Sama Seperti Olimpiade, Pemerintah Kota Bisa Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah The International 2021

Turnamen tahunan Dota 2, The International, adalah salah satu turnamen esports paling bergengsi. Selain itu, total hadiah dari turnamen tersebut juga terus naik. Ketika pertama kali diadakan di Cologne, Jerman pada 2011, total hadiah dari The International hanya mencapai US$1,6 juta. Pada tahun lalu, total hadiah yang ditawarkan mencapai US$34 juta. Selain itu, Valve juga terus memillih kota yang berbeda untuk menjadi tuan rumah dari turnamen tersebut. Kali ini, Valve memutuskan untuk membuka kesempatan bagi pemerintah kota yang ingin menjadi tuan rumah untuk mengirimkan proposal, sama seperti Olimpiade.

Dalam pernyataan resmi, Valve dengan bangga mengatakan bahwa The International telah menjadi salah satu turnamen esports terbesar di dunia. Mereka juga mengklaim, jumlah penonton The International bisa menyaingi berbagai turnamen olahraga tradisional seperti NFL Superbowl atau US Open Golf Championship. Dengan membiarkan pemerintah kota yang tertarik mengirimkan proposal, Valve ingin memilih kota terbaik — dan menawarkan keuntungan terbesar — untuk menyelenggarakan The International.

OG, pemenang The International 2019. | Sumber: Hotspawn
OG, pemenang The International 2019. | Sumber: Hotspawn

“Setiap kota tuan rumah selalu kebanjiran turis (sekitar setengah dari total penonton) yang akan mengeluarkan uang untuk menginap di hotel, makan di restoran, dan mengunjungi berbagai tempat wisata,” kata Valve, dikutip dari Polygon. “Selain itu, Valve juga akan menggandeng perusahaan lokal untuk mendapatkan berbagai perlatan seperti lighting, perlengkapan siaran, dan jaringan internet. Valve juga akan mencari pebisnis lokal untuk bertanggung jawab atas makanan, konstruksi panggung, dekorasi, percetakan, marketing, keamanan, transportasi, dan hiburan. Semua ini akan memberikan dampak positif pada perekonomian kota tuan rumah.”

Pada 2018, The International diadakan di Vancouver, Kanada. Tourism Vancouver melaporkan, dampak ekonomi The International mencapai sekitar US$7,8 juta, lapor PC Gamer. Memang, turnamen esports besar seperti The International bisa memberikan dampak positif pada perekonomian kota tuan rumah. Misalnya, turnamen Rainbow Six Siege Major yang diadakan di Raleigh dikabarkan menyumbangkan sekitar US$1,45 juta pada perekonomian lokal.

Tentu saja, tidak sembarangan kota akan terpilih untuk menjadi tuan rumah dari The International. Ada beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh Valve. Salah satunya adalah keberadaan stadion indoor yang dapat menampung 15 ribu sampai 18 ribu orang. Stadion itu juga harus bisa digunakan selama setidaknya 10 hari. Selain itu, stadion ini juga harus memiliki ruang ekstra untuk berbagai kegiatan, seperti zona fans serta tempat bagi para vendor untuk memamerkan produknya. Pada 2019, The International diadakan di Mercedes-Benz Arena di Shanghai, Tiongkok.

Opening ceremony dari The International 2019 di Mercedes-Benz Arena. | Sumber: Twitter
Opening ceremony dari The International 2019 di Mercedes-Benz Arena. | Sumber: Twitter

 

Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Valve adalah ketersediaan ruang hotel untuk setidaknya 30 ribu orang. Tak hanya itu, Valve juga ingin memastikan ketersediaan jaringan internet yang memadai. Mereka juga membahas tentang kedekatan lokasi acara dengan bandara internasional serta sistem transportasi di sebuah kota. Jika pemerintah kota ingin kotanya menjadi tuan rumah, mereka juga harus dapat menjamin keselamatan dari para pekerja, fans, dan para atlet esports profesional yang berkompetisi dalam The International.

Valve menetapkan bahwa batas pengajuan proposal adalah pada 31 Maret 2020. Sementara keputusan akhir akan ditentukan pada 15 Juni 2020. Kota yang terpilih untuk menyelenggarakan The International 2021 akan diumumkan pada The International 2020 yang diadakan pada 20-25 Agustus 2020. Keputusan Valve untuk membuka kesempatan bagi sebuah kota untuk menawarkan diri menjadi tuan rumah The International — sama seperti yang dilakukan oleh Olimpiade — menjadi bukti lain bahwa industri esports telah berkembang menjadi industri besar. Newzoo memperkirakan, tahun ini, nilai industri esports mencapai US$1,1 miliar.

Sumber header: Dot Esports

Struktur Dota Pro Circuit Baru, Apakah Liga Regional Dapat Membuat Dota 2 Kembali Berjaya di Indonesia?

Bukan wacana lagi, Valve sudah mengumumkan perubahan untuk Dota Pro Circuit musim 2020/2021 mendatang.  Dengan demikian, ranah kompetitif Dota 2 di sepanjang tahun akan lebih padat. Sistem yang lebih terstruktur dengan adanya liga regional 2 tingkat. Musim DPC yang baru nanti akan menguntungkan bagi banyak pihak dari pemain, tim, event organizer bahkan broadcast talent sekalipun.

