Software Engineer: Definisi, Tugas, Skill, Gaji

Software Engineer adalah bagian dari industri Teknologi Informasi (TI), yang mencakup orang-orang yang berfokus pada segala jenis sistem komputer dari browser web hingga sistem operasi.

Software Engineer biasanya memiliki kombinasi pengetahuan bisnis, keterampilan pemrograman, dan pengalaman dengan berbagai proses TI.

Hampir setiap industri mulai dari perbankan hingga manufaktur menggunakan Software Engineer sebagai bagian integral dari bisnisnya masing-masing.

Pekerjaan di bidang Software Engineer sangat menarik dan menjanjikan. Jika kamu senang memecahkan masalah atau senang mempelajari ilmu komputer dan teknologi, pekerjaan ini mungkin cocok untuk kamu.

Kalau kamu tertarik, kenali lebih dalam tentang Software Engineer!

Definisi Software Engineer

Software Engineer adalah pemrogram komputer yang sangat terlatih yang membuat program perangkat lunak untuk memecahkan masalah.

Merekalah yang melakukan perancangan perangkat lunak, menulis atau menguji program komputer, mendiagnosis masalah dalam perangkat lunak, dan menyarankan programmer tentang bagaimana meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.

Biasanya, orang yang berada dibidang ilmu komputer atau teknik informatika, dapat mencoba menjadi Software Engineer karena sudah memiliki ilmu terkait dasar-dasar komputer.

Tentunya, Software Engineer harus menguasai dasar-dasar pemrograman, salah satunya adalah bahasa pemrograman. Contoh bahasa pemrograman adalah seperti Python, Java, SQL, dan C/C++.

Selain Software Engineer, terdapat nama yang hampir sama namun dengan tugas yang berbeda, yaitu Software Developer.

Yang membedakan adalah tugas yang mereka lakukan. Software Engineer mengawasi pengembangan sistem komputer dan perangkat lunak, sedangkan Software Developer lebih fokus pada pembuatan kode (coding) dan mengujinya untuk memastikannya berfungsi.

Lalu, seperti apa tugas-tugas lainnya yang dilakukan oleh Software Engineer?

Tugas Software Engineer

Software Engineer adalah tulang punggung perusahaan teknologi mana pun. Karena itu, tentunya tugas-tugas yang mereka lakukan pun tidak mudah dan sangat krusial.

Apa saja kah tugas-tugas itu?

Mendesain dan Merawat Sistem Software

Tugas utama Software Engineer adalah mendesain dan merawat sistem perangkat lunak dengan baik.

Mereka bertanggung jawab untuk menganalisis kebutuhan pengguna, dan kemudian merancang perangkat lunak yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Mengevaluasi dan Menguji Program Software

Sebagai Software Engineer, mereka memiliki tugas untuk mengevaluasi dan menguji program perangkat lunak.

Mereka harus mengujinya untuk efisiensi, kekuatan, dan kemudahan penggunaan. Software Engineer akan menguji program dengan menjalankannya di komputer yang berbeda, dalam pengaturan dan konfigurasi yang berbeda.

Mengoptimasi Kecepatan dan Skalabilitas Software

Software Engineer bertugas untuk mengoptimalkan kecepatan dan skalabilitas perangkat lunak.

Tugas mereka adalah memastikan aplikasi bekerja secara konsisten dan efisien. Mereka akan melakukan ini dengan mengoptimalkan kode serta mengoptimalkan kecepatan dan skalabilitas.

Menulis dan Menguji Kode Pemrograman

Software Engineer bertanggung jawab untuk menulis dan menguji kode pemrograman.

Sebagai Software Engineer, mereka juga dapat menguji dan mengevaluasi kode pemrograman tersebut untuk tujuan memastikan kinerja yang tepat.

Memberikan Konsultasi

Software Engineer juga memiliki tugas untuk memberikan sebuah konsultasi kepada klien, sesama engineer, spesialis computer security, dan stakeholder lainnya.

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan gambaran tentang masalah yang dipecahkan atau mengusulkan strategi implementasi berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain perangkat lunak.

Lantas, apa saja keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut?

