Memilih Platform yang Tepat untuk Validasi Produk Startup

Salah satu yang dapat dilakukan startup untuk memvalidasi produknya ialah dengan menghadirkan platformnya sedini mungkin. Dalam dunia produk, proses tersebut disebut dengan Minimum Viable Product (MVP) atau produk inisial yang perlu diluncurkan startup secepat mungkin untuk mengetahui bagaimana respons pasar terhadap solusi yang ditawarkan.

Ini menjadi langkah awal yang penting, sebab proses ini juga menjadi dasar yang memberikan keyakinan produk tersebut akan dilanjutkan atau tidak. Karena jika memang tidak memiliki traksi yang mencukupi, lebih baik startup segera melakukan pivot untuk menghadirkan produk berikutnya.

Berbicara seputar produk, saat ini terdapat opsi yang dapat dikembangkan oleh startup sesuai dengan minatnya masing-masing. Setelah memahami spesialisasinya, maka selanjutnya startup perlu memikirkan platform seperti apa yang layak dikembangkan. Faktanya ada banyak sekali jenis platform yang bisa dikembangkan, namun demikian beberapa jenis platform sangat lekat dengan kebutuhan pengguna saat ini.

Khususnya di Indonesia, masih banyak edukasi yang perlu dilakukan di tingkat pengguna akhir. Jika ingin berakselerasi cepat, ide startup perlu dioptimasi dengan tipikal paltform yang lebih “merakyat”. Berikut beberapa jenis platform yang menurut penulis sangat akrab dengan pengguna teknologi di Indonesia saat ini.

Marketplace

Platform ini memiliki tujuan sebagai media transaksi jual beli oleh masyarakat. Bentuknya sangat efisien, karena pengguna dapat berlaku sebagai penyedia produk ataupun pembeli produk. Ini cocok dikembangkan untuk bisnis yang berorientasi pada produk.

Dari sudut pandang MVP, marketplace turut menjadi wadah yang pas untuk memahami ketertarikan pengguna. Bisnis memberikan jalan yang mudah bagi pengguna untuk menjangkau produk yang hendak dijual atau didistribusikan.

Komunitas

Layanan berbasis komunitas atau forum juga dapat menjadi pilihan. Selain meningkatkan traksi dalam model membership, model ini juga memungkinkan pengguna berinteraksi langsung. Bisnis yang cocok menggunakan tipikal platform ini ialah layanan yang berorientasi pada komunikasi konsumen.

Untuk kebutuhan MVP juga cocok karena dari sana interaksi dapat terjadi lebih mendalam. Baik sebagai masukan terkait produk, ataupun testimoni atas penggunaan produk.

Chatbot

Menjadi salah satu platform yang paling populer, chatbot memberikan kemudahan bagi bisnis untuk mengotomatisasi berbagai proses. Platform ini dipilih dengan harapan dapat meningkatkan intensitas penggunaan suatu layanan. Cocok digunakan untuk bisnis berbasis pelayanan.

Lima Fakta Menarik Bekerja di Startup

Gemerlap dunia startup dengan fasilitas lengkap hingga gaya kasual yang dibebaskan kepada pegawai startup saat bekerja, menjadi salah satu alasan mengapa saat ini para lulusan mahasiswa baru dan tenaga kerja muda lainnya tertarik untuk bekerja di startup. Namun demikian kenyataan yang ada tidak demikian, dibutuhkan daya tahan, kecerdasan dan kemampuan untuk beradaptasi ketika Anda memutuskan untuk bekerja di startup.

Artikel berikut akan merangkum 5 fakta yang wajib diketahui jika Anda memutuskan untuk bekerja di startup.

Jam kerja yang panjang

Salah satu alasan mengapa startup banyak merekrut tenaga kerja dari kalangan millennial atau mereka yang baru saja lulus universitas adalah, jam kerja yang panjang dan melelahkan yang biasanya bisa dihadapi lebih baik oleh kalangan millennial atau anak-anak muda. Tuntutan pekerjaan yang tidak menentu hingga jam kerja yang tergolong panjang bahkan menyita tenaga pegawai. Terutama saat startup bersiap untuk melakukan peluncuran produk atau layanan startup. Untuk itu pastikan Anda rela untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan pekerjaan saat berniat untuk bekerja di startup.

