Spotify Akan Hapus Akun Pengguna yang Memasang Aplikasi Pemblokir Iklan?

Kepikiran untuk memasang pemblokir iklan (ad blocker) supaya tidak lagi diganggu iklan ketika menikmati musik-musik terbaru di Spotify versi gratisan? Idenya kreatif, tapi coba pikirkan lagi ya.

Pasalnya, dalam laporan terbaru Spotify menambahkan aturan baru terhadap pemblokir iklan dalam pembaruan Ketentuan Layanan via GSMArena yang telah direvisi. Dalam aturan terbaru tersebut, melarang aktivitas “menghindari atau memblokir iklan di layanan Spotify, atau membuat atau mendistribusikan alat yang dirancang untuk memblokir iklan di Spotify.”

screenshot-www.spotify.com-2019-02-11-14-10-23

Tak sulit untuk menjawab mengapa Spotify mulai serius memperhatikan persoalan ini. Sebab, iklan merupakan salah satu sumber pemasukan untuk terus bertahan menghadirkan layanan terbaik bagi penggunanya. Bukan yang utama, tapi di kuartal keempat tahun 2018 lalu tak kurang dari $199 juta masuk ke kantong Spotify dari pendapatan iklan. Jadi, yap ini adalah sumber uang yang cukup besar.

Untuk mensosialisasikan aturan baru ini, Spotify dilaporkan bakal mengirimkan email kepada pengguna yang isinya berupa pemberitahuan bahwa pedoman penggunanya telah direvisi yang secara khusus mempertegas kembali bahwa semua jenis pemblokir iklan, bot, dan kegiatan curang dengan tegas tidak lagi diizinkan.

Sampai hari ini aturan baru tersebut belum efektif diberlakukan. Tapi mulai 1 Maret mendatang, bagi Anda yang masih menggunakan aplikasi pemblokir iklan, sebaiknya mulai berpikir untuk mencopot aplikasi dari perangkat jika tak ingin kehilangan akun Spotify Anda.

Baru-baru ini Spotify juga merilis laporan tahunan untuk kuartal keempat periode 2018, di mana mereka sukses mengantongi 207 juta pengguna aktif di mana 96 juta di antaranya merogoh kocek untuk menjadi pelanggan berbayar.

Spotify Premium sendiri dibanderol $10 per bulan. Namun, ada beberapa cara untuk mendapatkan layanan Premium dengan harga yang lebih terjangkau, misalnya menggunakan promo diskon untuk siswa, paket keluarga, dan penawaran khusus melalui perusahaan mitra.

Sumber gambar header Pixabay.

Untuk Pertama Kalinya, Spotify Sukses Catatkan Laba Operasional

Kuartal keempat tahun 2018 tampaknya menjadi kuartal terbaik bagi Spotify. Pasalnya, dalam laporan resmi yang dipublikasikan baru-baru ini, layanan streaming musik asal Swedia itu akhirnya berhasil membukukan laba operasional untuk pertama kalinya setelah 13 tahun berkiprah. Prestasi ini dibarengi dengan tambahan 9 juta pelanggan premium selama empat bulan terakhir, 16 juta tambahan pengguna aktif dan perluasan pasar ke 13 negara baru yang menempatkan dirinya sebagai penguasa industri streaming musik.

Dalam laporan tersebut Spotify mengumumkan pencapaian 207 juta pengguna aktif di mana 96 juta di antaranya merogoh kocek untuk menjadi pelanggan berbayar. Peningkatan 9 juta pelanggan premium ini turut menentukan neraca laba operasional perusahaan yang akhirnya menunjukkan angka positif sebesar €94 juta ($107 juta). Tentu saja pergerakan saham menjadi salah satu faktor yang cukup berperan dalam pencapaian menggembirakan ini.

Spotify_EarningsReport_1920x1080_DataGraph-1100x1238

Pertumbuhan positif pengguna Spotify sebesar 8% dari 191 juta di kuartal ketiga juga terbantu oleh naiknya tingkat retensi dan meluasnya ekspansi layanan ke wilayah Amerika Latin dan negara-negara berkembang lainnya. Jumlah pengguna berbayar Spotify sendiri naik sebesar 11% dari 87 juta pengguna di kuartal sebelumnya. Kini, dengan 78 negara yang berhasil dijangkau, Spotify tengah menjejaki jalan mulus dan masa depan yang cerah.

