Apple Bakal Hapuskan Fitur Connect dari Apple Music

Saat diumumkan pertama kali tiga tahun silam, Apple Music dideskripsikan sebagai aplikasi dengan tiga ‘nyawa’: layanan streaming musik, siaran radio live, dan wadah komunikasi antara musisi dan para penggemarnya. Sayangnya, nyawa ketiganya yang dinamai Apple Music Connect ini tidak akan bertahan lama.

Berdasarkan informasi yang diterima 9to5Mac, Apple baru saja mengirim pemberitahuan kepada para musisi bahwa mereka bakal menghapuskan fitur Connect dari layanannya. Efektif per tanggal 13 Desember 2018, musisi tak lagi bisa mengunggah konten ke Apple Music Connect.

Konten yang sebelumnya sudah diunggah masih bisa diakses oleh para pelanggan Apple Music, tapi hanya melalui hasil pencarian, dan cuma sampai 24 Mei 2019. Sebagai gantinya, Apple menghadirkan tampilan baru untuk Artist Page, beserta fitur Artist Radio yang terpersonalisasi.

Apple Music Connect memang bukanlah fitur yang populer, bahkan di kalangan pelanggan layanan itu sendiri. Buktinya, ketika iOS 10 diluncurkan, Apple Music mendapat tampilan baru, dan di saat yang sama Connect tak lagi mendapat porsi tab tersendiri seperti sebelumnya.

Ini bukan pertama kalinya Apple gagal mengintegrasikan fitur sosial pada layanan musik digitalnya. Nasib Apple Music Connect sejatinya tidak jauh berbeda dari iTunes Ping yang hanya berusia dua tahun saja, sebelum akhirnya digantikan oleh integrasi Facebook dan Twitter.

Namun itu bukan berarti Apple Music jadi benar-benar miskin fitur sosial. Connect, sesuai namanya, hanya dirancang untuk menjembatani musisi dan para penggemarnya. Di luar itu, para pengguna Apple Music masih bisa saling mengikuti satu sama lain dan saling bertukar rekomendasi.

Sumber: 9to5Mac.

Spotify Uji Fitur untuk Menambahkan Lagu yang Tersimpan di Perangkat Android

Selengkap apapun katalog musik Spotify, tentu masih ada banyak lagu-lagu yang terlewatkan. Untuk menikmati lagu-lagu tersebut, otomatis Anda harus beralih ke tempat lain. Semisal Anda memang pernah membeli versi digitalnya, ya Anda harus menggunakan pemutar musik bawaan ponsel untuk mendengarkannya.

Alangkah baiknya seumpama lagu tersebut bisa dimasukkan ke dalam playlist Spotify bikinan sendiri, sehingga kita tidak perlu berganti-ganti aplikasi demi mendengarkan lagu tertentu. Kabar baiknya, Spotify tengah menguji fitur yang memungkinkan kita untuk meng-import koleksi lagu yang tersimpan di perangkat.

Kabar ini didapat dari temuan seorang developer muda, Jane Manchun Wong, yang belum lama ini juga sempat mengungkap fitur baru yang tengah diuji Facebook. Dari screenshot yang dibagikannya ke Twitter, fitur import ini bisa diakses dari menu pengaturan aplikasi Spotify.

Jane juga secara eksplisit menyebut “Android”, menandakan bahwa fitur ini sepertinya tidak akan tersedia di iOS, apalagi mengingat iOS dari dulu memang lebih tertutup terkait integrasi-integrasi semacam ini.

Spotify saved for later podcast

Temuan lain Jane juga menunjukkan Spotify sedang menguji fitur penyimpanan untuk podcast, sehingga pengguna bisa dengan mudah mendengarkan episode yang sempat terlewatkannya. Belum lama ini Spotify sempat meluncurkan program khusus untuk kreator podcast, jadi wajar apabila mereka terus membenahi aplikasinya agar lebih bisa memenuhi kebutuhan konsumen podcast.

Selebihnya, masih ada sejumlah fitur lain yang tengah diuji, tapi mayoritas adalah penyempurnaan tampilan. Berhubung tidak ada konfirmasi sama sekali dari Spotify, belum ada yang tahu kapan fitur-fitur baru ini bakal dirilis ke publik.

