15 Startup Proptech Indonesia untuk Bantu Temukan Hunian Terbaik

Rumah atau hunian adalah kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Saat ini, banyak startup di bidang properti (proptech) Indonesia yang bisa diakses dengan mudah beserta banyak fitur yang ditawarkan.

Berikut ini daftar startup proptech yang bisa dimanfaatkan untuk menemukan hunian terbaik di Indonesia:

99.co

Startup properti Indonesia yang pertama adalah 99.co, berdiri sejak tahu 2014. Perusahaan yang satu ini berfokus pada mempermudah penggunanya untuk mencari berbagai jenis hunian. Lewat situs ataupun aplikasinya, pengguna bisa menjual ataupun membeli properti secara langsung.

Selain itu, fitur lain yang tersedia di 99.co seperti Kalkulator KPR untuk menghitung simulasi cicilan atau Pencarian Peta yang dapat mengetahui persebaran properti di seluruh Indonesia.

Beliruma

Startup yang satu ini memfasilitasi pengguna untuk pembiayaan properti yang diinginkan. Effendy Tanuwidjaya selaku CEO dari Beliruma ini mendirikan proptech ini pada tahun 2020. Beliruma juga berkolaborasi beberapa fintech agar lebih terintegrasi pada saat pembayaran dan mampu untuk membiayai property dengan menggunakan KPR.

Flokq

Flokq didirikan oleh Anand Janardhanan dan Harmeet Singh pada Agustus 2019. Startup tersebut telah mengelola ratusan unit kamar tersebar di berbagai lokasi di pusat bisnis Jakarta, seperti Mega Kuningan, Senayan, Rasuna Said, Sudirman, Semanggi, dan lainnya.

Flokq sendiri pada tahun 2021 mengakuisisi YukStay, Hal tersebut pastinya berdampak pada perushaan co-living di Indonesia. Akuisisi tersebut dilakukan flokq karena ingin membangun distribusi co-living agar lebih luas.

Jendala360

Jendela360 adalah startup property Indonesia yang menawarkan fitur Virtual Tour, yang memudahkan user untuk mengetahui aspek property tersebut dengan pengalaman yang menyenangkan. Startup proptech ini didirikan pada tahun 2016. 

Mamikos

Mamikos merupakan salah satu aplikasi pencari kos di Indonesia. Didirikan oleh Maria Regina Anggit Tut Pinilih pada 11 November 2015, Mamikos terus berkembang dan berusaha menjadi penghubung bagi pemilik kos dan pencari kos. Banyak beberapa fitur baru yang dimiliki oleh mamikos diantaranya adalah mamirooms dan singgahsini. Saat ini pendanaan mamikos berasal dari Softbank Venture Asia. 

NataProperty

NataProperty adalah startup yang didirikan oleh Benny Saputro (CEO), Sandra Vandhi (COO), dan Happy Murdianto (CMO) sejak tahun 2016 ini menawarkan solusi bagi para developer untuk mempermudah dalam mengelola penjualan proyek properti mereka. 

NataProperty menyiapkan ERP System, CRM, hingga aplikasi agen properti untuk developer. Melalui Sistem ERP yang dibangun terintegrasi dengan aplikasi, pengembang dapat menginput stok proyek properti, pembayaran konsumen, metode pembayaran, konstruksi, dan laporan keuangan.

Lamudi

Lamudi adalah situs yang membantu masyarakat yang sedang mencari informasi properti, baik yang sedang mencari rumah idaman, tanah, dan properti komersil atau lainnya.

Lamudi didirikan pada tahun 2014, Saat ini CEO Lamudi adalah Mart Polman. Fitur dari Lamudi sendiri sangat beragam ada Fitur Archive, Fitur Maps, Fitur Listing, dan Sebagainya.  

Pinhome

Pinhome adalah salah satu startup properti Indonesia yang mengeluarkan produk Pinhome-Properti, KPR, dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencari hunian idaman melalui gadget mereka.

