Smartphone Android Vivo S1 Siap Diluncurkan, Siapkan Kamera Selfie 32 MP

Seperti biasa, Vivo selalu melakukan sesi “teaser” pada saat setiap kali ingin meluncurkan sebuah smartphone Android baru. Seperti kabar yang sudah beredar sebelumnya, Vivo bakal mengeluarkan sebuah perangkat baru dengan seri S. Oleh karenanya, Vivo mengundang para jurnalis untuk berkumpul di Motomoto Museum pada tanggal 10 Juli 2019.

Vivo Motomoto - Launch

Tujuan dari diundangnya para jurnalis, yang salah satunya adalah DailySocial, adalah untuk memperkenalkan smartphone terbaru mereka, Vivo S1. Vivo pun membawa seri S ini pertama kali ke Indonesia. Perangkat yang satu ini dipasarkan untuk menggandeng anak muda yang dinamis, kreatif, serta enerjik.

Vivo S1 dilengkapi dengan 32 MP AI Selfie Camera, Screen Touch ID, AI Triple camera, 4 GB RAM, dan 128 GB penyimpanan internal. Selain itu, pengguna bakal dimanjakan dengan baterai berkapasitas besar, yaitu 4500 mAh. Warna yang tersedia nantinya adalah Cosmic Green dan Skyline Blue yang memiliki desain gradasi.

Vivo motomoto auf

Vivo S1 ini secara spesifikasi akan berada di antara seri Y dan seri V. Dan kabarnya, peluncuran smartphone yang satu ini akan diadakan pada tanggal 16 Juli 2019. Lalu bagaimana dengan spesifikasi lengkap serta harganya? Tentu saja hal tersebut harus menunggu tanggal peluncurannya.

Hasil Foto

Vivo mengajak kami ke Motomoto Museum tentunya bukan tanpa arti. Tentunya, hal tersebut dimaksudkan untuk mencoba kamera yang ada pada perangkat Vivo S1 tersebut. Motomoto Museum sendiri merupakan sebuah tempat yang sangat Instagrammable.

Hasil kamera yang ada pada Vivo S1 ini memang dapat dibilang cukup baik. Akan tetapi, perlu waktu yang lebih untuk mengujinya. Oleh karena itu, berikut adalah hasil tangkapan kamera kami pada Motomoto Museum

Untuk hasil kamera Selfie AI 32 MP adalah sebagai berikut

Kami pun sudah mendapatkan unit review untuk diuji lebih lanjut. Oleh karena itu, tunggu saja reviewnya di Dailysocial!

[Review] ASUS Zenfone Live L2, Buat yang Suka Mengetik Satu Tangan

Layar berukuran 5,5 inci dalam aspek rasio 18:9 dengan bezel tipis, membuat ASUS Zenfone Live L2 klop banget di genggaman tangan. Sejenak saya merasa bernostalgia, jadi kangen masa di mana layar smartphone dapat dijangkau dengan ibu jari dari ujung ke ujung yakni 4 inci sampai 5 inci.

Mungkin ini hanya soal adaptasi, dulu saya juga sempat merasa frustrasi menggunakan smartphone dengan layar besar. Tapi sekarang, sudah nyaman dan merasakan manfaatnya.

Nah bagaimana tantangan menggunakan kembali smartphone dengan layar kecil seperti Zenfone Live L2. Dibanderol Rp1.049.000, smartphone ini menyasar segmen entry-level dan bergerak dengan chipset Snapdragon 430 bersama RAM 2GB. Simak review ASUS Zenfone Live L2 selengkapnya berikut ini.

Pengalaman Mengetik

review-asus-zenfone-live-l2

Menggenggam Zenfone Live L2 sangat menyenangkan, ringkas, tipis, dan ringan. Serta, mudah keluar masuk kantong celana. Tapi kenyamanan mengetik juga perlu diperhatikan, mengingat penggunaan smartphone tak lepas dari aktivitas mengetik.

Gboard atau Google Keyboard menjadi papan ketik default-nya, beberapa poin di artikel review ini juga diketik secara mobile menggunakan Zenfone Live L2. Saya menambahkan keyboard bahasa Indonesia, menonaktifkan auto-correction, dan membiarkan prediksi kata selanjutnya aktif.

Mengetik dengan dua jempol pada layar 5,5 inci dalam aspek rasio 18:9 ini ternyata masih cukup asyik, agak sedikit sempit tapi masih lancar dan minim typo. Justru yang lebih mengesankan ialah pengalaman mengetik dengan satu tangan.

Saya ingin cerita sedikit, saat pulang kerja mengandalkan KRL dari stasiun Pasar Minggu – kereta jurusan Bogor selalu penuh sesak. Kalaupun bisa masuk, itu juga karena ada yang turun dan berdesakan persis di depan pintu.

review-asus-zenfone-live-l2

Selama kurang lebih 50 menit perjalanan, tentunya smartphone manjadi penghibur utama – kadang harus tetap mengetik artikel atau nonton video. Saat mengetik menggunakan Zenfone Live L2 di KRL dan mengandalkan fitur prediksi kata, saya bisa mengetik dengan satu jempol secara mudah.  Karena bobotnya ringan, tangan saya pun tidak terasa pegal.

Overall, layar 5,5 inci untuk nonton YouTube dan buka aplikasi medsos, sokongan resolusi HD+ dirasa cukup untuk memenuhi aktivitas harian. Sudut pandangnya luas dan kualitasnya bagus. Soal user interface, smartphone yang berjalan di Android 8.0 Oreo ini mengandalkan antarmuka ZenUI 5.

Punggung dengan Warna Gradasi

review-asus-zenfone-live-l2

Unit yang saya review berwarna cosmic blue, bagian punggungnya memiliki warna bergradasi dari hitam di bagian atas ke biru bawah dan kerangkanya dicat senada. Lalu, pada pojok atas kiri ditemui sebuah kamera yang diameternya cukup besar bersama satu LED flash.