Skill Software Engineer

Keterampilan seorang Software Engineer adalah tentang mengurus desain, pengembangan, pengujian, dan pemeliharaan keseluruhan sistem. Mereka harus memantau berbagai aspek yang memengaruhi perangkat lunak yang meliputi keamanan, kinerja, dan bahkan proses bisnis.

Berikut ini adalah skill-skill yang harus dimiliki Software Engineer:

Coding dan Bahasa Pemrograman

Memahami dasar-dasar bahasa pemrograman adalah keterampilan mendasar bagi Software Engineer.

Kamu perlu memahami setidaknya satu bahasa pemrograman untuk menjadi Software Engineer yang sukses, tetapi menguasai banyak bahasa akan membuat kamu lebih berharga di pasar tenaga kerja saat ini.

Memahami Penggunaan Operating System (OS)

Kamu diharuskan memiliki pengetahuan yang baik tentang penggunaan sistem operasi (OS).

Software Engineer harus dapat mengoperasikan dan mengidentifikasi fitur-fitur umum di berbagai OS, seperti Windows, Mac OS, dan UNIX.

Memahami Database

Database adalah bagian yang sangat penting dari ilmu komputer. Karena itu, sebagai Software Engineer, kamu diharuskan untuk memahaminya.

Kamu harus memahami dan memiliki pemahaman yang baik terkait basis data. Kamu harus dapat merancang skema database, menulis kueri dan pemicu, mengelola masalah kinerja database.

Memahami End-to-End Testing

Software Engineer harus memahami end-to-end testing, termasuk jenis pengujian, alat, dan dokumentasi.

End-to-end testing dapat digunakan untuk menguji aplikasi yang kompleks dan interaksinya dengan sistem pihak ketiga, untuk memastikan bahwa semua fitur berfungsi seperti yang diharapkan.

Memahami Software Development Life Cycle (SDLC)

Kamu harus memiliki pengetahuan mendalam tentang Software Development Life Cycle (SDLC) jika kamu seorang Software Engineer.

SDLC adalah model yang digunakan untuk merencanakan dan mengelola berbagai tahapan proses pengembangan perangkat lunak.

Kira-kira, berapa gaji yang didapatkan Software Engineer yang memiliki skill dan tugas yang cukup berat ini?

Gaji Software Engineer

Gaji untuk Software Engineer sangat bervariasi tergantung pada spesialisasi mereka. Ini karena mereka dapat berspesialisasi dalam berbagai bidang yang berbeda, sehingga gaji mereka bervariasi tergantung pada bidang mana yang mereka pilih.

Biasanya, mereka akan memiliki gaji sekitar Rp5.000.000 – Rp45.000.000.

Namun, kisaran lebih detail lagi tergantung pada pekerjaan tertentu yang kamu lamar serta pengalaman pribadi, pendidikan, dan keahlian.

Demikianlah penjelasan lengkap terkait Software Engineer, semoga bermanfaat.

5 Pilihan Studi Profesional Demi Mempersiapkan Karir di Era Serba Digital

Sukses dalam berkarir tentu menjadi “goal” bagi setiap pekerja. Salah satu kunci dalam meraihnya adalah pekerja diharuskan memiliki penguasaan bidang pekerjaan profesional yang komprehensif. Hal itu menjadi krusial, sebab, di era digital seperti saat ini, para pekerja dituntut untuk memiliki keahlian yang relevan demi menjawab kebutuhan industri.

Bagi generasi muda, siasat berkiprah di dunia pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan di masa mendatang sangat penting, tatkala industri masa depan membutuhkan keahlian-keahlian baru. Secara garis besar, keahlian yang dibutuhkan terkait dengan revolusi industri yang cenderung mengarah ke arah digitalisasi. Untuk itu, buat Anda yang tengah mencari studi pendidikan tinggi, berikut ini ada 5 (lima) program perguruan tinggi dengan konsentrasi spesifik yang dibutuhkan di dunia kerja di masa mendatang yakni; Software Engineering, Cyber Security, Multimedia Technology, Business Management, dan Communication Studies.

Software Engineering

Dikutip dari laman IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana, ilmu Software Engineering umumnya memiliki peran dan posisi yang esensial, khususnya di industri startup teknologi yang kini sedang berkembang pesat. Seorang software engineer memiliki kemampuan untuk merekayasa perangkat lunak yang sesuai dengan teknologi mutakhir, untuk mengembangkan produk teknologi seperti aplikasi seluler, aplikasi web, serta perangkat lunak lainnya.

