Qualcomm Umumkan Snapdragon 670 untuk Perangkat Mainstream

Dunia baru saja ‘digemparkan’ dengan dua smartphone terbaru yang menggunakan system on chip (SoC) Snapdragon 636, yaitu ASUS Zenfone Max Pro M1 dan Xiaomi Redmi Note 5 karena memiliki harga yang terjangkau namun kinerjanya tinggi. Selain itu, Snapdragon 660 yang digunakan pada Vivo V9 6 GB juga cukup memukau karena kinerjanya yang hampir menyamai Snapdragon 821.

qc_onq_snapdragon670_r3_header

Nampaknya, Qualcomm sang pencipta Snapdragon tidak ingin memperlambat langkahnya dalam medan perang chipset. Secara diam-diam, Qualcomm meluncurkan chipset terbarunya, Snapdragon 670 sebagai penerus dari Snapdragon 660.

Lalu bagaimana Snapdragon 670 dibandingkan dengan Snapdragon 710? Snapdragon 670 sepertinya merupakan versi downclocked dari Snapdragon 710. Hal tersebut dapat dilihat dari cluster performa yang digunakan, yaitu menggunakan dua core Kryo 360 High Performance yang berbasis Cortex A75 dengan clock 2 GHz. Snapdragon 710 menggunakan clock 2.2 GHz. Enam core Kryo 360 Low Power yang berbasiskan Cortex A55 masih memiliki clock yang sama, yaitu 1.7 GHz.

qc_onq_snapdragon670_r3_inline1

Sama seperti Snapdragon 710, Snapdragon 670 diproduksi dengan menggunakan proses pabrikasi 10nm LPP. Dengan perbedaan 200 MHz pada sisi cluster kinerja, Qualcomm justru mengklaim bahwa SD670 lebih kencang 25% dari SD660. Namun, daya yang digunakan SD670 justru lebih efisien dibandingkan SD660.

SD670 menggunakan Graphics Processing Unit (GPU) Adreno 615 yang juga merupakan versi downclocked dari Adreno 616 yang juga digunakan pada SD710. Untuk modemnya, SD670 masih menggunakan Snapdragon X12 LTE yang sama digunakan pada SD660.

Yang unik adalah penggunaan Spectra 250 pada SD670. Snapdragon 710 juga menggunakan Image Signal Processor (ISP) yang sama, namun pada SD670 sepertinya juga diturunkan clock-nya karena hanya mampu mengendalikan sebuah kamera 25 MP atau dua kamera 16 MP. Selain itu, perekaman video HDR juga hilang pada SD670.

qc_onq_snapdragon670_r2_inline2

Untuk meningkatkan AI menjadi lebih baik, SD670 kedapatan Hexagon Digital Signal Processor (DSP) 685 yang juga ditemukan pada Snapdragon 845. Mesin AI yang ada pada SD670 diklaim memiliki kinerja 1,8 kali lebih baik dari SD660. Qualcomm juga mengatakan bahwa AI yang mereka miliki mampu meningkatkan kualitas foto karena seting otomatis yang mereka miliki. Hal tersebut juga berlaku pada teknologi pengenalan suara.

Mesin AI yang dihadirkan pada SD670 mendukung framework machine learning baru seperti TensorFlow dan TensorFlow Lite dari Google, Caffe dan Caffe2 dari Facebook, Open Neural Network Exchange, dan SDK Neural Processing serta Hexagon Neural Network dari Qualcomm.

Sumber dan gambar: Qualcomm.

Xiaomi Umumkan MiA2 dan MiA2 Lite Secara Global di Spanyol

Xiaomi sepertinya berambisi dalam meraih peringkat paling tinggi dalam pertarungan penjualan smartphone. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peluncuran yang terjadi pada tahun 2018 ini. Pada tanggal 24 Juli 2018 bertempat di WiZink Center Madrid, Spanyol, perusahaan asal Tiongkok ini menelurkan dua smartphone program Android One terbarunya.

MiA2 Launch

MiA2

Xiaomi memperkenalkan Mi A2, smartphone yang masuk program Android One kedua mereka yang menggunakan pure Android Oreo. Xiaomi Mi A2 dibekali dengan dua kamera belakang yang belum pernah digunakan di perangkat mana pun. Mi A2 menggunakan kamera utama 12 MP dengan Sony IMX 486 dan kamera kedua dengan resolusi 20 MP bersensor Sony IMX 376. Keduanya menggunakan aperture f/1.75.

Kamera depan pada smartphone ini juga menggunakan resolusi 20 MP dengan sensor Sony IMX 376. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada bagian depan dan belakangnya, Xiaomi mengimplementasikan AI Portrait.

Lalu apa bedanya antara Mi A1 dan Mi A2? Berikut adalah gambar komparasinya

MIA1 vs MiA2

Spesifikasi yang dibawa oleh Mi A2 memang sangat mirip dengan Mi 6X. Selain itu, bentuknya pun juga tidak berbeda antara keduanya. Sama seperti Mi A1 yang merupakan versi Android One dari Mi 5X, perbedaan Mi 6X dan Mi A2 hanyalah pada pemakaian antarmukanya.

