Menghindari Kesalahan dalam Rekrutmen Karyawan di Startup

Membangun tim adalah fondasi dalam menjalankan dan mengembangkan startup. Terlebih bagi startup yang sedang ingin memulai atau sedang meningkatkan laju pertumbuhan. Tim yang ada sangat berperan, kesalahan dalam menempatkan anggota baru tentu akan mengurangi akselerasi pertumbuhan startup. Banyak hal yang bisa menyebabkan kesalahan dalam merekrut karyawan.

Berikut beberapa tips untuk menghindari kesalahan yang kerap dijumpai dalam merekrut karyawan.

Mencari calon karyawan dari beberapa sumber

Mencari tenaga baru di tengah-tengah akselerasi tinggi pertumbuhan selalu penuh tantangan. Ritme kerja dan produktivitas harus disesuaikan, salah satu cara untuk meminimalkan hal tersebut adalah dengan memperbanyak alternatif sumber dalam mencari calon karyawan. Beberapa alternatif yang bisa manfaatkan adalah platform pencarian kerja online, terjun ke universitas atau meminta rekomendasi dari karyawan atau tim yang ada. Biasanya dengan mengenal secara personal ukuran kualitas dan produktivitas bisa terjamin.

Cara penyaringan yang berbeda

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam merekrut karyawan sebagai pemimpin yang sedang mencari anggota baru untuk melengkapi tim perlu dicoba cara-cara baru dalam proses penyaringan, misalnya dengan membiarkan para calon pamer keterampilan di jajaran pemimpin atau anggota tim yang lain. Atau bisa menguji mereka dengan beberapa persoalan yang sekiranya akan dihadapi di perjalanan ke depannya. Pada intinya, cari cara baru untuk mengetahui kemampuan dan produktivitas calon karyawan.

Pertanyaan soal kultur atau budaya

Tahapan penting untuk bisa mengetahui dengan pasti kualitas calon karyawan ada pada proses interview. Jika ingin mencari yang cocok dan sesuai dengan budaya perusahaan coba gali informasi atau pengalaman calon karyawan tentang pengalaman mereka dalam lingkungan. Beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan, seperti: “Ceritakan tentang tim kolaborasi terbaik yang pernah Anda ikuti, apa yang Anda lakukan di dalamnya?”

Pelan-pelan

Memahami calon karyawan membutuhkan waktu dan metode yang tepat. Tidak mungkin dalam satu jam atau bahkan kurang wawancara bisa mengukur dan mengetahui dengan pasti keterampilan dan kemampuan seseorang. Perlu obrolan yang lebih jauh. Untuk menyikapinya, bisa disiapkan beberapa metode untuk mengukur dan mengetahui karakteristik. Untuk tidak salah pilih sangat dianjurkan pelan-pelan dalam menentukan, karena setiap proses di rekrutmen pasti memiliki peran masing-masing.

Kapan Founder Perlu Mendengar Saran Mentor Startup?

Mentor yang bagus adalah mereka dapat mengantarkan startup ke tahap berikutnya. Tapi kapan saran mereka bagus untuk diimplementasikan dan kapan dibiarkan saja di atas meja?

Kebenaran dasar yang terjadi dalam mendirikan startup adalah Anda tidak tahu semua hal yang perlu Anda ketahui. Anda mungkin tahu sebagian dari apa yang Anda ketahui untuk sukses. Tapi Anda tidak perlu melakukannya ini sendirian, tapi perlu bantuan dari mentor.

Tapi mentor bukanlah seseorang yang selalu Anda dengar semua ucapannya. Ada saat tertentu ketika Anda benar-benar harus mendengarkan ucapan dari mentor startup Anda dan ada saatnya ketika Anda tidak perlu melakukannya. Artikel ini akan membahas lebih detail mengenai waktu yang tepat untuk mendengarkan arahan mentor startup, berikut rangkumannya:

Kapan harus mendengarkan saran mentor?