Dibanding Zenfone Max M2 yang versi standar, back cover Zenfone Live L2 ini tampil lebih kekinian. Meskipun bagian mukanya tampil polos tanpa notch, dengan dahi dan dagu agak tebal.

Tombol power dan volume mendiami sisi kanan, sementara slot SIM menempati sisi sebrangnya. Pada sisi atas ditemui jack audio 3,5mm, sedangkan port microUSB dan speaker di sisi sebaliknya.

Performa Snapdragon 430 dengan RAM 2GB

review-asus-zenfone-live-l2

Zenfone Live L2 bertenaga Snapdragon 4 Series Mobile Platforms, yakni versi 430 yang tergolong cukup lawas. SoC ini mengemas CPU octa-core 1.4 GHz Cortex-A53 dan GPU Adreno 505.

review-asus-zenfone-live-l2

Bahu membahu bersama besaran RAM 2GB dan memori internal 16GB yang memang sangat pas-pasan. Kapasitas 16GB tersebut, saya tersisa 7,88GB saja. Jadi, sebaiknya gunakan untuk menginstal aplikasi dan untuk file media ditempat di microSD.

Walaupun miris, harap dimaklumi mengingat smartphone ini berada di segmen entry-level dengan harga yang cukup terjangkau; Rp1.049.000. Untuk menangani kebutuhan dasar ber-smartphone, seperti komunikasi telepon dan SMS, serta aplikasi chatting dan media sosial masih dapat dikerjakan dengan baik.

Berikut hasil benchmark dari sejumlah aplikasi:

  • AnTuTu 56.144
  • PCWork 2.0 3.709
  • 3DMark Sling Shot 596
  • Geekbench 4 single-core 650
  • Geekbench 4 multi-core 2.416

Kamera 13MP

review-asus-zenfone-live-l2

Berbekal satu kamera belakang beresolusi 13MP, pada kondisi cahaya yang ideal hasil fotonya sangat bisa diterima. Dengan bantuan aplikasi edit foto, kamera smartphone ini mencukupi untuk sekedar memotret momen harian dan mengunggah hasilnya ke media sosial seperti Instagram.

Sementara kamera depannya yang beresolusi 5MP, selain untuk selfie dan video call – juga bertugas untuk membuka kunci smartphone. Menyoal perekaman video, kamera depan maupun belakangnya mampu merekam video sampai resolusi Full HD.

Mengingat Zenfone Live L2 tanpa fingerprint sensor, face unlock menjadi pilihan utama dengan opsi tambahan keamanan seperti PIN, password, dan pola.

Berikut beberapa hasil foto dari ASUS Zenfone Live L2:

Verdict

Menimbang spesifikasi dan harga yang terjangkau, Zenfone Live L2 merupakan salah satu smartphone entry-level terbaik dikelasnya. Smartphone ini juga tampil menawan dengan punggung berwarna gradasi.

Saya tidak ragu merekomendasikan smartphone ini, tapi perlu diketahui bahwa smartphone ini  hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar ber-smartphone saja. Lebih cocok untuk smartphone kedua atau untuk keluarga, misalnya orangtua atau adik/keponakan yang penggunaannya tidak begitu aktif.

Sparks

  • Layar 5,5 inci dengan dimensi ringkas
  • Harga satu juta yang terjangkau
  • Performa Snapdragon 430 cukup baik untuk kebutuhan dasar

Slacks

  • RAM 2GB yang pas-pasan
  • Memori internal 16GB sangat kecil

Advan Perkenalkan Smartphone Android S50 Prime dengan GlocalMe

Advan kembali mengeluarkan sebuah smartphone baru pada bulan Juli 2019 ini. Berbeda dengan sebelumnya, smartphone yang dikeluarkan kali ini memiliki sebuah feature baru yang bisa melakukan browsing internet tanpa kartu SIM. Selain itu, ada sebuah earphone Bluetooth baru yang saat ini sedang trendi. Acara peluncurannya sendiri diadakan pada restoran Ocha Bella pada tanggal 5 Juli 2019.

Advan S50 Prime

Smartphone yang dimaksud adalah Advan S50 Prime. Keunggulan dari perangkat yang satu ini bukan pada spesifikasinya. Akan tetapi, Advan bekerja sama dengan GlocalMe, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang koneksi data internet melalui jaringan pada setiap negara. Jadi, pengguna GlocalMe akan dapat terhubung internet dengan menggunakan sinyal operator yang ada, karena melakukan kerjasama dengan semua operator yang ada di setiap negara.

Pada smartphone Advan S50 Prime ini, fasilitas GlocalMe sudah tertanam tanpa harus memasukkan SIM tambahan. Oleh karena itu, tanpa ada SIM, S50 Prime dapat melakukan koneksi internet, karena GlocalMe sudah bekerja sama dengan semua operator di Indonesia. Hal ini pula yang membuat Advan S50 Prime dapat dibawa ke luar negeri tanpa harus membeli SIM lagi.

Advan Launch

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah sebuah earphone dengan konektivitas Bluetooth versi 5. Advan menamakan produk yang satu ini dengan sebutan PodsGo. Bentuk dari PodsGo sendiri menyerupai earphone klasik tanpa kabel. Selain itu, PodsGo juga disertai dengan docking yang akan mengisi baterainya saat dimasukkan ke dalamnya.

Advan menjual perangkat S50 Prime dengan harga Rp. 749.000. Sedangkan PodsGo dapat dibeli dengan harga Rp. 200.000 saja. Pada kesempatan kali ini, Advan pun juga bekerja sama dengan Shopee untuk menjual produknya secara online.

Advan PodsGo

Cukup kencang

Berkali-kali kami melakukan liputan ke luar negeri, berujung dengan menggunakan kartu SIM lokal. Hal tersebut disebabkan oleh kecepatan internet dengan menggunakan fasilitas roaming sangat pelan. Beberapa kali menggunakan, berujung kepada kecepatan di bawah 1 Mbps.

