Living Lab Ventures Berinvestasi ke Induk Startup Proptech Lamudi

Digital Classifieds Group (DCG), perusahaan induk Lamudi, mengumumkan investasi strategis dari Living Lab Ventures (LLV), corporate venture capital milik Sinar Mas Land. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi DCG dan Lamudi sebagai pemimpin teknologi properti di kawasan Asia-Pasifik, khususnya Indonesia, tetapi juga menandai ekspansi LLV ke Australia.

DCG sendiri melakukan akuisisi Lamudi Indonesia pada Oktober 2023 dari shareholder sebelumya, yakni Dubizzle (sebelumnya bernama EMPG – Emerging Markets Property Group).

Partner Living Lab Ventures Bayu Seto menyatakan bahwa investasi ini menjadi tonggak penting yang menegaskan keyakinan LLV terhadap kemampuan DCG dan Lamudi dalam membangun ekosistem teknologi terbesar di industri properti Indonesia. “Dengan kolaborasi ini, kami melihat peluang besar untuk memperluas jangkauan kami ke Australia dan memperkuat posisi di industri Proptech Asia-Pasifik,” ujarnya.

CEO DCG Mark Nosworthy menyambut positif investasi dari LLV. Menurutnya, dukungan ini mengukuhkan misi DCG dalam mentransformasi pasar properti melalui teknologi. “Kolaborasi ini akan mempercepat pertumbuhan kami dan meningkatkan kemampuan kami dalam menyediakan solusi teknologi mutakhir bagi pengguna di Asia Tenggara,” kata Mark.

Sejak didirikan pada tahun 2014, Lamudi telah berperan penting dalam mendigitalkan industri real-estate di Indonesia. Melalui platform ini, lebih dari 30.000 agen properti telah diberdayakan untuk meningkatkan kemahiran teknologi dan keterampilan pemasaran digital mereka. Lamudi juga telah menjalin kemitraan dengan berbagai pengembang besar di Indonesia, menyediakan layanan end-to-end untuk lebih dari 425 proyek properti.

CEO Lamudi Indonesia Mart Polman, mengungkapkan bahwa dukungan dari LLV akan membantu Lamudi memperluas operasinya dan memperkuat posisinya sebagai marketplace real-estate terdepan di Indonesia. “Investasi ini memungkinkan kami untuk mengembangkan lebih lanjut platform kami, meningkatkan pengalaman pengguna, dan menyediakan nilai yang tak tertandingi bagi pelanggan,” jelas Mart.

Investasi strategis ini tidak hanya membuka jalan bagi terobosan baru di sektor teknologi properti, tetapi juga memperkuat komitmen Sinar Mas Land dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan di industri real-estate Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi bukti dedikasi LLV dalam memimpin transformasi digital dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di pasar global.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Proptech Asal Australia Digital Classifieds Group Akuisisi Lamudi Indonesia dan Filipina

Digital Classifieds Group (DCG), pengembang platform classifieds marketplace berbasis di Melbourne, Australia mengumumkan akuisisinya atas aset milik Dubizzle (sebelumnya bernama EMPG – Emerging Markets Property Group) di Indonesia dan Filipina, yakni Lamudi.co.id dan Lamudi.com.ph. Aksi korporasi ini disinyalir dilakukan sebagai upaya ekspansi agresif perusahaan menjelang rencana go-public di ASX.

Lamudi didirikan pada tahun 2013. Kemudian Lamudi diakuisisi Dubizzle pada tahun 2020, kala itu pengambilalihan mencakup platform yang beroperasi di Indonesia, Filipina, dan Meksiko.

Akuisisi bisnis Dubizzle oleh DCG sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun ini. Pada Januari kemarin, bisnis Bproperty terlebih dulu diakuisisi DCG untuk seriusi pasar Bangladesh.

“Lamudi telah menciptakan klasifikasi dominan dan platform transaksi properti di dua pasar paling menarik di Asia: Indonesia dan Filipina. Visi kami adalah membangun grup classifieds terkemuka di Asia Tenggara, sebuah wilayah dengan peluang luar biasa, dan akuisisi ini adalah pemicu untuk mewujudkan visi ini. Saya sangat bersemangat untuk memasuki pasar-pasar ini dan menyambut tim Lamudi ke keluarga DCG,” ujar CEO DCG Group Mathew Care.

Dalam dua tahun terakhir, bisnis Lamudi Indonesia diklaim bertumbuh dari 200 hingga 900 karyawan. Lamudi juga memiliki lebih dari 30 ribu jaringan agen, dipercaya lebih dari 400 pengembang, dan bermitra dengan 10 perbankan nasional.

Sebelumnya, pada awal tahun 2022, Lamudi.co.id mengumumkan akuisisi bisnis properti OLX Indonesia. Seluruh aset yang ada di kanal properti OLX Indonesia sepenuhnya dikelola Lamudi.co.id, sebagai strategi untuk mendominasi pasar proptech di wilayah tersebut.

Layanan yang disuguhkan Lamudi Indonesia / Lamudi
Layanan yang disuguhkan Lamudi Indonesia / Lamudi

Sementara itu, pada akhir 2022 lalu DCG baru membukukan pendanaan dari Tanncam Investment Pte. Ltd., perusahaan private equity dan venture capital asal Singapura. Dalam rilis resminya, CEO DCG Group Mathew Care mengatakan bahwa investasi ini datang di saat yang tepat, di tengah kembalinya pertumbuhan pesat bisnis proptech setelah pandemi.

Persaingan proptech di Asia Tenggara

Di kancah regional, sejumlah grup mendominasi pangsa pasar platform listing properti. Persaingan juga semakin mengerucut ketika PropertyGuru diakuisisi REA Group sejak 2016. Tahun 2019 bahkan REA Group bentuk perusahaan patungan bersama 99.co untuk bersama-sama mengoperasikan bisnis iProperty.

