Telkomsel Uji Laik Operasi 5G, Siapkan Ekosistem Layanan Menyeluruh

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mulai melaksanakan Uji Laik Operasi (ULO) untuk implementasi teknologi 5G. Telkomsel menyebut sebagai operator telekomunikasi pertama yang melakukan ULO 5G di Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait ULO tersebut.

“Kami ingin memastikan agar implementasi 5G tidak hanya dapat dilakukan dalam waktu dekat, tetapi juga dapat dilakukan sesuai regulasi dan memberikan manfaat optimal bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Setyanto.

Sebagaimana diketahui, ULO merupakan salah satu persyaratan yang dipenuhi untuk mengimplementasi teknologi baru. Persyaratan telah diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.

ULO dilaksanakan dalam rangka menguji seluruh sarana dan prasarana yang telah selesai dibangun. Tujuannya adalah memastikan bahwa perangkat dan semua aspek layanan (produk, kualitas, tarif, hingga pra dan purna jual) siap dioperasikan serta tidak merugikan konsumen ke depan.

Mengutip Kompas.com, Menkominfo Johnny G. Plate mengungkap, Telkomsel akan mengomersialisasikan 5G di enam lokasi residensial di Jakarta dan sekitarnya untuk tahap awal. Keenam lokasi ini antara lain Kelapa Gading, Pondok Indah, PIK, BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Menyiapkan ekosistem menyeluruh

Lebih lanjut, Setyanto menyebutkan pihaknya telah mempersiapkan komersialisasi 5G selama empat tahun terakhir, mulai dari membangun pengetahuan tentang 5G, mengembangkan talenta, dan menyiapkan rencana komprehensif untuk menghadirkan 5G ke Indonesia.

Menurutnya, hal ini perlu dipersiapkan secara matang mengingat komersialisasi 5G bergantung pada ekosistem menyeluruh. Telkomsel menyebut telah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari mitra penyedia infrastruktur dan teknologi, penyedia perangkat, platform aplikasi, dan pemerintah selaku pemegang otoritas dari ketersediaan frekuensi.

Salah satu kolaborasi besar yang tengah dipersiapkan Telkomsel adalah melalui investasinya ke Gojek senilai $150 juta atau setara Rp2,1 triliun pada akhir 2020. Aksi korporasi ini kembali berlanjut di mana Telkomsel kembali menambah investasi kedua dengan nilai yang lebih besar, yaitu $300 juta atau Rp4,3 triliun pada awal Mei ini.

Upaya ini menjadi strategi kunci Telkomsel untuk memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services. Dengan ekosistem besar milik Gojek Group, kedua perusahaan sepakat untuk memperkuat layanan digital dan mendorong inovasi dan produk baru.

“Nantinya, layanan 5G kami tidak hanya untuk segmen consumer, tetapi juga untuk B2B dan UMKM. Kami harap 5G dapat memberdayakan segmen consumer untuk mengubah cara kerja, hidup, dan menikmati hiburan berbasis digital,” paparnya.

Di segmen B2B, Telkomsel akan menghadirkan layanan 5G untuk mengubah bisnis lewat teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Mixed Reality (MR). Setyanto menambahkan bahwa 5G akan meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi dan inovasi lebih besar.

Menang lelang frekuensi

Di saat bersamaan, Telkomsel juga mengumumkan secara resmi tentang penetapannya sebagai pemenang seleksi spektrum 2,3GHz. Penetapan ini sesuai dengan Keputusan Kemkominfo untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Tahun 2021.

Telkomsel mendapatkan tambahan pita frekuensi selebar 20MHz di spektrum tersebut. Dengan demikian, komposisi lisensi frekuensi yang dimiliki Telkomsel antara lain total 50MHz di spektrum 2,3GHz (30MHz untuk alokasi penggunaan nasional dan 20MHz untuk alokasi per zona/bukan nasional), sebesar 15MHz di 2,1GHz, lalu 22,5MHz di 1,8GHz, dan 15MHz di spektrum 800/900MHz.

Kendati demikian, beberapa pihak sempat mempertanyakan ULO ini mengingat pemerintah belum menerbitkan payung hukum tentang penyelenggaraan 5G. Adapun, Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam studinya memperkirakan jaringan 5G di Indonesia baru dapat dirilis secara komersial paling cepat pada akhir 2021.

Konsultan PT LAPI ITB Ivan Samuels mengatakan, perkiraan ini berdasarkan dua skenario, yakni (1) skenario dasar dengan asumsi spektrum kunci 5G dapat dirilis dari 2021-2023; dan (2) skenario agresif dengan asumsi seluruh spektrum 5G dapat tersedia di akhir 2021.