Startup property yang satu ini didirikan oleh Dayu Dara Permata & Ahmed Aljunied pada tahun 2019. Pada April 2022, Pinhome medapatakan pendanaan seri B dengan total 719 Miliar Rupiah yang dipimpin oleh Goodwater Capital, Intudo Venture, Ribbit Capital, Eurazeo Smart City, Insignia Ventures Partners, Watiga Trust, Global Founders Capital dan sebagainya.

Pintuitive

Platform pencarian properti online berbasis map yang juga dapat melayani transaksi jual beli properti sewa, menjadi salah satu solusi banyak orang untuk mencari rumah Indonesia.

Transparansi lokasi properti yang belum didapatkan saat mencari rumah secara online di Indonesia telah dijawab dengan menggunakan layanan Pintuitive.

Pintuitive didiriakan oleh Irvan Ariesdhana pada tahun 2021, Fitur Pintuitive ini sangat terampil dan akurat untuk mencari lokasi perumahan atau properti.

Rentfix 

Rentfix adalah marketplace properti yang memungkinkan pemilik properti untuk menyewakan ruang dan mencari penyewa dengan kebutuhan sewa yang fleksibel dalam satu platform online terintegrasi.

Startup proptech yang satu ini didirikan pada tahun 2017 oleh Effendy Tanuwidjaya. Rentfix juga menggandeng Cicilsewa untuk memberikan pembayaran yang lebih terjangkau dan menarik.

Rukita

Rukita adalah startup property yang dibentuk untuk mendapatkan informasi co-living, baik yang berlokasi dekat kampus atau di tengah kota metropolitan. Mereka juga memiliki layanan RuOptions untuk membantu pemilik properti melakukan pengelolaan terpadu. Startup proptech ini didirikan pada tahun 2019 oleh Sabrina Soewatdy (Co-founder & CEO) dan Sarah Soewatdy (Co-founder & COO). 

Beberapa waktu lalu, Rukita juga baru saja mengakuisisi Infokost yang merupakan startup yang bergerak di bidang online listing untuk sewa hunian seperti indekos dan sejenisnya. Dalam keterangannya, melalui pengakuisisian ini Rukita menargetkan bakal memperluas cakupan bisnisnya untuk semakin memantapkan kiprahnya di industri proptech tanah air.

Ringkas

Startup proptech selanjutnya adalah ringkas, startup yang satu ini  menyederhanakan proses kepemilikan rumah adalah misi dari proptech yang satu ini. Prosesnya lebih cepat dan dapat diakses oleh semua orang. Tunggu kami untuk membantu Anda mewujudkan rumah impian.

Ringkas sendiri didirkan oleh Leroy Pinto bersama teman – temannya pada tahun 2019. Platform kredit hunian yang satu ini mendapatkan seed funding senilai 33 miliar Rupiah untuk mengekspansi bisnisnya yaitu proses kredit rumah berbasis digital. 

Rumah.com

Rumah.com adalah media online yang merupakan bagian dari PropertyGuru Group yang berkantor pusat di Singapura. Rumah.com memiliki komitmen yang kuat untuk membantu masyarakat Indonesia mewujudkan impian mereka memiliki rumah serta perumahan dan investasi.

Startup proptech ini didirikan oleh Lê Xuân Trường pada Agustus 2006 dan situs webnya mulai berjalan secara resmi di internet mulai tahun 2008. 

Rumah123.com

Rumah123.com adalah situs teknologi jual beli properti terdepan di Indonesia yang telah melayani jutaan orang sejak 2007, dan kini hadir dengan tagline baru, “Jual Beli Properti Lebih Mudah”. Startup proptech ini memiliki beberapa ragam fitur yang menarik di antaranya simulasi KPR dan cek kemampuan KPR.

Travelio

Travelio adalah perusahaan teknologi di Indonesia yang memungkinkan pengguna untuk menyewa dan melakukan transaksi jual beli properti. Travelio menawarkan beragam properti mulai dari apartemen, rumah, dan vila. Inventaris properti kami tersedia di berbagai kota di Indonesia.

Startup proptech yang satu ini didirikan pada tahun2014 oleh Hendry Rusli. Untuk pendanaan terakhir. Travelio sendiri mendapatkan total dana senilai 253 Miliar Rupiah dalam putaran samsung venture pada tahun 2018.

