BeoSound Shape Adalah Speaker Berdesain Modular Sekaligus Dekorasi Ruangan yang Mewah

Speaker sebagai pelengkap dekorasi ruangan bukan lagi ide yang asing di telinga kita. Lihat saja Sonos Playbase atau B&O Beolit 17 sebagai contohnya. Yang tidak biasa adalah ketika speaker itu menjadi pusat perhatian utama dengan menghuni tembok di ruang keluarga.

Namun Bang & Olufsen percaya ide ini bisa diwujudkan. Pabrikan asal Denmark itu memperkenalkan BeoSound Shape, speaker wireless modular yang menjanjikan keseimbangan antara fungsi dan estetika. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, speaker ini memang berniat untuk menjadi pusat perhatian di ruangan.

Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen
Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen

B&O membebaskan kreativitas Anda yang bekerja dalam menyusun pola yang diinginkan. Jumlah modul minimal yang dibutuhkan adalah enam, tapi seandainya budget Anda tidak terbatas, jumlah modulnya pun juga bisa ikut tak terbatas, demikian klaim B&O.

Desain BeoSound Shape bisa dikustomisasi sesuai selera dan kebutuhan konsumen. Deretan kain penutup dalam beragam warna telah B&O sediakan, termasuk halnya kain wol mewah yang akan semakin menonjolkan aura premiumnya.

Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan ke ruangan apa saja / Bang & Olufsen
Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan dengan ruangan apa saja / Bang & Olufsen

Namun apalah arti desain yang cantik kalau kinerjanya jelek, mengingat Shape bagaimanapun juga tetap merupakan sebuah speaker? Untuk itu, tiap-tiap modulnya telah dibekali dengan peredam suara terintegrasi guna menyempurnakan akustika ruangan, dan desain modularnya sendiri bisa memberikan pengaruh besar pada soundstage.

Dari minimal enam modul yang terpasang, salah satunya merupakan modul BeoSound Core yang bertugas menjembatani antara speaker dan sumber audio; bisa melalui Bluetooth 4.1, AirPlay, DLNA, Chromecast atau Spotify Connect, dan B&O juga tak lupa menyematkan kapabilitas multi-room.

Speaker ini tidak untuk semua orang, apalagi mengingat banderol harga untuk konfigurasi paling standarnya dipatok £3.400 (± Rp 56,4 juta). B&O rencananya akan mulai memasarkannya pada bulan Agustus mendatang.

Sumber: Engadget dan B&O.

Kecil dan Imut-Imut, Speaker UE Wonderboom Janjikan Suara yang Menggelegar

Dari sekian banyak speaker Bluetooth yang ada di pasaran, Ultimate Ears Boom 2 pasti muncul sebagai salah satu alternatif terbaik yang direkomendasikan banyak orang. Namun kalau $199 terlalu mahal buat Anda, UE sekarang punya opsi lain yang lebih terjangkau bernama Wonderboom.

UE Wonderboom punya ukuran kira-kira setara dengan sebuah mug. Gaya desainnya tidak jauh-jauh dari lini UE Boom lainnya, akan tetapi di mata saya pribadi Wonderboom inilah yang kelihatan paling imut-imut.

Namun jangan sesekali tertipu oleh ukuran maupun harganya, demikian klaim yang dilontarkan UE. Wonderboom menjanjikan reproduksi suara yang jernih, ditemani oleh dentuman bass yang mantap sekaligus seimbang. Sama seperti kakak-kakaknya, Wonderboom siap menyebarkan suara secara 360 derajat.

Enam pilihan warna yang tersedia untuk UE Wonderboom / Ultimate Ears
Enam pilihan warna yang tersedia untuk UE Wonderboom / Ultimate Ears

Secara fisik UE Wonderboom juga tidak kalah dari kakak-kakaknya yang berukuran lebih besar. Bodinya tahan air dengan sertifikasi IPX7, siap Anda ajak berbasah-basahan selama 30 meter di kedalaman satu meter. Kolam renang Anda cukup dalam? Jangan khawatir, sebab Wonderboom akan mengapung dengan sendirinya.

