Platform Logistik Deliveree Rampungkan Pendanaan Seri C Senilai 1 Triliun Rupiah

Perusahaan teknologi logistik yang mengoperasikan marketplace trucking dan kargo skala besar di Indonesia, Deliveree, merampungkan putaran pendanaan Seri C senilai $70 juta (sekitar 1 triliun Rupiah) yang dipimpin Gobi Partners dan SPIL Ventures. Inspire Ventures, investor terdahulu perusahaan, juga turut ambil bagian di putaran kali ini. Secara total mereka telah mendapatkan pendanaan sebesar $109 juta (1,6 triliun Rupiah) selama lima tahun terakhir.

Dana segar tersebut rencananya dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan penetrasi pasar, memperluas jenis layanannya seiring dengan hadirnya solusi kargo kontainer, dan melakukan pengembangan skala besar yang dibutuhkan untuk menjadi marketplace logistik yang tersedia di seluruh pelosok Asia Tenggara. Selain itu, pendanaan ini juga akan digunakan untuk meningkatkan layanan bagi puluhan ribu bisnis yang setiap harinya mengandalkan Deliveree.

“Di Deliveree, misi kami adalah digitalisasi logistik dengan membuat transportasi kargo menjadi sederhana, terjangkau, fleksibel, dan terukur untuk bisnis dari segala ukuran. Hal ini diwujudkan lewat kekuatan platform marketplace kami yang menghubungkan pelanggan logistik dengan jaringan angkutan dan penyedia layanan besar – yang saya sebut sebagai logistics mega marketplace,” ujar Co-Founder & CEO Deliveree Tom Kim.

Menurut Managing Partner Gobi Partners Kay Mok, pasca-pandemi berpotensi besar mengalami inflasi yang turut diwarnai oleh permasalahan rantai
pasok. Platform teknologi dari Deliveree memungkinkan terjadinya optimasi dan penurunan total biaya operasional bagi industri pengiriman dan logistik.

“Dengan investasi strategis kami di Deliveree, kami dapat memberi mereka kapabilitas operasional supply chain yang kuat dan merupakan yang pertama di ranah industrinya, dengan menyelaraskan moda transportasi darat dan laut. Hal ini memungkinkan platform teknologi Deliveree untuk menawarkan solusi logistik yang lebih luas dan melampaui trucking darat dengan jangkauan antar pulau, didukung secara strategis oleh jaringan kapal kontainer SPIL yang melayani seluruh pelabuhan utama di Indonesia,” kata Widarta Liunanda dari SPIL Ventures.

Skalabilitas bisnis dan teknologi

Dalam 24 bulan terakhir, Deliveree mengklaim telah meningkatkan transaksi brutonya sebesar 3,2 kali dengan nilai $100 juta pada tahun ini. Perusahaan telah meningkatkan kapasitas timnya hingga hampir mencapai 500 karyawan di empat negara yang membuat perusahaan masuk ke daftar 5 angkutan kargo terbesar di Indonesia, Filipina, dan Thailand.

Akhir tahun 2021 lalu, Deliveree mengumumkan layanan Muat Sebagian untuk mengakomodasi kebutuhan bisnis yang ingin mengirim barang, kargo, bahkan paket besar/kecil tanpa harus menyewa satu kendaraan penuh. Solusi ini mendigitalisasi layanan muat sebagian yang sudah hadir di perusahaan logistik konvensional dengan memanfaatkan algoritma pintar.

Saat pemesanan dilakukan, algoritma Deliveree akan memperhitungkan rute yang paling optimal dan efisien dari gabungan muatan barang pebisnis dengan pebisnis lainnya. Hal tersebut berdampak pada efisiensi biaya dan estimasi pengiriman tercepat karena mempertimbangkan jarak dan waktu. Seluruh proses pemesanan ini dilakukan baik melalui aplikasi maupun situs.

Menurut data tahun 2021, total pasar logistik Indonesia mencapai $240 miliar atau lebih dari Rp3300 triliun. Sejauh ini sudah ada sebuah layanan unicorn logistik (J&T) dan sejumlah soonicorn (Shipper, SiCepat, Waresix) di sektor logistik, khususnya yang mengurusi segmen B2B.

Application Information Will Show Up Here

Titipku, Deliveree, and Ubiklan Provides New Innovation to Facilitate Online Shopping

The impact of the Covid-19 pandemic has affected mostly small-medium entrepreneurs, in various industries. Growing SMEs are overwhelmed by the news. It has inspired some startups to help them, along with their efforts to stay relevant in the current situation. We tried to register some of these startups.