Gandeng Cicilsewa, Rentfix Perlengkap Skema Pembayaran Properti

Bertujuan untuk memudahkan proses pembayaran penyewa properti, Rentfix menggandeng Cicilsewa menyediakan skema pembayaran sewa bulanan. Caranya dengan membantu memberikan dana talangan untuk satu hingga dua tahun, sehingga di sisi penyewa bisa tetap mencicil dengan skema bauar bulanan.

Bersama dengan Cicilsewa, Rentfix ingin membantu masyarakat untuk menyewa properti seperti rumah, apartemen, ruko, toko, kios, kantor dengan pembayaran yang lebih terjangkau. Dengan sistem ini, kebutuhan penyewa untuk memiliki hunian dan tempat usaha yang layak akan lebih ringan tanpa harus membayar sewa yang besar di awal. Saat ini fitur cicilan sewa ini sudah tersebar di Jabodetabek

“Kami berharap melalui kerja sama Rentfix dengan Cicilsewa dapat terus meningkatkan transaksi sewa properti di Rentfix pascapandemi. Kami juga optimis terhadap permintaan sewa properti yang sudah mulai tumbuh kembali dengan peningkatan jumlah transaksi sewa di Rentfix yang tampak terus naik saat ini,” kata CEO Rentfix Effendy Tanuwidjaja.

Cara kerja yang ditawarkan oleh Rentfix melalui fitur ini adalah, Cicilsewa akan membayarkan penuh satu tahun ke pemilik properti sehingga penyewa dapat dengan mudah membayar sewa per bulan. Ini akan mengatasi kesenjangan di pasar sewa properti dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum memiliki sarana untuk memenuhi pembayaran di muka 12 bulan untuk sewa properti.

“Adapun proses kurasi penyewa yang berhak mendapatkan kesempatan cicilan sewa properti di Rentfix, pertama penyewa dapat memberikan kelengkapan data maupun dokumen, lalu survei unit properti, dan laporan hasil persetujuan serta pembayaran biaya awal (DP, Cicilan Pertama),” kata Effendy.

Pihaknya juga dapat menghitung dan menyesuaikan biaya sewa sesuai dengan kemampuan keuangan penyewa. Kemudian penyewa dapat melakukan skema cicilan yaitu minimal uang muka sebesar 30% dari total sewa. Skema ini memudahkan dan membantu arus kas penyewa.

Untuk meminimalkan risiko, pihaknya mematok tenggang waktu pembayaran sewa dan denda keterlambatan membayar sewa ditetapkan hanya 0,3% per hari dari jumlah tagihan di bulan tersebut.

“Kami melihat bahwa sebagian besar para penyewa properti kerap kali mengeluh lantaran harus membayar lunas sewa properti selama setahun. Maka, Rentfix menyediakan skema pembayaran sewa bulanan dengan membantu memberikan dana talangan sehingga penyewa bisa membayar secara bulanan,” kata Effendy.

Pertumbuhan bisnis Rentfix

Meluncur tahun 2017, Rentfix mengklaim sejak Maret s/d Mei 2022 pertumbuhan bisnisnya mengalami peningkatan hingga 70-100%. Kenaikan tersebut terjadi pada kebutuhan properti salah satunya residensial seperti rumah yang mendapatkan hasil yang baik dengan banyaknya permintaan per bulan. Rentfix juga terus menjajaki kerja sama dengan mitra-mitra baru.

Hingga saat ini Rentfix mengklaim telah memiliki sekitar lebih dari 3000 pengguna dan 55 jumlah mitra penyewa maupun pembeli. Akhir tahun 2020 lalu Rentfix meluncurkan fitur “Rentfix Jual Beli”. Bisnis jual-beli ini diluncurkan karena banyaknya permintaan dari para pengguna yang ingin memiliki hunian dengan cara dan proses yang mudah. Tahun 2021 lalu Rentfix juga telah memperluas cakupan bisnis ke Singapura.

