Nikah.id Permudah Komunikasi Calon Pengantin dengan Pihak Vendor

Melimpah ruahnya jumlah millennial di Tanah Air yang mulai memasuki usia pernikahan, menjadi kue bisnis yang sangat menarik untuk digarap. Setelah Bridestory mengukuhkan dirinya sebagai marketplace pernikahan terbesar di Asia Tenggara, kini hadir Nikah.id dengan semangat ingin menghubungkan vendor lokal dengan calon pengantin.

Layanan ini baru hadir pada Maret 2017 lalu. Secara model bisnis, hampir mirip dengan Bridestory, yakni menghimpun vendor dalam satu platform.

Yang sedikit berbeda, Nikah hanya diperuntukkan untuk pengguna yang sudah terdaftar berlangganan dengan besaran biaya Rp58 ribu per bulannya. Lewat eksklusivitas ini, baik vendor maupun pengguna bisa menghubungi satu sama lain dengan cara yang lebih mudah karena Nikah menghadirkan fitur chat.

“Karena dengan berlangganan berbayar, vendor akan tampil dalam list vendor search list dan komunikasi dengan calon pengantin dapat lebih lancar. Strategi ini menjadi langkah monetisasi kami,” terang Founder Nikah.id Hariawan Bangun Saputra kepada DailySocial.

Lewat platform Nikah, calon pengantin dapat dengan mudah mencari vendor pernikahan berdasarkan lokasi di laman depan Nikah. Misalnya, Bridal di Jakarta, Gedung Pernikahan di Jakarta, Katering di Jakarta, Dekorasi di Jakarta, Fotografi di Bali, dan lain sebagainya.

“Selain itu, kami memberikan kemudahan untuk mencari vendor yang tepat dan kemudahan mengirim pesan kepada mereka untuk berkomunikasi. Sementara dari sisi vendor, ada kesempatan untuk mereka memperkenalkan produk atau layanan kepada pasar yang sesuai.”

Hariawan mengklaim saat ini pihaknya telah menghimpun lebih dari 200 vendor yang bergerak di berbagai sektor pendukung, seperti dari venue, wedding planner, catering, souvenir, fotografer, dan lainnya.

Rencananya, pihak Nikah akan lebih agresif menggandeng vendor pernikahan dari kota kecil untuk bergabung dalam platform. Sementara ini, Nikah baru tersedia untuk situs desktop dan mobile.

Aplikasi Gencil Dikembangkan untuk Bawa Pontianak sebagai Kota Pintar

Dikembangkan sejak bulan Agustus 2016, aplikasi bernama Gencil (dalam Bahasa Melayu Pontianak berarti mudah) dari PT Satu Hati berusaha memfasilitasi kebutuhan realisasi kota pintar di Pontianak. Aplikasi ini mengintegrasikan sistem informasi perkotaan dengan beberapa stakeholder, menghubungkan kebutuhan masyarakat dengan institusi pemerintah setempat.  Saat ini institusi yang sudah bergabung dengan Gencil mulai dari Pemerintah Kota Pontianak, Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, BPJS Ketenagakerjaan, PDAM Kota Pontianak, Kepolisian Daerah, hingga TNI.

Selain berarti mudah, Gencil sendiri sebenarnya juga sebuah singkatan dari “Government & Smart City Landmark”, sesuai visinya yakni ingin menjadi suatu landmark di dunia maya bagi masyarakat yang sedang berada di Kota Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat (Kalbar) pada umumnya. Aplikasi Gencil saat ini sudah tersedia secara gratis untuk pengguna platform Android dan iOS.

Saat ini Gencil melayani beragam kebutuhan warga Pontianak seperti pencarian destinasi kuliner, informasi acara terbaru di Pontianak dan Kalbar, destinasi wisata yang ada di Kalbar dan Pontianak, hingga info pangan dan berita. Bahkan masyarakat dapat melaporkan keluhan terhadap pelayanan publik dan kondisi lingkungan, misalnya jalan berlubang, sampah bekas kulit durian yang menumpuk, parkir motor yang memenuhi badan jalan dan sebagainya kepada instansi terkait lewat aplikasi ini.

“Ini salah satu bentuk kontribusi kami kepada Kota Pontianak untuk mewujudkan sistem smart city. Ketika kota lain menghabiskan banyak anggaran APBD untuk membangun sistem, di Pontianak, kami bekerja sama dengan pemerintah dan stakeholder yang ada di Kota Pontianak sehingga pemerintah tidak mengeluarkan sepeser pun anggaran,” ujar Hermawan Sulaiman selaku Direktur Utama PT Satu Hati.

