Tips Bagi Startup Pemula untuk Merekrut Karyawan

Mengembangkan bisnis bisa dilakukan dengan menyusun beberapa strategi. Salah satu strateginya adalah memperkerjakan karyawan baru untuk menambah kekuatan tim dan membagi beban ke seluruh anggota tim. Sayangnya memperkerjakan karyawan baru bukan perkara mudah bagi bisnis yang baru berkembang, terlebih bagi yang sedang merintis. Masalah keuangan dan lain sebagainya acap kali sebagai penghambat. Belum lagi biasanya karyawan dengan kemampuan yang memadai enggan memilih perusahaan atau bisnis baru.

Berikut beberapa tips bagi bisnis rintisan untuk memberikan penawaran menarik bagi karyawan baru.

Menawarkan keuntungan lebih

Keuntungan yang dibahas dalam hal ini bukan hanya uang, tetapi juga kesempatan. Jika dana yang dimiliki terbatas tawarkan hal-hal lain yang bisa menguntungkan karyawan tetapi tidak terlalu membebani bisnis. Misalnya menawarkan fasilitas laptop kantor untuk bekerja, smartphone kantor untuk berkomunikasi, atau menawarkan kemungkinan kerja secara remote.

Karena dalam titik ini yang dibutuhkan oleh bisnis tidak hanya kehadiran karyawan tersebut tetapi juga sumbangsih kerja yang nyata. Pastikan penawaran-penawaran yang diberikan tidak membebani bisnis dari segi finansial atau lainnya.

Bebaskan mereka untuk melakukan yang terbaik

Salah satu yang bisa dieksplorasi untuk memikat karyawan baru bagi bisnis rintisan adalah kesempatan untuk berekspresi dan bereksplorasi. Alih-alih menyusun pekerjaan apa yang harus dilakukan oleh karyawan tersebut bisnis bisa memberikan mereka tujuan yang ingin mereka capai. Selepasnya, biarkan sang karyawan bereksplorasi dengan skill yang mereka miliki. Kebebasan ini biasanya yang diharapkan sebagian orang dalam bekerja. Bebas namun tetap memiliki tujuan.

Berikan work life balance yang lebih baik

Salah satu masalah yang dimiliki pekerja di era sekarang adalah work life balance. Mereka seolah tidak memiliki kehidupan lain di luar pekerjaan mereka. Hal ini bisa menjadi tawaran menarik. Berikan kesempatan mereka untuk mengambil libur atau mengatur jam kerja mereka sendiri. Fleksibilitas ini memberikan ruang lebih untuk mereka untuk menjaga ritme produktif mereka. Namun tetap, harus diikuti dengan kontrol dan pengawasan.

Perlihatkan ruang mereka untuk tumbuh

Hal yang satu ini sering menjadi senjata ampuh bagi bisnis tahap awal dalam merekrut karyawan. Berikan pemahaman bahwa dalam bekerja bersama mereka tidak hanya mengembangkan bisnis bersama-sama, tetapi juga mengembangkan kemampuan masing-masing individu di dalamnya. Perlihatkan bahwa bisnis tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan tetapi juga karyawan. Berikan pemahaman bahwa ada ruang untuk tumbuh bagi mereka dalam tim. Ini merupakan penawaran paling menarik dan masuk akal untuk mendapatkan karyawan.

Fokus pada Produk Bisa Percepat Startup Dapatkan Pemasukan

Gegap gempita industri startup membuat banyak orang berlomba-lomba membuat dan mengembangkan layanan untuk menggapai peluang bisnis yang ada. Kesempatan tersebut juga dilirik banyak pengusaha baru. Orang-orang ini berlomba-lomba untuk menyelesaikan solusi dengan produk yang mereka kembangkan untuk menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa menjadi acuan para pengusaha baru untuk mendapatkan pendapatan.

Matangkan produk

Untuk mendapatkan uang, baik dari investor maupun dari pengguna pastikan produk sudah dalam posisi matang. Jika masih dalam tahap pencarian market-fit bisa dipastikan akan menjadi usaha yang susah. Ketahui dulu dengan pasti posisi produk Anda. Apa masalah yang ingin diselesaikan dan pengguna seperti apa yang ditargetkan. Ini menjadi penting mengingat investor pun akan berpikir dua kali jika produk yang dikembangkan tidak menyelesaikan apa-apa.

