Aksesori HTC Vive Akan Bertambah Banyak dengan Dibukanya Akses ke Teknologi SteamVR Tracking

Seperti yang kita tahu, sejauh ini baru ada dua ‘pemain utama’ di kancah VR headset: Oculus Rift dan HTC Vive. Dari segi harga, Oculus Rift memang sedikit lebih unggul. Kendati demikian, HTC Vive masih mempunyai nilai jual tersendiri berkat fitur tracking-nya yang komprehensif, presisi dan minim real-time.

Kini Valve punya cara lain untuk semakin memaksimalkan fitur tracking Vive. Mereka mengumumkan bahwa teknologi SteamVR Tracking yang dipakai Vive kini bisa dimanfaatkan oleh developer pihak ketiga yang tertarik mengembangkan aksesori atau peripheral untuk Vive. Istimewanya, Valve tidak menarik biaya royalti maupun lisensi.

Sederhananya, SteamVR Tracking melibatkan tiga komponen: sepasang base station milik Vive yang bisa menjangkau sudut pandang 360 derajat, host yaitu PC dengan spesifikasi yang memenuhi standar, dan deretan sensor yang tertanam dalam peripheral buatan developer. Tingkat presisinya mencapai hitungan milimeter, tracking bisa dilakukan hingga jarak sejauh 5 meter.

Ilustrasi cara kerja teknologi SteamVR Tracking yang dipakai oleh HTC Vive / Valve
Ilustrasi cara kerja teknologi SteamVR Tracking yang dipakai oleh HTC Vive / Valve

Akses ke teknologi SteamVR Tracking ini membuka potensi munculnya banyak peripheral untuk Vive. Contoh yang paling gampang adalah stik golf VR atau drone mini untuk digunakan di dalam ruangan. Singkat cerita, tujuan Valve adalah memperluas portofolio produk yang bisa meningkatkan fungsionalitas headset Vive.

Seandainya upaya Valve ini berhasil menjaring banyak developer yang tertarik, Oculus sepertinya harus bisa menawarkan lebih dari sekadar controller Oculus Touch yang hingga kini pun masih belum bisa didapat oleh pemilik Rift.

Sumber: PC Gamer dan Valve.

Ikea VR Experience Suguhkan Etalase Ruangan Secara Virtual

Satu hal yang dikenal dari Ikea adalah bagaimana perusahaan mebel asal Swedia tersebut menampilkan barang-barang dagangannya dalam wujud etalase ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi sampai dapur. Dengan begitu, konsumen bisa mendapat gambaran seperti apa kira-kira produk yang mereka beli saat ditempatkan di kediamannya masing-masing.

Namun kalau Anda pernah berkunjung ke Ikea di kawasan Alam Sutera, Tangerang, Anda pasti tahu betapa berkerumunnya pengunjung yang datang ke sana. Hal ini tentu saja dapat membuat pengalaman berbelanja jadi kurang nyaman. Beruntung Ikea sudah punya solusi alternatifnya, dengan bantuan teknologi virtual reality.

Ikea VR Experience

Didapuk Ikea VR Experience, ini merupakan aplikasi untuk headset HTC Vive. Prinsipnya sederhana, Anda akan dibawa menuju tiga ruangan virtual dengan gaya yang berbeda. Dari situ, pengguna dibebaskan melakukan kustomisasi ruangan, semisal mengganti warna atau finish perabot menggunakan controller milik Vive.

Fungsi motion tracking milik Vive memungkinkan pengguna untuk mengelilingi ruangan virtual tersebut dan melakukan beberapa interaksi sederhana, seperti misalnya membuka laci atau menempatkan wajan di atas kompor. Pengguna juga bisa mengubah perspektif tampilan menjadi sudut pandang seorang anak kecil, sehingga bisa memperkirakan apakah ujung sebuah meja berpotensi membahayakan buah hatinya masing-masing.

Ikea VR Experience

Melihat screenshot-nya di Steam, grafiknya terbilang bagus dan mendetail. Tidak kaget, mengingat pihak pengembangnya telah memanfaatkan Unreal Engine 4 yang punya kapabilitas fenomenal.

Ikea VR Experience ini sekaligus menjadi bukti keseriusan Ikea dalam mengaplikasikan kemajuan teknologi digital untuk kepentingan konsumen. Sebelum ini, mereka sudah lebih dulu merilis aplikasi Ikea Catalog untuk Android dan iOS yang berbasis augmented reality.

Sumber: Ikea via Engadget.