Kendati dikembangkan secara bootstraping, Hermawan optimis ke depan Gencil akan menjadi platform kota pintar yang dapat terintegrasi dengan stakeholder di seluruh Indonesia. Terkait model bisnis yang diterapkan berupa active advertising. Dengan menggratiskan layanan, pihak manajemen mendapat pemasukan dari iklan, tergantung jumlah permintaan. Bagi pengiklan dari pelaku UMKM, diberi harga khusus.

“Cakupan wilayah layanan Gencil saat ini masih di Kalimantan Barat, meski sudah ada permintaan dari Medan dan Maluku,” imbuh Hermawan.

Keunggulan Gencil dibanding layanan sejenis di Kalbar adalah layanan ini tidak hanya dapat diakses dari ponsel pintar semata, tapi juga mempunyai Gencil Kiosk di tempat ramai (ruang publik) yang dapat diakses siapa saja secara gratis.

Application Information Will Show Up Here

Platform Investasi Bidang Agrikultur Crowde Permudah Petani Dapatkan Modal

Crowde adalah platform investasi yang bergerak khusus di agrikultur, didirikan sejak September 2015. Platform ini berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani untuk memiliki bantuan modal usaha dengan cara digital.

CEO Crowde Yohanes Sugihtono menjelaskan Crowde didirikan untuk menjembatani kebutuhan permodalan yang kerap dialami para petani dengan investor yang tertarik menaruh modal di bidang agrikultur. Kondisi sekarang ini banyak petani yang menjadi sasaran lintah darat dan tengkulak karena mereka bukan tergolong nasabah bankable.

“Petani di Indonesia banyak sekali masalah dari hulu ke hilir dan selalu petani yang menjadi korban. Kami melihat hal ini dan ingin membantu mereka untuk connecting each other dengan menyelesaikan masalah mereka di bidang pembiayaan,” terangnya kepada DailySocial.

Secara model bisnis, Crowde hampir mirip dengan platform investasi lainnya. Investor bisa terlibat dalam suatu proyek dengan dana minimal Rp10 ribu. Hanya saja yang sedikit berbeda adalah model bisnis Crowde bekerja secara bagi hasil dengan metode syariah. Langkah ini dinilai lebih menjawab solusi untuk petani.

Ambil contoh, bila Anda melakukan investasi sebesar Rp10 ribu. Ketika suatu proyek untung 10%, maka imbal hasil yang diberikan adalah Rp11 ribu. Namun ketika petani merugi 5%, maka imbal hasilnya menjadi Rp9.500.

Untuk monetisasinya, Crowde menganut sistem komisi sebesar 3% untuk setiap proyek yang berhasil didanai sesuai kebutuhan.

Yohanes melanjutkan, Crowde tak hanya menyediakan proyek investasi di bidang agrikultur saja, tapi sudah bergerak ke sektor perikanan, peternakan, hingga trading. Hal ini ditujukan agar para investor dapat mendiversifikasi risikonya ke berbagai proyek.

Investor juga berkesempatan untuk mengunjungi dan belajar langsung dari proyek yang mereka investasikan. Apabila mereka berminat untuk menekuninya sebagai pengusaha, Crowde akan membantu merealisasikannya.

Platform investasi yang khusus bergerak di bidang agrikultur (atau lainnya), tidak hanya diramaikan oleh Crowde. Pemain lainnya di antaranya Eragano dan iGrow.

Seleksi ketat

Yohanes menerangkan syarat utama yang harus dimiliki para petani sebelum bergabung di Crowde, mereka harus memiliki pengalaman di bidangnya, ada pasar untuk berjualan, dan hanya memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya.

“Crowde bekerja sama dengan berbagai pihak dari perusahaan, eksportir, startup, dan koperasi untuk merekomendasikan petani mana saja yang cocok dan berpotensi untuk dibantu.”

Setelah itu, untuk pemilihan proyek sebelum mereka layak mendapat investasi, pihak Crowde melakukan sejumlah analisa risiko. Mulai dari risiko penanaman hingga fluktuasi harga dan pasar. Crowde juga memberikan standar analisa terhadap setiap proyek yang dipaparkan dan diinformasikan di setiap proyek dalam platform.