Advan Pods Go On Ear

Kami pun mencoba menguji kecepatan dari Glocalme. Pada pertama, kami mencoba menjalankan video Youtube. Saat loading, memang memakan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, saat video berjalan, kami tidak menemukan buffering. Padahal, kami mencoba pada resolusi 1920×1080.

Saat mencoba menggunakan SpeedTest.net, kami mendapatkan kecepatan yang sangat rendah, sekitar 386 Kbps saja. Namun setelah melakukan restart, ternyata kami bisa mendapatkan sekitar 6 Mbps sampai 8 Mbps. Hal itu dikarenakan aplikasi GlocalMe akan mencari sinyal terkuat yang ada dan melakukan hubungan dengan operator tersebut.

Advan Auf

GlocalMe sendiri baru hadir pada perangkat Advan S50 Prime saja. Oleh karena itu, pengguna yang ingin mencoba koneksi di mana saja dengan sinyal terkuat, mau tidak mau harus membeli Advan S50 Prime. Kami pun sudah memesan satu produk untuk diuji coba. Oleh karena itu, tunggu saja review yang akan kami lakukan.

Samsung Dilaporkan Telah Selesai Merevisi Galaxy Fold

Seberapa penting mempersilakan reviewer menguji suatu produk teknologi sebelum mulai memasarkannya ke konsumen? Sangat penting, dan itu sudah dibuktikan oleh Samsung lewat foldable phone perdananya, Galaxy Fold. Selang beberapa minggu setelah peluncurannya, sejumlah reviewer yang mengujinya menemui masalah perihal display-nya.

Sejak itu Samsung langsung menunda perilisan Galaxy Fold. Mereka memutuskan untuk membenahi sejumlah elemen yang berpotensi menjadi masalah, dan berdasarkan laporan terbaru dari Bloomberg, Samsung sudah berhasil memperbaiki kekurangan Galaxy Fold yang berujung pada problem seputar display tersebut.

Bagian terpenting yang dibenahi adalah sejenis film yang menjadi pelapis terluar layar Galaxy Fold. Pada versi barunya, lapisan film ini membungkus permukaan layar secara keseluruhan berdasarkan info dari narasumber anonim Bloomberg yang melihat perangkatnya secara langsung.

Ini sangat berbeda dari versi lamanya yang sempat diuji oleh para reviewer. Di versi lamanya itu, lapisan filmnya tidak menutupi seluruh permukaan layar, sehingga sebagian besar reviewer mengiranya sebagai sebuah screen protector dan berniat melepasnya dengan mengupas bagian ujungnya. Akibatnya ternyata fatal, sebab ternyata fungsi lapisan film itu bukan sebatas untuk melindungi layar dari goresan saja.

Samsung Galaxy Fold

Bagian lain yang ikut direvisi adalah engselnya, yang kini lebih menonjol ke atas, sehingga posisinya jadi rata dengan layar. Rancangan seperti ini diyakini bisa membantu memperluas cakupan lapisan film itu tadi ketika ponsel sedang dalam posisi terbuka lebar layarnya, serta membantu mengurangi risiko munculnya ceruk di bagian tengah layar seiring berjalannya waktu.

Kembali ke pertanyaan di awal, pengalaman para reviewer ini jelas amat krusial buat Samsung. Jauh lebih baik mereka yang menjumpai masalah lebih dulu ketimbang kalau perangkatnya sudah tiba di tangan konsumen sebelum direvisi. Lebih penting lagi karena Galaxy Fold mengadopsi teknologi yang benar-benar baru di industri smartphone.

Laporan dari Bloomberg menambahkan bahwa Samsung kini sudah siap mendistribusikan komponen-komponen utama Galaxy Fold untuk dirakit. Kendati demikian, jadwal pemasaran barunya masih belum ditetapkan. Kecil kemungkinan Samsung bakal merilisnya di event Unpacked pada tanggal 7 Agustus mendatang, sebab event tersebut setiap tahunnya selalu disiapkan untuk menyingkap generasi baru Galaxy Note.

Sumber: Bloomberg.

[Review] Realme 3 Pro: Smartphone Android Flagship Murah untuk Jiwa Muda

Belum genap setahun, Realme meluncurkan smartphone Android yang bernama Realme 2 Pro ke pasar Indonesia. Tepatnya bulan Oktober 2018, Realme sepertinya membuat kaget para pesaingnya karena memiliki spesifikasi yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Akan tetapi 8 bulan kemudian, Realme sudah mengeluarkan sang penerus, yaitu Realme 3 Pro, yang digadang sebagai flagship.

Realme 3 Pro

Smartphone ini akhirnya datang ke meja pengujian DailySocial. Realme kali ini menggunakan slogan “Flagship For Young” untuk versi 3 Pro-nya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Realme benar-benar memasarkan Realme 3 Pro untuk mereka yang memiliki jiwa muda serta menentukan bahwa seri Pro merupakan perangkat flagship.

Realme 3 Pro memiliki peningkatan pada sisi system-on-chip yang digunakan. Bobot yang dimiliki juga 2 gram lebih ringan dibandingkan Realme 2 Pro. Untuk lengkapnya, berikut adalah perbandingan kedua smartphone tersebut.

Realme 2 Pro Realme 3 Pro
SOC Snapdragon 660 Snapdragon 710
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 2×2.2 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver
GPU Adreno 512 Adreno 616
RAM 6 / 8 GB 6 GB
Internal 64 / 128 GB 128 GB
Layar 6,3″ 2340×1080 Gorilla Glass 3 6,3″ 2340×1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 156.7 x 74 x 8.5 mm 156.8 x 74.2 x 8.3 mm
Bobot 174 gram 172 gram
Baterai 3500 mAh 4045 mAh VOOC 3
OS Android 8 Oreo Color  OS 5.2 Android 9 Pie Color OS 6

Untuk spesifikasi versi CPU-Z dan Sensor Box, dapat dilihat pada gambar berikut ini

Realme juga mendesain flagship terbarunya tersebut dengan sentuhan gradasi pada bagian belakangnya. Realme juga masih mempertahankan penggunaan poni pada 3 Pro. Secara fisik, bentuknya masih mirip dengan sang pendahulunya.