Pengoperasiannya cuma mengandalkan satu tombol saja, baik untuk play, pause, skip maupun untuk menyambungkan dua speaker Wonderboom sekaligus. Baterainya diperkirakan dapat bertahan selama 10 jam nonstop, sedangkan jangkauan maksimum koneksi Bluetooth-nya mencapai 30 meter.

UE Wonderboom bakal menyambangi pasar Asia mulai Mei mendatang, dengan banderol harga $99 saja. Pilihan warna yang ditawarkan ada enam: abu-abu, hitam, merah, biru, pink dan ungu.

Sumber: Logitech.

Urbanears Ramaikan Pasar Speaker Wireless Lewat Sepasang Speaker Berteknologi Multi-Room

Pabrikan headphone asal Swedia, Urbanears, mulai berani keluar dari zona nyamannya dengan memperluas portofolio produknya ke segmen speaker wireless. Hal ini tampaknya sedang ngetren di kalangan produsen headphone, dimana V-MODA belum lama ini juga memperkenalkan speaker Bluetooth perdananya.

Berbeda dari V-MODA, Urbanears memilih untuk memperkenalkan dua speaker sekaligus, yakni Stammen dan Baggen. Keduanya cukup identik soal desain – simpel namun tetap stylish – hanya saja Baggen memiliki ukuran yang lebih besar.

Keduanya merupakan bagian dari lini Urbanears Connected Speakers, yang sejatinya bisa menjadi indikator terkait konektivitasnya yang melimpah. Tidak hanya Bluetooth, Urbanears juga telah mengintegrasikan dukungan AirPlay, Chromecast dan Spotify Connect pada kedua speaker ini. Lebih lanjut, teknologi multi-room memungkinkan pengguna untuk menghubungkan hingga lima speaker Stammen atau Baggen.

Baik Urbanears Stammen maupun Baggen sama-sama memiliki sepasang kenop fisik yang terinspirasi radio lawas / Urbanears
Baik Urbanears Stammen maupun Baggen sama-sama memiliki sepasang kenop fisik yang terinspirasi radio lawas / Urbanears

Pengoperasiannya sendiri mengandalkan sepasang kenop yang terinspirasi oleh radio lawas. Kenop yang pertama untuk menyesuaikan volume, sedangkan kenop yang kedua untuk mengganti mode antara Bluetooth, Wi-Fi atau aux 3,5 mm. Kenop yang kedua ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengakses hingga tujuh playlist Spotify Connect.

Meski luarnya mirip, jeroan Stammen dan Baggen cukup berbeda. Stammen mengemas sepasang tweeter dan subwoofer, sedangkan Baggen yang berukuran lebih besar menukar tweeter tersebut dengan sepasang driver full-range. Keduanya dikembangkan dengan bantuan dari Marshall, yang bisa dibilang masih ‘berbau’ saudara dengan Urbanears di bawah perusahaan induk Zound Industries.

Urbanears Stammen dan Baggen bakal dipasarkan mulai tanggal 30 Maret, masing-masing seharga $350 dan $450. Keduanya sama-sama ditawarkan dalam enam pilihan warna: pink, hitam, hijau, abu-abu, oranye dan biru.

Sumber: The Verge dan Urbanears.

V-MODA Luncurkan Speaker Bluetooth Perdananya

V-MODA, brand yang dikenal akan deretan headphone-nya yang stylish sekaligus tahan banting, kini melebarkan sayapnya ke ranah speaker Bluetooth. Produk perdananya untuk segmen ini adalah Remix, yang sekali lagi juga mengedepankan keseimbangan antara desain dan performa.

Di balik bodi berbalut aluminium atau kulitnya, tertanam sepasang driver serta sebuah passive bass reflector. Kombinasi ini diklaim tak hanya sanggup menyajikan kualitas suara yang jernih, mendetail dan akurat, tetapi turut dibarengi oleh dentuman bass yang mantap – berdasarkan pengalaman pribadi, headphone V-MODA tergolong juara dalam hal reproduksi bass.