“Dari sisi investor untuk menjaga risikonya, mereka diharuskan memilih proyek dengan standar risiko yang berbeda-beda. Crowde selayaknya pasar saham, namun proyeknya adalah sektor riil. Oleh karenanya, investor harus mendiversifikasi sendiri, Crowde yang bertugas menyediakan informasinya.”

Untuk kisaran imbal hasil yang ditawarkan Crowde untuk investor sekitar 1,5% sampai 30%. Besaran imbal hasil akan bergantung pada musim panen yang bagus dan harga yang melonjak seperi cabai pada beberapa waktu lalu.

Target Crowde

Yohanes mengklaim saat ini Crowde telah menyukseskan 100 proyek dengan dana mencapai Rp3 miliar. Diharapkan dalam tahun ini ingin melipatgandakan jumlah proyek yang disukseskan menjadi lebih dari 1.500 proyek di seluruh Indonesia dengan 10 ribu investor.

“Kami ingin terus merambah ke seluruh Indonesia, menjangkau petani yang selama ini belum bisa terjangkau dari sisi proyek pertaniannya. Kami juga ingin menjangkau lebih banyak investor, sebab Crowde bukan investasi untuk orang yang memiliki banyak uang saja.”

Weekend Inc Akan Luncurkan Moselo, Aplikasi Chat-Commerce untuk Layanan Jasa

Baru-baru ini Weekend Inc mengumumkan inovasi terbarunya. Bernama Moselo, aplikasi berbentuk chat-commerce ini akan menghubungkan penyedia jasa dengan konsumennya. Saat ini Moselo masih dalam tahap pengembangan dan pengujian, direncanakan akan diluncurkan dalam versi beta awal Juli 2017 mendatang. Kendati demikian, melalui situs resminya Moselo sudah mulai menghimpun penyedia jasa yang berminat menjadi bagian dalam layanannya.

Setidaknya ada enam jenis jasa profesional yang akan ditawarkan melalui Moselo, yakni jasa kecantikan, fotografi, videografi, desain interior, desain fashion dan jasa hiburan.

Menyederhanakan proses pemesanan jasa di satu platform

Co-Founder & CEO Weekend Inc. Richard Fang menceritakan bahwa proses bisnis yang ingin dibawa Moselo pada dasarnya menyesuaikan kebiasaan orang ketika hendak memesan layanan jasa. Termasuk pemilihan platform chatting sebagai medium. Pada umumnya ketika memilih layanan jasa orang pasti akan bertanya terlebih dulu terkait detail penawaran, bahkan beberapa butuh berkenalan dulu supaya merasa lebih nyaman.

“Kami melihat dan mengalami sendiri problem yang ada ketika kita mau menggunakan jasa seseorang (misalnya make-up artist, desainer gaun, dll), dimulai dari mencari penyedia jasa yang kita suka di Instagram/Facebook lalu dilanjutkan chatting di WhatsApp/LINE, sampai ke proses pembayaran DP atau full-payment yang masih manual. Ini semua sangat menguras tenaga baik dari sisi calon customer dan penyedia jasa. Maka dari itu kami menghadirkan solusi Moselo, jadi semua proses di atas bisa kita lakukan hanya dalam satu app saja,” ujar Richard.

Varian fitur yang tersedia pada aplikasi Moselo

Ada empat fitur utama yang telah ditanamkan pada aplikasi Moselo. Pertama Portofolio, fitur ini didesain untuk memperlihatkan portofolio dari jasa yang ditawarkan oleh penyedia (disebut dengan Expert). Kedua ada Auto Reply, fitur ini akan meringankan beban Expert dalam menjawab hal yang sering menjadi pertanyaan oleh calon konsumen. Pertanyaan-pertanyaan umum (FAQ) dapat didefinisikan dalam sistem sehingga dapat terjawab secara otomatis.

Tampilan aplikasi Moselo
Tampilan aplikasi Moselo

Kemudian yang ketiga fitur Pre-Defined Action, sebuah fungsionalitas yang dapat digunakan untuk mengatur tombol di keyboard secara kustom menyesuaikan dengan tipikal layanan atau pertanyaan yang sering diterima Expert. Dan yang terakhir ada In-Chat Order & Payment, yakni sebuah fitur yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah melakukan pemesanan langsung di ruang chat. Proses pemesanan tersebut dieksekusi secara otomatis oleh sistem, tanpa harus dikelola manual oleh Expert.

