Lima Hal yang Wajib Dicermati Saat Memilih Mitra Startup

Hubungan baik yang tercipta antara Anda pendiri startup dan partner bisnis bisa mempengaruhi keberhasilan sebuah startup. Untuk itu menjadi hal yang krusial ketika startup bersiap untuk dibangun, partner atau mitra yang tepat telah ditemukan. Di sisi lain terkadang ketika startup sudah berjalan sesuai dengan rencana dan menunjukan peningkatan yang positif, bisa merusak hubungan baik antara Anda dengan partner bisnis Anda.

Artikel berikut ini akan membahas 5 nasihat terbaik dari 5 entrepreneur sukses mancanegara, bagaimana cara yang tepat menemukan partner bisnis untuk startup.

Percayakan naluri Anda

Percaya atau tidak terkadang naluri bisa menjadi senjata yang ampuh untuk kemudian memilih partner bisnis yang tepat. Dengan demikian Anda akan merasa yakin dan bersedia untuk berbagi tagging jawab dengan partner bisnis Anda ketika waktunya menjalankan usaha. Yang perlu dicermati adalah cobalah untuk menemukan kemampuan atau keahlian yang mungkin tidak Anda miliki sebagai Founder namun dikuasai dengan baik oleh partner atau calon Co-founder Anda. Dengan demikian masing-miasng bisa saling melengkapi.

Kenali partner terlebih dahulu

Sebelum Anda memutuskan partner yang tepat untuk mendampingi Anda menjalankan startup, ada baiknya untuk mengenali orang tersebut sedikitnya dua tahun terakhir. Dengan demikian Anda bisa mengerti kekurangan yang dimiliki dan masing-masing pihak bisa mengenali dengan jelas hal-hal yang disukai dan kurang diskuai. Pastikan Anda merasa cocok dan bisa bekerjasama dengan baik dengan calon partner bisnis Anda. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, pastikan masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal pekerjaan, dengan demikian bisa terangkum jelas tugas serta rencana yang wajib diselesaikan oleh Anda dan partner.

Temukan sinergi antara Anda dan partner

Hal lain yang tidak kalah penting adalah untuk bisa menemukan sinergi yang tepat antara Anda dan partner bisnis, jangan lupa untuk selalu happy dan menikmati kebersamaan Anda dengan partner bisnis. Dengan demikian ketika waktunya mengabiskan waktu yang cukup lama untuk membangun startup, bisa terjaga dengan baik karena Anda menyukai partner bisnis Anda dan sebaliknya.

Kenali kepribadian partner Anda

Jika Anda sebagai pemilik startup tergolong orang yang inreovert carilah partner bisnis yang tergolong dalam kategori sifat yang extrovert, dengan demikian masing-masing kerpibadian bisa saling melengkapi. Temukan juga calon partner yang memiliki manfaat lebih, seperti kemampuan, keahlian, networking dan hal-hal lainnya yang saat ini belum Anda miliki sebagai seorang Founder startup.

Samakan visi dan misi

Sebagai pemilik startup Anda wajib untuk memberikan rencana dan impiam yang ingin diwujudkan terhadap startup. Sebelum Anda melancarkan rencana tersebut, pastikan partner Anda telah memiliki visi dan misi yang sama dengan Anda pemilik startup. Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah transparansi, perencanaan yang baik, dan menghindari konflik yang ada sebaik mungkin.

Tips Startup dalam Menyikapi Persaingan

Persaingan dalam bisnis adalah hal biasa. Dengan persaingan kita menjadi tahu bahwa ada potensi di ceruk atau segmen bisnis kita. Persaingan bisa disikapi dengan lebih bijaksana untuk menghadirkan sebuah manfaat dari bisnis. Terus berbenah dan berinovasi salah satunya. Berikut beberapa tips bagaimana menyikapi persaingan dengan baik.

Memetakan persaingan sejak dini

Hal pertama untuk langkah tepat menyikapi persaingan adalah mengenali dengan pasti dengan siapa kita bersaing dan seperti apa mereka. Bahkan sebelum produk diluncurkan. Ini semacam melakukan analisis kekuatan, peluang, ancaman dan kelemahan. Dengan menganalisis kondisi pesaing setidaknya informasi mengenai nilai tambah dan kekurangan pesaing bisa ditinjau dan diantisipasi.

Seperti si A unggul karena X, si B unggul karena Y, dan mereka kurang Z dan lain sebagainya. Dan tentu setelah melihat keunggulan dan kekurangan masing-masing setidaknya terbantu untuk tahu tahu di mana titik inovasi atau pembeda bisa ditempatkan. Itulah mengapa sangat penting memetakan persaingan sejak awal.

Mencari tahu perbedaan dengan kompetitor adalah hal penting yang harus dilakukan setelah tahu kekuatan dari kompetitor. Jangan biarkan informasi mengenai kompetitor hanya menguap sia-sia.

Perhatikan jika tidak ada kompetitor

Tidak selamanya menjadi pelopor atau yang pertama itu baik. Bisa jadi menjadi yang pertama akan membuka peluang dan potensi pasar baru tapi yang lebih dikhawatirkan adalah jika menjadi yang pertama karena memang di sana tidak ada potensi. Selalu pastikan jika ceruk atau segmen terlihat sepi dari persaingan. Karena ada dua kemungkinan, potensi yang belum digali atau memang tidak berpotensi.

Jeli melihat kompetitor

Kompetitor tidak selamanya mereka yang sudah berada di dalam pasar dan sudah beroperasi jauh sebelumnya. Kompetitor juga bukan berasal dari produk-produk sukses yang sudah ada. Tidak menutup kemungkinan bahwa kompetitor berasal dari perusahaan-perusahaan baru, perusahaan-perusahaan rintisan. Pun dengan produk atau idenya. Bisa jadi produk-produk baru atau produk sukses sebelumnya, atau mungkin produk atau ide yang dulu sempat dikesampingkan. Selalu ingat bahwa pasar terus berkembang, kebutuhan pelanggan pun dinamis. Jadi pastikan selalu jeli melihat potensi kompetitor.