Xiaomi Mi A2 pun memiliki tiga varian RAM dan storage internal. Smartphone yang satu ini mungkin merupakan perangkat program Android One pertama di dunia yang menggunakan spesifikasi 6 GB + 128 GB.

MiA2 Price

Jika dikonversikan ke rupiah, harga Xiaomi Mi A2 dengan kombinasi 4 GB + 32 GB adalah Rp. 4.2 jutaan. Untuk versi 4 GB + 64 GB akan menjadi Rp. 4,7 jutaan dan versi tertingginya adalah Rp 5,9 jutaan.

Mi A2 Lite

MiA2 Lite

Smartphone Xiaomi Mi A2 Lite datang dengan desain notch pada sisi atasnya. Xiaomi mengatakan bahwa mereka saat ini membawa SoC Snapdragon 625 ke kelas entry level pada smartphone Mi. Dan Mi A2 Lite hadir dengan harga yang lebih murah dari Mi A2.

Smartphone yang satu ini pun juga memiliki spesifikasi yang mirip dengan Redmi 6 Pro. Redmi 6 Pro sendiri memiliki spesifikasi yang kurang lebih sama dengan Mi A1. Bedanya, di Mi A2 Lite dilengkapi dengan baterai besar, yaitu 4000 mAh.

Pada Mi A2 Lite, Xiaomi menambah sebuah lapisan yang dinamakan Dual Pyrolytic Sheets yang akan menurunkan suhu sebanyak dua derajat celcius. Menurut Xiaomi, angka dua derajat memang tidak terlalu signifikan, namun akan sangat membantu saat smartphone sedang melakukan proses.

Dengan perbedaan yang minim, sepertinya Xiaomi Mi A1 yang saat ini sudah turun harganya terlihat lebih menarik. Mi A2 Lite sendiri yang paling murah, jika dikonversi ke rupiah akan memiliki harga Rp. 3 jutaan. Untuk versi 4 GB + 6 GB jika dikonversi akan memiliki harga sekitar Rp. 3,8 jutaan.

Smartphone ini akan hadir di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pengumuman ketersediaan MiA2 dan MiA2 Lite yang diperlihatkan pada saat acara. Semoga saja, peluncuran smartphone yang satu ini akan cepat diadakan di Indonesia.

Lalu bagaimana dengan kehadiran Mi8? Sampai saat ini pun Xiaomi belum mau memberikan informasi kepada para media. Mari kita tunggu saja peluncurannya di Indonesia.

Sumber: Mi.

Benchmark Kirin 710 di Huawei Nova 3i Terkuak, Bisakah Kalahkan Snapdragon 710?

Seperti yang Anda ketahui, Huawei membuat SoC (System on Chip) sendiri yang disebut Kirin dan diproduksi oleh anak perusahaannya yakni HiSilicon. Nah baru-baru ini Huawei telah memperkenalkan chipset Kirin 710 sebagai penantang Snapdragon 710.

Smartphone pertama dengan Kirin 710 ialah Huawei Nova 3i. Sedangkan, ponsel pintar dengan Snapdragon 710 ada Xiaomi Mi 8 SE dan Vivo Nex A.

huawei-nova-3i-1

SoC Kirin 710 ini menggunakan proses pabrikasi 12 nm. Terdiri dari empat inti Cortex A-73 dengan kecepatan 2,2GHz dan empat inti Cortex A53 dengan kecepatan 1,7GHz, serta GPU Mali-G51 MP4.

Sebagai pembanding, Snapdragon 710 menggunakan pabrikasi 10nm. CPU Kryo 360 ini terdiri dari dua inti gold custom Cortex-A75 dengan kecepatan 2.2GHz dan enam inti silver custom Cortex-A55 dengan kecepatan 1.7GHz, serta GPU Adreno 616.

hisilicon-kirin-710

Jadi, siapa yang lebih unggul – apakah Kirin 710 atau Snapdragon 710? Jawabannya bisa kita lihat dari hasil benchmark Huawei Nova 3i dan Xiaomi Mi 8 SE di aplikasi GeekBench 4,2.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-2

Hasil ujicoba single-core Huawei Nova 3i mencetak skor 1.601 poin, sedangkan Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor lebih tinggi yakni 1.863 poin – selisih 262 poin.

benchmark-kirin-710-pada-huawei-nova-3i-3

Kemudian hasil ujicoba multi-core Huawei Nova 3i meraih skor 5.457 poin, sementara Xiaomi Mi 8 SE mendapatkan skor 5.801 poin – 344 poin.

Hasil sementara dari hasil BeekBench 4.2 dimenangkan oleh Xiaomi Mi 8 SE dengan Snapdragon 710. Hasil ini belum tentu sebanding dengan kinerja dalam dunia nyata.

Sekali lagi, mari kita lihat komposisi intinya – Kirin 710 memiliki empat core besar, sedangkan Snapdragon 710 hanya memiliki dua. Jadi, konfigurasi mana yang lebih baik dalam praktik ber-smartphone sehari-hari?

Huawei rencananya akan merilis seri Nova generasi ke-3 di Indonesia pada 31 Agustus 2018. Kemungkinan, seri Nova 3i dan kami pasti akan melakukan review lebih lengkap.