Otomatisasi yang dalam aplikasi diharapkan akan memberikan efisiensi kepada Expert. Mereka hanya perlu menjawab ketika ada pertanyaan spesifik dari calon konsumen. Dengan begitu Expert memiliki lebih banyak waktu untuk menjalankan bisnisnya dan berkreasi.

“Pada tahap ini kami akan fokus pada bidang jasa dulu. Kami ingin melakukan validasi  terhadap kebiasaan orang yang menggunakan berbagai macam app untuk mencari, bertanya sampai melakukan transaksi menjadi satu app saja. Kami rasa ini dasar yang penting bagi Moselo untuk bisa scale di masa depan,” tutur Richard menerangkan plan ke depan dari Moselo.

Untuk operasional, nantinya akan ada fee (nominal belum disebutkan) yang dikenakan pada penyedia jasa ketika ada transaksi melalui Moselo, untuk membiayai proses payment gateway.

Hadirkan Direktori Tempat Makan, “Mangan” Siap Bersaing

Solo sebagai kota wisata menyediakan banyak sekali pilihan tempat makan untuk para wisatawan atau pendatang. Salah satu kesulitan yang lazim ditemui adalah susahnya mendapatkan tempat makan yang memuaskan, baik dari segi rasa maupun harga. Untuk mengatasi masalah ini hadirlah aplikasi Mangan (Mobile Pangan, tapi juga berarti makan dalam bahasa Jawa), sebuah aplikasi yang menyediakan informasi kuliner kota Solo, lengkap dengan ulasannya.

Apa yang diusung aplikasi Mangan sebenarnya mirip dengan konsep yang diusung Zomato atau Qraved. Hanya saja Mangan fokus pada bisnis makanan UMKM, sehingga Mangan selain menjadi solusi mencari tempat makan berkualitas juga bisa menjadi sarana promosi yang terjangkau bagi bisnis kuliner UMKM yang ada di Solo.

Hamzah, pendiri Mangan, mengungkapkan dirinya secara sadar melihat aplikasi Mangan akan bersaing langsung dengan pesaing besar dan sudah lebih dulu masuk dalam kancah bisnis direktori tempat makan. Meski demikian, Hamzah masih optimis aplikasi yang dikembangkan bersama dengan timnya akan diterima oleh masyarakat.

Kehadiran layanan serupa tidak begitu dianggap beban oleh Hamzah dalam mengembangkan aplikasi Mangan. Ia malah merasa lebih terbantu karena pasar dan masyarakat sudah teredukasi berkat hadirnya layanan sejenis dan lebih dulu hadir.

“Kami percaya bahwa hanya di Mangan yang dapat mengangkat konten Nusantara dengan menyasar sektor ekonomi kerakyatan yaitu UMKM. Saat ini MANGAN juga masih banyak berbenah baik dari segi aplikasi, layanan dan juga menyiapkan nilai pembeda dari kompetitor. Namun satu yang cukup membuat kami terbantu dengan adanya kompetitor adalah market Indonesia yang sudah teredukasi oleh mereka, sehingga boleh dibilang kita perlu menghadirkan apa yang dibutuhkan market namun belum mampu dipenuhi kompetitor,” terang Hamzah.

Diterima di Solo, melangkah ke Yogyakarta

Sebagai direktori tempat makan, aplikasi Mangan memiliki sejumlah fitur khas aplikasi sejenis, seperti daftar tempat makan, review, dan beberapa tampilan menu-menu andalan. Untuk memberikan informasi yang akurat, para reviewer untuk aplikasi Mangan mencoba setiap menu yang akan ditampilkan di Mangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari penilaian yang tidak sesuai, apa lagi untuk tempat makan yang baru buka.

Setelah hampir satu tahun beroperasi di Solo, aplikasi Mangan akhirnya membuka diri untuk merambah Yogyakarta, menyediakan informasi kuliner dan bersiap menggandeng UMKM kuliner untuk menjadi mitra aplikasi Mangan.

“tim reviewer MANGAN memang harus mencicipi suatu makanan untuk nantinya membagikan cerita tersebut ke pengguna. Karena biasanya, untuk tempat makan baru atau tempat makan yang belum pernah dicoba, pengguna bakal mikir2 kira2 rasanya enak gak ya, jangan-jangan zonk, ga tau harganya jangan-jangan mahal, dan sebagainya pertanyaan tersebut yang menghalangi mereka untuk mencicipi makanan baru tersebut. Jadi ya di akhir kami seperti bertindak sebagai host kuliner,” terang Hamzah.