Yang perlu diperhatikan pula, pada Realme 3 Pro logonya pun sudah berubah. Sepertinya, perubahan logo ini dilakukan oleh semua vendor smartphone di bawah perusahaan BBK. Hal tersebut ditandai dengan Vivo dan OPPO yang mengubah logo mereka pula.

Unboxing

Seperti inilah paket penjualan dari smartphone Android Realme 3 Pro beserta isinya

Realme 3 Pro - Unboxing

Desain

Realme 3 Pro masih menggunakan desain layar Waterdrop yang patennya sepertinya memang dimiliki oleh grup BBK. Bagian bawahnya pun masih memiliki bingkai yang cukup tebal. Oleh karenanya, jika dilihat dari depan Realme 3 Pro tidak memiliki perbedaan yang terlihat dengan Realme 2 Pro.

Realme 3 Pro - Sisi Kanan

Resolusi yang dimiliki oleh Realme 3 Pro adalah 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Layarnya sendiri sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 5 yang diklaim dapat bertahan saat jatuh dari ketinggian satu meter. Selain itu, Realme 3 Pro juga sudah menggunakan lapisan anti gores sehingga pengguna tidak lagi perlu membelinya secara terpisah.

Realme 3 Pro - KAmera

Pada bagian belakangnya dapat ditemukan dua buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol.

Realme 3 Pro - Sisi Kiri

Bagian belakangnya sendiri terbuat dari plastik polikarbonat. Warnanya sendiri menggunakan colorway gradient yang memadukan biru dengan ungu. Untungnya, bagian belakang dari Realme 3 Pro tidak ramah terhadap minyak sidik jari, sehingga tidak akan terlihat kotor karena banyaknya cap jari tersebut.

Realme 3 Pro - Notch

Pada bagian sebelah kiri, terdapat tombol volume dan triple slot SIM dan microSD. Sedangkan untuk tombol power ada di bagian kanan. Hal tersebut cukup ergonomis karena ketiga tombol itu cukup pas dengan posisi jempol dan jadi telunjuk pada saat memegangnya dengan sebuah telapak tangan. Di bagian bawahnya terdapat slot USB dan audio 3.5mm.

Realme 3 Pro - Sisi Bawah

Untuk sistem operasinya, Realme 3 Pro menggunakan Android Pie dengan antar muka ColorOS 6. ColorOS yang digunakan juga berbeda dengan yang digunakan pada OPPO dan Vivo, di mana hadir application drawer pada saat pengguna melakukan pergeseran dari bawah ke atas.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme 3 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme 3 Pro menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera

Realme mungkin merupakan salah satu pemain baru yang memperhatikan kualitas kamera mereka. Hal ini ditandai dengan penggunaan sensor Sony IMX 519 yang ternyata menghasilkan gambar yang baik. Dengan resolusi 16 MP, bukaan dari kamera Realme 3 Pro adalah f/1.7 yang cukup andal dalam mengambil gambar saat kurang cahaya.

Menggunakan kamera utamanya dalam mengambil gambar memang baik. Pada saat kondisi kurang cahaya, menggunakan mode auto juga masih dapat mengambil gambar dengan baik. Realme 3 Pro juga menyediakan mode NightScape yang bisa mengambil gambar pada saat malam hari dengan lebih baik lagi. Syaratnya adalah harus memegang kamera dengan stabil selama dua detik.

Satu hal yang cukup mengganggu adalah pada saat ada pendaran cahaya yang kontras terhadap warna gelap. Hal ini seperti membuat hasil gambar yang keluar seperti lukisan cat air. Ada kemungkinan hal tersebut merupakan algoritma Realme 3 Pro dalam mengurangi noise.

Kamera depan juga memiliki hasil yang cukup baik. Detail gambar yang ditangkap juga membuat gambar menjadi lebih baik. Tentunya, hal ini akan berkurang pada saat kondisi cahaya berkurang.

Pengujian

Realme 3 Pro menggunakan chipset high end yang saat ini sepertinya belum terlalu banyak digunakan oleh produsen smartphone, yaitu Snapdragon 710. Snapdragon 710 sendiri menggunakan dua inti Snapdragon Kryo 360 yang berbasis Cortex A75 yang kencang dalam menjalankan sistem operasi Android.

Jika menggunakan SoC tersebut, tentu saja pengalaman bermain menjadi lebih baik. Kami mencoba beberapa game yang saat ini sedang digemari, seperti PUBG Mobile, LifeAfter, AoV, dan beberapa lainnya. Hasilnya, smartphone ini tidak memiliki kendala sama sekali. Hal tersebut juga sejalan dengan hasil benchmark yang kami lakukan di bawah ini.

Kami kembali menghadirkan SoC lain untuk pengujian kali ini. Snapdragon 660 yang kelasnya berada di bawah Snapdragon 710 serta Snapdragon 845 yang kelasnya di atasnya pun kami hadirkan pada pengujian kali ini.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6 versi RealMe ini.

Pengujian berlangsung selama 14 jam 10 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC yang dimiliki oleh charger RealMe 3 Pro. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu 1 jam 38 menit dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Smartphone dengan rentang harga dua sampai tiga juta memang sangat menarik untuk dimiliki. Tidak seperti dulu, Smartphone mainstream saat ini memiliki kinerja yang apik dan kamera yang juga dapat menangkap gambar dengan baik. Selain itu, baterai yang ditawarkan juga memiliki kapasitas besar. Hal tersebutlah yang terdapat pada Realme 3 Pro.