First of all, Titipku. This Yogyakarta based startup has always been focused on empowering SMEs. Their service is trying to optimize technology to connect small merchants, food stalls, and other parties with buyers through applications.

The latest news, Titipku has launched location-based service features. This service is said to facilitate users finding traders around them for easy shopping.

“The store location becomes one of the problems when shopping online. Long-distance will affect shipping costs. Even shipping costs can be more expensive than the items ordered. That is very unfortunate. We expect this feature can minimize such problems,” Titipku’s CEO & Co-Founder, Henri Suhardja explained.

Titipku is said to have successfully embraced 150 thousand users and 100,000 registered business people in the application.

Mitra Titipku di Pasar

Next, there is Deliveree. In the midst of a pandemic, this startup, known for offering goods delivery services, is launching an online grocery shopping platform that is accessible through the application. From the official statement, the goods will be sent periodically using the city car fleet. This new feature also comes with a live chat or a call to get directly connected to the store.

“We expect this feature can make life a little easier for those who are worried about being exposed to the virus. With our latest technology, we are trying not only to reduce the virus spread, but also expect to help more than 5000 driver partners to return worked during this difficult time,” Deliveree Indonesia’s Country Director Tom Kim said.

Belanja semobako murah melalui Deliveree

Ubiklan comes with similar innovation. The startup, known as mobile advertising services using cars or motorbikes, is starting to explore a new business called UbiFresh. Offering grocery shopping online through their application.

UbIklan claims that their new business unit was formed after discussions with their partners and considering the current pandemic conditions which forced people to spend more time at home. UbiFresh is packaged in such ways to help users with their groceries as well as to market merchandise from traditional markets.

“We see a lot of people that we can help with UbiFresh. We can serve households in groceries shopping and at the same time we also help traditional markets which happen to be some of our business partners […] “The market results offered at UbiFresh are always maintained in terms of quality, freshness and completeness at the same economical price,” Ubiklan’s CEO, Glorio Yulianto said.

UbiFresh dari Ubiklan

Stay relevant

In the current situation, online shopping becomes an option. There are big risks out there, and innovations are to be explored. The three startups above might only small amount among those who are trying to be relevant. In fact, they refuse to give up while continuing to look for ways to keep growing.

Titipku is currently planning for fundraising. Their focus lies on increasing the number of transactions. As a startup that always been aiming to help SMEs, this feature is a continuation of their previous efforts.

As for Deliveree and Ubiklan, the birth of new business lines is a strategic step for them to remain relevant. It was due to circumstances, also the current business conditions. It is not impossible that in the future their new business line will become permanent and become an important part of a sustainable business journey. Because it is currently high demand, and online shopping for groceries can be one of the new normal.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Titipku, Deliveree, dan Ubiklan Hadirkan Inovasi untuk Memudahkan Belanja Online

Dampak pandemi Covid-19 cukup besar dirasakan para pengusaha mengenah ke bawah, di berbagai industri. UKM yang sedang berupaya tumbuh banyak yang kelimpungan. Beberapa startup tampaknya terilhami untuk membantu mereka, berbarengan dengan upaya mereka agar tetap relevan di situasi seperti sekarang ini. Kami mencoba mendaftar beberapa startup tersebut.

Yang pertama ada Titipku. Startup asal Yogyakarta ini memang dari awal fokus pada pemberdayaan UKM. Layanan mereka mencoba mengoptimalkan teknologi untuk menghubungkan pedagang kecil, warung, dan semacamnya dengan para pembeli melalui aplikasi.

Terbaru, Titipku memperkenalkan fitur layanan berbasis lokasi. Layanan ini diklaim dikembangkan untuk semakin memudahkan pengguna mencari pedagang di sekitar mereka sehingga lebih mudah dalam berbelanja.

“Lokasi toko yang jauh dari rumah sebetulnya menjadi salah satu permasalahan saat belanja online. Jarak yang jauh akan berpengaruh pada ongkos kirim barang yang dipesan. Bahkan ongkos kirim bisa lebih mahal daripada barang yang ingin dibeli. Hal itu tentu sangat disayangkan. Kami berharap dengan fitur terbaru Titipku ini dapat meminimalkan permasalahan yang demikian,” terang Co-Founder CEO Titipku Henri Suhardja.

Titipku sendiri saat ini mengklaim sudah berhasil merangkul 150 ribu pengguna dan 100 ribu pebisnis terdaftar di aplikasinya .