Secara keseluruhan, pencapaian Spotify di kuartal keempat 2018 adalah yang terbaik yang pernah mereka bukukan. Semua indikator menunjukkan pergerakan positif. Selain jumlah pengguna aktif dan berbayar, Spotify juga meraup pundi-pundi uang dari iklan yang mencapai $199 juta, naik 34% dibandingkan kuartal ketiga lalu. Iklan format audio dan video tumbuh lebih dari 40 persen pada Q4 setelah adanya perubahan kebijakan harga yang mereka terapkan.

Statistik lain yang juga cukup menarik adalah jumlah artis dan kreator yang tergabung dalam Spotify for Artist telah menyentuh angka 300 ribu yang diyakini akan terus bertambah. Spotify for Artist adalah platform baru yang memudahkan artis mengelola dan memantau analitik pendengar dan lagu kreasi mereka. Masih berlabel beta, Spotify for Artist akan menjadi salah satu prioritas perusahaan di tahun 2019 ini.

Tapi ada hal lain yang tak kalah menarik di sela-sela laporan di atas. Spotify menunjukkan keseriusannya menggarap industri podcast dengan mengumumkan akuisisi baru terhadap dua startup podcast, Gimlet dan Achor dengan nilai $400 dan $500 juta.

Ke depan, Spotify diproyeksikan bakal memperoleh 100 juta pelanggan berbayar pada kuartal Maret dan menyentuh angka 127 juta hingga penghujung tahun 2019.

Sumber berita Spotify.

Spotify Berinvestasi di Industri Podcast Demi Mewujudkan Visinya Menjadi Platform Audio Terbesar

Selama bertahun-tahun kita mengenal Spotify sebagai sebuah platform streaming musik. Namun di tahun 2019 ini, perusahaan asal Swedia itu ingin dipandang sebagai platform audio. Audio di sini maksudnya bukan sebatas musik saja, tapi juga termasuk podcast.

Visi ini mereka buktikan lewat akuisisi atas jaringan podcast Gimlet Media senilai sekitar $230 juta, sekaligus platform podcasting yang cukup populer, Anchor. Dan Spotify rupanya masih belum mau berhenti berinvestasi di industri podcast, mereka bahkan telah menyiapkan dana akuisisi sekitar $500 juta lagi untuk tahun ini.

Akuisisi atas Gimlet Media dan Anchor saja sebenarnya sudah cukup untuk membantu mendongkrak peran Spotify di industri podcast. Gimlet Media yang pada dasarnya merupakan kumpulan kreator podcast dapat membantu melengkapkan katalog Spotify, sedangkan Anchor selaku platform gratisan dapat membantu menarik minat kreator-kreator baru untuk mendistribusikan karyanya di Spotify.

Pencapaian Spotify di industri podcast sebenarnya sudah cukup gemilang. Menurut CEO-nya, Daniel Ek, dalam kurun waktu dua tahun saja, Spotify sudah berhasil menjadi platform podcast terbesar kedua di dunia (di belakang Apple kalau menurut Recode). Ke depannya, diestimasikan 20% dari total waktu penggunaan Spotify bakal dihabiskan untuk konten podcast.

Dibandingkan industri musik, skala industri podcast jelas jauh lebih kecil. Namun itu juga berarti modal yang harus dikeluarkan Spotify di industri podcast lebih kecil ketimbang di industri musik. Seperti yang kita tahu selama ini, Spotify harus merugi selama bertahun-tahun akibat biaya lisensi ke label musik yang sangat besar.

Modal tidak terlalu besar tapi tetap bisa membantu menumbuhkan user base, inilah yang sejatinya diincar oleh Spotify dari langkah strategisnya. Industri podcast sendiri terus bertumbuh setiap tahunnya, dan Spotify pada dasarnya tidak ingin melewatkan momentum emas ini.

Sumber: Recode dan Spotify.

Pemutar Musik Mobil Spotify Kabarnya Siap Dipasarkan Tahun Ini

April tahun lalu, beredar kabar bahwa Spotify sedang bersiap untuk merilis hardware perdananya, yakni sebuah pemutar musik untuk ditempatkan di dashboard mobil. Eksistensinya hingga kini masih dipertanyakan, namun laporan terbaru dari Financial Times mengatakan bahwa Spotify bakal meluncurkannya dalam beberapa bulan ke depan seharga $100.

Laporan ini turut didukung oleh kabar bahwa Spotify sempat mendaftarkan diri ke Federal Communications Commision (FCC) di Amerika Serikat, yang merupakan salah satu prasyarat bagi perusahaan untuk bisa memasarkan perangkat dengan konektivitas wireless di Negeri Paman Sam.