Fitur lain yang membuatnya unik dibanding speaker Bluetooth lain adalah integrasi headphone amplifier. Jadi untuk pengguna yang memiliki headphone kelas high-end, Remix bisa dimanfaatkan untuk menghantarkan daya yang cukup guna memaksimalkan headphone tersebut – menurut V-MODA sendiri, kinerjanya tak kalah dari headphone amplifier terpisah seharga $200 atau lebih.

Panel kontrol V-MODA Remix terdapat di bagian atas dan mencakup sebuah tombol multifungsi / V-MODA
Panel kontrol V-MODA Remix terdapat di bagian atas dan mencakup sebuah tombol multifungsi / V-MODA

Panel kontrolnya terdapat di bagian atas. Remix juga dibekali mikrofon built-in, dan ia bisa disambungkan dengan speaker Amazon Echo Dot sehingga Anda bisa berinteraksi dengan asisten virtual Amazon Alexa di ruangan yang lain. Tidak kalah menarik adalah kemampuan Remix untuk disambungkan dengan unit Remix lain dalam jumlah tak terbatas.

V-MODA menyematkan baterai berkapasitas 3.400 mAh ke dalam Remix, dengan estimasi daya tahan sekitar 10 jam. Sebagai produk yang dirilis di tahun 2017, sudah sewajarnya apabila charging-nya mengandalkan port USB-C.

V-MODA Remix saat ini telah dipasarkan seharga $300. V-MODA turut menawarkan deretan aksesori opsional yang dibuat menggunakan teknik 3D printing dengan rentang harga $40 – $370.000 – Anda tidak salah baca, karena aksesori dengan harga selangit ini terbuat dari bahan platinum asli.

Sumber: The Verge dan V-MODA.

Sonos Playbase Adalah Speaker Sekaligus Dudukan TV yang Amat Premium

Meskipun mahal, Sonos Playbar merupakan salah satu soundbar terbaik yang bisa Anda beli saat ini. Yang menjadi masalah, tidak semua orang memiliki TV yang di-mount ke tembok. Pada kenyataannya, sekitar 70 persen konsumen yang memiliki TV hanya menempatkannya di atas kabinet begitu saja. Bagi mereka, soundbar tentunya bukan solusi audio yang ideal.

Untuk itu, Sonos telah menyiapkan alternatifnya. Didapuk Sonos Playbase, ini bukanlah suksesor dari Playbar yang dirilis pada tahun 2013 silam. Playbase pada prinsipnya merupakan speaker sekaligus dudukan untuk TV. Jadi seandainya Anda memiliki TV yang di-mount ke tembok, Playbar masih merupakan pilihan yang lebih ideal.

Speaker grille Sonos Playbase terdiri dari 43.000 lubang individual / Sonos
Speaker grille Sonos Playbase terdiri dari 43.000 lubang individual / Sonos

Sebagai dudukan TV, Playbase harus memiliki bodi yang tangguh. Sonos mengklaim bodi polycarbonate-nya sanggup mengusung TV hingga yang berbobot 34 kg selama bertahun-tahun. Jadi kalau dudukan TV Anda berada di tengah, jangan ragu untuk menempatkannya tepat di atas Playbase, kira-kira demikian pesan yang ingin disampaikan Sonos.

Bodi yang pipih dengan tinggi hanya 5,8 cm memungkinkan Playbase untuk diselipkan ke bawah TV seandainya TV itu memiliki sepasang kaki di kiri-kanannya. Playbase mengandalkan kontrol sentuh seperti Play:5, sedangkan konektivitasnya hanya mencakup Ethernet dan optical audio, yang keduanya diposisikan di belakang bersama colokan power.

Sonos mengaku merancang Playbase berdasarkan input dari engineer studio musik sekaligus komposer musik untuk film / Sonos
Sonos mengaku merancang Playbase berdasarkan input dari engineer studio musik sekaligus komposer musik untuk film / Sonos

Walaupun dimaksudkan untuk disandingkan bersama TV, Playbase diyakini tetap ideal untuk mendengarkan musik. Total ada 10 unit driver yang dibenamkan ke tubuhnya: 6 di antaranya adalah driver mid-range, 3 tweeter dan 1 subwoofer. Anda pun juga bisa mengikutkan Playbase dalam setup multi-room yang Anda miliki, atau sekadar membentuk konfigurasi surround dengan bantuan sejumlah speaker Play:1 dan Sonos Sub.