Sumber: GSMArena

Mengurai Fitur Unggulan Chipset Qualcomm Snapdragon 660

Saat mendarat pertama kali di Indonesia, smartphone terbaru dari Vivo seri V9 menuai banyak kritik pedas dari para reviewer gadget.

Karena keputusan Vivo yang merilis V9 versi downgrade, dengan spesifikasi lebih rendah dan hanya dibekali chipset Snapdragon 450 yang terbilang ‘culun’ di kelasnya.

Tapi, saya senang Vivo mendengarkan masukan-masukan dari reviewer gadget di Tanah Air. Mereka pun merilis varian baru V9 6GB, bukan cuma besaran RAM saja yang bertambah tapi yang bikin heboh adalah penggunaan chipset Snapdragon 660.

Vivo kemudian menurunkan harga V9 standar menjadi Rp3,8 juta dari Rp4 juta. Sementara, V9 6GB dibanderol Rp4,3 juta dan harga itu sangat ‘seksi’. Lalu, apa sih spesialnya Snapdragon 660? Mari kita urai bersama.

Yang Terkuat di Kelasnya

Dirilis pada bulan Mei 2017, Snapdragon 660 merupakan chipset kelas menengah yang menawarkan performa tinggi.

Pada high-tier Snapdragon 600 series, Snapdragon 660 adalah yang terkuat di kelasnya dan mewarisi sejumlah fitur premium dari Snapdragon 800 series.

Sebut saja, CPU Kyro 260, modem X12 LTE dengan kecepatan download hingga 600 Mbps dan kecepatan upload 150 Mbps, Spectra 160 ISP, Hexagon 680 DSP, dukungan teknologi Quick Charge 4.0, Bluetooth 5.0, dual SIM dual VoLTE, dan banyak lagi.

Arsitektur CPU Kyro 260

qualcomm_snapdragon_660

Snapdragon 660 adalah anggota keluarga Snapdragon 600 series pertama yang menggunakan arsitektur CPU Kyro 260 dan memperoleh kemampuan dari machine learning.

CPU Kyro 260 ini terdiri dari empat inti kustom Cortex-A73 dan empat inti kustom Cortex-A53 yang bersatu dalam konfigurasi big.LITTLE dengan clock hingga 2,2GHz.

Menurut Qualcomm, Snapdragon 660 merupakan penerus dari Snapdragon 653. CPU Kryo 260 memiliki kinerja hingga 20 persen lebih tinggi dari pendahulunya itu.

Sementara, GPU Adreno 512 lebih baik 30 persen dari Adreno 510 di Snapdragon 653 dan mendukung display beresolusi QHD (2K).

Lebih lanjut, mobile platfrom ini dibangun pada proses fabrikasi 14 nm yang efisien dan mendukung jenis RAM LPDDR4 hingga 8GB.

Spectra 160 ISP

Selain menentukan seberapa kuat performa dari sebuah smartphone, chipset juga mempengaruhi kecepatan koneksi dan kemampuan fotografi.

Fitur Spectra 160 ISP, Dual Image Sensor Processor (ISP), dan Clear Sight misalnya, di mana mampu meningkatkan kualitas hasil foto pada smartphone dual camera.

Seperti fungsi optical zoom dengan kinerja lebih halus, menyajikan foto dengan efek bokeh, autofocus lebih cepat, sistem penahan getar EIS lebih stabil, foto lebih baik dalam kondisi low light, warna lebih natural, dan banyak lagi.

Snapdragon 660 ini menawarkan dukungan untuk single kamera hingga 25-megapixel dan kamera ganda hingga 16-megapixel.

Verdict

Saat ini, Vivo V9 6GB adalah smartphone pertama di Indonesia dengan chipset Snapdragon 660, bahkan sejak artikel ini ditulis masih merupakan satu-satunya.

Sekedar informasi, hasil benchmark V9 6GB di AnTuTu tembus 140 ribu poin. Performa nyatanya juga mengagumkan, sangat menyenangkan untuk aktivitas gaming.

Dalam waktu dekat, ada kemungkinan Xiaomi akan merilis Mi A2 yang juga memiliki chipset Snapdragon 660 pada tanggal 25 Juli mendatang.

Ya, chipset Snapdragon 660 tak hanya membuat smartphone menawarkan performa lebih kencang, tapi juga koneksi yang lebih cepat, dan kemampuan fotografi lebih baik.

Namun, semua itu balik lagi ke produsen smartphone. Apakah ingin mengadopsi dan memaksimalkan potensi penuh yang ditawarkan oleh Qualcomm atau tidak.

Membahas Snapdragon 632, SoC yang Buat Smartphone Kelas Menengah Makin Gesit

Qualcomm telah mengumumkan tiga chipset terbaru di segmen menengah ke bawah yakni Snapdragon 632, 439, dan 429. Namun pada artikel ini saya akan mencoba membongkar membahas keunggulan yang dibawa oleh Snapdragon 632.

SoC ini diposisikan sebagai pengganti Snapdragon 626 dan 625 yang sudah lawas dan merupakan versi ekonomis dari Snapdragon 636. Qualcomm mengklaim kinerja CPU pada Snapdragon 632 meningkat 40 persen dan kemampuan olah grafisnya meningkat 10 persen dibanding Snapdragon 626.