Kinerja yang dimiliki oleh Realme 3 Pro mampu bersaing dengan beberapa perangkat flagship yang dimiliki vendor lain. Hal tersebut berkat Snapdragon 710 yang memang memiliki kinerja tinggi. Selain itu, kinerja AI yang dimiliki perangkat ini juga cukup baik, sehingga Anda tidak perlu khawatir menggunakan aplikasi yang membutuhkan kinerja AI.

Kamera juga menjadi nilai penting dalam Realme 3 Pro. Pada cahaya yang terang, hasil kameranya menjadi baik. Pada kondisi kurang cahaya, Realme memasukkan fasilitas Nightscape yang mampu mengambil gambar dengan baik. Kamera depannya juga dapat menangkap gambar dengan tajam, namun minus Nightscape.

Perangkat yang kami dapatkan dengan RAM 6 GB dijual pada harga Rp. 3.699.000. Realme juga menyediakan versi 4 GB dengan harga Rp. 2.999.000 untuk mereka yang tidak memiliki dana berlebih. Dengan feature, kinerja, serta kamera yang ditawarkan, Realme memang sudah menantang vendor lain yang menjual perangkat setara dengan harga yang lebih tinggi. Dan harga tersebut pun terlihat cukup terjangkau.

Sparks

  • Kinerja kencang
  • Hasil kamera baik
  • Nightscape yang bagus
  • Harga cukup terjangkau
  • Responsif
  • VOOC 3.0 yang dapat mengisi baterai dengan cepat
  • Desain apik

Slacks

  • Tanpa NFC yang saat ini dibutuhkan untuk kartu uang elektronik
  • Masih menggunakan microSD

Penjualan Perdana OPPO Reno 10x Zoom dan Tips Fotografi Mobile dari Darwis Triadi

Usai berakhirnya masa pre-order yang digelar pada tanggal 17-27 Juni secara online, kini OPPO secara resmi memulai penjualan perdana model tertinggi seri smartphone baru Reno yakni Reno 10x Zoom. Di Indonesia, smartphone yang menyasar segmen premium high-end ini dibanderol Rp13 juta.

“Pada penjualan perdana, kurang lebih perangkat OPPO Reno terjual 1,7x lebih banyak dibandingkan OPPO R17 Pro. Sementara dibanding OPPO Find X, Reno 10x Zoom mendapatkan respon lebih besar sekitar 2-3 persen.” Ujar Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

Penjualan-Perdana-OPPO-Reno-10x-Zoom-3

“Uniknya ialah pada sesi penjualan pre-order Reno series, 70 persen konsumen yang melakukan pembelian secara online memilih Reno 10x Zoom. Hal ini sudah seperti yang kita rencanakan, di mana target pasar Reno 10x Zoom tentunya lebih tinggi dibandingkan Reno.” Lanjut Aryo.

Aryo menambahkan target pasar OPPO Reno 10x adalah tipikal orang-orang yang memang sudah bekerja di perusahaan, umur sekitar 25-35 tahun, dan dengan penghasilan di atas Rp10 juta. Orang-orang ini banyak memanfaatkan e-commerce dan penggunaan kartu kreditnya juga cukup tinggi.

Penjualan perdana OPPO Reno 10x Zoom ini akan digelar di beberapa kota. Dimulai dari Central Park Mall Jakarta (27 Juni), Trans Studio Mall Bandung (29 Juni), dan Pakuwon Mall Surabaya (30 Juni).

OPPO memberikan berbagai nilai tambah kepada total 200 orang pembeli OPPO Reno 10x Zoom yang tersebar di tiga kota tersebut. Di mana konsumen yang datang pertama ke area penjualan perdana akan mendapatkan IMOO Watch Phone Z5 senilai Rp3,2 juta.

Selain itu, selama periode penjualan perdana – konsumen berhak mendapatkan cashback sebesar Rp1 juta. OPPO juga menawarkan promo tukar tambah hingga Rp1,5 juta dari Joy Exchange. Sementara untuk O-Fans, OPPO menambah ekstra cashback hingga Rp1 juta.

Selain kemampuan kamera, Aryo menjelaskan bahwa yang menjadi daya tarik Reno series ialah karena memiliki storage 256GB dan RAM yang besar. Bersama pengalaman Panoramic Screen, serta keluaran suara yang kencang dengan dual speaker dan teknologi Dolby Atmos (khusus Reno 10x Zoom).

Klinik Fotografi Bersama Darwis Triadi

Penjualan-Perdana-OPPO-Reno-10x-Zoom-2

Hadir dengan kemampuan kamera mumpuni, pada acara penjualan perdana tersebut OPPO turut menghadirkan seorang fotografer profesional yakni Darwis Triadi untuk memberikan kelas fotografi mobile menggunakan kamera Reno 10x Zoom.

Ia sudah menggunakan Reno 10x Zoom sekitar satu bulan, menurutnya fitur kamera yang menarik tentu saja fasilitas zoom-nya dan mode expert-nya.

Agar tetap mendapatkan hasil foto yang optimal, tentu kita harus bijak menggunakan fitur zoom. Meskipun bisa melakukan perbesaran sebanyak 60x digital zoom, sebaiknya gunakan sampai 5x optical zoom saja, paling banter 10x hybrid zoom untuk menjaga kualitas foto.

Ia memberi tips, fasilitas zoom ini sebaiknya digunakan pada kondisi cahaya yang ideal. Kalau cahaya cukup, shutter speed juga mencukupi dan bisa menggunakan zoom dengan stabil.

Bila menggunakan fasilitas zoom di dalam ruangan atau cahaya minim, harus lebih hati-hati dan harus pegang smartphone dengan stabil saat memotret.