Tetap pantau siapa pun yang berpotensi menjadi kompetitor, namun abaikan suara “bising” dari mereka. Pastikan kita bisa belajar dan mempelajari mereka untuk langkah ke depannya.

Membangun hubungan dengan kompetitor

Mungkin ini terdengar buruk. Bagaimana mungkin kita membangun hubungan dengan kompetitor atau pesaing kita. Kalau untuk saling bertukar informasi rahasia atau ide mungkin iya, tapi kalau hubungan tersebut bisa menjaga dan meningkatkan potensi pasar mengapa tidak?

Terutama bagi startup, dengan solusi baru dan pasar yang mungkin membutuhkan edukasi, kolaborasi dan hubungan dengan kompetitor ini bisa berimbas positif. Tentu setelahnya masalah akuisisi pengguna tetap menjadi sebuah persaingan.

Lima Hal yang Wajib Diterapkan Startup Jelang Tahun Baru

Tidak terasa tahun baru sudah tinggal menghitung hari, waktunya untuk melakukan evaluasi target dan rencana yang telah dicapai sepanjang tahun 2016 dan merencanakan apa yang akan dilakukan tahun 2017 mendatang. Sebagai perusahaan rintisan, awal tahun baru bisa dimanfaatkan untuk melakukan scale up, mulai dari menambah inovasi, pindah kantor baru, merekrut lebih banyak karyawan hingga menentukan ke mana rencana bisnis perusahaan ke depannya. Artikel berikut ini akan membahas 5 cara yang baik dilakukan startup di awal tahun yang baru.

Tuliskan rencana dan tampung masukan dari rekan

Tentunya akan menjadi sia-sia jika Anda pemilik startup tidak memiliki rencana dan target yang ingin dicapai tahun 2017 mendatang. Untuk itu coba tuliskan rencana, harapan dan semua target yang ingin dicapai oleh Anda sebagai pemilik perusahaan untuk startup. Coba ceritakan rencana tersebut kepada rekan, di luar pegawai atau co-founder, dan coba tampung feedback dari pihak keluarga untuk kemudian menjadi masukan untuk Anda.

Keluar dari zona aman

Jika saat ini startup milik Anda sudah cukup memiliki profit dan menjalankan rutinitas yang ada, coba koreksi dan rubah target serta pencapaian yang ingin diraih lebih tinggi lagi. Keluar dari zona aman yang selama ini cukup nyaman Anda jalankan, demi memperoleh keuntungan dan prestasi yang lebih untuk startup.

Tumbuhkan rasa loyalitas karyawan

Sebagai pimpinan yang baik Anda harus memiliki kemampuan untuk mencermati kemampuan dan skill yang dimiliki oleh masing-masing karyawan Anda. Berikan tugas yang sesuai dengan latar belakang dan kemampuan yang dimiliki dan biakan karyawan Anda menjalankan tugasnya. Dengan menerapkan cara ini bukan hanya Anda sebagai pemimpin akan mendapatkan hasil yang diinginkan namun juga membuat karyawan Anda lebih bahagia.

Monitor rencana yang ada

Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan oleh pemilik startup adalah, tidak melakukan pengecekan atau memonitor setiap minggu atau bulan rencana bisnis yang telah dijalankan. Apakah rencana yang telah dibuat selama 12 bulan ke depan sudah dilakukan atau terpaksa tertunda karena berbagai alasan, jangan pernah lupa untuk menuliskan laporan terkait perkembangan yang ada.

Nikmati pekerjaan yang ada

Salah satu kunci kesuksesan sebuah startup atau perusahaan teknologi ternama di dunia adalah, kecintaan serta rasa puas dan bahagia yang dimiliki oleh pimpinan hingga karyawan selama mengerjakan tugas yang diberikan. Jika karyawan Anda happy dengan tugas yang dibebankan, bisa dipastikan semua pekerjaan akan memberikan hasil yang baik dan sesuai dengan target yang ditentukan. Untuk itu upayakan selalu menikmati semua tugas dan pekerjaan yang ada, agar perusahaan bisa berjalan secara positif.

Revolusi Digital dan Dampaknya Terhadap Pengenalan Brand

Peradaban internet berhasil mengubah beragam cara lama dalam bermacam hal, tak terkecuali dalam dunia bisnis. Jika kita mengingat bahwa brand fashion olahraga Nike membutuhkan 14 tahun untuk dikenal dunia dan mencapai $100 juta penjualan (kala itu dinilai sebagai salah satu yang cukup cepat), maka saat ini sudah sangat berbeda keadaannya. Mengambil contoh layanan transportasi on-demand Uber, sejak didirikan pada Maret 2009, kini popularitasnya sudah sangat mendunia.

Tak hanya berlaku untuk produk global, akan tetapi juga pada produk lokal. Sebut saja startup ala Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun saja sudah berhasil mengenalkan brand-nya di seluruh pelosok tanah air.

Mengamati bagaimana brand bisa berkembang begitu pesat, ada beberapa hal yang bisa diamati mengapa persebaran informasi tersebut bisa begitu signifikan. Setidaknya ada enam faktor yang dapat dimasukkan sebagai salah satu bagian dari revolusi digital yang berhasil mengubah akselerasi pengembangan brand.

(1) Perangkat pintar ada di kantong setiap orang

Mungkin kita bisa setuju dengan pernyataan berikut ini, bahwa kepemilikan ponsel pintar bagi banyak orang saat ini sudah bukan lagi masuk ke dalam kebutuhan tersier, melainkan sekunder atau bahkan primer. Karena banyak orang yang sangat bergantung pada kapabilitas aplikasi mobile untuk kesehariannya. Ponsel pintar juga mengubah habit seorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dari bangun pagi sampai malam menutup mata.

