Seeds Dapat Pendanaan Lanjutan, Perdalam Konten Gamifikasi Edukasi Finansial

Seeds Finance, pengembang platform social investing, mendapatkan pendanaan lanjutan dari investor tahap awal mereka, yakni Seven Capital Valor. Tidak disebutkan detail pendanaan yang berhasil dibukukan dari pemodal ventura berbasis di Swiss tersebut.

Menurut Managing Partner Seven Capital Valor Yves Baumann, follow-on funding ini dilakukan atas dasar pertumbuhan bisnis mengesankan yang berhasil didapat oleh Seeds. Menurutnya apa yang dikembangkan Seeds berpotensi untuk diekspansi ke banyak wilayah di Asia Tenggara.

Lewat model gamifikasi, Seeds menyuguhkan platform edukasi investasi terpadu yang menyenangkan. Di dalamnya pengguna juga dapat saling berinteraksi untuk bertukar informasi. Salah satu segmen utama yang dibidik adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.

Perkembangan bisnis Seeds

Dikonfirmasi terpisah, Founder & CEO Seeds Willy Tan menyampaikan sejumlah capaian yang berhasil diraih perusahaan. Setelah aplikasi versi 1.0 meluncur di September 2023, pada Q2 2024 ini Seeds telah diunduh lebih dari 70 ribu kali. Sejak peluncuran, MaU aplikasi meningkat 235% dan berdampak langsung pada pertumbuhan revenue yang signifikan (diklaim hingga 697%).

“Pertumbuhan Seeds cukup signifikan setelah diluncurkannya fitur ‘Play’, di mana pengguna dapat menerapkan strategi investasi yang telah mereka pelajari melalui kompetisi simulasi perdagangan tanpa risiko dan mendapatkan hadiah uang tunai jika mereka memenangkan kompetisi,” imbuh Willy.

Dengan pendanaan segar ini, Seeds miliki sejumlah rencana strategis guna mempercepat pertumbuhan bisnis. Beberapa di antaranya penambahan varian konten edukasi, pengembangan fitur gamifikasi, dan kolaborasi dengan mitra strategis.

“Seeds akan memperluas pasarnya ke beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, dan Vietnam dengan melakukan lokalisasi konten dan menyesuaikan platform agar sesuai dengan kebutuhan pasar lokal,” tambah Willy.

Application Information Will Show Up Here

Seeds Finance Raih Pendanaan, Perkuat Edukasi Keuangan yang Inovatif

Platform social investing Seeds Finance mengumumkan pendanaan dari sejumlah investor dengan nominal dirahasikan. Para investor tersebut ialah Samuel Jeanblanc (angel investor dari XA Network dan Google), Prantik Mazumdar (angel investor sekaligus Presiden TiE Singapore dan Substack), dan Ruvento Ventures (VC tahap awal yang berbasis di Singapura).

Secara terpisah mengutip dari unggahan Willy di LinkedIn, terdapat beberapa nama investor lain yang berpartisipasi, yakni Alex Peter (angel investor dan Venture Partner DeVC), Frank Chung (angel investor dan Angel Squad Member Hustle Fund), dan DeVC. Seluruh angel investor kini bergabung sebagai advisor di Seeds.

Perusahaan akan menggunakan dana segar untuk mengembangkan aplikasi, bisnis, dan pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.

Founder dan CEO Seeds Finance Willy Tan menyampaikan, pendanaan ini memperlihatkan kepercayaan para investor atas komitmen perusahaan untuk meningkatkan literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan melalui permainan simulasi investasi, yang menjadikan literasi keuangan dan investasi semakin mudah diakses dan dimengerti bagi generasi muda,” ucap dalam keterangan resmi, Kamis (29/2).

Willy melanjutkan, perjalanan literasi keuangan ini tidak dapat selesai dalam satu atau dua tahun karena ini memerlukan keberlanjutan yang bersifat jangka panjang. Harapannya, aplikasi ini dapat menjadi fondasi awal untuk membangun literasi keuangan yang kokoh pada masa depan.

Seeds dikembangkan khusus untuk generasi muda dengan mengusung konsep social investing. Aplikasi ini menggabungkan perdagangan virtual, gamifikasi, dan media sosial, sebagai pendekatan unik untuk edukasi keuangan dan literasi investasi.