Tidak ketinggalan juga adalah sedikit detail tambahan mengenai perangkat ini. Sebelumnya, perangkat diberitakan bakal membawa dukungan perintah suara, namun laporan terbarunya mengatakan bahwa perangkat juga akan dilengkapi sebuah tombol yang berfungsi untuk mengakses playlist favorit secara instan.

Soal konektivitas, perangkat dapat menyambung ke sistem audio mobil via Bluetooth. Jadi selain berperan sebagai alternatif head unit mahal, perangkat ini sebenarnya punya fungsi utama memberikan akses tercepat ke Spotify ketika berada di dalam mobil, tidak peduli secanggih apa head unit yang digunakan.

Spotify belakangan ini memang tampak cukup berfokus untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para pengguna yang mengaksesnya dari dalam mobil. Mereka baru-baru ini meluncurkan mode Car View pada aplikasi Android-nya, dan hardware ini pada dasarnya bisa dilihat sebagai kulminasi dari seluruh upaya mereka.

Sumber: Engadget.

Spotify Uji Fitur untuk Menambahkan Lagu yang Tersimpan di Perangkat Android

Selengkap apapun katalog musik Spotify, tentu masih ada banyak lagu-lagu yang terlewatkan. Untuk menikmati lagu-lagu tersebut, otomatis Anda harus beralih ke tempat lain. Semisal Anda memang pernah membeli versi digitalnya, ya Anda harus menggunakan pemutar musik bawaan ponsel untuk mendengarkannya.

Alangkah baiknya seumpama lagu tersebut bisa dimasukkan ke dalam playlist Spotify bikinan sendiri, sehingga kita tidak perlu berganti-ganti aplikasi demi mendengarkan lagu tertentu. Kabar baiknya, Spotify tengah menguji fitur yang memungkinkan kita untuk meng-import koleksi lagu yang tersimpan di perangkat.

Kabar ini didapat dari temuan seorang developer muda, Jane Manchun Wong, yang belum lama ini juga sempat mengungkap fitur baru yang tengah diuji Facebook. Dari screenshot yang dibagikannya ke Twitter, fitur import ini bisa diakses dari menu pengaturan aplikasi Spotify.

Jane juga secara eksplisit menyebut “Android”, menandakan bahwa fitur ini sepertinya tidak akan tersedia di iOS, apalagi mengingat iOS dari dulu memang lebih tertutup terkait integrasi-integrasi semacam ini.

Spotify saved for later podcast

Temuan lain Jane juga menunjukkan Spotify sedang menguji fitur penyimpanan untuk podcast, sehingga pengguna bisa dengan mudah mendengarkan episode yang sempat terlewatkannya. Belum lama ini Spotify sempat meluncurkan program khusus untuk kreator podcast, jadi wajar apabila mereka terus membenahi aplikasinya agar lebih bisa memenuhi kebutuhan konsumen podcast.

Selebihnya, masih ada sejumlah fitur lain yang tengah diuji, tapi mayoritas adalah penyempurnaan tampilan. Berhubung tidak ada konfirmasi sama sekali dari Spotify, belum ada yang tahu kapan fitur-fitur baru ini bakal dirilis ke publik.

Sumber: Android and Me.

Aplikasi Spotify untuk Apple Watch Resmi Meluncur

Setelah dinantikan sejak lama, Spotify akhirnya secara resmi merilis aplikasinya untuk Apple Watch. Aplikasi ini kabarnya sudah digodok sejak tahun lalu, tepatnya sejak Spotify memutuskan untuk merekrut Andrew Chang, developer di balik aplikasi non-resmi bernama Spotty.

Nyaris semua fitur yang tersedia di aplikasi Spotify untuk iOS juga tersedia di sini, termasuk halnya akses ke Spotify Connect, sehingga pengguna bisa menjadikan Apple Watch-nya sebagai remote control atas musik yang tengah diputar di sebuah speaker yang tersambung ke jaringan Wi-Fi yang sama.

Kontrol playback bisa langsung diakses dari watch face. Yang absen untuk sementara ini adalah dukungan pemutaran musik maupun podcast secara offline bagi para pelanggan Spotify Premium. Jangan khawatir, Spotify sudah berjanji untuk menghadirkannya, tapi tidak sekarang.