Terlebih lagi pengguna. Pengguna kebanyakan mencari produk yang dekat dengan mereka, dekat dengan permasalahan yang mereka hadapi. Jika produknya masih “mengambang” bagaimana mereka bisa percaya untuk mengeluarkan uang.

Jika sudah mendapatkan produk, lakukan pitching

Tidak ada salahnya untuk mengharap bantuan modal atau investasi pada pihak lain ketika kita mengembangkan bisnis. Namun sebelum itu pastikan produknya sudah benar-benar matang, minimal sudah siap dijual dan teruji dari beberapa pengguna awal. Jika sudah siap jangan ragu untuk segera melakukan pitching.

Di era berkembangnya bisnis digital event networking atau investor lazim diselenggarakan. Tidak ada salahnya untuk mencoba ikut dan melakukan presentasi di sana. Itu baik, minimal bisa membantu mengenalkan produk ke komunitas.

Perhatikan pertumbuhan dan traksi

Traksi yang baik pada bisnis digital menandakan pergerakan positif. Pantau terus pertumbuhan dan traksi yang ada dapatkan. Termasuk penerimaan masyarakat terhadap produk Anda. Jika memang sudah berada dalam posisi baik untuk traksi dan pertumbuhan tidak ada salahnya untuk mendekat ke investor atau masyarakat lain dengan berbagai strategi yang ada. Pada intinya investor maupun pengguna akan sangat memandang produk yang baik dan siap. Untuk itu sebelum memikirkan strategi-strategi lainnya usahakan untuk fokus pada produk.

 

Mengoptimalkan Waktu untuk Mengembangkan Diri

Dalam menjalani kesibukan sehari-hari manajemen waktu merupakan salah satu skill penting yang wajib dimiliki. Tanpa manajemen waktu yang baik alih-alih mengerjakan pekerjaan dengan tepat waktu deadline bisa saja terlewat begitu saja. Kemampuan ini tidak bisa didapatkan dengan sendirinya, perlu proses belajar. Belajar untuk lebih disiplin terhadap waktu.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk bisa mengatur waktu untuk bisa meluangkan waktu untuk pengembangan diri.

Tulis semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, lengkap beserta waktunya

Manajemen waktu tak hanya penting bagi mereka yang bekerja. Pada umumnya kemampuan manajemen waktu diperlukan untuk menyelaraskan bagaimana kita bekerja dan belajar. Baik dalam statusnya sebagai mahasiswa maupun pekerja kantoran.

Tips pertama yang bisa dilakukan adalah menulis rencana kegiatan yang ingin dilakukan. Lengkap beserta deadline dan waktu yang diperlukan. Kegiatan-kegiatan yang ditulis bisa apa saja, mulai dari jadwal kuliah, tugas kampus, bahkan pekerjaan di kantor. Ini akan sangat membantu bagaimana kita memahami apa saja yang akan kita lakukan dan berapa waktu yang kita miliki dalam sehari.

Coba untuk fokus

Fokus mungkin hal yang terdengar sederhana, tapi pada kenyataannya sangat sulit dilakukan. Kegiatan-kegiatan yang memakan waktu seperti bermain media sosial, chatting, browsing di toko online, dan lainnya merupakan hal favorit yang bisa mengganggu fokus dalam belajar atau bekerja. Untuk melakukan fokus coba jauhkan perangkat telepon sebentar, pastikan yang dilakukan adalah hal-hal penting dan berguna bagi proses menyelesaikan deadline atau pun proses belajar lainnya. Untuk yang satu ini setiap orang memiliki cara mereka masing-masing, mulai dari yang bisa fokus karena mendengar suara musik hingga mereka yang fokus di suasana yang hening. Semua tergantung kebiasaan masing-masing.

Luangkan waktu untuk belajar

Jika posisi Anda sebagai pekerja paruh waktu atau pekerja full time jangan sekali-kali remehkan belajar. Luangkanlah waktu barang beberapa jam dalam seminggu untuk menambah pengetahuan atau keterampilan personal Anda. Baik hanya dengan membaca buku atau melakukan praktik-praktik tertentu. Selalu usahakan Anda peduli dengan updgrading kemampuan pribadi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing diri Anda.

