Realme Fanfest 2021: Luncurkan 4 Perangkat Baru di Indonesia, Salah Satunya Laptop Core i5

Realme kembali meluncurkan beberapa produk di Indonesia. Tidak hanya smartphone, realme saat ini juga ingin memenuhi pasar AIoT di Indonesia. Realme pun juga memiliki strategi baru, yaitu 1+5+T di mana angka 5 yang ada merupakan produk-produk AIoT. Total perangkat yang diluncurkan pada tanggal 18 Agustus 2021 pada acara realme Fan Fest 2021 sebanyak 4 produk.

“Realme dengan bangga menghadirkan lini produk terbarunya bagi anak muda Indonesia yang ingin hidup lebih cerdas. Perangkat terbaru ini memiliki skenario penggunaan untuk pribadi, keluarga, dan pekerjaan. Mereka adalah hadiah tulus yang disiapkan untuk realme fans di Indonesia untuk membantu mereka menjalani kehidupan dengan teknologi yang cerdas,” ujar Palson Yi – Marketing Director realme Indonesia. Lebih lanjut, Palson mengatakan bahwa kehadiran keempat lini produk baru ini menegaskan komitmen realme untuk menciptakan ekosistem perangkat AIoT yang lebih beragam bagi pengguna Indonesia.

Produk pertama yang diluncurkan adalah smartphone realme GT Master Edition. Nama Master Edition berarti menandakan bahwa perangkat ini didesain oleh desainer ternama. Realme GT Master Edition sendiri memiliki model dengan bentuk koper.

Smartphone yang satu ini adalah yang pertama menggunakan chipset Snapdragon 778G 5G. Layar yang terpasang merupakan jenis Super AMOLED 6,43 inci dengan refresh rate 120 Hz. RAM yang terpasang berkapasitas 8 GB dan memiliki fitur expandable hingga 5GB. Untuk penyimpanan internal, realme memberikan kapasitas 256 GB.

Realme GT Master Edition juga menggunakan kamera dengan resolusi 64 MP. Pada bagian depannya, realme menyematkan sensor Sony IMX 615 dengan resolusi 32 MP. Baterai yang terpasang berkapasitas 4300 mAh dengan 65 watt SuperDart. Perangkat ini juga sudah menggunakan pendingin Vapor Chamber sehingga akan lebih dingin saat bermain.

Yang kedua, realme memperkenalkan sebuah laptop baru yang memiliki layar 2K. Realme pun menggunakan prosesor terbaru dari Intel dengan Core i5 1135G7 yang memiliki 4 inti dan 8 thread. Prosesor ini sendiri sudah memiliki grafis terintegrasi Intel Iris Xe yang memang lebih kencang jika dibandingkan dengan NVIDIA GeForce MX350. RAM nya memiliki kapasitas 8 GB dengan SSD 512 GB.

Realme Book memiliki ketebalan hanya 14.9mm yang dibalut bahan metalik dan bobot 1,48 kg saja. Perangkat ini memiliki desain tepi yang sangat tipis dengan bezel setipis 5,3 mm. Laptop ini memiliki speaker DTS 2 HARMAN dengan Suara Stereo serta dual Mic Noise Cancellation. Laptop ini juga sudah memiliki dua buah port USB-C, di mana salah satunya merupakan Thunderbolt 4.

Perangkat selanjutnya yang diperkenalkan adalah realme TV 4K 50″. TV pintar yang satu ini menggunakan prosesor MediaTek quad-core 64-bit ARM Cortex A53 1,5GHz dan GPU Mali G52 dengan RAM dan kapasitas penyimpanan internalnya 2GB+16GB. TV ini juga sudah dilengkapi dengan Dolby Vision serta Dolby Atmos. Sistem operasi yang digunakan pada TV ini adalah Android 10.

Terakhir adalah realme TechLife Air Purifier yang merupakan pembersih udara untuk rumah. Realme Air Purifiermemiliki kemampuan jangkauan 330 meter per meter kubik dan dapat menyaring 99,5% partikel hingga 0,3 mikron. Hal tersebut bisa tercapai dengan menggunakan filter H12 HEPA yang bisa menjebak setidaknya 99,5% partikel di udara dengan diameter 0,3 mikron. Realme mengklaim bahwa filter tersebut dapat menghilangkan partikel-partikel ini dari udara dengan efektivitas 99,95%.

Realme GT Master Edition dibanderol dengan harga Rp 4,999,000 untuk varian 8+256GB, sedangkan versi 8+128GB dengan harga flash sale Rp 4.699.000 akan tersedia pada akhir September.  Untuk realme Book akan dijual dengan harga Rp 10,999,000. Realme TV 4K 50 inci ditawarkan pada harga Rp 5,799,000. Dan terakhir, realme Air Purifier dijual dengan harga Rp 1,049,000.

Realme GT adalah Flagship Killer, tapi dengan Snapdragon 778G?

Realme GT diposisikan sebagai sebuah Flagship killer, yang menandakan bahwa akan memiliki kinerja dan kemampuan yang sama dengan sebuah perangkat flagship buatan pesaingnya. Saat ini, sudah banyak smartphone flagship yang menggunakan Snapdragon 888 atau yang setara. Lalu mengapa realme menggunakan Snapdragon 778G yang memiliki kinerja di bawah Snapdragon 888?

Krisva Angnieszca selaku Public Relations Manager mengatakan alasan mengapa realme menggunakan Snapdragon 778G. Hal tersebut dikarenakan Snapdragon 778G dianggap sudah mirip dengan seri Snapdragon 888 dan secara level ini sudah ada di level mid ke high. Jadi, memang realme merasa untuk flagship killer masih cocok menggunakan Snapdragon 778G karena secara performa pun lebih baik jika dilihat dari skor AnTuTu yang cukup tinggi.

Oleh karena itu realme memilih tipe Snapdragon 778G ini karena cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengguna. Secara global, untuk realme GT Master memang sudah menggunakan Snapdragon 888G.  Namun, realme Indonesia merasa untuk flagship killer di Indonesia lebih cocok menggunakan Snapdragon 778G.

Seberapa yakin realme dalam menjual laptop di Indonesia?

Realme merupakan pemain baru dalam pasar laptop. Tentu saja, hal tersebut dikarenakan realme book baru pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 ini. Lalu seberapa yakin kah realme untuk menjual laptop di Indonesia?

Krisva mengatakan bahwa mereka melihat untuk realme Book sendiri, realme memiliki strategi baru. Melalui realme fanfest 2021, realme Indonesia memiliki keyakinan bahwa produk ini bisa diterima oleh masyarakat terutama anak muda. Alasannya adalah karena realme Book ini memiliki spesifikasi cukup tinggi yang berada di level high end, tetapi masih bisa menghadirkannya dengan harga yang affordable. Apabila di lihat di pasaran dengan spesifikasi yang mirip dengan realme Book, tentu saja memiliki harga yang jauh lebih mahal, dan hal tersebut membuat realme cukup percaya diri.

Suksesor Asus ROG Phone 5 Diungkap, Cuma Beda di Chipset Saja

Diumumkan pada bulan Maret kemarin, Asus ROG Phone 5 merupakan salah satu smartphone dengan performa terbaik saat ini. Namun belum ada setengah tahun berselang, ia rupanya sudah kedatangan suksesor yang menawarkan performa lebih baik lagi, yakni Asus ROG Phone 5s.

Kenapa jarak peluncurannya begitu dekat? Penjelasan simpelnya adalah karena Qualcomm baru meluncurkan Snapdragon 888+ pada akhir bulan Juni kemarin, dan chipset itulah yang menjadi faktor pembeda utama antara ROG Phone 5 dan ROG Phone 5s. Dengan clock speed maksimum 3 GHz, Snapdragon 888+ menawarkan performa CPU hingga 25% lebih kencang ketimbang Snapdragon 888.