Software Engineer memiliki prospek karir yang cerah di masa depan. Menurut riset Mckinsey, keahlian software engineer masih dibutuhkan di beberapa dekade mendatang, dengan jangkauan karir di berbagai industri, khususnya startup teknologi. Kesempatan besar juga terbuka di industri media, komunikasi, finansial, kesehatan, manufaktur, sistem keamanan, distribusi, bahkan pemerintahan. Tertarik mengambil studi Software Engineering? Anda bisa cari informasinya sekaligus mendaftar di halaman ini.

Cyber Security

Produk digital yang saling terhubung antara satu sama lain kini semakin berkembang pesat di tengah masyarakat. Meski begitu, resiko keamanan siber juga turut berkembang, untuk itu sosok profesional yang menangani penanganan dan proteksi di dunia maya sangat diperlukan di industri. Ilmu Cyber Security berfokus kepada teknik merancang sistem sekuriti, pengujian sistem, teknik pertahanan dari cyber attack hingga teknik meretas (hacking) yang etis (sesuai hukum).

Prospek karir seorang cyber security sangat luas. Karir profesional cyber security mulai dari Cyber Security Consultant, Digital Forensics Analyst, Information Security Analyst, hingga Network Engineer.

Jika Anda tertarik untuk mendalami profesi Cyber Security, Anda dapat bergabung di IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana jurusan Cyber Security yang dapat dikunjungi di halaman ini.

Multimedia Technology

Di era produk digital, konten yang tersaji di publik juga mesti dalam bentuk digital (multimedia). Untuk itu, kebutuhan para perancang teknologi multimedia juga diperlukan dalam industri profesional di tahun-tahun mendatang. Seorang ahli teknologi multimedia harus memiliki beberapa kemampuan taktis seperti; pengolahan citra dan komputasi multimedia yang meliputi: pemrosesan informasi berupa text, speech, music, still image, video, animation beserta sumber-sumber lain ke dalam suatu coherent datastream, serta interaksi antar sejumlah perangkat antarmuka.

Program studi Multimedia Technology kini juga tersedia di IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana. Klik laman ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Business Management

Program studi Manajemen Bisnis juga menjadi salah satu pendidikan yang memiliki relevansi di industri masa depan. Betapa tidak, industri startup teknologi yang berkembang pesat belakangan ini memicu dinamika kewirausahaan yang besar di generasi muda. Business Management secara garis besar berfokus pada tata ilmu manajemen dalam sebuah bisnis. Sederhananya, jurusan ini mempersiapkan calon profesional dalam mengelola bisnis baik yang sudah berjalan dalam skala kecil, menengah, dan besar, hingga mempersiapkan untuk kemampuan entreprenership.

Communication Studies

Ilmu komunikasi juga diklaim sebagai salah satu jurusan pendidikan dengan prospek karir yang cerah di masa mendatang. Ilmu komunikasi secara umum mempelajari tentang bagaimana proses penyampaian pesan secara efektif kepada sasaran yang dituju. Selain itu, umumnya ilmu komunikasi sangat adaptif terhadap perkembangan teknologi sehingga prospek karir pemegang titel Ilmu Komunikasi sangat terbuka lebar.

Advertorial ini didukung oleh IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana.

Fokus dan Rencana AngelHack untuk Komunitas Pengembang

Pandemi yang terjadi secara global ternyata tidak menurunkan rencana AngelHack untuk melakukan semua kegiatannya. Platform yang telah berdiri selama 9 tahun ini mengklaim telah menjadi pemimpin untuk penyelenggara kegiatan hackathon, kompetisi, program akselerator, dan meetup. Beragam pengembang yang telah bergabung berasal dari 100 kota di seluruh dunia.

Kepada DailySocial, President & CEO AngelHack Corporation Iwan Suhardjo mengungkapkan, selama pandemi mereka menyelenggarakan sebagian besar kegiatan hackathon dan program inovasinya secara virtual. Dengan demikian memungkinkan lebih banyak pengembang untuk berkumpul dan mencari solusi dari setiap tantangan.