Bagun pagi dan lakukan persiapan sebelum memulai hari

Meski terlihat sepele bangun di pagi hari dan menyiapkan apa saja yang ingin dilakukan sepanjang hari adalah cara terbaik untuk mengetahui sejauh mana Anda bisa mengatur waktu Anda dengan sadar. Kebiasaan ini seperti kebiasaan lain perlu dilatih dan tidak bisa dilakukan hanya dalam sehari dua hari. Butuh latihan, butuh ketelatenan, dan butuh disiplin yang tinggi untuk bisa melakukannya. Mengoptimalkan waktu untuk bisa menyisakan demi pengembangan diri.

Tiga Cara Tepat Melakukan Riset Pasar untuk Startup

Salah satu cara agar startup Anda terhindar dari kegagalan dan berakhir bangkrutan adalah dengan melakukan uji coba kepada target pasar. Hal ini menjadi krusial terutama jika startup Anda menawarkan produk dan layanan yang terbilang baru, niche dan memerlukan edukasi yang cukup. Artikel berikut ini akan mengupas 3 cara terbaik ketika startup berniat untuk melakukan uji coba kepada target pasar.

Lakukan riset pasar yang paling mendasar

Jika saat ini Anda telah mengetahui dengan baik siapa target pasar Anda, lakukan kegiatan secara langsung kepada mereka, mulai dari bertanya hingga mengumpulkan feedback terkait dengan layanan atau produk yang ingin Anda tawarkan. Dengan demikian Anda bisa mengetahui dengan jelas apa yang mereka suka, tidak suka dan impian yang ingin diwjudkan melalui layanan atau produk Anda. Hindari untuk melakukan riset pasar kepada teman, kerabat atau keluarga, karena mereka hanya mewakili jumlah kecil pasar, dan kurang memberikan feedback yang dibutuhkan.

Selain kepada target pasar, lakukan juga pendekatan dengan calon klien, mitra dan pihak terkait lainnya yang bakal mendukung layanan atau produk yang Anda tawarkan.

Cermati latar belakang kompetitor

Cara lain yang baiknya juga Anda lakukan adalah dengan melakukan pencarian secara online informasi terkini, strategi pemasaran hingga target pasar yang diincar oleh kompetitor Anda. Cari tahu berapa banyak kesamaan dari sisi produk, layanan hingga cara pembayaran yang mereka terapkan. Jika saat ini Anda belum banyak memiliki kompetitor, bisa jadi model bisnis Anda belum di validasi dan kemungkinan besar sulit untuk dikembangkan.

Tawarkan prototipe produk/layanan kepada target pasar (beta test)

Cara terakhir yang bisa dilakukan dalam tahapan uji coba adalah, menawarkan prototipe produk atau layanan kepada target pasar dalam jumlah kecil. Informasikan juga harga, cara pemsanan dan poin-poin penting lainnya kepada mereka. Kumpulkan masukan, kritikan positif hingga negatif dari mereka, agar Anda dan tim bisa melakukan koreksi, penambahan hingga pengurangan fitur yang benar-benar dibutuhkan oleh target pasar.

Pada akhirnya riset pasar yang dilakukan sebelum layanan atau produk siap diluncurkan, bisa membantu startup melancarkan strategi yang tepat kepada target pasar, klien, mitra dan pihak terkait lainnya.

Beberapa Hal Yang Akan Ditemui Ketika Bekerja di Startup

Realitas sering kali tidak sejalan dengan apa yang diharapkan dalam ekspektasi. Pun demikian realitas bekerja di startup, kendati merupakan sebuah startup populer, seperti yang diceritakan oleh Andrew Ettinger dalam tulisannya. Setidaknya ada empat hal yang diperkirakan, terkait dengan etos kerja di startup, yakni (1) seseorang akan bekerja keras, didukung dengan banyak hal di dalamnya, (2) ide keren menjadi kunci semuanya, (3) prioritas kerja yang mudah diatur, dan (4) komunikasi yang lebih terbuka.