Grup Perusahaan Unit Bisnis Investor
99.co · Singapura: 99.co, SRX.com.sg, iProperty.com.sg

· Indonesia: 99.co/id, Rumah123.com

East Ventures, Sequoia, 500 Startups, Quest Ventures, Golden Gate Ventures, Mindowkrs, Allianz
Digital Classifieds Group · Kamboja: realestate.com.kh, Fazwaz

· Papua Nugini: hausples.com.pg, marketmeri.com

· Laos: yula.la, lanloa.la

· Fiji: property.com.fj

· Bangladesh: Bproperty

Belt Road Capital Management, Tanncam Investment, dan sejumlah investor yang tidak disebutkan ke publik
REA Group (PropertyGuru) · Singapura: PropertyGuru, CommercialGuru, Sendhelper

· Malaysia: PropertyGuru, iProperty

· Vietnam: Datdongsan, Dothi

· Thailand: DDProperty, Thinkofliving

· Indonesia: Rumah.com (tahun ini unit ini akan segera ditutup)

· REA Group juga mengoperasikan sejumlah platform di Australia dan Amerika Utara

IPO dengan kapitalisasi pasar: AUD20,91 miliar

Di sisi lain para startup Indonesia yang bermain di proptech mengambil pendekatan yang lebih hyperlocal, mereka mencoba menyuguhkan platform digital yang lebih spesifik. Baru-baru ini AMODA baru mendapatkan pendanaan awal dari East Ventures dan Living Lab Ventures, untuk mengembangkan layanan SaaS untuk memonitor proses konstruksi. Ada juga Ringkas yang menghadirkan layanan digital guna memfasilitasi kredit hunian (KPR).

Ditinjau dari trafik layanan, Pinhome menjadi salah satu startup lokal yang cukup moncer di area ini. Selain listing terkurasi, mereka juga menyajikan layanan penyewaan, KPR, keagenan, dan modal usaha untuk developer.

Peringkat situs proptech di SimilarWeb Indonesia / SimilarWeb
Peringkat situs proptech di SimilarWeb Indonesia / SimilarWeb

Menurut laporan Mordor Intelligence, Pasar properti Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari $61,22 miliar di 2023 menjadi $81,24 miliar di 2028, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 5,82% (2023-2028). Dukungan proyek perumahan rakyat yang didukung pemerintah, investor asing, dan lembaga seperti Bank Dunia diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan pasar real estat di Indonesia selama periode tersebut.

Meskipun menghadapi tantangan seperti dampak ekonomi pasca-pandemi, perekonomian yang tumbuh stabil dan program seperti ‘Satu Juta Rumah’ mendukung pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Tingginya permintaan akan properti karena pertumbuhan penduduk yang cepat dan urbanisasi tinggi membuat pasar properti Indonesia menjadi salah satu sektor terkuat di wilayah regional.

Strategi Lamudi Jaga Relevansi Platform “Proptech Listing” di Indonesia

Lamudi mempercayai prospek bisnis properti yang cerah di Indonesia, mengingat negara ini memiliki populasi masyarakat kelas menengah yang besar dan terus bertumbuh. Melalui pendanaan lanjutan sebesar $200 juta (sekitar 3,11 triliun Rupiah) yang diterima perusahaan induk mereka, Emerging Markets Property Group (EMPG), mayoritas akan diarahkan untuk pengembangan bisnisnya di Indonesia.

Pendanaan ini diperoleh dari perusahaan dana ekuitas asal Amerika Serikat, Affinity Partners. Pasca pengumuman ini, EMPG akan bersiap IPO dalam waktu dekat yang sudah direncanakan sejak lama.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, CEO Lamudi Indonesia Mart Polman menyampaikan, meski pihaknya tidak bisa merinci persentase investasi yang diarahkan untuk Indonesia, namun ia menekankan bahwa Indonesia adalah negara penting bagi EMPG dan ia melihat prospek yang positif bagi pertumbuhan bisnis di sini.

“Oleh karena itu, EMPG akan terus berupaya untuk berinvestasi di Indonesia dan turut membantu dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Polman.

Ia melanjutkan, dana segar nantinya akan digunakan untuk memperkuat tim Lamudi Indonesia dengan merekrut talenta baru dengan fokus membantu semua pelaku industri properti. Tujuannya untuk membantu mereka agar bisa menjalankan bisnis secara efisien, serta berfokus terhadap inovasi teknologi yang akan mempermudah masyarakat Indonesia dalam mencari dan mendapatkan rumah impian mereka.

Dalam dua tahun terakhir, bisnis Lamudi Indonesia diklaim telah bertumbuh dari 200 hingga 900 karyawan di kuartal IV tahun ini. Sejauh ini, EMPG memiliki lebih dari 500 engineers yang tersebar di berbagai negara, seperti Romania, Pakistan, Uni Emirat Arab, dan Filipina.

Kemudian, pada awal tahun ini Lamudi mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia yang telah mendongkrak pengguna menjadi 22 juta orang dan jumlah listings properti tembus lebih dari 1,35 juta setiap bulannya. Pencapaian tersebut diklaim menjadikan Lamudi Indonesia sebagai proptech terbesar di Indonesia.

Sebagai bagian dari ekosistem properti digital, disebutkan Lamudi memiliki lebih dari 30 ribu jaringan agen, dipercaya lebih dari 400 pengembang, dan bermitra dengan 10 perbankan nasional.

Pendiri Lamudi Kiann Moini menyampaikan, “Lamudi.co.id di Indonesia merupakan salah satu bisnis utama kami, EMPG tetap optimis dengan potensi pasar Indonesia karena masyarakat kelas menengahnya yang terus bertumbuh dan populasinya yang besar. EMPG ingin terus berkomitmen untuk membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.”