Sempat mengalami kendala saat pandemi, kini platform proptech sudah mulai banyak mengalami pertumbuhan. Mulai dari sisi jumlah properti yang ditawarkan, hingga jumlah peminat yang masih terus meningkat hingga kini. Selain platform proptech seperti Rentfix, layanan yang mengedepankan teknologi untuk bisnis properti juga mulai banyak muncul. Di antaranya adalah Pintuitive, Jendela360, dan Pinhome.

Application Information Will Show Up Here

Platform Proptech Beliruma Ingin Fasilitasi Proses Bisnis Properti secara Menyeluruh

Salah satu platform yang ingin memudahkan konsumen melakukan penjualan dan pembelian rumah secara online adalah Beliruma. Layanan ini baru dirilis awal Oktober 2021 dan saat ini sudah mulai mengoperasikan platformnya.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Beliruma Effendy Tanuwidjaja mengatakan, layanan tersebut dihadirkan untuk mempercepat masyarakat untuk memiliki tempat tinggal. “Beliruma diluncurkan karena kami ingin fokus pada platform digital jual-beli properti, mempercepat dan mempermudah masyarakat Indonesia dalam memiliki rumah melalui teknologi.”

Berada di bawah naungan PT Real Estate Teknologi yang juga memiliki dan mengelola Rentfix, Beliruma memfasilitasi interaksi antara mitra developer, mitra agen, dan calon pembeli untuk membantu seluruh proses transaksi jual-beli properti menjadi lebih mudah dan cepat dengan bantuan teknologi.

Dalam proses transaksi, mitra developer yang tergabung akan dimudahkan, karena Beliruma memiliki akses ke mitra agen yang siap membantu memasarkan properti. Nantinya mitra agen tidak hanya memasarkan properti dan mendapatkan keuntungan penjualan saja, mereka juga mendapatkan akses ke berbagai properti lainnya.

Kemudian bagi calon pembeli, Beliruma akan membantu mengawal sepanjang proses transaksi mulai dari kontak awal hingga proses akad. Saat ini Beliruma telah memiliki mitra developer, di antaranya ada Citra Indah City (Ciputra Group), Green Setu City (Harmony Land Group), Semaya Living (KNS Land) dengan total sekitar 700 unit rumah yang sudah siap dipasarkan melalui Beliruma. Beliruma saat ini memanfaatkan situs dan juga browser. Untuk aplikasi Beliruma saat ini masih sedang dikembangkan oleh perusahaan.

“Kami mengintegrasikan para mitra, stakeholder properti, dan fitur Beliruma agar fokus mempercepat masyarakat untuk memiliki tempat tinggal. Dan juga calon pembeli memiliki kebebasan untuk memilih jenis pembiayaan yang kami sediakan,” kata Effendy.

Bermitra dengan layanan fintech

Beliruma juga memfasilitasi kredit kepemilikan rumah (KPR) melalui mitra bank, serta memfasilitasi layanan fintech untuk memberi layanan finansial bagi calon pembeli dalam pembayaran ataupun pengajuan pinjaman properti. Saat ini Beliruma sedang menjajaki kerja sama dengan layanan fintech, salah satunya adalah Gradana. Beliruma juga sedang membangun kerja sama dengan berbagai bank untuk mempermudah fasilitas KPR salah satunya ada Bank Jago.

“Untuk itu, kami akan bekerja sama dengan berbagai bank untuk memfasilitasi masyarakat dalam kredit pemilikan rumah (KPR). Dan kami akan fasilitasi fitur Fintech untuk memberi layanan finansial bagi calon pembeli dalam pembayaran ataupun pengajuan pinjaman properti,” ujar Effendy.

Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah terus memperbanyak mitra developer dan mitra agen serta menjangkau lebih banyak calon pembeli terutama di segmen generasi muda.

Pertumbuhan proptech saat pandemi

Perkembangan industri properti teknologi (proptech) selama pandemi di Indonesia mengalami transformasi digital yang telah membawa banyak perusahaan menuju aktivitas bisnis yang baik dan menjamin
keberlangsungan kinerja usaha. Perkembangan industri proptech tersebut sangat besar dampaknya dalam bisnis properti.