Liga Regional

1

Ada enam liga regional yaitu Asia Tenggara, Amerika Utara, Amerika Selatan, CIS, Tiongkok, dan Eropa. Setiap liga regional akan dibagi menjadi upper division dan lower division. Masing-masing divisi berisikan 8 tim. Setiap akhir musim, dua tim terbawah dari upper division akan bertukar tempat dengan dua tim teratas di lower division. Lalu dua tim terbawah dari lower division akan tereliminasi dan digantikan oleh dua tim yang lolos dari open qualifier. 

2

Liga regional ini akan berjalan selama 3 minggu dengan format best-of-three round robin. Valve juga memudahkan tim yang bertanding dan penggemar yang ingin menonton pertindingan dengan memberikan jadwal pasti setiap minggunya. Semua pertandingan di upper division akan disiarkan dengan kualitas produksi studio. Berarti, setiap region akan ada satu atau bahkan lebih broadcasting partner dari Valve yang akan menyiarkan pertandingan liga regional. Dengan demikian, semakin banyak lapangan pekerjaan bagi para caster talent di setiap region. Sedangkan pertandingan di lower division bisa Anda tonton melalui Dota TV yang ada di dalam game. 

3

Hadiah pun terbagi lebih merata dengan jumlah yang tidak sedikitTotal hadiah masing-masing liga regional untuk setiap musim (total tiga musim di DPC 2020/2021) adalah US$280 ribu. Tetapi, poin DPC hanya dihadiahkan kepada 5 besar dari upper division setiap liga regional.

Turnamen Major

4

Turnamen Major berisikan 18 tim dari semua region untuk memperebutkan total hadiah US$500 ribu dan poin DPC. Untuk pembagian jumlah slot yang diberikan Valve bagi setiap region, Eropa dan Tiongkok mendapatkan 4 slot, Amerika Utara dan Asia Tenggara mendapatkan 3 slot, CIS dan Amerika Selatan mendapatkan 2 slot. 

5

Babak wild card menggunakan format round robin best-of-2 yang diisi oleh 6 tim dari liga regional. Hanya dua teratas yang akan lolos ke babak group stage. Di tahap selanjutnya, babak group stage berisikan delapan tim dari liga regional dan babak wild card. Menggunakan format yang sama dengan wild card yaitu round robin best-of-2. Dua tim teratas di babak group stage akan duduk di playoff upper bracket. Sedangkan peringkat tiga sampai enam di group stage akan lolos ke playoff lower bracket. Dua tim terbawah akan gugur,

Di akhir musim ketiga, 12 tim dengan poin DPC terbanyak akan mengamankan tempatnya di The International. Dengan begitu, sisa enam tempat di The International akan ditentukan dengan kualifikasi regional.

Liga regional pertama di musim DPC 2020/2021 akan dimulai pada tanggal 5 Oktober 2020. Pertanyaan saya adalah, apakah organisasi esports di Indonesia akan berpikir kembali untuk membuat tim Dota 2?

10 Tim Esports dengan Hadiah Kemenangan Terbesar Pada 2019

Sepanjang 2019, ada setidaknya 4.490 turnamen esports yang menawarkan total hadiah sebesar US$211 juta (Rp2,9 triliun). Fortnite menjadi salah satu game yang mendorong pertumbuhan ekosistem esports. Epic Games mengeluarkan US$79 juta (Rp1,1 triliun) untuk mengembangkan ekosistem esports game buatannya. Selain itu, total hadiah The International 2019, turnamen Dota 2 paling bergengsi, juga kembali naik dari tahun lalu. Dengan total hadiah US$34 juta (Rp472,6 miliar), The International 2019 menjadi turnamen esports dengan hadiah terbesar, setidaknya saat ini. Inilah 10 tim esports dengan hadiah kemenangan terbesar sepanjang 2019, menurut The Esports Observer.

1. OG, total hadiah US$15,84 juta (Rp220 miliar)
OG menjadi tim dengan hadiah kemenangan terbesar berkat memenangkan The International 2019. Dari turnamen itu saja, mereka membawa pulang US$15,8 juta (Rp219,6 miliar) dan anggota OG menjadi pemain esports dengan pendapatan terbesar. Pada tahun lalu, mereka juga menjadi tim dengan hadiah kemenangan terbesar. Sepanjang 2018, total hadiah yang mereka menangkan mencapai US$11,46 juta (Rp159,3 miliar). Tahun lalu, mereka juga memenangkan The International.

2. Team Liquid, total hadiah US$9,4 juta (Rp130,7 miliar)
Berbeda dengan OG, yang sebagian besar hadiah kemenangannya berasal dari satu turnamen, Team Liquid berhasil menang di berbagai turnamen game, seperti Dota 2, Counter-Strike: Global Offensive, League of Legends, dan Fortnite. Secara total, tim Dota 2 Liquid berkontribusi US$5,08 juta (Rp70,6 miliar). Mereka membawa pulang US$4,46 juta (Rp62 miliar) setelah menjadi runner up dari TI9.

Sumber: Dot Esports
Sumber: Dot Esports

Sementara tim CS:GO mereka memberikan kontribusi sebesar US$2,31 juta (Rp32,1 miliar). Walau kontribusi tim CS:GO lebih kecil, roster ini pernah menjadi tim nomor satu dunia, menurut HLTV.org. Tim League of Legends Liquid memberikan kontribusi US$455 ribu (Rp6,3 miliar). Secara keseluruhan, semua roster Team Liquid memberikan performa yang baik pada tahun ini.