Sosok mentor yang Anda pilih tidak muncul begitu saja. Anda harus memilih mereka karena ada alasan. Mentor itu ditunjuk mungkin dikarenakan founder menilai mentor memiliki keahlian tertentu, dirasa dapat memperluas pengetahuan dan peluang pasar.

Yang pasti, antara Anda dan mentor memiliki kesamaan “common sense”, yang mana ada satu topik yang harus selalu Anda dengarkan. Misalnya berkaitan dengan pemasaran, pengembangan bisnis, penjualan, kehumasan, dan lain sebagainya yang tidak dimiliki oleh founder.

Selain saran, mentor startup yang bagus dapat menghubungkan Anda dengan jaringan yang sudah mereka miliki. Jika seseorang sudah menjadi mentor, kemungkinan besar mereka memiliki jaringan baik yang bisa melakukan banyak hal untuk membantu eskalasi startup Anda.

Kapan tidak harus mendengarkan saran?

Tidak semua saran yang dilontarkan mentor cocok untuk startup Anda. Jadi kapan waktu yang tepat untuk mengetahui saran? Ketika Anda menyadari ada motivasi lain di balik saran yang mereka sampaikan.

Pasalnya ada banyak orang yang bermaksud baik untuk membantu Anda, jika mereka ingin masuk ke perusahaan dan menjalani bisnis Anda itu bukan hal yang baik. Anda ingin memiliki seseorang yang ingin Anda hormati dan orang tersebut bisa menghormati kemampuan Anda.

Terjadi kontradiksi antar mentor

Masalah ini akan terjadi bila Anda ikut dalam program akselerator startup, ada beberapa mentor di sana. Seluruh mentor akan memberikan masukan kepada Anda dan mungkin ada yang kontradiktif di sana.

Ketika ini terjadi, keputusan akhir ada di tangan Anda sendiri. Periksa kembali visi dan misi awal startup Anda. Apa yang Anda sukai ketika mendapat beberapa nasihat yang berbeda, saat itulah Anda harus memutuskan siapa yang harus didengarkan, siapa yang tidak boleh didengarkan. Atau haruskah Anda percaya dengan insting sendiri?

Saran terlalu abstrak untuk startup

Saran yang berbasis pengalaman memang sangat bagus, tapi terkadang nasihat dari mentor bisa terlalu abstrak untuk menyadari bahwa itu bisa bermanfaat bagi startup. Banyak founder yang mendengarkan akan mendengarkan pendapat berdasarkan interpretasi singkat. Padahal dalam pengembangan dan pengelolaan produk perlu melakukan pendekatan logis berdasarkan data dan pengamatan dari pengguna, bukan sekadar saran saja.

Saran yang bagus, selain dapat diimplementasikan pada saat ini juga harus tetap memiliki korelasi terkait manfaatnya di masa depan.

Di mana mencari sosok mentor yang baik?

Ada beberapa tempat yang pasti di dalamnya terdapat sosok mentor. Misalnya, dari jaringan Anda sendiri di LinkedIn, Micromentor.org, program akselerator dan inkubator. Sebenarnya ada tempat lain, namun kemungkinan kecil Anda bisa menemukan sosok mentor yang tepat untuk Anda. Seperti orang-orang dari generasi baby boomer dengan karier sukses, namun masih aktif sehingga tidak mencari pekerjaan full time lagi.

Jika orang-orang itu belum termasuk dalam jaringan Anda, saran lainnya adalah bertanya dengan orang-orang yang berusia lebih tua dari Anda. Maksudnya adalah agar mereka dapat mengenalkan Anda siapa teman yang paling sukses dibandingkan mereka. Dapat juga Anda mencari mentor lewat jaringan alumni.

Standar Kualitas yang Bisa Menjadikan Tim Pendiri Solid

Memilih dan menentukan tim pendiri menjadi krusial untuk startup. Kecakapan dan keterampilan orang-orang di dalam founding team menjadi modal berharga untuk membuat produk pertama, dan selanjutnya bisa dikembangkan menyesuaikan tujuan awal atau disesuaikan berdasarkan respons pasar. Bagi Anda yang tengah membangun tim pertama untuk startup, berikut kualitas yang setidaknya bisa dimiliki untuk membangun tim pertama yang solid.