Menyelesaikan berbagai pekerjaan (multitasking)

Di perusahaan konvensional biasanya satu pekerjaan memiliki tim yang terdiri dari 2 sampai 4 orang. Hal tersebut tidak berlaku di startup, di mana beberapa pekerjaan biasanya hanya dilakukan oleh satu orang saja. Salah satu alasan mengapa banyak pegawai startup yang melakukan multitasking adalah penghematan biaya dan pengeluaran dari startup yang pada umumnya tidak memiliki budget yang lebih. Sisi positif yang bisa ambil dari multitasking tersebut adalah, pengalaman, pembelajaran, hingga networking yang selanjutnya bisa berguna untuk karier Anda.

Kerap mengalami perubahan

Bukan hanya kegagalan yang nantinya bakal Anda alami namun juga perubahan yang lumayan cepat terjadi dalam startup. Apakah itu pada akhirnya memutuskan untuk melakukan pivoting, restrukturisasi, pergantian CEO dan jajaran C-Level lainnya. Semua perubahan tersebut kerap terjadi dan tidak bisa dihindarkan dalam bisnis startup. Jika Anda masih memiliki keyakinan startup bakal sukses dan mampu menjalankan bisnis, memutuskan untuk tetap bekerja adalah pilihan terbaik. Namun jika Anda memiliki keraguan dan melihat tanda-tanda kurang mendukung, ada baiknya untuk memutuskan keluar dari startup tersebut.

Penghasilan yang minim

Jika Anda adalah tenaga profesional yang memiliki posisi kunci dalam startup mungkin akan mendapatkan keuntungan lebih dari sisi penghasilan. Namun jika saat ini Anda adalah lulusan baru atau baru mulai bekerja di startup, bisa jadi gaji atau penghasilan yang bakal ditawarkan hanya sedikit. Hal tersebut terjadi karena kebanyakan startup masih menjalankan bisnis secara bootstrapping, sehingga penting bagi mereka untuk menghemat pengeluaran dan memberikan gaji lebih sedikit.

Sarat dengan percobaan dan eksperimen

Saat startup berencana untuk diluncurkan akan banyak kegiatan atau pekerjaan yang tidak jelas dan tidak pasti. Hal tersebut terjadi karena startup masih dalam fase eksperimen dan percobaan, layanan atau produk apa yang berfungsi dengan baik dan bisa dijual untuk publik. Saat proses ini terjadi, pendiri startup biasanya akan lebih fokus kepada produk, dan tim pendukung lainnya masih belum bisa melaksanakan tugas. Untuk itu manfaatkan waktu untuk mengumpulkan data, networking dan bertemu dengan pihak-pihak yang relevan untuk mengenalkan diri. Agar saat nanti startup sudah diluncurkan, kegiatan pemasaran hingga promosi bisa lebih mudah dilakukan.

Empat Kesalahan Eksekutif di Tempat Baru

Dinamika startup dan bisnis adalah keluar masuk pegawai baru, tak terkecuali untuk jabatan eksekutif. Suatu saat nanti, jika diperlukan mempekerjakan eksekutif dari luar tim merupakan sebuah pilihan yang tidak bisa dihindari. Tentu yang akan mengisi slot eksekutif adalah orang-orang terpilih dengan segudang pengetahuan dan pengalaman dalam bisnis.

Layaknya orang baru di tempat baru, ada beberapa hal yang bisa menjadi kesalahan para eksekutif baru ini. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi kesalahan para eksekutif baru di tempat yang baru.

Terburu-buru menawarkan visi baru ke organisasi

Salah satu hal terpenting dalam memasuki lingkungan baru adalah adaptasi. Begitu pula dengan para eksekutif yang menempati tempat barunya, mereka membutuhkan adaptasi yang cukup sebelum benar-benar “menjalankan” tugas mereka masing-masing. Salah satu kesalahan yang mungkin terjadi bagi para eksekutif baru adalah terburu-buru dalam menawarkan misi baru ke perusahaan yang dipimpinnya.