Saat ini dari data internal pihak Mangan mereka sudah mengumpulkan sekitar 6000 download dengan pengguna aktif mencapai 1000 pengguna per bulan. Selain aplikasi, pihak Mangan juga memiliki channel chatbot Line yang memiliki kurang lebih 10.000 audience. Total mitra UMKM kuliner Mangan mencapai 400 tempat dan diharapkan akan terus bertambah.

Hamzah menuturkan perlahan tapi pasti Mangan akan mulai membuka layanan di beberapa kota lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Magelang, dan Lampung. Selain itu untuk mengembangkan Mangan secara bisnis mereka juga tengah mengembangkan sebuah platform manajemen dan operasional UMKM.

Application Information Will Show Up Here

Keppo Makan Sajikan Sistem Pemesanan dan Transaksi Tempat Kuliner di Pontianak

Keppo Makan merupakan sebuah startup digital asal Pontianak yang mencoba keberuntungan di sektor kuliner. Dikembangkan sejak November 2015, layanan yang dihadirkan meliputi sistem pemesanan restoran, cafe ataupun toko roti. Misi Keppo Makan ingin menjadi direktori tempat makan terlengkap di kota tersebut.

Selain menyajikan sistem informasi seperti menu makanan atau penawaran terkini, Keppo Makan juga menanamkan sistem pembayaran di aplikasinya. Pengguna dapat melakukan top-up saldo untuk melakukan pembayaran makanan. Fitur ala media sosial juga disematkan, memungkinkan pengguna untuk berbagi aktivitas di tempat makan dan foto ke aplikasi tersebut, dengan tujuan berbagi pengalaman mereka.

“Keppo Makan dibuat berdasarkan analisis dan pengalaman kami untuk mempermudah proses transaksi kuliner, baik itu resyoran, kafe, katering, homemade, jajanan dan bakery. Dan ini menjadi visi kami untuk mengembangkan UKM Indonesia yang bergerak  di industri makanan,” ujar Founder & CEO Keppo Makan Frans Wiraya.

Saat ini Keppo Makan telah tersedia mellaui aplikasi Android. Proses bisnis yang dijalankan ialah model transaction fee. Pemilik merchant bisa mengunggah informasi tentang menunya gratis ke dalam platform. Keppo Makan baru akan mengenakan biaya jika ada transaksi yang dilakukan melalui platform tersebut.

“Layanan kami gratis. Namun kami akan mengenakan sistem bagi hasil berupa fee per transaksi, itu pun saat semua syarat dan ketentuan telah dipenuhi,” ujar Frans.

Beberapa merchant dari Pontianak sudah mulai meramaikan aplikasi ini, beberapa lainnya sedang dalam proses verifikasi. Dilakukan pengecekan ulang pada setiap merchant yang mendaftar dinilai akan efektif untuk menyajikan informasi berkualitas di platform Keppo Makan.

“Visi kami tidak hanya di Pontianak, tapi juga ke seluruh Indonesia. Dalam waktu dekat kami masih terus meningkatkan konsolidasi untuk penyempurnaan sistem bisnis dan teknologi. Kami juga siap menyambut investor untuk mengakselerasi bisnis kami,” pungkas Frans.

Application Information Will Show Up Here

Andalkan Konten “Virtual Tour”, Situs Penyewaan Apartemen Jendela360 Matangkan Debutnya

Sebagai pusat utama bisnis di Indonesia, ibukota Jakarta menjadi salah satu area yang banyak disinggahi oleh pendatang untuk bekerja. Keadaan tersebut memunculkan salah satu tren sewa hunian yang meningkat setiap tahunnya, salah satunya untuk penyewaan apartemen.

Untuk menjembatani kebutuhan tersebut, antara penyewa dan pemberi sewaan apartemen, portal Jendela360 hadir. Secara sekilas, tampilan pada portal tersebut mirip dengan situs sewa apartemen yang telah ada sebelumnya. Salah satu yang menjadi andalan, Jendela360 memberikan gambaran visual yang lebih detail dengan virtual tour.

“Di Jendela360 ada ribuan listing apartemen yang siap dikunjungi tanpa perlu hadir, karna sudah tersedia virtual tour-nya. Yang pasti ini akan sangat menghemat waktu customer yang mau sewa apartemen,” ujar Founder Jendela360 Kiki Guzali.