Pada varian termahal ROG Phone 5s, chipset tersebut ditandemkan dengan RAM LPDDR5 sebesar 18 GB, plus storage internal UFS 3.1 berkapasitas 512 GB. Di luar perbedaan chipset, ROG Phone 5 dan ROG Phone 5s ibarat saudara kembar. Layarnya sama-sama menggunakan panel AMOLED 6,78 inci dengan resolusi FHD+, refresh rate 144 Hz, dan touch sampling rate 360 Hz.

Deretan kamera yang tertanam pun identik, mencakup kamera utama 64 megapixel (Sony IMX686), kamera ultra-wide 13 megapixel, kamera macro, dan kamera depan 24 megapixel. Desain panel belakangnya juga tidak berubah, masih dengan logo ROG yang dapat menyala warna-warni.

Alternatifnya, Asus turut menghadirkan ROG Phone 5s Pro yang sisi belakangnya dilengkapi layar PMOLED kecil plus sepasang tombol kapasitif ekstra. Kedua model ROG Phone 5s ini sama-sama mengemas baterai 6.000 mAh yang mendukung fast charging 65 W, sekali lagi sama persis seperti pendahulunya.

Singkat cerita, konsumen yang sudah terlanjur membeli ROG Phone 5 pada dasarnya tidak perlu berkecil hati karena yang berbeda di sini hanyalah chipset-nya, dan lagi kita juga belum tentu bisa membelinya. Pasalnya, Asus sejauh ini baru memasarkan ROG Phone 5s dan ROG Phone 5s Pro di Taiwan saja.

Di sana, ROG Phone 5s dijual dengan harga NT$33.990 (± 17,5 jutaan rupiah) untuk varian tertingginya, sedangkan ROG Phone 5s Pro dihargai NT$37.990 (± 19,6 jutaan rupiah). Selisih harganya cukup jauh karena selain mengemas layar kecil di belakangnya, ROG Phone 5s Pro juga dilengkapi aksesori AeroActive Cooler 5 pada paket penjualannya.

Sumber: GizmoChina.

Google Pixel 5a 5G Dirilis, Lebih Murah, Lebih Kokoh, Tapi Performa Identik

Google bakal segera meluncurkan Pixel 6 dan Pixel 6 Pro dalam waktu dekat, dan kedua ponsel tersebut akan kembali menempatkan seri Pixel ke kasta flagship. Namun sebelum itu terwujud, Google rupanya lebih dulu menarget segmen mid-range dengan meluncurkan Pixel 5a 5G.

Sesuai namanya, ponsel ini merupakan penerus langsung dari Pixel 4a 5G yang dirilis tahun lalu. Bentuk keduanya tampak nyaris identik, akan tetapi Pixel 5a 5G menang satu langkah karena rangka bodinya sudah terbuat dari aluminium. Bukan cuma itu, bodinya pun tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67, pertama kalinya untuk seri Pixel a.

Ukuran layar OLED-nya agak membesar dari 6,2 inci menjadi 6,34 inci, akan tetapi resolusi dan refresh rate-nya tetap di angka 1080p dan 60 Hz. Sejalan dengan fisiknya yang lebih kokoh, lapisan kaca yang memproteksi layarnya pun telah di-upgrade dari Gorilla Glass 3 menjadi Gorilla Glass 6.

Perubahan yang terakhir dan yang paling signifikan adalah perkara baterai. Kapasitasnya naik drastis dari 3.885 mAh menjadi 4.680 mAh, meski memang dukungan charging-nya tidak berubah (18 W), dan wireless charging pun tetap absen.

Otomatis daya tahan baterai Pixel 5a 5G dipastikan lebih awet lagi ketimbang pendahulunya, apalagi mengingat spesifikasinya memang tidak berubah, masih menggunakan chipset Snapdragon 765G, lengkap beserta RAM 6 GB dan storage internal 128 GB. Tiga kamera yang tertanam pun sama persis: kamera utama 12 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 16 megapixel f/2.2, dan kamera depan 8 megapixel f/2.0.

Istimewanya, semua itu bisa Google tawarkan dalam harga yang lebih murah. Di Amerika Serikat, Google Pixel 5a 5G dijual dengan banderol $449 (± 6,45 jutaan rupiah), turun $50 dari banderol milik pendahulunya.

Sumber: GSM Arena dan Google.

[Review] Samsung Galaxy M32, Smartphone ‘Mungil’ dengan Refresh Rate Kekinian

Samsung Galaxy M32 adalah perangkat yang dijual dengan harga 3.299.000 rupiah (untuk ROM 8GB dan RAM sebesar 128GB). Perangkat ini hadir membawa beberapa fitur yang diunggulkan seperti baterai 5000 mAh, refresh rate 90Hz serta 4 kamera di bagian belakang.

Bagi saya perangkat ini ditujukan untuk mereka yang membutuhkan beberapa fitur yang memang (hanya) ditawarkan perangkat ini. Sebagai perangkat kelas menengah, tentu saja perangkat ini tidak bisa melayani banyak segmen konsumen. Ada banyak hal yang terasa kurang tetapi ada berbagai fitur juga yang cukup menyenangkan hadir di perangkat seharga 3.3 juta rupiah (versi memory 8GB).

Untuk lebih jauh, mari kita bahas lebih dalam perangkat Galaxy M32 ini. Mari kita mulai.

Samsung Galaxy M32

Sebelum memulai, saya harus menyebutkan bahwa proses penyusunan review atau uji perangkat yang saya lakukan kurang lebih selama 2 minggu saja. Bisa jadi akan ada banyak perbedaan pengalaman bagi mereka yang mencobanya dalam jangka waktu yang lebih lama. Unit yang saya coba berwarna hitam dan memiliki spesifikasi ROM dan RAM 8/128GB.

Spesifikasi perangkat

Untuk kali ini saya tidak akan memulainya dengan membahas desain tetapi melihat spesifikasi teknis dari Galaxy M32. Salah satu alasannya adalah untuk menunjukkan bagian mana yang menarik dari perangkat ini serta bagian mana yang harus diterima saja keadaannya karena memang ini adalah perangkat kelas menengah. Yang sejatinya memiliki kemampuan yang terbatas. 

Rangkuman dari spesifikasi teknis adalah sebagai berikut:

Samsung Galaxy M32
SoC  Mediatek Helio G80
CPU Octa-core (2×2.0 GHz Cortex-A75 & 6×1.8 GHz Cortex-A55)
GPU Mali-G52 MC2
RAM 8 GB
Internal 128 GB
Layar  6,4  inci Super Amoled 1080 x 2400 (FHD+) 90Hz
Dimensi 159.3 x 74.0 x 8.4
Bobot 180 gram
Baterai 5000 mAh
Kamera 64 MP main, 8 MP wide, 2 Macro, 2 MP depth, 20 MP Selfie Camera
OS Android 11 One UI 3.1

 

Saya tidak akan membahas semua detail spesifikasi secara mendalam tetapi akan fokus ke beberapa spesifikasi yang menurut saya menarik untuk dibahas. Beberapa diantaranya adalah departemen layar, baterai, desain, sedikit tentang kamera dan prosesor. 

Layar menjadi salah satu yang pertama kali membuat kesan di perangkat ini. Hadir dengan hanya sebesar 6.4 inci, M32 menghadirkan Super Amoled 1080×2400 (FHD+). Dengan spesifikasi ini sebagai perangkat menengah yang akan sering diakses layarnya, entah itu untuk produktivitas, untuk hiburan atau untuk fotografi sehari-hari, tampilan layar yang menyenangkan seperti ini menjadi salah satu fitur yang cukup bisa diunggulkan. 

Kenyamanan ketika menjelaskan media sosial atau web. Lalu pengalaman yang cukup menyenangkan ketika menonton video, seperti di Youtube misalnya, atau ketiga bermain game, menjadi pengalaman yang didapatkan di perangkat ini. Kekurangan (tetapi kelebihan di sisi lain) adalah ukuran layarnya yang cukup kecil, kurang ideal sebenarnya untuk menonton. Tetapi menjadi ideal untuk kegiatan lain. 