Sumber: Android and Me.

Intel Bekerja Sama dengan Streamlabs untuk Menawarkan Hardware Khusus Live Streaming

10 tahun lalu, siapa yang menyangka live streaming bisa dijadikan profesi dengan upah berlimpah? Sekarang, coba Anda lihat Richard Tyler Blevins, atau yang lebih dikenal dengan nickname Ninja. Pemuda 27 tahun itu menghasilkan lebih dari $500 ribu per bulan hanya bermain Fortnite.

Namun yang seringkali tidak diperhatikan adalah bagaimana orang-orang seperti Ninja ini harus konsisten berkreasi hingga mencapai titik kesuksesannya. Yang namanya pekerjaan tentu harus ditekuni, dan untuk itu Anda memerlukan alat bantu yang tepat. Kira-kira begitu pemikiran di balik kemitraan antara Intel dan developer software live streaming, Streamlabs.

Keduanya merancang program agar para kreator konten bisa lebih mudah mendapatkan solusi live streaming yang ideal dari sejumlah produsen hardware. Mitra-mitra yang digandeng sejauh ini meliputi Shuttle, Simply NUC, maupun yang lebih tenar seperti Zotac dan Acer. Solusi yang mereka tawarkan masing-masing agak berbeda, tapi tujuannya sama, yakni memudahkan pekerjaan para kreator konten.

Shuttle misalnya, menawarkan paket lengkap yang terdiri dari sebuah mini PC berbekal prosesor Intel Core i5 seri U, webcam, headset, mikrofon, keyboard beserta mouse. Mini PC-nya bukanlah untuk gaming, melainkan didedikasikan secara khusus untuk mengolah video yang direkam dan menyiarkannya secara langsung dalam resolusi 1080p 60 fps.

Konsumen masih perlu menyediakan gaming PC-nya sendiri, akan tetapi setup semacam ini dipercaya dapat menyajikan sesi gaming sekaligus live streaming tanpa cacat. Live streaming, seperti yang kita tahu, membutuhkan daya komputasi multi-threading yang cukup besar, sehingga kehadiran PC kedua khusus untuk tugas ini pastinya bisa membantu para kreator konten.

Tanpa adanya program seperti ini, kita semua sebenarnya sudah bisa menciptakan setup live streaming yang ideal, tapi Intel dan Streamlabs ingin menjadikan prosesnya jauh lebih mudah. Anggap saja buah dari program ini sebagai ekuivalen PC branded, tapi untuk konteks live streaming ketimbang gaming dan workstation.

Sumber: VentureBeat.

Twitch Umumkan Game Karaoke Berjudul Twitch Sings

Anda yang kerap mangkal di Twitch pastinya tahu betul bahwa interaksi antar penonton dan streamer merupakan salah satu kunci kesuksesan suatu channel. Membuat penonton terlibat merupakan salah satu cara untuk semakin ‘mengikat’ mereka dengan streamer favoritnya, dan Twitch rupanya sudah menyiapkan cara baru yang sangat menarik.

Namanya Twitch Sings, dan ini pada dasarnya merupakan game karaoke yang dikembangkan oleh Twitch bersama Harmonix, developer di balik game musikal berjudul Rock Band. Twitch mendeskripsikan Twitch Sings sebagai kategori game baru yang benar-benar ditakdirkan untuk medium streaming.

Dalam Twitch Sings, penonton bukan sebatas cheerleader untuk memeriahkan suasana, melainkan komponen esensial dalam game itu sendiri. Selain me-request lagu lewat chat dan memberikan tantangan yang spesifik, penonton juga bisa ikut menyanyi bersama streamer favoritnya, dan ini semua berlangsung secara live sebagaimana mestinya sesi karaoke dijalani.

Dari kacamata sederhana, tidak salah apabila ada yang menganggap Twitch Sings sebagai platform karaoke online. Pada awal peluncurannya nanti, Twitch menjanjikan ratusan lagu pada katalog Twitch Sings.

Untuk sekarang, Twitch Sings baru diuji bersama sejumlah streamer terpilih, sekaligus mereka yang tertarik untuk mendaftar sebagai beta tester. Rencananya, Twitch Sings bakal meluncur secara resmi di PC dan iOS pada tahun ini juga, lalu menyusul selanjutnya ke Android.