Aplikasi ini tidak memerlukan deposit, sehingga tidak ada risiko kehilangan uang saat mulai mengeksplorasi dan mencoba berinvestasi. Pengguna dapat belajar membuat simulasi portofolio investasi tanpa risiko kehilangan uang sungguhan. Walau virtual, chart yang ditampilkan terjadi secara real-time membuat pengalaman investasi jadi lebih berkesan.

Selain itu, terdapat kompetisi perdagangan virtual berbasis gamifikasi dikenal sebagai ‘Turnamen Play Arena’. Kompetisi ini rutin digelar dan membuka kesempatan bagi peserta untuk memenangkan jutaan Rupiah. Kelas aset investasi yang saat ini tersedia adalah pasar saham Amerika Serikat dan aset kripto.

Diklaim Seeds telah diunduh lebih dari 50 ribu kali di Play Store. Pencapaian ini mampu dicapai karena dalam pemasarannya Seeds memanfaatkan basis komunitas di berbagai universitas. Pengguna aktif bulanannya tembus ke angka 12 ribu orang, dengan pertumbuhan 400% dari bulan ke bulan. Sementara pengguna berbayarnya mencapai 3 ribu orang dengan pertumbuhan bulanan 500%.

Perbedaan antara pengguna yang berbayar dengan tidak adalah nominal hadiah yang berkesempatan mereka raih untuk setiap kompetisi yang digelar. Kompetisi ini punya tiket masuk yang harus dibayarkan sebelumnya oleh pengguna. Bila berbayar, hadiah yang diperebutkan nominalnya lebih besar.

Dalam wawancara sebelumnya, Willy menuturkan dampak positif yang bisa diberikan dari konsep social investing adalah pengguna bisa mempelajari dunia investasi secara lebih menyenangkan melalui gamifikasi. Dengan ilmu dan literasi keuangan yang dihadirkan, pengguna dapat mencoba berbagai sudut pandang dan perspektif mengenai pandangannya terhadap proyeksi ke depan atas suatu kelas aset.

Startup ini resmi diperkenalkan pada 2023, Willy merintisnya karena terinspirasi dari pepatah asal Negeri Tirai Bambu, ‘Qiānlǐ zhī xíng, shǐ yú zúxià’. Artinya, perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.

Application Information Will Show Up Here

Seeds Finance Usung Pendekatan “Social Investing” Bantu Investor Pemula

Rasio perbandingan populasi Indonesia dengan jumlah investor (pasar modal dan kripto) masih tergolong rendah. Mengutip dari KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), per 9 Agustus 2023 terdapat 11,4 jumlah investor (saham, obligasi, dan reksa dana). Jumlah investor kripto bahkan angkanya telah melampaui, kini mencapai 17,6 juta.

Secara kuantitas, Indonesia tentu lebih unggul daripada negara tetangga. Tapi dilihat dari rasio penduduk masih kalah jauh. Dari data Agustus 2020 misalnya, saat itu investor saham di Indonesia mencapai 4,1 juta investor, atau 1,5% dari rasio penduduk. Dibandingkan negara tetangga, Malaysia 8,7%, Thailand 2%, Vietnam 2,6%, dan Singapura tertinggi mencapai 16,2% dari penduduknya investor saham.

Pekerjaan rumah di Indonesia masih banyak, tidak hanya meningkatkan rasio tersebut juga meningkatkan kualitas fundamental investornya soal dunia investasi. PR ini tidak bisa selesai bila dilakukan satu pihak saja. Seeds Finance menjadi salah satu startup yang turut serta meningkatkan kualitas investor dengan membuat landasan edukasi yang kokoh melalui konsep social investing.

Seeds Finance didirikan oleh Willy Tan, Cliff Tan, dan Wahyu Yudistiawan. Mereka bertiga menggabungkan pengalamannya di dunia finansial, teknologi, pasar modal di berbagai perusahaan global dalam membangun Seeds. Inisiatif mulai dijalankan sejak 2021, hingga akhirnya resmi diperkenalkan pada tahun ini.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Co-Founder & CEO Seeds Finance Willy Tan menyampaikan, Seeds didirikan karena terinspirasi dari pepatah asal Negeri Tirai Bambu, ‘Qiānlǐ zhī xíng, shǐ yú zúxià’. Artinya, perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.