Berkaitan dengan itu, diharapkan kontribusi bisnis dari Indonesia akan mendongkrak pertumbuhan bisnis EMPG secara keseluruhan. CEO EMPG Imran Ali Khan menuturkan, pihaknya targetkan kenaikan laba sebesar dua kali lipat dan mempertahankan EBITDA positif selama dua tahun terakhir yang telah berjalan secara konsisten.

“Kami sangat optimis melanjutkan pertumbuhan yang telah berjalan dengan baik ini. Dengan pendanaan yang telah diraih ini, perusahaan [EMPG] akan berfokus dalam mempersiapkan IPO di waktu dekat, yang selalu menjadi bagian dari visi besar kami,” kata Khan.

Tren listings properti

Polman melanjutkan, semenjak pandemi perubahan terbesar yang perusahaan liat terkait tren di industri adalah adopsi teknologi yang semakin terakselerasi. Kehadiran proptech membantu fasilitasi kebutuhan pencarian properti yang dulu terkendala karena mobilitas yang dibatasi di saat pandemi. Data internal perusahaan mencatat kenaikan pada tren pencarian properti di dalam platform tumbuh 36,8% secara year-on-year pada Juni 2020 ke Juni 2021.

Memasuki masa pemulihan, pihaknya melihat pentingnya peran setiap pemangku kepentingan untuk bersama-sama membuka potensi dari pencari properti baru atau Next Generation Property Buyers yang berada di usia 25-44 tahun. Generasi ini merupakan 56,9% dari pengguna Lamudi Indonesia yang menuntut kemudahan dalam pencarian properti karena adanya perkembangan teknologi yang pesat saat ini.

“Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengimbangi kebutuhan dari Next Generation Property Buyers dengan mempersiapkan seluruh tenaga kerja di sektor properti dengan literasi digital agar kedua belah pihak memahami bahwa perjalanan kepemilikan properti semakin terintegrasi karena adanya digitalisasi.”

Menurutnya, Lamudi akan terus memperkuat posisinya sebagai penyedia listing properti di ekosistem proptech Indonesia. Dalam rangka itu, pihaknya terus meningkatkan kemitraan dengan para pengembang, agen, dan bank untuk memastikan bahwa pengguna mendapatkan pilihan properti terlengkap sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang luas dan juga opsi pendanaan yang sesuai dengan kondisi finansial pengguna yang beragam.

“Kami memprioritaskan memberikan pengalaman termudah dan terpercaya bagi pencari properti Indonesia dalam pencarian properti impian,” pungkasnya.

Belakangan ini, mulai ramai pemain proptech yang menyediakan solusi di luar listings, seperti Kabina yang fokus pada penyederhanaan proses konstruksi dengan memanfaatkan modularitas, pra-fabrikasi, dan bahan utama kayu. Lalu, ada Tanaku yang membangun platform untuk fasilitasi pembelian dan transaksi properti secara online; IDEAL yang berambisi ingin mendemokratisasi proses pengajuan KPR, dan masih banyak lagi.

Para pemain di atas sudah didukung dengan pendanaan tahap awal dari sejumlah investor, sebut saja ada East Ventures, AC Ventures, dan Ciputra Group.

Mengutip dari SimilarWeb, posisi Lamudi per September 2022 dikunjungi hingga 1,5 juta kali dengan rata-rata durasi kunjungan 03:28 menit. Posisi Lamudi untuk situs listing properti di Indonesia berada di urutan ke-5. Dibandingkan kompetitor terdekatnya, yakni 99.co dan Rumah.com, peringkat Lamudi lebih rendah.

Keduanya secara berurutan berada di urutan pertama dan kedua. Untuk periode yang sama, pengunjung situs 99.co mencapai 20 juta kali kunjungan. Namun rata-rata durasi kunjungannya lebih singkat, yakni 01:27 menit. Adapun untuk Rumah.com, dikunjungi hingga 4,1 juta kali dengan rata-rata durasi kunjungan 02:47 menit.

Application Information Will Show Up Here

15 Startup Proptech Indonesia untuk Bantu Temukan Hunian Terbaik

Rumah atau hunian adalah kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Saat ini, banyak startup di bidang properti (proptech) Indonesia yang bisa diakses dengan mudah beserta banyak fitur yang ditawarkan.

Berikut ini daftar startup proptech yang bisa dimanfaatkan untuk menemukan hunian terbaik di Indonesia:

99.co

Startup properti Indonesia yang pertama adalah 99.co, berdiri sejak tahu 2014. Perusahaan yang satu ini berfokus pada mempermudah penggunanya untuk mencari berbagai jenis hunian. Lewat situs ataupun aplikasinya, pengguna bisa menjual ataupun membeli properti secara langsung.

Selain itu, fitur lain yang tersedia di 99.co seperti Kalkulator KPR untuk menghitung simulasi cicilan atau Pencarian Peta yang dapat mengetahui persebaran properti di seluruh Indonesia.

Beliruma

Startup yang satu ini memfasilitasi pengguna untuk pembiayaan properti yang diinginkan. Effendy Tanuwidjaya selaku CEO dari Beliruma ini mendirikan proptech ini pada tahun 2020. Beliruma juga berkolaborasi beberapa fintech agar lebih terintegrasi pada saat pembayaran dan mampu untuk membiayai property dengan menggunakan KPR.

Flokq

Flokq didirikan oleh Anand Janardhanan dan Harmeet Singh pada Agustus 2019. Startup tersebut telah mengelola ratusan unit kamar tersebar di berbagai lokasi di pusat bisnis Jakarta, seperti Mega Kuningan, Senayan, Rasuna Said, Sudirman, Semanggi, dan lainnya.

Flokq sendiri pada tahun 2021 mengakuisisi YukStay, Hal tersebut pastinya berdampak pada perushaan co-living di Indonesia. Akuisisi tersebut dilakukan flokq karena ingin membangun distribusi co-living agar lebih luas.