“Sementara, pada mode expert saya bisa menggunakan shutter speed serendah mungkin dan bisa sengaja membuat foto under atau over exposure sedikit. Cobalah membiasakan diri menggunakan mode expert, karena di mode ini kita bisa menggunakan teknik fotografi seperti menggunakan kamera (DSLR/mirrorless).” Ujar Darwis Triadi.

Kapan waktu yang tepat menggunakan mode expert? Menurutnya ada dua kondisi, kalau punya waktu banyak maka sebaiknya gunakan mode expert. Sebaliknya, kalau memotret saat hunting atau sambil jalan maka gunakan mode auto saja. Jangan lupa aktifkan fitur AI Scene Recognition.

Pada malam hari, selain bisa menggunakan mode malam – kita juga bisa menggunakan mode expert dan bantuan tripod. Gunakan ISO 100 dan shutter speed lebih lama untuk mendapatkan foto malam hari yang tajam dan cerah, asal pastikan subjek yang di foto tidak bergerak.

Tips dan trik lainnya dari Darwis Triadi ialah cobalah bereksplorasi dan bermain-main dengan backlight, peka melihat jatuhnya cahaya, gunakan refleksi kaca, serta bermain foreground dan background agar foto lebih berdimensi.

“OPPO Reno 10x Zoom ini dipersiapkan untuk orang-orang yang punya hobi fotografi dan hunting dengan kamera. Smartphone ini sudah setara dengan kamera entry-level (terutama kamera pocket di rentang harga Rp10 jutaan).” Tutup Darwis.

Katanya kamera smartphone memang sudah mengalahkan kamera pocket entry-level, tapi menurut saya belum dapat mengalahkan kamera pocket premium – apalagi kamera mirrorless.

Kamera smartphone memang praktis dan teknologi di dalamnya semakin canggih. Tapi kalau bicara soal kualitas foto, menurut saya di rentang harga Rp5-10 juta, kita masih mendapatkan kamera mirrorless dengan kualitas foto yang cukup baik. Sementara, di atas Rp10 juta akan mendapatkan kualitas foto dan juga video yang cukup baik.

Smartphone Gaming

OPPO-Reno-12

Dari tadi, kita bahas tentang kamera mulu. Padahal Reno 10x Zoom juga merupakan smartphone pertama dengan chipset Qualcomm termutakhir Snapdragon 855 yang resmi hadir di Indonesia.

Didukung kapasitas RAM 8GB dan storage hingga 256GB, Reno 10x Zoom dipastikan mumpuni untuk aktivitas gaming berat sekalipun. Aspek lain yang membuatnya asyik buat gaming juga karena Reno 10x Zoom menggunakan tiga ragam teknologi pendingin: Cooling Gel, Triple Graphite Layering, dan Copper Pipes.

Penjualan-Perdana-OPPO-Reno-10x-Zoom-4

Faktor ini juga yang membuat salah satu konsumen bernama William Sudhana, rela menukar perangkat iPhone 7 Plus kesayangannya dengan Reno 10x Zoom.

“Smartphone OPPO sudah menunjukkan kualitasnya, spesifikasi tinggi dengan harga yang kompetitif, itu membuatnya saya penasaran. Selain itu, karena saya juga bermain game dan melihat Snapdragon 855 di Reno 10x Zoom.” Ungkap William Sudhana.

Baterai 4065 mAh yang katanya awet, lengkap dengan teknologi isi cepat VOOC 3.0 Flash Charge juga menjadi pertimbangannya. Satu hal lagi, ia juga rupanya seorang content creator di Instagram. Melihat kemampuan 10x hybrid zoom dan kualitas kamera yang menjanjikan, menurutnya dapat menggantikan kamera mirrorless untuk sekedar kebutuhan daily content.

Verdict

Melihat fitur dan spesifikasi yang dibawanya, OPPO Reno 10x Zoom memang smartphone yang menjanjikan. Fasilitas kamera yang ditawarkan, meliputi kamera utama dengan resolusi tinggi 48MP, dikemas bersama lensa ultra wide, dan lensa telephoto dengan kemampuan 6x optical zoom, 10x hybrid zoom, dan hingga 60x digital zoom – sangat menantang kreativitas para content creator.

Sebagai smartphone yang ditujukan di segmen premium high-end, harga Reno 10x Zoom juga semahal smartphone flagship kompetitor; Rp13 juta. Yang perlu diketahui ialah OPPO melalui sebuah proses yang sangat panjang untuk membangun brand image, terutama lewat smartphone kelas menengah mereka yakni F series yang akhirnya pensiun setelah menunaikan tugasnya dengan baik.

Smartphone Android One Nokia 2.2 Diluncurkan: Night Mode di Harga Terjangkau

Nokia saat ini sedang membanjiri pasar Indonesia dengan perangkat yang tersertifikasi dengan proyek Android One dari Google. Hal ini menandakan bahwa Nokia ingin melayani seluruh sasaran pasar mulai dari pengguna pemula sampai pengguna premium. Untuk pengguna baru, Nokia memperkenalkan Nokia 2.2. Acara peluncurannya dilaksanakan pada Ballroom Hotel Ritz Carlton Pacific Place pada tanggal 27 Juni 2019.

Nokia 2.2 - Launch

Juho Sarvikas selaku Chief Product Officer HMD Global mengklaim bahwa Nokia 2.2 merupakan smartphone termurah dan terbaru mereka. Selain itu, Nokia 2.2 juga membawa layar dengan desain waterdrop notch sehingga memiliki desain yang cukup kekinian. Pada smartphone ini, Nokia tidak memberikan sensor sidik jari dan sepenuhnya memercayakan keamanan biometrik pada face unlock.

Yang baru dari smartphone  yang memiliki harga terjangkau ini adalah tombol Google Assistant. Biasanya, pengguna Android harus menekan tombol Home selama satu detik untuk mengaktifkannya. Hal tersebut, menurut Nokia, akan membuat semua perintah lebih cepat dilakukan dibandingkan dengan mencari secara manual.

