Quipper dan KoinWorks Tawarkan Pembiayaan Pendidikan Hingga Rp2 Miliar

Bertujuan mengakomodasi lebih banyak pelajar di Indonesia yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Quipper, perusahaan teknologi pendidikan, menjalin kerja sama strategis dengan penyedia layanan investasi dan meminjam uang KoinWorks. Kolaborasi ini memberikan kesempatan kepada siswa SMA dan mahasiswa mendapatkan konsultasi dan skema pembiayaan untuk pendidikan lanjutan dari KoinWorks.

KoinWorks melalui layanan KoinPintar memberikan pembiayaan kepada pengguna yang ingin mendapatkan pendidikan lanjutan, kelas pelatihan hingga short course dengan memanfaatkan pinjaman dengan skema peer-to-peer lending (P2P). Dengan menggandeng Quipper yang selama ini fokus sebagai platform edtech di Indonesia, KoinWorks menargetkan lebih banyak borrower yang bergabung dengan KoinWorks.

“Sejak berdiri hingga saat ini, KoinWorks sudah memiliki 100 ribu lender atau yang biasa kami sebut dengan investor dan 3 ribu borrower. Melalui kerja sama ini kami menawarkan pinjaman biaya pendidikan hingga Rp2 miliar,” kata CMO KoinWorks Jonathan Bryan.

Untuk memastikan pembiayaan tersebut berjalan dengan lancar tanpa adanya penipuan, KoinWorks menerapkan proses assessment kepada calon borrower dan kampus yang dipilih, memanfaatkan teknologi machine learning dan artificial intelligence (AI).

KoinWorks juga menjalin relasi dan memberikan edukasi kepada universitas, lembaga pendidikan swasta dan negeri, tentang skema pembiayaan pendidikan yang dimilikinya.

“Sebelum menjalin kerja sama strategis dengan Quipper, KoinWorks juga sudah memiliki hubungan baik dengan kampus dan lembaga pendidikan lainnya. Sehingga memudahkan calon borrower untuk menentukan kampus atau lembaga pendidikan yang ideal untuk mereka,” kata Jonathan.

Untuk menjamin dana tersebut digunakan dengan benar, bagi borrower yang lolos verifikasi dan berhak mendapatkan pinjaman, dana akan ditransfer langsung ke kampus atau lembaga pendidikan yang dipilih. Dengan demikian dana tersebut sampai kepada pihak yang benar tanpa adanya fraud.

“Selain itu kami juga memberikan kemudahan proses pendaftaran yang semua dilakukan secara online untuk calon borrower dengan proses approval sekitar 2-3 hari saja,” kata Jonathan.

Rekomendasi universitas dan lembaga pendidikan Quipper

Saat ini layanan Quipper telah digunakan lebih dari 5 juta siswa dengan 350 ribu guru di seluruh Indonesia. Quipper juga telah mengunjungi lebih dari 3 ribu sekolah di 33 provinsi dan direkomendasikan oleh dinas provinsi, kabupaten dan nasional.

Melalui kerja sama ini, Quipper akan memberikan rekomendasi kepada calon borrower KoinWorks, universitas mana yang bisa diajukan biaya pendidikan.

“Intinya adalah kampus atau lembaga pendidikan tersebut terakreditasi dan jelas eksistensinya secara hukum. Kami tidak akan merekomendasikan kampus yang tidak jelas dan akan hilang secara mendadak keberadaannya,” kata Head of PR & Marketing Quipper Indonesia Tri Nuraini.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Quipper Luncurkan Super Teacher, Masih Fokus Penggunaan Format Video

Melihat tren video dan penggunaannya yang makin marak dikalangan siswa, platform edutech Quipper menghadirkan rangkaian fitur yang mengedepankan video. Kepada DailySocial di sela-sela peluncuran program Super Teacher, Country Manager Quipper Indonesia Takuya Homma mengklaim, dengan video siswa tidak hanya menikmati proses belajar menjadi lebih menarik, namun terbukti mampu meningkatkan minat dan konsentrasi siswa.