Jendala360

Jendela360 adalah startup property Indonesia yang menawarkan fitur Virtual Tour, yang memudahkan user untuk mengetahui aspek property tersebut dengan pengalaman yang menyenangkan. Startup proptech ini didirikan pada tahun 2016. 

Mamikos

Mamikos merupakan salah satu aplikasi pencari kos di Indonesia. Didirikan oleh Maria Regina Anggit Tut Pinilih pada 11 November 2015, Mamikos terus berkembang dan berusaha menjadi penghubung bagi pemilik kos dan pencari kos. Banyak beberapa fitur baru yang dimiliki oleh mamikos diantaranya adalah mamirooms dan singgahsini. Saat ini pendanaan mamikos berasal dari Softbank Venture Asia. 

NataProperty

NataProperty adalah startup yang didirikan oleh Benny Saputro (CEO), Sandra Vandhi (COO), dan Happy Murdianto (CMO) sejak tahun 2016 ini menawarkan solusi bagi para developer untuk mempermudah dalam mengelola penjualan proyek properti mereka. 

NataProperty menyiapkan ERP System, CRM, hingga aplikasi agen properti untuk developer. Melalui Sistem ERP yang dibangun terintegrasi dengan aplikasi, pengembang dapat menginput stok proyek properti, pembayaran konsumen, metode pembayaran, konstruksi, dan laporan keuangan.

Lamudi

Lamudi adalah situs yang membantu masyarakat yang sedang mencari informasi properti, baik yang sedang mencari rumah idaman, tanah, dan properti komersil atau lainnya.

Lamudi didirikan pada tahun 2014, Saat ini CEO Lamudi adalah Mart Polman. Fitur dari Lamudi sendiri sangat beragam ada Fitur Archive, Fitur Maps, Fitur Listing, dan Sebagainya.  

Pinhome

Pinhome adalah salah satu startup properti Indonesia yang mengeluarkan produk Pinhome-Properti, KPR, dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencari hunian idaman melalui gadget mereka.

Startup property yang satu ini didirikan oleh Dayu Dara Permata & Ahmed Aljunied pada tahun 2019. Pada April 2022, Pinhome medapatakan pendanaan seri B dengan total 719 Miliar Rupiah yang dipimpin oleh Goodwater Capital, Intudo Venture, Ribbit Capital, Eurazeo Smart City, Insignia Ventures Partners, Watiga Trust, Global Founders Capital dan sebagainya.

Pintuitive

Platform pencarian properti online berbasis map yang juga dapat melayani transaksi jual beli properti sewa, menjadi salah satu solusi banyak orang untuk mencari rumah Indonesia.

Transparansi lokasi properti yang belum didapatkan saat mencari rumah secara online di Indonesia telah dijawab dengan menggunakan layanan Pintuitive.

Pintuitive didiriakan oleh Irvan Ariesdhana pada tahun 2021, Fitur Pintuitive ini sangat terampil dan akurat untuk mencari lokasi perumahan atau properti.

Rentfix 

Rentfix adalah marketplace properti yang memungkinkan pemilik properti untuk menyewakan ruang dan mencari penyewa dengan kebutuhan sewa yang fleksibel dalam satu platform online terintegrasi.

Startup proptech yang satu ini didirikan pada tahun 2017 oleh Effendy Tanuwidjaya. Rentfix juga menggandeng Cicilsewa untuk memberikan pembayaran yang lebih terjangkau dan menarik.

Rukita

Rukita adalah startup property yang dibentuk untuk mendapatkan informasi co-living, baik yang berlokasi dekat kampus atau di tengah kota metropolitan. Mereka juga memiliki layanan RuOptions untuk membantu pemilik properti melakukan pengelolaan terpadu. Startup proptech ini didirikan pada tahun 2019 oleh Sabrina Soewatdy (Co-founder & CEO) dan Sarah Soewatdy (Co-founder & COO). 

Beberapa waktu lalu, Rukita juga baru saja mengakuisisi Infokost yang merupakan startup yang bergerak di bidang online listing untuk sewa hunian seperti indekos dan sejenisnya. Dalam keterangannya, melalui pengakuisisian ini Rukita menargetkan bakal memperluas cakupan bisnisnya untuk semakin memantapkan kiprahnya di industri proptech tanah air.

Ringkas

Startup proptech selanjutnya adalah ringkas, startup yang satu ini  menyederhanakan proses kepemilikan rumah adalah misi dari proptech yang satu ini. Prosesnya lebih cepat dan dapat diakses oleh semua orang. Tunggu kami untuk membantu Anda mewujudkan rumah impian.

Ringkas sendiri didirkan oleh Leroy Pinto bersama teman – temannya pada tahun 2019. Platform kredit hunian yang satu ini mendapatkan seed funding senilai 33 miliar Rupiah untuk mengekspansi bisnisnya yaitu proses kredit rumah berbasis digital. 

Rumah.com

Rumah.com adalah media online yang merupakan bagian dari PropertyGuru Group yang berkantor pusat di Singapura. Rumah.com memiliki komitmen yang kuat untuk membantu masyarakat Indonesia mewujudkan impian mereka memiliki rumah serta perumahan dan investasi.

Startup proptech ini didirikan oleh Lê Xuân Trường pada Agustus 2006 dan situs webnya mulai berjalan secara resmi di internet mulai tahun 2008. 

Rumah123.com

Rumah123.com adalah situs teknologi jual beli properti terdepan di Indonesia yang telah melayani jutaan orang sejak 2007, dan kini hadir dengan tagline baru, “Jual Beli Properti Lebih Mudah”. Startup proptech ini memiliki beberapa ragam fitur yang menarik di antaranya simulasi KPR dan cek kemampuan KPR.