Kegiatan yang ideal dengan layar hanya 6.4 ini adalah dengan ukurannya yang relatif kecil dibandingkan, dengan Galaxy M62 misalnya – yang belum lama ini saya review juga, menjadikan perangkat ini nyaman dalam genggaman. Menyenangkan digunakan untuk scrolling media sosial (Twitter misalnya) atau menjelajah web untuk membaca konten. Dan bisa juga untuk menonton video meski karena ukuran kecil kurang nyaman, namun kualitas display-nya yang HD+ cukup baik.

Beratnya yang cukup ringan juga menambah kenyamanan Galaxy M32. Grip karena ukuran kecil ditambah ringan, memberikan pengalaman tersendiri ketika menggunakan M32 untuk kegiatan sehari-hari. 

Dukungan spesifikasi lain seperti RAM dan ROM serta sistem operasi sudah cukup mendukung untuk kelasnya. Unit yang saya coba memiliki RAM 8GB dan ROM-nya 128GB, untuk ruang penyimpanan bisa diperluas sampai 1TB. 

Galaaxy M32

Untuk kesan penggunaan kamera, sama seperti M62 saya tidak akan membahas terlalu dalam karena bagi saya dua perangkat ini memang bukan dititikberatkan untuk kegiatan fotografi. Meski demikian, 4 kamera yang ada di perangkat M32 ini sudah bisa dibilang cukup jika dilihat dari spesifikasi di atas kertas. 

Galaxy M32 hadir dengan 4 kamera dengan layout sama persis dengan Galaxy M62 tetapi spesifikasi yang dikurangi cukup banyak. Galaxy M32 memiliki kamera Macro 2MP, Ultra Wide 8MP lalu Depth camera 2MP, dan kamera utama 64MP (ini saja yang spesifikasi sama dengan M62). 

Kalau melihat dari halaman resmi, salah satu promosi yang ditawarkan untuk kamera belakang adalah macro dan wide angle. Meski derajat wide angle hanya 80 derajat dan ultra wide angle 123 derajat tetapi hasilnya cukup baik meski saya menemukan ada sedikit proses yang lambat ketika berubah antara satu pengaturan kamera ke kamera lain, misalnya dari kamera utama ke mode wide. 

Untuk aplikasi kamera sendiri cukup familiar seperti One UI Samsung lainnya. Anda bisa menemukan pengaturan kamera seperti Macro, model Pro atau malam serta gerak lambat dan hyperlapse dengan mengakses menu kamera yang lebih lengkap. Galaxy M32 juga sudah memiliki fitur coretan air atau AR yang cukup menarik untuk membuat konten di jelas smartphone 3 jutaan.

Galaaxy M32

Lalu untuk macro, saya cukup penasaran, padahal hanya disediakan 2MP dan sebenarnya fitur macro ini kadang kurang berguna untuk sehari-hari. Untuk menguji, saya mencoba dengan setup studio (artinya lighting artificial dan beberapa setup lain) hasilnya cukup. Cukup dalam arti memang tidak bisa mendapatkan detail yang sangat detail tetapi cukup untuk bisa menunjukkan objek foto. Untuk upload ke media sosial sih menurut saya sudah cukup. 

Untuk kamera sehari-hari tentu saja spesifikasi yang dihadirkan sudah cukup di kelasnya, meski jika disandingkan dengan merek lain, Galaxy M32 akan mendapat saingan yang lumayan berat untuk kisaran harga 3 – 5 juta rupiah. 

Seperti yang dijelaskan di atas, bagi saya perangkat ini bukan unggul dari sisi kamera jadinya pengujian kamera hanya untuk beberapa keperluan saja, fokus review pada hal lain yang menurut saya cukup unggul di perangkat ini.

Baterai dan refresh rate serta tampilan layar depan

Untuk baterai sendiri, M32 hadir dengan 5000mAh yang seharusnya sudah cukup besar dan sesuai dengan peruntukkan perangkat ini. Untuk penggunaan sehari-hari dan hiburan termasuk juga sudah cukup untuk menopang refresh rate perangkat yang bisa sampai dengan 90Hz. 

Galaaxy M32

Berbicara tentang refresh rate, fasilitas ini adalah salah satu fasilitas yang menurut saya menjadi kelebihan utama di Galaxy M32. Perangkat terjangkau, ukuran dan berat ponsel yang pas di grip tangan lalu didukung pula dengan refresh rate 90Hz. Kombinasi yang memberikan pengalaman nyaman, smooth untuk menjelajah konten serta tidak membosankan. 

Namun ada kekurangan dari tampilan layar yang hanya 6.4 inci. Bagian dagu di perangkat ini terlihat cukup lebar sehingga tampilan depan memang kurang kekinian karena biasanya, perangkat terbaru akan menjual tampilan depan yang terasa full atau minim bezel. 

Galaaxy M32

Prosesor yang loyo?

Sayangnya, prosesor malah jadi departemen yang kurang menarik di perangkat ini karena pengalaman yang diberikannya terasa kurang smooth.

Berbicara tentang performa, sebenarnya secara keseluruhan perangkat ini secara umum baik-baik saja untuk segmen yang disasarnya. Namun dalam pengalaman penggunaannya saya menemukan ketimpangan spesifikasi yang ada di perangkat ini. Prosesor yang digunakan, Mediatek Mediatek Helio G80 terasa kendor untuk mengimbangi refresh rate yang sampai 90Hz. 

Ketika layar 90Hz memberikan performa yang menyenangkan ketika menjelajah konten, sayangnya saat ingin berpindah-pindah aplikasi, kinerja terasa lambat, terasa ada gap ‘tipis’ namun cukup kentara saat ponsel digunakan. Pengalaman yang jauh berbeda dengan M62 misalnya yang memang didukung prosesor mantan flagship. 

Prosesor ini tetap bisa diandalkan untuk performa secara keseluruhan. Bermain game, melahap kegiatan sehari-hari termasuk hiburan serta juga tetap bisa diandalkan menjelajah konten di internet. Namun karena hadir dengan refresh rate tinggi maka pengalaman smoothness-nya agak berkurang karena pengguna sudah dihadirkan dengan pengalaman yang sangat baik dengan 90Hz refresh rate. Jika refresh rate perangkat ini sama dengan M62 yaitu hanya 60Hz saja, mungkin saya tidak akan mengeluh. 

Pengalaman penggunaan

Galaaxy M32

Untuk pengalaman penggunaan kegiatan sehari-hari dan hiburan, beberapa hal sudah saya bahas di atas. Satu catatan yang penting adalah kualitas display, refresh rate dan grip handle dari perangkat. Memberikan kesan yang cukup menyenangkan. 

Namun, sama seperti keluhan saya pada review Galaxy M62 di artikel lain, kualitas audio memang sangat biasa saja di perangkat ini. Speaker hanya 1 dan kualitasnya memang tidak bisa dibahas alias cukup ada saja. Galaxy M32 juga masih menyediakan jack audio untuk digunakan sebagai panggilan telepon meeting atau mendengarkan hiburan seperti musik atau video. 

Untuk urusan kemanan, perangkat ini menggunakan sensor sidik jari yang diletakan bersama tombol power di bagian pinggir perangkat. Tepat di bawah tombol volume. Kecepatan sensor sidik jari di perangkat ini juga biasa saja, tidak terlalu cepat.

Lalu untuk pengalaman gaming, kesan yang melekat bagi saya tetap pada display. Memainkan dua game FPS di perangkat ini cukup menyenangkan karena bisa disuguhkan tampilan warna dan aset dalam game yang cukup baik. Ukuran layar yang tidak lebar cukup menyenangkan saat dipegang tetapi tidak cukup menyenangkan untuk mengakses menu-menu yang ada di dalam game. Terutama untuk game FPS yang saya coba seperti PUBGM dan Super Mecha Champions.