Berkat SteamVR Desktop Theater Mode, Game PC Biasa Nantinya Bisa Dimainkan Menggunakan VR Headset

Salah satu alasan yang membuat orang-orang merasa skeptis terhadap virtual reality adalah, karena teknologinya masih baru, jumlah kontennya bisa dipastikan terbatas, sama seperti yang dialami oleh TV 4K. Memang anggapan ini ada benarnya, tapi toh para pemain di industri VR tidak akan tinggal diam.

Kalau di TV 4K kita bisa menonton video 1080p yang di-upscale resolusinya, apakah di ranah VR kita tak bisa memainkan game biasa menggunakan VR headset? Menurut Valve yang juga bertanggung jawab atas pengembangan headset HTC Vive, jawabannya bisa. Belum lama ini, mereka mengumumkan adanya fitur SteamVR Desktop Theater Mode.

Fitur ini pada dasarnya memungkinkan gamegame PC biasa untuk dimainkan menggunakan VR headset yang kompatibel dengan platform SteamVR – sejauh ini baru HTC Vive dan Oculus Rift. Jadi ketimbang melihat tampilan game di monitor, pengguna bisa langsung ‘menjelajahi’ dunia virtual tersebut.

SteamVR Desktop Theater Mode sebenarnya sudah dicanangkan oleh Valve jauh sebelum ada desas-desus soal HTC Vive. Kini teknologinya sepertinya sudah siap untuk didemonstrasikan di hadapan pengunjung acara Game Developers Conference 2016 pekan depan.

Saat nanti fitur ini sudah dirilis, pengguna Oculus Rift maupun HTC Vive bisa memainkan seluruh game yang terdapat pada library Steam-nya masing-masing dalam mode VR. Saya pun langsung membayangkan betapa asyiknya mengeksplorasi Commonwealth di game Fallout 4 menggunakan Oculus Rift.

Sumber berita dan gambar: Road to VR.

Sanggupkah PC Anda Tangani HTC Vive? Cek Dengan SteamVR Performance Test dari Valve

Tak lama setelah menyingkap informasi mengenai harga, HTC dan Valve segera mengumumkan daftar komponen PC yang dibutuhkan buat menjalankan head-mounted display Vive. Seperti dugaan banyak orang, level hardware tidak jauh berbeda dari Rift. Namun jika masih kurang yakin, Valve sudah menyiapkan tool khusus supaya Anda bisa mengujinya sendiri.

Sebagai pengembang sisi perangkat lunak HTC Vive, Valve menyediakan SteamVR Performance Test, sebuah program yang diracik untuk mengevaluasi kesanggupan susunan hardware sistem Anda dalam menangani headset VR tersebut. Performance Test mengambil latar belakang jagat permainan Portal, potongan dari skenario Aperture Robot Repair VR, berjalan selama dua menit.

SteamVR Performance Test 02

Setelah mengumpulkan data dan mengolahnya, tool bertugas mengkalkulasi apakah PC Anda sanggup menjalankan konten virtual reality atau tidak. Standar Valve adalah 90 frame rate per detik serta kemampuan konten menjaga kualitas visual di tingkatan yang optimal. Seandainya sistem belum ‘VR ready‘, SteamVR Performance Test dapat memudahkan kita menemukan kelemahannya – apakah terkait CPU, kartu grafis, atau keduanya.

Hasil dari tes terdiri dari tiga tingkatan: not ready, capable dan ready. SteamVR Performance Test juga menghitung tingkat ‘fidelity‘ dan frame rate (serta fps CPU-bound atau yang terpantau di bawah 90fps). Zona berwarna merah mengindikasikan PC tidak bisa menopang Vive, sedangkan kuning menandakan ‘pas-pasan’, dan beberapa fitur tidak ditampilkan demi menjaga frame rate tetap tinggi. Beberapa GPU high-end lawas masuk di sini, contohnya GeForce GTX 680.

SteamVR Performance Test 03

Perlu diingat, skor performa bisa berbeda-beda saat Anda menjalankan tes di satu sistem. Hal ini dapat dipengaruhi faktor aplikasi, atau diakibatkan oleh GPU atau CPU yang di-overclock. Rock Paper Shotgun menyampaikan, SteamVR Performance Test belum mampu mengerti laptop berkartu grafis lebih dari satu. Jadi Anda harus setting GPU utama terlebih dahulu, karena jika tidak, software hanya membaca Intel HD Graphics saja.