Snapdragon 632 sendiri masuk dalam keluarga high-tier Snapdragon 600 series pada golongan yang menekankan efficiency atau lebih mengutamakan efisiensi dayaseperti Snapdragon 636, 630, 626, dan 625. Mari kita ungkap lebih banyak.

Arsitektur CPU Kryo 250 

Snapdragon 632 menjadi anggota keluarga Snapdragon 600 ketiga setelah Snapdragon 660 dan Snapdragon 636 yang telah mengadopsi elemen dari premium-tier Snapdragon 800 series yakni CPU dengan arsitektur core Kyro.

Namun berbeda dengan Snapdragon 660 dan Snapdragon 636 yang menggunakan Kyro versi 260, model yang digunakan Snapdragon 632 ialah Kyro 250 dengan GPU Adreno 506.

Meski begitu, mobile platform terbaru Qualcomm ini menggunakan teknologi 14mm dan konfigurasinya sama yakni ada empat core Cortex-A73 untuk performance dan empat core sisanya Cortex-A53 untuk efficiency, dengan clock hingga 1.8GHz

ISP, Modem, dan Spesifikasi Snapdragon 632 Lainnya

SoC ini menggunakan modem Snapdragon X9, membawa capabilitas LTE Cat 12 hingga 300 Mbps (downlink) dan LTE Cat 5 hingga 150 Mbps (uplink), serta DSP Hexagon 546.

Kemudian Dual-ISP dalam Snapdragon 632 mampu mendukung penggunaan sensor single kamera 24-megapixel atau dual-camera 13-megapixel.

Sementara untuk resolusi layar maksimal mendukung hingga Full HD+ dan memiliki berkemampuan merekam video 4K 30fps dan 1080p 120fps.

Verdict

Di tahun 2018 ini, bagi Anda yang berburu smartphone kelas menengah dengan performa yang mumpuni di kelasnya – ponsel pintar dengan SoC Snapdragon 660 dan 636 masih menjadi pilihan utama.

Namun kehadiran Snapdragon 632 sebagai pengganti Snapdragon 625 dan 626 yang sudah lawas – diharapkan semakin banyak pilihan smartphone terjangkau berperforma kencang.

Sumber: Qualcomm

Update: Ada revisi perbaikan, dari membongkar menjad membahas judul tanpa menguubah maksud dan tujuan dari artikel. 

Lewat Kampanye BackTo5, Asus Berupaya Mengembalikan ZenFone ke Masa Kejayaannya

Asus ZenFone boleh dibilang sebagai salah satu brand smartphone yang memercik persaingan di ranah entry-level. Ketika varian generasi pertamanya diperkenalkan, khalayak menyambutnya dengan sangat antusias karena saat itu ZenFone merupakan satu dari sedikit produk yang menawarkan kualitas tinggi dan spesifikasi cukup mumpuni di harga ekonomis.

Tapi sejak saat itu, ZenFone telah melewati beberapa kali perubahan visi. Asus tampaknya tak ingin cuma bermain di ranah budget saja, hingga akhirnya mereka memperkenalkan varian mid-range hingga high-end dengan bermacam-macam fitur andalan. Tak lama, pecahnya fokus Asus digunakan oleh sejumlah kompetitor untuk merebut tahta di kelas entry-level.

Zen 2

Namun belakangan, sang produsen hardware Taiwan terlihat berkomitmen untuk merebut kembali gelar tersebut. Di bulan April kemarin, Asus meluncurkan smartphone ZenFone Max Pro M1 untuk menjegal Redmi Note 5. Dan kemarin, mereka kembali membawa tiga model handset ‘terjangkau’ yang masing-masing diposisikan di segmen budget sampai high-end melalui acara bertema BackTo5. Mereka adalah ZenFone Live L1, ZenFone 5 dan ZenFone 5z.

Begitu banyaknya model handset yang Asus tawarkan memang sering kali membingungkan. Dalam satu lineup saja, ZenFone tersuguh dalam banyak varian: Selfie, Max, Pro, Go dan lain-lain. ZenFone sendiri sudah melewati lima kali regenerasi. Lewat BackTo5, Asus bermaksud memastikan lineup ZenFone generasi kelima tersebut laris manis seperti ZenFone 5 1st-Gen.

 

 

ZenFone 5 & ZenFone 5z

ZenFone 5 dan kakaknya, 5z merupakan bintang panggung keluarga ZenFone generasi kelima. Sebagai flagship, Asus berupaya memastikan produk ini prima dari beragam aspek – desain, fitur, teknologi hingga performa. Asus juga terlihat tidak segan mengadopsi sejumlah elemen yang saat ini populer di kalangan produsen smartphone, di antaranya ialah pemakaian notch hingga pemanfaatan kecerdasan buatan untuk mendongkrak pengalaman penggunaan.

Zen 13

Zen 25

Kehadiran notch di layar ZenFone 5 menandai keputusan Asus untuk mengadopsi sentuhan desain trendi di produk barunya itu. Namun karena hampir semua produk flagship kini mengusungnya, orisinalitas bukanlah faktor terkuat dari perangkat ini.