“Selain itu, kami memiliki beberapa perusahaan besar yang terlibat untuk pengembangan komunitas. Salah satu contohnya adalah kolaborasi kami dengan IBM, kami telah meluncurkan kompetisi virtual bagi siswa untuk mempelajari lebih lanjut tentang enterprise computing, yang benar-benar relevan dan dapat menjadi kesempatan bagi siswa untuk bekerja di perusahaan ternama,” kata Iwan.

Lebih lanjut Iwan menambahkan, AngelHack mendorong komunitas yang beragam yang saat ini berjumlah lebih dari 225 ribu lebih. Termasuk di dalamnya para pengembang, desainer, dan entrepreneur untuk menjadi peretas yang menyeluruh. Dengan memperkenalkan teknologi baru dan mentor yang terbaik, AngelHack berharap dapat melahirkan penciptaan teknologi tanpa batas, baik di dalam maupun di luar Silicon Valley.

Fokus AngelHack tahun 2021

Tahun ini AngelHack akan menggelar kegiatan AngelHack’s Global Hackathon Series 2021 secara virtual. Kegiatan ini akan memfokuskan kepada disrupsi yang positif, menantang status quo untuk bisa mengubah dunia menjadi lebih baik lagi. Program pra-akselerator 12 minggu AngelHack, HACKcelerator menghubungkan para peretas yang ambisius dengan pemimpin yang berpengalaman untuk membantu mereka mengembangkan talenta lebih luas lagi.

“Kami akan memulai kembali virtual Seri Global 2021 andalan kami di 9 region tertentu dengan tema positive disruption. Kegiatan ini akan memungkinkan semua orang termasuk korporasi dan pengembang menyesuaikan diri dengan the new normal pasca pandemi,” kata Iwan.

Disinggung seperti apa skill dari talenta digital di Indonesia saat ini, Iwan menyebutkan secara regional di Asia Tenggara dan APAC, Indonesia belum menjadi sumber insource atau outsource untuk software engineer.

Namun diprediksi fenomena ini akan berubah, dengan makin maraknya upaya berkelanjutan di dalam negeri untuk memajukan kota pintar dan inovasi inisiatif dalam beberapa tahun terakhir, dinilai telah membantu memacu minat para software engineer di Indonesia. AngelHack juga ingin memperkuat keberadaan mereka dengan Indonesia dan mengakselerasi kemitraan hingga kolaborasi dengan perusahaan lokal dan startup, agar bisa memberikan kontribusi berdasarkan praktik terbaik dari Silicon Valley.

“Fokus tahun ini sebenarnya adalah untuk mendefinisikan ulang dan melokalkan komitmen kami untuk perusahaan dan komunitas kami, sambil melanjutkan perspektif global. Selain itu kami juga ingin melibatkan duta besar kami serta anggota komunitas kami untuk generasi muda yaitu siswa, agar AngelHack dapat mendukung tumbuhnya lulusan universitas dan sekolah agar berhasil dalam bidangnya menuju perjalanan mereka selanjutnya sebagai entrepreneur,” kata Iwan.

A Software Engineer Journey in Indonesia!

“Truth can only be found in one place: the code.” ― Robert C. Martin

Please stop reading this article if you are not a software engineer. It will be a boring read for you.

New York Times’ Indonesia’s Dire Need for Engineers Is Going Unmet article points out:

“…producing more skilled workers, including engineers and technicians, should be one of the key strategic priorities for the Indonesian government over the next decade[…] more than half of the engineering graduates produced by Indonesia go on to careers in other fields, like banking, Why? Because those jobs provide better incomes.”

The above article is consistent with my own findings in Indonesia over the past six years. In fact, this phenomenon is more apparent with software engineers, as they feel that companies undervalue their software engineering skills and frequently pursue opportunities in other industries instead.

Note: I use the term Software Engineer loosely, referring to Software Development Engineer, System Engineer, Data Scientist, Machine Learning Engineer, Mobile Software Engineer, Security System Engineer, Software Developer, Web Developer, etc.

However, these skills are a blessing that not everyone is capable of learning! In many countries, a software engineering job is one of the most rewarding and most sought after jobs today. We need to show that the Digital Revolution could impact the world even more than the Industrial Revolution.