Meski sebagai posisinya sebagai eksekutif, statusnya masih sebagai orang baru. Pengenalan dan adaptasi masih diperlukan, salah satunya dengan budaya dan sumber daya yang ada. Dengan demikian untuk visi baru harus disesuaikan terlebih dahulu. Tidak terburu-buru.

Membuat keputusan besar terlalu cepat

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, adaptasi dan pengenalan kekuatan tim menjadi salah satu yang terpenting. Biasanya setiap eksekutif berusaha memberikan yang terbaik dengan membawa perubahan-perubahan di berbagai sektor. Nyatanya itu bisa menjadi sebuah blunder jika dilakukan dengan terburu-buru.

Eksekutif harus memperhatikan dan menghitung lebih detil. Kuncinya adalah adaptasi dan pengenalan bisnis secara menyeluruh.

Memprioritaskan hubungan eksternal dibanding hubungan internal

Hal lain selanjutnya yang menjadi bantu sandungan bagi para eksekutif baru adalah terlalu memprioritaskan hubungan eksternal. Baik dengan kolega atau rekanan bisnis. Padahal yang diperlukan adalah kebutuhan memahami tim dan menjadi figur yang dikenal dan dihormati di dalam tim. Eksekutif adalah pimpinan dan pimpinan wajib menjalin hubungan yang baik dengan seluruh anggota tim di bawahnya.

Melakukannya sendiri

Eksekutif baru untuk bisa bertahan dan berjalan setidaknya harus memiliki “support team” . Menjalani beberapa bulan pertama tanpa minta bantuan atau meminta masukan dari tim adalah salah satu kesalahan. Untuk bisa lebih dekat dengan tim, untuk bisa memanfaatkan kekuatan yang ada sebelumnya eksekutif berkewajiban untuk membentuk tim yang akan membantunya dalam menakhodai bisnis. Dengan demikian transfer pengetahuan akan berjalan sinergi seiring berjalannya waktu.

5 Hal yang Perlu Mulai Dibiasakan Founder Startup Baru

Untuk terus berkembang, startup perlu adaptif terhadap beragam dinamika terkait dengan bisnis. Budaya kerja juga menjadi salah satu kunci untuk memajukan laju perkembangan startup. Berbagai faktor perlu dipertimbangkan, mulai dari membangun dari dalam, hingga memperhatikan berbagai perkembangan di luar.

Berikut ini adalah beberapa hal sederhana yang patut dipertimbangkan oleh setiap founder atau penggerak startup baru atau yang masih di tahap awal untuk memastikan bisnisnya melaju dengan baik dan pesat.

Menetapkan tujuan dan arah bisnis

Tujuan harus sangat jelas, membangun startup lebih kompetitif dengan menetapkan value startup. Begitu juga visi dan misi, value perusahaan juga penting untuk mengingatkan semua yang berpengaruh pada perusahaan Anda. Dengan ini, semua pihak dapat merespon baik dengan loyalitas menjaga kondisi startup Anda secara maksimal.

Berdayakan karyawan

Ketika startup Anda membutuhkan pelanggan yang besar, bangunlah tim yang dapat berimprovisasi memperbaiki situasi pasar. Karena akan ada karyawan yang dapat membuat keputusan membantu memecahkan masalah saat startup Anda sedang berjalan.

Posisi karyawan di sini bertugas menyampaikan pengetahuan tentang tujuan perusahaan kepada pasar untuk mengikuti atau menggunakan produk/jasa startup Anda. Sehingga startup semakin  berkembang seiring penyampaian kepada pelanggan tepat sasaran.

Transparansi

Sebagian besar startup yang memiliki ruang kerja bersama menumbuhkan budaya yang transparani. Jika Anda ingin anggota tim dapat mengutarakan pendapat atau ide cemerlang, bisa langsung komunikasi tanpa ada jarak. Dengan ruang kerja ini juga akan tumbuh rasa percaya diri karyawan Anda untuk membangun keharmonisasian tim.