Zen 4

Zen 8

Tidak ada perbedaan di sisi desain antara ZenFone 5 dan 5z. Kedua smartphone menggunakan konstruksi logam yang diapit oleh kaca 2.5D di kedua sisinya. Lengkungan bagian samping mengingatkan saya pada ZenFone 3, apalagi ditambah pola brushed di punggung yang memberikan efek optik. Menariknya, pemanfaatan rasio 19:9 memungkinkan produsen membenamkan panel IPS 6,2-inci 2246x1080p di form-factor 5,5-inci. ZenFone 5 memiliki dimensi 153×75,6×7,7, seperti ZenFone 4; lalu, rasio layar ke tubuhnya mencapai 83,6 persen.

Zen 11

Zen 12

Zen 14
Komparasi desain antara ZenFone 5 (kiri) dan iPhone X (kanan).

 

Fotografi

Fotografi merupakan aspek yang sangat dibangga-banggakan Asus dalam ZenFone 5. Produk ini meneruskan kampanye ‘We love Photo’ mereka, dan di sana, sang produsen mempersenjatai sensor flaghship Sony IMX363 dengan kecerdasan buatan serta melengkapinya bersama modul kamera sekunder 8Mp. Asus turut mencantumkan sistem OIS empat poros buat meminimalkan blur, lensa ber-aperture f/1.8 dan PDAF dual-pixel.

Zen 20

Country marketing manager Asus Galip Fu menyatakan bahwa dengan ZenFone 5, Anda tidak perlu belajar fotografi untuk mendapatkan hasil jepretan memuaskan karena AI-nya bisa mempejari fotografi buat Anda. Kecerdasan buatanya dapat mengenal objek atau skenario foto berbeda, misalnya makanan, hewan, matahari terbenam, flora hingga salju.

Zen 10

 

AI

Berbicara soal artificial intelligence, Asus mengimplementasikannya bukan cuma di kamera, tapi juga di berbagai aspek  ZenFone 5, dari mulai layar (akan menyala terus saat Anda sedang melirik kontena dan menyesuaikan temperatur warna bergantung dari kondisi pencayahayaan), baterai untuk menggenjot kinerja hardware serta memperpanjang umurnya, hingga untuk mengimplementasi ringtone pintar.

Zen 9

Namun saya menduga, AI tersebut bekerja lebih cerdas di ZenFone 5z. Varian ZenFone 5z menyimpan system-on-chip Snapdragon 845, dan di dalamnya, Qualcomm membenamkan neural processing engine; sedangkan ZenFone 5 diotaki oleh chip Snapdragon 636. Selain itu, perbedaan kedua model terletak pada jumlah memori. Varian 5z paling high-end ditopang RAM 8GB dan memori internal 256GB – setara laptop mainstream.

Zen 7

 

ZenFone Live L1

ZenFone Live L1 disiapkan Asus untuk menggempur segmen smartphone entry-level yang saat ini dimeriahkan oleh Oppo A83, Vivo Y71 dan Redmi 5. Untuk melancarkan aksinya itu, ada dua senjata yang digunakannya: harga dan layar ‘full view‘ 18:9. Asus mencantumkan layar 2.5D 5,5 HD+ tersebut ke tubuh plastik, namun mereka berhasil memastikan desainnya tetap ramping (berketebalan 8.1mm) serta ringan (140g).

Zen 18

Zen 15

Pemakaian kamera 12Mp f/2.0 di belakang dan 5-Mp f/2.4 di depan memang tergolong standar, namun merupakan penawaran terbaik di harga yang terjangkau ini. Apalagi ZenFone Live L1 sudah ditunjang oleh chip Qualcomm Snapdragon 425 serta didukung tiga slot SIM (salah satunya bisa diganti dengan kartu microSD). Asus menyiapkan dua konfigurasi memori, yaitu RAM 2GB dan ROM 16GB, serta RAM 3GB dan ROM 32GB.

Zen 19

Fakta menarik dari penyingkapan ZenFone Live L1 kemarin adalah, Asus memilih Indonesia sebagai tempat pengumuman perdana produk ini. Hal tersebut menandai pentingnya pasar Indonesia bagi Asus, senada dengan komentar regional director Southeast Asia Benjamin Yeh dalam presentasinya.

Zen 16

Zen 17

 

Harga

ZenFone 5z, ZenFone 5, maupun ZenFone Live L1 dijajakan di harga yang sangat fantastis untuk masing-masing segmen. Saya masih sulit percaya smartphone ber-Snapdragon 845 bisa diperoleh dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp 8 juta. Pertanyaan saya, apakah ada fungsi atau fitur yang dipangkas? Sejauh ini, Asus belum membahas kapabilitas fast charging, dan saya belum dapat memastikan apakah fitur ini ada atau tidak.