Selagi menunggu, Anda bisa melihat video demonstrasi Twitch Sings di bawah ini.

Sumber: SlashGear dan Polygon.

Netflix HD Bakal Hadir di Xiaomi Pocophone F1?

Semua orang bakal setuju saat dikatakan bahwa Pocophone F1 merupakan smartphone termurah yang menggunakan Snapdragon 845 yang ada di Indonesia, dan mungkin di dunia. Dengan chipset terkencang dari Qualcomm tersebut, membuat semua aplikasi dan game bakal dapat berjalan dengan lancar. Semua? Ternyata tidak!

Xiaomi Pocophone F1 - Auf

Pocophone yang sebelumnya telah kami review ternyata memiliki sebuah kekurangan. Sertifikasi DRM Widevine L1 tidak ditemukan pada perangkat yang satu ini. Hal tersebut membuat para pengguna Pocophone F1 tidak dapat menjalankan streaming Full HD.

Ternyata, Xiaomi mencoba membenahi masalah tersebut, yang sampai saat ini dipercaya tidak bisa karena sertifikasi Widevine L1 terpaku pada hardware. Xiaomi saat ini tengah bekerja sama dengan Google dan Qualcomm untuk dapat membuat Pocophone bisa menjalankan streaming dengan resolusi 1080p.

Xiaomi Pocophone F1 - DRM

Dari informasi yang beredar dikabarkan bahwa Xiaomi akan mengeluarkan sebuah ROM Beta untuk membenahi hal tersebut, Akan tetapi, belum dipastikan bagaimana pengguna bisa menikmati ROM ini, apakah lewat OTA atau dengan cara lain. Nantinya, perangkat Pocophone F1 dengan ROM tersebut dapat menonton streaming dengan resolusi 1080p pada Netflix, Hulu, Amazon, dll.

Xiaomi tidak memberitahukan kapan pembaruan tersebut akan muncul. Jadi, mau tidak mau, kita harus menunggu sampai kabar baik ini dikeluarkan oleh Xiaomi.

Sumber: GizChina.

Oculus Go Kedatangan Fitur Casting, Konten Dapat Di-stream ke Smartphone atau Tablet

Dari segi performa, Oculus Go memang tidak semumpuni Oculus Quest yang akan meluncur tahun depan. Namun dengan banderol $200, ia merupakan VR headset yang pantas dibeli semua orang, bahkan termasuk konsumen Oculus Rift seandainya mereka bosan bermain dan hendak bersantai di home theater virtual.

Sebagai perangkat portabel, Oculus Go dapat selalu menemani penggunanya ke mana pun mereka pergi. Terlepas dari itu, tidak ada yang bisa menyangkal fakta bahwa VR headset merupakan gadget yang bersifat privat. Maksudnya, cuma penggunanya sendiri yang bisa menikmati konten yang disajikan.

Itu berarti kita tidak bisa pamer ke orang lain tanpa mempersilakan mereka menggunakannya sendiri. Solusinya, menurut Oculus, adalah fitur Casting yang baru saja mereka rilis versi beta-nya untuk Oculus Go.

Oculus Go Casting

Fitur ini pada dasarnya memungkinkan konten yang tengah tersaji di Oculus Go untuk di-stream ke perangkat mobile. Asalkan smartphone atau tablet-nya terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama seperti Oculus Go, Casting bisa langsung diaktifkan melalui menu Oculus Go.

Ini berarti orang di sekitar kita dapat ikut menyimak apa yang sedang kita mainkan atau tonton di Oculus Go, tanpa perlu meminjam perangkatnya. Jadi semisal pengguna sedang berkunjung ke rumah teman, mereka bisa pamer dan semuanya bisa ikut menyaksikan tanpa harus menggunakan perangkat secara bergantian.

Oculus Go Casting

Kedengarannya sepele memang, tapi fitur ini setidaknya bisa mengurangi kesan bahwa pengguna VR headset adalah manusia-manusia egois yang tidak peduli dengan sekitarnya selagi asyik berada di realita buatan. Sangat disayangkan Casting hanya kompatibel dengan ponsel atau tablet, setidaknya untuk saat ini. Akan lebih menarik lagi jika konten dari Oculus Go juga dapat di-stream ke TV.