Menyiasati perkembangan tren

Salah satu budaya startup adalah selalu mengikuti perkembangan tren yang ada, untuk merealisasikan produk/layanan apa yang sesuai mengikuti tren tersebut. Terkadang, gagasan hadir melalui pihak eksternal yang secara langsung meningkatkan gebrakan bisnis Anda.

Buatlah eksperimen

Jika Anda tidak berani gagal dalam memulai sesuatu yang baru, harapan untuk mencapai kesuksesan sangatlah kecil. Dalam eksperimen ini, Anda dituntut untuk membuat suatu perubahan dalam pelayanan terhadap pelanggan. Budaya seperti ini sangat sering digunakan oleh startup lainnya, karena dianggap suatu perubahan itu bernilai besar.

Mendapat Pendanaan Tidak Menjamin Kelangsungan Hidup Startup

Membangun sebuah bisnis startup tidak akan selalu berjalan mulus, meskipun sudah mendapat pendanaan besar dari investor. Pada awal tahun ini saja sudah banyak sekali bisnis startup gagal karena kurang memahami dampak bagi perusahaan baru, padahal kondisinya sudah mendapatkan investasi yang cukup baik. Idealnya pendanaan seharusnya menjadi bahan bakar yang baik untuk membuat startup mendekatkan diri pada keuntungan bisnis.

Melihat penyebab kegagalan yang dialami startup, rupanya menjadi momen berharga bagi kalangan pebisnis digital yang sedang berjuang untuk belajar darinya. Beberapa faktor berikut mungkin dapat dijadikan pertimbangan sekaligus pembelajaran bagi startup yang tengah merintis bisnisnya.

Pelayanan dan fasilitas yang buruk

Pelayanan yang maksimal dan fasilitas yang memanjakan pengguna akan menghadirkan bisnis pada traksi pelanggan yang signifikan. Inovasi juga menjadi kunci, karena kebutuhan pengguna digital trennya sangat dinamis. Terkait dengan bagaimana startup mampu menyuguhkan fasilitas yang baik, ada cerita tentang startup bernama Auctionata.

Auctionata menyajikan layanan streaming online sejak tahun 2012, lalu bisnisnya terhenti di Februari 2017 setelah sebelumnya berhasil mengumpulkan pendanaan hingga $95 juta. Sebelum perusahaan tutup, Actionata resmi bergabung dengan perusahaan lelang  Paddle8.

Kegagalan yang dialami Actionata dengan pelayanan live streaming itu terjadi karena faktor sistem yang lambat. Meskipun di era digital saat itu membutuhkan layanan online, Actionata tidak mampu menyelamatkan perusahaan dari persaingan terhadap penawaran lebih baik dengan jangkauan luas.

Konten yang tidak menguntungkan pengguna

Media sosial menjadi salah satu tren masa kini, sehingga banyak produk berusaha untuk menggunakan pendekatan ala media sosial dalam produknya.

Namun, siapa sangka pada jejaring sosial terkemuka Yik Yak yang sempat populer akhirnya menutup layanannya pada Mei 2017. Alasanya sungguh pilu, karena diketahui adanya para siber yang muncul membuat konten-konten menjijikan dan tak masuk akal mengakhiri aktivitas layanan Yik Yak setahun terakhir.

Padahal sejak berdiri 2013 lalu, Yik Yak sudah meraih pendanaan hingga $73,4 juta dan memiliki valuasi $400 juta di tahun 2014. Dengan terus menerus diteror perusak siber, Yik Yak pun tidak mampu menyelamatkan kondisi modal mereka.

Pengelolaan yang buruk

Sebagai marketplace yang memiliki gagasan ideal, semestinya dibantu dengan tenaga pengelola yang baik supaya kondisi startup berjalan baik. Bukan hal yang mustahil bila pemasaran sebagai ujung tombak mencari konsumen dapat mempertahankan pasar. Begitu juga dengan sistem pengelolaan yang menjadi landasan startup tetap berdiri.

Pemahaman ini rupanya tidak memberikan respon terhadap startup rintisan yang tutup pada Febuari 2017, Beepi. Perusahaan yang bergerak di bidang layanan jual beli mobil bekas.