3. NRG Esports, total kemenangan US$5,28 juta (Rp73,4 triliun)
Tahun lalu, NRG Esports hanya membawa pulang hadiah kemengan sebesar US$945 ribu (Rp13 miliar). Sama seperti Team Liquid, NRG duduk di peringkat ketiga berkat kemenangan mereka di sejumlah turnamen dari berbagai game. Tim San Francisco Shock membawa pulang US$1,5 juta (Rp20,8 miliar) setelah memenangkan Overwatch League. Sementara tim Fortnite NRG membawa pulang US$2,85 juta (Rp39,6 miliar).

Menariknya, NRG memutuskan untuk menjual roster CS:GO mereka ke Evil Geniuses atas dasar alasan finansial. Sepanjang 2019, tim tersebut berkontribusi US$368 ribu (Rp5 miliar) pada total hadiah kemenangan NRG. Tim Rocket League NRG menyumbangkan US$378 ribu (Rp5,25 miliar) sementara tim Apex Legends US$124 ribu (Rp1,7 miliar). Dengan diumumkannya Apex Legends Global Series pada tahun depan, NRG memiliki kesempatan untuk mendapatkan hadiah kemengan lebih besar lagi pada 2020. Selain itu, NRG juga memiliki tim yang akan bertanding di Call of Duty League.

Sumber: Facebook
Sumber: Facebook

“2019 adalah tahun yang baik untuk NRG. Empat tim kami, semuanya memberikan performa terbaik dan memenangkan banyak turnamen, dua diantaranya adalah turnamen kelas dunia,” kata CEO NRG Any Miller pada The Esports Observer. “Gaming GM kami, Jaime Cohenca dan Chris Chung juga membuat roster yang hebat, yang lalu diasah oleh pelatih kami, yang merupakan senjata rahasia kami.”

4. Lazarus, total kemenangan US$4,22 juta (Rp58,7 miliar)
Organisasi yang dulunya bernama SetToDestroyX ini kini memiliki strategi baru dalam manajemen. Daripada fokus pada game esports yang sudah populer, mereka fokus pada game esports yang lebih kecil. Tujuan mereka adalah untuk membuat sumber penghasilan yang beragam. Strategi mereka sukses.

Dalam Fortnite World Cup, ada enam anggota Lazarus yang lolos babak kualifikasi. Lazarus duduk di peringkat 2 dan 17 dalam kategori Duos di Fortnite World Cup dan memenangkan US$2,35 juta (Rp32,7 miliar). Dari turnamen Fortnite lain, organisasi asal Kanada ini memenangkan US$1,3 juta (Rp18 miliar). Lazarus juga memiliki tim CS:GO, Hearthstone, PUBG, dan game lain.

Sumber: The Esports Observer
Sumber: The Esports Observer

5. PSG.LGD Esports, total kemenangan US$3,54 juta (Rp49,2 miliar)
Tim Dota 2 PSG.LGD memberikan kontribusi US$3,4 juta (Rp47,3 miliar). Kolaborasi antara Paris Saint-Germain dan LGD ini juga mencakup tim FIFA yang membawa pulang US$37 ribu (Rp514 juta). PSG.LGD merupakan bukti bahwa game seperti Dota 2 — yang turnamen terbesarnya diadakan pada akhir tahun — bisa memiliki dampak besar pada ekosistem esports secara keseluruhan.

6. Cooler Esports, total kemenangan US$3,51 juta (Rp48,8 miliar)
Nama Cooler Esports tak banyak dikenal. Namun, mereka berhasil duduk di peringkat 6 karena mereka berhasil memenangkan kategori Duos dalam Fortnite World Cup. Emil “nyhrox” Bergquist Pedersen dan David “aqua” Wang membawa pulang US$3 juta (Rp41,7 miliar) setelah menang di kategori Duos dalam Fortnite World Cup.

Ini menunjukkan, untuk bisa bertahan di dunia esports, sebuah organisasi tak harus menjadi organisasi besar. Sebuah organisasi esports yang tak populer sekalipun bisa mendapatkan hadiah besar jika mereka bisa memenangkan turnamen esports bergengsi dengan hadiah besar. Mengingat perusahaan seperti Epic Games dan PUBG Corp. siap untuk mengeluarkan modal besar untuk mengembangkan ekosistem esports, ini akan menguntungkan organisasi esports yang tak terlalu besar.

Sumber: The Esports Observer
Sumber: The Esports Observer

7. Gen.G Esports, total kemenangan US$3,45 juta (Rp48 miliar)
Saat ini, Gen.G Esports mendominasi scene PlayerUnknown’s Battleground (PUBG). Mereka memenangkan tiga turnamen besar, termasuk PUBG World Global Championship 2019. Secara total, 94 pesen hadiah kemenangan mereka berasal dari hadiah turnamen PUBG.

Setelah mengakuisisi tim CS:GO, tahun depan, Gen.G mungkin tak hanya memenangkan turnamen PUBG. Selain itu, organisasi ini juga memiliki dua tim yang memberikan pemasukan tetap, yaitu Seoul Dynasty yang bertanding di Overwatch League dan Gen.G yang berlaga di League of Champions Korea.

