Flou Jadi Diversifikasi Produk Komputasi Awan TelkomSigma, Rambah Segmen UKM

Awal Desember 2020, TelkomSigma memperkenalkan produk cloud baru bernama “Flou”. Solusi ini disebut sebagai pendekatan baru perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan pelaku usaha di era digital yang cepat berubah. Adapun, solusi ini sudah dapat digunakan pelanggan sejak pertengahan 2020.

Dalam acara peluncurannya, Direktur Business & Cloud TelkomSigma Tanto Suratno mengatakan bahwa pasar cloud semakin meningkat setiap tahunnya. Di 2020 saja, diestimasi berada di kisaran Rp11 triliun dengan pertumbuhan yang menjanjikan. Ia mengestimasi pasar cloud Indonesia meroket hingga Rp24 triliun di 2021.

Menurutnya, solusi cloud hadir untuk mendisrupsi dan mengakselerasi transformasi digital. Namun, dengan situasi pandemi saat ini, pelaku usaha dituntut untuk beradaptasi cepat terhadap perubahan. “Ke depan, kita bakal melihat ada gelombang disrupsi yang lebih besar dan dahsyat, yakni cloud native computing,” papar Tanto.

Sementara, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi BRI Indra Utoyo yang hadir dalam kesempatan sama menilai bahwa kehadiran Flou menjadi momentum tepat di situasi pandemi ini. “Covid-19 menjadi semacam chief transformation officer yang memaksa kita semua untuk bertransformasi. Esensi digital itu adalah bagaimana bisa create value. Makanya, kita harus beradaptasi dengan cara baru karena pasar dan perilaku konsumen cepat berubah,” ujarnya.

Mendorong konsep “cloud native mindset

Ada beberapa elemen yang difokuskan pada Flou, antara lain customer experience, reliability, dan kecepatan. Flou mengutamakan pengalaman yang seamless dengan sistem pembayaran yang fleksibel (pay-as-you go dan subscription). Kemudian, Flou juga menghadirkan kecepatan lewat agile deployment (API ready) dengan performa tinggi untuk segala sektor industri.

Semua elemen tersebut diprioritaskan untuk mendorong konsep cloud native mindset sebagaimana disebutkan Tanto di atas. Menurutnya, struktur traditional monolithic apps yang banyak digunakan pelaku usaha dinilai tidak mampu lagi mengejar dinamika pasar yang cepat berubah. Artinya, konsep ini dapat menghambat upaya untuk bertransformasi digital.

“Lewat Flou, kami ingin bawa konsep cloud native apps untuk memunculkan paradigma baru dan memberikan agility dalam mendukung pembuatan aplikasi, inovasi, dan ide secara cepat. Saat ini semakin banyak generasi terkini yang lahir di era yang akrab atau di mana resource-nya ada di cloud. Mereka ini yang disebut cloud native mindset,” papar Tanto.

Ia menilai mindset tersebut dapat dibangkitkan melalui fitur dan tools yang disediakan Flou. Salah satunya adalah merealisasikan ide menjadi MVP lebih cepat. “Kalaupun ide ini masuk produksi, elasticity bisa lebih besar. Pada tahap ini, pengguna tidak perlu memikirkan bagaimana scale dan resiliency-nya,” tambahnya.

Kendati demikian, Tanto menegaskan bahwa Flou tidak hanya mengakomodasi kebutuhan segmen pasar yang sudah terbiasa menggunakan cloud, tetapi juga pengguna baru secara seamless, baik UKM dan perusahaan berskala besar.

Sementara dari sisi harga, ia mengklaim bahwa solusi Flou mampu meminimalkan biaya operasional. Ia menyadari bahwa umumnya meningkatnya basis pengguna UKM dapat berdampak terhadap kenaikan biaya sewa cloud dan connevtivity.

“Kami memahami bahwa dinamika pasar yang cepat berubah menjadi tantangan bagi pelaku usaha. Karena mereka dituntut untuk agile, kami mengatur pricing sedemikian rupa supaya pelaku usaha dapat menjaga biaya operasional dan tetap tumbuh menikmati profit. Dengan begitu, mereka bisa mengembangkan bisnis dan inovasi ke depan,” tambahnya.

Di segmen ini sebenarnya sudah ada banyak pemain lokal yang jajakan produk infrastruktur cloud. Sebut saja Biznet Gio, Cloud Kilat, Indonesian Cloud, dan masih banyak lagi. Beberapa juga menyajikan varian produk cloud seperti VPS bersamaan dengan solusi hosting konvensional yang masih banyak dipakai usaha kecil karena biaya yang relatif lebih rendah.