Zen 24

Harga dari ketiga ZenFone baru itu bisa Anda simak di bawah:

  • ZenFone 5z 8GB/256GB – Rp 7,5 juta
  • ZenFone 5z 6GB/128GB – Rp 6,5 juta
  • ZenFone 5 – Rp 4,3 juta (flash sale Rp 4 juta)
  • ZenFone Live L1 3GB/32GB – Rp 1,7 juta
  • ZenFone Live L1 2GB/16GB – Rp 1,4 juta (flash sale Rp 1,3 juta)

Menguak Perbedaan Chipset Snapdragon 636 vs Snapdragon 625

Setiap orang tentu punya kebutuhan akan smartphone yang berbeda-beda. Namun menurut saya, smartphone di kelas menengah ialah pilihan yang paling ideal dan nyaman digunakan untuk memenuhi beragam kebutuhan ber-smartphone penggunanya.

Salah satu yang memegang peranan sangat penting dalam sebuah smartphone adalah system-on-chip (SoC) atau chipset. Ternyata sebagian besar smartphone Android kelas menengah tahun 2017, ditenagai chipset Snapdragon 625 – mobile platform besutan Qualcomm.

Berikut beberapa smartphone yang mengandalkan chipset Snapdragon 625 di Indonesia:

  • Asus Zenfone 3
  • Asus Zenfone Zoom S
  • Asus Zenfone 4 Selfie Pro
  • BlackBerry Keyone
  • Motorola Moto G5S
  • Motorola Moto Z Play
  • Xiaomi Mi A1
  • Xiaomi Redmi Note 4
  • Xiaomi Redmi 5 Plus

Tahun 2018 – Eranya Snapdragon 636

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-4
Foto: qualcomm.com

Pada high-tier Snapdragon 600 series, Qualcomm merilis chipset dalam dua kategori yakni seri performance dan efficiency. Snapdragon 625 termasuk dalam seri efficiency.

Meski masih cukup populer hingga sekarang, tetapi sebenarnya Snapdragon 625 sudah cukup berumur. Chipset ini pertama kali diperkenalkan pada Februari 2016 dan Qualcomm telah mengumumkan Snapdragon 626 sebagai penerus Snapdragon 625 pada Oktober 2016.

Kemudian pada Mei 2017, Qualcomm meluncurkan penerus Snapdragon 626 yakni Snapdragon 630. Puncaknya Qualcomm merilis Snapdragon 636 sebagai penerus 630 pada Oktober 2017, membawa sejumlah kapabilitas chipset premium-tier Snapdragon 800 series ke Snapdragon 600 series.

Dua smartphone yang diotaki Snapdragon 636 di Indonesia adalah Xiaomi Redmi Note 5 dan Asus Zenfone Max Pro M1. Lalu, apa saja perbedaan SoC Snapdragon 625 dan Snapdragon 636?

Arsitektur CPU Kryo 260

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-5
Foto: qualcomm.com

Keduanya telah menggunakan pabrikasi 14 nm dan sama-sama mengusung prosesor dengan 8 inti pemrosesan (octa core) 64 bit. Bedanya, Snapdragon 636 memiliki basis arsitektur core Kyro 260 dengan konfigurasi big.LITTLE.

Empat core Cortex-A73 untuk performance atau tugas berat dan empat core Cortex-A53 untuk efficiency atau tugas sehari-hari yang tak butuh banyak tenaga, dengan clock hingga 1.8GHz.

Sedangkan pada Snapdragon 625, Qualcomm merancang SoC ini dengan octa-core Cortex A53 yang bisa bekerja dengan kecepatan maksimum yang sama hingga 2.0 GHz.

Clock lebih tinggi, belum tentu menyuguhkan kinerja lebih cepat. Berkat arsitektur CPU custom Kryo membuat performa Snapdragon 636 secara keseluruhan jauh lebih gesit, tapi tetap lebih hemat baterai dibandingkan Snapdragon 625.

Selain itu, pengolah GPU Adreno 509 pada Snapdragon 636 juga lebih kuat dibanding Adreno 506 pada Snapdragon 625. Dampaknya berasa saat kita melakukan aktivitas bermain game dan browsing.

Image Sensor Processor dan Modem

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-1
Foto: qualcomm.com

Selain tipe sensor, bukaan lensa, dan ukuran piksel, ada lagi yang tak kalah penting yang menentukan kualitas foto yakni image sensor processor (ISP). Di Snapdragon 636, Qualcomm membawa ISP Spectra 160 14-bit yang ada di premium-tier Snapdragon 800 series.

Kemampuan fotografi smartphone bertenaga Snapdragon 636 pun meningkat dibanding Snapdragon 625. Mampu menangkap fokus lebih cepat, zoom yang lebih halus, warna yang lebih kaya, dan hasil foto di low light yang lebih baik.

menguak-perbedaan-chipset-snapdragon-636-vs-snapdragon-625-2
Foto: qualcomm.com

Kemudian modem internet Snapdragon 636 sudah menggunakan versi X12, membawa capabilitas LTE Cat 12 hingga 600 Mbps (downlink) dan LTE Cat 13 hingga 150 Mbps (uplink).

Sedangkan Snapdragon 625 menggunakan modem LTE versi X9 dengan capabilitas LTE Cat 7 hingga 300 Mbps (downlink) dan LTE Cat 13 hingga 150 Mbps (uplink).

Satu lagi, Snapdragon 636 mendukung Quick Charge 4, sedangkan Snapdragon 625 sebatas Quick Charge 3.0. Di mana baterainya bisa terisi sebanyak 50 persen dari kondisi kosong hanya dalam waktu 15 menit.