Travelio

Travelio adalah perusahaan teknologi di Indonesia yang memungkinkan pengguna untuk menyewa dan melakukan transaksi jual beli properti. Travelio menawarkan beragam properti mulai dari apartemen, rumah, dan vila. Inventaris properti kami tersedia di berbagai kota di Indonesia.

Startup proptech yang satu ini didirikan pada tahun2014 oleh Hendry Rusli. Untuk pendanaan terakhir. Travelio sendiri mendapatkan total dana senilai 253 Miliar Rupiah dalam putaran samsung venture pada tahun 2018.

Lamudi.co.id to Acquire OLX Indonesia’s Property Business

Lamudi.co.id announced the acquisition of OLX Indonesia’s property business. Starting earlier this year, Lamudi.co.id has been fully operating the business line. This is part of Lamudi’s ambition to become the largest proptech in Indonesia.

For the record, Emerging Markets Property Group (EMPG), a property portal group from the Middle East, South Asia, and Southeast Asia announced the acquisition of Lamudi Global, a property group which operation covers Indonesia, the Philippines and Mexico in May 2020.

A month earlier, EMPG was fully acquired the OLX Group, which operates in MENA (Middle East and North Africa) and South Asia. This move successfully catapulted EMPG’s valuation into a unicorn due to a $150 million funding obtained from the OLX Group and other stakeholders.

Through the OLX Indonesia’s property business acquisition, currently Lamudi.co.id has more than 4.5 million unique visitors, 600 thousand new listings every month, and generates purchase interest of more than two million which will ensure high visibility from seller listings.

“This acquisition is a golden opportunity to continue improving our services for Indonesians, especially in providing the most complete property options to suit everyone’s demand. Lamudi.co.id is here for the Indonesian people to provide the easiest and most reliable experience in finding a dream property,” Lamudi.co.id’s CEO, Mart Polman said in an official statement, Wednesday (1/11).

Lamudi’s founder, Kian Moini said that Indonesia is EMPG’s priority market due to high confidence in Indonesia’s market, with positive prospects for Indonesia’s economic growth in the future and Lamudi’s potential in providing the best real estate solution services.

“This acquisition demonstrates our commitment through our vision for Indonesia, which is to provide the best real estate service experience and help Indonesians find a dream home,” he said.

OLX Group Indonesia’s CEO, Johnny Widodo said that the merger of OLX’s property business with Lamudi.co.id will strengthen access to property for all potential home buyers in Indonesia.

“We are proud of the OLX Indonesia’s property business growth which trusted by millions of users, and we are confident that this business will bloom. Lamudi.co.id will strengthen the property search experience for all Indonesian property seekers,” Johnny said.

He also mentioned that all interfaces and operations will not be changed, including other businesses under OLX Indonesia.

On the platform, the company will share user account data with Lamudi.co.id. Whether you’re uncomfortable or dislike the terms and conditions, all users can delete their account on January 18, 2022 at the latest.

Lamudi.co.id first appeared in Indonesia in February 2014 with more than 700 employees and continues to grow with expansion plans to the Indonesian property market. They provide online end-to-end services in property search and become a liaison platform between property seekers and developers up to the transaction process, facilitated by the best technology to have seamles search experience.

In July 2020, OLX also announced the acquisition of a similar local player, BeliMobilGue. This move changed the use of the brand to OLX Autos Indonesia (OLX Autos), as well as appointed the chairman of BeliMobilGue Johnny Widodo as part of OLX Indonesia.

The acquisition

Lamudi’s closest competitor, 99 Group, had previously make an acquisition act. Aside from being practical and automatically making it easier to become a player with the largest users, this is also capital intensive strategy. Moreover, property searches are rising due to increasing digital adoption. Therefore, the more property listed, the more visitors will find the property.

It is proven from the SimilarWeb data, 99.co has the highest visits in Indonesia for the last six months with an average visit of 19.97 million with an average of 1.26 minutes. Then, followed by Rumah123 which received an average of 3.78 million visits with an average of 2.05 minutes and Lamudi.co.id with 1.03 average visits and 3.30 minutes average duration.

99 Group operates in Indonesia and Singapore. 99.co previously acquired Urbanindo, forming a joint venture with Real Estate Australia (REA). REA has two property sites, including iproperty.com.sg and Rumah123.com. 99 Group also acquired the Singapore Real Estate Exchange (SRX) in November 2020.

SRX is a property platform and real estate data provider in Singapore. This acquisition act is to add a collection of listings, information, and various tools to support the parent in providing value added and competitive services to consumers and real estate professionals in the country.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Lamudi.co.id Akuisisi Bisnis Properti OLX Indonesia

Lamudi.co.id mengumumkan akuisisi bisnis properti OLX Indonesia. Mulai awal tahun ini lini bisnis tersebut dioperasikan sepenuhnya oleh Lamudi.co.id. Strategi ini merupakan bagian dari ambisi Lamudi untuk menjadi proptech terbesar di Indonesia.

Sebagai catatan, Emerging Markets Property Group (EMPG), grup portal properti dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara mengumumkan akuisisinya terhadap Lamudi Global, grup portal properti yang beroperasi di Indonesia, Filipina, dan Meksiko pada Mei 2020.

Selang sebulan sebelumnya, EMPG juga mengakuisisi penuh OLX Group yang beroperasi di MENA (Middle East and North Africa) dan Asia Selatan. Langkah tersebut sukses melambungkan valuasi EMPG menjadi unicorn, berkat suntikan dana yang diperoleh dari OLX Group dan pemangku kepentingan lainnya sebesar $150 juta.

Lewat akuisisi bisnis properti OLX Indonesia, Lamudi.co.id kini memiliki lebih dari 4,5 juta unique visitors, 600 ribu listing baru setiap bulannya, dan menghasilkan minat pembelian lebih dari dua juta yang akan memastikan tingginya visibilitas dari listing para penjual.