Sejak beberapa tahun lalu, proptech telah mulai diterapkan dalam industri ini untuk berbagai aktivitas seperti branding, pemasaran, pembelian, penjualan, dan penyewaan, serta pengelolaan properti supaya bisa dipantau dan dikelola dengan lebih mudah. Alasannya adalah properti dapat menjadi pilihan investasi terbaik di segala kondisi ekonomi. Kondisi saat ini dinilai menjadi waktu yang tepat untuk membeli properti, mengingat adanya relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan kebijakan uang muka 0% serta promo-promo dari pengembang saat ini.

“Untuk itu, saat pandemi masyarakat kian mengandalkan platform digital proptech khususnya untuk mencari dan menemukan tempat tinggal. Oleh sebab itu, dengan perkembangan industri properti teknologi yang terjadi saat ini, Beliruma hadir untuk mempercepat pertumbuhan kepemilikan rumah di Indonesia melalui teknologi,” kata Effendy.

DailySocial.id mencatat saat ini sedikitnya sudah ada sekitar 20 lebih platform proptech di Indonesia. Memanfaatkan teknologi, masing-masing platform mencoba untuk menawarkan fitur dan kemudahan akses bagi pemilik properti dan pencari properti.

Menurut East Ventures industri properti adalah kelas aset terbesar di dunia. Gelombang pertama Proptech di Indonesia dimulai dengan meningkatnya permintaan rumah dari masyarakat kelas menengah, berkat ekonomi yang lebih sehat dan mendorong pertumbuhan.

Area proptech ini masih menjadi yang paling populer, dengan konsentrasi tinggi pada startup portal pencarian jual, beli, dan sewa. Gelombang proptech berikutnya diprediksi adalah tentang data, didukung oleh kemajuan luar biasa dalam hal penyimpanan, dan penyerapan data.

Pandemi Akselerasi Bisnis Platform Proptech

Salah satu sektor yang sempat terganggu pertumbuhannya selama pandemi adalah sektor properti. Namun memasuki akhir tahun 2020, kondisi diklaim mulai membaik, dibarengi dengan mulai banyaknya permintaan dari pengguna. Sejumlah platform teknologi properti (proptech) optimis kondisi tahun ini lebih baik.

“Saat awal pandemi memang kami mengalami kendala. Namun akhir tahun 2020 lalu keadaan semakin membaik, [mulai] sekitar bulan September 2020 lalu tepatnya,” kata Co-Founder & CEO RoomME Glen Ramersan.

Country Manager Rumah123 Maria Manik mengatakan, “Secara keseluruhan Q-on-Q Maret 2020-Maret 2021 tren sewa dan dijual masih cukup konsisten.”

Sementara Rentfix mencatat adanya lonjakan permintaan di segmen sewa pergudangan. Permintaan pergudangan di kategori komersial lebih tinggi jumlahnya dibandingkan kategori lainnya seiring dengan naiknya permintaan di retail online.

“Kami tetap optimis bahwa di tahun 2021 ini permintaan apartemen maupun properti lainnya akan mengalami peningkatan,” kata CEO Rentfix Effendy Tanuwidjaja.

Pandemi “paksa” adopsi solusi teknologi

Masih dominannya developer dan agen menggunakan cara-cara tradisional untuk mempromosikan properti mereka dinilai menjadi penghambat adopsi teknologi di sektor ini. Strategi platform proptech untuk mempercepat pertumbuhan bisnis adalah melakukan edukasi ke mitra dan pengguna.

“Meskipun sebagian besar mitra kami adalah mereka yang tidak terlalu familiar dengan teknologi dan penggunaan aplikasi pada khususnya, namun karena pandemi mereka ‘dipaksa’ untuk bisa menggunakan dan membiasakan diri dengan aplikasi RoomME,” kata Glen.

Kegiatan tambahan, seperti mengikuti pameran properti dan talkshow properti secara online diklaim mampu meningkatkan jumlah pengguna dan mitra yang mengadopsi solusi teknologi. Konsumen sudah mulai merasakan manfaat kemudahan dalam mencari, menyewa, membeli, ataupun menjual properti melalui platform digital.

