Tempow Garap Teknologi untuk Menghubungkan 6 Speaker Bluetooth Menjadi Sistem Surround

Belakangan ini mulai banyak speaker nirkabel yang menawarkan fitur stereo pairing, di mana pengguna dapat menyambungkan dua speaker yang sama sehingga yang dihasilkan adalah suara stereo. Oke, lalu bagaimana dengan surround? Bisakah kita menghubungkan enam speaker hingga membentuk konfigurasi surround 5.1?

Bisa, bahkan speaker-nya pun boleh berbeda, baik beda model maupun beda merek. Kedengarannya seperti sihir, tapi seperti inilah fungsi dari teknologi yang dikembangkan oleh startup asal Paris bernama Tempow. Buah kecerdasan mereka sudah bisa dinikmati oleh para pengguna Moto X4, di mana ponsel tersebut dapat disambungkan ke empat perangkat Bluetooth sekaligus.

Sebagai langkah selanjutnya, Tempow berniat membawa teknologinya ke ranah TV dan set-top box. Di sini TV tak hanya sekadar bisa disambungkan ke beberapa speaker Bluetooth sekaligus, akan tetapi deretan speaker tersebut juga bisa dioperasikan dalam konfigurasi surround 5.1 ala set home theater.

Jadi semisal kita punya 6 speaker Bluetooth, kita dapat memilih salah satu yang bass-nya terasa paling boomy untuk dioperasikan layaknya subwoofer, lalu sisanya diposisikan mengelilingi ruangan. Yang mencengangkan, semua ini berlangsung via protokol Bluetooth dan tanpa mengandalkan kompresi lebih lanjut terhadap audio yang diputar.

Satu hal yang berpotensi menjadi kendala adalah, menghadirkan teknologi yang disebut dengan istilah Tempow Audio Profile (TAP) ini tidak semudah mengunduh aplikasi dari Play Store begitu saja. Instalasi TAP harus berlangsung di level mendasar suatu sistem operasi, yang berarti Tempow harus bekerja sama langsung dengan produsen perangkat yang bersangkutan.

Menjelang akhir tahun nanti, Tempow bilang bahwa teknologinya dapat dinikmati melalui dua smartphone baru. Untuk TV, Tempow masih dalam tahap diskusi bersama sejumlah pabrikan.

Sumber: Engadget.

Smart Speaker SpeakEasy Usung Integrasi Google Assistant Tanpa Korbankan Kualitas Suara

Dari sekian banyak smart speaker yang beredar di pasaran, cukup jarang yang mengedepankan kualitas suara ketimbang fitur pintarnya. Hal ini tampaknya menjadi motivasi tersendiri bagi Como Audio, produsen perangkat audio asal Amerika yang masih berusia muda, meski pendirinya sudah cukup berpengalaman.

Lewat Kickstarter, mereka memperkenalkan smart speaker bernama SpeakEasy. Yang langsung mengundang perhatian dari speaker ini adalah desainnya yang tergolong retro dan jauh dari bayangan kita soal speaker berbekal voice assistant. Namun justru itulah yang menjadi nilai jual tersendiri dari SpeakEasy.

Como Audio SpeakEasy

Jeroannya dihuni oleh sebuah tweeter 3/4 inci, woofer 3 inci dan sebuah bass port di belakang guna semakin meningkatkan responnya di frekuensi rendah. Sumber tenaganya berasal dari amplifier Class D yang mampu menyuplai daya sebesar 25 watt per channel.

Semua itu dikemas dalam kabinet berbahan MDF yang cukup tebal, dengan lapisan kayu asli pada bagian terluarnya. Guna memenuhi selera konsumen yang bervariasi, Como Audio juga menyediakan varian dengan balutan warna hitam atau putih yang mengkilat.

Como Audio SpeakEasy

Terkait kecerdasannya, SpeakEasy telah dibekali integrasi Google Assistant. Konektivitasnya pun cukup melimpah, SpeakEasy bahkan mendukung fitur multi-room dengan perangkat besutan Como Audio yang lain. Bluetooth 4.2 juga tersedia, dan konsumen bisa membeli modul baterai opsional untuk menyulap perangkat menjadi portable.