Belum diketahui kapan Sonos akan mulai memasarkan Playbase secara luas, akan tetapi pengguna produk Sonos sudah bisa melakukan pre-order mulai sekarang. Harganya dipatok $699, sama persis seperti Playbar.

Sumber: The Verge dan Sonos.

B&O Ungkap Speaker Bluetooth Baru, Beolit 17

Didirikan pada tahun 1925, Bang & Olufsen merupakan salah satu pabrikan audio tertua yang masih besar namanya hingga sekarang. Di tahun 2012, perusahaan asal Denmark itu memutuskan kalau sudah waktunya bagi mereka untuk lebih berfokus pada generasi modern, dan dari situ lahirlah divisi B&O Play.

Salah satu produk pertama B&O Play adalah Beolit 12, sebuah speaker Bluetooth dengan desain mirip kotak makan siang yang sangat ikonik. Tiga tahun setelahnya, mereka merilis suksesornya, Beolit 15, yang mempertahankan desainnya namun di saat yang sama juga membenahi performanya. Tahun ini, mereka sudah siap dengan penerus barunya lagi, Beolit 17.

Tidak ada lagi kompartemen kabel pada Beolit 17; charging-nya kini mengandalkan USB-C / B&O Play
Tidak ada lagi kompartemen kabel pada Beolit 17; charging-nya kini mengandalkan USB-C / B&O Play

B&O sepertinya tidak mau merusak apa yang sudah bisa dikatakan sempurna. Desain Beolit 17 hampir tidak berubah jika dibandingkan kedua pendahulunya, hanya saja B&O telah merancang ulang speaker grille berbahan aluminium-nya sekaligus meniadakan kompartemen khusus untuk menyimpan kabel charger.

Hasilnya, suara yang direproduksi diyakini jauh lebih baik lagi ketimbang Beolit 15, meskipun secara teknis amplifier yang digunakan masih sama, dengan daya total 240 watt. Terlepas dari dimensi Beolit 17 yang masih tergolong ringkas, B&O cukup yakin speaker ini sanggup mengisi satu ruangan besar dengan alunan musik yang merdu.

Lalu kalau tidak ada lagi kompartemen kabel, charging-nya bagaimana? Tenang, Beolit 17 telah mengadopsi teknologi yang sekiranya sudah menjadi standar di tahun 2017 ini, yaitu USB-C, yang berarti Anda juga bisa memakai charger-nya untuk mengisi ulang smartphone. Baterainya sendiri diperkirakan mampu bertahan sampai 24 jam, dan proses charging-nya tidak memakan waktu lebih dari 2,5 jam.

Tombol yang paling atas dapat diprogram dengan empat fungsi yang berbeda / B&O Play
Tombol yang paling atas dapat diprogram dengan empat fungsi yang berbeda / B&O Play

Pembaruan lain yang diusung Beolit 17 adalah sebuah tombol multifungsi yang dapat diprogram lewat Beoplay App. Tombol ini bisa dimanfaatkan untuk mematikan fitur alarm, memutar lagu terakhir yang dimainkan di Spotify, play/pause dan skip track, serta untuk memilih preset equalizer. Konektivitasnya sendiri mengandalkan Bluetooth 4.2, dan pengguna dapat menyambungkan dua unit Beolit 17 guna mendapatkan konfigurasi stereo.

Beolit 17 saat ini sudah dipasarkan seharga $499. Wajar apabila banderolnya tergolong premium, wong handle-nya saja terbuat dari kulit asli pilihan.

Sumber: Bang & Olufsen.

Rockit Log Ialah Speaker Audiophile dari Potongan Kayu Rancangan Mantan Pesepak Bola Jay DeMerit

Beats by Dr. Dre, Soul by Ludicrous, House of Marley, hingga kolaborasi Jay-Z bersama Skullcandy, produk-produk audio yang didukung oleh nama selebriti di belakangnya bukanlah hal baru. Metode ini terbukti ampuh dalam mendongkrak penjualan, padahal jika kita teliti, masih banyak perangkat alternatif berperforma serupa yang ditawarkan di harga lebih terjangkau.