Konsep yang diusung Seeds adalah social investing, menggabungkan perdagangan virtual, gamifikasi, dan media sosial. Seeds memperkenalkan langkah pertama menuju investasi dengan: “play-to-earn” yang bebas risiko dan “learn-to-earn” berbasis komunitas.

Ia bercerita, pihaknya melakukan riset pasar terlebih dulu melihat profil investor di Indonesia dan Asia Tenggara. Disimpulkan bahwa ada tiga faktor yang akan ditemui investor ritel sebelum terjun ke dunia investasi, yaitu terlalu berisiko (risky), kompleks (memahami literasi dan istilah investasi tidak mudah), dan modal (berinvestasi termasuk mahal untuk masyarakat Indonesia).

“Sehingga Seeds Finance menghadirkan solusi dari tiga hasil riset tersebut. Solusi yang dihadirkan adalah dengan aplikasi social investing dengan education technology tanpa risiko sama sekali dan dikemas dengan gamification yang menyenangkan. Setiap chart dan candle adalah real-time based, baik untuk kripto, saham, dan instrumen lain,” kata Willy.

Didukung dengan basis komunitas, Seeds mempermudah pengguna untuk bergabung tanpa harus KYC. Mereka bisa sembari belajar dengan berbagai komunitas investasi yang telah terkurasi oleh perusahaan.

Produk Seeds Finance

Dijelaskan lebih jauh, Seeds Finance mengembangkan aplikasi edukasi investasi yang tidak memerlukan deposit, sehingga tidak ada risiko kehilangan uang saat mulai mengeksplorasi dan mencoba berinvestasi. Mereka dapat belajar membuat simulasi portofolio investasi tanpa risiko kehilangan uang sungguhan. Walau virtual, chart yang ditampilkan terjadi secara real-time membuat pengalaman investasi jadi lebih berkesan.

Selain itu, terdapat kompetisi perdagangan virtual berbasis gamifikasi dikenal sebagai ‘Turnamen Play Arena’. Kompetisi ini rutin digelar dan membuka kesempatan bagi peserta untuk memenangkan jutaan Rupiah. Kelas aset investasi yang saat ini tersedia adalah pasar saham Amerika Serikat dan aset kripto.

Menurutnya, dampak positif yang bisa diberikan dari konsep social investing adalah pengguna bisa mempelajari dunia investasi secara lebih menyenangkan melalui gamifikasi. Dengan ilmu dan literasi keuangan yang dihadirkan, pengguna dapat mencoba berbagai sudut pandang dan perspektif mengenai pandangannya terhadap proyeksi ke depan atas suatu kelas aset.

“Berinvestasi bukan hanya soal uang, tapi juga tentang memahami cara kerjanya. Dengan aplikasi Seeds Finance, kami bertujuan membantu generasi milenial dan gen Z Indonesia dalam membangun masa depan keuangan yang stabil dan aman,” imbuhnya.

Diklaim hingga saat ini, aplikasi Seeds telah diunduh lebih dari 50 ribu. Pengguna aktif bulanannya tembus ke angka 12 ribu orang, dengan pertumbuhan 400% dari bulan ke bulan. Sementara pengguna berbayarnya mencapai 3 ribu orang dengan pertumbuhan bulanan 500%.

Perbedaan antara pengguna yang berbayar dengan tidak adalah nominal hadiah yang berkesempatan mereka raih untuk setiap kompetisi yang digelar. Kompetisi ini punya tiket masuk yang harus dibayarkan sebelumnya oleh pengguna. Bila berbayar, hadiah yang diperebutkan lebih besar nominalnya.

“Dengan rata-rata dua game dimainkan per bulan per pengguna, kami telah mencapai lebih dari 100 ribu ARR (pertumbuhan 2.700% dari bulan ke bulan).”

Pertumbuhan tersebut dicapai melalui berbagai kegiatan edukasi yang dilakukan perusahaan dengan lebih dari 40 komunitas, mulai dari universitas hingga komunitas keuangan dari  Jabodetabek hingga ke luar Pulau Jawa. Yang terbaru, perusahaan berkolaborasi dengan Tokocrypto dalam rangka meningkatkan Seeds Academy, memperbanyak kursus dan konten.