Bisa jadi, M32 akan cocok untuk game-game casual yang tidak membutuhkan untuk menekan banyak tombol saat bermain. Atau bisa juga untuk memainkan game side scrolling dan game yang bisa dimainkan hanya dengan satu tangan saja seperti Dragon Ball Legends.

Untuk pengaturan sendiri pada game PUBGM di Galaxy M32 bisa Smooth – Ultra. Untuk kualitas mentok kanan hanya bisa frame rate di High dan grafisnya mentok di HD.

Untuk Super Mecha Champion pengaturannya bisa cukup tinggi. Antara lain refresh rate bisa sampai 90Hz tetapi kualitas gambar di paling rendah alias hemat daya dan resolusi serta pengaturan lain bisa sampai mentok kanan. Jika ingin mendapatkan kualitas gambar serta pengaturan lain semua mentok kanan maka refresh rate harus diturunkan jadi 60Hz atau 30Hz.

Secara keseluruhan, pengalaman gaming dengan dua game pilihan di atas cukup baik di perangkat ini. Dengan catatan bahwa ukuran layar kecil saja yang memang perlu penyesuaian tetapi untuk urusah kualitas layar cukup baik. 

Kesimpulan

Secara keseluruhan pengalaman penggunaan yang saya dapatkan di perangkat ini agak berimbang, antara memuji tetapi menyayangkan beberapa hal. 

Galaaxy M32

Tampilan layar dan refresh rate dan grip di tangan adalah pengalaman terbaik yang didapatkan dari Galaxy M32. Menjelajah konten, menikmati kemulusan scrolling layar adalah kesan yang membekas di perangkat ini. Namun sayangnya kurang diimbangi dengan dukungan prosesor yang menjadikan agak sedikit terhambat kemulusan penggunaan, karena terkadang ketika berpindah aplikasi saya merasakan sedikit slow, terutama ketika ingin berpindah cukup cepat di beberapa aplikasi. 

Saya membayangkan, kalau saja refresh rate yang ada di Galaxy M32 diletakkan di Galaxy M62 (yang memiliki prosesor mantan flagship), maka pengalaman yang didapatkan, saya prediksi akan terasa baik secara keseluruhan. 

Tapi itulah namanya perangkat kelas menengah, kita tidak akan bisa menikmati fitur yang lengkap dalam satu perangkat, ada beberapa pengorbanan yang harus dilakukan. Galaxy M32 hadir dengan harga jauh lebih murah dari M62, namun ukuran dan berat yang pas untuk kegiatan sehari-hari. Memiliki refresh rate yang lebih tinggi tetapi dukungan prosesor dan baterai yang lebih rendah. 

Perangkat ini bisa cocok untuk akses media sosial dan menjelajah internet. Akses konten visual yang memerlukan tampilan yang wah. Atau bisa juga untuk membantu pekerjaan saat WFH seperti untuk video call – karena kamera depan sudah 20MP – serta dukungan baterai 5000mAH. Mereka yang membutuhkan perangkat kedua dengan ukuran yang compact juga bisa memilih produk ini

Galaaxy M32

Sparks

  • Refresh rate 90Hz
  • Baterai 5000mAh
  • Ukuran compact
  • Display Super Amoled 1080×2400 (FHD+)

Slacks 

  • Prosesor kurang balance dengan refresh rate
  • Layar kecil kurang cocok untuk game dengan banyak tombol

8 Smartphone Pilihan yang Masih Dibekali Jack Audio 3,5 mm

Jack audio 3,5 mm, atau biasa juga dikenal dengan istilah headphone jack, adalah jenis konektor yang sudah eksis sejak zaman Walkman masih merajalela. Namun di tahun 2016, Apple memutuskan untuk menghapuskannya dari iPhone 7, dan sejak saat itu tren smartphone tanpa headphone jack pun terus bertambah populer.

Hingga akhirnya kita tiba di titik di mana keberadaan headphone jack bisa dianggap sebagai salah satu fitur smartphone. Di tahun 2021 ini, jumlah smartphone yang dilengkapi headphone jack kian berkurang, terutama di segmen flagship, dan itulah mengapa kategori produk TWS terus bertambah populer setiap harinya.

Kendati demikian, di luar sana masih banyak konsumen yang belum bisa move on dari headphone jack. Alasannya sederhana: headphone atau earphone kesayangan mereka masih menggunakan kabel 3,5 mm sebagai konektornya. Buat mereka, smartphone yang dibekali headphone jack masih memiliki nilai plus tersendiri.

Kalau Anda termasuk salah satunya, artikel ini bisa Anda jadikan referensi saat membeli smartphone baru. Berikut adalah 8 smartphone pilihan yang masih memiliki jack audio 3,5 mm.

1. Asus ROG Phone 5

ROG Phone 5 bisa dianggap sebagai spesies smartphone flagship yang langka karena masih dilengkapi colokan 3,5 mm pada bagian bawahnya, apalagi mengingat colokan ini sempat hilang dari pendahulunya (ROG Phone 3). Bukan cuma itu, Asus bahkan juga menjejalkan sistem Quad DAC demi memenuhi ekspektasi tinggi kalangan audiophile.

Sebagai ponsel flagship, spesifikasinya tentu tidak main-main: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage internal 256 GB, dan baterai 6.000 mAh dengan dukungan fast charging 65 W. Layarnya menggunakan panel AMOLED 6,78 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 144 Hz. Kamera belakangnya ada tiga: kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 13 megapixel, dan kamera macro 8 megapixel.

Ponsel ini sekarang sudah bisa dibeli dengan harga Rp14.499.000. Anda juga bisa baca review lengkapnya di sini.

Link pembelian: Asus ROG Phone 5

2. Samsung Galaxy A52

Samsung memang sudah tidak punya lagi smartphone flagship yang dibekali headphone jack, tapi setidaknya tren ini belum memengaruhi lini ponsel kelas menengahnya, salah satunya Galaxy A52. Penggunaan chipset Snapdragon 720G yang sudah sangat terbukti merupakan indikasi akan kinerjanya yang mumpuni, ditambah lagi dengan RAM 8 GB, storage 256 GB, dan baterai 4.500 mAh yang mendukung fast charging 25 W.

Susunan kamera belakang Galaxy A52 juga terbilang lengkap, mencakup kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 12 megapixel, kamera macro 5 megapixel, dan kamera depth 5 megapixel. Layarnya menggunakan panel Super AMOLED 6,5 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz. Semua itu bisa didapat dengan harga Rp5.399.000.

Link pembelian: Samsung Galaxy A52

3. OPPO Reno6

Desain yang stylish sekaligus nyaman di tangan, ditambah performa kelas menengah yang sangat reliabel, merupakan daya tarik utama dari Reno6. Kebetulan ia juga masih punya jack audio 3,5 mm di sisi bawahnya, sehingga ia layak menerima rekomendasi ekstra buat konsumen yang mementingkan pengalaman audio superior.

Spesifikasi Reno6 meliputi chipset Snapdragon 720G, RAM 8 GB, penyimpanan internal 128 GB, dan baterai 4.310 mAh dengan dukungan fast charging 50 W. Perangkat dibekali layar AMOLED 6,4 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz. Di belakang, kita bisa menemukan kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan sisanya kamera macro beserta kamera depth.

Buat yang tertarik dengan Reno6, siapkan dana sebesar Rp5.199.000. Ulasan lengkapnya juga dapat Anda baca di sini.

Link pembelian: OPPO Reno6

4. Realme 8

Realme 8 menawarkan spesifikasi yang sangat menarik di harga Rp3.599.000. Mulai dari chipset MediaTek Helio G95, RAM 8 GB, penyimpanan internal 128 GB, baterai 5.000 mAh dengan dukungan fast charging 30 W, sampai layar Super AMOLED 6,43 inci dengan resolusi 1080p, semua tersedia di sini, demikian pula headphone jack.

Perangkat mengemas kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro dan kamera depth. Sebagai pelengkap, Realme tak lupa menyematkan NFC beserta sensor sidik jari di balik layar.