Diperkenalkan di situs Kickstarter, Rockit Log sekilas mengusung teknik pemasaran serupa brand-brand ternama di atas. Di sana, Rockit Log dideskripsikan sebagai speaker audiophile berbahan kayu rancangan mantan kapten tim sepa bola Vancouver Whitecaps FC, Jay DeMerit. Bahan kayu tersebut diambil dari bekas potongan-potongan pohon, dipilih secara seksama buat menghasilkan suara berkualitas.

Rockit Log 3

Faktanya, Rockit Log bukanlah sekedar produk audio ‘bersenjata’ ketenaran nama selebriti. Sebelum memulai kariernya sebagai pesepak bola, DeMerit adalah seorang mahasiswa jurusan desain produk industri di University of Illinois, Chicago.

Karena masing-masing bahannya berbeda, tak ada speaker Rockit Log yang sama, masing-masing merupakan produk unik. DeMerit dan timnya memilih bahan kayu cedar, fir dan hemlock bermutu yang jatuh atau ditinggalkan. Selanjutnya, bahan-bahan itu diolah dan dirancang untuk memproduksi nada lembut – produsen mengklaim profil suara dari Rockit Legs berbeda dari speaker wireless lain. Ketiga jenis kayu tersebut umumnya juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan gitar dan biola.

Rockit Log 2

Penampilan Rockit Log sangat menarik. Cone diposisikan di tengah-tengah kayu, diameternya kurang lebih 30cm. Desainer membubuhkan pegangan di sisi atasnya dan stand agar speaker bisa berdiri tegak, meski ia tidak betul-betul ‘portable‘ karena bobotnya mencapai 5kg. Di sisi positifnya, ketika speaker wireless lain memiliki output antara 1- sampai 5-Watt, Rockit Log menghidangkan suara berkekuatan 60-Watt. Unit baterai lithium ion di dalam sendiri siap menyajikan musik selama 10 jam non-stop, dapat diisi ulang lewat port USB.

Rockit Log

Proses pemakaiannya simpel, tanpa memerlukan setup. Anda bisa segera menyambungkannya ke music player via Bluetooth atau tinggal mencolokkan kabel AUX dari audio system ke speaker. Semua konektivitas fisik (USB, AUX 3,5mm, power) dan tombol navigasi (power, volume) dapat Anda temukan di sisi belakang. Selain itu, Rockit Log juga dibekali fitur NFC.

Saat ini DeMerit dan tim masih melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Kickstarter. Mereka membutuhkan modal US$ 50 ribu untuk mulai memproduksi Rockit Log, rencananya akan dijajakan di harga retail US$ 400. Khusus para backer, speaker bisa dimiliki dengan mengeluarkan uang US$ 200 saja.

Mattel Ciptakan Speaker Bertenaga Kecerdasan Buatan untuk Anak-Anak

Di titik ini Anda pastinya sudah tidak bisa meragukan popularitas speaker bertenaga kecerdasan buatan (AI) macam Amazon Echo dan Google Home. Ke depannya pabrikan-pabrikan lain pasti menyusul, tapi sebelum itu, ada Mattel yang lebih dulu memperkenalkan speaker serupa khusus untuk anak-anak.

Dijuluki Aristotle, ia merupakan perpaduan sebuah speaker Bluetooth dan kamera. Misi utama yang diusungnya adalah menjadi pengawas bayi sekaligus teman bermain dan belajar anak-anak. Ia dapat mengenali anak yang berbeda berdasarkan suaranya, memberikan instruksi sekaligus berinteraksi dengan mereka.

Aristotle ditenagai oleh tiga AI yang berbeda: buatan Mattel sendiri, Microsoft Cognitive Services (dan tidak lama lagi Cortana), dan buatan perusahaan bernama Silk Labs. Nama Aristotle sendiri mengindikasikan kalau ia mempunyai karakter bijaksana seperti sang filsuf asal Yunani yang menginspirasi namanya.