Selain gambaran apartemen yang dapat dilihat dalam model 360 derajat, informasi yang disajikan juga cukup lengkap, mulai dari biaya bulanan, kelengkapan unit, hingga detail ruangan tersebut di gedung yang disewakan. Melalui layanan ini, calon penyewa juga bisa mengusulkan jadwal kunjungan ke apartemen yang akan disewa tersebut kepada orang yang menyewakannya.

“Dan umumnya persewaan apartemen di Jakarta bayar untuk 1 tahun, tapi di kita menyediakan juga 0% installment payment 12 kali,” lanjut Kiki.

Untuk saat ini jangkauan Jendela360 baru di wilayah Jakarta, baik di Jakarta Selatan, Pusat, Utara, Barat dan Timur. Untuk melakukan pencarian berdasarkan lokasi, Jendela 360 menyediakan tampilan atraktif dengan peta, harapannya dapat memudahkan pengguna menemukan lokasi ideal yang dibutuhkan.

Laman Jendela360 untuk pencarian apartemen
Laman Jendela360 untuk pencarian apartemen

Saat ini pihaknya berjalan secara bootstrapping, namun pihaknya juga sedang melakukan fundraising saat ini. Untuk tahun pertamanya, Jendela360 menargetkan setidaknya terdapat 6.000 active listing dengan target pengunjung mencapai 90.000 per bulan dan diharapkan mampu melakukan 300 closing (tersewa) per bulan. Selain itu rencana untuk pengembangan mobile apps juga telah masuk dalam pipeline, namun belum dipastikan kapan aplikasi tersebut akan terbit.

Ada satu hal menarik, bahwa di Jendela360 tidak terdapat sistem keanggotaan seperti layanan web pada umumnya. Kiki menjelaskan:

“Karena kita tidak melihat point-nya ada sistem login untuk saat ini, justru kita mau fokus ke easiness dan user oriented. Jadi lebih berfokus apa diperlukan customer dan tailor best user experience daripada bikin mereka ribet dengan fitur-fitur yang tidak memberikan value.”

Dari sisi konsumen, proses bisnis yang diterapkan ketika hendak melakukan sewa apartemen, setelah memilih opsi yang sesuai, tim Jendela360 akan mengonfirmasi seputar ketersediaan dan detail unit tersebut. Selanjutnya pengguna dapat mengunjungi apartemen yang dipilih didampingi tim Jendela360. Jika setelah kunjungan cocok dengan unit tersebut, maka konsumen dapat melakukan down payment hingga serah terima unit dan dokumen pendukungnya.

Dari sisi pemilik apartemen, setelah melakukan registrasi, tim Jendela360 akan melakukan pendataan dan penjadwalan foto. Proses fotografi dilakukan secara gratis. Listing apartemen tersebut akan dimasukkan ke website Jendela360 dan semua marketplace properti berbayar. Tim Jendela360 secara khusus juga melakukan pemasaran. Untuk setiap deal yang datang dari Jendela360, ada biaya profit sharing sebesar 5% untuk tiap unitnya.

Roocare Siap Bantu Ibu Optimalkan Pertumbuhan Anak

Di Indonesia startup di sektor kesehatan mulai banyak sejak dua tahun terakhir. Beragam konsep yang ditawarkan. Meski popularitasnya belum menyamai sektor lain seperti on demand transportasi atau e-commerce. Perlahan tapi pasti sektor ini terus memunculkan ide-ide baru. Menyempurnakan yang sudah ada atau hadir dengan kolam-kolam yang lebih spesifik. Salah satu yang turut meramaikannya adalah Roocare. Startup yang dikembangkan oleh sekelompok dokter ini membawa konsep aplikasi untuk pemantauan kesehatan anak di bawah usia 6 tahun. Dengan target pengguna ibu-ibu di usia muda aplikasi ini diharapkan mampu memaksimalkan tumbuh kembang otak anak.

Aplikasi Roocare seperti banyak aplikasi kesehatan yang sudah ada menghadirkan kesempatan bagi para penggunanya untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan yang kredibel dan akurat karena informasi dan konten didapat dari dokter spesialis anak dan terkurasi di dalam aplikasi Roocare.

Selain informasi mengenai tumbuh kembang anak usia di bawah lima tahun aplikasi Roocare juga menyematkan fitur pemantauan tua deteksi dini masalah perkembangan otak anak. Dengan fitur ini diharapkan orang tua bisa lebih memperhatikan perkembangan anak-anak mereka.