Sayangnya pemikiran tersebut semakin lama ia berada di startup semakin terkikis. Lantas ada hal baru yang ia rasakan. Dan hal tersebut tampaknya juga umum terjadi kepada para pekerja (khususnya millennial) yang berada dalam sebuah lingkungan startup.

(1) Bekerja di startup tidak mudah, menantang, namun menyenangkan

Banyak hal yang akan dilakukan, setidaknya dicoba. Berpindah divisi menjadi hal yang tak sulit seperti korporasi. Kadang role yang digenggam tidak sama dengan kompetensi yang didapat semasa studi. Itu akan menjadi hal yang tidak mudah, bahkan sangat berat, lantaran harus mempelajari dari awal. Setiap hari akan selalu ada tantangan. Bagi beberapa orang yang memiliki “passion” di sana, bisa jadi hal ini akan menjadi hal yang sangat menyenangkan.

(2) Budaya startup berbeda, mampu beradaptasi adalah kuncinya

Menjadi sesuatu yang harus diperhatikan, bahwa kehidupan bekerja di startup erat kaitannya dengan anomali kultur di dalamnya. Semua akan bergerak begitu dinamis seperti bisnis digital itu sendiri. Kuncinya adalah mampu menyesuaikan dengan ragam perubahan yang akan sering terjadi, yang kadang juga berisiko. Saat sudah mampu beradaptasi, maka di situlah “jiwa berjuang dalam startup” mulai tertanam.

(3) Malu-malu akan membunuhmu

Ya, keterbukaan memang menjadi salah satu bagian dalam startup. Itupun akan sangat bergantung bagaimana tiap anggotanya menyikapi. Ide kreatif terkadang datang secara individual, oleh karenanya penting untuk tidak malu berbicara menyampaikan apa yang menjadi gagasan dalam benaknya, khususnya dalam inovasi produk dan strategi bisnis. Begitu juga sebaliknya, penerimaan terhadap gagasan orang lain juga perlu diterapkan dalam diri (open mind).

(4) Semua harus serba transparan

Memiliki tim yang kecil, produk yang spesifik hingga kompetisi yang sengit membawakan binsis harus bisa menjadi transparan. Membagikan apa yang ada dalam tubuh bisnis bukan berarti menyampaikan aib, justru menghadirkan banyak umpan balik yang baik untuk bisnis itu sendiri. Itu cakupan secara umum. Lebih spesifiknya transparansi juga penting diterapkan dalam manjerial dan komunikasi antar tim. Itulah startup, ketika semua harus tahu agar bisa berperan.

(5) Memiliki banyak rencana dan tanggung jawab

Ide yang muncul akan selalu menghadirkan to-do list baru, di luar penyempurnaan produk itu sendiri. Sikap tanggung jawab penting untuk dimiliki, sehingga semua dapat berjalan mulus. Keutuhan tim dalam startup juga bergantung pada masing-masing individu di dalamnya. Saat semua berjalan dengan baik, maka semua rencana akan mulus melaju, demikian sebaliknya.

Kiat Mendapat Dukungan dari Lingkungan Terdekat dalam Menjalankan Startup

Mendirikan startup merupakan proses yang panjang dan melelahkan, akan menjadi lebih baik jika Anda memiliki pendukung yang mampu memberikan dorongan hingga semangat atas semua ide, inovasi serta rencana yang Anda miliki sebagai pendiri. Di sisi lain pendukung seperti keluarga, teman hingga pegawai bukan hanya berguna untuk pemberi semangat, namun juga masalah finansial jika dibutuhkan.

Artikel berikut ini akan membahas 3 hal yang bisa diterapkan untuk memanfaatkan dukungan dari keluarga, teman hingga pegawai untuk menjalankan startup.

Sampaikan tujuan dan cita-cita secara jelas

Jika saat ini Anda telah memiliki pendukung yang selalu siap membantu dan menantikan produk atau layanan yang bakal diluncurkan, pastikan untuk selalu menyampaikan visi dan misi serta tujuan akhir dari usaha Anda. Apa pun strategi serta fitur yang akan Anda hadirkan, pastikan untuk menjelaskan dengan benar kepada pendukung Anda, mulai dari rencana awal, eksekusi yang akan diterapkan, hingga potensi mendapatkan revenue jika nantinya layanan atau produk dirilis.