Willy juga membuka kemungkinan Seeds dapat digunakan untuk investasi secara nyata, seperti aplikasi investasi pada umumnya. Ada kesempatan lainnya yang bisa digarap Seeds, yakni menjadi data analytic house, all-in-one platform konten investasi dan keuangan, platform pembelajaran gamified, dan sebagainya.

“Seeds akan terus melakukan pengembangan aplikasi agar semakin menyenangkan untuk dipergunakan, terus memperbanyak partnership dan kolaborasi dengan banyak pihak dan komunitas dan meningkatkan awareness kepada publik,” pungkas dia.

Disebutkan Seeds Finance telah mendapat dukungan dari pemodal ventura terkemuka seperti Ruvento Ventures dan Crestone Capital. Hanya saja, Willy tidak bersedia merinci terkait detailnya.

Walau belum ada yang persis mengadopsi social investing di Indonesia, terdapat pemain lainnya yang fokus mengedukasi dunia investasi, seperti Cuanz, Investly, dan Ternak Uang.

Application Information Will Show Up Here

Seeds, Mobile Game yang Mendorong Kredit Mikro

Sociopreneurship atau kewirausahaan yang bertujuan untuk juga memberi manfaat sosial kepada sesama sepertinya semakin banyak bermunculan belakangan ini. Bahkan di bidang-bidang yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan untuk bisa memberi manfaat sosial kepada masyarakat, mulai muncul beberapa entitas sociopreneurship. Salah satunya adalah sebuah mobile game yang bertujuan untuk mendorong kredit mikro, Seeds.

Seeds pertama kali digagas oleh Rachel Cook yang mengaku tertarik pada skema mikro kredit. Cook akhirnya membuat sebuah film dokumenter berjudul The Microlending Film Project yang membahas mengenai mikro kredit. Dalam pembuatan film dokumenter inilah Cook kemudian mendapatkan ide untuk membuat game Seeds.

Game ini awalnya hanya berupa konsep yang disebut Cook sebagai “pertemuan antara Farmville dan Kiva”. Seeds memungkinkan pengguna untuk membangun dunia virtual untuk ditinggali oleh makhluk-makhluk seperti tumbuhan yang disebut Seedlings. Sebagaimana lazimnya permainan-permainan seperti Farmville, pengguna juga bisa membeli barang-barang virtual untuk membantu pembangunan dunia virtualnya. Perbedaannya, uang yang dikeluarkan pengguna untuk membeli barang-barang virtual ini kemudian sepenuhnya akan digunakan untuk memberi kredit usaha mikro kepada pengusaha perempuan di Kenya.

Kepada situs Entrepreneur.com, Cook mengatakan bahwa rata-rata usaha mikro di Kenya hanya membutuhkan pinjaman sebesar $120. Dengan demikian, pemberian kredit mikro dari game Seeds sangat memungkinkan terjadi karena per satuan peminjamannya memang tidak membutuhkan jumlah yang besar. Sementara, Seeds mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman tersebut. Berikut adalah gambaran skema bagaimana uang yang dikeluarkan para pemain Seeds bisa diakses oleh peminjam di Kenya.

Masih menurut Cook, rata-rata bank di Kenya menawarkan bunga dengan kisaran 26% untuk para peminjam. Seeds menetapkan tarif bunga sekitar 13% saja. Cook juga menyatakan bahwa dengan model bisnis seperti ini, Seeds hanya mengambil profit yang relatif sedikit.

Seeds pertama kali digulirkan melalui situs crowdfunding Fundable dan mendapatkan pendanaan sebesar lebih dari 24 ribu dolar AS. Setelah pengembangan selama setahun, Seeds saat ini sudah bisa diunduh di App Store.

 

Sumber: Entrepreneur.com.

‘Taman Ide’ Ala eBay

Internet memberikan peluang kerjasama serta masukan informasi yang begitu besar. Trend web 2.o salah satunya ditandai dengan penekanan pada kolaborasi. Meski proses ini belum begitu dominan di tanah air, tapi sudah banyak aplikasi-aplikasi yang bermunculan, baik itu internasional maupun lokal yang mendukung proses kolaborasi ini.

Continue reading ‘Taman Ide’ Ala eBay