Membidik pangsa 3 besar di Asia Tenggara

Saat ini, TelkomSigma mengklaim telah menguasai sebesar 40 persen pangsa pasar data center dengan total akumulasi seluas 11 ribu meter persegi, kapasitas penyimpanan hingga 41 ribu Terabyte (TB), dan lokasi tersebar di sebanyak 16 titik di seluruh Indonesia. Telkom menjamin cakupan Flou yang lebih luas dengan dukungan fasilitas data center dan konektivitas yang dimilikinya.

Dalam kesempatan tersebut, Director of Enterprise & Business Service TelkomSigma Edi Witjara mengatakan bahwa pencapaian tersebut sebetulnya menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mempertahankan posisinya sebagai penyedia solusi ICT di segmen enterprise.

Selain itu, pengembangan Flou dinilai harus dapat menjadi pemacu untuk melahirkan peluang dan model bisnis baru. Menurut catatannya, ungkap Edi, segmen korporasi menyumbang lebih dari 50 persen terhadap pendapatan perusahaan, diikuti segmen pemerintahan (23%), dan SME (21%).

“Cita-cita TelkomSigma dalam 3-5 tahun mendatang adalah menjadi top 3 di Asia Tenggara. Kami yakin peluang ini dapat diupayakan, salah satunya lewat kehadiran Flou. Kami harap, Flou dapat mengakomodasi kebutuhan pelaku usaha di era sekarang yang menginginkan customer experience, realiability, dan agility yang cepat.”

Telkomsigma Siap Dukung Implementasi Laku Pandai

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menggodok peraturan Layanan Keuangan Tanpa kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang saat ini bersifat rancangan regulasi. Melihat peluang ini, Telkomsigma dan Intel menyatakan kesiapannya membantu perbankan mengimplementasi hal ini.

Keunggulan yang diklaim oleh solusi Telkomsigma salah satunya yaitu mendukung penggunaan multi device agar aplikasi dapat dijalankan pada gadget atau pada perangkat mobile, sehingga mudah dioperasikan oleh agen di seluruh Indonesia. Telkomsigma membuat paket yang berisikan komponen tersebut agar bisa digunakan oleh bank-bank yang ingin meluncurkan aplikasi Laku Pandai.

“Telkomsigma siap mendukung semua bank yang ingin meluncurkan Laku Pandai dengan fasilitas atau infrastruktur terkait yang diperlukan untuk aplikasi Laku Pandai,” kata Direktur Business Solutions Telkomsigma Otto Benny Hantoro saat acara temu media hari ini (26/11).

Saat ini bank nasional yang telah menerapkan Laku Pandai di antaranya adalah BRI, BCA, BTPN, dan Bank Mandiri.

Jumlah bank yang bisa mengikuti program Laku Pandai dibatasi oleh BI dan OJK, karena persyaratan dasar program ini adalah bank terkait harus memiliki sistem Teknologi Informasi yang terpadu. Konsep Laku Pandai sendiri adalah meminimalisir penyediaan kantor cabang dan menggantikannya dengan agen-agen untuk bisa memberikan layanan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan dan daerah terpencil.

“Salah satu tantangan terbesar dari Laku Pandai adalah mencari agen. Agen tidak boleh melayani lebih dari 2 bank, nantinya agen ini bisa menggantikan penyediaan infrastruktur bank,” kata Otto.

Dengan kebijakan Laku Pandai, bank berpotensi mendapatkan penambahan  nasabah yang signifikan, dengan menjangkau sekitar 80% penduduk Indonesia yang hingga kini masih belum tersentuh layanan perbankan.

Solusi mobile berbasis platform Android dan konektivitas 2G

Solusi mobile Telkomsigma dibangun dengan front end aplikasi di platform Android dan tetap bisa digunakan meskipun di jaringan Internet berkonektivitas 2G (GPRS dan EDGE), mengingat jaringan inilah yang paling luas jangkauannya di pelosok Indonesia, termasuk daerah terpencil. Nantinya mereka juga akan menggunakan fitur SMS terenkripsi untuk menjamin keamanan datanya.

“Solusi kami pada dasarnya adalah berbagai produk dan layanan milik Telkomsigma yang telah disesuaikan dan digabungkan menjadi solusi Laku Pandai yang komprehensif. Kami memiliki service data center yang menjadi salah satu komponen solusi ini yang merupakan keunggulan kami dibandingkan kompetitor lainnya,” kata Otto.

