Mirip iPod Shuffle, Perangkat Ini Bisa Memutar Musik dari Spotify Tanpa Terhubung ke Ponsel

Alat pemutar musik super-mungil macam iPod Shuffle sangatlah ideal untuk menemani kita beraktivitas fisik sehari-harinya. Sayangnya perangkat tersebut masih menganut cara lama, dimana proses syncing dengan iTunes masih terasa cukup merepotkan, apalagi di era streaming musik seperti sekarang ini.

Kita bisa saja berlari atau bersepeda selagi menikmati layanan streaming musik dengan bantuan smartphone. Tapi tidak semua orang suka membawa smartphone-nya saat sedang berolahraga. Cukup banyak yang ingin memanfaatkan waktu berolahraga untuk menjauh dari keramaian di media sosial, dan fokus pada kebugaran tubuhnya.

Balik lagi ke iPod Shuffle, bagaimana misalnya kalau ada perangkat semacam ini, tapi yang bisa memutar musik dari layanan streaming secara mandiri? Mandiri maksudnya tidak harus ditemani oleh smartphone, yang berarti pengguna bisa jogging dengan hanya ditemani sepasang earphone dan perangkat berukuran mini tersebut.

Kalau itu yang Anda cari, maka Anda akan tersenyum melihat perangkat keluaran startup Mighty Audio ini. Mereka merancang ‘kembaran’ iPod Shuffle yang dapat memutar musik dari layanan streaming Spotify. Perangkat bernama Mighty ini sangat mungil, dan bagian belakangnya bisa dijepitkan ke pakaian atau baju sehingga aktivitas fisik Anda tidak akan terganggu.

Mighty

Mighty tidak butuh koneksi internet. Saat pertama menggunakan, Anda akan diminta untuk menyambungkan Mighty ke smartphone via Bluetooth atau Wi-Fi. Menggunakan aplikasi pendampingnya, Anda akan diminta untuk memasukkan akun Spotify Premium. Dari situ proses syncing playlist maupun lagu yang sudah Anda simpan secara offline di aplikasi Spotify bisa dimulai.

Mighty punya kapasitas penyimpanan sebesar 2 GB, atau kurang lebih setara 48 jam konten musik di Spotify. Setelah proses syncing selesai, pengguna pun bisa segera berolahraga selagi menikmati musik dari Spotify bersama Mighty secara offline. Baterainya diperkirakan bisa bertahan hingga lima jam – kemungkinan besar Anda akan merasa capai duluan.

Sama seperti iPod Shuffle, Mighty tidak memiliki layar. Layout tombolnya bahkan sangat menyerupai milik iPod Shuffle. Hanya saja, Mighty punya tombol ekstra yang berfungsi untuk mengganti playlist. Saat tombol ditekan, pengguna akan mendengar nama playlist dalam wujud petunjuk suara.

Konsep yang dibawa Mighty ini terdengar sangat praktis. Pengguna memang harus melakukan proses syncing di awal, tapi setelahnya, Mighty bisa digunakan secara mandiri tanpa koneksi internet sama sekali – dan lagi proses syncing-nya juga jauh lebih simpel daripada memakai iTunes. Bagi yang tertarik, ia sekarang sudah bisa dipesan lewat Kickstarter seharga $75 – harga retail-nya akan naik menjadi $109.

Sumber: Cult of Mac.

Fitur Baru SoundCloud Ciptakan Playlist Tanpa Henti Berdasarkan Lagu yang Anda Like

Memasuki bulan kedua di tahun 2016 ini, SoundCloud tampaknya semakin rajin meluncurkan fitur baru guna memudahkan para penggunanya menikmati karya-karya segudang musisi di jaringannya. Setelah sebelumnya meluncurkan fitur Charts, SoundCloud kini memperkenalkan fitur bernama Stations.

Cara kerja fitur ini sangat mirip seperti yang ada di Apple Music, Spotify maupun Pandora. Pada dasarnya, SoundCloud akan membuatkan playlist tanpa henti berdasarkan lagu-lagu yang Anda like. Dengan koleksi lebih dari 100 juta lagu, gampangnya Anda tidak mungkin kehabisan konten untuk didengar.

SoundCloud juga menjelaskan bahwa fitur ini merupakan hasil penyempurnaan dari fitur Related Tracks yang sudah ada sebelumnya, dimana fungsinya telah disederhanakan dan algoritma rekomendasinya dipastikan lebih baik lagi.

