Strategi Content Marketing yang Tepat untuk Mengembangkan Bisnis UMKM di Era Digital

Digitalisasi UMKM tidak terbatas pada pengenalan dan penggunaan teknologi digital saja, UMKM juga perlu dibekali pengetahuan akan strategi pemanfaatan teknologi yang tepat supaya bisa mengoptimalkan pengembangkan bisnis mereka.

Pentingnya Digital Marketing bagi Pengembangan Bisnis UMKM

Pemanfaatan platform digital, di kalangan bisnis UMKM bukan lagi hal baru. Bahkan, jumlahnya kian meningkat dari waktu ke waktu. Dalam Forum Ekonomi Digital Kominfo IV disebutkan bahwa sudah ada setidaknya 17,59 juta UMKM yang hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Bahkan pemerintah menargetkan 30 juta UMKM go digital di tahun 2023.

Platform digital memungkinkan UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan pelanggan lebih banyak, karenanya platform digital menjadi opsi yang dapat membantu pengembangan bisnis UMKM di era digital.

Menurut Ester Jeanette, Chief Marketing Officer Social Bread Indonesia, digital marketing strategy sangat penting bagi upaya pengembangan bisnis UMKM di era digital.

“(Digital marketing strategy) Sangat penting, karena sekarang digital bukan lagi sesuatu yang wants tapi sudah needs. Dimana era digital mengharuskan UMKM untuk memperkenalkan dan meyakinkan produk nya kepada khalayak melalui online atau digital. Penyebarannya lebih cepat dan sangat terjangkau oleh matriks sehingga bisa tahu market dari brand tersebut siapa saja.” Ujar Ester.

Kebutuhan masyarakat akan informasi kian meningkat dan kompleks. Karenanya platform digital, terutama media sosial, bisa dimanfaatkan untuk mendorong kegiatan bisnis sebagai media pemasaran. Melalui digital marketing, penjual bisa terhubung dengan pelanggan secara online melalui konten yang dibagikan. Digital marketing memungkinkan pelaku bisnis untuk menargetkan konsumen yang tepat dengan biaya yang hemat dan tetap mendongkrak penjualan.

Namun, pemasaran digital tidak bisa dilakukan sembarangan. Adanya perbedaan karakteristik setiap platform mengharuskan pelaku UMKM untuk memerhatikan berbagai faktor dalam memproduksi konten di setiap platform.

Faktor yang Perlu di Perhatikan dalam Membuat Konten Pemasaran di Media Sosial

Beberapa faktor yang menurut Ester perlu diperhatikan dalam membuat konten di Media sosial, diantaranya:

  • Isi atau strategi konten

Untuk menghasilkan konten yang menarik dan efektif, maka diperlukan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah strategi help, hub dan hero. Konten yang berisi apa yang sedang populer di minggu tersebut, konten yang reguler untuk fokus ke product knowledge dan juga konten untuk menaikkan engagement dengan storytelling.

  • Device

Dalam pembuatan konten, ada standar minimal handphone atau kamera yang akan digunakan supaya menghasilkan output video yang lebih menarik dengan kualitas tinggi.

  • What to communicate

Penting untuk menentukan apa yang ingin di highlight dalam konten supaya inti pesan bisa tersampaikan kepada konsumen. Satu konten tidak bisa memuat terlalu banyak informasi sekaligus.

Karenanya, harus fokus setidaknya satu sampai tiga pesan untuk di highlight. Juga, akan lebih memberikan hasil yang optimal jika komunikasi konten dilakukan secara berulang, dengan begitu pesan akan menempel di ingatan konsumen.

Selain dari tiga faktor yang sudah disebutkan di atas, penting juga untuk mengetahui tren yang sedang naik. Tren dapat dimanfaatkan dan diadaptasi untuk pembuatan konten agar bisa menarik perhatian banyak konsumen. Untuk itu, perlu dilakukan analisa untuk menentukan strategi pemanfaatan tren agar menghasilkan konten yang menarik.

Kita (Social Bread Indonesia) memiliki data crawling sehingga UMKM dapat mengetahui apa yang sedang menjadi tren dan platform yang relevan untuk mereka gunakan untuk bertumbuh di social media.” Ungkap Ester.

Tips Membuat Konten yang Menarik

Banyaknya platform digital yang berkembang membuat UMKM semakin memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan bisnisnya. Di sisi lain, karakteristik setiap platform yang berbeda membuat UMKM perlu memikirkan strategi pemasaran digital yang tepat untuk masing-masing platform.

Sebagai Chief Marketing Officer di Social Bread Indonesia yang merupakan platform yang membantu UMKM untuk mengelola konten di media sosial, Ester berbagi tips untuk UMKM supaya bisa membuat konten yang menarik.

  • Strategi yang tepat. Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah hero, hub, dan help.
  • Pengunggahan konten di media sosial harus di lakukan secara konsisten dan pilih waktu prime time. Konsistensi dan kemasifan dalam mengunggah konten bisa membuat konsumen mengingat brand Anda.
  • Selalu ikut dengan tren. Tren yang selalu berubah membuat pelaku bisnis harus selalu mengikuti perkembangan supaya bisa mengadaptasi tren menjadi konten yang efektif untuk mengembangkan bisnisnya.
  • Cari Social Media partner yang affordable yang bisa membantu pembuatan konten UMKM sesuai anggaran yang dimiliki. Selain itu, juga bisa berkolaborasi dengan para investor untuk mendukung bisnis UMKM, dan memanfaatkan organic content for free dengan strategi yang tepat.
  • Penggunaan sound, hashtag dan jasa influencer juga akan sangat berguna. Dengan itu, UMKM memiliki kesempatan lebih besar untuk di lirik publik. Jasa influencer di Social Bread bisa membantu boost para UMKM dalam mempromosikan produknya di social media.
  • Karena setiap media sosial memiliki karakteristik yang berbeda, maka penting untuk memperhatikan kesesuaian konten dengan platform yang dipakai. Sesuaikan konten dengan brand identity atau voice masing-masing dari setiap brand. Penting untuk mengetahui kondisi target market dan karakter audience untuk menemukan cara penyampaian konten yang cocok. Misalnya konten promosi yang fun, konten informatif yang professional, dll.