Layanan terbaru yang dihadirkan Quipper sendiri adalah Super Teacher. Menggandeng selebritas dan tutor yang sebelumnya sudah bergabung dengan Quipper, Super Teacher bisa membantu siswa belajar lebih mendalam suatu materi, mengedepankan focus group discussion. Tidak hanya mempelajari rumus atau pelajaran secara tulisan, melalui Super Teacher siswa diajak berpikir lebih kritis, membahas sebuah soal dengan pendekatan analisis dan uji coba.

Quipper Video masih favorit

Saat ini layanan Quipper Video yang bisa dinikmati siswa adalah Master Class, berupa pilihan untuk belajar lebih mendalam langsung dari tutor. Ada juga bimbingan online yang bisa dimanfaatkan oleh siswa yang ingin mengetahui lebih lanjut, jurusan universitas apa yang sesuai dengan siswa, budget yang harus disiapkan, dan dukungan lainnya yang diberikan coach dari Quipper.

“Kita telah melakukan banyak percobaan dan ternyata video merupakan salah satu fitur favorit Quipper saat ini. Siswa lebih menyukai menyaksikan video secara langsung, kita juga menyediakan wadah untuk menampung pertanyaan siswa (questions bank), dan kami telah melakukan percobaan video seperti apa yang menjadi favorit dari siswa.”

Semua layanan tersebut bisa dinikmati siswa dengan cara berlangganan per tahun, mulai dari Rp 790 ribu sampai Rp1.190.000. Saat ini Quipper telah memiliki sekitar 200 ribu siswa yang terdaftar sebagai pelanggan.

“Meskipun sangat terjangkau, [..] kami juga memiliki rencana untuk mengurangi biaya berlangganan tersebut untuk merangkul lebih banyak pelanggan. Saat ini kami mencatat siswa yang berlangganan menjadi lebih rajin belajarnya dibandingkan dengan cara belajar secara gratis,” kata Takuya.

Pelokalan format video

Selanjutnya Quipper akan mulai membuat konten original yang menggabungkan animasi dan cara belajar-mengajar konvensional dalam bentuk video. Menurut Takuya, proses ini bisa membantu siswa yang menyukai format video, dengan menambahkan animasi yang relevan sesuai dengan pelajaran tersebut. Video juga menjadi salah satu fokus dari Quipper ke depannya untuk merangkul lebih banyak siswa yang berlangganan platformnya.

“Pada dasarnya siswa menonton video dan mempelajari basic concept, kemudian mereka perlu melakukan latihan dan bukan hanya menyaksikan video. Semua program, video dan format dibuat di Indonesia, bukan dari Jepang. Hal tersebut sengaja kita lakukan untuk menyesuaikan kebiasaan dari masing-masing negara. Saat ini Quipper sudah beroperasi di Filipina, Jepang, juga Meksiko,” kata Takuya.

Application Information Will Show Up Here

Quipper Kenalkan Fitur Belajar Online Dua Arah dengan Pembimbing Pribadi

Salah satu platform pembelajaran online Quipper memperkenalkan layanan terbaru mereka yang dinamai Quipper Video Masterclass. Layanan ini memungkinkan penggguna mendapatkan kemudahan proses belajar online dua arah dengan tutor atau pembimbing pribadi yang bisa dioptimalkan untuk persiapan Ujian Nasional dan SBMPTN.

Sebelumnya Quipper memperkenalkan Quipper Video yang diklaim mendapatkan sambutan cukup baik dari pengguna. Menurut data internal, Quipper Video telah diikuti lebih dari 500.000 pelajar dan telah berhasil membantu 41% siswa dari total pengguna Quipper Video masuk ke Perguruan Tinggi melalui SBMPTN di tahun 2016/2017.

Founding Member Quipper dan Country Manager Quipper Indonesia Takuya Homma mengatakan, “Selaras dengan visi kami sebagai Distributors of Wisdom untuk memberikan pendidikan terbaik ke seluruh Indonesia, inovasi terbaru kami Quipper Video Masterclass diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan siswa akan bimbingan belajar dengan dkungan penuh baik akademik maupun non akademik.”

Di layanan Quipper Video Masterclass terdapat dua fitur utama, yaitu fitur Tanya Tutor dan Bimbingan online. Fitur Tanya Tutor memungkinkan siswa bertanya langsung dengan tutor yang membimbing siswa selama proses belajar melalui live chat.