SoundCloud Stations

Jadi bagaimana cara untuk menikmati fitur Stations ini? Mudah saja. Cukup putar lagu apapun yang Anda suka, lalu pilih opsi “Start Station” dari bagian menu. Setelah memutar satu station, Anda bisa mengaksesnya kembali lewat opsi “Recent Stations” di menu Collection, tepat di sebelah Likes dan Playlists.

Fitur SoundCloud Stations ini sudah bisa dinikmati melalui aplikasinya yang tersedia di Android dan iOS. Sayang belum ada keterangan apakah fitur ini juga bakal tersedia di versi web-nya.

Sumber: SoundCloud Blog. Gambar header: SoundCloud via Shutterstock.

SoundCloud Perkenalkan Fitur Charts, Permudah Pencarian Lagu-Lagu yang Sedang Hit

Sejak pertama kali diluncurkan, SoundCloud telah menjadi salah satu wadah favorit para musisi indie dalam membagikan karya-karyanya. Hal ini menjadikannya sebagai tempat yang pas untuk menemukan musik-musik baru, khususnya musik-musik yang tidak bisa kita jumpai di layanan streaming konvensional macam Spotify, Guvera, Apple Music, dan lain sebagainya.

Kini SoundCloud sepertinya semakin serius menyikapi begitu luasnya koleksi musik yang dimiliki. Mereka memperkenalkan SoundCloud Charts, memudahkan para pengguna untuk menemukan lagu-lagu paling top selama seminggu terakhir.

SoundCloud Charts

Dalam daftar ini, SoundCloud akan menampilkan total 50 lagu yang paling banyak didengar oleh pengguna. Di sisi kanan, juga akan ditampilkan berapa jumlah play yang berhasil dikumpulkan dalam seminggu, maupun dari awal lagu tersebut diunggah.

Selain 50 lagu paling top, pengguna juga bisa menyortir lagu-lagu yang masih fresh dan sedang naik daun. Tangga lagu ini juga bisa diurutkan berdasarkan genre. Jadi kalau Anda seperti saya, Anda bisa melihat 50 lagu Country yang paling populer selama seminggu terakhir di SoundCloud.

Kehadiran fitur Charts ini tentu saja akan semakin memudahkan pengguna mencari musik-musik baru di SoundCloud. Untuk melihatnya, silakan langsung kunjungi soundcloud.com/charts.

Aplikasi SoundNode

Di sisi lain, kalau Anda lebih sering mengakses SoundCloud lewat laptop atau komputer, Anda bisa menjajal aplikasi SoundNode yang tersedia untuk Windows, Mac dan Linux. Aplikasi ini punya tampilan yang rapi dan mudah dinavigasikan – jauh lebih tertata ketimbang versi web SoundCloud. Namun yang terpenting, aplikasi ini juga sudah mendukung fitur Charts yang baru dirilis.

Sumber: TheNextWeb. Gambar header: SoundCloud via Shutterstock.

Akhir Januari, Apple Pensiunkan iTunes Radio

Apple sudah punya layanan streaming musiknya sendiri, lengkap beserta siaran radio langsung Beats 1. Lalu bagaimana dengan nasib iTunes Radio, layanan yang mereka perkenalkan pertama kali di tahun 2013? Well, mulai tanggal 28 Januari besok, layanan tersebut akan resmi dipensiunkan.

Menurut Apple, alasannya adalah layanan Apple Music sudah punya fitur yang sangat mirip dengan iTunes Radio. Utamanya adalah menyusun playlist berdasarkan genre atau musisi dengan style yang serupa. Dengan demikian, mengapa harus ada iTunes Radio kalau Apple Music sendiri sudah bisa menawarkan segala kelebihannya?

Saya pribadi agak bingung dengan deretan layanan seputar musik yang dimiliki Apple. Kalau ingin mendengarkan program khusus seperti interview eksklusif, saya akan membuka Beats 1. Kalau saya ingin menemukan musik-musik baru, saya tinggal membuka Apple Music. Jika dipikir-pikir, saya hampir tak pernah menggunakan iTunes Radio semenjak Apple Music diluncurkan.

Diberhentikannya iTunes Radio ini jelas akan mengurangi rasa bingung yang melanda pengguna-pengguna seperti saya. Apple Music sebenarnya sudah merupakan layanan streaming musik dengan fitur yang cukup lengkap untuk ukuran Rp 69 ribu per bulan. Dan kalau Anda keberatan membayar, Beats 1 masih bisa diakses tanpa harus berlangganan.

Kendati demikian, kabar ini bakal terdengar kurang mengenakkan buat pelanggan iTunes Match, layanan penyimpanan musik berbasis cloud dari Apple. Selama ini, mereka mendapat bonus akses ke iTunes Radio tanpa ada sisipan iklan sama sekali. Kalau iTunes Radio dihentikan, sama saja mereka kehilangan bonusnya.

