Tiga Fitur Baru Hadir di Telegram 4.4

Aplikasi pesan instan Telegram kembali merilis versi baru, 4.4 untuk Android dan iOS dengan menghadirkan beberapa fitur menarik, salah satunya dirancang untuk mempermudah pengguna menemukan lokasi teman. Telegram 4.4 juga menghadirkan dukungan bahasa baru termasuk baru termasuk bahasa Rusia.

Kita ulas lebih dalam fitur yang pertama, di mana sekarang pengguna bisa menyiarkan lokasi terkini ke percakapan secara real-time. Lokasi bisa dibaagikan dengan pengguna lain atau grup selama paling singkat 15 menit dan maksimal 8 jam. Untuk mengakomodasi penggunaan fitur ini, Telegram telah menyiapkan menu “Share My Location to” di menu utama lampiran. Dari sana, pengguna bisa memilih kepada siapa lokasi akan dibagikan.

Berikutnya, Teelgram juga memudahkan pengguna dengan bahasa berbeda untuk memahami setiap lekuk dari jeroan aplikasi dan juga percakapan dengan meluncurkan platform terjemahan baru. Pembaruan mencakup beberapa bahasa, antara lain bahasa Perancis, Indonesia, Malaysia, Rusia dan Ukraina. Dengan begitu, maka total ada 13 bahasa yang kini didukung oleh Telegram dan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Tapi tak cukup di situ, Telegram juga membuka platform baru yang memungkinkan pengguna memberikan saran terjemahan, dan pengguna lainnya bisa memberikan suara untuk saran yang lebih akurat. Apabila perubahan baru diputuskan untuk dipilih, pengguna akan memperoleh pembaruan secara otomatis tanpa perlu melakukan pembaruan seluruhnya.

player baru telegram

Terakhir, Telegram menerapkan sentuhan baru untuk audio player untuk memberikan pengalaman yang lebih baik dalam menikmati lagu berformat MP3 atau lainnya. Kemudian dari sisi desain, Telegram juga melakukan perubahan di beberapa bagian sehingga tampak lebih modern dan rapi.

Sumber berita Telegram.

Update Terbaru Telegram Hadirkan Stiker Favorit dan Sejumlah Fitur Penting

Aplikasi pesan instan Telegram kembali memperoleh jatah update terbaru berupa tambahan fitur stiker dan juga menyajikan cara praktis yang memastikan Anda tidak lagi ketinggalan jika ada komentar dan mention di percakapan grup. Selain itu, Telegram juga memberlakukan rancangan undang teman baru yang lebih praktis.

Fitur yang pertama yang akan kita bahas adalah favorit stiker. Fitur ini dirancang untuk memudahkan pengguna menandai stiker favorit, yang paling sering digunakan atau yang dianggap paling lucu. Semakin hari semakin banyak pilihan stiker yang terpampang di koleksi stiker. Tentu bukan hal mudah menemukan stiker yang tepat untuk mengekspresikan perasaan Anda ke teman. Tambahan fitur stiker favorit mengubah segalanya, memungkinkan Anda hanya memilih beberapa stiker dari sekian banyak pilihan yang ada.

Berikutnya, Telegram kini memberikan sistem yang lebih baik dengan menghadirkan tombol @ baru di dalam jendela percakapan grup lengkap dengan jumlah jawaban dan mention. Jika di-tap, tombol ini akan menghantarkan Anda ke jendela yang berisikan semua jawaban teman atau teman yang menyebutkan nama Anda. Nah, dengan cara ini maka mustahil Anda akan melewatkan keduanya di saat notifikasi tak banyak membantu.

Telegram versi 4.3 juga menghadirkan rancangan Invite Friends baru, di mana teman yang sudah menggunakan aplikasi akan muncul di baris teratas. Di bagian ini Telegram juga melakukan sedikit improvisasi yang diharapkan mempermudah proses pengiriman undangan.

Tapi bukan hanya empat fitur utama di atas, di versi yang sama pengembang di balik Telegram juga melakukan pembaruan lain seperti memberikan dukungan Twitch, fitur pemindai kekuatan sinyal untuk melakukan panggilan suara, pengiriman pesan massal, proses sinkronisasi lintas perangkat yang lebih cepat dan pastinya perbaikan dari sisi performa.