Solusi Laku Pandai didukung oleh Intel yang memiliki platform komputasi yang diklaim mengurangi konsumsi energi, biaya total kepemilikan yang lebih rendah, mendukung open standard, dan memperoleh dukungan dari platform ekosistem global dan lokal.

Telkomsigma and Huawei Collaborate to Provide Online Storage for Education

Telkomsigma officially inaugurated its strategic partnership with Huawei on the procurement of Storage as a Service for education during the Huawei Southern Pacific Night 2015 event. Telkomsigma’s CEO Judi Achmadi and Huawei Indonesia’s Director of Indonesia Data Center Solution Sales Department Xu Ying signed the MoU. Continue reading Telkomsigma and Huawei Collaborate to Provide Online Storage for Education

Telkomsigma dan Huawei Sediakan Solusi Penyimpanan Online bagi Dunia Pendidikan

Telkomsigma sediakan teknologi storage Huawei untuk pendidikan / Shutterstock

Telkomsigma telah menjalin kerja sama strategis dengan Huawei yang diresmikan di sela-sela acara Huawei Southern Pasific Night 2015 dalam  proyek penyediaan Storage as a Services terutama untuk sektor pendidikan. Perjanjian keduanya ditandatangani langsung oleh CEO Telkomsigma Judi Achmadi dan Director of Indonesia Data Center Solution Sales Department Huawei Indonesia Xu Ying. Continue reading Telkomsigma dan Huawei Sediakan Solusi Penyimpanan Online bagi Dunia Pendidikan

Telkomsigma dan Software AG luncurkan Digital Business Platform di Indonesia

Telkomsigma berkolaborasi dengan Software AG luncurkan Digital Bussines Platform di Indonesia / Shutterstock

TelkomSigma semakin gencar mengincar pasar korporat dan bisnis dengan menyuguhkan layanan baru di sektor teknologi. Berkolaborasi dengan Software AG, Telkomsigma meluncurkan Digital Business Platform yang ditujukan untuk sektor korporasi di Indonesia. Continue reading Telkomsigma dan Software AG luncurkan Digital Business Platform di Indonesia

Telkom Berencana Dirikan Perusahaan Patungan dengan SingTel

Telkom dan SingTel rencanakan dirikan perusahaan patungan / Shutterstock

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kembali membuat terobosan dalam bisnisnya. Setelah rencana menggelar bisnis data center internasional yang berlokasi di Singapura, kini Telkom dikabarkan tengah berencana membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan anak perusahaan SingTel Singapura untuk menggarap bisnis penyediaan aplikasi. Continue reading Telkom Berencana Dirikan Perusahaan Patungan dengan SingTel

Telkomsigma Bidik Sektor Usaha Kecil dan Menengah

Telkomsigma Lebarkan Sayap ke Bisnis Data Center di Segmen UKM

Tak ingin hanya dikenal sebagai penyedia layanan Teknologi Informasi (TI) di tingkat korporasi, anak perusahaan Telkom Group, Telkomsigma kini mulai melebarkan sayap dengan menyasar segmen usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka mengandalkan STAR Data Center sebagai layanan data center untuk UKM.

Continue reading Telkomsigma Bidik Sektor Usaha Kecil dan Menengah

Telkomsigma Eyes for Rp 2,5 Trillion in 2015

Since being officially announced as one of Telkom’s subsidiaries back in 2010, Telkomsigma keeps on collecting more and more cash. In fact, it has enjoyed ten times bigger revenue that what it sealed during the first year of the acquisition, hence the team are targeting to reach Rp 2,5 trillion of income this year. Continue reading Telkomsigma Eyes for Rp 2,5 Trillion in 2015

Telkomsigma Targetkan Pendapatan 2,5 Triliun Rupiah di Tahun 2015

Telkomsigma Targetkan Pendapatan Tahun Ini Mencapai 2,5 Triliun Rupiah / Shutterstock

Sejak resmi menjadi salah satu anak perusahaan Telkom pada tahun 2010, Telkomsigma terus mengalami peningkatan pendapatan. Pendapatan Telkomsigma saat ini naik 10 kali lipat ketimbang tahun saat diakuisisi dan mereka menargetkan pendapatan di tahun 2015 mencapai Rp 2,5 triliun.

Continue reading Telkomsigma Targetkan Pendapatan 2,5 Triliun Rupiah di Tahun 2015