Pola pikir pembelajar

Pemikiran untuk selalu belajar dan selalu tumbuh adalah kualitas yang wajib ada pada tim pertama. Dengan orang-orang yang memiliki semangat untuk belajar dan berkembang, produk atau layanan yang dikelola pasti akan “tertular” kesempatan untuk berkembang. Beruntunglah mereka para pemimpin yang berhasil menemukan orang-orang dengan semangat pembelajar di dalam tim pertama mereka.

Dengan terus belajar gagasan-gagasan inovasi akan terus ada dari waktu ke waktu. Kualitas individu dan tim akan terus meningkat. Akan sangat beruntung jika kultur pembelajar ini bisa ditularkan ke semua orang yang ada di dalam tim, tidak hanya mereka yang pertama tapi juga mereka yang terakhir. Orang-orang yang memiliki pemikiran untuk terus tumbuh ini merupakan penggerak startup, yang sudah seharusnya sebagai perusahaan rintisan untuk terus tumbuh dan berkembang.

Kemampuan mengakui kekurangan

Kualitas selanjutnya yang wajib dimiliki untuk menjadi tim pertama yang berkualitas adalah transparan. Dalam hal ini mengerucut pada kemampuan setiap anggota tim mengakui kekurangannya. Kejujuran akan kekurangan kemampuan ini bisa bermanfaat bagi pemimpin untuk mengambil keputusan, misalnya untuk membagi tugas ke orang yang lebih kompeten.

Tabah

Tidak semua yang dilakukan pertama kali adalah keberhasilan. Kadang kita menemukan kegagalan, kesalahan dan terpaksa harus mengulangi dari awal. Ketabahan dari seluruh anggota dalam tim akan membantu tim bangkit dari keterpurukan dan mengumpulkan kembali semangat untuk bangkit dan memperbaiki kesalahan sebelumnya.

Obsesi dan saling menghormati

Kualitas selanjutnya yang bisa dipertimbangkan dalam membangun tim pertama adalah obsesi dan saling menghormati. Obsesi diperlukan untuk menjaga semangat untuk menyelesaikan produk dan mencapai tujuan, sedangkan saling menghormati adalah awal yang baik untuk menjalin hubungan yang baik di dalam tim. Dan dalam rangka untuk membangun komunikasi dan kinerja yang solid Anda bisa mencari mereka yang memiliki selera humor dan empati. Kualitas yang bisa membawa hubungan dalam tim lebih baik untuk satu sama lain.

Membangun Kepercayaan Pelanggan dengan Komunikasi

Loyalitas pengguna adalah hal diharapkan dari setiap pengembang produk atau layanan. Untuk mencapai tingkat loyalitas yang tinggi, membangun kepercayaan konsumen menjadi hal yang wajib dipersiapkan. Kepercayaan tidak hanya soal kualitas produk, tapi juga komunikasi yang baik.

Berikut beberapa tips komunikasi yang bisa dilakukan untuk mulai membangun komunikasi yang baik dengan pengguna.

Memberikan tanggapan dengan cepat

Untuk bisa memberikan pengalaman yang berkesan bagi pelanggan dalam hal komunikasi kuncinya adalah kecepatan dalam tanggapan. Semakin cepat pelanggan mendapatkan respons, semakin baik bagi hubungan yang terjalin. Terlebih bagi pelanggan yang membutuhkan bantuan atau informasi. Peluang pelanggan meninggalkan layanan dan beralih ke pesaing bisa jadi karena waktu tanggapan yang diberikan cukup lama.

Yang terpenting adalah waktu. Jika memang permasalahan atau informasi yang ditanyakan membutuhkan waktu lama, jawab pertanyaan pelanggan dengan permintaan kesediaan untuk menunggu. Hal tersebut bisa memberikan gambaran bahwa para pelanggan diperhatikan, dan Anda sedang bekerja untuk membantu mereka.