Sumber: MacRumors dan Ars Technica.

Layanan Streaming Musik Guvera Kini Bisa Dinikmati Pengguna Speaker Sonos

Tak hanya ramai pengguna, streaming musik juga ramai penyedia. Persaingan yang semakin panas di industri ini membuat salah satu penyedia layanan streaming musik, Guvera, memikirkan cara baru dalam memanjakan para pelanggannya.

Dalam menjalani misi tersebut, Guvera pun memutuskan untuk menggandeng salah satu nama besar di bidang perangkat audio, Sonos. Terhitung mulai tanggal 12 Januari 2016 kemarin, seluruh pelanggan Guvera Platinum di Singapura, Malaysia, Filipina, Hong Kong, Thailand dan tentu saja Indonesia, bisa mengakses semua playlist favoritnya dari lini speaker Sonos yang dimiliki.

Kerja sama ini sejatinya juga menjadi bukti komitmen Guvera dalam memberikan pengalaman streaming musik seapik mungkin di dalam rumah. Berdasarkan data yang diberikan Guvera mendekati penghujung tahun kemarin, mayoritas pelanggan mengakses layanannya lewat perangkat mobile ketika sedang dalam perjalanan di hari-hari kerja.

Dengan tersedianya layanan Guvera di lini speaker besutan Sonos, kemungkinan besar mereka berharap agar para pelanggan juga mengakses layanannya saat sedang bersantai di rumah, ditemani oleh secangkir kopi dan buku misalnya.

Buat Sonos sendiri, ini bukan pertama kalinya mereka berkolaborasi dengan penyedia layanan streaming musik. Sebelumnya, Sonos telah menghadirkan integrasi Apple Music ke semua lini produknya. Dan bagi para pengguna speaker Sonos, semakin banyak pilihan layanan streaming yang tersedia berarti semakin lengkap konten yang bisa mereka nikmati.

Facebook Sempurnakan Fitur Music Stories, Plus Gandeng Mitra-Mitra Baru

Awal November kemarin, Facebook memperkenalkan fitur baru bernama Music Stories, yang dirancang untuk memberikan pengalaman berbagi yang lebih baik terkait musik. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mendengarkan preview lagu yang dibagikan dari layanan streaming musik macam Apple Music dan Spotify langsung di aplikasi Facebook.

Jadi ketimbang harus berpindah aplikasi hanya untuk mendengarkan refrain lagu yang dibagikan seorang teman, Music Stories akan menyajikannya langsung di News Feed. Durasi preview-nya 30 detik, tapi sebuah link menuju aplikasi streaming-nya turut disediakan sehingga pengguna tetap bisa mendengarkan versi lengkapnya.

Selang sebulan lebih, Facebook kini menepati janjinya untuk memperluas dukungan layanan streaming yang diusung Music Stories. Selain Apple Music dan Spotify, Music Stories kini juga dapat menampilkan preview lagu yang dibagikan dari Deezer, Napster, Rhapsody, KKBOX maupun podcast yang berasal dari NPR.

Fitur Listen & Scroll di Facebook Music Stories

Melengkapi perluasan dukungan tersebut adalah fitur anyar bernama Listen & Scroll. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna untuk tetap mendengarkan preview lagu atau podcast selagi melihat-lihat konten lainnya di News Feed.

Sejak diluncurkan pertama kali, Facebook Music Stories sendiri sudah bisa dinikmati oleh para pengguna perangkat iOS dengan meng-update aplikasi Facebook ke versi yang terbaru. Sejauh ini masih belum ada desas-desus soal ketersediannya di Android, tapi versi web-nya dipastikan segera hadir tidak lama lagi.

Sumber: TheNextWeb dan Facebook.

Tren Streaming Musik di Indonesia Sepanjang 2015 Menurut Guvera

Ada cukup banyak layanan streaming musik yang bisa dinikmati konsumen tanah air, tapi salah satu yang termasuk paling populer adalah Guvera. Kini dalam rangka menutup tahun, Guvera ingin memberikan ulasannya terkait tren streaming musik di Indonesia sepanjang tahun 2015.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Guvera, lagu dengan genre pop dan rock adalah yang paling digemari oleh konsumen Indonesia. Di sisi lain, hashtag #Happy, #Love dan #Mood rupanya juga cukup digemari oleh para pendengar. Tidak terlalu mengherankan, mengingat mayoritas pengguna Guvera di Indonesia adalah para muda-mudi dengan usia di bawah 24 tahun (57 persen).