Social Bread Peroleh Pendanaan 6 Miliar Rupiah Dipimpin East Ventures

Social Bread, marketplace untuk digital marketing, memperoleh pendanaan sebesar $400 ribu atau sekitar 6 miliar Rupiah yang dipimpin oleh East Ventures dan partisipasi dari Living Lab Ventures. Menyusul perolehan dana segar ini, Social Bread resmi meluncurkan layanannya.

Disampaikan dalam keterangan resminya, Social Bread akan memanfaatkan pendanaan tersebut untuk mengembangkan platform teknologi yang dapat memberdayakan ekosistem merchant dan mendukung pelaku UKM. Pihaknya juga telah meluncurkan fitur live shopping agar dapat mendongkrak penjualan merchant hingga sepuluh kali lipat dalam kurun satu tahun.

“Kami percaya Social Bread merupakan game changer dalam menyetarakan para UKM, khususnya dengan memanfaatkan media sosial untuk menjangkau para pelanggan. Dengan pengalaman tim yang luas di industri digital, kami memberikan solusi end-to-end untuk para pemilik bisnis dengan harga yang kompetitif,” kata Co-Founder dan CEO Social Bread Edho Zell pada acara peluncurannya di Social Bread Hub, Tangerang.

Pendanaan ini disebut menjadi bukti kuat terhadap misi Social Bread untuk membawa kemajuan dan dampak ke para pelaku bisnis dan konten kreator dengan memaksimalkan digital marketing dan media sosial.

“Dengan besarnya potensi ekonomi digital, Social Bread tidak hanya menjembatani UKM dan konten kreator, tetapi juga membantu UKM, salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia, untuk mengembangkan bisnisnya. Kami berharap untuk terus merasakan keseruan dan dampak positif yang akan dihadirkan oleh Edho dan tim,” kata Melisa Irene, Partner East Ventures.

Social Bread didirikan oleh Edho Zell (CEO), Lydia Susanti (Chief Operating Officer), Ester Jeanette (Chief Marketing Officer), dan Messiah Richardo (Chief Technology Officer) pada 2020. Berbekal pengalaman serupa di bidang pemasaran digital dan media sosial, para pendiri melihat potensi besar media sosial dalam memengaruhi keputusan pembelian pelanggan, terutama karena media sosial kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kebanyakan orang.

Sejak 2020, Social Bread mengklaim telah mendukung lebih dari 500 UKM dari Jabodetabek, Surabaya, dan kota-kota lainnya di Indonesia dalam mendorong pertumbuhan penjualan mereka melalui penggunaan media sosial. Social Bread telah mengelola lebih dari 5.000 mitra kreator terdaftar.

Layanan Social Bread

Lebih lanjut, pihaknya menuturkan bahwa banyak pebisnis dan UKM kesulitan memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan bisnis mereka karena keterbatasan sumber daya, keahlian, dan keterampilan untuk mengelola akun media sosial. Di samping itu, tidak semua UKM tim khusus atau mampu memekerjakan agensi digital karena butuh modal besar.

“UKM telah menjadi landasan pertumbuhan dari setiap negara maju, dan kita perlu memberdayakan UKM untuk mencapai ‘Indonesia Emas 2045’. Kami akan membangun platform teknologi yang berbeda untuk memungkinkan UKM tumbuh dan berkembang secara organik,” kata Herman Widjaja, Commissioner Social Bread.

Untuk mengatasi dua masalah di atas, Social Bread mengembangkan platform yang mempertemukan UKM dengan konten kreator dan influencer lokal. Social Bread akan menganalisis dan memahami tujuan atau kebutuhan UKM sehingga memungkinkan mereka untuk memberikan rekomendasi berdasarkan kategori industri, jenis platform, konten yang sesuai dengan audiens yang ditargetkan, dan jumlah konten kreator atau pengikut.

Setelah itu, UKM akan dihubungkan dengan konten kreator (disebut mitra kreator) di Social Bread. Mitra kreator tidak hanya memproduksi konten berdasarkan arahan yang telah disepakati, tetapi juga akan menjadi pihak yang mengelola akun media sosial para UKM. Dengan begitu, pelaku usaha dapat lebih fokus dalam menjalankan bisnis mereka sembari membiarkan konten kreator memaksimalkan potensi akun media sosial.

Selain itu, Social Bread juga telah merilis fitur live shopping yang kini tengah berkembang pesat di Indonesia, terutama bagi pelaku UMKM. Melalui fitur “Live Shopping,” Social Bread berupaya memenuhi kebutuhan para pelaku bisnis dan menghubungkan live streamer untuk mengelola live shopping mereka.

Hal ini diperkuat dari laporan Cube Asia di 2022 yang menyebutkan Indonesia sebagai pasar live shopping dan community group buy terbesar di Asia Tenggara dengan estimasi nilai Gross Merchandise Value (GMV) masing-masing sebesar hampir $5 miliar dan $2 miliar. 

Menurut CEO and Head of Data Cube Asia Sarabjit Singh, besarnya angka transaksi live shopping tersebut turut didorong engagement pengguna media sosial di Asia Tenggara yang termasuk tertinggi di dunia. Sebanyak 90% pengguna internet di Asia Tenggara terhubung di Facebook, Instagram, WhatsApp, dan TikTok.