Jangan meremehkan percakapan ringan

Kadang pengalaman terbaik dalam komunikasi adalah pengalaman berbincang dengan orang. Jadi jika pelanggan menanyakan hal-hal sederhana sebisa mungkin untuk tetap menanggapinya. Percakapan-percakapan ringan mungkin sepele, tapi di sana ada pengalaman berharga dan rasa dihargai yang tinggi untuk pelanggan.

Proses internal yang teruji waktu

Jika Anda menjalankan bisnis jasa yang menawarkan proyek-proyek bagi pelanggan, usahakan Anda bisa “memamerkan” kinerja internal Anda. Komunikasikan bagaimana sistem internal Anda bekerja, dan bagaimana Anda memiliki kepedulian terhadap setiap detail, termasuk waktu pengerjaan. Jika Anda menggunakan perangkat pendukung untuk kolaborasi dan monitoring, sampaikan hal tersebut. Hal ini bisa menjadi poin untuk menambah kepercayaan pelanggan.

Mencerna keinginan mereka

Salah satu kesalahan yang terjadi ketika pengerjaan proyek dengan klien adalah kesalahpahaman. Salah satu cara ampuh untuk menghindari hal ini adalah komunikasi intens dan detail. Apalagi sebelum proyek dikerjakan. Diskusikan semua kebingungan dan hambatan yang ditemui, kemudian sampaikan apa yang dicerna dari permintaan klien, pastikan persepsi satu dan lainnya sama.

Empat Alasan Konten yang Berkualitas Mendorong Kegiatan Pemasaran

Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan smartphone adalah membaca berita atau artikel. Apakah itu dari media sosial, media online hingga situs khusus dari brand dan lainnya. Situs yang dulunya hanya berfungsi sebagai wadah untuk informasi singkat, kini telah menjadi media untuk mempromosikan hingga berbagi informasi yang berguna untuk pelanggan. Peranan konten pun kemudian menjadi strategi pemasaran yang saat ini makin populer dan menjadi trending.

Namun demikian tidak mudah untuk membuat konten yang berkualitas saat melancarkan kegiatan pemasaran. Dibutuhkan riset mendalam hingga pemahaman yang menyeluruh terkait dengan target pasar hingga poin-poin yang ingin disampaikan kepada pelanggan. Artikel berikut akan mengupas empat hal yang perlu dicermati, memanfaatkan konten.

Berubahnya kebiasaan orang mendapatkan informasi

Dulu jika pelanggan ingin menghubungi pihak perusahaan hingga brand, bisa dilakukan melalui nomor telepon layanan pelanggan. Demikian juga ketika ingin mengajukan keluhan dan pertanyaan lainnya. Kini ketika teknologi sudah dengan mudah diakses, situs merupakan pilihan pertama dari pelanggan untuk membina relasi dengan brand.

Dengan konten yang relevan, sarat dengan informasi yang dibutuhkan, menjadikan konten media paling ideal untuk brand saat ini. Lakukan edukasi kepada pelanggan melalui konten. Informasikan pembaruan hingga tulisan kreatif, yang mendorong pelanggan untuk melihat, membaca dan pada akhirnya menikmati konten yang tersedia di situs perusahaan.

Buatlah konten yang bernilai

Membuat konten yang bernilai dan dibutuhkan oleh pelanggan, bisa memberikan efek positif kepada bisnis. Konten yang memiliki nilai bisa juga membantu mendongkrak penjualan, sekaligus memberikan kepuasan tersendiri kepada pelanggan, karena kemudahan yang mereka dapatkan saat melakukan pembelian. Hal-hal tersebut yang bisa menjadikan konten media terbaik untuk membantu penjualan, jika dilakukan dengan tepat.