Link pembelian: Realme 8

5. Xiaomi Redmi Note 10 Pro

Seperti halnya Samsung, lini flagship Xiaomi tidak ada yang mengusung headphone jack, tapi untungnya seri Redmi Note tidak ikut terdampak. Dibanderol Rp3.899.000, Redmi Note 10 Pro menawarkan spesifikasi yang cukup menggiurkan: Snapdragon 732G, RAM 8 GB, storage 128 GB, dan baterai 5.020 mAh yang mendukung fast charging 33 W.

Layar juga menjadi daya tarik utama dari ponsel ini, dengan panel AMOLED 6,67 inci beresolusi FHD+, lengkap dengan refresh rate 120 Hz. Di sektor kamera, Redmi Note 10 Pro mengunggulkan kamera utama 108 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 5 megapixel dan kamera depth 2 megapixel. Perangkat juga sudah dibekali dengan NFC.

Silakan baca review-nya jika masih penasaran dengan performa sekaligus kapabilitas kameranya.

Link pembelian: Redmi Note 10 Pro

6. Poco X3 Pro

Bukan Poco namanya kalau tidak menawarkan value yang sangat menarik. Dengan harga jual cuma Rp3.999.000, Poco X3 Pro hadir membawa spesifikasi hampir setara flagship: Snapdragon 860, RAM 8 GB, penyimpanan internal 256 GB, dan baterai 5.160 mAh dengan dukungan fast charging 33 W. Dari sisi kinerja, Poco X3 Pro sangat bisa diandalkan, seperti yang sudah dibuktikan oleh pengujian tim DailySocial.id.

Melengkapi spesifikasinya adalah layar IPS 6,67 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 120 Hz. Kamera belakangnya terdiri dari kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan kamera macro beserta kamera depth masing-masing dengan resolusi 2 megapixel. Semua itu tentu tanpa melupakan fitur yang kerap disepelekan, macam keberadaan headphone jack dan NFC.

Link pembelian: Poco X3 Pro

7. Black Shark 4

Spesifikasi kelas gaming tapi terjangkau sudah ibarat motto Black Shark sejak lama, dan beruntung di tahun 2021 ini pun mereka belum tergoda untuk mengikuti tren smartphone tanpa headphone jack. Black Shark 4 mengandalkan chipset Snapdragon 870, lengkap beserta RAM 8 GB dan storage internal 128 GB. Kapasitas baterainya memang cuma 4.500 mAh, tapi kecepatan fast charging-nya mencapai angka 120 W.

Smartphone seharga Rp8.499.000 ini datang membawa layar Super AMOLED 6,67 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz. Sisi belakangnya yang kini tampak jauh lebih elegan ketimbang sebelumnya mengemas kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan kamera macro 5 megapixel.

Link pembelian: Black Shark 4

8. RedMagic 6 Pro

Perpaduan chipset Snapdragon 888 dan RAM 16 GB mungkin terdengar agak berlebihan, tapi tidak kalau itu dibarengi dengan layar yang juga sangat kencang, seperti yang ditawarkan oleh RedMagic 6 Pro berikut ini. Bukan 120 Hz atau 144 Hz, layarnya tercatat memiliki refresh rate 165 Hz. Panelnya sendiri merupakan panel AMOLED 6,8 inci dengan resolusi 1080p.

Perangkat datang membawa baterai 5.050 mAh, lengkap dengan dukungan fast charging 66 W. Kamera belakangnya terdiri dari kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan kamera macro 2 megapixel. Semua itu dihargai cuma Rp11.999.000 saja untuk varian dengan penyimpanan 256 GB. Tentu saja, sesuai persyaratan utama artikel ini, kita bisa menemukan jack audionya di sisi atas.

Link pembelian: RedMagic 6 Pro

Gambar header: Depositphotos.com.

Honor Umumkan Trio Smartphone Flagship Magic3 Series, Versi Pro+ Punya Sensor Besar Sony IMX700

Honor akhirnya merilis smartphone flagship terbarunya, Magic3 series yang terdiri dari Magic3, Magic3 Pro, dan Magic3 Pro+. Mereka merupakan smartphone pertama yang mengantongi sertifikasi IMAX-enhanced yang menawarkan profil color grading 3D LUT eksklusif dan perekaman video sinematik dalam format LOG yang menawarkan fleksibilitas lebih besar dalam pengeditan pasca produksi.

Ketiganya mengusung panel OLED 10-bit yang mendukung 1 miliar warna dengan desain melengkung pada kedua sisi sampingnya. Layar 6,76 inci tersebut beresolusi 1344×2772 piksel dalam rasio 18.5:9 dengan refresh rate tinggi 120Hz yang sama.

Di pojok kiri atas terdapat dual punch-hole, satu untuk kamera depan 13MP f/2.4 dan satu lagi merupakan 3D ToF depth sensor untuk fitur face unlock yang lebih aman. Pembeda utamanya dari Magic3 series terletak pada dapur pacu dan konfigurasi kamera belakangnya.

Selain itu, mereka menjalankan Magic UI 5 berbasis Android 11 dan mendukung layanan Google Mobile Services. Tanki baterainya berkapasitas 4.600 mAh dengan fast charging 66W, khusus versi Pro dan Pro+ mendukung pula fast wireless charging 66W dan reverse wireless charging.

Honor Magic3

Untuk Magic3 orisinal dijual mulai dari €899 atau sekitar Rp15,1 jutaan dan ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 888, ditopang RAM 8GB dengan opsi penyimpanan internal 128GB atau 256GB. Ia memiliki bodi tahan air dan debu dengan sertifikasi IP54, serta hadir dalam dua desain berbeda. Meliputi warna Golden Hour dan Blue Hour yang menonjolkan kulit sintetis pada bagian cover belakangnya, serta warna klasik Black dan White dengan finishing kaca yang lebih tradisional.

Pada bagian belakang tersebut tersemat tiga unit kamera, dengan kamera utama 50MP f/1.9 menggunakan sensor Sony IMX766 berukuran 1/1.56 inci. Dipadukan kamera sekunder monochrome 64MP f/1.8 dan 13MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 120 derajat.

Honor Magic3 Pro

Beralih ke Magic3 Pro, ia punya bodi dengan sertifikasi IP68 dan dibanderol €1.099 atau sekitar Rp18,5 jutaan dalam warna Golden Hour, Black, dan White. Dapur pacunya mengandalkan chipset Snapdragon 888+, ditunjang besaran RAM 8GB atau 12GB dan penyimpanan internal 256GB atau 512GB.

Kamera belakangnya ada empat unit, termasuk tiga kamera seperti yang dimiliki Magic3 yakni 50MP+64MP+13MP. Ditambah satu kamera 64GB dengan lensa telephoto 84mm f/3.5 dilengkapi OIS yang menawarkan 3,5x optical zoom, 10x hybrid zoom, dan hingga 100x digital zoom.

Honor Magic3 Pro+

Inilah jagoan utama Honor, Magic3 Pro+ yang juga ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 888+ dengan satu konfigurasi memori yaitu RAM 12GB dan penyimpanan internal 512GB. Harganya mencapai €1.499 atau sekitar Rp25,3 jutaan dalam opsi warna Ceramic Black atau Ceramic White.

Magic3 Pro+ adalah monster kamera smartphone yang sesungguhnya, Honor menyematkan teknologi kamera terbaiknya saat ini. Terdapat empat unit kamera belakang dengan kamera utama 50MP menggunakan sensor gambar Sony IMX700 yang punya ukuran sensor lebih besar 1/1.28 inci dengan ukuran per piksel 1,22um. Didepannya mengandalkan lensa wide 23mm f/1.9 yang mendukung Full Pixel Octa PD AutoFocus.

Kemudian masih ada kamera monochrome 64MP f/1.8 dan kamera 64MP dengan lensa ultrawide f/2.4 126 derajat yang lebih baik. Serta, kamera 64MP dengan lensa telephoto 84mm f/3.5 yang menawarkan 3.5x optical zoom, 10x hybrid zoom, dan 100x digital zoom.