“Akuisisi ini merupakan sebuah kesempatan emas untuk terus meningkatkan pelayanan kami terhadap masyarakat Indonesia, terutama dalam memberikan pilihan properti terlengkap sesuai dengan kebutuhan setiap orang. Lamudi.co.id senantiasa hadir untuk masyarakat Indonesia dalam memberikan pengalaman termudah dan terpercaya dalam pencarian properti impian,” terang CEO Lamudi.co.id Mart Polman dalam keterangan resmi, Rabu (11/1).

Founder Lamudi Kian Moini menyebutkan bahwa Indonesia merupakan pasar prioritas untuk EMPG dikarenakan tingginya kepercayaan terhadap potensi pasar properti di Indonesia, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya dan juga potensi Lamudi dalam memberikan layanan solusi real estat terbaik.

“Akuisisi ini menunjukkan komitmen investasi kami dalam visi kami terhadap Indonesia, yakni memberikan pengalaman layanan real estat terbaik dan membantu rakyat Indonesia menemukan sebuah rumah impian,” ujarnya.

CEO OLX Group Indonesia Johnny Widodo menambahkan, bergabungnya bisnis properti OLX dengan Lamudi.co.id akan memperkuat akses terhadap properti untuk semua calon pembeli rumah di Indonesia.

“Kami bangga dengan pertumbuhan bisnis properti OLX Indonesia yang telah dipercaya oleh jutaan pengguna, dan kami yakin bahwa bisnis ini akan terus bertumbuh. Lamudi.co.id akan memperkuat perjalanan pencarian properti untuk semua pencari properti Indonesia,” tutur Johnny.

Johnny turut menyampaikan, semua interface dan operasi akan berjalan seperti biasanya tanpa adanya perubahan, termasuk bisnis lain yang masih berada di bawah OLX Indonesia.

Dalam situs OLX, perusahaan akan membagikan data akun pengguna ke Lamudi.co.id. Jika tidak berkenan dan tidak menyetujui syarat dan ketentuan, pengguna dapat menghapus akunnya paling lambat 18 Januari 2022.

Lamudi.co.id pertama hadir di Indonesia pada Februari 2014 dan telah mempekerjakan lebih dari 700 karyawan dan terus bertumbuh dengan rencana untuk melanjutkan ekspansinya di pasar properti Indonesia. Mereka memberikan layanan ujung ke ujung dalam pencarian properti untuk setiap penggunaannya dan menjadi sebuah platform penghubung antara pencari properti dan developer secara online hingga proses transaksinya yang difasilitasi teknologi terbaik untuk memudahkan perjalanan pencarian properti.

Pada Juli 2020, OLX juga mengumumkan langkah akuisisinya terhadap pemain lokal sejenisnya, BeliMobilGue. Langkah tersebut mengubah penggunaan merek menjadi OLX Autos Indonesia (OLX Autos), sekaligus mengangkat pimpinan BeliMobilGue Johnny Widodo sebagai bagian dari OLX Indonesia.

Pilih langkah akuisisi

Langkah akuisisi bisnis ini sebelumnya juga dilakukan oleh kompetitor terdekat Lamudi, yakni 99 Group. Selain praktis dan otomatis permudah langkah menjadi pemain dengan pengguna terbesar, pemilihan strategi ini juga padat modal. Terlebih, pencarian properti kian meningkat selaras dengan peningkatan adopsi digital. Oleh karenanya, semakin banyak listing, makin deras pula kunjungan para pencari properti ini.

Terbukti dari data yang diambil dari SimilarWeb, 99.co menjadi pemain dengan kunjungan tertinggi di Indonesia selama enam bulan terakhir dengan rerata kunjungan 19,97 juta kunjungan dengan rerata 1.26 menit. Kemudian, disusul Rumah123 mendapat rerata 3,78 juta kunjungan dengan rerata 2.05 menit dan Lamudi.co.id dengan rata-rata kunjungan mencapai 1,03 kali kunjungan dan durasi rerata 3.30 menit.

99 Group beroperasi di Indonesia dan Singapura. 99.co sebelumnya mengakuisisi Urbanindo, membentuk perusahaan patungan bersama Real Estate Australia (REA). REA memiliki dua situs properti, yakni iproperty.com.sg dan Rumah123.com. 99 Group juga mengakuisisi Singapore Real Estate Exchange (SRX) pada November 2020.

SRX merupakan platform properti dan penyedia data real estat di Singapura. Langkah akuisisi ini untuk menambah kumpulan listing, informasi, dan berbagai perangkat untuk mendukung induk dalam memberikan nilai tambah dan layanan kompetitif kepada konsumen dan profesional real estat di negara tersebut.

Application Information Will Show Up Here

DStour #89: Berkunjung ke Kantor Lamudi

Terletak di gedung Capital Place, Jakarta, kantor baru Lamudi menawarkan ruangan kerja yang luas dan fungsional menyesuaikan kondisi kerja saat pandemi. Memiliki lounge room, rooftop, hingga dekorasi yang mendukung semangat kerja, Lamudi berharap kantor baru mereka bisa dinikmati dengan sepenuhnya oleh pegawai saat pandemi dan nantinya jika pandemi telah usai. Simak liputan #DStour virtual berikut ini selengkapnya di kantor Lamudi.

EMPG Lanjutkan Akuisisinya Terhadap Lamudi, Termasuk Unit Bisnis di Indonesia

Grup portal properti Emerging Markets Property Group (EMPG) hari ini (12/5) mengumumkan secara resmi akuisisinya terhadap Lamudi Global, termasuk untuk Lamudi di Indonesia, Filipina, dan Meksiko. Sebelumnya di awal tahun 2019 lalu, Lamudi Bangladesh telah terlebih dulu diakuisisi melalui Bproperty, juga bagian dari unit bisnis EMPG.