Nokia 2.2

Untuk spesifikasi Nokia 2.2 adalah sebagai berikut

SoC Mediatek Helio A22
CPU 4x Cortex A53 2 GHz
GPU PowerVR GE8320
RAM 3 GB DDR4
Internal 32 GB
Layar 5,71″ 19:9 1440×720
Dimensi 145.96 x 70.56 x 9.3 mm
Bobot 153 gram
OS Android Pie 9.0

Juho juga menjanjikan bahwa Nokia 2.2 akan mendapatkan pembaharuan untuk Android Q dan kemungkinan R. Hal ini ditandai dengan semua lini Nokia yang mendapatkan sistem operasi terbaru. Tentu saja, Android One memang dijanjikan akan mendapatkan update sistem operasi Android selama dua tahun.

Nokia 2.2 - Belakang

Nokia 2.2 dibanderol dengan harga Rp. 1.799.000 dan akan dijual pertama kali dalam bentuk pre-order. Nokia pun memberikan penawaran khusus bagi mereka yang melakukan pre-order dan hanya membayar Rp. 300.000 saja dengan ketentuan tertentu. Pre-order secara online dimulai 28 Juni sampai 3 Juli 2019 melalui Blibli.com, Dinomarket.com, Shopee, Erafone.com, dan Sentralponsel.com

Harga Antar Nokia Terlalu Tipis?

Beberapa produk sebelumnya, Nokia masih menggunakan nama “Plus” untuk melakukan perbedaan antar produk dengan lini yang sama. Pada kesempatan wawancara terpisah dengan Juho Sarvikas, beliau mengatakan bahwa Nokia akan menggunakan titik dalam penamaannya, seperti pada Nokia 2.2. Hal ini sudah pasti akan lebih memudahkan Nokia dan para penggunanya.

Nokia 2.2 - Juho Sarvikas

Nokia juga akan mempertahankan setiap lini produknya yang memiliki rentang harga yang terlalu dekat. Hal tersebut nantinya akan berhubungan dengan seberapa banyak Nokia akan meluncurkan lini tersebut. Misalkan saja untuk Nokia yang dimasukkan dalam kategori mainstream kemungkinan akan memiliki masa luncur 12 bulan sekali. Untuk lini Nokia 2 mungkin akan di bawah masa tersebut.

Hal tersebut juga berhubungan dengan teknologi yang akan disematkan ke dalam kelas bawah Nokia. Misalkan saja pada Nokia 2.1 masih menggunakan Android Go, yang berarti memiliki RAM 1 GB dengan penyimpanan internal 8 GB. Nokia 2.2 merupakan upgrade dari yang sebelumnya dengan menggunakan Pure Android yang berarti pula melakukan peningkatan dari sisi spesifikasinya serta masuk dalam inisiasi Android One.

Seperti untuk Nokia 4 yang baru saja diluncurkan, pembaharuannya akan muncul sekitar satu sampai dua tahun yang akan mendatang. Akan tetapi, Nokia tetap akan membuat perangkat mereka untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para penggunanya. Jika dirasa kurang, maka Nokia masih menyediakan Nokia 5 dan 6 yang lebih baik dari Nokia 4.

Targetkan Milenial, Aplikasi Igloo Hadirkan Asuransi Perlindungan Layar Ponsel

Bertujuan untuk menghadirkan produk asuransi untuk kalangan milenial, Sompo Indonesia (perusahaan asuransi asal Jepang) dan Axinan menjalin kemitraan strategis meluncurkan aplikasi Igloo. Aplikasi yang dilengkapi dengan teknologi machine learning tersebut menyediakan layanan asuransi khusus untuk perlindungan layar (screen protector) untuk semua tipe dan merek ponsel yang tersedia di Indonesia.

CEO Sompo Indonesia Eric Nemitz menyebutkan, dipilihnya Axinan sebagai mitra karena sesuai dengan misi dan komitmen untuk memperluas ruang usaha dengan mengandalkan teknologi dan menargetkan kalangan milenial. Igloo merupakan aplikasi konsumen pertama mereka di Indonesia yang berfokus pada asuransi.

“Kami menyadari kalangan milenial yang memiliki asuransi jumlahnya masih sedikit. Dengan produk awal yaitu perlindungan layar smartphone dalam aplikasi Igloo, kami harapkan akan lebih banyak lagi kalangan milenial yang tertarik untuk memiliki asuransi,” kata Eric.

Proses mudah ajukan dan klaim asuransi

Dalam presentasinya diperlihatkan cara mudah bagi pengguna yang ingin memiliki asuransi melalui aplikasi Igloo. Hanya dengan menunjukkan foto layar kamera ponsel dalam kaca, nantinya teknologi machine learning bisa mendeteksi secara langsung jenis ponsel yang dimiliki dan menyesuaikan nilai asuransi yang sesuai.

Setelah jenis ponsel ditentukan, pengguna bisa memasukkan nomor KTP yang berfungsi untuk proses KYC dan verifikasi. Nantinya proses pembayaran bisa dilakukan melalui Go-Pay, bank transfer dan beberapa opsi lainnya.

“Dengan machine learning kami bisa menentukan asuransi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Sehingga tidak ada lagi nilai asuransi yang berlebihan, semua disesuaikan dengan kondisi ponsel milik pengguna,” kata CEO Axinan Wei Zhu.

Saat ini Igloo hanya menyediakan asuransi untuk layar ponsel saja, namun ke depannya Igloo juga akan menghadirkan asuransi untuk perjalanan wisata, perlindungan furnitur dan barang berharga di apartemen.

“Proses klaim asuransi yang cepat juga bisa kita pastikan, berbeda dengan layanan asuransi konvensional. Kami telah bermitra dengan 5 penyedia service ponsel di Jakarta. Saat ini layanan kami hanya tersedia di Jabodetabek,” kata Wei.