Sumber: GSMArena 1, 2

Xiaomi Mi Mix 4 Diungkap, Unggulkan Kamera di Bawah Layar dan Charging 120W

Sejak generasi pertamanya diluncurkan di tahun 2016, seri smartphone Xiaomi Mi Mix selalu ingin tampil berbeda lewat bagian wajah yang didominasi oleh layar. Di tahun 2021 ini, kendalanya pada dasarnya tinggal satu, yakni menghilangkan lubang pada layar yang biasanya dihuni oleh kamera selfie, dan itu Xiaomi wujudkan dengan menyembunyikan kameranya di balik layar.

Teknologi kamera di balik layar tentu bukan barang baru, dan sejauh ini sudah diimplementasikan oleh ZTE, OPPO, dan yang terbaru, Samsung. Kendati demikian, Xiaomi cukup percaya diri bahwa teknologinya, yang mereka sebut dengan istilah Camera Under Panel (CUP), sudah cukup matang karena telah melalui tiga iterasi yang berbeda selama lima tahun.

Secara teknis, panel layar yang berada tepat di depan kameranya memiliki kepadatan pixel 400 ppi, serta diyakini mempunyai tingkat kecerahan dan detail warna yang setara dengan sisa layarnya. Di saat yang sama, hasil foto menggunakan kamera depannya diklaim tetap bagus berkat lapisan subpixel transparan yang bertugas meminimalkan difraksi cahaya, sehingga cahaya yang masuk ke sensor kamera jadi lebih terpusatkan.

Layarnya sendiri merupakan panel AMOLED 6,67 inci dengan resolusi 2400 x 1080 pixel, lengkap beserta refresh rate 120 Hz dan touch sampling rate 480 Hz.

Spesifikasi dan fitur Xiaomi Mi Mix 4

Mi Mix 4 merupakan salah satu ponsel pertama yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 888+. Agar performanya bisa konsisten, Xiaomi tak lupa menyematkan sistem pendingin dengan total luas area permukaan pembuang panas — yang terdiri dari beberapa lapisan — sebesar 11.588 mm². Tujuannya tidak lain untuk menghindarkan perangkat dari overheating. Krusial buat ponsel yang mengemas versi Plus dari chipset yang terkenal mudah panas.

Untuk kameranya, Mi Mix 4 mengemas tiga kamera belakang dengan konfigurasi sebagai berikut: kamera utama 108 megapixel dengan sensor ISOCELL HMX seperti milik Mi 11, kamera ultra-wide 13 megapixel dengan lensa free-form untuk meminimalkan distorsi secara signifikan, dan kamera periskop 8 megapixel dengan 5x optical zoom beserta OIS. Kamera depannya yang disembunyikan tadi memiliki resolusi 20 megapixel.

Mi Mix mengusung baterai berkapasitas standar, 4.500 mAh, akan tetapi kemampuan charging-nya sudah berada di luar batas normal: 120W menggunakan kabel, atau 50W menggunakan wireless charger. Dalam kondisi default, Mi Mix 4 cuma butuh waktu 21 menit untuk mengisi baterainya dari kosong hingga penuh, atau 45 menit jika menggunakan wireless charger.

Angka ini rupanya bisa digenjot lagi menjadi 15 menit untuk wired dan 28 menit untuk wireless menggunakan fitur Boost Mode. Entah apa yang membedakan mode ini dari mode default. Tebakan saya, perangkat mungkin harus dibiarkan menganggur apabila hendak mengisi ulang menggunakan Boost Mode.

Juga baru pada Mi Mix 4 adalah teknologi Ultra Wide Band (UWB). Berkat teknologi ini, Mi Mix 4 pada dasarnya bisa disambungkan ke berbagai perangkat IoT Xiaomi yang kompatibel hanya dengan mengarahkannya seperti sebuah remote TV. UWB juga memungkinkan pengenalan lokasi yang amat presisi.

Semua itu Xiaomi bungkus dalam kemasan unibody berbahan keramik. Proses pembuatannya telah disempurnakan demi menghasilkan finish yang lebih mewah lagi, sekaligus memangkas bobotnya sampai sekitar 30%. Mi Mix 4 tercatat memiliki berat 225 gram, sedangkan ketebalannya berada di angka 8 mm.

Harga dan ketersediaan

Xiaomi Mi Mix ditawarkan dalam empat konfigurasi RAM dan storage: 8 GB/128 GB, 8 GB/256 GB, 12 GB/256 GB, dan 12 GB/512 GB. Di pasar Tiongkok, masing-masing varian dijual dengan harga 4.999 yuan, 5.299 yuan, 5.799 yuan, dan 6.299 yuan.

Pemasarannya di sana dijadwalkan berlangsung mulai 16 Agustus, tapi sejauh ini belum ada informasi apakah Xiaomi juga berniat memboyongnya ke Indonesia. Untuk pilihan warnanya, Xiaomi memberikan tiga opsi, yaitu Ceramic Gray, Ceramic White, dan Ceramic Black.

Sumber: Xiaomi.

[Review] Xiaomi Redmi Note 10 5G: Smartphone 5G Dimensity 700 Murah

Dengan hadirnya teknologi 5G, banyak sekali anggapan bahwa nantinya smartphone yang beredar akan memiliki harga tinggi. Memang, banyak perangkat 5G yang dijual di atas harga 5 jutaan. Namun, beberapa produsen smartphone saat ini berlomba-lomba untuk mengeluarkan perangkat 5G yang lebih bisa dijangkau oleh konsumen. Salah satunya adalah Xiaomi Redmi Note 10 5G.

Seri yang satu ini mungkin memiliki keluarga yang paling banyak yang pernah hadir di Indonesia. Hal tersebut mulai dari Redmi Note 10 Pro, Redmi Note 10, Redmi Note 10S, dan yang terakhir adalah Redmi Note 10 5G. Melihat dari penempatan harganya, Redmi Note 10 5G ada pada posisi di antara Redmi Note 10 dan Redmi Note 10s.

Menggunakan nama 5G tentu saja mengartikan bahwa perangkat ini mampu terkoneksi dengan jaringan yang baru digelar di Indonesia tersebut. Jaringan ini sendiri mampu menyalurkan data hingga hitungan gigabit per detik. Dan dengan menggunakan chipset dari Mediatek, membuat Redmi Note 10 5G menjadi perangkat 5G yang memiliki harga terjangkau. Tentunya, harga yang terjangkau akan membuat teknologi terbaru ini bisa digunakan oleh lebih banyak orang.

Perangkat yang datang ke meja pengujian DailySocial merupakan varian yang tertinggi dari Redmi Note 10 5G, dengan menggunakan RAM 8 GB dan internal 128 GB. Xiaomi Redmi Note 10 5G sendiri memiliki varian yang lebih rendah dengan RAM 4 GB dan internal 128 GB. Harga dari perangkat ini tentu saja masih dalam rentang dua jutaan.

Sub-Brand dari Xiaomi, yaitu Poco, juga memiliki perangkat yang sama persis spesifikasinya. Hanya saja, Xiaomi membedakannya dengan bentuk desain pada sisi belakangnya. Selain itu, Poco juga memiliki konfigurasi RAM dan penyimpanan internal yang berbeda pula. Harganya juga sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan Redmi Note 10 5G.

Spesifikasi dari Redmi Note 10 5G yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

Redmi Note 10 5G
SoC Mediatek Dimensity 700
CPU 2× 2.2 GHz Cortex-A76+ 6× 2 GHz Cortex A-55
GPU Arm Mali-G57 MC2 950MHz
RAM 8 GB LPDDR4x
Internal 128 GB UFS 2.2
Layar 6,5 inci IPS 2400 x 1080 90Hz Gorilla Glass 3
Dimensi 161.8 x 75.3 x 8.9 mm
Bobot 190 gram
Baterai 5000 mAh
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 2 MP Macro, 2 MP depth, 8 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12

Untuk hasil dari CPU-Z, AIDA 64, dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Redmi Note 10 5G masih menggunakan pengisian daya dengan 18 watt. Selain itu, Xiaomi juga mencabut speaker stereo yang dihadirkan pada seri 10 ini. Kamera wideangle juga tidak dihadirkan pada perangkat 5G dengan harga yang terjangkau ini.