Sementara fitur Bimbingan Online memungkinkan mendapat pembimbing pribadi yang akan membantu siswa dalam menyusun rencana belajar sesuai kebutuhannya, termasuk memetakan jurusan dan universitas apa yang sesuai dengan minat dan bakat siswa. Sesuatu yang sering menjadi permasalahan pelajar Indonesia, terutama yang berada di tingkat akhir SMA atau sederajat.

Public Relation dan Marketing Manager Quipper Indonesia Tri Nuraini menambahkan, dengan layanan baru dan fitur-fitur di dalamnya, pihak Quipper bisa menghadirkan proses belajar yang membantu siswa layaknya metode belajar secara konvensional atau tatap muka langsung.

“Kami juga memastikan bahwa pengajar-pengajar pembimbing yang terdaftar di Masterclass merupakan orang-orang yang berpengalaman di bidangnya serta memiliki kualitas yang baik sehingga dapat membimbing siswa selama proses belajar secara optimal,” imbuhnya.

Application Information Will Show Up Here

Pemanfaatan Teknologi yang Tepat untuk Pendidikan

Besarnya pertumbuhan teknologi di berbagai industri ternyata tidak serta-merta berdampak signifikan pada peningkatan kualitas dan pemanfaatan teknologi untuk pendidikan di Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan serta kurangnya kolaborasi dari pemerintah, pengajar dan murid dibahas dalam sesi diskusi yang diinisiasi oleh Quipper.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Co-founder dan Country Manager Quipper Takuya Homma yang mengungkapkan perbedaan yang cukup mencolok dalam hal kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan Jepang, sehingga penerapan teknologi di dalamnya tidak lagi dibutuhkan.

“Hal tersebut tentunya berbeda dengan negara seperti Indonesia, yang bisa dibilang masih rendah dalam hal kualitas pendidikan namun memiliki antusias yang cukup besar dari pihak pengajar hingga murid untuk memanfaatkan teknologi.”

Takuya menambahkan, dinamika dunia pendidikan di Indonesia saat ini hampir serupa dengan Tiongkok, yang mulai melakukan integrasi teknologi terhadap berbagai industri, termasuk pendidikan.

“Di luar pendidikan standar seperti matematika, fisika hingga biologi, masih banyak murid yang bisa memanfaatkan teknologi untuk pelajaran yang lain,” kata Takuya.

Masalah infrastruktur di pelosok Indonesia

Meskipun saat ini Pulau Jawa sudah cukup baik dalam hal pemerataan koneksi internet di berbagai daerah, namun di luar Pulau Jawa, keuntungan tersebut belum diperoleh secara maksimal. Kurangnya pemerataan teknologi dirasakan masih menjadi PR pemerintah, untuk bisa menerapkan teknologi dalam kurikulum. Hal tersebut ditegaskan oleh Gatot Pramono selaku Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud.

“Saat ini dalam kurikulum di Indonesia sesuai dengan standar internasional, sudah termasuk penggunaan teknologi untuk belajar mengajar. Dalam hal ini pemanfaatan mempelajari suatu ilmu memanfaatkan video secara online. Namun masalah infrastruktur hingga rendahnya inisiatif dari pihak pengajar masih banyak terjadi di sekolah.”

Terkait soal infrastruktur, pakar pendidikan Itje Chodijah mengungkapkan, bukan hanya pihak sekolah yang wajib untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia memanfaatkan teknologi, tapi juga pemerintah daerah hingga pusat wajib untuk melakukan kolaborasi demi meningkatkan infrastruktur di berbagai daerah.

“Semua pemerintah daerah harus melakukan kolaborasi dengan pihak terkait di masing-masing daerah untuk mewujudkan rencana tersebut, jika daerah tersebut termasuk wilayah yang terpencil makin berat pula upaya yang harus dilakukan,” kata Itje.

Mendukung inovasi dari entrepreneur yang menyasar sektor pendidikan

Turut hadir dalam sesi diskusi tersebut CEO Bahaso Tyovan Arie. Sebagai startup yang fokus untuk memberikan pilihan belajar alternatif kepada siswa agar lebih memahami pelajaran Bahasa Inggris di luar dari pendidikan di sekolah, dukungan serta kolaborasi dari pemerintah dalam hal pemerataan infrastruktur di daerah bisa membantu entrepreneur menciptakan inovasi memanfaatkan teknologi.