Aristotle memadukan AI, computer vision, voice recognition dan otomatisasi sehari-harinya. Contoh, saat ia mendeteksi bayi yang menangis, ia dapat mengirimkan notifikasi ke orang tua atau memutar lagu tidur dengan sendirinya. Semua ini bisa diatur melalui aplikasi pendampingnya di ponsel.

Dihadapkan dengan balita, Aristotle akan memfasilitasi mereka dalam mempelajari alfabet maupun membacakan cerita. Kepada anak yang lebih besar lagi, Aristotle akan membantu mereka dalam mengerjakan PR maupun menyajikan hiburan. Terakhir, bersama para remaja, Aristotle bisa melakukan interaksi yang lebih kompleks sekaligus mendampingi mereka belajar bahasa asing.

Dalam mengembangkan Aristotle, Mattel tidak mau setengah-setengah dalam hal keamanan dan privasi. Semua data yang masuk dan keluar akan dienkripsi, dan untuk mencegah serangan DDoS atau ancaman lain dari para hacker, pengguna harus melakukan pairing manual setiap kali hendak menyambungkan ponsel dengan Aristotle.

Sejatinya ada banyak sekali yang bisa dilakukan Mattel Aristotle, termasuk mengontrol perangkat smart home atau IoT yang kompatibel. Perangkat ini rencananya akan dipasarkan mulai musim panas mendatang seharga $299.

Sumber: PC World dan PR Newswire.

Bertubuh Mungil, Cisor Suguhkan Suara 10 Kali Lebih Bertenaga Dari Speaker Portable Lain

Speaker portable lahir karena meningkatnya permintaan konsumen terhadap perangkat musik buat digunakan di luar ruangan atau untuk menemani mereka dalam perjalanan. Demi memenuhinya, produk umumnya didesain agar bertubuh mungil dan beberapa dari mereka juga dibekali fitur-anti air. Tapi tak bisa dipungkiri, volume tubuh seringkali memengaruhi performa.

Kendala inilah yang kabarnya berhasil disingkirkan oleh Damson Audio. Beberapa tahun silam, perusahaan asal Yorkshire itu mengajukan sebuah terobosan di ranah suara lewat produk bernama Cisor. Orang-orang yang telah menjajalnya mengakui bahwa Cisor merupakan salah satu speaker portable terbaik. Bermaksud menyajikannya ke lebih banyak orang, kali ini developer menggunakan platform crowdfunding buat memasarkannya.

Sistem yang diusung perangkat ini membuatnya berbeda dari speaker portable lain. Ketika speaker tradisional mengandalkan cone buat mengubah gelombang jadi suara sehingga bisa didengar telinga kita, Cisor memanfaatkan teknologi incisor diffusion, yaitu menggunakan permukaan benda sebagai ‘cone‘. Lewat teknik tersebut, Cisor mampu menghidangkan jangkauan suara sangat luas, dari mulai serendah 30Hz (efeknya ialah bass yang dalam) hingga setinggi 15KHz.

Damson Cisor 1

Efek lainnya adalah, Cisor mampu menyuguhkan suara lebih kuat sepuluh kali lipat dibanding device sekelas. Kombinasi dari dua unit sanggup mengisi ruang seluas 42 meter persegi dengan suara stereo. Tambatkan ia di kaca mobil via mount, maka seluruh kendaraan Anda berubah jadi speaker berjalan – suaranya terdengar baik di sisi luar maupun dalam. Menariknya lagi, permukaan berbeda (misalnya kaca, kayu dan logam) menghidangkan karakteristik bunyi yang distingtif pula.

Damson Cisor 2

Alasan Damson susah-susah mengadopsi teknologi ini adalah keterbatasan speaker portable biasa dalam menyajikan bass dan nada tinggi. Itu sebabnya sistem Hi-Fi memanfaatkan unit subwoofer terpisah. Walaupun solusi ini diandalkan banyak produsen, pemakaian terus-menerus membuat cone kehilangan kemampuan amplifikasinya. Akibatnya, kualitas musik lama-kelamaan jadi berkurang.