Sumber: Oculus.

Advan i6 Tawarkan Keunggulan Spesifikasi di Kelas Entry-Level dan Sajikan Akses Streaming Gratis 1 Tahun

Dengan masuknya begitu banyak brand global di pasar smartphone Indonesia, para pemain lokal harus lebih cerdik dan lincah dalam bermanuver. Advan merupakan salah satu nama yang terlihat berdiri tangguh di tengah gempuran itu. Di tahun 2017, mereka berada di urutan ketiga smart-phone terlaris di nusantara. Dan di tahun ini, Advan terus mempertahankan posisi top five-nya.

Setelah sempat memperkenalkan smartphone entry-level Advan i6 beberapa bulan silam, perusahaan yang memulai kiprahnya di tahun 1998 itu mengumumkan program bundel ‘i6 Unlimited’ melalui kolaborasi bersama Indosat Ooredoo. Penawarannya sederhana dan terdengar sangat menarik: setiap pembelian Advan i6, konsumen juga memperoleh akses sosial media dan layanan streaming gratis setahun penuh persembahan IM3.

i6 2

Cara mendapatkannya sangat mudah. Anda hanya perlu membeli paket bundling Advan i6 Unlimited, dibanderol seharga Rp 1,35 juta. Dengannya, Anda bisa mengakses layanan serta aplikasi seperti YouTube, Line, Facebook, Grab, Messenger, Twitter, WhatsApp dan lain-lain tanpa menggunakan kuota internet. Bundel ini sudah termasuk paket data IM3 Unlimited plus 7GB selama satu bulan pertama – Anda tidak perlu melakukan pembelian buat mengaktifkannya.

i6 3

Product & specialist Advan Edy Supartono menjelaskan bahwa program ini mereka siapkan karena perusahaan melihat meningkatnya penggunaan smartphone untuk mengonsumsi video atau musik secara streaming serta bermain game. Kuota tujuh gigabyte sendiri dianggap cukup melimpah. Menurut perhitungan Advan, rata-rata konsumen menggunakan data internet sebesar 4GB untuk mengakses konten hiburan selama satu bulan.

 

Yang ditawarkan oleh Advan i6

Advan secara cukup terang-terangan menjelaskan bahwa i6 diracik untuk jadi pesaing smartphone entry-level laris punya Xiaomi, Redmi 5A. i6 menawarkan banyak keunggulan dibanding kompetitor asal Tiongkok itu, baik dari sisi desain, daya tahan baterai, kemudahan akses, hingga faktor keamanan. Advan yakin, sejumlah fitur yang ada di sana akan membuat pemakaian jadi lebih nyaman.

i6 9

i6 8

Aspek andalan pertama adalah bagian layarnya. Ketika Redmi 5A masih menggunakan layar 16:9 ‘konvensional’; i6 sudah dibekali panel full view 18:9. Berkatnya, video bebas dari bingkai hitam, lalu sudut pandang dalam permainan juga jadi lebih lapang. Dengan pemakaian layar 18 banding 9 yang lebih tinggi, Advan memasukkan trio tombol navigasi ke bagian display. Menurut produsen, penyajian seperti ini memudahkan kita mengoperasikannya menggunakan satu tangan.

i6 6

i6 7

Spesifikasi hardware penunjang fungsi fotografi di Advan i6 memang tidak bisa dikatakan sebagai terobosan besar – karena masih setara dengan kamera di smartphone kelas budget lain. Namun Advan memastikan sensor 13Mp di belakang dan 5Mp untuk selfie telah menggunakan Samsung CMOS. Di sisi depanya, produsen mencantumkan lensa wide-angle 78 derajat sehingga swafoto bisa merangkul lebih banyak wajah.

i6 11

i6 13

Selanjutnya, Advan i6 ditenagai oleh baterai 3.000mAh yang menjanjikan daya tahan delapan jam buat menonton video, sembilan jam menghidangkan musik non-stop, delapan jam talk-time, gaming selama empat jam, serta waktu standy-by sampai sembilan hari.