8. Team Secret, total kemenangan US$3,31 juta (Rp46 miliar)
Team Secret duduk di peringkat 8, naik dari peringkat 11 pada tahun lalu, dengan total hadiah kemenangan sebesar US$3,1 juta (Rp43,1 miliar) yang mereka dapatkan dari berbagai turnamen Dota 2. Tim Dota 2 mereka membawa pulang US$2 juta (Rp27,8 miliar) setelah keluar sebagai juara empat dalam The International 2019.

Ke depan, Team Secret berencana untuk membuat tim yang biaya operasionalnya tidak terlalu besar. Namun, mereka tampaknya masih harus menggantungkan diri pada tim Dota 2 mereka untuk mendapatkan hadiah kemenangan besar. Sepanjang 2019, tim Rainbow 6, Apex Legends, Age of Empires, PUBG Mobile, dan Age of Empires II mereka berhasil membawa pulang US$213 ribu (Rp2,96 miliar).

9. Sentinels, total kemenangan US$3,26 juta (Rp45,3 miliar)
Tahun lalu, total hadiah kemenangan Sentinels hanyalah US$30,4 ribu (Rp423 juta). Sentinels bisa duduk di peringkat 9 berkat kemenangan Kyle “Bugha” Giersdorf dalam kategori Solo di Fortnite World Cup dengan hadiah US$3 juta (Rp41,7 miliar). Ini menunjukkan bahwa jika sebuah organisasi esports bisa menemukan talenta esports yang hebat dan membuatnya memenangkan turnamen esports dengan hadiah besar, maka mereka juga akan mendapatkan untung.

Sumber: The Esports Observer
Sumber: The Esports Observer

10. FaZe Clan, total kemenangan US$3,166 juta (Rp44 miliar)
FaZe Clan dikenal berkat tim Call of Duty dan CS:GO mereka. Namun, mereka bisa masuk dalam daftar 10 organisasi esports dengan total kemenangan terbesar berkat tim battle royale mereka. Tim PUBG mereka memberikan kontribusi US$1,1 juta (Rp15,3 miliar) sepanjang tahun. Sementara tim Fortnite dari FaZe memberikan kontribusi sebesar US$964 ribu (Rp13,4 miliar) dan secara total, tim CS:GO serta Call of Duty membawa pulang US$894 ribu (Rp12,4 miliar).

Sebelum ini, kami juga pernah menghitung total hadiah kemenangan yang pernah didapatkan oleh EVOS Esports dan RRQ. Tentu saja, total hadiah yang dibawa pulang oleh keduanya tidak setara dengan tim-tim esports yang berlaga di tingkat dunia karena total hadiah yang ditawarkan oleh turnamen esports kelas dunia memang jauh lebih besar dari turnamen esports yang diadakan di Indonesia.

The International 2018 Bakal Dimeriahkan Pertandingan Tim AI Melawan Tim Profesional

Mengembangkan AI (artificial intelligence) yang dapat bermain catur mungkin sudah terdengar begitu kompleks, tapi itu terkesan tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan salah satu proyek yang dikerjakan OpenAI, organisasi nirlaba yang salah satu pendirinya adalah bos Tesla, Elon Musk.

Setahun lalu mereka menciptakan AI atau bot yang mampu mengalahkan sejumlah pemain Dota 2 profesional dalam pertandingan satu lawan satu, termasuk Dendi dan SumaiL. Menjelang perhelatan turnamen akbar The International tahun ini, OpenAI menyiapkan bot-nya untuk kembali menantang para pemain pro, kali ini dalam pertandingan tim.

Dota 2 adalah game yang sangat rumit, saya kira semuanya setuju soal itu. Tingkat kesulitan bermainnya bahkan semakin meningkat ketika kita harus berkoordinasi dengan empat pemain lain. Singkat cerita, mengajari AI untuk bermain Dota 2 sudah sulit, apalagi ditambah mengajari mereka untuk berkoordinasi satu sama lain.

OpenAI menerapkan metode trial-and-error untuk mengajari AI-nya, sehingga seiring berjalannya waktu sang AI bisa menyempurnakan sendiri gaya bermainnya. Tidak tanggung-tanggung, tim OpenAI menjalankan Dota 2 di lebih dari 100.000 CPU, dan setiap harinya sang AI dapat memainkan Dota 2 dengan durasi setara 180 tahun.

Jadi dalam kurun waktu beberapa jam saja, AI pada dasarnya bisa bermain jauh lebih sering ketimbang manusia di sepanjang hidupnya. Namun perlu diingat, cara belajar AI dan manusia sangatlah berbeda, jadi ini bukan berarti AI bisa langsung jadi lebih jago karena punya jam terbang yang jauh lebih lama.

Juga perlu diperhatikan adalah sejumlah batasan yang diterapkan OpenAI selama melatih AI-nya. Yang paling utama adalah penggunaan konfigurasi hero yang sama persis pada kedua tim. Selain itu, beberapa elemen penting seperti warding juga dihilangkan, dan beberapa keputusan, seperti misalnya memilih skill yang hendak dinaikkan levelnya, masih mengandalkan bantuan manusia.

Rencananya pertandingan antara OpenAI melawan tim profesional bakal dilangsungkan pada tanggal 28 Juli mendatang, dan akan disiarkan secara langsung melalui channel Twitch OpenAI.

Sumber: Engadget.