CEO EMPG Imran Ali Khan mengatakan bahwa akuisisi ini menandakan niat perusahaan untuk mulai fokus menggarap pasar Asia Tenggara dan sekitarnya. Karena menurutnya wilayah tersebut memiliki potensi pasar yang luar biasa untuk bisnis properti.

Turut menambahkan Managing Director Lamudi.co.id Mart Polman, bahwa ekspansi EMPG ke wilayah ini diyakini akan meningkatkan standar bagi para pemain properti online di Indonesia. “EMPG telah membangun bisnis yang sangat sukses di banyak negara, mereka memiliki kemampuan yang baik untuk mengelola bisnis portal properti dan memiliki teknologi yang canggih yang diharapkan dapat membantu Lamudi.co.id agar dapat semakin berkembang.”

EMPG sendiri memiliki dan mengoperasikan Bayut di UEA, Arab Saudi dan Yordania, Zameen di Pakistan, Bproperty.com di Bangladesh, dan Mubawab di Maroko dan Tunisia, serta salah satu marketplace terbaik di Thailand, Kaidee, yang baru saja diakuisisi pada Februari.

Selain itu, EMPG juga memiliki dan mengoperasikan Dubizzle di UEA, OLX Pakistan, OLX Mesir, dan OLX Lebanon, di samping beberapa platform OLX lainnya di negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).

April 2020 ini, EMPG baru menambah pundi-pundi modal melalui corporate round oleh OLX Group senilai US$150 juta. Sebelumnya putaran pendanaan seri D yang diusung sejak pertengahan 2018 hingga awal 2019 berhasil membawa valuasi perusahaan di status unicorn.

Lamudi.co.id sendiri didirikan pada 2014 sebagai platform properti online yang membantu menjembatani antara penjual, pembeli, dan penyewa.

Di Indonesia persaingan bisnis di sektor terkait cukup ketat. Beberapa perusahaan juga terus kuatkan konsolidasi. Awal tahun 2018, pengembang situs properti asal Singapura 99.co resmi mengumumkan akuisisinya terhadap platform lokal Urbanindo. Belum lama ini mereka juga bentuk joint venture dengan REA Group, perusahaan properti online asal Australia yang mengoperasikan iProperty dan Rumah123.

Online Properti di Indonesia

Selain dua grup perusahaan tersebut, di Indonesia juga beroperasi unit bisnis milik PropertyGuru. Mereka menjalankan dua situs, yakni Rumah.com dan Rumahdijual.com yang diakuisisi pada akhir 2015 lalu. Di Indonesia, operasionalnya turut didukung konglomerasi EMTEK Group sebagai investor di putaran pendanaan seri D.

Application Information Will Show Up Here

Startup Proptech di Indonesia, dari Model Bisnis hingga Peta Persaingan

Startup teknologi di bidang properti, atau biasa disebut proptech (property technology), tampaknya tengah mendulang untung di tengah pertumbuhan jumlah masyarakat urban di Indonesia. Mereka coba mengakomodasi kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal – paling banyak rumah atau apartemen. Sejauh ini, melihat yang sudah beroperasi di Indonesia, ada beberapa bentuk layanan yang ditawarkan.

Secara umum proptech  sendiri didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi untuk membantu pengguna melakukan pencarian, pembelian, penjualan, dan pengelolaan real estat. Saat ini bentuknya beragam, mulai dari situs listing properti, platform virtual reality untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sistem penyewaan, hingga pendanaan properti.

Model bisnis dan layanan

Ditinjau dari visinya, layanan proptech terbagi menjadi tiga kategori. Pertama ialah penggunaan teknologi untuk memberikan sentuhan digital di unit propertinya itu sendiri. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari penerapan sensor internet of things (IoT) hingga sistem pemantauan otomatis memanfaatkan kamera yang dilengkapi kecerdasan buatan.

Di tingkat global, berbagai perangka pendukung untuk smart home sudah banyak diproduksi, contohnya Switchmate yakni saklar pintar yang dapat dikendalikan melalui ponsel. Perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Google pun juga mulai memberikan fokus tersendiri untuk kebutuhan ini. Sementara di tingkat pengembang lokal memang belum banyak, namun sudah mulai bermunculan. Salah satunya produk kunci pintar yang diproduksi Sugar Tech.

Kedua ada platform penyewaan, ini jadi yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Mereka mencoba menyederhanakan proses bisnis dari hulu ke hilir. Mulai menyediakan wadah bagi pemilik properti untuk mempromosikan unitnya, memudahkan pengguna untuk menemukan properti sesuai kriterianya – beberapa platform menyediakan jasa konsultasi, hingga menjadi perantara dalam proses penyewaan.

Beberapa platform terkait di antaranya Lamudi, Travelio, Rumah123, 99.co, dan Rumah.com – kendati beberapa sajikan layanan dan fitur berbeda. Misalnya Travelio, berangkat dari layanan penyewaan kamar hotel, kini mereka akomodasi penyewaan rumah, vila, dan apartemen. Tidak hanya mengiklankan unit properti saja, mereka juga membantu pemilik melakukan pengelolaan dan operasional.

Baru-baru ini situs listing indekos Mamikos juga kenalkan layanan baru mereka berjuluk Mamirooms. Konsepnya sama, selain mempromosikan unit kamar yang tersedia, kini mereka membantu pemilik properti untuk melakukan pengelolaan. Termasuk di dalamnya meningkatkan standardisasi properti, operasional, hingga pemasaran.

Model Bisnis Startup Proptech

Model bisnis ketiga mengakomodasi aspek finansial. Mekanisme kredit sejauh ini masih jadi yang paling populer untuk transaksi jual-beli unit real estat. Untuk memudahkan prosesnya, beberapa startup mulai bermain di sana. Mulai dari membantu menyajikan komparasi dan kalkulasi, menjembatani akses kredit dengan perbankan, hingga menyajikan layanan p2p lending untuk membantu pembiayaan.