Jelaskan kegiatan uji coba atau rencana untuk pivoting

Jika saat ini Anda merasa layanan atau produk yang dimiliki terlihat lambat dalam pertumbuhan dan Anda berniat untuk melakukan uji coba hingga akhirnya melakukan pivoting, jelaskan maksud dan rencana Anda kepada pendukung Anda. Dalam hal ini adalah keluarga, rekan dan pegawai. Dengan demikian Anda bisa dengan baik melancarkan kegiatan uji coba dan coba memperkenalkan layanan serta produk terbaru tersebut kepada kalangan terdekat dulu hingga akhirnya siap diluncurkan kepada pelanggan.

Melakukan koordinasi

Saat ini ada dua kriteria dari pendiri startup, yaitu mereka yang memiliki ide serta inovasi terkini, namun gagal untuk mengelola keuangan, sementara ada pula pendiri startup yang pandai mengelola keuangan oprasional namun tidak mampu untuk menghasilkan ide serta inovasi terbaru untuk startup.

Idealnya adalah pendiri startup yang baik memiliki beberapa elemen dari kemampuan untuk menciptakan inovasi dan kecerdasan untuk mengelola keuangan, dengan demikian startup bisa berjalan ke arah yang jelas dan berpeluang untuk tumbuh dengan baik.

Salah satu cara yang bisa dilakukan jika Anda sebagai pendiri tidak memiliki kemampuan tersebut adalah, dengan memanfaatkan pendukung Anda, dalam hal ini keluarga, teman hingga pegawai yang memiliki kemampuan yang Anda tidak miliki. Isi celah tersebut dengan dukungan dari mereka, agar Anda bisa menjalankan bisnis yang sukses.

Menjaga Tim Startup Tetap Bahagia dalam Bekerja

Kebahagiaan dalam tim dipercaya bisa membawa dampak positif dalam produktivitas bisnis. Kemudian banyak cara yang ditempuh untuk  selalu menjaga kondisi bahagia ini, tak jarang diperlukan motivasi-motivasi dari pimpinan. Bisa dalam bentuk kegiatan bersama, reward atau kebijakan-kebijakan lain yang mendukung hal itu. Berikut beberapa hal yang layak dicoba untuk meningkatkan motivasi kerja tim, utamanya untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

Jam kerja fleksibel dan kesempatan bekerja secara remote

Kita sepakat bahwa pekerjaan harus seimbang dengan kehidupan pribadi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan mental pegawai. Untuk bisa membuatnya tetap produktif dan motivasi bisa dicoba untuk memberikan jam kerja yang luwes dan kesempatan untuk bekerja remote. Kondisi sangat cocok untuk mereka yang bekerja di industri kreatif, seperti desain grafis, developer, dan lainnya.

Pekerjaan yang tidak mengharuskan hadir di kantor, pekerjaan yang bisa dikomunikasikan melalui channel internet. Biasanya dengan suasana dan jam berbeda atau bebas para pemikir kreatif akan berusaha sebaik mungkin mengerjakan pekerjaan mereka. Dengan kebijakan ini tentu diharapkan pekerja bisa tetap produktif dan bahagia dengan tetap memegang tanggung jawab yang diembannya.

Membuat suasana kantor yang ramah binatang peliharaan

Tips yang satu ini mungkin hanya bisa diadopsi oleh bisnis yang memiliki konsep home office, biasanya startup. Idenya adalah memberikan suasana rumah dan memberikan kenyamanan mereka dalam bekerja. Tidak ada salahnya untuk mendesain kantor yang ramah dengan binatang peliharaan. Membebaskan setiap anggota tim untuk membawa peliharaannya.

Alasannya, kebanyakan orang memelihara binatang peliharaan sebagai teman bermain, sebagai media untuk santai dan melepaskan penat setelah seharian bekerja. Dengan mengizinkan para karyawan membawa binatang peliharaan di kantor diharapkan mampu menekan tingkat stres mereka, minimal ada cara untuk stres released yang disiapkan. Mungkin akan sulit jika salah satu anggota tim memiliki phobia atau ketakutan terhadap binatang.