Sumber berita Telegram.

Laporan DailySocial: Survey Instant Messaging 2017

Aplikasi mobile instant messaging tak dipungkiri lagi menjadi salah satu aplikasi yang paling digunakan pengguna perangkat mobile Indonesia — bila bukan merupakan aplikasi paling utama. Beberapa tahun yang lalu adalah BBM (BlackBerry Messenger) yang menjadi chat apps paling sering digunakan di Indonesia. Sekarang ini, bisa diperkirakan, WhatsApp yang paling banyak digunakan.

Survei ini bertujuan mengukur berbagai aspek perihal penggunaan aplikasi mobile chat app oleh konsumen Indonesia, berbagai fungsi guna — seperti untuk komunikasi kerja, menjaga kontak dengan keluarga, dsb. — dan juga bagaimana tanggapan masyarakat terhadap tindakan Kementrian Kominfo Republik Indonesia beberapa waktu sebelum ini, yang melakukan blokir terhadap layanan chat app Telegram. Survei dilaksanakan awal Agustus 2017 oleh DailySocial.id bekerjasama dengan Jakpat Mobile Survey Platform.


Beberapa temuan survei antara lain:

  • 97.24% responden survei menyatakan pernah menggunakan WhatsApp, dan 61,81% mengatakan bahwa WhatsApp adalah aplikasi instant messaging yang paling sering mereka gunakan.
  • Empat aplikasi mobile instant messaging paling pernah digunakan para responden adalah WhatsApp (97,24%), LINE (88,49%), BBM (85.82%), dan FB Messenger (77,26%)
  • Hanya 0.76% responden menyatakan paling mengandalkan Telegram untuk instant messaging
  • Jumlah responden yang memisahkan penggunaan chat apps berdasarkan jenis komunikasi (untuk pekerjaan, untuk keluarga), sebesar 40.19%, hanya sedikit lebih sedikit dari yang tidak memisahkan (59.81%).
  • Cukup banyak responden (90.48%) yang setuju bahwa kita membutuhkan sebuah chat apps yang khusus dibuat oleh, dan dikelola oleh, perusahaan Indonesia.

Untuk laporan survei selengkapnya, Anda dapat mengunduh gratis “DailySocial Instant Messaging Survey 2017” dari DailySocial.id

Pemerintah Kembali Aktifkan Akses ke Telegram

Pemerintah akhirnya mengaktifkan kembali akses ke platform Telegram versi desktop di Indonesia mulai hari ini. Adapun 11 domain name system (DNS) yang sebelumnya diblokir, saat ini sedang dalam tahap normalisasi oleh pihak operator, paling lambat 1×24 jam sejak pengumuman dari pemerintah.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengucapkan apresiasinya kepada pihak Telegram yang cukup responsif dalam menghapus konten-konten yang bermuatan radikalisme dan terorisme.

“Dengan progres [penghapusan konten] cukup baik yang dikerjakan tim Kominfo dan Telegram, jadi hari ini Telegram untuk web-nya dibuka lagi dan masyarakat bisa menggunakan dan memanfaatkannya lagi,” kata Rudiantara, Kamis (10/8).

Meski sudah resmi dibuka, masih ada beberapa DNS, dari 11 DNS, yang belum bisa diakses hingga kini. Menurut Dirjen Kementerian Kominfo Semuel Abrijani, hal ini disebabkan mekanisme masing-masing kebijakan pihak Internet Service Provider (ISP).

“Proses normalisasi itu kan melibatkan operator. Kita harus mengerti dulu metode filternya, ada yang cepat dan lambat. Kalau dari ketentuannya 1×24 jam, jadi paling lambat itu besok sudah bisa diakses lagi [11 DNS tersebut],” terang Semuel.

Rudiantara melanjutkan pencabutan ini bisa terealisasi karena komitmen yang ditunjukkan Telegram untuk bersedia mematuhi aturan di Indonesia, serta memenuhi persyaratan yang sebelumnya diajukan pemerintah.

Beberapa di antaranya Telegram harus membuat jalur khusus untuk pemerintah agar komunikasi dengan Kominfo bisa lebih cepat dan efisien, menyediakan fitur trusted flagger untuk Kominfo, dan meminta perwakilan Telegram khusus berada di Indonesia.