Ketika dukungan tersebut sudah tiba nanti, Apple Watch dan Spotify tentunya bakal menjadi kombinasi yang sangat ideal buat mereka yang rutin berolahraga. Untuk mendapatkan aplikasinya, pengguna wajib mengunduh versi terbaru Spotify di iPhone terlebih dulu, yakni versi 8.4.79 yang tengah diluncurkan secara bertahap dalam minggu ini.

Sumber: Spotify.

Spotify Connect Kini Juga Tersedia untuk Pelanggan Gratisan

Apple punya AirPlay, Spotify punya Spotify Connect. Selama Anda memiliki speaker yang dapat tersambung ke jaringan Wi-Fi, Anda bisa menikmati sesi streaming musik yang lebih superior ketimbang mengandalkan sambungan Bluetooth biasa.

Selain kualitas suaranya lebih bagus, panggilan telepon tidak akan mengganggu jalannya musik, dan yang terpenting, baterai ponsel jadi tidak cepat bocor. Masalahnya, tidak semua orang bisa menikmati kepraktisan yang ditawarkan Spotify Connect.

Syarat yang paling utama, pengguna diharuskan berlangganan Spotify Premium. Beruntung Spotify berbaik hati dan memutuskan untuk mengubah kebijakan tersebut. Mulai sekarang, pengguna Spotify Free pun juga bisa mengakses Connect, dengan catatan produsen hardware yang bersangkutan sudah meng-update perangkatnya menyesuaikan dengan SDK terbaru Spotify.

Satu hal yang perlu dicatat, iklan masih akan menginterupsi meski streaming sedang berjalan langsung di speaker via Spotify Connect. Perubahan ini pada dasarnya tidak menghapuskan batasan terbesar versi gratisan Spotify, yakni adanya iklan dan batasan dalam kemampuan skip ad.

Terlepas dari itu, pengguna Spotify Free sekarang setidaknya tidak harus upgrade ke Premium hanya karena sering dibuat frustasi oleh konektivitas Bluetooth. Ini penting mengingat belakangan jumlah smart speaker maupun connected speaker semakin banyak, dan semua sekarang bisa mengakses Connect tanpa mewajibkan pengguna membayar terlebih dulu.

Sumber: SlashGear.

Setelah Spotify, Waze Hadirkan Integrasi 7 Aplikasi Streaming Lain

Maret tahun lalu, Waze menghadirkan integrasi Spotify demi memudahkan para pengemudi mobil untuk menikmati musik favoritnya selagi di jalanan. Kemudian belum lama ini, Google Maps menyusul dengan integrasi serupa, tapi yang mencakup Apple Music dan Google Play Music sekaligus.

Sebagai pencetus idenya, Waze memutuskan untuk semakin mematangkan fitur pemutar audio ini. Di samping Spotify, Waze baru saja kedatangan tujuh integrasi layanan streaming lain: Pandora, iHeartRadio, NPR, Deezer, Stitcher, Scribd, dan TuneIn, menyajikan pilihan konten audio yang lengkap, mulai dari musik, podcast, audiobook sampai radio.

Sama seperti sebelumnya, integrasi ini juga berlaku sebaliknya; panduan navigasi Waze masih bisa dipantau melalui deretan aplikasi streaming tersebut. Tentunya pengguna perlu meng-install versi terbaru Waze maupun aplikasi streaming yang hendak digunakan.

Waze Audio Player / Waze

Setelahnya, pengguna harus menyambungkan Waze dengan aplikasi streaming-nya terlebih dulu. Sinkronisasi ini cuma perlu dilakukan satu kali, dan selanjutnya pengguna tinggal memilih hendak memutar konten dari layanan yang mana.

Perlu dicatat, fitur ini masih berstatus beta, dan integrasinya belum tersedia sepenuhnya baik pada platform Android maupun iOS. Integrasi Deezer, misalnya, baru tersedia di iOS, sedangkan TuneIn untuk sementara hanya bisa dinikmati para Wazer yang menggunakan perangkat Android.

Peluncuran globalnya dijadwalkan bakal berlangsung dalam beberapa minggu ke depan. Namun kalau memang sudah tidak sabar mencoba, Anda bisa mendaftar sebagai beta tester guna menikmati jatah lebih awal.

Sumber: Waze.

Pelanggan Spotify Premium Kini Bisa Menikmati Tampilan Baru Aplikasi yang Lebih Simpel dan Mudah Dinavigasikan

Ada yang baru dari Spotify, khususnya buat para pelanggan paket Premium-nya. Layanan streaming asal Swedia itu telah merombak tampilan aplikasi Android dan iOS-nya menjadi lebih simpel sekaligus lebih mudah dinavigasikan.