Pemanfaatan ponsel pintar secara tidak langsung menjadi media yang sangat efektif untuk penyebaran informasi. Melalui pendekatan iklan, aplikasi khusus hingga penawaran langsung dapat dilakukan oleh brand untuk mendekatkan kepada konsumen atau calon konsumen prospektif. Jika cara lama harus memanfaatkan media seperti billboard, televisi, radio atau lainnya dengan pendekatan yang kurang personal, ponsel memiliki cara yang lebih personal.

Teknologi seperti big data banyak digunakan juga untuk melakukan analisis habit pengguna, sehingga brand dapat membuat prioritas penyajian ke calon konsumen secara tepat sasaran.

(2) Perangkat komputasi dan kemudahan yang ditawarkan e-commerce

Alat komputasi secara umum, baik komputer, laptop, tablet, hingga ponsel umum digunakan untuk melakukan aktivitas internet. Salah satu yang menjadi idaman saat ini adalah layanan e-commerce. Booming e-commerce sendiri sudah sangat terasa di Indonesia. Salah satu keuntungan e-commerce bagi pelanggan adalah memudahkan mereka mendapatkan barang atau brand baru yang sulit ditemukan di toko konvensional. Apa saja menjadi mudah dicari menggunakan layanan e-commerce.

Sedikit banyak kebiasaan ini memberikan kesempatan bagi brand dikenal secara lebih luas. Sebut saja Xiaomi, sedari awal melalui model flash-sale pihaknya memasarkan produk di pangsa pasar Indonesia. Brand awareness berhasil dibangun memanfaatkan tren belanja online yang sedang bertumbuh subur di Indonesia. Kuncinya kini pada strategi penyampaian informasi produk ke pengguna sehingga memunculkan ketertarikan masif.

(3) Saluran berbagi media sosial

Sama pentingnya dengan kepemilikan ponsel pintar, eksistensi atau pemanfaatan media sosial menjadi hal penting di kalangan digital society. Media sosial berhasil memunculkan budaya baru, untuk membagikan apapun yang menurut penggunanya menarik. Brand modern memanfaatkan budaya ini sebagai keuntungan, untuk menyebarluaskan apa yang ia tawarkan kepada pengguna.

(4) Target pangsa pasar yang semakin jelas dikondisikan

Menyambung dari poin-poin sebelumnya, pemanfaatan alat-alat modern di atas memberikan banyak keuntungan untuk pemilik brand. Media sosial misalnya, berbekal fasilitas analisis yang disediakan penyedia layanan media sosial, brand semakin mudah mendefinisikan ke mana ia akan memasarkan produknya. Seperti Facebook misalnya, brand dapat menempatkan iklan produk secara native mengikuti segmentasi pengguna yang diinginkan.

(5) Internet memberikan ruang tanpa batas

Penyampaian brand ke konsumen bisa dilakukan dengan banyak pilihan, dari yang berbayar sampai yang gratis. Semua bergantung bagaimana strategi yang diterapkan. Ini adalah keuntungan yang diberikan oleh internet, memberikan ruang tanpa batas untuk penyampaian informasi. Internet membuatnya lalu-lintas data menjadi lebih murah, yang berarti memberikan kesempatan pemain kecil sekalipun untuk show-off produk yang dimilikinya.

(6) Modal bukan lagi sebagai penghalang

Salah satu tantangan bisnis jaman dulu adalah ketika memulai, dan kebanyakan faktor penentu akselerasi bisnis di sisi modal. Menariknya sekarang modal bukan lagi sebuah pengganjal yang sulit untuk dilompati. Di dunia startup, kanal inkubasi dan akselerasi menawarkan kepada bisnis kesempatan untuk mendapatkan pendanaan. Di sektor konvensional pemerintah bekerja sama dengan perbankan juga memberikan kesempatan yang sama. Terlepas dari itu semua, bahkan untuk memulai bisnis di era internet bisa dimulai dengan 0 rupiah. Beberapa sudah membuktikan, misalnya dengan memanfaatkan layanan gratis seperti forum online atau marketplace sebagai tempat menjajakan produk/layanan.

Dari enam fakta di atas, sudah jelas teknologi mengubah perilaku konsumen. Dan bisa disimpulkan juga bahwa informasi dan penyebaran brand saat ini dapat lebih mudah dibandingkan sebelum revolusi teknologi. Kekuatan ini harus disadari betul, sehingga permasalahan yang muncul di era tradisional dapat terpecahkan. Scaling secara cepat juga berimplikasi pada kompetisi bisnis yang semakin ketat.

Waktu yang Tepat Meluncurkan Aplikasi Mobile

Aplikasi mobile merupakan salah satu produk utama yang penting dimiliki oleh startup berbasis teknologi, namun demikian tidak semua startup atau perusahaan teknologi kemudian memutuskan untuk meluncurkan sebuah aplikasi mobile, karena cukup puas dengan memiliki mobile site saja. Jika saat ini startup Anda memutuskan untuk meluncurkan sebuah aplikasi, cermati dengan baik waktu yang tepat untuk meluncurkan aplikasi tersebut. Good timing ternyata mempengaruhi kesuksesan dari aplikasi mendapatkan perhatian dari target pengguna. Artikel berikut ini akan membantu Anda mengatur waktu yang tepat saat yang ideal untuk meluncurkan aplikasi mobile.

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat aplikasi

Untuk membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik dan diterima oleh target pengguna, Anda harus memiliki tim engineer kredibel, produk yang baik dan tentunya dana yang cukup untuk biaya pemasaran dan pengembangan yang dikeluarkan. Belum lagi proses persetujuan dari App Store atau Play Store yang biasanya memerlukan waktu yang cukup lama hingga akhirnya aplikasi yang dibuat bisa langsung di publikasikan di ‘toko’ tersebut.