Awal mula merintis startup marketplace, Beepi telah mendapatkan valuasi tertinggi $560 juta dari beberapa pendanaan yang diterima melalui 35 investornya. Eksekusi Beepi sudah mencerminkan kekuatan yang solid, sehingga layanan dukungan konsumen menjadi kunci keberhasilan penjualannya.

Namun, siapa sangka perusahaan harus dikelola sangat buruk dengan cara menghamburkan uang sebesar $7 juta/bulan ketika mencapai titik puncaknya. Alhasil, dari 300 pegawai yang ada, hanya 100 pegawai Beepi bertolak ke fair.com setelah dijual.

Strategi Startup Ikuti Rekam Jejak Unicorn Memperoleh Valuasi Tinggi

Untuk menjadi startup unicorn, membutuhkan perhitungan yang matang sesuai kondisi pasar saat ini. Menjadi founder atau pemilik bisnis startup harus lebih aktif mengembangkan pelayanan bisnisnya agar mendapatkan tempat di hati pengguna. Dengan begitu, akan membawa ekspektasi investor mendukung kemajuan bisnis Anda.

Bila perlu trik ini bisa digunakan pelaku startup unicorn untuk memiliki valuasi senilai 1 miliar dolar.

Menemukan model bisnis yang menguntungkan

Untuk bersaing dalam startup unicorn, harus ada pendekatan tahap awal yang lebih unik dan menguntungkan dari sebelumnya. Sebab, investasi akan datang dari suatu ide baru yang muncul di industri bisnis startup nantinya.

Seperti status unicorn pertama di Indonesia yang terjadi pada pertengahan Agustus tahun lalu. Kala itu Go-Jek sebagai layanan pendatang baru dalam pengelolaan transportasi berbasis online. Mereka mendapatkan investasi besar dengan jumlah yang tak terbayangkan sebelumnya dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital serta Capital Group Private Markets.

Perhitungan kondisi dan waktu yang tepat

Meluncurkan startup dapat menjanjikan sebagai industri bisnis yang besar biasanya memanfaatkan momen yang tepat untuk meluncurkan layanan muktahir.

Dengan begitu gagasan dalam membentuk sebuah startup besar harus menemukan waktu kala mendistribusikan bisnisnya menjadi unicorn. Dengan kata lain, terciptanya pangsa pasar yang tepat sasaran dibantu pendanaan yang matang. Sama seperti unicorn lain, bisa meroket seperti sekarang ini membutuhkan timing yang baik.

Bisnis startup sesuai ekspektasi investor

Startup unicorn masih sangat menikmati struktur transaksi business-to-consumer (B2C), karena transaksi itu tidak memerlukan saham atau penyimpanan benda fisik apa pun. Namun, kondisi ini bisa saja menjadi pressure bila tak sesuai ekspektasi investor untuk menaungi bisnis startup.

Oleh karena itu adanya fase negosiasi dengan investor, dapat kita pahami dengan dua frase kunci, yaitu valuasi pra-investasi dan pasca investasi. Dengan adanya fase ini investor dapat  menentukan harga yang bersedia mereka bayar untuk sebuah investasi.

Dengan trik startup ini bisa jadi jawaban mengenai kondisi unicorn menjadi kenyataan, dengan pendanaan yang besar dan tujuan yang tepat, bisnis Anda jadi mudah di aplikasikan.

Lima Cara Tepat Menerapkan Proses “Growth Hacking” Startup

Sebelum startup Anda melakukan growth hacking, ada baiknya untuk memahami fungsi dan definisi praktik tersebut. Tujuan implementasi growth hacking adalah pemanfaatan produk yang telah memberikan nilai dan keuntungan lebih kepada pelanggan untuk kemudian ditingkatkan melalui proses eksperimen berdasarkan pengalaman dari pelanggan untuk bisa melakukan identifikasi peningkatan yang lebih besar.

Sudah banyak startup dan perusahaan teknologi yang mengalami pertumbuhan positif, memanfaatkan cara-cara growth hacking yang tepat. Belajar dari Instagram dan Spotify, berikut adalah 5 cara tepat melakukan proses growth hacking startup.