Di Kickstarter, SpeakEasy dibanderol paling murah seharga $219, sedangkan harga retail-nya diestimasikan berkisar $349. Sayang sekali Como Audio sejauh ini hanya bisa memenuhi pesanan dari beberapa negara saja.

Sasar Segmen Portable, Tivoli Audio Umumkan Speaker Bluetooth dan True Wireless Earphone

Tivoli Audio identik dengan perangkat audio rumahan, dan ini semakin dimantapkan sejak mereka merilis lini perangkat multi-room sekitar dua tahun lalu. Dari awal Tivoli selalu mengedepankan soal desain di samping teknologi, dan bagi sebagian konsumen ini terasa sia-sia apabila tidak diterapkan ke lini perangkat audio portable.

Kabar baiknya, Tivoli belum lama ini mengumumkan lini baru bernama Tivoli Go, yang dikhususkan untuk segmen portable audio. Dua produk yang pertama adalah speaker Bluetooth bernama Andiamo dan true wireless earphone bernama Fonico. Untuk Andiamo, baterainya diklaim bisa bertahan sampai 20 jam meski dimensinya terbilang ringkas.

Tivoli Audio Andiamo

Secara estetika, banyak sekali kemiripan antara Andiamo dan speaker Beoplay A1 besutan Bang & Olufsen, mulai dari wujud perangkat secara menyeluruh, grille speaker, sampai ke strap berbahan kulit yang menggantung di sisinya. Entah sengaja atau tidak, tampaknya Tivoli memang terinspirasi oleh B&O yang memang cukup sukses di lini ini – semoga saja kualitas suaranya juga sama baiknya.

Untuk Fonico, sayangnya sampai sekarang Tivoli belum membeberkan foto produknya. Namun yang pasti perangkat ini telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX7, serta datang bersama charging case seperti true wireless earphone pada umumnya. Baterainya sendiri diyakini bisa bertahan sampai 9 jam dalam sekali pengisian.

Music System Home / Tivoli Audio
Music System Home / Tivoli Audio

Dalam kesempatan yang sama, Tivoli juga memperkenalkan perangkat audio rumahan bernama Music System Home yang mengemas input melimpah, mulai dari radio FM dan DAB+, Wi-Fi dan Bluetooth, port Ethernet sampai CD dan dukungan perintah suara via Alexa. Desainnya pun cantik, dengan furniture era tahun 60-an sebagai inspirasinya.

Selain itu, ada juga perangkat unik bernama Model CD Player. Sesuai namanya, ia merupakan pemutar CD, akan tetapi output suaranya akan dapat diteruskan ke speaker wireless via Wi-Fi. Perangkat ini jelas bukan untuk semua orang, melainkan mereka yang masih menyimpan koleksi CD lagunya dengan baik.

Terkait perilisan, Andiamo akan lebih dulu hadir di bulan Juni seharga $199, kemudian Fonico menyusul di bulan September seharga $129. Music System Home dan Model CD juga dijadwalkan menyusul di bulan September, sayang harganya masih belum diketahui.

Sumber: The Verge dan Digital Trends.

B&O Luncurkan Speaker Portable Berdesain Premium Baru, Beoplay P6

Bang & Olufsen kembali memperkenalkan speaker portable berdesain premium, Beoplay P6. Ia memang tidak semungil Beoplay P2 yang dirilis tahun lalu, tapi masih mudah sekali dibawa-bawa, dan yang pasti menawarkan kualitas suara yang lebih superior berkat dimensinya yang lebih besar.

Seperti biasa, desain merupakan prioritas utama ketika membahas produk keluaran B&O. Rangkanya terbuat dari aluminium, dengan grille di kedua sisi yang mengindikasikan kesanggupannya mendistribusikan suara secara 360 derajat. Kesan elegan makin diperkuat oleh kehadiran strap berbahan kulit di salah satu sisinya.