Bulan dan hari yang tepat meluncurkan aplikasi

Setelah produk selesai dibuat, diuji coba dan bisa dipastikan berfungsi dengan baik, cari tahu terlebih dahulu waktu yang tepat untuk meluncurkan aplikasi Anda. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Fetch, sebuah aplikasi strategi mobile untuk agensi pemasaran disebutkan, ada beberapa waktu yang ideal untuk kemudian dicermati oleh startup ketika bersiap untuk meluncurkan startup. Dari data tersebut tercatat bulan Febuari dan Desember terbilang merupakan waktu yang cukup “mahal” untuk kemudian meluncurkan aplikasi startup, salah satu alasannya adalah ongkos dari biaya pemasaran yang cukup tinggi biayanya.

Waktu yang terbilang cukup ideal dan tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi adalah pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober. Kemudian untuk pemilihan hari disarankan untuk meluncurkan aplikasi pada hari kerja, karena pada akhir pekan biasanya biaya pemasaran akan jauh lebih besar.

Kesimpulan yang kemudian bisa diambil dari data tersebut adalah bulan Febuari atau Desember memang terbilang cukup mahal biayanya untuk meluncurkan aplikasi mobile, namun dari survei yang dilakukan cukup efektif. Sementara bulan terburuk untuk meluncurkan aplikasi mobile adalah minggu terakhir bulan Agustus. Pada akhirnya keputusan untuk meluncurkan aplikasi mobile di Play Store dan App Store, harus dibarengi dengan kegiatan pemasaran digital, agar informasi bisa tersebar dengan merata kepada target pengguna.

Startup sebagai Bagian Tren Social Entrepreneur

Melihat lanskap startup digital yang ada saat ini, mudah ditemui bibit baru yang mulai memainkan peranan penting pada peta kewirausahaan digital, bahkan beberapa sudah mencapai puncak kemapanan dan menjadi inspirasi para pemula. Visinya suda sangat gamblang, bukan sekedar mengejar independensi finansial, melainkan lebih banyak berorientasi pada kebebasan mencurahkan ide, kebebasan menentukan otoritas dan menghadirkan efek sosial berkelanjutan. Kata sosial menjadi perlu digarisbawahi, karena kini menjadi esensi penting dari karakter entrepreneur digital di Indonesia.

Kreativitas mengukuhkan dirinya menjadi sebuah kekuatan “muda” yang hebat. Bermakna lebih luas, kreativitas kini menjadi kunci terlahirnya pemecahan masalah yang berkontribusi langsung terhadap masyarakat. Internet memberikan sumbangsih besar — di tengah berkembangnya konektivitas atas masifnya pemanfaatan perangkat pintar — memberi ruang pendekatan baru yang mudah disebarkan. Nyatanya lebih efektif, dengan modal niat pun beberapa membuktikan bisa starting up melahirkan solusi terbarukan.

Keyakinan baru kewirausahaan untuk melahirkan dampak sosial

Tak pernah bosan kami menceritakan kisah sukses startup Indonesia. Begitu banyak memberikan inspirasi dan pelajaran bagi kita semua.

Dimulai dari mencontohkan apa yang telah digapai startup pertama Indonesia yang berhasil menyandang gelar unicorn, Go-Jek. Dalam berbagai kesempatan, Co-Founder dan CEO Nadiem Makarim selalu mengatakan bahwa visi Go-Jek dari awal ialah untuk meningkatkan pendapatan pengendara ojek dan mempermudah kehidupan orang banyak. Menurut pemuda lulusan Harvard Business School tersebut, permasalahan orang di masa sekarang ini ialah efisiensi waktu. Terlebih studi kasusnya dimulai di ibukota Jakarta.

Ojek dinilai sebagai moda transportasi gesit, mampu diajak menembus kepadatan lalu lintas. Sayangnya sistem yang ada dinilai belum mampu memberikan timbal-balik yang maksimal bagi pelaku bisnis di dalamnya. Dari situ Go-Jek dilahirkan. Sederhananya Go-Jek membuat para driver menjadi multi-skill dan multi-function. Hal ini yang menjawab pertanyaan “mengapa ojek tarifnya mahal, sedangkan melalui Go-Jek bisa menjadi murah?”. Jawabannya adalah efisiensi waktu, yang membuat biaya tersebut menjadi relatif lebih murah.

Nadiem Makarim dalam peluncuran layanan Go-Box di bulan Oktober 2015 / DailySocial
Nadiem Makarim dalam peluncuran layanan Go-Box di bulan Oktober 2015 / DailySocial

Pada umumnya driver ojek konvensional tidak banyak mengangkut order. Jikapun mendapatkan order harus bergantian dengan driver lain di pangkalan. Waktu mereka digunakan lebih banyak menunggu, bergantian. Sehingga berdampak pada menaikkan tarif. Sedangkan di Go-Jek fleksibilitas diberikan. Sistem memberikan kepada mereka sistem order, kapanpun mereka tersedia bisa memenuhi panggilan tersebut. Dampak yang ingin diwujudkan berantai, selain memberikan opsi transportasi yang murah, juga ingin membuat orang makin suka berlalu-lintas dengan kendaraan umum.

Contoh lain, mengambil cerita visi dari online marketplace yang sempat tercatat sebagai bisnis online dengan nilai investasi tertinggi di Asia Tenggara pada akhir tahun 2014. Ya, Tokopedia. Startup digital yang dipimpin William Tanuwijaya tersebut lahir dengan misi untuk membawa orang mudah berbisnis melalui medium internet.  Kisahnya juga berawal dari kegelisahan, kala itu Co-Founder lulusan Binus angkatan 1999 tersebut sempat bekerja menjadi moderator di sebuah forum online ternama kala itu, banyak keluhan tentang mekanisme yang buruk dalam jual-beli online di Indonesia. Sehingga banyak penipuan di sana-sini.

Kegelisahan tersebut makin menjadi ketika William sempat bekerja menjadi web designer, beberapa klien memintanya untuk membuatkan situs jual-beli online. Pengguna, yang pada umumnya non-tech savvy users, membuat sistem yang dibangun menjadi kurang optimal, karena kebanyakan orang akan terpaku pada urusan teknis. Sementara bisnisnya kadang menjadi terlantar. Bermodal dana investasi yang didapat, Tokopedia tetap disajikan gratis dengan fitur jual-beli yang sangat lengkap.