Seperti ini konten dari SteamVR Performance Test:

Untuk simpelnya, Anda cukup berpatokan pada list spesifikasi yang telah dipublikasi HTC:

  • Prosesor Intel i5-4590 / AMD FX 8350
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 / AMD Radeon R9 290
  • RAM 4GB
  • Output HDMI 1.4 atau DisplayPort 1.2
  • USB 1x USB 2.0
  • Sistem operasi Windows 7 SP1 atau yang terbaru

SteamVR Performance Test bisa diunduh gratis dari Steam.

Via Eurogamer.

HTC Umumkan Tanggal Dimulainya Masa Pre-Order Vive

Para antusias virtual reality kini dihadapkan pada pilihan besar: Oculus Rift dengan Facebook di belakangnya, atau Vive yang dikerjakan secara kolaboratif oleh HTC dan Valve. Setelah Oculus menyingkap segala informasi terkait device VR mereka, kali ini giliran HTC buka suara selepas memamerkan developer kit generasi kedua di CES 2016 minggu lalu.

Berbicara pada The Telegraph, CEO Cher Wang mengungkap waktu dimulainya masa pre-order HTC Vive. Sama seperti Rift sebelum dibukanya PO, sang produsen Taiwan itu masih enggan memberi tahu harganya. Besar kemungkinan, fitur dan kapabilitasnya tak jauh berbeda dari Vive Pre yang diproduksi untuk developer. Pertanyaan besarnya ialah, apakah ia akan lebih mahal atau lebih murah dari Rift?

Menakar dari Vive Pre, versi baru tersebut lebih nyaman dikenakan, kompatibel ke berbagai tipe wajah, memiliki ukuan yang lebih kecil namun bisa memuat kacamata, serta dibekali strap yang lebih mantap. Update turut diterapkan pada unit controller serta base station Lighthouse. Fitur kebanggaan HTC dan Valve adalah kamera depan ditambah sistem SteamVR Chaperone.

Berdasarkan data terakhir, headset menyuguhkan sepasang display OLED beresolusi 2160×1200 dipadu refresh rate 90Hz dan mempunyai field of view 110 derajat. Spesifikasi ini setara dengan Oculus Rift. Kelebihan Vive terletak pada fitur tracking, dukungan controller SteamVR dan kompatibilitas ke bermacam-macam gamepad PC.

Sejauh ini HTC dan Valve belum mengumumkan daftar kebutuhan hardware Vive, dan saya ragu headset bisa berjalan optimal di PC berkomponen standard. Rift menuntut kartu grafis GTX 970, dan menghitung secara kasar, kita terlebih dulu perlu menyiapkan sistem senilai kurang lebih US$ 1.500 buat menopang device virtual reality ini.

“Ketika kami mengumumkan Vive sepuluh bulan lalu, kami berambisi untuk mengubah cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia,” ungkap Cher Wang secara tertulis. “Sejak saat itu, Vive telah memperoleh respons sangat positif dari media, pemerhati industri, konsumen serta ratusan partner dan brand yang bekerja sama bersama kami menggodok konten VR. Sudah sangat lama, VR hanyalah sekedar janji.”

Adanya kamera depan dan keinginan HTC mengadopsi tema premium, saya memprediksi bahwa harga Vive kemungkinan tak jauh berbeda dari Rift (walaupun saya berharap asumsi ini keliru). Pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 29 Februari 2016, dan bersama dengan itu, HTC berjanji akan membeberkan segala informasi terkait Vive.

HTC Upgrade Headset VR Vive Edisi Developer, Perkenalkan Vive Pre

Tak salah jika kita menyebut 2016 sebagai tahun terealisasinya virtual reality. Oculus Rift sudah bisa dipesan, konten-konten semakin matang, dan kompetisi kian memanas. CES 2016 memberikan kita gambaran kecil mengenai potensi industri VR ke depan, dan tak mau kalah dari Oculus VR, salah satu pemain besar di sana mengeluarkan informasi penting terkait produk andalan mereka.

HTC dan Valve mengungkap fase kedua pengembangan head-mounted display Vive: Vive Pre. Meski masih merupakan edisi developer, ia selangkah mendekati versi konsumen. HTC memperbarui segala macam aspek, dari mulai desain, layar, kamera serta rancangan controller wireless. Oh, wujudnya memang sesuai dengan bocoran gambar yang diedarkan user Reddit beberapa minggu silam.