Unboxing

Inilah yang ada didalam paket penjualan smartphone Redmi Note 10 5G.

Desain

Kebanyakan smartphone yang masih masuk dalam satu keluarga akan memiliki desain badan yang sama. Namun, hal tersebut berbeda dengan Xiaomi Redmi Note 10 5G. Desain belakang dari perangkat yang satu ini berbeda dari Redmi Note 10 Pro, Redmi Note 10, dan Redmi Note 10s. Akan tetapi ada satu yang sepertinya akan lama dipakai oleh Xiaomi, yaitu logo Redmi yang dibuat kecil pada sisi kiri bawah.

Bobot dari Redmi Note 10 5G memang terasa cukup ringan, yaitu hanya 190 gram saja. Dimensinya juga dapat dibilang cukup ramping dengan ketebalan yang hanya 8,9 mm saja. Case belakangnya sendiri terbuat dari plastik polikarbonat. Untuk warna yang saya dapatkan adalah Graphite Gray.

Layar dari Redmi Note 10 5G menggunakan panel dengan tipe IPS. Layar ini menggunakan resolusi 2400×1080 dan memiliki refresh rate 90Hz yang nyaman untuk dipandang. Berbeda dengan pesaingnya, Xiaomi sudah memasangkan kaca yang lebih tahan terhadap goresan dari Corning, yaitu Gorilla Glass 3. Hal tersebut juga diperkuat lagi dengan lapisan anti gores yang sudah terpasang dari pabriknya.

Dengan harga yang terjangkau, Xiaomi ternyata tetap menghadirkan fitur NFC pada Redmi Note 10 5G. Hal ini akan membuat pengisian saldo kartu uang elektronik lebih nyaman saat terhubung dengan jaringan 5G dan tengah berada di jalan tol. Keamanannya juga cukup baik dengan menghadirkan sensor sidik jari yang berbarengan dengan tombol daya serta face unlock. Selain itu, perangkat ini juga memiliki emergency SOS yang bisa mengirimkan pesan langsung ke kontak yang sudah ditentukan dengan 5 kali menekan tombol daya.

Pada sisi sebelah kanan akan ditemukan tombol power yang tergabung dengan pemindai sidik jari serta tombol volume naik dan turun. Pada sisi kirinya terdapat sebuah slot nano SIM dengan microSD. Untuk bagian bawahnya, ditemukan microphoneslot USB-C, dan speaker. Di bagian atasnya terdapat port audio 3,5 mm, infra merah untuk remote, serta microphone kedua.

Xiaomi Redmi Note 10 5G menggunakan MIUI 12 (versi 12.0.3 pada saat saya uji) dengan basis sistem operasi Android 11. Pada sistem operasi yang satu ini, pengguna bisa memilih apakah menggunakan model app drawer atau tidak serta tombol navigasi dengan model tekan atau geser. Sayang memang, perangkat ini belum mendapatkan MIUI 12.5 yang memiliki tingkat responsivitas yang lebih baik lagi.

Jaringan LTE, 5G, dan WiFi

Menggunakan chipset Dimensity buatan Mediatek, menandakan bahwa perangkat ini mendukung jaringan data cepat 4G dan 5G. Pada Redmi Note 10 5G, jaringan 4G LTE yang didukung adalah band 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 17, 20, 28, 32, 38, 40, 41, dan 66 yang sudah mencakup seluruh operator yang ada di Indonesia. Untuk jaringan 5G, yang didukung adalah band NR 1, 3, 7, 8, 20, 28, 38, 40, 41, 66, 77, 78 SA/NSA.

Saya juga sudah mencoba terkoneksi dengan jaringan Telkomsel 5G yang menggunakan band N40 NSA. Hasilnya, perangkat ini bisa digunakan untuk melakukan download dengan kecepatan tinggi. Walaupun secara teoritis bisa mencapai kecepatan Gbps, namun yang saya dapatkan hanya sekitar 140-an Mbps dengan posisi pengujian tepat di belakang sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.

Dengan menggunakan Dimensity 700, menandakan bahwa Redmi Note 10 5G juga mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Xiaomi Redmi Note 10 5G juga sudah mendukung WiFi 5 atau yang dikenal dengan 802.11 AC. Hal ini menandakan bahwa perangkat ini mampu terhubung dengan jaringan 5 GHz dari sebuah router WiFi. Kecepatannya sendiri tentunya juga lebih kencang dari WiFi pada jaringan 2.4 GHz.

Kamera: 48 MP Tanpa Wideangle

Xiaomi membenamkan empat buah kamera pada Redmi Note 10 5G, dengan tiga diantaranya yang dapat digunakan secara manual. Kamera utamanya menggunakan sensor 48 MP buatan OmniVision dengan OV48B 1/2″ dengan 0.8µm. Dengan menggunakan algoritma quad bayer, membuat hasilnya akan lebih baik pada resolusi 12 MP. Xiaomi tidak mengggunakan kamera ultrawide pada Redmi Note 10 5G.

Kamera utamanya ternyata menghasilkan gambar yang cukup baik. Saya bisa mendapatkan gambar yang tajam serta warna yang cukup baik hanya dengan sekali klik. Pada rentang harganya, tingkat noise yang dihasilkan cukup rendah dibandingkan dengan perangkat sekelasnya.

Kamera makro yang terpasang pada smartphone ini dibuat oleh Hynix dengan Hi-259. Hasilnya cukup lumayan dan cukup dapat diandalkan jika Anda menyukai pengambilan foto jarak dekat. Walaupun begitu, hasil fotonya tidak akan setajam kamera utamanya. Dan pengguna juga harus belajar yang cukup untuk mengetahui jarak pengambilan gambarnya.

Kamera depan dari Redmi Note 10 5G menggunakan sensor dengan resolusi 8 MP buatan OmniVision OV8856. Xiaomi tampaknya telah membuat sensor yang satu ini menjadi lebih tajam. Tingkat noise nya cukup kecil pada saat diluar ruangan, namun saat didalam akan cukup meningkat pada tempat yang gelap.

Pengujian

Redmi Note 10 5G menggunakan Meditek Dimensity 700. Dimensity 700 sendiri menggunakan dua core kencang Cortex A76 dengan kecepatan 2.2 GHz. Enam inti prosesor lainnya adalah Cortex A55 dengan kecepatan 2 GHz dan tentunya menggunakan daya yang lebih rendah dari dua inti pertama. Grafisnya menggunakan Mali-G57 MC2 buatan ARM dengan kecepatan 950 MHz.

Kinerja dari Dimensity 700 memang sudah tidak perlu lagi diragukan. Namun untuk membuktikannya, saya akan mengujinya dalam dua skenario. Menggunakan Cortex A76 menandakan bahwa perangkat ini bisa digunakan untuk bermain game. Selain itu, prosesor kencang juga akan nyaman dipakai untuk bekerja.

Bermain Game

Walaupun menggunakan Cortex A76, namun prosesor kencang tersebut hanya menggunakan dua core saja. Hal tersebutlah yang akan membatasi kinerjanya dalam bermain game yang ada. Namun, clock tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan Helio G95 yang masih 2 GHz saja.

Perangkat yang satu ini saya uji dengan menggunakan Genshin Impact. Sayangnya, PUBG pada Redmi Note 10 5G tidak terdeteksi untuk dapat berjalan pada 90 fps. Dengan kemampuan SoC Dimensity, tentu saja PUBG dapat dimainkan dengan kecepatan penuh. Dan sekali lagi, sayangnya, Apex Mobile belum dapat dijalankan pada platform Mediatek.