Di sebuah kesempatan seminar tentang startup William mengatakan, proses bisnis Tokopedia adalah membawa mitranya sukses. Ketika Toppers (sebutan untuk pemilik merchant di Tokopedia) berhasil dibantu oleh Tokopedia, maka Tokopedia juga akan sukses. Di awal misi mereka membuka lapangan pekerjaan baru. Seperti banyak dituliskan di blog resmi Tokopedia, tentang cerita kesuksesan orang yang memulai wirausaha berjualan online melalu platformnya, apa yang menjadi tujuan Tokopedia semakin jelas.

Masih banyak kisah startup lain di Indonesia yang begitu mempesona. Sebut saja Bridestory yang berhasil menjembatani pemilik jasa serba-serbi pernikahan, mengefisienkan biaya promosi yang awalnya banyak disuguhkan dalam expo dengan biaya mahal. RuangGuru, startup pendidikan yang mencoba menghubungkan antara guru (privat) dengan muridnya dalam medium digital. Dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan pada guru untuk meningkatkan kualitasnya secara kompetensi.

Empat startup tersebut memiliki pangsa pasar berbeda, namun ada satu hal yang dapat ditarik menjadi benang merah, yakni memberi dampak sosial di masyarakat. Proses bisnis mereka jelas, dan apa yang coba diselesaikan pun adalah masalah riil yang sedang diperangi oleh masyarakat. Di sinilah ternyata startup berperan, startup menoreh sukses ketika mereka mampu mengkombinasikan antara sebuah proses bisnis (perusahaan) dengan permasalahan dalam bentuk penyelesaian.

Bagaimana masyarakat menanggapi tren tersebut?

Media sosial mengubah masyarakat Indonesia secara umum dalam memandang sebuah isu. Dari apa yang bisa kita amati sehari-hari di lingkungan, pengguna media sosial selalu haus untuk terdorong terlibat pada isu sosial. Keterlibatan dilakukan dengan banyak hal, mulai dari menyebarkan semangat positif, memberikan donasi, hingga hadir dalam keterlibatan langsung menjadi relawan. Banyak insiatif sosial dalam aksi nyata yang berawal dari inisiatif di media sosial.

Awareness masyarakat menjadi sebuah titik temu pada bisnis digital (yang membawa misi sosial di dalamnya). Selain memang solusi tersebut dibutuhkan sebagai cara yang lebih mudah diakses, penilaian masyarakat atas dampak sosial yang diberikan startup digital ternyata begitu signifikan. Kami mencoba menyebutnya sebagai “cara baru dalam memasarkan produk secara native”. Bukan berarti bisnis menjual dampak sosial, namun karena nilai sosial tersebut menjadi prioritas di kalangan konsumen.

Mungkin banyak dari kita merasa pesimis, millennials memiliki kepedulian sosial yang rendah. Namun dari tren yang ada, mungkin lebih tepat jika dikatakan kepedulian sosial masyarakat modern memiliki tempat yang berbeda. Tantangannya kini pada transisi, modernisasi di Indonesia masih memiliki gap yang ketat. Di satu sisi masyarakat sudah sangat terbiasa dengan pola kehidupan digital, di sisi lain banyak yang masih merangkak dan pemula dalam beradaptasi. Tak ada cara lain yang bisa dilakukan selain melakukan sosialisasi.

Kasusnya seperti yang terjadi pada penerapan model bisnis startup digital di masyarakat. Kembali mencontohkan pada Go-Jek. Setelah menjadi viral, layanan Go-Jek banyak diminati, namun beberapa waktu silam tak sedikit penolakan dilakukan. Banyak penyedia dan pemain di jasa transportasi konvensional yang merasa dirugikan. Media menyorot secara besar, regulator pun sempat direpotkan karena berusaha berada di tengah.

Diceritakan Nadiem bahwa hal itu yang menjadi tantangan di bisnis Go-Jek. Mereka yang menolak Go-Jek umumnya karena belum memahami bagaimana sistem tersebut bekerja. Kendati sangat susah di awal, perlahan sistem tersebut mulai bisa diterima. Dan kini bisa kita rasakan bersama bahwa layanan online tetap bisa berdampingan dengan apa yang ada sebelumnya.

Kini banyak situs e-commerce dan marketplace memberikan ruang lebih luas bagi produk dalam negeri untuk menampilkan produk-produknya / Pixabay
Kini banyak situs e-commerce dan marketplace memberikan ruang lebih luas bagi produk dalam negeri untuk menampilkan produk-produknya / Pixabay

Bisa disimpulkan banyak startup digital lahir dengan visi-misi yang jelas. Dalam proses bisnisnya, mereka mencoba menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di tengah masyarakat. Startup yang bernilai besar akan memberikan dampak signifikan pada penyelesaian masalah riil di lingkungan sosial.

Mengenal “Revenue Stream” dan “Business Model”

Mempelajari tentang startup, maka tak akan terlepas dari belajar tentang berjalannya sebuah proses bisnis. Ada beberapa istilah dan konsep bisnis yang perlu dimengerti sebelum terjun lebih dalam, seperti istilah revenue stream, revenue model dan business model. Tiga hal tersebut biasanya akan sering ditanyakan ketika startup dihadapkan pada sebuah presentasi, ntah di hadapan calon rekanan bisnis, investor ataupun dalam kegiatan inkubator.

Secara sederhana revenue stream dapat didefinisikan sebagai sumber utama bisnis dalam mendapatkan pemasukan. Revenue model dapat diartikan sebagai sebuah cara yang ditempuh pelaku bisnis untuk mengelola arus pendapatan, termasuk di dalamnya pengelolaan sumber daya yang diperlukan untuk mengelola pendapatan tersebut. Sedangkan business model merupakan berbagai aspek dalam bisnis yang di dalamnya termasuk revenue stream dan model, serta rincian strategi yang menggambarkan bagaimana proses bisnis perusahaan bisa berjalan berkesinambungan.