“Perubahan dari konsumen terkait dengan penyewaan dan jual beli properti di Rentfix selama pandemi adalah masyarakat semakin beradaptasi dengan teknologi menggunakan platform digital dalam mencari kebutuhan properti. Rentfix pun mencatat ada 100 ribu kunjungan pengguna per tahun 2020. [..] Sejumlah portal properti teknologi, baik sewa maupun jual beli atau proptech, menginformasikan lonjakan pengunjung di situs mereka,” kata Effendy.

Bagi Rumah123 yang sebagian besar pengguna mereka adalah pengembang dan agen, segala hal yang berkaitan dengan properti akan memerlukan edukasi secara terus menerus. Edukasi yang diberikan pun beragam bentuknya, termasuk berbentuk media artikel.

“Selain itu kami juga melakukan beberapa acara online semenjak pandemi seperti IG live, webinar dan online talkshow yang dikemas dengan menarik dan mengundang pembicara dari pakar properti, financial advisor / planner hingga influencer ataupun YouTuber,” kata Maria.

Tren pengguna proptech

Data yang dimiliki platform proptech mengungkapkan kebanyakan masyarakat Indonesia masih lebih memilih penyewaan dan jual beli rumah dibandingkan apartemen.

Dalam satu tahun terakhir, Rumah.com mencatat indeks harga apartemen, khususnya di Jabodetabek mengalami penurunan. Indeks harga apartemen secara nasional di Q1 2021 turun sebesar 5,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai perbandingan, indeks harga rumah tapak masih mengalami peningkatan tipis sebesar 0.5% YoY.

“Melihat indeks suplai listing apartemen untuk dijual yang juga mulai menurun, bisa diasumsikan bahwa jumlah unit apartemen saat ini sedang ada di puncaknya untuk beberapa waktu ke depan. Melihat perlambatan bahkan penurunan harga apartemen, wajar jika para pelaku properti berusaha memaksimalkan pemasukan dari sewa, khususnya melaui platform yang dapat memaksimalkan okupansi inventori sewa,” kata Consumer Marketing Manager Rumah.com Imam Wiratmadja.

Selama 1 tahun ke belakang, pencarian rumah masih merupakan pilihan utama, yaitu 88% dari total pencarian di Rumah123. Sedangkan urutan selanjutnya adalah tanah sekitar 7%, apartemen 3% dan komersial 2%. Jika dilihat dari YoY, volume pencarian rumah mengalami peningkatan sekitar 3%, apartemen menurun sekitar 2%, dan untuk tanah dan komersial mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan.

Sedangkan Rentfix mencatat, meskipun permintaan sewa apartemen saat ini memang mengalami penurunan, namun masih tetap ada.

“Beberapa hal yang nantinya akan menjadi pendorong utama yang akan bisa memperkuat daya sewa dan jual beli properti adalah, meningkatkan kepercayaan maupun keyakinan (confident) pasar, keamanan publik, serta mendorong peluang investasi yang lebih baik. Hal ini akan berlaku untuk semua sektor properti baik residensial maupun komersial,” kata Effendy.

Sementara itu bagi platform seperti RoomME, yang melakukan kurasi ketat untuk properti kos/co-living, rumah masih menjadi pilihan konsumennya. Selain harga yang jauh lebih terjangkau, kultur kekeluargaan di rumah membuatnya jauh lebih populer.

“Penghuni yang memang mencari kos biasanya mereka mencari convenience yang tidak akan pernah didapatkan di apartemen. Sedangkan penghuni yang mencari apartemen itu biasa mereka mencari privacy, yang memang kurang di kos,” kata Glen.

Platform Proptech Rentfix Mulai Lakukan Ekspansi ke Singapura

Rentfix hadir sebagai platform teknologi properti (proptech) sejak 2017 lalu. Tahun ini mereka mantapkan langkah untuk memperluas cakupan bisnis ke Singapura. Saat ini situs Rentfix.sg sudah dapat diakses untuk pengguna di sana. Kepada DailySocial CEO Rentfix Effendy Tanuwidjaja mengungkapkan, situs dan aplikasinya menyediakan platform digital dilengkapi dengan layanan dedicated agents untuk kategori properti residensial maupun komersial.