Teknologi incisor diffusion Damson di Cisor menggantikan peran kumparan yang tertambat di magnet pada speaker tradisional, bertugas ‘mengarahkan’ frekuensi ke area bawah menuju permukaan. Selanjutnya, gelombang disebar di sana.

Cisor mempunyai tubuh berbentuk tabung yang tersusun atas kombinasi material aluminium, silikon serta ABS, dengan dimensi 78×58-milimeter dan bobot 320g. Baterai build-in di sana memberikan waktu playback hingga enam jam, bisa diisi ulang via port USB type-C.

Damson Cisor bisa Anda beli seharga mulai dari US$ 50 di Indie Gogo (bundel bersama mount dijajakan di US$ 70).

Tiga Speaker Portable Ultimate Ears Ini Akhirnya Tiba Resmi di Indonesia

Ultimate Ears merupakan nama yang berjasa menciptakan pasar in-ear monitor, hingga akhirnya populer di kalangan musisi ternama. Kira-kira lima tahun setelah diakuisisi Logitech, sang produsen perangkat audio Amerika itu mulai menapaki ranah portable speaker dengan memperkenalkan lini produk UE Boom. Dan dalam waktu singkat, namanya semakin digandrungi konsumen.

Mungkin Anda sudah mendengar banyak hal positif mengenai UE Boom: desain industrial, output suara yang lantang sehingga cocok dipakai di luar ruangan, baterai tahan lama, kedap air, serta adanya fitur speakerphone. Dan terhitung mulai tanggal 27 Desember 2016, konsumen Indonesia sudah bisa memiliki tiga varian teranyar speaker Bluetooth Ultimate Ears secara resmi. Mereka adalah: UE Megaboom, UE Boom 2, dan UE Roll 2.

UE Roll 2

UE Roll 2

Bisa digantung di ransel, ikat pinggang, sepeda, serta dibawa berenang (berkat unit pelampung), memastikan Anda dapat selalu menikmati musik-musik favorit di manapun berada. Walau bertubuh mungil (dan bobotnya hanya 226-gram saja), Roll 2 sanggup menghidangkan suara yang lantang, kabarnya 15 persen lebih bertenaga dari model sebelumnya. Produsen tak lupa meng-upgrade performa sambungan wireless-nya – versi baru ini bisa terkoneksi ke perangkat pemutar musik sampai jarak 30-meter.

UE Boom 2

UE Boom 2

Merupakan speaker nirkabel 360 derajat. Jangan biarkan penampilan mirip kaleng minuman sodanya mengelabui Anda, Boom 2 sanggup menyajikan audio membahana dipadu bass yang menendang, sengaja didesain untuk dipakai di berbagai keadaan – lembab, basah, berlumpur, serta sanggup menahan guncangan. Seperti Roll 2, Boom 2 telah mendapatkan upgrade. Pertama, speaker bisa terpisah dari smartphone sampai jarak maksimal 30m, lalu kinerja output-nya diklaim 25 persen lebih tinggi dari generasi pertama, kemudian baterainya bisa bertahan hingga 15 jam.

UE Megaboom

UE Megaboom

Ukurannya sedikit lebih besar dari Boom dengan lompatan performa lebih tinggi. Bobotnya kurang dari 907-gram, masih tergolong ringan untuk dibawa-bawa. Berbicara aspek teknis, Megaboom mampu menyuguhkan audio 90dBA, dibekali dua driver 2-inci, dipadu sepasang radiator pasif 2-inci dan empat buah radiator pasif 4-inci; lalu baterai Lithium-Ion di dalam dapat menjaga speaker portable ini tetap aktif hingga 20-jam penggunaan. Oh satu hal lagi: Megaboom bahkan bisa ‘menyelam’ selama setengah jam di kedalaman maksimal 1-meter.

Ultimate Ears juga punya sebuah trik lagi: via app companion di Android atau iOS, Anda dipersilakan menggabungkan maksimal 200 unit speaker Boom 2, Boom dan Megaboom untuk memutar musik dari smartphone.

Harga masing-masing produk bisa Anda lihat di bawah:

  • UE Roll 2 – Rp 1,9 juta
  • UE Boom 2 – Rp 3,4 juta
  • UE Megaboom – Rp 4,5 juta