Jenis-jenis revenue model dalam startup digital

Seiring dengan makin bervariasinya jenis produk dan layanan yang dihadirkan dalam startup digital, strategi pendapatan keuntungan pun turut berkembang. Ada berbagai macam revenue model yang diterapkan, menyesuaikan tipikal produk/layanan yang dijajakan. Berikut ini adalah beberapa jenis revenue model yang hingga saat ini umum dipilih dan digunakan oleh pelaku startup digital.

Revenue Model Kelebihan Kekurangan
Iklan; Model bisnis ini biasanya diterapkan untuk layanan berbasis web atau aplikasi, menampilkan iklan di tempat strategis di dalam konten layanan yang dihadirkan. Google AdSense menjadi salah satu yang paling populer digunakan di Indonesia.

Namun seiring perkembangannya, iklan juga bisa dikelola secara langsung, berhubungan langsung dengan brand tertentu yang ingin mempublikasikan pekerjaan.

Penerapan dan pengelolaannya mudah. Cocok untuk model layanan atau aplikasi yang disampaikan secara gratis. Perlu memastikan pengguna layanan atau aplikasi tersebut banyak. Umumnya tidak bisa didapat secara instan, perlu ada proses panjang untuk menghadirkan traksi.
Affiliate; Berafiliasi dengan brand lain juga menjadi yang cukup populer diterapkan di Indonesia. Konsep afiliasi ini biasanya digunakan oleh pengembang konten (web atau aplikasi) yang mempromosikan produk tertentu (biasanya secara native) di dalamnya. Jika dibandingkan dengan iklan, umumnya penawaran yang diberikan lebih menjanjikan, dengan hitungan yang lebih tinggi dan lebih jelas. Seringkali harus memaksakan konten untuk disesuaikan dengan produk dari afiliasi yang ingin digenjot. Perlu proses panjang dan dapat mengorbankan ketertarikan pengguna.
Transaksional; Model ini pada dasarnya sama dengan tata cara jual beli di pasar, sebuah produk atau layanan dibayar langsung oleh konsumen (bayar di muka). Misalnya menjual perangkat lunak dengan mekanisme beli putus. Beberapa konsumen (terutama di tipe konvensional) lebih nyaman karena proses yang sederhana. Produk yang dijual dengan model bisnis seperti ini biasanya sangat banyak persaingannya. Sehingga strategi seperti perang harga biasanya harus dilakukan, sehingga meminimalkan keuntungan.
Layanan Berlangganan; Model ini biasanya diterapkan untuk layanan yang digunakan dalam jangka waktu lama. Umumnya dihitung secara bulanan atau per tahun. Dengan produk yang matang, layanan ini dapat menghadirkan keuntungan yang signifikan.

 

 

Sangat bergantung pada basis konsumen yang besar. Membutuhkan inovasi berkelanjutan setiap waktu untuk menciptakan kepercayaan.
Penjualan Online; Sama seperti penjualan transaksional, hanya saja prosesnya dilakukan sepenuhnya di website (online). Dapat diterapkan untuk beragam jenis produk dan layanan, mulai dari yang berbentuk fisik hingga yang berbentuk non-fisik. Untuk beberapa produk yang memerlukan strategi pemasaran langsung (pengguna harus melihat barangnya, seperti rumah, mobil dll).

 

Penjualan Tidak Langsung; Model penjualan yang melibatkan agen atau re-seller. Sangat ideal bagi perusahaan untuk melakukan penyebaran produk dan memperbesar jaringan.

 

Kurang cocok untuk model bisnis digital yang ada saat ini, tantangan di pasar akan banyak pada edukasi konsumen, transformasinya ke affiliate.
Ritel; Proses penjualan produk secara ritel. Misalnya pengembang aplikasi yang menjual DVD aplikasi melalui toko di lokasi fisik. Membantu meningkatkan popularitas brand, karena umumnya bisa menjangkau konsumen secara lebih luas, terutama di negara yang masih dalam tahap transisi digital seperti Indonesia. Tidak cocok untuk startup dengan modal pas-pasan, harus mengucurkan investasi besar. Di Indonesia juga akan terkikis dengan pembajakan.
Memfokuskan Pada Layanan; Memberikan produk secara gratis, tapi harus membayar untuk layanan dan proses kustomisasinya. Misalnya mengembangkan aplikasi tertentu, aplikasinya dijual gratis, tapi instalasi dan hosting-nya harus membayar di perusahaan tersebut. Memberikan banyak ketertarikan, terlebih jika “layanan berbayar” dapat dibaurkan secara rapi. Produk sebagai biaya pemasaran, membutuhkan waktu lama untuk mengembalikan modal seiring dengan tantangan mendapatkan traksi.
Freemium; Model bisnis paling populer yang ada saat ini. Memberikan layanan gratis, tapi menyediakan konten/layanan eksklusif untuk pengguna berbayar. Mirip dengan model sebelumnya, cocok untuk layanan digital berupa perangkat lunak. Membutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkan transaksi dan strategi penyampaian yang kuat.

Jenis-jenis business model dalam startup digital

Tidak semua revenue stream cocok diterapkan untuk startup digital, hal tersebut dikarenakan harus menyesuaikan dengan business model yang digalakkan. Business model juga sangat erat kaitannya dengan tipikal produk/layanan, dan bagaimana bisnis menyampaikan produk/layanan tersebut kepada konsumen. Berikut ini beberapa jenis business model yang saat ini umum diadopsi oleh startup digital.

Marketplace

Tokopedia, Go-Jek, Airbnb, Bukalapak termasuk startup yang menggunakan business model ini. Menghubungkan pemilik produk/layanan dengan konsumen/pengguna. Startup menyediakan layanan untuk menghubungkan dan melancarkan proses transaksi kedua belah pihak.

E-Commerce

Mengacu pada penjualan dan distribusi produk dan layanan secara online. Model e-commerce tidak melulu diterapkan oleh bisnis yang memfokuskan pada jual beli barang secara umum (seperti Amazon), proses e-commerce sendiri dapat diadopsi di berbagai bisnis, seperti Microsoft yang menjual XBOX secara online.