Beoplay P6

Menengok ke bagian atasnya, tampak sederet tombol pengoperasian yang menyatu dengan kerangka tubuhnya. Meski begitu, B&O memastikan sensasi taktil yang berkesan ketika tombol ditekan, dan desainnya ini mengambil inspirasi dari receiver legendaris Beomaster 8000.

Tepat di tengah-tengah deretan tombol tersebut bernaung sebuah tombol multi-fungsi, yang bisa dipakai untuk play/pause, menerima panggilan telepon, memanggil Siri atau Google Assistant, maupun mengganti preset equalizer. Semuanya tinggal dikustomisasi melalui aplikasi pendampingnya di ponsel.

Beoplay P6

Dari segi teknis, Beoplay P6 ditenagai oleh tiga amplifier sekaligus: satu Class-D berkapasitas 36 W untuk woofer, dan dua sisanya Class-D 30 W. Digabungkan semuanya, P6 sanggup menghasilkan output berdaya total 215 W, cukup mengesankan kalau melihat dimensinya yang cuma 170 x 130 x 68 mm, dengan bobot 1 kg.

Beoplay P6 dibekali baterai berkapasitas 2.600 mAh, yang diperkirakan bisa bertahan sampai 16 jam penggunaan dalam satu kali charge. Patut diapresiasi juga adalah penggunaan USB-C sebagai konektor charging-nya, dan secara keseluruhan bodi P6 tahan cipratan air maupun debu dengan sertifikasi IP54.

B&O berencana memasarkan Beoplay P6 mulai 23 April seharga $399. Pilihan warna yang tersedia ada dua: hitam dan silver dengan aksen beige.

Sumber: B&O.

Urbanears Kembali Luncurkan Speaker Wireless, Kali Ini Jauh Lebih Kecil dan Terjangkau

Urbanears memperkenalkan speaker perdananya tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, Urbanears kala itu langsung merilis dua speaker wireless sekaligus. Keduanya memiliki desain dan fitur yang identik, hanya saja ukuran dan performanya berbeda.

Tahun ini, pabrikan asal Swedia itu kembali meluncurkan speaker wireless baru bernama Lotsen. Masih tergabung dalam lini Urbanears Connected Speaker, Lotsen adalah yang terkecil dari ketiganya, dengan dimensi 172 x 115 x 193 mm dan bobot 1,86 kilogram, serta gaya desain yang sangat mirip.

Urbanears Lotsen

Meski mungil, Lotsen menawarkan fitur yang sama persis seperti kedua kakaknya. Utamanya adalah konektivitas Wi-Fi di samping Bluetooth 4.2 (dan jack 3,5 mm), sehingga perangkat bisa langsung disambungkan ke Spotify, atau memutar lagu via Chromecast maupun AirPlay. Lotsen pun turut mendukung sistem multi-room, sehingga ia bisa menjadi pelengkap yang ideal untuk kedua kakaknya yang lebih besar.

Wujudnya yang amat ringkas menjadikannya pas untuk ditempatkan di dalam ruangan seperti dapur, namun sayangnya Lotsen bukanlah smart speaker – ia tidak bisa dioperasikan via perintah suara. Sebaliknya, perangkat harus dioperasikan via aplikasi ponsel, atau menggunakan dua kenop di bagian atasnya, yang berfungsi untuk mengganti mode serta mengatur volume.

Lotsen bisa dimasukkan ke dalam setup multi-room bersama kedua kakaknya / Urbanears
Lotsen (biru) bisa disandingkan bersama kedua kakaknya dalam setup multi-room / Urbanears

Soal performa, suaranya jelas kalah lantang jika dibandingkan kedua kakaknya. Kalau Stammen (yang berukuran sedang) mengemas dua tweeter, Lotsen hanya mengusung satu tweeter berdiameter 1 inci saja, plus satu woofer 4 inci. Unit driver tersebut ditenagai oleh dua amplifier Class-D, dengan output maksimum sebesar 20 watt.