Dari situ bisa kita ketahui kalau lagu-lagu terpopulernya mencakup nama seperti Ellie Goulding dengan “Love Me Like You Do”, atau Jessie J dengan “Flashlight”. Kendati demikian, saat membicarakan soal playlist, rupanya “100% Indonesia” menjadi yang paling sering didengar sepanjang tahun 2015.

Gelar musisi wanita terpopuler pun juga jatuh pada ‘produk’ lokal yaitu Raisa, disusul oleh Tulus sebagai musisi pria terpopuler. Soal band, Maroon 5 rupanya masih menjadi yang paling digemari oleh para pendengar, namun nama-nama lokal seperti Sheila On 7, RAN dan Ungu pun juga masuk dalam daftar 5 besar band terpopuler di Guvera.

Guvera Year in Review 2015

Jadi sebenarnya bisa disimpulkan bahwa konsumen Indonesia cukup antusias dan bangga dengan karya-karya lokal. Tren ini serupa dengan yang ada di daftar video YouTube terpopuler untuk kategori musik. Singkat cerita, musisi lokal dan musisi internasional bersaing ketat merebut puncak tangga lagu di layanan streaming.

Di sisi lain, tahun 2015 ternyata juga memegang peran penting bagi industri musik. Hal ini ditandai dengan bergesernya cara konsumen Indonesia mendapatkan dan menikmati lagu favoritnya. Tadinya mayoritas diperoleh dengan cara mengunduh secara ilegal, tapi kini sudah beralih ke layanan streaming musik.

Sebagai bukti otentik, total pengguna Guvera yang terdaftar di Indonesia sudah melewati angka 1,15 juta per bulan Desember 2015 ini. Mayoritas mengaksesnya lewat perangkat mobile, khususnya saat sedang berada dalam perjalanan di hari-hari kerja.

Kalau Anda ingin tahu daftar lagu paling top sepanjang tahun 2015, Guvera telah menyiapkan playlist-nya yang bisa Anda nikmati langsung di sini.

Rdio Resmi Berhenti Secara Total 22 Desember 2015

Tidak lama lagi, kita harus mengucapkan selamat jalan selamanya kepada Rdio. Tepat tanggal 22 Desember 2015 mendatang, layanan streaming musik tersebut akan berhenti beroperasi secara total setelah sebulan sebelumnya dilaporkan bakal diakuisisi oleh Pandora dan menghentikan layanan berlangganannya.

Untuk memberikan ending yang manis, Rdio ingin memberikan satu persembahan terakhir yang istimewa bagi para pengguna setianya. Mereka meluncurkan situs khusus untuk berpamit kepada jagat internet dan menampilkan seluruh kenangan yang dijalani bersama masing-masing pengguna.

Di situs tersebut, pengguna Rdio bisa masuk menggunakan akunnya masing-masing, lalu melihat perjalanan mereka bersama Rdio, mulai dari lagu pertama yang diputar, playlist pertama yang dibuat, sampai lagu dan album terfavorit yang paling sering didengarkan, dan ditutup oleh durasi total Anda menggunakan Rdio.

rdio-farewell

Di saat yang sama, Rdio juga ingin membantu para pengguna dalam mencari rumah baru bagi seluruh lagu maupun playlist kesukaannya. Pengguna bisa meng-export data berisikan daftar lagu dan playlist favoritnya untuk di-import ke layanan lain, seperti misalnya Spotify yang juga baru saja meluncurkan tool bernama Rdio Importer untuk mempermudah segala prosesnya.

Kalau Anda merupakan pengguna Rdio, silakan kunjungi situs farewell-nya untuk menyimpan kenangan, lalu berpisah untuk selamanya. Selamat jalan, Rdio…

Sumber: TheNextWeb dan Engadget. Gambar header: Farewell via Shutterstock.

Apple Music Bakal Suguhkan Album Konser Taylor Swift Secara Eksklusif

Hubungan Apple dan Taylor Swift sempat ‘retak’ tak lama setelah layanan streaming Apple Music diumumkan di bulan Juni kemarin. Pada saat itu, pelantun tembang “Shake It Off” tersebut menuliskan surat komplain terhadap Apple.

Lewat surat tersebut, Taylor menjelaskan alasan mengapa album terbarunya, 1989, tidak bakal mampir ke Apple Music. Intinya, ia kecewa karena Apple memutuskan untuk tidak membayar para produser maupun musisi selama 3 bulan masa percobaan gratis Apple Music.