Rangkuman Perjalanan Panjang Team Liquid Raih Gelar Juara The International 2017

Kecuali Anda hidup di gua dan memutuskan akses ke internet, Anda pasti sudah mendengar kabar heboh mengenai kesuksesan dramatis Team Liquid dalam memenangkan The International 2017 dan membawa pulang uang senilai US$ 10,8 juta. Tapi seperti semua jawara turnamen TI sebelum mereka, Kuro Salehi Takhasomi dan kawan-kawan berjuang sangat berat.

Meski kurang sukses di Dota 2 Asian Championships, performa lima orang anggota divisi Dota 2 Team Liquid di Epicenter 2017 dan final DreamLeague Season 7 sangat memuaskan. Di TI 2017 sendiri, Team Liquid adalah satu dari tiga tim yang mewakilkan Negeri Barat. Sisanya – Invictus Gaming, Newbee, TNC – merupakan para penantang dari Timur.

Tak seperti di TI 6, Liquid memulai babak akhir The International 2017 dari posisi atas. Sayang sekali perjalanan awal mereka segera tertahan oleh Invictus Gaming. Tim Tiongkok itu sangat siap, mampu mengekspos taktik dan mengantisipasi gerak-gerik Liquid. Team Liquid sempat memenangkan ronde kedua, namun langkah yang terlalu terburu-buru menjadi sumber kejatuhan mereka.

Terjerembab di lower bracket, Team Liquid harus berhadapan dengan Team Secret yang diperkuat oleh Clement ‘Puppey’ Ivanov – sahabat baik dari sang kapten, KuroKy. Di sana, Puppey mendapatkan titel first blood dan selalu terlibat dalam hampir seluruh tumbangnya anggota Liquid. Selama sesi yang ketat itu, Liquid kembali terseok-seok di awal match ketiga, hingga mereka sukses menyapu empat anggota Secret dan membalikkan keadaan.

Di babak selanjutnya, Liquid dihadang oleh Empire yang dibantu Roman ‘Resolut1on’ Fominok, pemain cadangan terbaik saat ini. Di hari itu, keberuntungan berada di sisi Liquid dan mereka berhasil mengungguli Empire dengan skor 2-0. Hal ini sangat membantu mereka menghemat tenaga, karena setelah itu, Liquid dan Virtus.Pro harus bertempur dalam pertandingan terlama di sepanjang sejarah The International: 103 menit. Pertarungan sengit 2-1 itu menghabiskan waktu total tiga jam, dan Team Liquid keluar sebagai pemenangnya.

Melewati hari keempat event puncak yang melelahkan, momentum pergerakan Liquid berubah lebih cepat. Mereka berjaya melawan LGD Gaming berkat permainan lihai dari Miracle-. Dan di pertandingan kedua, Liquid menghancurkan pertahanan tim China itu bak pisau panas membelah keju. Untuk pertama kalinya, Team Liquid melaju hingga hari terakhir turnamen TI.

Sebelum menapakkan kaki di babak final, Liquid harus melewati LGD.Forever Young, tim yang paling mendominasi di The International. Sesudah sempat imbang satu versus satu dalam pertandingan super-ketat, keberanian Miracle- menyerang dengan Aegis di match ketiga membuahkan kemenangan bagi Liquid, serta meruntuhkan impian LGD.Forever Young untuk mengamankan dua tim Tiongkok di final.

Newbee menanti di grand final, dan sejauh ini, tim China tersebut berada di atas angin dan hampir tak tersentuh kekalahan. Namun Team Liquid berhasil membuktikan bahwa lawannya itu tetaplah manusia biasa. Rencana jitu KuroKy membuat mereka unggul di babak pertama dalam waktu cuma 27 menit. Match kedua berlangsung dengan tempo berbeda. Newbee mencoba menyergap Miracle-, tapi anggota Liquid sukses untuk terus mendukung rekannya itu.

Di pertandingan ketiga, Newbee mengubah taktik, dan mencoba menargetkan KuroKy. Langkah ini membuat mereka mulai menyusul Liquid. Dan di pertarungan dekat Roshan, Juggernaut punya Miracle- hampir tewas jika bukan karena gerakan penyelamatan luar biasa Maroun ‘GH’ Merhej. Keunggulan beralih ke Liquid berkat kerja sama cemerlang antara MinD_ContRoL, GH, and KuroKy dalam menewaskan lima hero Newbee.

Kemenangan Liquid atas Newbee dibarengi gemuruh teriakan penonton di KeyArena Seattle. Rasa gembira, bangga, bingung dan haru terlihat di wajah lelah MATUMBAMAN, KuroKy Miracle-, MinD_ContRoL dan GH begitu mereka keluar dari booth.

Dua tradisi (atau kutukan?) The International tetap terjaga di tahun ini: pemenang selalu berganti dari tim negeri Timur ke Barat dan sebaliknya, lalu sejauh ini tidak ada juara yang sama.

Sumber: TeamLiquidPro.com.

MSI Pubstomp The International 2017 Dota 2 Jakarta Pecahkan Rekor Keseruan Tahun Lalu

Dengan mengadakan acara nonton bareng sesi akhir turnamen The International 2016, MSI sebetulnya tidak berupaya memecahkan rekor atau mengumpulkan penonton sebanyak-banyaknya. Mereka hanya mencoba memberikan alternatif acara gathering yang lebih nyaman. Namun kesuksesan event itu sepertinya mendorong sang produsen hardware gaming buat melangsungkannya kembali tahun ini.