Bagian terbaiknya, Urbanears Lotsen adalah yang paling terjangkau di angka $200 – meski ini masih tergolong mahal untuk sebuah speaker wireless kecil yang tidak portable. Konsumen bisa memilih satu dari lima variasi warna yang berbeda.

Sumber: Urbanears.

Ruark Audio MRx Adalah Connected Speaker Pertama dari Sang Produsen Radio DAB Kenamaan

Ikea bukan satu-satunya yang memperkenalkan speaker wireless bertampang stylish hari ini. Ruark Audio, pabrikan asal Inggris yang membangun reputasinya sebagai produsen radio digital (DAB) berwajah estetis, turut mengungkap sebuah speaker yang tak kalah anggun. Kebetulan, speaker bernama MRx itu merupakan connected speaker pertama sang pabrikan.

Istilah “connected” mengindikasikan kemampuannya untuk langsung tersambung ke beragam layanan streaming lewat Wi-Fi atau Ethernet. Yang paling utama tentu saja adalah Spotify, lalu menyusul dalam waktu dekat adalah Amazon Music, Deezer, dan Tidal. Sayang sekali, dua opsi konektivitas yang populer harus absen di sini, yakni Chromecast dan AirPlay.

Tentu saja pengguna masih bisa memanfaatkan koneksi Bluetooth maupun jack 3,5 mm miliknya. Namun yang mungkin lebih menarik adalah fakta bahwa speaker ini juga kompatibel dengan sistem multi-room bikinan Ruark sendiri, dan pengoperasiannya hanya memerlukan satu aplikasi smartphone saja.

Ruark Audio MRx

Di balik bodi kayunya, bernaung sepasang driver berukuran 75 mm yang ditenagai oleh amplifier Class A-B berdaya 20 watt. Volume maupun jenis inputnya dapat diatur lewat satu-satunya kenop yang ada di bagian wajahnya, dan speaker dapat diberdirikan secara vertikal maupun horizontal.

Dilihat dari sudut manapun, Ruark Audio MRx tampak premium. Maka jangan kaget melihat banderol harganya yang mencapai £400 (± Rp 7,8 juta) ketika dipasarkan mulai bulan Mei nanti.

Sumber: Pocket-lint.

Ikea Kini Punya Speaker Bluetooth, Juga Minimalis Seperti Produk Lainnya

Sebelum kita melihat hasil kerja sama Ikea dan Sonos – plus Teenage Engineering – perusahaan asal Swedia itu sudah punya kreasinya sendiri di bidang audio. Namanya Ikea Eneby, dan ia merupakan sebuah speaker Bluetooth yang berdesain stylish.

Tanpa harus terkejut, penampilannya terbilang minimalis, dan Ikea memang merancangnya untuk membaur dengan dekorasi rumah. Tersedia dalam dua ukuran, 8 x 8 atau 12 x 12 inci, Eneby bebas diletakkan di atas meja, baik dengan bantuan dudukan atau tidak, maupun digantung di tembok. Kalau mau, Anda juga bisa menyelipkannya ke dalam salah satu rak Ikea dan ukurannya dijamin pas.

Ikea Eneby

Satu-satunya input pengoperasian Eneby adalah sebuah kenop di bagian depannya, yang dapat digunakan untuk menyala-matikan speaker, atau menyesuaikan volume, bass maupun treble. Khusus varian 8 x 8 inci, ada sebuah handle di bagian atasnya, dan ia bisa dijadikan speaker portable dengan membeli baterai rechargeable secara terpisah yang berdaya tahan sekitar 10 jam.

Selain Bluetooth, Eneby juga mempunyai jack 3,5 mm standar andai diperlukan. Ikea tidak merincikan spesifikasi unit driver yang mereka gunakan, tapi toh yang lebih dicari di sini adalah desainnya yang menyatu dengan interior bergaya minimalis. Andai suaranya lumayan bagus, anggap saja itu sebagai bonus.