Mitra Titipku di Pasar

Selanjutnya ada Deliveree. Di tengah pandemi, startup yang dikenal menawarkan layanan pengiriman barang ini meluncurkan platform belanja sembako online yang langsung bisa diakses di aplikasi mereka. Dari keterangan resminya, barang akan dikirimkan secara masaal dengan menggunakan armada city car. Fitur baru ini juga dilengkapi dengan live chat atau panggilan untuk bisa langsung terhubung dengan toko.

“Kami berharap ini akan membuat hidup sedikit lebih mudah bagi mereka yang khawatir akan terekspos dan terpapar virus. Dengan adanya layanan ini harapan kami bukan hanya sekadar membantu mengurangi penyebaran virus, akan tetapi juga teknologi terbaru kami diharapkan dapat membantu lebih dari 5000 mitra pengemudi untuk kembali bekerja selama masa sulit ini,” ujar Country Director Deliveree Indonesia Tom Kim.

Belanja semobako murah melalui Deliveree

Langkah yang serupa juga ditempuh oleh Ubiklan. Startup yang dikenal dengan layanan iklan bergerak menggunakan mobil atau motor ini mulai menjajaki bisnis baru bernama UbiFresh. Menawarkan belanja grocery secara online melalui aplikasi mereka.

Pihak UbIklan mengklaim unit bisnis baru mereka ini dibentuk berkat diskusi dengan partner mereka dan juga melihat kondisi pandemi seperti sekarang ini yang memaksa orang harus lebih banyak di rumah. UbiFresh dikemas sedemikian rupa untuk membantu pengguna tetap bisa mendapatkan barang belanjaan sekaligus memasarkan dagangan dari pedangang di pasar tradisional.

“Kami melihat banyak sekali orang yang dapat kami bantu dengan UbiFresh. Kami dapat melayani rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan belanja bahan pangan mereka dan secara bersamaan kami juga membantu pasar tradisional yang kebetulan beberapa di antaranya adalah mitra bisnis kami […] Yang pasti produk hasil pasar yang ditawarkan di UbiFresh selalu terjaga kualitas, kesegaran dan kelengkapannya dengan harga yang sama hematnya,” terang CEO Ubiklan Glorio Yulianto.

UbiFresh dari Ubiklan

Usaha untuk tetap relevan

Di situasi seperti sekarang ini belanja online merupakan sebuah pilihan. Ada risiko besar yang dihindari, dan ada kemudahan yang coba dimanfaatkan. Tiga startup di atas mungkin menjadi di antara mereka yang berusaha untuk relevan. Atau setidaknya berusaha untuk menolak menyerah sambil terus mencari cara untuk tetap tumbuh.

Titipku saat ini masih merencanakan untuk fundraising. Fokus mereka sekarang ada pada menaikkan jumlah transaksi. Sebagai startup yang dari awal mengembang misi untuk membantu para UKM fitur ini adalah langkah lanjutan dari upaya-upaya sebelumnya yang mereka lakukan.

Sementara bagi Deliveree dan Ubiklan, lahirnya lini bisnis baru adalah langkah strategi bagi mereka untuk tetap menjadi relevan. Terhadap keadaan, juga terhadap kondisi bisnis. Bukan tidak mungkin dikemudian hari lini bisnis baru mereka ini akan menjadi permanen dan menjadi bagian penting dalam perjalanan bisnis yang berkelanjutan. Karena memang saat ini permintaan tinggi, dan belanja grocery online bisa jadi salah satu new normal.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Startup Logistik Deliveree Layani Pengiriman Kargo untuk 23 Kota Pulau Jawa

Deliveree, startup logistik asal Thailand, menambah layanan FTL (full truck load) untuk pengiriman kargo antar kota ke 23 kota di Pulau Jawa. Layanan ini merupakan inisiasi perusahaan untuk pengguna B2B agar semakin memiliki banyak pilihan armada yang mereka butuhkan.

“Layanan FTL diperuntukkan pengiriman jarak jauh (long haul) untuk pengguna B2B kami. Ke depannya kami akan tambah berbagai opsi kendaraan ukuran besar lainnya, seperti tronton dan wingbox, sehingga pengguna punya banyak pilihan,” terang CEO dan Co-Founder Deliveree Tom Kim, Rabu (10/10).

Berbeda dengan layanan sebelumnya, FTL mengenakan harga tetap untuk rute pengiriman setiap kota sudah termasuk semua biaya dasar. Mulai dari biaya sewa kendaraan, pengemudi, bahan bakar, tol, dan parkir. Harga kirim antar kota Deliveree diklaim rata-rata 20%-30% di bawah harga pasar. Ambil contoh untuk pengiriman dari Jakarta-Surabaya Rp5,7 juta, Bandung-Semarang Rp3,5 juta, dan sebagainya.