Lakukan pendekatan yang berbeda

Jika dulunya banyak perusahaan yang memanfaatkan situs dengan mengunggah konten promosi dengan informasi hingga promosi seputar perusahaan yang terlalu berlebihan dan terkesan “menyombongkan” produk atau layanan yang ada, saat ini ketika konsumen sudah semakin cerdas, tonjolkan fungsi hingga manfaat dari produk yang brand miliki. Dengan demikian pendekatan yang lebih “friendly” tersebut, bisa diterjemahkan oleh konsumen sebagai informasi yang relevan dan berguna untuk mereka, bukan sekedar promosi betapa bagusnya produk atau layanan yang dimiliki, dengan memfokuskan kepada fungsi.

Pahami dengan baik pelanggan

Membuat konten yang berkualitas didukung dengan pemahaman yang baik terkait dengan siapa target pasar dan apa yang mereka butuhkan. Untuk itu lakukan riset terlebih dulu, sebelum membuat konten. Tentukan tema dan pastikan informasi tersebut bakal dibutuhkan oleh target pasar. Konten yang baik memang tidak mudah untuk dibuat, namun akan menjadi salah satu tools yang efektif untuk pertumbuhan bisnis yang bertahan lama dan sukses.

Kualifikasi Umum Co-Founder Berkualitas

Bagi seorang founder tunggal membangun tim bisa dimulai dari mencari co-founder, seseorang yang pada akhirnya melengkapi, menyumbang ide dan juga tempat untuk bertukar pikiran. Mencari co-founder harus tepat, tidak hanya soal cocok perkara teknis, tapi juga cocok secara personal.

Sayangnya tidak ada ciri khusus co-founder yang tepat karena memang semua relatif, tergantung bagaimana personal masing-masing. Namun ada beberapa keahlian umum yang mungkin bisa dipertimbangkan ketika memilih co-founder.

Melengkapi kompetensi

Mencari co-founder bukan hanya sekedar mencari yang cocok, tetapi juga melengkapi. Kompetensi yang dimiliki sebisa mungkin untuk melengkapi dalam pengembangan startup. Kompetensi yang dimiliki tidak harus teknik atau berkaitan dengan teknologi, mungkin keterampilan manajemen atau keuangan yang belum dimiliki founder sebelumnya. Karena dengan ukuran tim yang kecil keterampilan berbeda dari tiap individu bisa menjadi sangat penting,

Memiliki kemampuan yang spesifik

Masih berkaitan dengan keterampilan untuk co-founder. Dalam mencari co-founder setidaknya cari mereka yang memiliki pengalaman yang spesifik. Misalnya, Anda seorang diri ingin mengembangkan di bidang pertanian, jika background Anda teknik informatika lebih baik jika Anda mencari mereka yang memiliki keterampilan dan pengetahuan di bidang pertanian atau mereka yang bisa memiliki keterampilan komunikasi.

Kedua ketrampilan tersebut diperlukan untuk tim bisa memahami industri pertanian dan permasalahan yang coba dipecahkan. Sekali lagi, sebisa mungkin co-founder itu bisa melengkapi tim yang ada.

Berkepala dingin

Ketika proses mencari ide atau memecahkan masalah yang ada diskusi adalah hal yang lazim dilakukan. Di dalam diskusi sering juga dijumpai perselisihan atau silang pendapat antara satu dan lainnya. Namun silang pendapat ini perlu dan wajar, yang tidak adalah mereka yang menanggapinya dengan emosi kemudian memperburuk keadaan dan mempengaruhi hubungan satu sama lain.

Kasus sepeti itu yang harus dihindari dalam iklim startup. Sebisa mungkin carilah co-founder yang bisa berpikir dingin di berbagai keadaan. Bekerja dengan orang yang memiliki mampu mengelola emosi dan senantiasa berpikir dingin di suasana-suasana yang genting.

Lima Strategi Akuisisi Konsumen Baru secara Organik

Konsumen adalah aset yang menjadi kunci utama suatu perusahaan agar dapat terus bertahan. Akan tetapi mengakuisisi konsumen bukanlah hal yang mudah. Ada banyak strategi yang bisa dilakukan, salah satunya dengan cara “bakar uang” memberikan berbagai subsidi untuk menarik konsumen baru.