Dia juga mengatakan, ada 166 kanal yang sudah dibersihkan Telegram sejak pemblokiran. Per 1 Agustus 2017 Telegram berhasil menghapus rata-rata 10 kanal per harinya.

Rudiantara pun mengapresiasi pola kerja antara Telegram dengan Kominfo yang cukup baik. Dia berharap hal ini bisa menjadi acuan untuk platform lainnya.

“Kami harap pola kerja antara Kominfo dengan Telegram yang berjalan cukup baik ini, bisa menjadi acuan untuk platform lainnya,” pungkasnya.

Kominfo Pekan Ini Normalisasi Akses Telegram

CEO Telegram Pavel Durov hari ini menyambangi kantor Kemenkominfo untuk bertemu Menkominfo Rudiantara mengonsolidasikan permasalahan yang mengemuka beberapa waktu terakhir. Beberapa pembahasan hari ini di antaranya tentang penanganan isu terorisme dan konten radikal yang berkembang di platform Telegram yang menjadi alasan Kemenkominfo memblokir 11 DNS layanan web Telegram.

Dari rilis resmi yang kami terima dari Kemenkominfo, Durov memiliki komitmen yang sama dengan pemerintah dalam penanganan isu terorisme di Indonesia. Ia mengutarakan bahwa pembuatan “Joint Statement” sangat perlu direalisasikan untuk dapat bersinergi bersama. Sebagai tindak lanjut dari komitmen ini, Kemenkominfo dan Telegram sepakat untuk mengatur dan mengelola prosesnya.

[Baca juga: Pemerintah Blokir Situs Telegram]

Dalam pertemuan tersebut turut hadir Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel A Pangerapan. Pihaknya mengapresiasi itikad baik yang dilakukan Telegram dan komitmen yang diutarakannya. Dalam waktu dekat (estimasi maksimal pekan ini), 11 DNS web yang telah diblokir akan segera dipulihkan.

Indonesia adalah negara istimewa bagi Telegran

Pasca pertemuan ini, pekerjaan rumah Telegram ialah membentuk tim khusus untuk berkomunikasi secara intend dengan pemerintah dalam berbagai upaya pemberantasan terorisme dan konten negatif. Hal ini telah disetujui Durov, pasalnya ia mengakui jika Indonesia termasuk negara yang diistimewakan oleh perusahaannya. Kendati demikian tidak diungkapkan mengenai data pengguna yang ada di Indonesia saat ini, yang pasti sangat sigifikan.

“Kami juga sudah membentuk kanal langsung yang akan membantu tim Menkominfo melaporkan konten yang membahayakan publik ke moderator kami sehingga waktu yang dibutuhkan akan berkurang secara signifikan,” jelas Durov.

[Baca juga: Yang Diinginkan Pemerintah Agar Tak Lagi Terjadi Pemblokiran Layanan]

Sejauh ini, selain digunakan untuk kebutuhan komunikasi personal, aplikasi pesan Telegram banyak dimanfaatkan (dari kapabilitas API – Application Programming Interface) oleh komunitas untuk membuat inovasi berbasis bot –termasuk untuk kebutuhan pendidikan. Di Yogyakarta ada komunitas pecinta sejarah yang menggunakan Telegram sebagai media diskusi dan arsip pengetahuan. Pun demikian beberapa universitas bahkan memanfaatkan untuk bot sitasi digital, dan masih banyak lainnya.

Tentu harapannya dengan adanya konsolidasi ini menjadi sebuah jalan tengah yang akan memberikan kenyamanan bagi semua pihak. Baik untuk konsumen yang begitu diuntungkan dengan layanan Telegram, pun bagi pemerintah untuk tetap bisa mengawasi atas konten negatif di dalamnya.

Yang Diinginkan Pemerintah Agar Tak Lagi Terjadi Pemblokiran Layanan

Masalah pemblokiran situs Telegram menjadi kegaduhan di jagat maya beberapa waktu lalu. Pro-kontra pendapat tentang tindakan pemerintah tersebut bergulir, antara membela dan mengecam. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, DailySocial coba berdiskusi dengan Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam diskusi tersebut dipaparkan tentang konsolidasi yang diinginkan pemerintah dengan para penyedia layanan seperti Telegram atau sejenisnya.