MSI Pubstom TI 2017 3

MSI Pubstom TI 2017 14

Sesuai jadwal yang diumumkan sebelumnya, MSI Pubstomp The International 2017 Dota 2 dilangsungkan pada tanggal 12 sampai 13 Agustus 2017 minggu kemarin. Selain menyaksikan pertandingan semi-final dan final secara live stream, para peserta disuguhkan bermacam-macam acara seru, dipersilakan mencicipi berbagai jenis perangkat gaming racikan perusahaan Taiwan itu, berjumpa dengan tim Rex Regum Qeon, serta diajak mengikuti talk show bersama NXA Ladies.

MSI Pubstom TI 2017 7

MSI Pubstom TI 2017 5

Di sebuah meja panjang, MSI memajang belasan mesin gaming, terdiri dari beragam model: laptop GT, GS, GE, PC desktop custom, Vortex hingga unit prototype dari GE Raider. Sebelum live stream dimulai, sebagian besar partisipan pubstomp menggunakan perangkat-perangkat tersebut untuk bermain Dota 2, namun tidak jarang dari mereka yang juga menikmati Overwatch. Saya sendiri mendapatkan kesempatan buat bermain Titanfall 2. Berkat internet super-cepat di Block71 Jakarta, game sebesar 45GB (total instalasi 65GB) itu bisa diunduh dalam waktu kurang dari satu setengah jam.

MSI Pubstom TI 2017 1

MSI Pubstom TI 2017

Bukan MSI namanya jika mereka tidak menyajikan zona virtual reality (mereka adalah produsen laptop pertama yang mengamankan gelar VR ready). Para peserta tampak mengantri dengan antusias demi mencoba game-game virtual reality semisal Space Pirate Trainer, The Lab, Broohaven Experiment, serta Dota 2 VR. PC ransel VR One memang absen dari event ini, namun laptop gaming MSI tak kesulitan untuk menggantikan perannya.

MSI Pubstom TI 2017 9

MSI Pubstom TI 2017 13

Setelah pengenalan singkat produk-produk dan fitur dari divisi laptop serta komponen, MSI memulai talk show berjudul ‘How to Build, Manage and Grow Your eSports Team’ dengan Nixia, Fram (co-founder sekaligus manager NXA Ladies), dan Yudhi Agus sebagai perwakilan dari Micro-Star International Indonesia. Kebetulan, panitia meminta saya untuk memoderasi sesi ngobrol-ngobrol tersebut.

MSI Pubstom TI 2017 17

Banyak hal diungkap oleh Nixia dan Fram, termasuk bagaimana sang gamer memulai kariernya, perjalanan mencari sponsor, momen saat mereka memutuskan untuk mengumpulkan anggota NXA Ladies, hingga cara Nixia dan Fram mengelola individu-individu dengan kepribadian berbeda serta tips menghadapi pergantian pemain.

MSI Pubstom TI 2017 12

Di bagian konklusi, Nixia mengutarakan pentingnya konsistensi dan menyarankan kita buat melihat industri gaming dari persepektif yang lebih luas. Selain jadi gamer pro, kita perlu ingat bahwa perkembangan eSport juga membuka kesempatan untuk menjadi broadcaster sampai influencer. Semuanya bisa dijajaki asal kita bersungguh-sungguh.

MSI Pubstom TI 2017 16

Talk show tersebut diakhiri oleh Kahoot Quiz, berisi 20 pertanyaan mengenai MSI dan Dota 2. Kuis ini mungkin cukup familier bagi Anda yang pernah mengikuti event MSI: pertanyaan-pertanyaan terpampang di layar dan peserta berlomba-lomba menjawabnya secepat mungkin dari device mereka. Lima orang dengan skor tertinggi keluar sebagai pemenangnya. Mereka membawa pulang keyboard gaming Corsair K55, tas notebook eksklusif, i-Key, hingga dog tag premium Camo Squad.

MSI Pubstom TI 2017 10

MSI Pubstom TI 2017 15

Bagi-bagi hadiah tak berhenti sampai di sana. Panitia juga mengadakan mini-turnamen Tekken 7, dilaksanakan di sela-sela live stream pertandingan The International 2017. Diikuti oleh 17 partisipan, pemenang pertama memperoleh hadiah terbesar di pubstomp MSI: monitor AOC G24VQ6, panel gaming 24-inci yang menyimpan teknologi AMD FreeSync dan teknologi anti-blue light, dengan waktu respons hanya 1ms.

MSI Pubstom TI 2017 25

Jumlah partisipan MSI Pubstom TI 2017 kemarin mungkin tidak sebanyak di tempat lain, tapi aspek terbaik dari acara ini terletak pada tingginya antusiasme mereka. Sepanjang malam, gemuruh teriakan gembira terdengar membahana hingga ke ruang tempat saya mengistirahatkan (sejenak) kelopak mata. Kemudian di sela-sela pertandingan, para peserta tampak tak lelah untuk kembali ke area experience dan memainkan satu atau dua kali match Dota 2.

MSI Pubstom TI 2017 20

MSI Pubstom TI 2017 22

Dan sampai pagi hari, masih ada puluhan orang menyimak babak final dengan penuh semangat, hingga pada bagian perayaan kemenangan telak 3-0 Team Liquid atas Newbee. Terjaga semalam suntuk sudah pasti menghabiskan hampir seluruh energi para peserta, tapi kegembiraan terlihat jelas di mata mereka. Saya yakin, euforia The International 2017 tidak akan hilang dalam waktu dekat.