“Sistem kami mengadaptasikan salah satu metodologi yang terbaik, yang dipakai oleh dokter spesialis anak di Indonesia maupun luar negeri. Aplikasi kami menjadi satu-satunya di Indonesia dengan fitur ini. Sistem ini akan menganalisis data yang dimasukkan orang tua (tanggal lahir anak, jenis kelamin, cukup bulan/prematur saat lahir) dan data dari testing page kami di mana orang tua akan dihadapkan dengan pertanyaan dan juga tantangan/permainan untuk anak,” ungkap salah satu anggota tim pengembang Roocare Bagas Marsudi.

Bagas melanjutkan dari data-data yang didapatkan sistem Roocare akan membuat sebuah report card yang di dalamnya mengandung beberapa aspek, seperti interpretasi medis, aspek perkembangan yang baik, aspek perkembangan yang mengalami keterlambatan, dan rekomendasi untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak. Sistem pakar yang digunakan oleh Roocare disebut telah mengandung unsur kecerdasan buatan yang bisa membuatnya dinamis sesuai dengan preferensi orang tua, dan juga kondisi spesifik masing-masing anak.

Saat ini, menurut Bagas, untuk terus memperkuat basis pengguna, Roocare pihaknya masih terus mengupayakan promosi melalui banyak cara. Mulai dari mengadakan tanya jawab interaktif melalui media sosial seperti Facebook sampai dengan melakukan pendekatan konvensional dengan hadir dan bertatap muka dengan komunitas-komunitas.

“[Saat ini] merangkul dan membantu sebanyak mungkin orang tua muda untuk menggunakan aplikasi roocare maupun berinteraksi pada media sosial. Kami juga ingin terus berinovasi, mengembangkan fitur – fitur lain sehingga kami ingin merekrut tenaga IT yang lebih banyak untuk bergabung dalam tim,” tutup Bagas.

Application Information Will Show Up Here

InfoKost Kini Miliki Aplikasi IbuKost untuk Permudah Pemilik Kos Kelola Informasi (UPDATED)

Hari ini InfoKost mengumumkan mengumumkan aplikasi Android untuk memudahkan pemilik tempat kos yang melakukan pemantauan dan mengembangkan bisnis kosnya melalui smartphone. Aplikasi yang awal tahun ini diluncurkan diberi nama IbuKost. Aplikasi ini mengusung beberapa fitur unggulan seperti notifikasi reservasi dan pengelolaan reservasi yang masuk ke sistem InfoKost.

InfoKost yang merupakan salah satu unit usaha dari GDP Venture merupakan sebuah layanan yang memberikan daftar tempat kos kepada para penggunanya. Selama kurang lebih lima tahun belakangan InfoKost juga aktif menjalin kerja sama dengan pemilik kamar dan rumah yang disewakan. Dengan hadirnya aplikasi IbuKost ini jelas menjadi sebuah langkah maju dalam kerja sama ini.

Selain pengelolaan kamar yang mudah karena disediakan melalui aplikasi mobile dengan aplikasi IbuKost ini pemilik kos juga dimungkinkan untuk mengubah tarif kos dengan mudah, kapan pun di mana pun. Mereka juga bisa dengan mudah melakukan manajemen kamar, mengubah data kamar yang tersedia sehingga informasi yang di dapat oleh para pencari kos bisa valid sesuai kondisi yang ada.

Dari data internal InfoKost sejak diluncurkan awal tahun ini, IbuKost sudah diunduh sebanyak 500 kali. Diterangkan CEO Infokost.id Frandy Sugianto, aplikasi IbuKost ini sengaja dibuat untuk mengakomodasi para pemilik properti baik yang berbayar listing maupun yang tidak berbayar.

“Tujuannya agar pemilik listing yang sudah tergabung sebagai member Infokost.id sehingga mereka bisa memanfaatkan fasilitas yang tersedia lebih luas lagi,” ujar Frandy .

Dalam rilisnya pihak InfoKost juga menjelaskan bahwa peluncuran aplikasi IbuKost ini juga merupakan komitmen pengelola InfoKost untuk memberikan yang terbaik bagi para penggunannya. Tidak hanya untuk mereka yang mencari kos tetapi juga para penyedia kamar atau rumah kos.