Application Information Will Show Up Here

Telkomsel Channels Follow-on Funding to Gojek Worth 4.3 Trillion Rupiah

Telkomsel today (5/10) announced follow-on funding to Gojek worth $300 million or equivalent to 4.3 trillion Rupiah. In fact, this act has been discussed since last April, carried by a statement from its President Director, Setyanto Hantoro.

Previously, Telkomsel’s first batch for Gojek was announced in November 2020. Then, the value given has reached $150 million (equivalent to Rp2.1 trillion).

In the official release, it is said that both companies signaled this investment as a momentum to strengthen and deepen collaboration for comprehensive digital services and more innovative solutions.

It is also mentioned taht this strategic investment action was supported by Telkomsel’s shareholders, Telkom Indonesia and the Singtel Group.

“[..] Telkomsel is optimistic that the latest investment will open up more opportunities for the public to see and make use of more advanced local-produced technology-based innovations,” Setyanto said.

He continued, this corporate action is part of Telkomsel’s strategy in strengthening the trifecta of the company’s digital business, Digital Connectivity, Digital Platform, and Digital Services.

Since the first injection, several joint initiatives that have been successfully initiated by the two companies include: (1) integration of Telkomsel MyAds with GoBiz; (2) Gojek partners can become Telkomsel reseller partners through DigiPOS; (3) special data packages for driver partners on GoPartner and MyTelkomsel; (4) Telkomsel partners in the GoShop application; and (5) collaboration between Telkomsel Dunia Games and Gopay.

“[..] Telkomsel’s follow-on funding will clearly optimize the resources and technology expertise of each company to innovate and expand the benefits of the digital economy for more consumers, driver partners, and MSME players throughout Indonesia. We are both confident and committed that this partnership will support the acceleration of Indonesia’s digital transformation which will strengthen Indonesia’s position as the leader of the digital economy market in Southeast Asia,” Gojek Group’s Co-CEO, Andre Soelistyo explained.

Telkomsel’s entrance amidst the merger finalization news of Gojek and Tokopedia –  the joint company is rumored to go public on the stock exchange soon. It’s indeed create a strategic value for Telkomsel as a shareholder, especially since both startups are currently the market leaders [local] in its respective segments.

Meanwhile, Telkomsel and Gojek have crossed paths several times [indirectly]. First, when Gojek announced its investment in the LinkAja payment platform through series B round in early March. It is known that the LinkAja’s root was Tcash service which was previously developed by Telkomsel – Telkom Group and some SOE shareholders.

Second, Telkomsel, through its investment arm, Telkomsel Mitra Inovasi, recently participated in Halodoc’s series C funding worth 1.1 trillion Rupiah. Gojek is an early investor of this healthtech service.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Telkomsel Umumkan Investasi Tambahan ke Gojek Senilai 4,3 Triliun Rupiah

Telkomsel hari ini (10/5) mengumumkan investasi lanjutannya ke Gojek senilai $300 juta atau setara 4,3 triliun Rupiah. Sebenarnya rencana ini sudah mulai ramai diperbincangkan sejak April lalu, berbekal pernyataan Direktur Utama Setyanto Hantoro.

Sebelumnya pada November 2020, suntikan pertama Telkomsel ke Gojek diumumkan. Kala itu nilai yang diberikan mencapai $150 juta (setara Rp2,1 triliun).

Dalam rilis resminya dikatakan, kedua perusahaan memaknai investasi lanjutan ini sebagai momentum untuk memperkuat dan memperdalam kolaborasi dalam menghadirkan layanan digital komprehensif serta melahirkan lebih banyak solusi inovatif.

Turut disampaikan, aksi investasi strategis lanjutan ini didukung oleh para pemegang saham Telkomsel yaitu Telkom Indonesia dan Singtel Group.

“[..] Telkomsel menatap optimis upaya penanaman modal terbaru ini akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk melihat dan menikmati lebih banyak inovasi berbasis teknologi terdepan karya anak bangsa,” ujar Setyanto.

Ia melanjutkan, bahwa aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi Telkomsel dalam memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services.

Sejak investasi pertama digulirkan, beberapa  inisiatif bersama yang berhasil dilakukan kedua perusahaan di antaranya: (1) integrasi Telkomsel MyAds dengan GoBiz; (2) mitra Gojek bisa menjadi mitra reseller Telkomsel melalui DigiPOS; (3) paket data khusus mitra pengemudi di GoPartner dan MyTelkomsel; (4) mitra Telkomsel di aplikasi GoShop; dan (5) kolaborasi Telkomsel Dunia Games dengan Gopay.