MSI Pubstom TI 2017 26

Para partisipan punya banyak opini mengenai MSI Pubstom The International 2017 Dota 2, tapi secara senada mereka menyampaikan kepuasannya. Dan saya setuju pada satu hal yang sempat diungkap oleh beberapa orang: tahun depan, MSI harus melaksanakannya lagi.

Usai TI 2017, Valve akan Gandeng Penyelenggara Pihak Ketiga untuk Mengadakan Lebih Banyak Turnamen Dota 2 Resmi

Hampir semua pemain Dota 2 tahu kalau setelah dua turnamen “Major”, kompetisi pro akan ditutup oleh ajang The International setiap musimnya. The International 2017 sendiri bakal dihelat di Seattle, Amerika Serikat pada tanggal 7 – 12 Agustus mendatang, dengan total hadiah saat ini sudah menembus angka $20 juta (belum final).

Format dua turnamen Major dan TI ini bakal berubah musim depan. Usai TI 2017 nanti, bakal ada lebih banyak turnamen Dota 2 ‘resmi’. Bukan berarti turnamen lainnya tidak resmi, tapi memang selama ini hanya turnamen Major dan TI saja yang diselenggarakan oleh Valve sendiri.

Dua turnamen Major ini akan dihapus ke depannya. Sebagai gantinya, Valve akan bekerja sama dengan penyelenggara pihak ketiga, memilih beberapa turnamen untuk dijadikan turnamen resmi dalam dua tingkatan – Major dan Minor – dimana Valve berperan sebagai salah satu sponsor utamanya.

Dota 2 The International 6

Ini berarti semua turnamen punya kesempatan untuk disponsori Valve dan diberi label “Major” maupun “Minor” guna mengindikasikan ‘keresmiannya’, dengan catatan tiga syarat berikut terpenuhi. Yang pertama, total hadiahnya minimal harus $500 ribu untuk Major dan $150 ribu untuk Minor. Sebagai sponsor, Valve nantinya akan merogoh koceknya sendiri dan menambahkan $500 ribu ke dalam total hadiah suatu turnamen Major, atau $150 ribu untuk Minor.

Syarat yang kedua, baik turnamen Major maupun Minor harus memiliki setidaknya satu peserta dari enam wilayah berikut: Amerika Utara, Amerika Selatan, Tiongkok, Asia Tenggara, Eropa dan Commonwealth of Independent States (CIS). Terakhir, supaya terhindar dari masalah lag, babak finalnya harus diadakan dalam bentuk pertandingan LAN.

Dota 2 The International 2017

Perubahan format kompetisi ini jelas menarik buat pihak penyelenggara, meskipun Valve bilang bahwa mereka yang akan langsung mengatur jadwal turnamen guna menghindari bentrokan. Tapi lalu bagaimana pihak pemain dapat diuntungkan? Well, Valve rupanya juga akan menerapkan mekanisme yang lebih adil untuk pemilihan peserta The International, yakni dengan menghitung semacam skor bernama Qualifying Points (QP).

QP ini akan diakumulasikan untuk masing-masing individu, dan didapat dengan cara berpartisipasi dalam suatu turnamen Major atau Minor. Semakin besar total hadiah suatu turnamen, semakin besar pula QP yang bisa diperoleh – akan lebih besar lagi apabila turnamen tersebut diadakan berdekatan dengan The International.

Nantinya akan ada ranking Qualifying Points individu dan tim yang bisa dipantau oleh publik tanpa terkecuali, sehingga semua bisa tahu siapa saja yang akhirnya terpilih untuk bertanding di The International. Jadi untuk TI 2018 dan seterusnya, tidak ada lagi istilah “guaranteed invites”, semuanya ditentukan berdasarkan perolehan QP ini saja.

Sumber: Valve.

Total Hadiah Turnamen Dota 2 The International 2016 Kembali Pecahkan Rekor

Sejak melakukan debut di tahun 2011, The International diakui oleh seisi industri gaming sebagai turnamen eSport terbesar di dunia, memantapkan posisi Dota 2 di urutan tertatas permainan kompetitif paling bergengsi. Tahun lalu, total hadiah The International mencetak rekor terbesar di sepanjang sejarah, tapi jumlah itu ternyata bisa dipecahkan oleh event kali ini.

Saat artikel ini ditulis, prize pool The International 2016 terpantau berada di angka US$ 18,7 juta lebih, melampaui rekor turnamen tahun lalu, US$ 18.429.613. Uang tersebut didapat dari kombinasi dana Valve sebesar US$ 1,6 juta, ditambah hasil penjualan Battle Pass. 25 persen pemasukan dari transaksi itu dimasukkan ke jumlah hadiah turnamen MOBA terbesar di Bumi ini – akan diperebutkan para peserta di KeyArena Seattle bulan Agustus besok.

Pemilik Battle Pass bisa menaikkan level mereka untuk memperoleh ‘Immortal Treasures’ serta bonus-bonus lain dengan mengerjakan Quest, memenangkan Wager, serta meng-unlock Community Goals. Battle Pass sendiri ditawarkan di harga yang murah, hanya US$ 10, dan Anda dapat meng-upgrade levelnya maksimal sampai 2.500.

