengan proses pabrikasi 7nm. Prosesor ini sendiri memiliki inti hingga 12 core dan 24 thread. Dengan hadirnya Ryzen generasi ketiga ini, AMD mengklaim bahwa mereka mampu menghadirkan komputasi berperforma tinggi untuk para gamer, antusias PC, dan content creator.

AMD juga mengeluarkan APU terbaru mereka yang tergabung dalam seri 3000. Kedua APU itu adalah AMD Ryzen 3 3200G dan Ryzen 5 3400G. Keduanya sudah memiliki grafis terintegrasi dengan VEGA 8 dan VEGA 11.

AMD juga memperbarui jajaran motherboard mereka untuk menjalankan prosesor Ryzen seri 3000 ini dengan chipset seri X570. Motherboard yang menggunakan seri ini juga memakai soket AM4, yang menjadi komitmen AMD untuk terus menggunakannya hingga tahun 2020 mendatang. Pada peluncurannya, empat rekan AMD pun memamerkan produk motherboard mereka seperti ASUS, ASROCK, Gigabyte, dan MSI.

Ryzen 3000 Series

Lini kartu grafis AMD Radeon RX 5700 juga diperkenalkan pada peluncuran kali ini. RX 5700 memiliki basis arsitektur RDNA dengan proses pabrikasi 7 nm. RDNA sendiri mendukung memori GDDR6 dan PCI-e 4.0. AMD sendiri mengklaim bahwa arsitektur barunya ini lebih kencang 1.5x dibandingkan dengan GCN yang digunakan sebelumnya.

Ryzen seri terbaru dengan arsitektur Zen 2 dijual mulai dari harga Rp. 3.199.000 untuk 3600 sampai Rp. 7.999.000 untuk 3900x. Untuk seri Zen+, Ryzen 5 3400G dijual dengan harga Rp. 2.399.000 dan 3200G dijual dengan harga Rp. 1.599.000. Sedangkan untuk kartu grafis Radeon RX 5700XT dijual dengna harga Rp. 6.500.000 dan untuk seri ulang tahun ke 50 dijual dengna harga $449.

Radeon RX5700

APU hanya sampai 3400G?

Dengan munculnya Radeon seri 3000 membuat AMD sepertinya mengambil posisi yang dulu pernah dipegang oleh pesaingnya. AMD sendiri sering dikenal dengan APU-nya, namun kali ini mengedepankan seri 3000 yang sebagian besarnya adalah CPU tanpa grafis terintegrasi. Apa alasan dibalik itu?

Ridwan Fariz selaku AMD Technical Marketing Manager pun menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya, AMD Ryzen 3600 ke atas menggunakan arsitektur Matisse yang dibuat pada proses pabrikasi 7 nm. Sedangkan Ryzen 3400G dan 3200G masih menggunakan Zen+ Picasso.

Perbedaan yang terlihat pada keduanya memang pada Matisse, AMD belum menaruh grafis terintegrasi pada arsitektur Matisse. Hal ini juga berdampak pada pangsa pasar yang dituju di mana 3400G dan 3200G ditujukan untuk mereka yang membutuhkan komputer yang lebih rendah daya namun memiliki grafis yang mumpuni. Sedangkan seri 3600 ke atas lebih ditujukan untuk para power user.

Semoga saja, AMD memiliki rencana untuk membuat arsitektur Zen2  yang memiliki grafis terintegrasi.