Transparansi harga ini untuk mengurangi keresahan pengguna yang ingin menggunakan layanan FTL untuk pengiriman jarak jauh. Satu truk hanya didedikasikan untuk satu pengguna dalam satu kali pengiriman. Pengguna tidak perlu khawatir dengan keamanan barang mereka bercampur dengan milik orang lain.

Pelanggan bisa memesan setidaknya satu hari sebelum hingga dua minggu ke depan, lewat aplikasi Deliveree maupun situs. Titik penjemputan berada di tiga lokasi (Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya) dan 23 titik tujuan (termasuk Brebes, Cilegon, Yogyakarta, Subang, Tuban, Solo, dan masih banyak lagi).

Tom menyebutkan, pihaknya telah merangkul sekitar 7 ribu mitra pengemudi, sekitar 3 ribu diantaranya adalah mitra yang aktif. Adapun penggunanya sudah lebih dari 100 ribu orang sejak pertama kali kehadirannya di Indonesia pada 2015.

Deliveree memiliki berbagai variasi armada, yakni Fuso, Double Engkel Long (CDD Long), Double Engkel, Engkel Box, hingga armada lebih kecil seperti Box Kecil dan Van.

Ekspansi berikutnya

Tom mengungkapkan tahun depan Deliveree akan resmi ekspansi ke Vietnam. Malaysia jadi negara berikutnya yang siap disambangi, meski Tom enggan membeberkan detailnya. Agak molor dari target awal.

“Fokus kami adalah menjadi pemain regional di Asia Tenggara. Oleh karena itu, negara-negara yang akan kami bidik ada di sana semua.”

Deliveree memiliki kantor pusat di Thailand, kemudian merambah ke Filipina dan Indonesia. Secara kontribusi bisnis, menurut Tom, untuk saat ini antara ketiganya tidak jauh berbeda. Ia memprediksi Indonesia akan jadi pasar terbesar Deliveree mengingat cakupan areanya lebih besar dari negara lainnya.

Untuk itu pihaknya tidak hanya fokus ke ekspansi negara tapi juga menambah kehadiran di kota-kota tempat mereka telah beroperasi. Untuk Indonesia, Deliveree sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke Bali dan Medan.

Demi mendukung seluruh rencana besar tersebut, Tom membuka kemungkinan kembali melakukan penggalangan dana yang akan dimulai pada tahun depan. Terakhir, Deliveree menerima investasi Seri A senilai US$14,5 juta pada Oktober 2017.

Fundraising adalah hal umum yang biasa dilakukan oleh perusahaan teknologi setiap setahun sampai dua tahun sekali. Terakhir kami menerima investasi pada akhir 2017, bila dihitung timeline-nya bisa disimpulkan sendiri,” pungkas Tom.

Application Information Will Show Up Here

Raih Pendanaan Seri A, Deliveree Fokuskan Ekspansi

Layanan logistik on-demand Deliveree mengumumkan raihan pendanaan seri A senilai US$14,5 juta (setara dengan 196 miliar rupiah) dipimpin oleh Gobi Partners. PSA Unboxed, Asia Summit Capital, dan Inspire Ventures juga turut berpartisipasi dalam pendanaan putaran ini. Investor Seri A ini menambah deretan investor terdahulu, Inspire Ventures dan Ardent Capital.

Berkaitan dengan pendanaan ini, Co-Founder dan CEO Deliveree Tom Kim menekankan kepada DailySocial, bahwa pendanaan Deliveree adalah tentang ekspansi. Pihaknya kini tengah menyiapkan rencana membuka operasional ke beberapa kota dan negara di Asia Tenggara. Disampaikan juga bahwa Indonesia akan menjadi yang paling banyak berpengaruh, mengingat Indonesia adalah pangsa pasar terbesar dibandingkan 2 negara lainnya (Thailand dan Filipina).

“Deliveree saat ini telah diunduh lebih dari 350 ribu pengguna di mobile — total aplikasi Deliveree untuk Indonesia, Thailand, dan aplikasi Transportify untuk Filipina. Plus, Deliveree juga memiliki pelanggan yang aktif melakukan pengiriman dengan melalui platform web. Jadi, secara keseluruhan, ada total sekitar 500 ribu pelanggan, mulai dari yang kurang aktif hingga sangat aktif,” ujar Tom.

Di Indonesia, inovasi terakhir yang dihadirkan adalah peluncuran Engkel Box (CDE) berkapasitas 2 ton untuk pengiriman ke seluruh Jabodetabek. Untuk selanjutnya, Deliveree berencana menghadirkan truk Dobel Engkel (CDD truck), termasuk armada komersial lain yang lebih besar dan melakukan ekspansi ke kota lain di Indonesia tahun depan.