SaaS (Software as a Services)

Model bisnis yang memfokuskan pada penyampaian layanan kepada pelanggan, umumnya berupa perangkat lunak dan dibayarkan secara berlangganan. Produk seperti layanan komputasi awan, CRM atau sistem manajemen keuangan cocok menerapkan model bisnis ini.

Consumer

Model bisnis yang memberikan layanan secara cuma-cuma kepada konsumen, karena fokusnya adalah membangun saluran distribusi yang kuat. Setelah produk digunakan banyak orang, revenue model seperti iklan atau freemium diterapkan. Contohnya seperti SnapChat, layanannya gratis, dan akhirnya mengeluarkan produk kaca mata untuk mendukung penggunaan aplikasinya.

API Model

Beberapa startup di Indonesia bergantung pada layanan API seperti Stripe atau Twilio. Atau kita baru saja mengenal startup baru bernama Prism. Layanannya diintergasikan dengan sistem yang dimiliki oleh perusahaan lain, tak terlihat secara kasat mata, namun memberikan kenyamanan yang berarti.

Data

Model bisnis yang memfokuskan pada pengumpulan data, biasanya akan diolah menjadi analisis untuk kebutuhan tertentu.

Licensing

Startup yang berhasil menelurkan inovasi berupa properti intelektual dapat memberikan perizianan berupa paten, merek dagang, rahasia dagang hingga pengetahuan yang dimiliki. Contohnya seperti apa yang dilakukan Arm Holdings.

Empat Cara Tepat Membentuk Anggota Tim Terbaik Startup

Kesuksesan sebuah startup ditentukan oleh anggota tim yang dimiliki. Startup adalah bisnis yang membutuhkan dedikasi, kemampuan dan loyalitas tinggi dari masing-masing anggota tim. Jika di awal usaha Anda sebagai founder terbiasa melakukan semua sendiri dibantu dengan co-founder, namun ketika startup sudah menunjukkan peningkatan yang baik dan mengarah kepada scalling up, diperlukan dedikasi serta loyalitas dari anggota tim. Artikel berikut ini akan membahas empat faktor penting yang wajib dicermati untuk menciptakan anggota tim startup yang tepat.

Ciptakan kultur perusahaan

Saat proses wawancara coba cermati dengan baik apakah calon karyawan yang ingin Anda perkerjakan telah sesuai dengan kultur perusahaan. Yang perlu diingat adalah dalam hal pengetahuan dan kemampuan semua bisa diajarkan, namun terkait dengan kultur perusahaan semua harus dipahami dengan baik dan pastinya harus bisa sesuai dengan kepribadian dari calon karyawan tersebut.

Kultur perusahaan yang baik akan memberikan impact positif dengan kolaborasi positif antar karyawan serta tujuan yang sama untuk membangun perusahaan. Jangan mencoba menawarkan ‘gaji’ yang sama dengan korporasi. Founder yang tepat adalah mereka yang mampu mencari karyawan yang dibutuhkan dan tentunya bisa bekerja sama dengan baik.

Jujur dan transparan

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh startup adalah kesempatan untuk berbagi informasi, bertukar pikiran dan memberikan recognition terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh karyawan. Tumbuhkan selalu transparansi dan kejujuran antar karyawan hingga jajaran manajemen, dengan demikian akan tercipta rasa hormat dan penghargaan yang tinggi dari karyawan kepada Anda.

Fleksibel dan kebebasan

Founder yang baik adalah mereka yang mampu bersikap fleksibel dan memberikan kebebasan yang ‘wajar’ kepada karyawannya. Hindari memperlakukan karyawan Anda layaknya bawahan yang harus menuruti semua peraturan dan tanggung jawab yang ada. Berilah ruang kepada mereka untuk memberikan kontribusi kreativitas kepada perusahaan. Dengan demikian akan timbul rasa kepercayaan yang baik antara karyawan dengan Anda sebagai founder.

Hilangkan karyawan yang negatif

Dalam suatu organisasi pastinya terdapat satu atau dua karyawan yang memiliki efek negatif kepada perusahaan. Apakah itu rasa tidak puas, enggan untuk mengerjakan pekerjaan secara multitasking, kerap mengeluh hingga kebiasaan menyebarkan isu atau gosip yang tidak relevan. Segera lakukan aksi langsung kepada karyawan yang cenderung menimbulkan efek negatif terhadap perusahaan, mulai dari peringatan hingga pemberhentian. Intinya adalah startup harus bisa memiliki anggota tim yang siap untuk melakukan semua tugas yang ada, karena akan mempengaruhi kelancaran bisnis.

Lima Alasan Pegawai yang Bekerja Secara Remote Menguntungkan Startup

Kehadiran startup secara langsung telah memperkenalkan konsep bekerja secara remote atau di luar kantor kepada pegawainya. Alasannya sederhana, untuk memudahkan proses kolaborasi dan tentunya menekan biaya atau pengeluaran, terutama jika memperkerjakan pegawai yang lokasinya jauh dari kantor pusat atau di luar kota.

Bagi pegawai sendiri bekerja secara remote ternyata cukup memberikan suasana baru yang lebih segar dan fleksibel. Tidak harus menempuh perjalanan pergi dan pulang ke tempat bekerja yang pastinya diwarnai dengan kemacetan, belum lagi dengan lingkungan bekerja yang terkesan monoton dan membosankan, hal tersebut yang selama ini menjadi salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja. Artikel berikut ini akan membahas 5 poin menarik yang ternyata memberikan manfaat baik untuk pegawai yang bekerja secara remote.

Menghilangkan stres

Kebebasan untuk memilih sendiri tempat bekerja yang diinginkan ternyata cukup ampuh untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas kerja. Untuk itu sudah banyak startup asing yang saat ini justru menganjurkan perusahaan konvensional untuk kemudian melakukan hal yang serupa, yaitu memberikan pilihan untuk pegawainya bekerja secara remote.