Menyediakan ruang untuk bermain

Pekerja-pekerja kreatif biasanya membutuhkan pikiran yang fresh dan terbebas dari stres. Salah satu untuk bisa mengurangi hal tersebut di kantor bisa dilakukan dengan menyediakan sebuah ruangan khusus untuk bermain game. Entah itu olah raga ringan seperti ping pong, atau permainan konsole. Tips ini sudah banyak diadopsi oleh startup-startup di Indonesia. Tengok saja liputan DS Tour khas DailySocial. Di sana bisa dilihat banyak startup yang mulai mengimplentasikan hal ini.

Panduan Dasar Pemasaran Digital bagi UKM

Menjadi sebuah realitas binsis, bahwa saat ini transformasi pemasaran digital menjadi agenda penting untuk dijalankan, termasuk bagi usaha kecil menengah (UKM), terlebih startup teknologi. Sebuah riset dari Forbes pernah mengemukakan, bahwa 80-90 persen dari total konsumen saat ini cenderung banyak melakukan riset online sebelum membeli sesuatu. Dan salah satu mekanismenya yakni menggunakan mesin pencari, mayoritas Google.

Dan menurut hasil riset dari Trellis, 90 persen dari pengguna mesin pencari tersebut hanya terpaku pada hasil pencarian di halaman pertama. Untuk itu menjadi penting, selain desain produk yang apik untuk ditampilkan online, SEO (Search Engine Optimization) perlu dipertimbangkan dalam strategi bisnis. Namun untuk mencapai semua itu, pengusana pemula pun perlu untuk mengidentifikasi komponen yang menjadi persenjataan dalam menjalankan pemasaran digital.

Syarat paling minimal, setidaknya pengusaha tersebut berivestasi pada pembuatan website, tulisan blog dan media sosial. Namun di luar itu alat seperti email untuk pemasaran hingga kit pemasaran untuk meningkatkan awareness terhadap brand perlu untuk dimiliki. Bentuknya pun perlu penyesuaian, mari kita bahas satu per satu.

Website

Memiliki website dengan tampilan profesional penting untuk meningkatkan kredibitlas bisnis. Website berisikan beberapa poin, yaitu (1) menginformasikan siapa diri kita, (2) apa yang ditawarkan, (3) di mana basis bisnis tersebut berada, dan (4) bagaimana calon pengguna dapat menghubungi. Kendati tidak memiliki kemampuan teknis, membuat website saat ini tidak sesulit dulu. Karena sudah ada beragam CMS siap terap, atau bahkan penyedia jasa pembuatan web yang dapat diakses secara digital.

Jika membutuhkan sentuhan custom dari website tersebut, selain bisa merekrut anggota tim yang didedikasikan sebagai pengembang web, melalui situs basis data freelancer, pengusaha dapat memberikan penawaran kerja sama di sana. Selain sifatnya sementara, dapat menyesuaikan kebutuhan dan budget yang dimiliki. Karena saat berbicara tentang website, bukan hanya unsur estetikanya saja, namun seperti yang sudah disinggung sebelumnya, SEO juga perlu dipertimbangkan.

SEO penting untuk memastikan website mudah ditemukan melalui mesin pencari, menggunakan kata kunci spesifik yang digunakan.

Konten blog

Berkaitan dengan kebutuhan sebelumnya, SEO merupakan sesuatu yang sangat dinamis, dengan cepat dapat bergeser bersamaan dengan persaingan pemasaran digital antar binsis. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendongkrak dan mempertahankan nilai SEO adalah dengan menghadirkan konten digital yang selalu diperbarui, salah satunya melalui blog. Tulisan di blog (yang disematkan di website) dapat berisi konten tentang produk atau layanan yang ditawarkan, ditulis dengan mengkaji ketentuan dalam melesatkan unsur SEO.

Misalnya dengan pemilihan judul dan kata kunci yang tepat dan sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Selain itu konten blog juga dimanfaatkan sebagai media edukasi pelanggan, misalnya dengan memberikan petunjuk untuk pemakaian produk, atau mengumumkan promo yang sedang dijalankan oleh bisnis.