5 out of the top 10 largest publicly traded companies by market capitalization in 2017 are high-tech companies: Apple Inc, Alphabet Inc. (Google), Microsoft, Amazon, and Facebook; they employ hundreds of thousands of software engineers. Many of their founders and C-Level executives are software engineers. Even over 120-year-old companies like General Electric and Goldman Sachs are hiring tens of thousands of software engineers. Software engineers are the catalyst in running and transforming companies in this digital revolution!

There is a global shortage of software engineering talent. This means that great talents can easily find many interviews and job offers with higher salaries than many other fields.

This article shows how to nurture natural, raw programming talent to its fullest potential by planning ahead carefully.

Early Years

Both of my sons started learning computer programming when they were in elementary school. Nowadays, many high schools are offering computer and programming classes. This is possible due to affordable computer hardware, developer-friendly computer languages, easy-to-use integrated development environments, widely available books, community support, and mentors.

Youngsters should view programming as a fundamental skill like mathematics. You should start learning to code as early as possible because there is so much to learn. Additionally, there are regular programming competitions at state, national and international levels. You should participate in these competitions to sharpen your skills by learning from your coaches and peers. Practice makes perfect. And, it’s fun!

College Years

Universities are great in teaching the fundamentals of computer science: algorithms, data structures, compilers, operating systems, functional and object-oriented computer languages, machine learning, security, networking, etc. Majors in computer science and mathematics are most conducive to building your foundation. However, it is most important that you learn how to learn quickly.

The computer industry has been innovating at an extremely fast pace over the past 50 years. It has been reinventing itself constantly: Mainframe, Minicomputer, Workstation, PC, the Internet, Cloud Computing, Mobile Computing, IoT, VR/AR, and Machine Learning. Each of these requires learning a new set of tools, technologies, and theories. Upon graduating, the industry will continue to evolve and you must keep up-to-date. You should take internships in order to apply the theories you have learned at school and explore the state-of-the-art tools with its best practices in a real-world environment.

At GDP Labs and KASKUS, we provide mentorship that matches your interest. You will learn various things which are completely different from your typical school projects; for example, engineers on my team learn about scalability, availability, performance, production code quality, processes, work ethic, professionalism, and teamwork.

The above will prepare you well with an unfair advantage when entering the workforce.

Software Engineer as a Career

The general curriculum, expectations, and progression through kindergarten, elementary, junior high, high school, and college are well-defined and understood. However, few people understand the software engineer career path. I wish someone would have explained this to me when I was first starting out.

This section outlines a potential career path based on my experience in the US, Indonesia, China & India after working with some of the best software engineers in the world first hand.

From a simplified high-level overview, you can view your career as nested circles in a bullseye as shown below.

AAEAAQAAAAAAAAmnAAAAJDg5ZDVhNTYzLWViODUtNDBjYy05ZTVmLTcyNzBkYTkxZDc5Mw

  • Software Engineer — The first circle is the smallest. This innermost circle represents an entry-level software engineer who has just graduated from a university. A mentor will be assigned to you. They will give you an overview of the overall system and the team structure. Then, they will help train you with the necessary skills and tools so that you could contribute to a single part of the system. Your contributions will impact a small group.
  • Senior Software Engineer — Joining the second circle typically means that you are self-sufficient and have become an expert in one area — iOS, Android, front-end, back-end, etc. Your responsibilities encompass those of an entry level software engineer and more. Your contributions will impact a larger audience.
  • Principal Software Engineer — In the third circle, you will likely have multiple areas of expertise. You might dive even deeper into your areas of expertise and interests, and your knowledge will have greater breadth as well. Your contributions will impact multiple groups. Also, you will start learning about leadership and management by mentoring a couple of individuals.
  • Senior Principal Software Engineer — Although the fourth circle still involves technical-related skills, you will also be involved with the business aspects of a company. Additionally, you will start dealing with corporate budgets, your company’s executives, partners, and customers. In a startup environment, your contributions will have a company-wide impact.
  • Architect — The fifth circle will make you the “go-to” person for all technical questions. You need to understand the entire system: application, middleware, infrastructure, security, deployment, performance, scalability, availability, monitoring, etc. Also, you will start recommending best practices, leading edge technologies and keeping an eye on bleeding-edge technologies.
  • Distinguished Engineer & Fellow — This is the outermost circle. It belongs to a small group of elite and accomplished super software engineers. These are very creative, resourceful, forceful, assertive and well-known individuals. They are usually both thinkers and doers. Many people, including their competitors, listen when they speak. Their contributions may impact their company and industry at a global scale for decades even long after they left their company to pursue other interest or passed away.