i6 10

Selain itu, Advan mengklaim i6 sebagai smartphone dengan dukungan keamanan total. Produsen menyiapkan beberapa cara mengakses smartphone. i6 ditopang kapabilitas memindai wajah, mampu mengenal pemiliknya dalam waktu hanya 0,4 detik. Lalu kita juga bisa meng-unlock perangkat via sentuhan di sensor sidik jari. Waktu deteksinya cuma 0,3 detik. Advan bilang, dua metode akses ini tidak dapat Anda temukan di Redmi 5A.

i6 12

Dukungan keamanan tidak berhenti sampai di sana. Advan i6 mempunyai fitur bernama Super Applock. Ia memungkinkan kita memproteksi file tertentu atau fungsi panggilan dengan password. Kemudian ada pula Privacy System, yaitu fitur ala ‘bilik rahasia digital’ untuk menyamarkan nama, dokumen, informasi kontak hingga riwayat panggilan, yang cuma dapat dilihat dengan memasukkan kode khusus di tombol telepon (dialer plate).

i6 14

 

Advan i6

Advan i6 ialah smartphone berlayar 5,5-inci HD 2.5D dengan dimensi 149,1×71,7×8.95mm. Konstruksi tubuh perangkat ini terbuat dari plastik, ukurannya tidak begitu lebar sehingga pas dalam genggaman tangan saya (yang tidak begitu besar). Advan juga memposisikan sensor fingerprint di area gerak jari telunjuk, mudah digapai terlepas dari apakah Anda menggunakan tangan kanan atau kiri. Hal yang saya belum bisa pastikan adalah jenis kaca pada layar – apakah sudah diproteksi tipe Gorilla Glass, Dragontrail atau belum.

i6 5

Smartphone berjalan di platform IDOS 7.2 yang kabarnya merupakan versi forked dari Android 7.0 Nougat. Advan i6 mengusung system-on-chip MediaTek MT6737 yang dipadukan bersama RAM sebesar 2GB dan memori internal 16GB; ditunjang pula oleh konektivitas dual SIM, Bluetooth, GPS, dan Wi-Fi 802.11 b/g/n. Advan menyediakan tiga opsi warna i6, terdiri dari biru, hitam dan light gold.

Betulkah Valve Sedang Mengembangkan Platform Video Streaming ala Twitch?

Saat ini, nama Valve hampir selalu diasosiasikan dengan layanan distribusi digital terbesar kreasi mereka. Namun sebelum reputasi tersebut mereka peroleh, Valve lebih dikenal konsumen sebagai developer game. Proyek pengembangan permainan video yang mereka lakukan bisa dihitung jari, namun Valve sudah cukup sering menggagas sejumlah ide radikal.

Setelah prakarsa Steam Machines datang dan pergi, kali ini Valve Corporation diketahui tengah mencoba menggarap platform stream video bernama Steam.tv. Eksistensinya pertama kali diketahui oleh pengguna Twitter Pavel Djundik akhir minggu lalu. Di awal momen kemunculannya, situs hanya menampilkan tulisan ‘Selamat datang di Steam.tv’; dan berdasarkan sertifikasi, Steam.tv merupakan website resmi punya Valve.

Tak lama, Valve tiba-tiba meluncurkan live stream dari The International 2018 dan membubuhkan chat bar. Waktu itu, Steam.tv hanya diisi oleh konten stream. Namun menariknya, di sana kita bisa log-in ke akun Steam serta mengakses daftar kawan. Berdasarkan laporan dari CNET, situs ini bahkan turut ditunjang fitur voice chat jika diakses dari browser Google Chrome.

Steam.tv kabarnya menyuguhkan interface yang lebih baik dari page Steam Broadcast yang sudah ada. UI-nya menyediakan cukup ruang untuk menambahkan tab/window chat, namun fungsi-fungsi di sana sepertinya masih belum sepenuhnya rampung. Namun buat sekarang, jika Anda pergi mengunjungi Steam.tv, website hanya akan menampilkan laman kosong – karena telah dinonaktifkan.