Sehari setelah itu, Apple langsung mengambil tindakan. Lewat Twitter, salah satu petinggi Apple, Eddy Cue menyatakan bahwa mereka telah menerima keluhan dari Taylor Swift dan memastikan bahwa seluruh musisi yang karyanya tersedia di Apple Music bakal dibayar selama masa percobaan.

Dari situ hubungan keduanya kembali harmonis. Bahkan baru-baru ini Taylor Swift mengumumkan bahwa album konser terbarunya, 1989 World Tour Live, akan tersedia secara eksklusif melalui Apple Music saja.

Jadi mulai tanggal 20 Desember mendatang, album ini bisa di-stream oleh seluruh pelanggan Apple Music, termasuk yang masih berada dalam periode percobaan gratis selama 3 bulan. Keputusan ini tentu saja akan berdampak pada banjir pengguna baru buat Apple Music, apalagi mengingat aplikasinya sudah tersedia untuk pengguna Android.

Album 1989 World Tour Live ini sendiri direkam saat Taylor Swift manggung di ANZ Stadium di Sydney, Australia pada tanggal 28 November kemarin. Album tersebut mencakup berbagai konten ekstra seperti rekaman di balik panggung maupun sesi latihan bersama musisi-musisi tamu yang ikut hadir.

Kalau Anda merupakan salah satu penggemar setia Taylor Swift, ini merupakan saat yang tepat untuk menjajal Apple Music.

Via: TheNextWeb.

Streamz Ialah Headphone Wireless Khusus Para Pecinta Streaming Musik

Berkat teknologi, industri musik terus berkembang dan membentuk sebuah model bisnis baru, menarik lebih banyak pengguna ke platform layanan musik digital serta membuat musisi menjadi lebih dikenal. Hal ini merupakan kabar baik bagi kedua pihak, namun jika streaming musik adalah kegemaran Anda, sudahkah Anda menyiapkan device untuk mendukung aktivitas itu?

Memiliki visi buat menyederhanakan serta meningkatkan pengalaman hiburan konsumen, Douglas Kihm dan timnya memperkenalkan Streamz. Produk ini dideskripsikan sebagai ‘satu-satunya headphone yang dilengkapi Wi-Fi player musik build-in‘. Premisnya ialah kemampuan dan kemudahan streaming musik berkualitas tinggi tanpa memerlukan smartphone, kabel, dan bebas dari segala kerumitan.

Keunikan fungsi Streamz direpresentasikan oleh penampilannya. Ketika pada umumnya desain headphone sengaja diramu agar mengikuti bentuk telinga, Streamz memiliki bentuk earcup persegi. Untuk menggantikan fungsi navigasi konten di perangkat music player (atau smartphone), developer membubuhkan penel kendali di sisi luar komponen driver. Di kanan ada power/play/pause, skip dan volume; kemudian di kiri terdapat tombol kursor dan mode.

StreamZ 03

Uniknya lagi, kita bisa memperlihatkan lagu yang sedang didengar lewat layar OLED 1,5-inci 128×128-pixel. Lalu lampu indikator LED dapat berubah warna sesuai kondisi. Tapi mungkin Anda harus menoleransi satu kelemahan Streamz. Kapabilitas dan konektivitas menyebabkan headphone jadi berbobot, kira-kira seberat 460-gram.

Mengulik kemampuan penyajian musiknya, Streamz dibekali digital to analog converter (DAC) ‘ultra-high quality‘ 96kHz/24-bit, amplifier discrete body booming, serta speaker neodymium ber-diafragma 50mm, menyuguhkan frekuensi 20Hz-20kHz dan suara 112dB. Ia sanggup menjalankan bermacam-macam format file, antara lain MP3, AAC, FLAC, dan kabarnya dukungan Ogg Vorbis juga segera hadir.

StreamZ 02

Lebih dari 150 situs musik online telah kompatibel ke Streamz, termasuk Pandora dan Spotify. Headphone turut ditopang fitur voice control Voxxi, di mana Anda tinggal menyuruh Streamz untuk mulai memutar lagu. Andai koneksi internet sedang tidak tersedia, kita dapat menyimpan musik di memori internal 4GB yang bisa ditambah 32GB lagi dengan kartu microSD. Sebagai perangkat berbasis Android, headset ditenagai prosesor quad-core Cortex A5 1,6GHz, microcontroller Cortex-M3 100MHZ serta RAM 1GB.

Melalaui lembar rilis pers, tim pengembang mengabarkan bahwa Streamz akan dipamerkan secara perdana di ajang Consumer Electronics Show 2015 Las Vegas, dan proses distribusi segera dilakukan di bulan maret 2016. Satu unitnya dibanderol seharga US$ 400.

Sumber: StreamzMedia.com.