Additional Skills

It’s a given that you will deepen your skills continuously in order to keep up with the fast paced technology changes. But, that is not enough as you gain more experience and responsibilities. You need to learn non-technical skills which include, but are not limited to the following.

  • People Skills — This is a key skill in any occupation whether you are a Software Engineer, Product Manager, Lawyer, HR, Accountant, etc. in order to reach your fullest potential. There is a strong correlation between a person’s success with their domain expertise combined with people skills: building a team, connecting, inspiring, motivating, managing, retaining, listening, resolving conflicts, etc. Things are increasingly more complex and require a team of people to succeed. This is one of the most challenging skills for software engineers because this is something that has not come easily to most of them. It is more of an art than science. People need people. There is no substitute for human interaction, especially in the technology age!
  • Communication — Warren Buffett likes to remind people that U.S. President Gerald Ford said: “If I went back to college again, I’d concentrate on two areas – learning to write and to speak before an audience. Nothing in life is more important than the ability to communicate effectively.” Communicating on a regular basis becomes part of your job on various occasions: daily emails, reports, tech talks, company meetings, etc. You need to be able to articulate to a diverse audience, ranging from a highly technical audience like engineers to non-computer people like executives and customers so they understand your point of view.
  • Mentoring — You owe many people, including your own mentors when you get to this point. You can pay them back by paying it forward. Mentoring is a gift that keeps on giving. Mentor the promising young women and men who are eager to learn. You can learn as much from them as they will learn from you. Today’s world belongs to the young people. Groom them to be the future leaders!

Conclusion

Software engineers are in high demand during the digital revolution. Programming skill is only one of the essential building blocks because the software is the heart and soul of a computer system. You should use your computer programming gift wisely to improve yourself, your company, your community, your industry and the world. We are fortunate to be born with skills when they are required the most!


This guest post is written by On LeeKaskus’ COO & CTO, GDP Labs’ CEO & CTO, and GDP Venture’s CTO

It’s initially published at LinkedIn Pulse and has been republished with permission.

Strategi Bukalapak, Goers, dan Seekmi Melakukan Perekrutan “Engineer”

Berbicara mengenai talenta di dunia startup masih menjadi persoalan yang berkepanjangan. Masih minimnya jumlah serta kualitas dari SDM Indonesia di bidang pengembangan teknologi, tidak dibarengi dengan makin meningkatnya jumlah startup berbasis teknologi lokal hingga asing di tanah air.

Kami mencoba berbincang dengan sejumlah penggiat startup lokal tentang bagaimana mereka menyikapi hal ini dan strategi apa yang mereka lakukan untuk menyiasatinya.

Kurangnya pengalaman dan ketrampilan mahasiswa lulusan baru

Menurut CEO Seekmi Clarissa Leung, salah satu alasan utama adalah masih kurangnya pengalaman dan ketrampilan mahasiswa lulusan IT (Sistem Informasi maupun Teknik Informatika) untuk mengisi posisi engineer yang saat ini banyak dicari startup.

“Saya melihat hanya dalam jumlah kecil lulusan terbaik dari Universitas ternama di Indonesia yang sudah bisa langsung bekerja sesuai dengan standar dari startup yang merekrut. Sebagian lagi masih perlu pelatihan dan training lebih lanjut.”

Persoalan belum maksimalnya kemampuan dari lulusan IT saat ini, bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Berdasarkan pengalaman pribadinya saat kunjungan ke Silicon Valley beberapa waktu lalu, Clarissa melihat banyak anak muda yang melanjutkan studinya untuk mempelajari coding.

Alasan lain minimnya jumlah engineer di Indonesia adalah,kebanyakan mahasiswa lulusan IT, lebih memilih untuk bekerja di perusahaan multinasional dengan gaji yang lebih besar ketimbang bekerja di startup atau membangun startup sendiri. Pada akhirnya menyulitkan startup untuk mencari engineer terbaik hingga CTO yang berkualitas.