Komponen untuk branding

Pemasaran digital perlu didukung dengan konten yang menarik, oleh karenanya branding perlu dilakukan. Komponen yang perlu dipikirkan mulai dari desain logo, pemilihan warna dominan hingga tagline untuk brand yang diusung. Tujuannya untuk memudahkan orang mengingat dan memahami pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan penawaran produk atau layanan yang diusung.

Media sosial

Dalam menentukan media sosial yang akan dimaksimalkan dalam pemasaran, pelaku bisnis perlu mempertimbangkan banyak hal, salah satunya target konsumen dan kegunaan dari media sosial itu sendiri. Misalnya media sosial hanya ingin digunakan untuk showcase produk, maka Instagram, Pinterest, atau YouTube akan sangat cocok untuk mengakomodasi. Namun jika untuk berkomunikasi dengan pelanggan, mungkin media seperti Twitter lebih cocok. Pun demikian untuk penentuan target pasar, harus disesuaikan demografinya. Apakah calon konsumen lebih banyak menggunakan Facebook, Path atau lainnya.

Pemasaran melalui email

Kendati sudah menjadi cara lama, mengirikan penawaran melalui email menjadi cara yang cukup efektif. Email konsumen atau calon konsumen bisa didapat dari banyak cara, mulai dari menampilkan kolom berlangganan di website, membuat survei hinnga menawarkan versi trial dari produk yang meminta pengguna untuk mendaftarkan emailnya. Pemasaran di email masih menjadi penting, karena konten yang disampaikan dapat lebih kaya dan memiliki penjelasan yang jelas. Hal ini didukung oleh riset MarketingSherpa yang menyatakan bahwa pengguna dewasa yang menjadi konsumen pontensial 72 persen masih menggunakan email.

Tips Manajemen Waktu untuk Capaian Target Startup

Dalam perjalanan merintis startup akan ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari tahapan validasi ide, testing, pemasaran dan lain sebagainya. Seolah timeline pekerjaan yang harus dikerjakan benar-benar padat. Di sinilah pentingnya membagi beban kerja untuk tim, dan yang paling utama, manajemen waktu. Mungkin ini terlihat sepele namun sangat penting bagi startup untuk bisa mengoptimalkan waktu yang ada. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan waktu kerja.

Tulis semua yang dikerjakan

Mungkin ini menjadi tips yang umum, namun meski demikian ini sangat penting. Menulis apa yang akan dikerjakan ini akan membantu kita untuk mengorganisasi pekerjaan apa yang harus dilakukan. Menghindari risiko lewat dari deadline. Dengan catatan-catatan ini pula kita bisa melihat seberapa besar dan banyak hal yang harus kita lalukan. Dengan demikian kita bisa terpacu untuk menyelesaikannya satu per satu.

Mengorganisasi catatan berdasarkan waktu dan target

Selain menulis apa yang akan dikerjakan mengelompokkannya menjadi hal selanjutnya yang bisa dicoba. Kelompokkan catatan tersebut berdasarkan waktu dan objektif apa yang harus dicapai. Kemudian tentukan target waktu dan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapainya. Hal umum yang dilakukan untuk mengingat tujuan dan memotivasi diri sendiri mengenai hal yang ingin dicapai.

Urutkan dan kerjakan berdasarkan prioritas

Untuk pengerjaannya sendiri untuk bisa lebih menghemat waktu dan mencapai tujuan yang ingin dicapai selalu upayakan lakukan secara berurutan. Entah itu dari kebutuhan waktu yang maksimum atau tujuan yang paling mendesak. Mengurutkan hal-hal tersebut berdasarkan skala prioritas bisa membantu untuk menghindarkan dari hal-hal yang mampu mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan tujuan utama.

Masalah waktu juga penting, jangan lupa untuk selalu melakukan perhitungan waktu dan usahakan mengerjakan sesuatu tepat waktu. Sempatkan untuk sesekali menengok dan mengevaluasi mengenai apa yang telah dilakukan. Siapa tahu ada hal-hal kecil dan remeh yang mengalihkan perhatian kita dari tujuan dan akhirnya membuat waktu sia-sia.