InfoKost sendiri sejauh ini telah menyediakan kurang lebih sekitar 30.000 informasi tempat kos dengan 900.000 kamar kos terdaftar di sembilan kota di Indonesia, seperti Semarang, Bandung, Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan beberapa kota lainnya.

“Aplikasi penyedia kost ini juga menyediakan data yang cukup lengkap tentang harga, alamat kost, area, serta detail informasi lainnya soal kost-kostan baik lewat website, maupun dari aplikasi Android,” terang Frandy .

Hadirnya IbuKost diharapkan bisa saling melengkapi layanan yang ada di InfoKost. Utamanya untuk semakin memudahkan bahkan menggaet para penyedia kamar atau rumah kos. Lebih-lebih sekarang InfoKost juga menawarkan apartemen, vila, dan tempat hunian.

Update : perubahan pada nama CEO InfoKost

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tumbasin Coba Hubungkan Pedagang Tradisional dan Pembeli Melalui Aplikasi

Banyak jalan untuk merintis bisnis startup digital. Untuk startup asal Semarang, Tumbasin, mereka berawal dari program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Tumbasin yang merupakan sebuah aplikasi yang bisa menghubungkan pengguna dan pedagang tradisional dirancang untuk memberikan kemudahan bagi ibu-ibu muda untuk berbelanja di pasar tradisional. Tentu kemudahan yang ditawarkan menggunakan pendekatan teknologi, yaitu sebuah aplikasi mobile.

Dari informasi yang diterima DailySocialTumbasin resmi beroperasi pada awal bulan ini, April 2017. Meski demikian menurut data internal pihak Tumbasin per hari ini (25/4) telah berhasil mendapatkan 339 pengguna dan berhasil melayani 120 transaksi yang sudah terjadi.

“Untuk saat ini komuditas yang paling tinggi ada di bawang merah, bawang putih, daging ayam, dan sayur mayur,” terang Fuad Habsi, salah satu anggota tim Tumbasin.

Konsep yang diusung Tumbasin adalah dengan membantu menghubungkan pedagang pasar tradisional menjualkan barang dagangan mereka kepada pengguna yang terdaftar dalam aplikasi Tumbasin. Selanjutnya kurir, yang juga menjadi bagian bisnis Tumbasin, akan mengantarkan barang ke pembeli secara langsung. Saat ini Tumbasin masih mencoba menjalin kerja sama dengan banyak pedagang di Semarang untuk mendongkrak transaksi di layanan Tumbasin.

“Kami yakin akan diterima di Semarang, karena memang kebutuhan akan pelayanan tersebut sangat dibutuhkan oleh para ibu-ibu muda dan wanita karier. Terbukti sejak aplikasi kami di-launch masyarakat kota Semarang sudah mulai merasakan kemudahan yang kami berikan,” terang Fuad optimis.

Persaingan dan tantangan di tahap awal

Karena konsepnya yang lebih ke arah pedagang tradisional, Fuad optimis Tumbasin masih memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya harga yang relatif lebih murah dan tentu saja membantu pedagang di pasar.

Apa yang disajikan Tumbasin sebenarnya tak jauh beda dengan apa yang dilakukan Groceria. Sebuah layanan yang memudahkan proses jual beli kebutuhan sehari-hari. Hanya saja Groceria beroperasi di Surabaya sedangkan Tumbasin di Semarang.

Tantangan selanjutnya adalah penggunaan teknologi untuk pedagang tradisional. Hal ini diakui Fuad masih menjadi salah satu proses awal yang tengah diupayakan. Untuk mengakselerasi hal tersebut, Fuad menjelaskan pihaknya telah menempatkan shopper khusus untuk membelanjakan barang dagangan di tiap-tiap pasar tradisional.

“Proses pemahaman teknologi ke pedagang pasar perlu memang perlu proses. untuk di awal ini kita menyiasati dengan memberikan shopper khusus di tiap-tiap pasar tradisional untuk membelanjakan barang dagangan yang dijual pedagang pasar. Dengan adanya staf khusus yang berlangganan maka lambat laun kami mampu melakukan pendekatan untuk sosialisasi untuk penggunaan teknologi dalam bermitra dengan Tumbasin,” lanjut Fuad.

Di tahun pertamanya ini, Fuad mengaku pihaknya masih mencoba mendapatkan lebih banyak pengguna. Sambil terus berusaha menjajaki kemungkinan mengembangkan bisnis ini untuk seluruh wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Application Information Will Show Up Here