Memanfaatkan rekomendasi internal dan referral

Bukalapak sebagai salah satu layanan marketplace terbesar di Indonesia, melakukan proses perekrutan posisi engineer dengan cara yang berbeda. Memanfaatkan informasi dari pegawai sendiri, Bukalapak mampu menghasilkan rekomendasi engineer yang diinginkan sesuai dengan kriteria. Menurut VP Engineering Bukalapak Ibrahim Arief, cara tersebut cukup ampuh untuk mengatasi kesulitan mencari talenta baru di bidang pengembangan teknologi.

“Melihat mayoritas engineer berkualitas yang lolos seleksi kami berasal dari referral  pegawai internal, kami menyediakan internal referral  bonus sebesar 20 juta Rupiah untuk setiap engineer yang lolos.”

Untuk menambah opsi yang ada, Bukalapak juga mengadakan berbagai programming dan kompetisi app development dengan hadiah ratusan juta rupiah untuk menjaring talenta engineering Indonesia yang berbakat.

Strategi tersebut ternyata juga dilakukan di Goers. Menurut Co-Founder dan COO Goers Niki Tsuraya Yaumi, meskipun kerap mengalami kesulitan untuk menemukan engineer yang sesuai, namun perekrutan melalui referral dari engineer yang sudah ada cukup efektif untuk dilakukan.

“Ketika kami melakukan hiring, setiap kandidat akan menemui minimal tiga orang untuk dinilai.”

Selain itu Goers juga membuat pengumuman lowongan pekerjaan di universitas-universitas yang memiliki potensi mahasiswa lulusan IT, bekerja sama dengan acara-acara di kampus dan internship program jalur untuk menjadi pegawai tetap.

“Buat Goers, mencari engineer juga menjadi suatu tantangan, karena kami mencari tidak hanya dari segi skill saja, namun juga dari sisi culture fit,” kata Niki.

Perekrutan bertahap memanfaatkan akun media sosial

Berbeda dengan Bukalapak dan Goers, di Seekmi proses perekrutan lebih dilakukan secara bertahap dan tidak terbuka. Dengan melihat secara detil informasi pendidikan dan pengalaman bekerja, Clarissa menyebutkan untuk perekrutan Seekmi masih terus mencari namun tidak dalam skala yang besar. Jika saat tertentu Clarissa dan tim menemukan engineer yang sesuai dengan kriteria dan cocok untuk ditempatkan posisi tertentu, engineer tersebut akan langsung direkrut tanpa menyebarkan lowongan pekerjaan di job listing

“Tidak selamanya Seekmi melakukan perekrutan untuk engineer. Dari berbagai channel jika ada engineer yang qualified, pasti akan langsung kita rekrut,”

Clarissa menambahkan masih kurangnya pengalaman dan pendidikan informal yang dimiliki oleh mahasiswa lulusan teknologi informasi saat ini, masih menyulitkan startup untuk memperkerjakan tenaga baru tersebut.

Untuk ke depannya diperkirakan akan lebih banyak lagi SDM Indonesia di bidang pengembangan teknologi dibutuhkan. Untuk bisa menemukan engineer yang berkualitas, startup dan pihak terkait tentunya harus bisa lebih agresif lagi melakukan pendekatan, edukasi dan awareness terkait dengan Teknologi Informasi agar lebih tertarik untuk berprofesi menjadi engineer.

Sementara mereka yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IT bisa memanfaatkan kelas coding yang saat ini sudah banyak tersedia di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Program Hacktiv8 Berikan Pelatihan Intensif untuk Menjadi Full-Stack Developer

Setuju atau tidak ekosistem startup di Indonesia mulai menunjukkan geliat pertumbuhan yang signifikan. Tanda-tanda ini bisa dilihat dari pergerakan pemerintah yang mulai aktif merumuskan regulasi untuk startup di berbagai bidang, termasuk juga munculnya startup-startup baru. Tapi ada salah satu permasalahan yang hampir ditemui semua startup atau perusahaan rintisan digital. Yakni seorang developer. Untuk itu program pendidikan atau pelatihan intensif seperti Hacktiv8 hadir menjadi salah satu jalan keluar.