CicilSewa dan Gradana adalah dua contoh startup di bidang properti yang fokus pada pembiayaan. Layanan yang dihadirkan CicilSewa memberikan talangan untuk pembiayaan properti kepada pengguna. Sementara Gradana manfaatkan skema p2p lending untuk pinjaman kredit properti – termasuk memberikan pinjaman untuk melakukan pembayaran uang muka.

Peta persaingan startup proptech

Awal tahun 2018, pengembang situs properti asal Singapura 99.co resmi mengumumkan akuisisinya terhadap platform lokal Urbanindo. Berbentuk akuisisi penuh, kini tim dan produk Urbanindo dilebur ke dalam layanan 99.co Indonesia. Sejak resmikan kehadirannya di Indonesia, layanan 99.co terus tancap gas jadi platform untuk perantara transaksi jual-beli real estat.

Tak hanya berhenti di sana, pasca dapatkan pendanaan 216 miliar Rupiah, perusahaan jalin kerja sama strategi bersama REA Group, yang sebelumnya terlebih dulu akuisisi iProperty — termasuk di dalamnya platform Rumah 123. Melalui kemitraan tersebut kedua perusahaan bentuk joint venture untuk bersama-sama memenangkan bisnis proptech di Asia Tenggara.

REA turut memberikan investasi 113 miliar Rupiah untuk pengembangan bisnis. Pasalnya operasional bisnis iProperty di Singapura dan Rumah123 di Indonesia akan dikelola bersama. Co-Founder & CEO 99.co Darius Cheung akan memimpin.

Selain dua grup perusahaan tersebut, di Indonesia juga beroperasi unit bisnis milik PropertyGuru. Mereka menjalankan dua situs, yakni Rumah.com dan Rumahdijual.com yang diakuisisi pada akhir 2015 lalu. Di Indonesia, operasionalnya turut didukung konglomerasi EMTEK Group sebagai investor di putaran pendanaan seri D.

Lamudi juga turut jadi pengembang situs listing properti yang mengudara di Indonesia. Mereka hadir sejak tahun 2014. Satu tahun beroperasi, pada tahun 2015 perusahaan melakukan akuisisi platform PropertyKita. Selain di Indonesia, saat ini mereka juga beroperasi di Filipina. Sementara operasional Lamudi di Timur Tengah telah diakuisisi Emerging Markets Property Group pertengahan tahun ini.

Startup proptech di Indonesia

Jika ditarik benang merahnya, dari semua pemain yang memimpin pasar – salah satunya dinilai dari statistik kunjungan dan valuasi perusahaan – merupakan pemain regional. Model bisnisnya serupa, mengedepankan poin “sharing” dibumbui dengan menjual layanan promosi dan pemasaran bekerja sama dengan agen properti.

Pembiayaan properti

Bank BTN menjadi BUMN yang difokuskan untuk pembiayaan properti. Untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas, mereka mengembangkan konsep proptech melalui BTNProperti.co.id yang menyajikan listing lengkap dengan akses pembiayaan. Pada dasarnya situs-situs listing atau marketplace yang dibahas sebelumnya juga memberikan rekomendasi pembiayaan kredit melalui bank-bank yang menjadi mitra. Di Indonesia, hampir semua bank memiliki produk Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

Ingin hadirkan akses menyeluruh, platform asal Singapura CloseBuy Asia Pasific beberapa bulan lalu resmikan kehadiran di Indonesia. Melalui aplikasi mobile, mereka dampingi pengguna memilih unit properti dan akses pembiayaan kredit melalui perbankan mitra. Inovasi yang cukup baru juga dihadirkan pemain lokal Gradana. Seperti disinggung sebelumnya, mereka integrasikan sistem p2p lending untuk pembiayaan, dengan sasaran pengguna dari kalangan masyarakat yang belum terlayani bank (unbankable).

Lamudi Secures Funding from Ringier AG and Axel Springer SE

Lamudi, property listing provider startup, announces to secure funding from Swiss media company Ringier AG and German media company Axel Springer SE. There aren’t any numbers mentioned in it. Investment from both will be used by Lamudi to provide the best experience for users to search for property, such as bridging those looking for property from online to offline in Indonesia.

“We’re so glad to include investors with high experience in the media industry, digital technology, and enthusiasm to make a breakthrough in the property industry in Indonesia. Investment from global players to Lamudi Indonesia is a great news for the startup development in Indonesia,” Mart Polman, Lamudi Indonesia’s Managing Director, said.

Furthermore, he explained that currently, Lamudi has become a trusted platform for consumers and industry players to find and promote real estate. The fresh funding is said to help Lamudi expand the company’s effort significantly to help Indonesian people find their dream house.

Lamudi was first established at the end of 2013 by Rocket Internet. Supported by some investors with rapid growth, Lamudi is currently operating in Indonesia, the Philippines, Bangladesh, Sri Lanka, Mexico, Colombia, and Peru.

“Lamudi has a very similar vision and interest with us in terms of the local business model. We’re very impressed with the sophisticated operational, also the skill of local and global management team, and the will to create value. We’re optimistic Lamudi will make a significant change in Mexico and Southeast Asia’s real estate industry,” Robin Lingg, Ringier AG’s Head of Marketplace, said.

Moreover, Andreas Wiele, Axel Springer SE’s President Classified Media said that Lamudi has made a rapid development and happened to be in a great market. As one of the biggest company in the real estate industry, Axel Springer SE is confident to help Lamudi advanced development with the current insight and skills.

The two Lamudi investors will join the existing ones which have been supporting Lamudi, such as Asia Pacific Internet Group (APACIG), a joint venture of Rocket Internet and Ooredoo, and Holtzbrinck Ventures and Tengelmann Ventures.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here