Tiga hal yang menjadi keharusan perusahaan penyedia layanan aplikasi

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian Kemkominfo, dalam hal ini melalui Dirjen Aplikasi Informatika, terkait dengan kehadiran perusahaan penyedia layanan aplikasi. Pertama adalah dibangunnya jalur komunikasi khusus antara pihak perusahaan yang menjalankan bisnis dengan pemerintah. Harapannya bisa melakukan koordinasi yang intensif saat menjalankan kegiatan operasional di Indonesia.

Kedua ialah terkait kebutuhan SOP (Standard Operating Procedure) dan sepaham terkait kaidah dan prinsip konten negatif. Hal ini sejalan dengan antisipasi yang diinginkan pemerintah mencegah terjadinya penyebaran isu sara, terorisme hingga hoax. Kemudian yang ketiga Kemkominfo menginginkan setiap perusahaan tersebut memiliki tim khusus untuk menjalankan SOP tersebut.

Terkait perlunya kantor perwakilan di Indonesia, pemerintah masih menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan, asalkan ketiga hal tersebut di atas dapat dijalankan dengan baik. Namun demikian, jika merujuk pada Surat Edaran Menkominfo No. 3 Tahun 2016 tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet, penyedia layanan atau konten dapat disediakan oleh badan usaha asing dengan ketentuan wajib mendirikan Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.

Tentang mekanisme pemblokiran oleh pemerintah

Secara prosedur, konten atau layanan yang diblokir Kemkominfo berawal dari laporan dari masyarakat dan/atau lembaga penegak hukum/lembaga peradilan/lembaga lainnya. Laporan yang ditindaklanjuti untuk pertimbangan pemblokiran ialah temuan pemuatan konten pornografi, pelanggaran privasi, menyinggung SARA, kegiatan ilegal (biasanya dilaporkan Kementerian atau Lembaga Pemerintah yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan) dan muatan lainnya yang berdampak negatif bagi masyarakat dan negara.

Kondolidasi tetap akan dilakukan sebelum adanya keputusan untuk memblokir situs atau aplikasi tertentu. Sehingga menurut Kemkominfo penyedia layanan atau pemilik konten seperti Telegram perlu memastikan bahwa mereka siap menindaklanjuti laporan yang disampaikan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika mengenai adanya muatan negatif. Lebih jauh, kewajiban penyedia layanan aplikasi dan/atau konten diatur bagian 5.5. pada Surat Edaran Menkominfo No.3 Tahun 2016.

5.5 Kewajiban Penyedia Layanan Over The Top

5.5.1 Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, perdagangan, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, penyiaran, perfilman, periklanan, pornografi, anti terorisme, perpajakan; dan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
5.5.2   Melakukan perlindungan data sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.|
5.5.3   Melakukan filtering konten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5.5.4   Melakukan mekanisme sensor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5.5.5   Menggunakan sistem pembayaran nasional (national payment gateway) yang berbadan hukum Indonesia;
5.5.6   Menggunakan nomor protokol internet Indonesia;
5.5.7  Memberikan jaminan akses untuk penyadapan informasi secara sah (lawful interception) dan pengambilan alat bukti bagi penyidikan atau penyelidikan perkara pidana oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
5.5.8    Mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan layanan dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Telegram Hadirkan Fitur Timer Menghapus Foto Otomatis

Telegram menjadi bahan perbincangan sejak pertengahan bulan lalu menyusul keputusan Pemerintah Indonesia untuk memblokir layanan web-nya dan kemungkinan besar akan merembet ke seluruh platform terdukung.

Tapi di tengah kisruh tersebut, tim pengembang di balik Telegram tetap terus bekerja memperbaiki diri dan bahkan menghadirkan sejumlah fitur baru untuk memanjakan penggunanya. Kemarin, Telegram versi 4.2 resmi digulirkan bersama dengan sejumlah fitur baru untuk pengguna Android dan juga iOS.