Kesenjangan kemampuan yang ada di dunia pendidikan, dalam hal ini universitas, dan juga industri, dalam hal ini startup, dipandang banyak pihak sebagai salah satu masalah serius di dunia developer program. Startup sebagai bisnis yang mesin utamanya ada pada teknologi digital tentu berharap memiliki tim dengan kemampuan programming yang mapan, mahir untuk dengan mudah mengembangkan sebuah produk atau layanan. Program sepeti Hactiv8 berusaha meramu kurikulumnya sendiri untuk melahirkan para developer yang berkualitas.

Hacktiv8 sendiri merupakan program pelatihan intensif selama 12 Minggu untuk mendidik siapa pun untuk mahir sebagai full-stack Javascript programmer. Bahkan untuk menjaga konsentrasi para pesertanya pihak Hactiv8 menyarankan peserta untuk tidak terikat dengan tanggung jawab lain selama mengikuti program pelatihan.

Dalam program pelatihannya ini pihak Hactiv8 menyusun sendiri kurikulum yang akan mereka ajarkan. Beberapa topik utama yang akan diajarkan antara lain pair programming, HTML/CSS, JavaScript ES2016, Version Control, Database, Node JS & Express JS, React & Reduct, Test-Driven Development, Deployment & Scaling dan Engineering Empathy.

Dalam rilisnya Hacktiv8 bahkan menjamin setiap peserta yang lulus akan mendapatkan pekerjaan dalam waktu 120 hari dengan penghasilan minimum Rp10 juta, jika tidak seluruh biaya pelatihan dijanjikan akan dikembalikan. Saat ini Hacktiv8 juga telah bekerja sama dengan startup ternama seperti Go-Jek, MatahariMall, Tokopedia, Veritrans dan banyak lagi dalam hal penyaluran lulusan.

“Semakin banyaknya perusahaan yang mendapat investasi dalam dua tahun belakangan telah membuat kebutuhan akan developer semakin tinggi. Perusahaan yang telah mendapat investasi bahkan mampu dan rela membayar lebih tinggi namun jumlah developer belum berkembang dengan cepat. Kami telah mengunjungi sejumlah startup ternama di Indonesia—seperti GO-JEK dan Tokopedia—dan 10 dari 10 perusahaan yang kami kunjungi telah menjadi partner kami,” ujar  Managing Director Hacktiv8 Ronald Ishak.

Untuk informasi Hacktiv8 merupakan bagian dari portofolio startup dari perusahaan modal ventura lokal RMKB Ventures. Diterangkan Ishak program ini memang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perusahaan rekanan Hacktiv8.

“Indonesia akan menjadi pemain utama dalam ekonomi digital. Kita perlu lebih banyak developer untuk membantu kita sampai ke sana. Universitas-universitas di Indonesia memang banyak menghasilkan lulusan ilmu komputer, tapi kelulusan mereka kurang cepat dibandingkan pertumbuhan demand akan developer yang semakin tinggi,” terang Ishak.

[Menjadi] “Software Engineer” yang Baik?

Biasanya saya memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjawab pertanyaan tersebut atau hanya tersenyum untuk menanggapinya karena konteksnya yang tidak terdefinisi dengan baik. Kita mendengar banyak mitos tentang bagaimana menjadi teknisi software yang baik dan kebanyakan dari kita lebih sering membicarakan tentang hal sebaliknya – kebiasaan buruk dari para teknisi software, seperti peretas pemalas, diktator, superman yang super kuat, ahli tai-chi yang ceroboh, terlalu berhati-hati, terpaku pada Google, pembenci dokumentasi, tidak suka coba-coba, ahli sandi yang licik, kura-kura ninja, atau mungkin lebih memikirkan bisnis, kita sebut mereka investor jangka pendek. Anda tidak perlu berkonsultasi dengan para ahli di Quora untuk tahu perilaku buruk mereka, karena pastinya Anda sudah cukup hapal. Continue reading [Menjadi] “Software Engineer” yang Baik?

Jobs: Lowongan Kerja di Bistip.com

Informasi lowongan kerja kali ini hadir dari Bistip.com, sebuah peer to peer courier service yang baru saja menjadi pemenang SparxUp Awards 2011, sebagai The Most Promising Startup 2011. Bistip kini membutuhkan Software Engineer untuk bergabung bersama tim mereka.

Berikut keterangan singkat tentang Bistip serta tautan informasi lengkap dari lowongan kerja.

Continue reading Jobs: Lowongan Kerja di Bistip.com