Cerita Seputar Bekerja di Co-working Space

Bekerja secara remote belakangan ini menjadi salah satu budaya yang tumbuh di masyarakat, utamanya mereka yang dekat dengan kehidupan digital. Akses internet yang semakin membaik dan tersedianya layanan yang memudahkan kolaborasi jarak jauh memungkinkan banyak pekerjaan bisa dikerjakan langsung tanpa tatap muka. Di sisi lain kondisi ini memunculkan peluang bisnis baru, yakni co-working space. Sebuah usaha menyewakan tempat bekerja yang dikemas dengan cozy, menarik, dan nyaman guna mendukung produktivitas. Permasalahan yang ingin diselesaikan cukup jelas, membantu para pekerja remote untuk mendapatkan suasana kerja berbeda, dengan ruang dan fasilitas yang disediakan.

Ada sebuah anggapan bahwa co-working space hanya sebatas ruangan kerja yang disewakan untuk mereka para freelancer atau pekerja remote, nyatanya co-working space lebih dari itu. Terlepas dari segi bisnis co-working space menyimpan potensi yang besar untuk kesempatan berkolaborasi. Salah satu pengelola co-working space di Semarang, Gatot Hendraputra, bercerita kepada DailySocial bahwa co-working space tidak hanya sekedar ruangan, internet dan meja kerja. Co-working space idealnya bisa dilihat dari sudut pandang yang lebih luas untuk memenuhi unsur “co” pada “co-working space” yang bisa diartikan sebagai community, collaboration atau connectivity. Itu yang coba ditawarkan bisnis co-working space, tidak hanya permasalahan fasilitas.

Co-working space diharapkan menjadi titik temu para freelancer atau pekerja kreatif yang bekerja secara remote untuk bisa memberikan manfaat positif seperti kolaborasi hingga membentuk komunitas untuk bisa saling bertukar pengalaman dan bertukar pikiran satu sama lain.

“Tujuannya tentu saja untuk membantu teman-teman komunitas yang terjun atau yang ingin terjun ke dunia industri kreatif, bisa mengembangkan kemampuannya di bidang yang mereka minati karena kita sadar bahwa salah satu masalah mendasar anak-anak muda di Indonesia adalah capacity building,” terang Gatot menjelaskan salah satu tujuannya merintis Impala di Semarang.

Kesempatan menjalin relasi dan kebutuhan fokus yang tinggi

Bagi pekerja yang bekerja di co-working space selain keuntungan yang didapat seperti fasilitas kerja (ruangan, internet dan kopi), peluang relasi dan kesempatan berkolaborasi mereka yang bekerja di co-working space diharuskan mampu mengelola fokus dan pengendalian diri agar bisa tetap bekerja dan menjaga produktivitasnya.

Beberapa bisnis yang bermarkas di Maliome, co-working space (mereka menyebutnya sebagai Hackerspace)  yang berada di Yogyakarta membagikan beberapa kisah mereka selama bekerja dan berkreasi di Maliome. Iqbal Khan atau yang dikenal sebagai @rasarab di media sosial, salah satu orang yang terlibat di belakang media digital Ngonoo menjelaskan bahwa bekerja di co-working space memungkinkan untuk berinteraksi satu sama lain. Dari situ mungkin banyak ide yang mengalir yang tidak bisa ditemukan dengan hanya sekedar Googling atau bekerja dari rumah. Selain itu Iqbal juga menjelaskan:

“…manfaat pribadi tentu relasi dan temen makin banyak, banyak ilmu yang bisa didapet, banyak masukan yang bisa didapet. Dalam segi bisnis tentu jadi ada kolaborasi satu sama yang lain dalam hal support membantu mengenalkan produk kita yang punya produk, atau jasa kita yang jual jasa. Saling mengiklankan satu sama lain jadi. Kalau saya pribadi sih karena lebih berkegiatan di dunia blogging dan jasa optimasi website. Justru  co-working space itu tempat mencari ide untuk bener bener kerja memang porsinya lebih sering di rumah. mungkin kalau bisa dibagikan 30% di  co-working space dan 70% di rumah.”

Co-working space dan budaya kerja remote atau bahkan budaya kerja startup adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Paradigma yang beranggapan co-working space hanya sebuah tempat “numpang” untuk bekerja harus mulai dihilangkan, co-working space selain menyediakan ruang untuk bekerja juga menyediakan kesempatan untuk berkompul, berkreasi dan berkolaborasi.