Ikea Eneby

Ikea bakal memasarkan Eneby mulai bulan April ini seharga $49 untuk varian yang kecil, dan $89 untuk yang besar. Sayang sejauh ini belum ada kejelasan apakah Ikea juga bakal membawanya ke cabangnya di Indonesia.

Sumber: Engadget.

Nomadic Audio, Speaker Bluetooth yang Bisa Bersinergi dengan Tas Koper Demi Kualitas Suara Lebih Baik

Tidak setiap hari Anda menjumpai speaker Bluetooth seperti ini. Namanya Nomadic Audio, dan wujudnya sepintas memang tergolong tipikal. Kendati demikian, keistimewaannya terletak pada kemampuannya ‘bertransformasi’ menjadi speaker yang lebih besar dan bertenaga.

Sebelum Anda kecele, saya pastikan ada tanda kutip yang mengapit kata “transformasi” di atas. Perubahannya jelas bukan seperti di film Transformers, melainkan dengan bantuan sebuah aksesori pelengkap berupa tas koper. Ya, tas koper besar untuk membawa barang selama bepergian.

Koper bernama Speakase tersebut menyimpan kompartemen khusus untuk sang speaker. Tinggal selipkan speaker-nya, seketika itu juga suara yang dihasilkannya jadi lebih keras, dan dentuman bass-nya jadi lebih bertenaga. Yang menarik sekaligus mengejutkan, di dalam koper berbahan polikarbonat + aluminium itu sebenarnya sama sekali tidak ada komponen elektronik.

Nomadic Audio

Speakase murni bertindak sebagai ruang akustik bagi speaker, ‘mengamplifikasi’ soundstage sekaligus frekuensi rendah yang dihasilkan sang speaker, dan ini berlaku bahkan ketika koper sedang terisi penuh. Bukan cuma bass-nya yang terdengar lebih mantap, treble-nya pun juga diklaim jadi lebih menawan ketika speaker bersinergi dengan Speakase.

Tanpa kopernya, Nomadic sebenarnya tetap bisa berfungsi secara mandiri. Dirinya dibekali sepasang woofer berukuran 6 x 4 inci, plus sepasang tweeter berdiameter 0,9 inci. Semuanya disuplai tenaga oleh amplifier Class D berdaya 60 watt, plus baterai 2.200 mAh yang diperkirakan bisa bertahan sampai 20 jam penggunaan.

Nomadic Audio

Terkait kualitas suaranya, latar belakang pengembangnya sebenarnya sudah bisa menjadi jaminan. Nomadic digarap oleh Morel, perusahaan yang sudah punya nama dan berpengalaman panjang dalam bidang sistem audio untuk mobil. Pastinya mereka tidak mau Nomadic merusak reputasi yang selama ini mereka bangun akibat kualitas suaranya yang tidak memuaskan.

Saat ini Morel tengah memasarkan Nomadic Audio melalui Kickstarter dengan harga paling murah $199 untuk speaker-nya saja (harga retail-nya diperkirakan berkisar $299). Kombo speaker + kopernya harus ditebus seharga $399 (retail $699). Adanya dua pilihan ini merupakan keputusan yang tepat mengingat tidak semua konsumen bakal tertarik membeli koper dari brand yang bukan kepercayaannya.

Logitech Luncurkan Speaker dan Keyboard Mekanis dengan Teknologi RGB Unik

Peran sistem pencahayaan RGB di industri perangkat gaming sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, terutama sejak Razer menjalin kerja sama dengan Philips, yang notabene merupakan produsen lampu pintar terbesar saat ini. Logitech mencoba mengejar ketertinggalannya dengan memperkenalkan teknologi bernama Lightsync.

Lightsync pada dasarnya merupakan penyempurnaan terhadap sistem pencahayaan RGB yang sudah ada sekarang. Ketimbang hanya menyala dan ‘menari’ dalam berbagai warna, Lightsync memungkinkan efek pencahayaan untuk menyesuaikan dengan apa yang sedang tampil di layar.