Strategi ini biasanya sangat efektif menarik transaksi baru, namun sangat rentan terjadi penurunan konsumen apabila subsidi dihentikan. Ada juga cara murah yang tidak mengeluarkan uang sama sekali, yakni lewat cara organik. Kenaikannya memang tidak sedrastis bila pakai cara bakar uang, namun strategi ini dinilai lebih konsisten buat pertumbuhan bisnis ke depannya.

Ada apa saja? Artikel ini akan fokus membahas strategi akuisisi konsumen secara organik yang bisa Anda terapkan untuk startup, berikut rangkumannya:

1. Tunjukkan apresiasi ke konsumen

Menggaet konsumen yang organik dimulai dengan satu orang dan membangun satu orang sekaligus. Tantangannya datang ketika konsumen mengkritik atau menuntut brand Anda yang diklaim tidak sesuai dengan nilai perusahaan. Maukah Anda mengizinkan mereka untuk mengubah konten dan nilai perusahaan yang sudah Anda bentuk? Ketika ini terjadi apakah Anda akan menyerah atau mengubah cara Anda menampilkan diri ke publik, atau malah tetap teguh pada pendirian?

2. Jangan beli traffic

Memiliki tujuan yang bersifat internal hanya bisa didapat melalui cara organik yang sebenarnya bertugas untuk menjaga keaslian strategi Anda. Anda dapat membuat konten video, posting di media sosial, dan menulis konten hebat di situs Anda, namun Anda tidak dapat membodohi konsumen dengan pertumbuhan yang signifikan tanpa mengalokasikan anggaran belanja marketing. Semakin nyata strategi Anda untuk menggaet lebih banyak konsumen, tentunya akan berdampak pada bisnis Anda.

3. Jangan tawarkan diskon dan freebies

Sebagai usaha kecil, jangan menawarkan diskon dan barang gratis untuk memenangkan hati konsumen. Konsumen yang original itu hadir karena ada kualitas dari produk dan pelayanan yang diberikan, bukan karena diskon. Konsumen yang datang karena ada freebies, bukanlah konsumen organik dan tidak bisa bertahan lama.

Untuk bisnis kecil, memberikan harga terbaik untuk mendapatkan nilai tambah bagi bisnis Anda. Strategi word-of-mouth akan memberi Anda pelanggan organik dan memberi profitabilitas yang pasti.

4. Fokus pada produksi konten

Konsumen yang tumbuh dari strategi organik adalah sekelompok orang yang peduli dengan apa yang Anda lakukan dan bagaimana produk Anda dihasilkan. Di sini Anda dituntut untuk transparan dan jujur, juga bersedia menerima output dari konsumen.

Tak hanya itu, Anda dituntut untuk konsisten memproduksi konten. Pasalnya konsistensi itu adalah pangkal yang membuahkan kepercayaan dan kesetiaan, membuktikan bahwa Anda peduli dengan konsumen Anda.

5. Hubungkan bisnis dengan konsumen lewat cerita

Konsumen itu tertarik untuk bisa terhubung dengan Anda, bisnis Anda, dan produk Anda. Ceritakan kisah Anda kepada mereka bagaimana Anda memulai usaha ini, di mana titik kegagalannya, apa filosofi brand Anda, dan ke mana bisnis akan melangkah. Dengan kisah ini, berarti mengajak konsumen untuk turut serta menjadi bagian dari diri Anda. Yang mana, strategi seperti ini sangat seksi dan sangat didukung oleh konsumen.

Waktu yang Tepat untuk Bekerja Sama

Kesalahan merupakan bagian perjalanan panjang dalam mencapai tujuan, termasuk dalam bisnis. Ketika membangun startup kesalahan pun sering ditemui. Sebagai seorang founder tentu harus meminimalkan kesalahan-kesalahan ini. Kadang kesalahan sering berasal dari keputusan untuk bekerja sendiri, untuk itu penting untuk mengetahui kapan harus mengerjakan sendiri atau kapan untuk memutuskan bekerja bersama.