Sebagai catatan, semua yang ditawarkan oleh Qualcomm melalui chipsetnya belum tentu diterapkan semuanya – kembali lagi tergantung pabrikan ponsel.

Mengupas Keunggulan Chipset Qualcomm Snapdragon 636

Ditenagai chipset Snapdragon 636, Xiaomi Redmi Note 5 dan Asus Zenfone Max Pro M1 mendarat di Indonesia membawa peningkatan pengalaman ber-smartphone.

Snapdragon 600 series ini memboyong sejumlah teknologi yang ada di premium-tier Snapdragon 800 series, menawarkan performa lebih cepat tapi tetap hemat baterai.

Dampak yang akan begitu terasa ialah mampu menjalankan game lebih optimal, kemampuan fotografinya juga meningkat, dan apalagi? Baiklah, mari kita kupas bersama keunggulan dari “hati seekor naga” – Snapdragon 636.

Bukan yang Terkuat di Kelasnya

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-1

Pada high-tier Snapdragon 600 series, Qualcomm membelah menjadi dua yakni seri yang menonjolkan kinerja CPU yakni Snapdragon 660, Snapdragon 653, Snapdragon 652, dan Snapdragon 650.

Satu lagi seri yang lebih mengutamakan efisiensi daya dengan kecepatan clock CPU yang lebih rendah, yakni Snapdragon 636, Snapdragon 630, Snapdragon 626, dan Snapdragon 625.

Di anggota keluarga Snapdragon 600, Snapdragon 636 merupakan SoC yang paling baru yang diperkenalkan pada Oktober 2017 lalu. Namun yang terkuat masih Snapdragon 660 yang diumumkan pada Mei 2017.

Arsitektur CPU Kyro 260

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-3

Qualcomm ingin teknologi canggih mereka bisa dirasakan oleh lebih banyak orang, sebab itu mereka membawa teknologi yang ada di premium-tier Snapdragon 800 series ke high-tier Snapdragon 600 series.

Teknologi yang dimaksud, satu diantaranya ialah arsitektur CPU Kyro. Snapdragon 636 merupakan anggota keluarga Snapdragon 600 kedua setelah Snapdragon 660 yang telah mengadopsinya.

Mobile platform terbaru Qualcomm ini menggunakan teknologi 14mm dengan basis arsitektur core Kyro 260 performance dan efficiency. Empat core Cortex-A73 untuk performance dan empat core sisanya Cortex-A53 untuk efficiency, dengan clock hingga 1.8GHz.

CPU Kryo 260 memiliki kinerja hingga 40 persen lebih tinggi daripada generasi sebelumnya yakni Snapdragon 630 dan GPU Adreno 509 yang mampu menyuguhkan performa gaming dan web browsing 10 persen lebih baik.

Image Sensor Processor (ISP) Spectra 160

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-4
Foto: Qualcomm.com

Jangan meremehkan pentingnya chipset, selain menentukan performa – chipset juga mempengaruhi kemampuan fotografi. Image sensor processor (ISP) Spectra 160 14-bit di Snapdragon 636 membuat kamera smartphone dengan mobile platform ini lebih canggih.

ISP Spectra 160 menawarkan dukungan untuk single kamera hingga 24-megapixel dan kamera ganda hingga 16-megapixel. Didukung DSP Hexagon 680 dan Qualcomm clear sight untuk hasil foto di low light yang lebih baik , serta zero shutter lag, hybrid autofocus, dan optical zoom yang menawarkan zoom yang halus, menangkap fokus lebih cepat, dan warna yang lebih kaya.

Verdict

Saya pikir penjelasan di atas sudah cukup untuk menguak kemampuan dari Snapdragon 636. Dibanding Snapdragon 625 yang populer digunakan pada smartphone kelas menengah pada tahun 2017, Snapdragon 636 memang membawa banyak peningkatan yang signifikan. Tentu saja masih banyak fitur-fitur lain yang ditawarkan Qualcomm, namun tak semua kelebihan yang ditawarkan digunakan oleh sang pabrikan ponsel.

Saat ini saya sedang mencicipinya di Asus Zenfone Max Pro M1 yang segera saya review dan tak sabar menyandingkan dengan Xiaomi Redmi Note 5. Intinya mobile platform milik Qualcomm ini menawarkan performa CPU lebih cepat tapi tetap hemat baterai yang mampu meningkatkan pengalaman gaming dan menyuguhkan kemampuan fotografi lebih canggih.

Snapdragon 700 Hadirkan Kemampuan Seri 800 untuk Perangkat yang Lebih Terjangkau

Hari ini, di ajang Mobile World Congress di Barcelona, ​​Qualcomm mengumumkan chipset barunya Snapdragon 700, seri baru yang dirancang untuk menjawab ekspektasi publik akan pengalaman mobile tingkat tinggi, menghadirkan fitur dan kinerja yang sebelumnya hanya tersedia di Snapdragon 800 Mobile Platform Series.