HTC Vive Pre 01

Komponen display dibuat lebih nyaman, stabil, dan ergonomis dibanding model sebelumnya; desain strap juga disempurnakan. Bantalan busa dapat diganti sehingga pas ke berbagai bentuk wajah, dan Vive Pre bisa dikenakan bersama kacamata tanpa masalah. HTC memperbaiki sistem visual serta mempercerah display-nya supaya output gambar lebih jelas, membantu meningkatkan kesan keberadaan kita di dunia virtual.

Kamera baru plus sistem SteamVR Chaperone adalah fitur paling menarik dari Vive Pre, dan bisa jadi merupakan terobosan besar yang HTC bangga-banggakan. Berkatnya, pengguna tidak sepenuhnya terisolasi, tetap dapat melihat kondisi ruang di sekitar kita. Chaperone menampilkan overlay, menandai objek di dunia nyata. Ia menjaga kita agar tidak menabrak tembok atau menendang meja secara tak sengaja ketika asik bermain.

HTC Vive Pre 02

Rancangan controller juga memperoleh perombakan: ujungnya lebih lembut, lebih seimbang, dan bertekstur. Secara keseluruhan lebih nyaman. Tombol trigger dilengkapi fitur dual stage supaya interaksi pada objek lebih mulus, kemudian HTC turut membubuhkan haptic feedback. Baterai controller dapat diisi dengan mencolokkan connector microUSB. Lewat sekali charge, ia aktif selama empat jam. Namun bahkan tanpa controller, base station Lighthouse memungkinkan kita bergerak di ruang virtual tanpa memerlukan joystick.

HTC Vive Pre 03

Sistem virtual realityroom-scale‘ menjadi kemampuan andalan HTC Vive, selama Anda mempunyai cukup ruang. Buat sekarang, kamera baru dimanfaatkan untuk mendukung mode Chaperone. Tapi teknologi di belakangnya menyimpan banyak potensi, memberi medium baru bagi developer third-party dalam berkreasi. Model retail Vive kabarnya akan menyuguhkan display beresolusi 2160×1200 dengan refresh rate 90Hz.

Rencananya, Vive akan diluncurkan secara komersial pada bulan April 2016. Tapi sebelum bulan itu tiba, HTC dan Valve mempunyai agenda untuk memproduksi dan mendistribusikan 7.000 unit versi development ke para developer.

Via PC Advisor. Sumber: HTC.

Ayo Simak Demo Menakjubkan SteamVR di HTC Vive Ini

Suatu hari nanti, batasan antara dunia nyata dan virtual akan melebur. Saat ini, para developer dari berbagai tim sedang berusaha membawa kita ke sana. Mungkin Anda sudah merasakan sendiri kecanggihan perangkat head-mounted display via software demo yang sudah banyak tersedia, tapi saya berani menjamin video dari David Finsterwalder bisa membuat Anda terpana. Continue reading Ayo Simak Demo Menakjubkan SteamVR di HTC Vive Ini

Pencipta DayZ Meramu Game Khusus HTC Vive dan SteamVR

Setelah proses distribusi tahap pertama dilakukan, pertanyaan berikutnya terkait pengembangan head-mounted display Vive dan platform SteamVR ialah, kira-kira seperti apa konten perdananya? Baik Oculus VR dan Sony sudah mengumumkan beberapa judul permainan berbasis virtual reality mereka, bagaimana dengan kolaborasi tim HTC dan Valve? Continue reading Pencipta DayZ Meramu Game Khusus HTC Vive dan SteamVR

Valve Mulai Distribusikan HTC Vive Versi Developer

Dikerjakan bersama-sama oleh Valve Corporation dan HTC, perangkat head-mounted virtual reality Vive uniknya masih merupakan anggota keluarga RE – terdiri dari RE Camera dan RE Grip. Vive sangat menjanjikan karena bagian software serta hardware diramu oleh dua spesialis berbeda. Berita baiknya lagi, kita tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menjajal Vive. Continue reading Valve Mulai Distribusikan HTC Vive Versi Developer

Anda Developer? Valve Siap Berikan HTC Vive Gratis

Pengungkapan HTC Vive pada momentum Mobile World Congress dan Game Developers Conference membuat kompetisi virtual reality kian menarik. Vive digarap secara kolaborasi oleh Valve dan HTC, dan saat kita masih belum tahu kapan Oculus Rift diluncurkan, platform SteamVR itu sudah mempunyai waktu perkiraan perilisan. Kabar baiknya tidak berhenti sampai di sana. Continue reading Anda Developer? Valve Siap Berikan HTC Vive Gratis