Ketika berada di luar keahlian

Tidak ada salahnya ketika kita memutuskan untuk bekerja sendiri, namun ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk mengandalkan orang lain. Salah satunya adalah ketika kita menghadapi pekerjaan di luar kemampuan atau keahlian kita. Misalnya ketika pendiri sedang mengerjakan masalah legalitas dan kebetulan minim informasi di ranah hukum. Alih-alih dipaksakan mengerjakan sendiri lebih baik mencari bantuan dari pihak ketiga yang lebih paham seperti agensi atau lainnya.

Ketika terlalu banyak pekerjaan yang ditangani

Terlalu banyak pekerjaan juga tidak baik untuk dikerjakan seorang diri. Ketika load pekerjaan sudah terlampau banyak baiknya untuk berbagi. Bisa membaginya dengan tim atau membagi dengan menjadwalkan sesuai prioritas. Memiliki beban pekerjaan berlebihan memang tidak dianjurkan karena dibutuhkan fokus untuk bisa menghasilkan kualitas produktivitas.

Ketika membutuhkan perspektif baru

Perspektif baru adalah salah satu alasan paling utama untuk bisa bekerja sama dengan orang lain, atau setidaknya tidak dikerjakan sendirian. Terkadang ide-ide baru dan fresh tidak lahir dari pemikiran seorang diri. Harus ada teman brain stroming untuk melihat kemungkinan atau perspektif yang sebelumnya tidak terpikirkan. Saling melempar argumen, saling berdebat, dan bertukar pikiran biasanya awal dari ide baru yang tidak terpikirkan selama ini, seorang diri.

Risiko terlalu tinggi

Terakhir, salah satu kondisi yang tidak dianjurkan bekerja sendiri adalah ketika menghadapi kondisi atau pekerjaan dengan risiko yang terlalu tinggi. Keberadaan orang lain selain bisa membagi beban, bertukar pikiran juga bisa menjadi rekan pengingat akan risiko. Rekan yang bisa membantu lebih hati-hati dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang tidak terpikirkan atau dilupakan. Sederhananya hadirnya pihak lain bisa menjadi “otak” kedua dengan antisipasi-antisipasi yang berbeda. Sekali lagi, dengan sudut pandang yang berbeda.

Tiga Nasihat Bermanfaat untuk Pendiri Startup Baru

Di tahun 2018 ini diprediksi akan makin banyak startup baru hadir menawarkan berbagai layanan dan produk memanfaatkan teknologi. Belajar dari tahun sebelumnya, tidak banyak startup yang bertahan dan terpaksa harus gulung tikar, karena berbagai kendala. Mulai dari pendanaan, kesalahan dalam mengelola organisasi hingga langkah-langkah kurang strategis yang telah diambil.

Artikel berikut akan membahas 3 hal penting yang wajib dicermati oleh pendiri startup baru, jika ingin memiliki bisnis yang sukses dan tentunya bertahan, belajar dari Heidi Zak, Co-Founder ThirdLove.

Jangan tinggalkan pekerjaan tetap

Tentunya sudah banyak cerita hingga pengalaman dari para entrepreneur sukses sebelumnya yang memutuskan berhenti dari pekerjaan tetap mereka, demi mengejar karier sebagai seorang pendiri startup. Jika saat ini Anda merasa belum siap untuk berhenti dari pekerjaan tetap, tunda dulu keputusan tersebut. Pastikan Anda memiliki produk dan dana yang cukup hingga akhirnya berhenti dari pekerjaan tetap.

Jika memungkinkan, lakukan juga validasi di awal saat Anda masih memiliki pekerjaan. Lakukan terus uji coba hingga akhirnya mulai terlihat seperti apa target pasar dan model bisnis ideal, kemudian barulah putuskan untuk fokus kepada startup dan berhenti dari pekerjaan tetap.

If you’re uncertain about whether or not to leave a job or start a business, ask yourself this: “Am I going to regret not doing this?”