Yang langsung kelihatan adalah berkurangnya jumlah tab navigasi di bagian bawah dari lima menjadi tiga. Ketiganya adalah “Home”, “Search”, dan “Your Library”. Ke mana “Browse” dan “Radio” pergi? Keduanya telah dilebur menjadi satu ke dalam Search.

Ya, ketimbang hanya menampilkan hasil pencarian sebelum-sebelumnya saja, Search kini turut menampilkan deretan genre favorit masing-masing pengguna (yang akan terus diperbarui mengikuti riwayat penggunaan), diikuti oleh deretan kategori yang biasa kita jumpai pada tab Browse (Charts, New Releases, Podcasts, dll).

Radio di sisi lain akan muncul ketika pengguna melakukan pencarian terhadap suatu lagu atau musisi. Spotify juga telah memperbarui algoritmanya supaya Radio dapat terus diputar tanpa henti tanpa melenceng dari selera masing-masing pengguna.

Pengguna pun tidak perlu khawatir bakal bosan dengan sajian Radio, sebab algoritma Spotify akan terus memperbarui isinya dari waktu ke waktu. Juga baru adalah, Radio kini bisa diunduh dan dinikmati secara offline, sama kasusnya seperti playlist biasa.

Pembaruan yang diterapkan terhadap fitur Radio ini pada dasarnya terinspirasi oleh Pandora, layanan streaming musik lain yang cukup populer di Amerika Serikat, dengan fokus pada penyajian konten layaknya stasiun radio.

Update Spotify Premium untuk Android dan iOS ini sudah diluncurkan secara global. Namun di perangkat iOS 12 yang saya gunakan rupanya masih belum. Sepertinya peluncurannya dilakukan secara bertahap dan tidak langsung bersamaan di semua negara.

Sumber: Spotify.

Application Information Will Show Up Here

Mighty Vibe Adalah iPod Shuffle-nya Para Pelanggan Spotify

Dua tahun lalu, sebuah startup bernama Mighty Audio memperkenalkan kembaran iPod Shuffle yang ditujukan bagi para pelanggan Spotify. Perangkat bernama Mighty itu sukses terealisasi via Kickstarter, dan sekarang pengembangnya sudah menyiapkan suksesornya yang membenahi banyak hal.

Dijuluki Mighty Vibe, penampilannya sepintas kelihatan mirip, masih dengan layout tombol ala iPod Shuffle dan satu tombol ekstra untuk mengganti playlist. Deretan icon-nya disederhanakan, dan pilihan warna yang ditawarkan kini mencakup hitam, biru dan merah.

Mighty Vibe

Namun desain bukanlah kelemahan utama Mighty, melainkan stabilitas koneksi Bluetooth-nya. Menurut Engadget, generasi pertamanya kesulitan mempertahankan koneksi dengan headphone Bluetooth seandainya perangkat tidak dijepitkan ke baju, alias tidak benar-benar dekat dengan headphone.

Mighty Vibe dipastikan telah mengatasi kendala ini berkat penggunaan antena baru. Perangkat bisa disimpan di kantong celana, dan koneksinya dengan headphone Bluetooth akan tetap terjaga dengan baik. Bukan cuma itu, Mighty Vibe tidak pilih-pilih perangkat Bluetooth yang kompatibel seperti pendahulunya.

Penyempurnaan lainnya diterapkan pada sektor efisiensi daya. Meski Mighty orisinal diklaim memiliki baterai yang tahan hingga lima jam, kenyataannya sejumlah konsumen melaporkan kurang dari itu. Untuk Mighty Vibe, daya tahannya dipastikan lebih bisa mendekati angka 5 jam.

Mighty Vibe

Selebihnya, Mighty Vibe masih mirip perihal fungsionalitasnya. Asalkan Anda sudah berlangganan Spotify Premium, Anda bisa menjejalkan lebih dari 1.000 lagu ke dalam storage-nya yang berkapasitas 8 GB untuk dinikmati secara offline sembari berolahraga.

Penyempurnaan pada aplikasi pendampingnya pun tidak dilupakan oleh pengembangnya. Alhasil, proses syncing dan pairing perangkat Bluetooth pada Mighty Vibe diklaim jauh lebih mudah dari sebelumnya.

Tertarik? Mighty Vibe saat ini sudah bisa dibeli seharga $86.

Sumber: Engadget.