Screenshot-2017-07-24-at-12.27.29-PM

Fitur besar pertama adalah self-destructed media atau fitur penghapus diri otomatis yang dulu dipopulerkan oleh Snapchat. Pada dasarnya pengguna Telegram kini bisa mengatur hitung waktu mundur, misalnya 15 detik, 30 detik atau lebih untuk gambar atau video yang dikirimkan ke teman terhapus dengan sendirinya setelah dilihat. Sejumlah layanan pesan instan sudah lebih dulu menghadirkan fitur ini. Sebut saja, dua yang saya pakai adalah BlackBerry Messenger dan juga Facebook Messenger.

e23a2684babc530c1d

Pembaruan juga menghadirkan panel bio yang lebih lengkap, sehingga orang lain dapat melihat dengan jelas siapa Anda sebelum mengajak untuk mengobrol. Kemudian sebagai lanjutan dari pembaruan terdahulu. Di Telegram 4.2, pengguna sudah bisa memperluas area scroll untuk membantu mereka melihat dengan jelas stiker yang tersedia. Untuk pengguna yang punya layar berukuran kecil, fitur ini jelas sangat bermanfaat.

Terakhir tapi kalah penting, Telegram kini mengandalkan layanan content delivery network (CDN) untuk menyimpan foto dan video bersifat publik dalam bentuk cache. Terutama ke kanal yang menampung lebih dari 100.000 anggota. Walhasil, kecepatan akses ke seluruh konten di dalamnya diharapkan bisa jauh lebih baik ketimbang sebelumnya.

Sumber berita AndroidPolice.

Pemerintah Blokir Situs Telegram (UPDATED)

Sore ini pengguna internet Indonesia dikejutkan oleh diblokirnya situs layanan messaging Telegram oleh berbagai ISP atas perintah Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sejauh ini belum ada penjelasan resmi di balik pemblokiran situs Telegram, tetapi disinyalir dikaitkan dengan konten ilegal. Komunikasi menggunakan aplikasi Telegram, baik di mobile maupun desktop, belum mengalami masalah.

Telegram didirikan oleh Nikolai dan Pavel Durov di tahun 2013 dan diklaim menggunakan teknologi yang lebih aman untuk kebutuhan percakapan online, meskipun tidak semua pihak sependapat. Di tahun 2016 Telegram telah memiliki lebih dari 100 juta pengguna.

Di Indonesia penggunaan Telegram belum seluas WhatsApp, LINE, atau BBM, tetapi jumlah penggunanya cenderung bertambah karena sejumlah fitur menarik, seperti secret chat, koleksi stiker yang lebih bervariasi, dan penggunaan memori ponsel yang lebih efisien dibanding layanan serupa.

Tampilan situs Telegram yang diblokir ketika diakses melalui jaringan internet First Media / DailySocial
Tampilan situs Telegram yang diblokir ketika diakses melalui jaringan internet First Media / DailySocial

Menurut informasi yang kami terima, secara total ada 11 situs terkait Telegram yang diblokir Kominfo yang dianggap melanggar UU ITE. Mereka adalah:

t.me
telegram.me
telegram.org
core.telegram.org
desktop.telegram.org
macos.telegram.org
web.telegram.org
venus.web.telegram.org
pluto.web.telegram.org
flora.web.telegram.org
flora-1.web.telegram.org

Bulan April lalu, Pavel Durov membuat tulisan tentang mengapa layanan voice call Telegram diblokir di sejumlah negara, khususnya di Tiongkok dan negara-negara Timur Tengah. Ia mengklaim Telegram dipersulit di banyak negara karena tidak mau bekerja sama dengan pemerintah demi menjaga privasi penggunanya.

Telegram has historically had problems with regulators in some parts of the world because, unlike other services, we consistently defended our users’ privacy and have never made any deals with governments. In three and a half years of existence to date, Telegram disclosed exactly zero bytes of users’ data to any third-party.

Pemblokiran situs Telegram mengikuti jejak Reddit dan Vimeo yang diblokir karena alasan memiliki konten pornografi (meskipun sebenarnya tidak semua isinya berbau pornografi). Sebelumnya Tumblr juga pernah diblokir sesaat di bulan Februari 2016 karena alasan konten pornografi, meskipun akhirnya dicabut kembali.

Update: Pemerintah akan mengumumkan secara resmi alasan pemblokiran Telegram pada Senin (17/7) mendatang. Di sisi lain, pemerintah mendukung penggunaan layanan LINE yang merupakan kompetitornya.