“Selama ini masalah terbesar di dunia pendidikan di Indonesia adalah kurangnya fasilitas untuk praktik, hingga masih kurangnya pemahaman mempelajari bahasa asing meskipun sudah diberikan di sekolah. Peluang tersebut yang Bahaso coba kembangkan,” kata Tyovan.

Itje menambahkan, dilihat dari antusiasme entrepreneur muda menciptakan berbagai macam platform memanfaatkan teknologi, bisa menjadi masa depan yang cerah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Hal senada juga diutarakan oleh Gatot Pramono.

“Kami dari pemerintah melihat startup yang mencoba menghadirkan kemudahan dalam hal pendidikan memanfaatkan teknologi merupakan mitra. Selanjutnya kami pun berusaha untuk mengeluarkan regulasi yang relevan menyesuaikan teknologi yang mulai marak hadir di dunia pendidikan saat ini,” kata Gatot.

Quipper Campus Ingin Jadi Platform yang Membantu Siswa Tentukan Jurusan Favorit

Bertujuan untuk menambah jumlah siswa sekolah yang melanjutkan jenjang pendidikan ke universitas, platform edutech Quipper secara resmi meluncurkan Quipper Campus. Platform ini berisi informasi seputar kampus berdasarkan kategori lokasi dan jurusan yang diincar. Layanan yang baru tersedia dalam bentuk situs ini mencoba untuk merangkum ribuan universitas negeri dan swasta yang ada di tanah air.

Kepada media hari ini, (24/01), Country Manager Quipper Indonesia Takuya Homma mengungkapkan, sesuai dengan visi dan misi Quipper selama ini yaitu mendukung pertumbuhan edutek di Indonesia, Quipper Campus diharapkan bisa membantu memandu siswa menentukan universitas yang sesuai.

“Karena masih baru meluncur, fokus dari Quipper Campus saat ini adalah mengumpulkan informasi langsung dari universitas sekaligus melakukan kegiatan promosi kepada sekolah yang sudah bekerja sama dengan Quipper sebelumnya.”

Saat ini kurang lebih terdapat sekitar 4500 universitas di Indonesia, namun demikian karena masih belum banyak di antara universitas tersebut yang terakreditasi, Quipper melakukan penyaringan universitas yang paling sesuai untuk pengguna.

“Saya melihat saat ini mungkin hanya sekitar 1000 universitas saja yang sudah terakreditasi. Melalui Quipper [Campus], kami berupaya untuk merangkum universitas yang sesuai dengan kriteria kita langsung dari pihak universitas,” kata Project Leader Quipper Campus Patricia Sanjoto.

Tidak hanya universitas negeri, Quipper Campus juga sarat dengan universitas hingga lembaga pendidikan swasta yang semakin menjamur jumlahnya.

“Saat ini, karena masih baru, kami masih fokus kepada universitas lokal. Namun ke depannya kami juga akan menghadirkan universitas hingga lembaga pendidikan asing ke dalam platform Quipper Campus,” kata Takuya.

Belum melancarkan monetisasi

Disinggung tentang strategi monetisasi untuk Quipper Campus, Takuya menegaskan saat ini masih belum berencana untuk melakukan kegiatan tersebut. Namun selanjutnya jika permintaan makin besar dari pihak universitas untuk mempromosikan kampusnya, tidak menutup kemungkinan skema berbayar untuk universitas akan diluncurkan.

“Hal tersebut sudah kami lakukan di Jepang, namun untuk Indonesia nampaknya belum kami hadirkan karena masih fokus mengumpulkan data dan informasi yang lengkap kepada pengguna,” kata Takuya.

Saat ini Quipper Campus sudah mengumpulkan informasi sekitar 500 universitas di Indonesia dan jumlah tersebut diklaim akan ditambah berdasarkan rekomendasi dan proses penyaringan.

Menggunakan algoritma khusus untuk pencarian cepat

Terkait teknologi yang digunakan Quipper Campus untuk fitur pencarian universitas yang relevan, Takuya menegaskan Quipper Campus menggunakan teknologi sendiri memanfaatkan algoritma yang ada. Hal tersebut, menurut Takuya, cukup efisien agar memberikan kemudahan kepada pengguna.