Qualcomm merancang seri chipset baru ini untuk duduk di antara seri 600 dan 800 di level teratas. Selain mencakup kapabilitas seri di atasnya, Snapdragon 700 juga akan menghadirkan fitur-fitur yang mencakup kecerdasan buatan (AI), peningkatan kinerja komponen kamera dan performa perangkat secara keseluruhan ke ponsel yang lebih terjangkau.

Perusahaan menjanjikan perbaikan pada kamera, performa, daya tahan baterai, dan konektivitas. Seri Snapdragon 700 akan “memulai debut arsitektur baru” untuk ISP Spectra, CPU Kryo, dan GPU Adreno.

Arsitektur baru di bawah Snapdragon 700 ini menawarkan komputasi heterogen melalui kombinasi Prosesor Vektor Hexagon, subsistem Pengolahan Visual Adreno, dan CPU Kryo. Khusus untuk membawa kemampuan AI ke berbagai perangkat mobile terjangkau di masa depan, seri Snapdragon 700 menggunakan mesin Qualcomm AI multi-core. Ada juga dukungan untuk LTE, standar Wi-Fi yang lebih baru, dan Bluetooth v5.

Untuk hasil gambar yang disempurnakan, seri Snapdragon 700 menggunakan ISP Qualcomm Spectra. Mereka juga mengklaim bahwa pengembangan baru ini akan menambahkan “fitur kamera kelas profesional” ke perangkat yang terjangkau di masa depan. Selain itu, seri SoC yang baru juga akan membawa Qualcomm Quick Charge 4+ untuk mendapatkan tambahan tenaga sebanyak 50 persen hanya dalam waktu 15 menit pengisian ulang. 

Qualcomm belum memberikan rincian pabrikan perangkat yang akan mengadopsi chipset terbarunya ini. Namun produk sampel untuk komersial dijadwalkan debut pada paruh pertama tahun 2018 ini.

Sumber berita Qualcomm dan Theverge.

Qualcomm Pamerkan Headset VR ‘Reference’ Snapdragon 845

Sebagai system-on-chip varian high-end Qualcomm saat ini, perusahaan semikonduktor Amerika itu membenamkan beragam teknologi paling canggih ke dalam Snapdragon 845 yang memungkinkan pengguna perangkat mobile  melakukan banyak hal. Hampir semua hal jadi perhatian: fotografi, pengolahan grafis, keamanan, konektivitas, baterai, hingga kecerdasan buatan.

Satu aspek yang dihadirkan oleh Snapdragon 845 ialah image signal processing Qualcomm Spectra 280. Berkat Spectra 280, SoC sanggup menyajikan fitur-fitur fotografi premium dan dukungan fungsi extended reality. Dan dalam menunjukkan kesiapan Snapdragon 845 menyambut tren baru di ranah virtual reality, Qualcomm menyingkap headset Snapdragon 845 Mobile VR yang diramu sebagai referensi desain sebelum ajang MWC 2018 dimulai.

Headset VR reference Qualcomm ini mempunyai penampilan familier, dengan visor dan strap dua bagian, serta touchpad untuk melengkapi fungsi navigasi konten. Ia dibekali empat kamera, sepasang berada di sisi dalam buat melacak arah mata pengguna (mengingatkan saya pada Tobii EyeX), dan dua unit berada di luar. Rangkaian kamera itu berguna untuk mendeteksi gerakan kepala serta memetakan posisi user secara real-time.

Headset VR 'reference' Qualcomm Snapdragon 845 2

Sistem eye-tracking di sana dimanfaatkan buat mengimplementasikan teknologi bernama Adreno Foveation. Ia memungkinkan headset mengetahui ke mana mata Anda fokus, untuk kemudian menurunkan resolusi di area lain. Dengannya, zona fokus bisa di-render di resolusi lebih tinggi, meningkatkan kinerja perangkat, sembari menghemat konsumsi daya. Headset Snapdragon 845 mampu menangani dua layar berukuran 1024×1152-pixel di 120-frame/detik.

Headset VR 'reference' Qualcomm Snapdragon 845 1

Qualcomm cukup percaya diri pada kapabilitas GPU Adreno 630 di Mobile Platform barunya. Dibanding unit proses visual di Snapdragon 835, Adreno 630 menjanjikan performa grafis 30 persen lebih gesit, 30 persen lebih hemat energi, dan mampu menampilkan konten di display berukuran dua kali lipat lebih besar. Saat dikombinasikan bersama CPU Kryo 385, DSP Hexagon dedicated, dan ISP Spectra 280,  headset dklaim sanggup menyajikan empat juta pixel per mata, serta siap mendukung audio 3D.

“Qualcomm akan terus menghadirkan terobosan teknologi baru untuk konsumen kami, demi membantu mereka menyongsong tren VR standalone yang tengah berkembang ataupun dalam menyuguhkan virtual reality lewat smartphone,” tutur Hugo Swart selaku Head of Virtual & Augmented Reality Business Group Qualcomm via rilis pers.

Buat saya, bagian paling menarik di headset ini adalah sistem rendering foveated-nya. Secara teori, teknologi ini bisa mendongkrak kualitas output tanpa terlalu membebani hardware dan mengonsumsi daya. Ia akan sangat esensial bagi headset VR standalone.

Sumber tambahan dan gambar: The Verge.