Mitos growth hacking yang salah

Sesuai dengan namanya, masih banyak orang yang salah mengerti apa itu arti growth hacking. Banyaknya mitos yang menyebutkan bahwa growth hacking merupakan jalan pintas atau “hack” yang bisa membantu startup mengalami pertumbuhan adalah tidak benar.

Tidak hanya jalan pintas yang diperlukan, tetapi juga pertumbuhan yang stabil dan sustainable. Mulai dari akuisisi pengguna hingga aktivasi, retention dan referral, seluruh tim di startup memiliki peranan yang penting untuk menciptakan pertumbuhan.

Menentukan model growth

Ada beberapa model dari growth yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan startup, model growth tersebut memiliki lapisan yang saling berhubungan dan mempengaruhi keberhasilan dari proses growth hacking. Di antaranya adalah Acquisition, Activation, Retention, Referral dan Revenue. Pahami model tersebut agar bisa membantu tim di startup mempermudah dan menentukan pekerjaan yang secara keseluruhan ditentukan dari pelanggan/ pertumbuhan revenue.

Berikan value (nilai)

Saat ini sudah banyak startup yang menawarkan layanan dan produk yang unik dan berbeda. Dengan persaingan yang semakin sengit, menjadi penting bagi startup untuk memiliki nilai lebih terhadap produk atau layanan yang bakal dihadirkan. Ciptakan momen yang tepat dan unik, yang bisa membuat target pasar melirik dan pada akhirnya menggunakan produk startup Anda.

Pertahankan pelanggan setia

Menjadi hal yang percuma jika uang yang telah Anda habiskan untuk menggaet pelanggan kemudian terbuang percuma karena Anda gagal membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan setia yang sudah didapatkan. Pelajari dengan baik hal-hal yang disukai dan kurang diminati oleh pelanggan setia Anda, terima dan tampung semua feedback dari mereka agar bisa memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan tentunya membuat mereka enggan untuk berpaling ke produk lainnya.

Ciptakan engagement di aplikasi

Sudah banyak aplikasi yang hadir (permainan, gaya hidup, layanan keuangan) yang menarik perhatian pengguna dan membuat mereka terus menggunakan atau engage dengan produk atau layanan tersebut. Engagement merupakan cara paling ampuh untuk bisa tetap menarik perhatian pelanggan agar bisa secara rutin bahkan tergolong “kecanduan” dengan semua fitur hingga kemudahan yang ada di aplikasi.

4 Hal Penting dalam Menghindari Perilaku Buruk Startup di Tahap Awal

Dalam melakukan sesuatu usaha, tak jarang ada yang menemukan hambatan, rintangan, bahkan kegagalan. Biasanya pelaku bisnis yang pernah mengalami hal seperti itu akan mengerti masalahnya dan mencoba bangkit kembali. Setelah mengetahui indikasi kegagalan, idealnya pelaku startup dapat menghasilkan bisnis yang lebih efektif.

Banyak kemungkinan yang terjadi dalam dinamika startup. Apalagi menyangkut karier atau impian Anda. Namun, tidak semua cara bisnis startup menjanjikan, ada beberapa cara yang salah dari startup yang harus dihindari, sehingga berpotensi gagal.

Terlalu dini memfokuskan pada peluang investasi besar

Dari sini Anda harus menggarisbawahi bahwa pendanaan besar terjadi karena ada peluang pasar yang besar. Padahal tidak semua bisnis startup identik dengan pasar yang tinggi. Melihat kondisi seperti ini bukan tidak mungkin beberapa startup harus mengubur impian dengan saingan bisnis yang lebih dulu besar.

Sering kali pengusaha yang percaya, bahwa mendapat investasi besar terfokus mengejar pangsa pasar yang lebih besar. Padahal, banyak startup besar tumbuh berkembang dari hal terkecil dengan tujuan mencapai keuntungan besar.

Sebagai alternatif, pangsa pasar yang dominanlah yang menarik investor datang. Karena startup dapat memahami dengan cepat pelanggan atau menciptakan keuntungan yang dapat dipertahankan. Melalui lingkup sederhana ini yang dinilai cukup menjadikan startup Anda berkembang pesat mendominasi pangsa pasar kemudian.