Penting untuk bersosialisasi

Hal lain yang juga perlu dicermati adalah kegiatan sosialisasi di lingkungan dan kegiatan terkait. Membuat produk yang baik hingga selesai tentunya menjadi prioritas saat mendirikan startup, namun hal lain yang juga perlu untuk diperhatikan adalah sosialisasi. Posisikan diri Anda sebagai pemilik startup di hadapan orang-orang yang tepat, seperti investor, sesama entrepreneur dan orang-orang lainnya yang relevan.

Every cocktail party or lunch meeting is a chance to meet a potential investor, another founder, or someone else that can help you.

Fokus merekrut pegawai yang tepat

Tentunya bukan rahasia lagi bahwa bisnis yang sukses adalah bisnis yang didukung oleh pegawai yang tepat. Namun demikian jika di awal Anda kesulitan untuk menemukan pegawai yang loyal dan siap untuk berjuang demi perusahaan, rekrutlah tenaga freelancer yang mampu untuk bekerja selama beberapa waktu dengan skill yang sudah handal. Dengan demikian Anda bisa fokus membuat produk yang diinginkan hingga selesai.

Jika MVP dan validasi sudah dilakukan, dan startup mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif, lakukan perekrutan pegawai yang ideal dan sesuai dengan kebutuhan startup.

Once you reach product/market fit (about three years in) you can really start to focus on specific hires.

Lima Hal yang Perlu Dicermati Startup sebelum Menjalin Kemitraan

Saat ini sudah banyak partnership atau kemitraan yang dilancarkan satu startup dengan starup lainnya. Selain untuk menambah jumlah pelanggan, kemitraan tersebut juga bisa memberikan keuntungan strategis sekaligus menciptakan layanan yang menyeluruh. Sebelum startup memutuskan untuk bekerja sama dengan startup lain, ada baiknya untuk mencermati lima hal berikut ini.

Pilih tipe pelanggan yang sama

Meskipun pelanggan yang ditargetkan tidak harus serupa, paling tidak pelanggan calon mitra bisa menjadi alternatif baru untuk layanan dan produk yang ada. Misalnya jika startup menargetkan target pasar kalangan menengah ke atas, cari layanan serupa yang mencoba untuk merangkul target pelanggan tersebut. Hadirkan juga pilihan baru untuk pelanggan melengkapi layanan yang telah dimiliki.

Bukan kompetitor

Mitra yang ideal adalah mitra yang memiliki layanan atau produk yang pada akhirnya tidak akan menjadi pesaing Anda. Misalnya jika Anda memiliki layanan on-demand, carilah mitra yang bisa mendukung bisnis Anda tersebut. Apakah dari sisi logistik, layanan pelanggan dan hal terkait lainnya.

Memberikan prospek untuk pelanggan baru

Salah satu strategi lain saat berencana untuk membina kemitraan adalah dengan melihat jumlah pelanggan yang dimiliki oleh calon mitra tersebut. Idealnya temukan bisnis yang memiliki jumlah klien dalam jumlah banyak, yang membutuhkan layanan yang Anda miliki. Dengan demikian bisa membuka kesempatan untuk akuisisi pelanggan baru dari kemitraan tersebut.

Memiliki minat besar untuk menjadi mitra

Hal lain yang harus diperhatikan saat menentukan mitra yang tepat adalah keinginan mereka yang cukup besar untuk menjadi mitra Anda. Dengan demikian visi dan misi bisa diselaraskan dan tujuan akhir yang ingin diraih bisa dijalankan bersama.

Tertarik dengan layanan yang dimiliki

Cara lain agar bisa mengajak mitra yang tepat, jika bisnis yang Anda miliki menarik perhatian calon mitra tersebut. Untuk itu lakukan riset dan buatlah rencana saat memilih calon mitra. Pastikan calon mitra tersebut belum memiliki layanan atau produk yang Anda miliki, agar bisa menarik perhatian mereka lebih besar lagi.