Tersedia pula cara mudah untuk mempersingkat prosesnya, dengan syarat Anda berkenan mengeluarkan lebih banyak uang: lima level harganya US$ 2,5, 11 level US$ 5, dan 24 level di harga US$ 10. Lalu jika Anda tidak mau tanggung-tanggung, sekalian saja dapatkan Battle Pass level 50 seharga US$ 27. Tiap 30 level, Anda berhak memperoleh Immortal Treasure, berisi satu item Immortal dan peluang memiliki item rare, very rare atau ultra rare.

Quest tersaji di awal pertandingan, di mana Anda diminta memilih tiga Path untuk menentukan objektif. Anda bisa mengakses Quest selanjutnya jika berhasil menyelesaikan tugas dan memenangkan match.

Untuk Wager sendiri, tiap minggu Anda akan mendapatkan sejumlah token. Anda bisa menggunakannya sebagai taruhan, dan jika menang di pertandingan, Anda berhak meraih Battle Points tambahan. Token yang tersisa tidak terakumulasi ke minggu selanjutnya, jadi sebaiknya Anda tidak perlu terlalu menahan diri dalam bertaruh.

Tiap pemilik Battle Pass juga akan menerima Compendium The International 2016. Seperti sebelumnya, ia merupakan kumpulan informasi mengenai profil pemain serta prediksi, ditambah lagi fitur-fitur dan aktivitas baru. Developer menjanjikan Compendium The International 2016 sebagai edisi yang paling interaktif.

Anda bisa menyimak informasi lebih detail mengenai Battle Pass, Immortal Treasures, dan fitur-fitur lainnya di situs resmi Dota 2. Battle Pass dapat Anda beli via tautan ini.

Valve Umumkan Enam Tim Undangan The International 2016

Melihat event sebelumnya, turnamen Dota 2 The International 2016 berpotensi untuk menjadi lebih besar lagi. Detail pertama mengenainya terungkap akhir Maret silam bersamaan dengan pengumuman penjualan tiket. Mayoritas tim harus berjuang di babak kualifikasi demi memperebutkan kursi regional, namun ada sejumlah tim yang dianggap spesial oleh sang penyelenggara.

Lewat situs Dota 2, Valve Corporation menyingkap enam tim ‘udangan’ yang akan bertanding melawan perwakilan dari Eropa, Tiongkok, Asia Tenggara, Amerika serta pemenang dan runner-up wild card. Mereka adalah OG, Team Liquid, Newbee, LCD Gaming, MVP Phoenix serta Natus Vincere. Mungkin Anda melihat sedikit kejanggalan di sini: juara tahun lalu, yakni Evil Geniuses, tidak ada di antara mereka.

Berdasarkan penjelasan PC Gamer, EG dan Team Secret melakukan pelanggaran terkait batasan waktu transfer pemain, yang menyebabkan mereka harus melewati ronde kualifikasi terbuka – dimulai tanggal 21 sampai 24 Juni. Pemilihan keenam tim menunjukkan dinamisnya ekosistem Dota 2, tidak hanya diikuti oleh nama-nama familier saja. Ambil contohnya OG: mereka ialah tim baru, berdiri kurang dari setahun, tapi sudah memenangkan beberapa kejuaraan besar.

Menariknya lagi, MVP Phoenix dari Korea malah mendapatkan undangan kehormatan itu, dan bukan Fnatic yang selalu berhasil mengalahkan mereka. Menurut analisis di Reddit, MVP Phoenix memiliki rasio jumlah kemenangan turnamen LAN lebih banyak dibanding online. Di mata Valve, hal tersebut lebih berarti. Sedangkan LGD sendiri sukses menempati posisi keempat di Manila Major, mengusung mereka di atas Fnatic dan Alliance.

Na’Vi juga merupakan pilihan menarik. Hanya ada dua anggota veteran di tim pemenang The International pertama ini (Dendi dan Artstyle) yang memperkuat formasinya. Nama mereka kembali terdengar setelah jarang ikut di kejuaraan papan atas akibat ‘faktor ketidakstabilan internal’. Namun perlahan-lahan, Natus Vincere kembali membuktikan kemampuan mereka di ajang-ajang LAN.

Newbee asal China memang menjadi salah satu mantan juara yang diundang Valve, tapi formasinya sudah cukup berbeda dari ketika mereka memenangkan The International 2014. Newbee baru tersebut diperkuat oleh talenta-talenta terbaik Tiongkok, dan mengawali tahun ini dengan mulus dan tidak terkalahkan, hingga dihadang OG.

Acara puncak The International 2016 akan kembali dilangsungkan di KeyArena, Seattle, pada tanggal 3 sampai 13 Agustus nanti. Sebelum itu, babak kualifikasi regional (8 tim dari Amerika, dan 10 grup masing-masing dari China, Eropa dan Asia Tenggara) akan dilaksanakan tanggal 25 hingga 28 Juni 2016.

Ingin Pertandingan Dota 2 Ditayangkan di TV Lokal? Paraf Petisi Ini

Shigeru Miyamoto pernah bilang, “Gamer adalah seniman yang menciptakan realitanya sendiri dalam permainan.” Namun bagi jutaan penggemarnya, Dota 2 bukanlah sekedar kanvas imajinasi. Ia merupakan dunia nyata tempat mereka menghabiskan sebagian waktu. Dan sejak The International pertama kali dilangsungkan, event memberikan inspirasi buat banyak pihak. Continue reading Ingin Pertandingan Dota 2 Ditayangkan di TV Lokal? Paraf Petisi Ini