Hingga saat ini Rentfix mengklaim telah memiliki sekitar lebih dari 3000 pengguna dan 55 jumlah mitra penyewa maupun pembeli. Akhir tahun 2020 lalu Rentfix meluncurkan fitur “Rentfix Jual Beli”. Bisnis jual-beli ini diluncurkan karena banyaknya permintaan dari para pengguna yang ingin memiliki hunian dengan cara dan proses yang mudah.

“Masih banyak properti yang disewa di pasaran tetapi ternyata tidak ditempati dan dibiarkan kosong. Misalnya gudang sudah disewa sekian tahun tetapi kosong. Rentfix melihat peluang itu, ruang-ruang properti kosong tersebut kami transformasikan melalui platform digital,” kata Effendy.

Saat ini Rentfix belum mendapat pendanaan dari investor. Perusahaan masih berupaya untuk fokus mengoptimalkan nilai transaksi sewa dan jual-beli properti guna meningkatkan okupansi untuk terus mendapatkan hasil.

Model bisnis dan strategi monetisasi

Model bisnis yang diterapkan oleh Rentfix terdiri dari dua jenis, yakni bisnis sewa dan jual-beli properti. Untuk transaksi sewa, platform hanya mengambil sekitar 1% dari setiap transaksi yang berhasil. Kemudian untuk jual-beli mereka memberikan kemudahan dan penawaran transaksi yang menarik bagi konsumen dalam membeli properti.

“Misalnya untuk memiliki rumah, konsumen hanya perlu merogoh kocek Rp500 ribu untuk dapat mereservasi properti yang diinginkan. Model bisnis tersebut pun didukung dengan strategi monetisasi kami, yakni memberikan solusi dalam penjualan properti bagi para calon mitra,” kata Effendy.

Rentfix juga memberi penawaran strategi bisnis marketing yang terdiri dari kerja sama sebagai Mitra Reguler dan Mitra Prioritas yang diperuntukkan untuk lebih mendukung keberhasilan mitra-mitra dalam memasarkan properti sewa dan penjualan properti.

Disinggung apa yang membedakan Rentfix dengan platform serupa lainnya yang menawarkan layanan yang sama, disebutkan mereka lebih memosisikan diri sebagai layanan e-commerce properti. Tujuannya ingin menciptakan sebuah proses transaksi berbasis teknologi, sehingga seluruh proses sepenuhnya bisa dilakukan secara daring; mulai dari pemesanan, pembayaran, hingga perjanjian sewa.

“Jika ada transaksi pembelian properti yang batal pun Rentfix dapat mengembalikan dana (refundable) yang sudah dibayarkan oleh pembeli. Menariknya lagi, Rentfix memberikan layanan pasang properti secara gratis selamanya bagi masyarakat Indonesia dalam memasarkan propertinya di Rentfix. Setiap properti yang terdaftar di Rentfix dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” kata Effendy.

Pandemi dan bisnis Rentfix

Saat pandemi banyak pemilik properti memasarkan unitnya untuk disewakan di platform Rentfix. Salah satu alasannya adalah, properti akan tetap menjadi kebutuhan yang dicari dan diperlukan oleh masyarakat. Rentfix mencatat selama Q1 2020, adanya lonjakan permintaan dari segmen sewa pergudangan. Permintaan pergudangan di kategori komersial lebih tinggi jumlahnya dibandingkan kategori lainnya. Selama pandemi juga ada permintaan yang lebih banyak untuk sewa di tipe pergudangan seiring dengan naiknya permintaan di ritel online.

Sebaliknya penyewaan tempat tinggal dan tempat usaha di kategori residensial tercatat mengalami perlambatan permintaan. Fokus calon penyewa kebanyakan untuk mengisi kebutuhan jangka pendek. Selama kuartal pertama tersebut  setidaknya ada 500 daftar baru yang didaftarkan di platform tersebut per bulannya.

“Oleh sebab itu, di tengah situasi yang serba tak pasti seperti saat ini, digital ekonomi memiliki peran yang sangat penting. Masyarakat akan tetap mengandalkan dan membutuhkan perusahaan teknologi properti untuk berbagai keperluan tempat tinggal di situasi pandemi seperti saat ini,” kata Effendy.

Application Information Will Show Up Here