Genshin Impact saya jalankan pada profile lowest. Framerate juga saya pasang pada limit 60 fps. Hasilnya, perangkat ini berjalan dengan rata-rata 32 fps. Jika diperhatikan, memang hasilnya cukup rendah mengingat beberapa perangkat bisa berjalan di atas 40 fps. Jadi, mungkin ini adalah PR Xiaomi untuk meningkatkan kinerjanya.

Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari game Genshin Impact. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Untuk Bekerja

Kinerja dari Dimensity 700 memang sudah tidak perlu diragukan lagi dalam bekerja. Penggunaan aplikasi Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome yang menggunakan banyak tab akan berjalan tanpa lag. Xiaomi sudah menggunakan teknologi UFS 2.2 pada perangkat ini yang memastikan kinerja baca dan tulis pada penyimpanan internalnya berjalan dengan cepat.

Saya juga sempat menggunakan aplikasi office pada perangkat ini, yaitu WPS. Hal tersebut saya gunakan untuk melakukan editing teks serta gambar untuk kebutuhan sekolah anak. Tentunya, saya tidak menemukan masalah yang berarti sehingga cukup cocok digunakan untuk melakukan editing teks pada saat sedang berada di jalan.

Editing video dan gambar pada perangkat ini juga tidak menemukan masalah. Konversi serta rendering tidak membuat perangkat ini panas. Hasilnya pun juga bisa diandalkan saat ingin melakukan editing cepat dengan menggunakan aplikasi bawaan mau pun pihak ketiga yang ada pada Google Play.

Benchmarking

Pada pengujian kali ini, saya akan menghadirkan kembali beberapa SoC yang hadir pada rentang harga dua-tiga jutaan. Chipset yang saya hadirkan adalah Snapdragon 845, Snapdragon 732G, serta Mediatek Helio G95. Hal ini tentu saja hanya sekedar untuk membandingkan kinerja dari tiap-tiap chipset. Walaupun konfigurasi tiap perangkat berbeda, namun pada akhirnya pengguna akan mendapatkan gambaran bagaimana kinerja dari sebuah smartphone secara utuh.

Berikut adalah hasil benchmarking dari perangkat Redmi Note 10 5G

Uji baterai: 5000 mAh

Menguji baterai, apalagi dengan kapasitas 5000 mAh, memang akan memakan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Redmi Note 10 5G dapat bertahan hingga 16 jam 10 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 18 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 2 jam.

Verdict

Walaupun belum merata, jaringan 5G saat ini sudah hadir di Indonesia. Oleh karena itu, perangkat pendukung seperti smartphone pun juga sudah harus tersedia di pasaran. Tidak hanya harus tersedia, perangkat tersebut juga harus bisa dijangkau oleh daya beli masyarakat Indonesia. Seperti halnya Xiaomi Redmi Note 10 5G yang saat ini sudah ada di pasaran.

Dengan menggunakan Dimensity 700, kinerjanya memang dapat diandalkan. SoC yang satu ini dapat menjalankan semua aplikasi dan game yang tersedia pada Google Play. Oleh karenanya, perangkat ini nyaman digunakan untuk bermain serta bekerja. Hal tersebut juga didukung dengan daya tahan baterai yang cukup panjang.

Kamera yang terpasang juga ternyata menghasilkan gambar yang dapat diandalkan pula. Walaupun tidak memiliki kamera wideangle yang sepertinya sudah menjadi standar smartphone saat ini, hal tersebut tidak membuat perangkat ini menjadi tidak menarik. Redmi Note 10 5G juga sudah memiliki NFC yang bisa diandalkan untuk mengisi kartu uang elektronik. Penggunaan Gorilla Glass 3 pada rentang harganya juga membuat perangkat ini menjadi lebih aman.

Xiaomi Redmi Note 10 5G dengan konfigurasi 8/128 GB dijual dengan harga online Rp. 2.999.000 dan offline Rp. 3.099.000. Versi dengan RAM 4 GB dijual lebih murah pada harga Rp. 2.699.000. Harga tersebut membuat Redmi Note 10 5G menjadi salah satu smartphone 5G termurah di Indonesia. Semoga saja, implementasi jaringan 5G dapat merata dengan cepat di Indonesia.

Sparks

  • Mendukung jaringan 5G tanpa harus di unlock
  • Harga yang terjangkau untuk teknologi 5G
  • Layar dengan refresh rate 90 Hz
  • Hasil kamera utama yang dapat diandalkan
  • Daya tahan baterai yang panjang
  • Kinerja Dimensity yang mumpuni untuk bermain dan bekerja
  • Gorilla Glass 3

Slacks

  • Speaker mono
  • Tanpa kamera wideangle
  • Dukungan game yang kurang untuk framerate 90 fps

Dibekali Baterai Mumpuni, Nokia G20 Bisa Dipakai Sampai Tiga Hari

Jika Anda berfikir bahwa Nokia sudah habis, Anda salah. Karena di tengah hiruk pikuk persaingan industri ponsel pintar di pasar global, HMD Global kembali meluncurkan smartphone Nokia yang mengusung konsep lebih berani.

Continue reading Dibekali Baterai Mumpuni, Nokia G20 Bisa Dipakai Sampai Tiga Hari

Nokia G20 Dijual Seharga 2,5 Juta, Unggulkan Daya Tahan Baterai Hingga 3 Hari

HMD Global memperkenalkan smartphone baru untuk pasar tanah air, yakni Nokia G20. Kalau Anda melihat poninya dan menebak ponsel ini ditujukan untuk segmen entry-level, maka tebakan Anda tepat. Ponsel ini dihargai Rp2.499.000.

Spesifikasinya mencakup chipset MediaTek Helio G35, RAM 4 GB, penyimpanan internal sebesar 64 GB (plus slot kartu microSD), dan baterai berkapasitas 5.050 mAh. Layarnya menggunakan panel IPS 6,52 inci dengan resolusi 1600 x 720 pixel. Sensor sidik jarinya diposisikan di samping, dan ponsel ini sudah dibekali NFC. Semua itu dikemas dalam bodi setebal 9,2 mm dan seberat 197 gram.

Beralih ke kamera, Nokia G20 mengusung kamera depan 8 megapixel dan empat kamera belakang dengan konfigurasi sebagai berikut: kamera utama 48 megapixel f/1.79, kamera ultra-wide 5 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan kamera depth 2 megapixel. Fitur-fitur pendukung seperti Night Mode dan OZO Audio untuk merekam audio dengan efek surround juga tersedia.

Kalau melihat spesifikasinya, sebagian konsumen mungkin bakal merasa ponsel ini terlalu mahal. Namun seperti biasa, HMD percaya spesifikasi belum menceritakan semuanya. Komitmen mereka untuk menjunjung tinggi aspek privasi dan keamanan data juga menjadi salah satu faktor krusial. Anda bisa baca penjelasan dari perwakilan HMD di artikel ini.

Juga sudah menjadi ciri khas Nokia adalah janji pembaruan sistem operasi sampai dua tahun dan security update rutin setiap bulan selama tiga tahun. Secara default, Nokia G20 masih menjalankan Android 11, tapi HMD memastikan bahwa update ke Android 12 dan selanjutnya bakal tersedia.

Salah satu hal yang paling dibanggakan HMD dari Nokia G20 adalah daya tahan baterainya, yang diklaim bisa mencapai 3 hari pemakaian. Tentunya ini sangat bergantung terhadap skenario penggunaan masing-masing, tapi kalau melihat perpaduan chipset, resolusi layar, dan kapasitas baterainya, semestinya klaim ini cukup bisa dipertanggungjawabkan.

Bagi yang berminat, Nokia G20 saat ini sudah dijual secara online di Nokia.com, Tokopedia dan Eraspace dengan harga Rp2.499.000 dan pilihan warna Night atau Glacier. Untuk 100 pembeli pertama, ada bonus speaker Google Nest Mini.