Lalu apakah benar Steam.tv benar-benar merupakan proyek baru yang tengah Valve kerjakan? Kabar baik, sang developer telah mengonfirmasi keberadaannya. Saat ini, Valve mengaku sedang melakukan pengujian, dan kemunculannya minggu lalu adalah kejadian tidak disengaja.

“Kami tengah mempersiapkan update untuk Steam Broadcasting buat menayangkan acara utama perhelatan The International 2018, yaitu turnamen tahunan Dota 2,” tutur perwakilan Valve Corp. via PC Gamer. “Yang khalayak lihat belum lama ini adalah tampilan uji coba, yang secara tak disengaja terungkap ke publik.”

Ajang The International 2018 rencananya digelar mulai hari ini tanggal 20 Agustus, dan akan berlangsung sampai tanggal 25 Agustus nanti. Kita boleh berasumsi, stream pertandingkan dan fitur-fitur Steam.tv dapat dinikmati dalam waktu dekat.

Meskipun Valve baru bilang bahwa Steam.tv hanya dikhususkan buat menampilkan pertandingan The International 2018, ada cukup besar peluang developer akan memperluas fungsi serta kontennya. Dengan jumlah pengguna Steam yang begitu banyak, saya rasa Valve tidak mau membuang-buang kesempatan untuk menciptakan platform video stream buat menandingi Twitch dan YouTube Gaming…

BBM Kini Terintegrasi dengan Layanan Vidio.com, Live TV, dan DANA

BBM Indonesia kembali merilis fitur baru. Salah satunya diluncurkan dalam rangka menyambut penyelenggaraan Asian Games. Pengguna BBM kini bisa menikmati siaran live TV dan streaming Vidio.com, termasuk menonton pertandingan Asian Games dalam sebauh group chat.

Pengalaman pengguna yang ingin diberikan, grup di BBM dapat menjadi ruang virtual untuk menonton bersama siaran di kanal-kanal tersebut. Anggota grup dengan tayangan tadi juga bisa secara langsung memberikan komentar dan berinteraksi satu sama lain. Fitur group chat dengan konten video bisa digunakan untuk maksimal 300 anggota.

Selain video, BBM juga merilis menu baru untuk layanan dompet digital DANA. Menu ini dihadirkan untuk memudahkan pengguna mengakses berbagai layanan keuangan di aplikasi BBM. DANA kini dihadirkan di dalam menu Discover. Pintasan tersebut diklaim bisa membuat akses lebih mudah ke fitur DANA. Baik untuk pengguna terdaftar DANA atau pengguna baru yang ingin mendaftar.

Sebagai informasi, BBM dan DANA berada dalam naungan induk bisnis yang sama, yakni EMTEK Group.

BBM sendiri setelah memutuskan untuk fokus ke pasar Indonesia mulai gencar melengkapi platform mereka. Tujuannya untuk menjadikan aplikasinya sebagai one stop platform. Seperti pembaruan fitur kali ini, BBM secara eksklusif menghadirkan hanya untuk pengguna di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Laporan DailySocial: Survei Layanan Streaming Musik 2018

Layanan berbasis aplikasi makin banyak diminati oleh pengguna smartphone di Indonesia. Tak terkecuali untuk penggunaan layanan streaming musik, baik yang gratis ataupun berbayar. Untuk mengetahui sejauh mana penerimaan dan pola kebiasaan masyarakat Indonesia terhadap layanan streaming musik, DailySocial melakukan survei ini.

Survei dilaksanakan bekerja sama dengan JakPat Mobile Survey Platform. Pada survei ini, sebanyak 1955 responden dari berbagai wilayah di Indonesia dilibatkan. Beberapa temuan menari dalam survei antara lain:

  • 85% responden menyatakan mendengarkan streaming musik online secara reguler dalam enam bulan terakhir.
  • 52% responden berlangganan layanan streaming musik berbayar.
  • Layanan streaming musik berbayar paling digunakan yaitu JOOX, yang digunakan oleh 70,37% responden.
  • 56,12% responden mengaku menggunakan layanan streaming musik karena mendapatkan akses gratis dari penyedia jasa internet/layanan telepon seluler mereka.

Untuk selengkapnya, silakan unduh laporan Online Streaming Music Survey 2018 secara gratis.