“[..] Pendanaan lanjutan Telkomsel jelas akan mengoptimalkan sumber daya dan keahlian teknologi dari masing-masing perusahaan untuk berinovasi dan memperluas manfaat ekonomi digital bagi lebih banyak konsumen, mitra pengemudi, dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Kami percaya sekaligus berkomitmen bahwa kemitraan ini akan mendukung percepatan transformasi digital Indonesia yang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar ekonomi digital di Asia Tenggara,” terang Co-CEO Gojek Group Andre Soelistyo.

Masuknya investasi Telkomsel di tengah kabar finalisasi merger antara Gojek dan Tokopedia – untuk selanjutnya perusahaan gabungan dirumorkan segera melenggang ke bursa. Tentu menjadikan nilai strategis tersendiri bagi Telkomsel sebagai shareholder, terlebih kedua startup tersebut kini menjadi pemimpin pasar [lokal] di masing-masing segmen.

Sementara itu ada beberapa irisan hubungan antara Telkomsel-Gojek yang telah dijalin [secara tidak langsung]. Pertama, awal Maret lalu Gojek mengumumkan investasinya ke platform pembayaran LinkAja dalam putaran seri B. Diketahui bahwa cikal-bakal LinkAja adalah layanan Tcash yang sebelumnya dikembangkan oleh unit dari Telkomsel – Telkom Group dan sejumlah BUMN memiliki saham di dalamnya.

Kedua, Telkomsel melalui unit venturanya Telkomsel Mitra Inovasi baru-baru ini turut berpartisipasi dalam pendanaan seri C Halodoc senilai 1,1 triliun Rupiah. Gojek adalah investor awal dari layanan healthtech tersebut.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Kolaborasi Hadirkan Dampak Positif, Telkomsel Segera Tambah Investasi 4,3 Triliun Rupiah ke Gojek

Setelah mengumumkan investasinya senilai $150 juta pada November 2020 lalu ke decacorn Gojek, Telkomsel berencana kembali menyuntikkan dana senilai $300 juta atau setara 4,3 triliun Rupiah. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama Setyanto Hantoro seperti diberitakan Reuters.

Ia mengatakan, perusahaan memang mencanangkan untuk berinvestasi hingga $450 juta di Gojek; dan akan dirampungkan dalam waktu satu tahun setelah investasi perdananya. Pemberian dana baru dikatakan bisa saja akan lebih cepat, terlebih Setyanto menilai kolaborasi kedua perusahaan di awal 2021 memberikan dampak positif.

Salah satu kerja sama strategis yang dibentuk awal tahun ini adalah integrasi layanan iklan digital Telkomsel khusus untuk mitra usaha di ekosistem Gojek. Layanan Telkomsel MyAds telah bisa diakses melalui aplikasi GoBiz, membuka kesempatan para mitra usaha untuk perluas bisnis dengan menjangkau lebih banyak pelanggan baru.

Sebelumnya perusahaan juga bekerja sama untuk memboyong 20 ribu mitra seller Telkomsel untuk mendapatkan akses di GoShop. Selain itu, Telkomsel turut mendukung produktivitas mitra pengemudi Gojek melalui Paket Swadaya dengan harga mulai dari Rp25 ribu.

Di sisi lain, Gojek juga memberikan investasi strategis kepada LinkAja yang berujung pada integrasi layanan pembayaran digital tersebut sebagai opsi di aplikasi. Seperti diketahui, cikal-bakal LinkAja adalah layanan dompet digital Tcash yang dikembangkan oleh Telkomsel.

Rencana investasi Telkomsel berada di tengah pematangan upaya merger Gojek dengan Tokopedia. Jika melihat dari sudut pandang kolaborasi bisnis, nantinya dengan GoTo (unit gabungan Gojek-Tokopedia) tentunya akan makin banyak opsi sinergi dan integrasi layanan yang bisa dilakukan – mengingat kapabilitas platform akan bertambah dengan masuknya online marketplace lokal terbesar tersebut. Ini juga bisa menjadi putaran pendanaan terakhir di Gojek sebelum akhirnya menjadi GoTo.

Kolaborasi startup dan Telkomsel

Merasakan dampak baik pada pertumbuhan bisnis membuat Telkomsel memutuskan untuk menyelam lebih dalam ke ekosistem startup digital Indonesia. Lewat unit ventura Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), mereka telah berpartisipasi dalam beberapa putaran pendanaan penting. Terbaru TMI terlibat dalam investasi seri C platform healthtech Halodoc bersama sejumlah korporasi seperti Astra dan Temasek, membukukan dana hingga 1,1 triliun Rupiah.