Modal besar dengan target tinggi

Fase ini sangat sensitif ketika dilakukan oleh pelaku startup yang baru memulai bisnisnya. Terlebih masih menggunakan pendanaan pribadi (bootstrap), memulai dengan dana besar sesuai target yang tinggi.

Padahal, target tinggi itu diraih ketika startup memiliki tonggak bisnis yang memikirkan perkembangan startup berikutnya. Seperti memperhatikan produk, manajemen yang terstruktur, dan terpenting adalah traksi/target pelanggan di awal pendapatan. Karena berhubungan langsung dengan valuasi dana yang tinggi.

Terpenting pencapaian dengan menetapkan nilai pertama startup untuk melihat target yang wajar, mengejar valuasi yang tinggi dan putaran yang besar setelah substansi tercapai.

Nilai Produk yang Terlalu Tinggi

Di sisi lain, kekayaan ide atau gagasan yang di aplikasikan terkait pengalaman teknologi atau produk Anda sangat menarik perhatian investor. Karena memiliki kualitas yang menjanjikan strategi mengarah ke persaingan bisnis.

Namun, sering kali produk yang memiliki hak cipta membuat marketvalue yang tidak masuk akal bagi para investor. Mungkin bagi startup menjunjung nilai paten akan sangat berarti, tetapi ada baiknya jalin investasi yang berhubungan erat dengan reputasi baik.

Dengan adanya pengalaman suatu ide dalam bisnis startup yang akan Anda jalani, akan percuma bila dilandasi dengan nilai terlalu berlebihan tanpa memikirkan perkembangan startup selanjutnya. Pelajari mengenal ruang bisnis Anda, maka jaminan investor akan lebih besar.

Lima Pertimbangan Memilih Industri Startup untuk Pengusaha Pemula

Ketika Anda memutuskan ingin terjun ke dunia kewirausahaan, pasti ada alasan dasar yang melatarbelakangi mengapa Anda ke sana. Bisa jadi karena Anda ingin mendalami kegemaran, belajar hal baru, diajak teman, atau lainnya. Namun apabila Anda terjun sebelum mengetahui bidang bisnis seperti apa yang ingin dijalani, hal tersebut agak berbahaya.

Paling tidak, sebelum Anda memutuskan ke dunia kewirausahaan, cari tahu bidang apa yang menurut Anda paling menarik. Pertanyaan berikutnya yang muncul, bagi pengusaha startup pemula bidang usaha mana sajakah yang tepat untuk digeluti?

Artikel ini akan menjawab lebih dalam pertanyaan tersebut, berikut rangkumannya:

Apapun yang sesuai dengan kemampuan Anda saat itu

Sebagai pengusaha pemula, mulailah suatu bisnis yang memiliki korelasi dengan kemampuan yang Anda miliki pada saat itu. Sehingga saat Anda harus mendalami bidang tersebut, tidak ada kesukaran yang menghalangi.

Memulai sesuai yang sesuai kemampuan, bisa mengurangi potensi gagal, alhasil prospek bisnis jadi lebih cerah. Apapun bidang yang Anda pilih, bersiaplah untuk belajar mendalaminya setiap hari dan terus bekerja keras. Jika Anda belum siap untuk bekerja keras, sebaiknya jangan tinggalkan pekerjaan rutin.

Industri yang membantu akselerasi bisnis lebih cepat

Keuntungan membuat usaha yang sesuai dengan target audiens adalah sesuatu yang tidak bernilai harganya. Sebab ini akan membantu Anda menghemat waktu berjam-jam daripada mengembangkan produk sesuai kebutuhan pasar, mencari pembeli, dan memikirkan bagaimana pemasarannya. Anda pun akan lebih bergairah dan pengetahuan bertambah luas.

Jika Anda memiliki passion di industri tersebut dan sudah memiliki gagasan hal apa saja yang dilakukan, ini akan membuat Anda dapat dengan mudah melalui puluhan malam dan siang yang panjang.

Ritel online

Anda mungkin pernah mendengar cerita bagaimana e-commerce disebut sebagai industri yang kejam dan terlalu banyak etalase digital. Tidak perlu dipungkiri bahwa hal tersebut benar adanya. Namun jangan berbicara mengenai biaya hosting etalase Anda sendiri, tapi bicara mengenai bagaimana membangun diri sendiri.