“Yang menarik dalam edutech adalah,teknologi AI dan terkait lainnya justru tidak terlalu berpengaruh dalam hal memberikan pengalaman pengguna. Pengguna cenderung lebih menginginkan cara yang konvensional ketika mencari informasi hingga memanfaatkan fitur belajar di Quipper,” kata Takuya.

Takuya menambahkan, fitur Quipper Video dan Quipper Campus kebanyakan digunakan siswa yang masih kesulitan untuk menentukan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

“Sebagai perusahaan edutech yang memiliki tujuan untuk mendukung pendidikan di Indonesia, kami akan terus berinovasi dalam rangka mendukung program pemerintah untuk memastikan siswa-siswi Indonesia dapat bersaing di tingkat global,” tutup Takuya.

Penuhi Akomodasi Calon Mahasiswa, Platform Edtech Quipper Luncurkan Quipper Campus

Platform edutech Quipper resmikan peluncuran layanan terbarunya Quipper Campus, sebuah portal informasi satu atap yang menghubungkan calon mahasiswa dengan perguruan tinggi negeri (PTN) maupun PTS di Indonesia.

Quipper melihat saat ini kondisi para pelajar SMA setelah lulus dari sekolah banyak yang mengimpikan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Namun sulit dilakukan karena banyak hal yang perlu mereka pertimbangkan, mulai dari lokasi, biaya, jurusan, hingga kualitas. Seringkali informasi yang dibutuhkan tidak selalu tersedia, bahkan menimbulkan tantangan tersendiri bagi mahasiswa, PTN, dan PTS itu sendiri.

[Baca juga: Tiga Tahun Beroperasi di Indonesia, Platform Edtech Quipper Telah Digunakan 2,5 Juta Pelajar]

“Kami percaya setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Dengan Quipper Campus, kami memperluas upaya untuk memberdayakan ekosisitem pendidikan dengan pemanfaatan teknologi. Ini jadi bagian dari komitmen kami dalam mendukung program pemerintah untuk memastikan pelajar Indonesia dapat bersaing di tingkat global,” ucap Country Manager Quipper Indonesia Takuya Homma dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Sejak Februari hingga Agustus 2017, Quipper Campus telah menghimpun informasi tentang 78 PTN dan lebih dari 150 PTS dan akademi pendidikan tinggi terpilih di Indonesia. Berdasarkan total kunjungannya, portal telah dilihat lebih dari 175 ribu kali. Untuk memperkaya data, Quipper berkomitmen untuk terus menyempurnakan informasi perguruan tinggi agar dapat memberikan lebih banyak manfaat kepada penggunanya.

Menurut Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis), angka partisipasi kasar (APK) untuk kategori usia 19-24 (tingkat perguruan tinggi) masih sangat rendah yakni di bawah 30%. Informasi terbatas yang diperoleh calon lulusan SMA dan sederajat diduga menjadi salah satu hal yang memengaruhi rendahnya APK dalam kategori usia tersebut.

Selain itu, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa PTS kurang berkualitas dan mahal. Padahal kenyataannya ada beberapa PTS yang justru lebih berkualitas daripada PTN dengan biaya yang terjangkau. Untuk menangani masalah ini, pemrintah mulai meningkatkan kualitas PTS.

Lewat Quipper Campus, para calon mahasiswa bisa memperoleh informasi lengkap tentang pendidikan tinggi, termasuk lokasi, jurusan, mata kuliah, informasi administrasi, biaya, dan sebagainya. Quipper Campus dirancang dengan tampilan yang mudah dipahami dan dapat diakses di mana saja.

“Selain memberikan informasi yang lebih luas kepada mahasiswa, perguruan tinggi di Indonesia juga dapat memanfaatkan Quipper Campus untuk menarik lebih banyak siswa untuk belajar di PTS yang bermutu baik,” terang PR & Marketing Manager Quipper Indonesia Tri Nuraini.

Tiga Tahun Beroperasi di Indonesia, Platform Edtech Quipper Telah Digunakan 2,5 Juta Pelajar

Platform edtech Quipper, yang hadir di Indonesia sejak tahun 2014, mengungkapkan saat ini teknologinya telah digunakan lebih dari 2,5 juta pelajar dan 250 ribu guru di seluruh negeri. Dari pencapaian tersebut, salah satu layanan Quipper, yakni Quipper Video, diklaim telah berhasil meluluskan 100% pengguna untuk tingkat UN dan 72,7% di antaranya mendapatkan nilai di atas rata-rata.