Sebelumnya mereka juga telah berinvestasi ke sejumlah startup lainnya, termasuk PrivyID dan Kredivo. Dalam debut awalnya, TMI menyiapkan dana hingga 576 miliar Rupiah yang disasarkan untuk startup di bidang big data, IoT, dan industri hiburan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Telkomsel dan Gojek Integrasikan Layanan Iklan Digital Khusus Mitra Usaha

Telkomsel dan Gojek kembali mengumumkan kolaborasi bisnis berikutnya, kali ini berkaitan dengan perluasan layanan iklan digital Telkomsel MyAds yang bisa diakses melalui aplikasi GoBiz. Kemitraan ini membuka kesempatan para mitra usaha Gojek untuk perluas bisnis dengan menjangkau lebih banyak pelanggan baru.

“Kami harap, kolaborasi antara MyAds dan GoBiz ini dapat membuka lebih banyak peluang dan kesempatan bagi UMKM di Tanah Air, sekaligus membantu perekonomian negara untuk kembali tumbuh secara berkelanjutan,” terang Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dalam keterangan resmi, Senin (25/1).

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo turut menambahkan, GoBiz adalah salah satu solusi komprehensif Gojek untuk memfasilitas pelaku UMKM go-digital di masa pandemi. “Kami percaya kolaborasi dengan Telkomsel melalui integrasi MyAds Telkomsel dan GoBiz akan membantu ratusan ribu pelaku UMKM di dalam ekosistem Gojek untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan potensi pengembangan bisnis mereka.”

Melalui integrasi ini, para mitra usaha Gojek dapat mengakses layanan Telkomsel MyAds dari aplikasi GoBiz untuk membuat, mengirimkan, dan memonitor kampanye iklan usaha mereka. Sehingga, mereka dapat memperluas pangsa pasar dan mengembangkan bisnis dengan menjangkau lebih banyak pelanggan baru yang mengandalkan solusi iklan yang terarah dari Telkomsel MyAds.

Telkomsel menyiapkan promo berkala khusus para mitra usaha dalam menggunakan layanan Telkomsel MyAds, sebagai nilai tambahnya.

Telkomsel MyAds adalah bagian dari Telkomsel DigiAds, solusi periklanan digital dari Telkomsel. Solusi bisnis ini memfasilitas pelaku usaha dalam membuat, mengirimkan, dan memonitor kampanye iklan berbasis SMS, MMS, dan pesan pop-up secara mandiri. Solusi ini telah dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis dari seluruh skala bisnis dan industri, mulai dari kuliner, otomotif, warung elektronik, dan edukasi.

Sementara, GoBiz adalah super app yang diciptakan khusus mitra usaha Gojek untuk melengkapi solusi bisnis mereka, terkait operasional sehari-hari hingga pengembangan usaha ke tahapan selanjutnya. Dalam aplikasi tersebut, mitra dapat mengatur promosi secara mandiri untuk menarik lebih banyak pelanggan, menyediakan pilihan metode pembayaran non tunai, rekap seluruh transaksi dan manajemen usaha dengan POS.

GoBiz diklaim telah dimanfaatkan oleh ratusan ribu mitra usaha yang datang dari sektor kuliner dan ritel, dan menghubungkan mitra ke jutaan pengguna Gojek di Indonesia.

Kemitraan Telkomsel dan Gojek sebelumnya

Pasca investasi yang dilakukan Telkomsel kepada Gojek pada tahun lalu sebesar $150 juta, kolaborasi kedua perusahaan semakin gencar dilakukan. Sebelumnya, kedua perusahaan bekerja sama untuk GoShop.

Ada lebih dari 20 ribu mitra seller/outlet Telkomsel telah mendapatkan akses untuk berjualan langsung di GoShop dari aplikasi Gojek. Dengan demikian, para mitra reseller dapat menjangkau kebutuhan dari lebih banyak pelanggan secara digital. Selain itu, Telkomsel turut mendukung produktivitas mitra pengemudi Gojek melalui Paket Swadaya dengan harga mulai dari Rp25 ribu.

“Ke depan, kami menatap optimis untuk menghadirkan lebih banyak upaya kolaboratif dari Telkomsel dan Gojek yang mampu menjadi solusi bagi para pelaku UMKM untuk mengakselerasikan bisnisnya, sekaligus memperkuat komitmen Telkomsel dalam mengembangkan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia lebih jauh lagi,” tutup Setyanto.

Telkomsel, di saat yang bersamaan, bersama dengan Grab menjadi salah satu pemegang saham di LinkAja. Hubungan ini menjadi lebih menarik karena baik Grab dan Gojek merupakan kompetitor. LinkAja pun kini turut hadir sebagai alternatif metode pembayaran baik di Gojek maupun Grab.

Application Information Will Show Up Here