Sebagai pedagang yang menjajakan barangnya di situs eBay atau Etsy, mengajarkan banyak hal yang bisa Anda terapkan. Tidak hanya menghemat biaya, tapi Anda akan banyak belajar mengenai pemasaran, interaksi pelanggan, dan penelitian.

Apapun yang Anda tahu adalah terbaik

Ketika Anda mulai berbisnis, penting untuk mengetahui tentang industri yang Anda yang masuki. Ini akan memberi gambaran awal dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengetahuinya, sebab Anda sudah lebih mengenal masalah dan tahu bagaimana caranya. Membangun jaringan pun akan jauh lebih mudah karena Anda mungkin akan mengenal beberapa orang yang menjadi calon pembeli.

Secara alami menarik Anda untuk terjun

Perusahaan yang Anda bangun sebaiknya harus tetap setia dengan kepribadian diri sendiri karena pada dasarnya Anda menarik orang baru untuk seperti Anda. Meskipun tidak ada bidang spesifik yang Anda kuasai, namun penting untuk dilakukan dengan mencari tahu seperti apa mimpi dan passion Anda. Kemudian bidang seperti apa yang harus Anda jalani. Menemukan sesuatu yang secara alami Anda minati akan membantu bisnis jadi lebih maju.

Mengoptimalkan Tim yang Ada untuk Mendapatkan Inovasi

Bisnis startup dibangun dari sumbangsih orang-orang yang berada di dalamnya. Ide dan eksekusi awal ada pada tim. Untuk mengelola anggota tim butuh pemahaman ekstra baik secara tim maupun individu. Pemahaman ini wajib dimiliki oleh semua orang pemimpin. Jika suatu saat terjadi deadlock atau inovasi yang mandek, pemimpin perlu mengeksplorasi dan mengoptimalkan anggota timnya untuk menemukan sesuatu hal yang baru.

Berikut beberapa saran yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tim yang ada dan menemukan inovasi selanjutnya.

Mempersilakan orang-orang “lapar” untuk memimpin

Untuk bisa menggali inovasi dan mengetahui potensi-potensi lain dari tim pemimpin wajib mengetahui kemampuan individu dan kerja sama tim masing-masing. Kemudian buat waktu bersama-sama untuk mengetahui antusias masing-masing anggota tim dalam mengembangkan tim.

Dari sama pemimpin bisa mencoba memberikan kesempatan orang-orang yang terlihat “lapar” dan haus akan kemajuan dan rasa ingin tahu yang tinggi untuk menjadi seorang pemimpin. Awalnya memang butuh penyesuaian, namun jika ini merupakan cara untuk mendapatkan inovasi baru, tidak ada salahnya dicoba.

Menantang asumsi

Insting atau naluri dalam mengambil keputusan biasanya dimiliki oleh semua pemimpin. Selain itu, dalam melakukan inovasi yang berkelanjutan asumsi sering muncul. Jika bisnis ingin mendapatkan lebih banyak inovasi bisa dilakukan dengan mencoba menguji asumsi-asumsi yang ada, bisa dari pemimpin atau anggota tim yang lain.

Pengujian dan strategi yang baru adalah dua hal yang harus terus diulang untuk menguji asumsi. Dengan menantang asumsi bisnis bisa lebih dini mengidentifikasi perubahan dan menyiapkan strategi untuk mengantisipasinya.

Mengedepankan komunikasi yang baik

Inovasi sekarang ini bisa hadir dari mana saja. Tidak hanya mengandalkan insting pemimpin atau hasil brainstorming. Inovasi bisa didapatkan dari komunikasi yang baik, baik dengan pengguna, tim atau orang-orang terdekat.

Ide atau gagasan sering terhambat karena tidak adanya komunikasi atau komunikasi yang kurang baik antara pemimpin dengan tim atau bisnis dengan penggunanya. Biasanya dari komunikasi-komunikasi tersebut ditemukan alasan yang kuat mengembangkan produk atau fitur baru untuk melengkapi yang sudah ada.