Menyediakan layanan untuk segmen B2B

Sebagai perusahaan yang berbasis di Singapura, Axinan bersama dengan Sompo Indonesia saat ini juga telah memiliki layanan asuransi khusus yang menyasar segmen B2B. Bermitra dengan marketplace dan e-commerce di Indonesia, Axinan memberikan asuransi jaminan barang untuk pengembalian yang bisa dimanfaatkan oleh merchant.

“Prosesnya adalah dari e-commerce dan marketplace tersebut akan melakukan kurasi merchant apa saja yang bisa memanfaatkan asuransi. Kami juga menyediakan asuransi perlindungan barang kepada pembeli,” kata Wei.

Perusahaan mengklaim sedang bersiap melakukan penggalangan dana. Tujuannya antara lain untuk mengembangkan produk, menambah tim dan melakukan ekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara.

“Setelah Indonesia kami melihat pasar yang memiliki potensi lainnya adalah Thailand. Masih dalam tahap penjajakan dengan mitra lokal kami berencana dalam waktu dekat akan melakukan ekspansi ke Thailand,” kata Wei.

Application Information Will Show Up Here

OPPO Siap Luncurkan Smartphone dengan Kamera Depan di Balik Layar dalam Waktu Dekat

Awalnya terkesan asing dan aneh, notch pada layar sekarang sudah menjadi pemandangan yang biasa di mata para pengguna smartphone. Suka atau tidak, notch merupakan salah satu kompromi terbaik yang bisa diambil guna memaksimalkan luas penampang layar. Saya bilang salah satu karena belakangan juga bermunculan alternatif lain yang tak kalah menarik.

Contohnya adalah kamera depan pop-up macam yang ditawarkan OnePlus 7 Pro, atau mekanisme rotating camera seperti milik Asus ZenFone 6. Semua itu menarik tapi tetap kurang ideal. Yang paling ideal adalah ketika kamera depan bisa disembunyikan di balik layar, sehingga kompromi-kompromi seperti notch atau kamera pop-up itu sudah tidak diperlukan lagi.

Sejauh ini, yang terbukti sudah bisa disembunyikan di balik layar adalah sensor sidik jari. Menyembunyikan kamera jelas lebih sulit, sebab tentu saja kameranya tidak boleh tertutupi agar dapat berfungsi dengan baik. Sulit bukan berarti mustahil, dan itulah yang hendak dibuktikan oleh OPPO.

Oppo Under-screen Camera

Di event MWC Shanghai 2019, OPPO menyingkap inovasi terbarunya yang mereka juluki dengan istilah Under-screen Camera (USC). Sesuai namanya, dan seperti yang bisa kita lihat dari gambar render-nya, OPPO berhasil menyematkan modul kamera depan di balik layar, dan kamera itu pun masih dapat berfungsi seperti biasanya.

Dijelaskan bahwa OPPO memanfaatkan material transparan sekaligus merancang ulang struktur pixel dengan tujuan supaya cahaya bisa menembus masuk ke sensor kamera. Berhubung kameranya tak lagi membutuhkan ‘rumah’ alias notch atau bezel, OPPO pun dapat menanamkan sensor yang berukuran lebih besar dari biasanya, tidak ketinggalan pula lensa dengan aperture yang lebih besar.

Bagian layar yang di baliknya terdapat kamera ini masih bisa dikontrol dengan sentuhan seperti biasa, dan OPPO pun mengklaim kualitas display-nya juga tidak terpengaruh. Berhubung ini baru versi awal, tentu saja selalu ada kekurangan, dan di sini kekurangannya adalah area layar yang dihuni oleh kamera itu terkadang bisa tampak ketika dilihat dari sudut tertentu.

Oppo Under-screen Camera

Lalu bagaimana dengan kualitas kameranya sendiri? Apakah kehadiran layar di depannya bakal mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan? Ya, tentu saja ada risiko terjadinya problem seperti haze, glare maupun color cast, namun OPPO sudah mengantisipasinya dengan mengembangkan algoritma khusus agar kameranya dapat bekerja secara lebih optimal menyesuaikan dengan kondisi-kondisi ini, sehingga pada akhirnya kualitasnya bisa disetarakan kamera depan milik ponsel lain.

Namun pertanyaan yang terpenting adalah kapan konsumen bisa menikmati inovasi terbaru ini? Dalam waktu dekat kalau menurut OPPO . Apakah ini berarti OPPO bakal merilis model baru dari seri Find dalam waktu dekat? Bisa jadi, mengingat seri tersebut memang kerap digunakan untuk mendemonstrasikan terobosan-terobosan terbaru yang masih jauh dari kata mainstream, seperti ketika OPPO Find X baru dirilis.

Sumber: The Verge.

[Infografis] Fitur Unggulan, Serta Perbedaan OPPO Reno dan Reno 10x Zoom

OPPO telah merilis seri smartphone baru yang disebut ‘Reno‘. Seri ini akan menggantikan seri yang sudah ada sebelumnya; F dan R series.

Reno series diposisikan sebagai smartphone high-end. Saat ini, Reno series terdiri dari dua model yaitu Reno yang dibanderol Rp7.999.000 dan Reno 10x Zoom Rp12.999.000.

Dari sisi kamera, Reno standar masih mengandalkan konfigurasi yang sama dengan smartphone F11 series. Sementara, Reno 10x Zoom tampil mentereng dengan konfigurasi triple camera.

Kamera utama beresolusi tinggi dikemas bersama lensa ultra wide dan juga lensa telephoto. Reno 10x Zoom mampu melakukan 6x optical zoom, 10x hybrid zoom, dan hingga 60x digital zoom.

Lebih lengkap untuk fitur unggulan, serta perbedaan OPPO Reno dan Reno 10x Zoom bisa Anda lihat di infografis berikut ini:

infographic oppo reno