Sebanyak 39% pengguna Quipper untuk jalur SNMPTN berhasil diterima PTN cluster A seperti UI, UGM, ITB, UNPAD, dan lain-lain. Sedangkan, untuk jalur SBMPTN berhasil meloloskan 41% penggunanya di PTN, baik cluster A, B, dan C.

Hasil ini didapat dari survei yang dilakukan Quipper pada tahun ini sejak Mei hingga Juni 2017 kepada 4.200 pengguna. Sebanyak 87% responden berasalan materi yang disajikan Quipper Video itu lengkap, menarik, dan komprehensif sehingga berpengaruh dalam pencapaian mereka berhasil mengantarkan penggunanya sukses melewati berbagai ujian.

“Data tersebut membuktikan bahwa penggunaan layanan edukasi teknologi yang tepat guna, dapat menunjang kegiatan belajar siswa, mempersiapkan menghadapi ujian dan meningkatkan prestasi. Sehingga pelajar Indonesia dapat mengembangkan potensi mereka dan memiliki kepercayaan diri untuk bersaing bukan hanya di tingkat nasional, juga di tingkat global,” ucap Country Manager Quipper Indonesia Takuya Homma.

Sejauh ini Quipper telah berkolaborasi dengan lebih dari 6 ribu sekolah di Indonesia, menerima dukungan dari 43 Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten dan organisasi seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI).

Takuya melanjutkan pihaknya juga baru-baru ini berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Minahasa Selatan untuk menyediakan materi pembelajaran yang komprehensif dan menarik bagi pelajar SMP. Sebelumnya, Quipper bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Bantaeng untuk program Bantaeng Smart Learning.

“Kami ingin terus bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga yayasan pendidikan. Kami ingin memberikan kontribusi terbaik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam berbagai aspek. Selain itu, kami berharap siswa di Indonesia bukan hanya dapat sukses di tingkat nasional tapi juga di internasional.”

Demi mewujudkan visinya sebagai perusahaan edu-tek yang dapat memberikan kontribusi pendidikan di Indonesia, Takuya berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai stakeholder. Untuk selalu meninjau dan mengembangkan materi belajar, memastikan materi yang disajikan berkualitas, sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan dapat dipahami pelajar.

Hal ini akan terus didukung dengan jaringan global yang dimiliki Quipper. Perusahaan dapat memanfaatkan data dan pengetahuan dari berbagai negara untuk mendapatkan informasi mengenai kebiasaan belajar siswa guna memberikan solusi terbaik. Mengembangkan materi belajar yang berkualitas tinggi, sebelumnya disesuaikan dengan karakteristik di tiap negara.

Quipper didirikan sejak 2010 dan saat ini sudah beroperasi di enam negara, di antaranya Inggris, Jepang, Filipina, Meksiko, Vietnam, dan Indonesia. Platform ini telah digunakan lebih dari empat juta siswa dan guru di seluruh dunia.

Dua layanan utama Quipper, yakni Quipper School sudah digunakan oleh lebih dari empat juta murid dan guru di seluruh dunia. Sementara Quipper Video telah digunakan oleh lebih dari 500 juta siswa.

Quipper Video diklaim sudah menghimpun lebih dari 4 ribu video pembelajaran dari guru berkualitas, lebih dari 24 ribu soal ujicoba UN & SBMPTN, fitur unduh catatan pelajaran, fitur poin dan level seperti game, serta fitur pemantauan yang dapat dilakukan orang tua.

After Being Acquired, Quipper Will Keep Focusing on Developing Its Market in Indonesia

Recruit Holdings has officially brought global education startup Quipper into its business circle. Being the ninth education portal to get acquired, the deal involved no less than $39 million, or equal to Rp 507 billion, of sum. After the acquisition, Quipper’s CEO Masayuki Watanabe claimed that the startup’s structural formation hasn’t changed a bit. However, a number of Recruit Holdings’ staff indeed join the team to help accelerating Quipper’s business. Continue reading After Being Acquired, Quipper Will Keep Focusing on Developing Its Market in Indonesia