Ada dua peripheral Lightsync yang sudah Logitech siapkan: speaker 2.1 Logitech G560 dan keyboard mekanis Logitech G513. Pengguna bisa menetapkan empat zona spesifik pada layar sehingga kedua perangkat ini dapat membiaskan cahaya dengan warna yang sama seperti yang pada zona-zona tersebut.

Logitech G560 / Logitech
Logitech G560 / Logitech

Ketika semuanya terlihat sinkron (grafis dan efek pencahayaan), Logitech percaya bahwa pengalaman gaming bisa terasa semakin immersive. Logitech memang bukan yang pertama menerapkan teknologi semacam ini, dan fitur yang sama sebenarnya juga sudah ada pada mouse Logitech G502 Proteus Spectrum.

Speaker-nya sendiri mengusung desain yang mirip seperti Logitech MX Sound. Kedua unitnya datang bersama sebuah subwoofer, dan perpaduannya bisa menghasilkan output sebesar 240 watt. Logitech pun tak lupa membekalinya dengan dukungan audio 3D via DTS:X Ultra, sedangkan koneksinya bisa melalui jack 3,5 mm, USB atau Bluetooth.

Logitech G513 / Logitech
Logitech G513 / Logitech

Untuk keyboard-nya, G513 merupakan suksesor langsung dari G413 yang berharga kompetitif. Penyempurnaannya datang dalam wujud pencahayaan RGB (plus dukungan Lightsync itu tadi), serta palm rest opsional guna meningkatkan kenyamanan. Tidak hanya itu, konsumen pun kini bisa memilih antara switch yang berkarakter linear dan taktil.

Baik G560 dan G513 akan dipasarkan mulai bulan April mendatang. Harganya dipatok $200 untuk G560, dan $150 untuk G513.

Sumber: Logitech.

Terinspirasi Moto Z, Casing Ini Dapat Mengubah Ponsel Lain Jadi Ponsel Modular

Google resmi ‘membunuh’ Project Ara pada bulan September 2016. Sejak itu, realisasi terdekat smartphone berkonsep modular hanya bisa didapat lewat seri Moto Z, yang mengandalkan aksesori terpisah untuk mengubah ponsel menjadi speaker Bluetooth atau game controller.

Moto Z pada dasarnya menjadi inspirasi sebuah startup bernama Vibes Modular untuk mengeksekusi gagasan serupa buat smartphone lain. Buah pemikiran mereka adalah sistem modular bernama Roxon, yang terdiri dari sejumlah komponen terpisah.

Komponen pertama dan yang paling esensial adalah casing. Casing protektif ini kompatibel dengan banyak model iPhone sekaligus, serta sejumlah model terbaru Samsung Galaxy S. Uniknya, saat menengok ke belakang casing, Anda akan menjumpai lubang berukuran cukup besar.

Lubang ini merupakan ‘rumah’ untuk komponen-komponen selanjutnya. Sejauh ini Vibes sudah menawarkan dua modul yang berbeda, yakni sebuah speaker Bluetooth dan power bank. Keduanya bisa ditancapkan secara bergantian ke belakang casing itu tadi.

Modul speaker-nya mengemas baterai yang bisa bertahan sampai sekitar 12 jam, serta dilengkapi mikrofon dan bodi yang tahan air secara keseluruhan. Modul power bank-nya sendiri diklaim memiliki kapasitas yang cukup untuk mengisi mayoritas smartphone sampai tiga kali berturut-turut, plus dibekali port micro USB seandainya pengguna juga ingin mengisi ulang perangkat lain.

Ke depannya, Vibes berencana merilis modul lain seperti proyektor dan drone (yang pastinya hanya memanfaatkan ponsel sebagai tempat lepas landas dan mendarat saja, bukan membawa terbang ponsel). Namun untuk sekarang, konsumen sudah bisa membeli Roxon seharga $25 untuk casing-nya, plus $115 untuk modul speaker Bluetooth dan $50 untuk power bank.

Sumber: Engadget dan Vibes Modular.