Komunikasi lancar dengan teknologi

Bekerja secara remote bukan berarti Anda tidak bisa mengontrol kinerja pegawai, saat ini teknologi sudah banyak menawarkan tools dan aplikasi terkini yang bisa digunakan untuk memperlancar komunikasi dengan pegawai yang bekerja secara remote. Kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan oleh Slack untuk komunikasi, Cloud untuk menyimpan hasil kerja dan bisa dilihat bersama, Trello untuk melihat aktivitas kerja pegawai hingga Skype atau Google Hangout untuk melakukan konferensi, merupakan tools yang paling ideal untuk digunakan.

Menekan biaya operasional

Salah satu kelebihan dengan menerapkan proses bekerja secara remote kepada pegawai tentunya bisa menekan pengeluaran perusahaan. Terutama jika Anda membutuhkan tenaga ahli seperti engineer yang kebetulan bermukim di luar kota. Dari pada membawa pegawai tersebut ke kantor pusat serta meluangkan budget khusus untuk tempat tinggal dan transportasi, dengan bekerja secara remote pengeluaran tersebut bisa dipangkas, namun tidak mengurangi hasil kerja dari tenaga ahli tersebut.

Pekerja remote lebih ‘engage’

Pekerja remote biasanya lebih ‘happy’ dan puas dengan kondisi kerja yang ada, sehingga mereka semakin bersemangat dan selalu menawarkan adanya tugas yang bisa diselesaikan. Hal tersebut tentunya bisa memberikan manfaat lebih untuk perusahaan, ketika pegawai lebih ‘engage’ dengan pekerjaan dan tentunya perusahaan.

Tempat umum lebih ‘ideal’ dari kantor

Bekerja di coffee shop, perpustakaan atau food court yang pada umumnya banyak dipilih oleh pekerja remote ternyata merupakan lokasi ideal dan tentunya lebih menyenangkan dibandingkan dengan suasana kantor yang kaku dan membosankan. Karena alasan itulah pegawai yang bekerja secara remote biasanya lebih fokus dan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan karena suasana hati yang positif, dibandingkan dengan pekerja di kantor pada umumnya.

Enam Cara Tepat Mengelola Umpan Balik Pelanggan

Feedback atau umpan balik dalam kegiatan pemasaran merupakan hal yang paling akurat untuk mengukur sejauh mana kemampuan sebuah produk bekerja dengan baik dan tentunya diterima oleh target pengguna. Untuk ke depannya umpan balik tersebut bisa dijadikan bekal untuk menambah fitur baru, mengoreksi kesalahan hingga memperluas target pasar, jika diterapkan dengan baik. Artikel berikut ini akan membantu Anda pemilik startup mengelola umpan balik secara tepat.

Meningkatkan layanan dan produk

Dengarkan dengan baik keinginan dan kritikan dari pelanggan setia Anda, dengan demikian produk dan layanan yang nantinya diciptakan bisa diterima dan digunakan oleh pelanggan. Umpan balik pelanggan juga bisa digunakan sebagai bekal yang ampuh untuk mengembangkan bisnis dan menentukan ke mana arah inovasi perusahaan.

Mengukur kepuasan pelanggan

Umpan balik lainnya yang bisa dilancarkan yaitu dengan memberikan survei kepada pelanggan. Sematkan juga pilihan rating dari masing-masing fitur yang dimiliki, untuk melihat seberapa besar kepuasan pelanggan terhadap fitur yang dihadirkan. Manfaatkan tools survei yang ada secara online dan email hingga cara konvensional lainnya seperti menelepon langsung pelanggan Anda.

Kritikan untuk membuat produk yang baik

Saat ini ketika kompetisi makin sengit dan startup Anda harus bersaing mendapatkan pengguna yang sama dengan pemain lainnya, umpan balik bisa menjadi solusi terbaik untuk menciptakan pengalaman atau user experience terbaik untuk target pasar Anda. Untuk mewujudkan hal tersebut, Anda harus melontarkan pertanyaan kepada pelanggan hal apa yang mereka inginkan untuk menciptakan produk yang lebih personal dan tentunya konsisten. Jika produk Anda bisa menghadirkan pengalaman lebih baik dari kompetitor, bisa dipastikan pelanggan akan semakin loyal dengan produk dari startup Anda dan enggan untuk berpaling.

Mempertahankan pelanggan (customer retention)

Umpan balik dari pelanggan merupakan cara berkomunikasi langsung antara Anda pemilik startup dan pelanggan. Bagaimana selanjutnya Anda mengolah umpan balik tersebut akan berpengaruh kepada loyalitas dari pelanggan Anda. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan loyal dengan produk Anda, untuk itu berikanlah survei secara berkala dan coba berikan jawaban yang sesuai dan tentunya diinginkan oleh pelanggan. Tutup celah baru untuk pelanggan Anda mulai bereksplorasi ke layanan lainnya, ketika umpan balik mereka dihiraukan oleh Anda.

Menghadirkan data yang bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis

Bisnis yang baik adalah yang dijalankan berdasarkan data bukan intuisi, untuk itu pastikan data yang masuk adalah akurat dan benar agar bisa diimplementasikan untuk meningkatkan produk dari umpan balik pelanggan. Dari data ini nantinya juga akan terlihat layanan baru seperti apa yang diinginkan dan fitur apa yang kurang diminati dan pada akhirnya bisa dihapus dari produk Anda.

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi customer advocate

Customer advocate adalah pelanggan yang telah menggunakan produk Anda dan bersedia untuk menceritakan dari informasi mulut ke mulut (word of mouth) kepada calon pelanggan lainnya secara suka rela. Dari umpan balik tersebut coba cermati dengan baik siapa saja customer advocate yang berpotensi dan bisa Anda dekati untuk melancarkan kegiatan promosi. Terapkan proses ini dengan tepat, agar bisa melancarkan kegiatan pemasaran berdasarkan umpan balik dan tentunya memangkas biaya akuisisi pelanggan.