Application Information Will Show Up Here

Telegram Versi 4.0 Boyong Fitur Pesan Video dan Instant View

Dalam beberapa bulan terakhir, pengembang di balik Telegram getol menggulirkan fitur-fitur baru untuk membuat aplikasinya kian cemerlang. Bermain di ranah yang dihuni banyak pemain besar, Telegram merasa perlu berinovasi demi menjaga eksistensi. Yang terbaru, Telegram menghadirkan versi 4.0 yang memboyong sejumlah pembaruan mulai dari perbaikan bugs hingga fitur-fitur anyar.

Sorotan tertuju pada fitur pesan video yang memberikan cara baru bagi pengguna Telegram untuk mengirimkan pesan. Kini, dimulai dari Telegram 4.0, pengguna dapat mengirim pesan berbentuk video ke teman yang bisa dilakukan dalam dua cara. Pertama, dengan menyentuh ikon mikrofon untuk berpindah ke modus kamera, atau menggeser layar ke atas saat sedang dalam mode hands-free.

Update Telegram

Berikutnya,Telegram memperkenalkan layanan baru yang disebut Telesco.pe, tool yang memungkinkan siapapun untuk melihat pesan video dari kanal publik yang ada di Telegram. Lanjut ke fitur bot pembayaran yang akan membantu pengguna memesan makanan, belanja barang, atau bahkan membayar tagihan. Fitur ini akan lebih memanjakan pengguna iOS, pasalnya robot baru mendukung pembayaran menggunakan Apple Pay.

Terakhir, Telegram memperkenalkan platform baru bernama Instant View. Fitur ini ditujukan bagi pengguna Telegram yang gemar membaca, memungkinkan mereka membaca artikel langsung dari aplikasi atau membuat pratinjau artikel menggunakan Instant View Editor. Teknisnya fitur ini hampir sama dengan yang disuguhkan oleh Instant Article milik Facebook atau Accelerated Mobile Pages tool dari Google.

Telegram Instant View

Semua pembaruan ini sudah dapat dijumpai di platform Android dan jugaiOS.

Sumber berita Telegram 1, 2 dan 3.

Fitur Panggilan Suara Terenkripsi Telegram Mulai Dirilis

Aplikasi pesan instan Telegram baru saja memperkenalkan fitur baru panggilan suara, melengkapi sederet fitur telekomunikasi aman yang sudah lebih dulu ada. Meski baru terbatas di wilayah Eropa Barat, namun penambahan ini menguatkan daya saing Telegram dengan aplikasi rival seperti WhatsApp, Viber dan Signal.

Dalam rilis resminya Telegram mengatakan bahwa fitur panggilan suara juga akan dilindungi oleh metode enkripsi yang sama seperti yang diadopsi oleh fitur pesan Secret. Bahkan demi memberi rasa aman yang lebih, Telegram juga menambahkan mekanis pertukaran kode baru yang menjamin tingkat keamanan panggilan suara saat digunakan. Menurut mereka, fitur panggilan membutuhkan sebuah verifikasi yang lebih mudah sehingga satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan mekanisme pertukaran kunci. Mekanisme membutuhkan verifikasi menggunakan empat buah emoji, bukan dengan barisan kode panjang atau gambar-gambar yang rumit.

telegram enkripsi

Namun jika dirasa perlu, pengguna bisa menggunakan koneksi peer-to-peer guna memperoleh kualitas panggilan paling jernih. Apabila koneksi ini tak memungkinkan untuk dipilih, Telegram akan menghubungkan pengguna ke server terdekat agar panggilan terhubung secara cepat.

Selain menghadirkan fitur panggilan suara, Telegram v3.18 juga menawarkan kendali langsung atas kualitas video yang dibagikan di dalam platform. Pengaturan tingkat kompresi ini akan direkam dan menggunakannya sebagai pengaturan bawaan di unggahan video berikutnya.

4284f45dd783ad1739

Dan yang paling mutakhir, Telegram kini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk menganalisa dan mempelajari berbagai informasi umpan balik dari Anda dan perangkat, misalnya kecepatan jaringan, waktu ping, persentase kehilangan paket dan lain-lain. Mesin pintar ini kemudian akan melakukan penyesuaian berdasarkan informasi-informasi tersebut guna meningkatkan kualitas panggilan di perangkat dan jaringan bersangkutan.

Sumber berita Telegram.