“Selain itu, kami juga sedang mengembangkan satu teknologi baru yang menarik, yang akan membuat Deliveree menjadi mitra logistik tak tergantikan untuk pengiriman jalur darat dengan biaya yang efisien,” lanjut Tom.

Memfokuskan pada investasi dan profit

Selama beberapa tahun terakhir, investasi pada pengiriman untuk paket kecil, dan ke konsumen akhir (last-mile) semakin bertambah seiring meningkatnya bisnis e-commerce di Asia Tenggara. Kendati demikian, sektor ini dinilai kurang berpotensi dari segi ekonomi. Untuk itu, Deliveree lebih memfokuskan untuk memberikan solusi pada pengiriman barang dan kargo berukuran besar yang dihadapi oleh pebisnis. Deliveree percaya hal ini lebih jauh lebih menguntungkan dari segi investasi dan profit.

“Kebutuhan logistik kargo dan barang besar banyak terjadi pada distribusi mid-mile. Marketplace Deliveree menggabungkan lebih dari 15 ribu truk, van, pickup, dan armada ekonomi di seluruh Asia Tenggara, dan melayani ribuan pelanggan yang melakukan distribusi mid-mile setiap hari, mencakup korporasi besar, brand, dan perusahaan logistik,” jelas Tom.

Diluncurkan tahun 2015, Deliveree mencoba menghadirkan revolusi bagi pemilik usaha untuk mengirimkan paket besar, barang dagangan, dan kargo di seluruh daerah Bangkok, Jakarta, dan Manila. Platform mobile dan webapp Deliveree memberikan perusahaan akses kepada ribuan pengemudi kendaraan komersial dengan model pay-as-you-go. Model ini dinilai dapat mengurangi biaya pengiriman hingga 50%.

Application Information Will Show Up Here

Deliveree Berinovasi Luncurkan Engkel Box (CDE) untuk Pengiriman Jabodetabek

Deliveree kembali berinovasi dengan meluncurkan Engkel Box (CDE) berkapasitas 2 ton untuk pengiriman ke seluruh Jabodetabek. Dalam beberapa bulan ke depan Deliveree pun tak ragu menjanjikan peluncuran truk komersial lain yakni CDD dan Wingbox. Deliveree mematok harga pengiriman dengan Engkel Box di Rp320.000 untuk 5 km pertama, dan Rp7.000 untuk km selanjutnya.

Dengan layanan baru Deliveree ini, pelanggan juga bisa memesan truk untuk pengiriman 12 jam penuh dengan jarak tidak terbatas seharga Rp900.000. Dengan biaya yang ditawarkan ini pelanggan bisnis diklaim bisa mengirim hingga 2 ton kargo dengan harga yang terjangkau.

“Kami berusaha membantu bisnis di Indonesia dengan mendengarkan kebutuhan dan kendala yang dihadapi. Salah satu solusi yang dibutuhkan adalah peluncuran CDE ini. Kami sangat yakin pada komitmen untuk memberikan pengalaman terbaik dengan harga terbaik kepada pelanggan. Peluncuran ini akan membawa kami ke tujuan tersebut,” ungkap CEO Deliveree Group Internasional Tom Kim dalam keterangan persnya.

Tom lebih jauh juga menambahkan pelanggan dalam waktu dekat juga akan dapat memesan truk komersial lainnya. Saat ini Deliveree sedang bersiap-siap untuk menghadirkan truk CDD dan Wingbox dalam beberapa bulan ke depan.

Kehadiran Deliveree di segmen ini akan memanaskan persaingan dengan Go-Box yang digagas Go-Jek. Go-Box sendiri sudah tersedia di sejumlah kota-kota lain di Indonesia.

Menanggapi layanan terbaru Deliveree ini, Head of Marketing Deliveree Hervinny Wongso mengungkapkan pihaknya coba memberikan keuntungan berlebih bagi pemilik bisnis dengan meniadakan modal untuk membeli atau mengelola armada. Hervinny menyebutkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tagihan minimal  setiap bulan, untuk membayar gaji pengemudi atau staf, perawatan dan keamanan armada, atau biaya bahan bakar.

“Deliveree telah meningkatkan keuntungan pemilik bisnis dengan meniadakan modal untuk membeli atau mengelola armada. Pelanggan kami tidak perlu mengeluarkan biaya tagihan minimal setiap bulan, membayar gaji pengemudi atau staf, perawatan dan keamanan armada, atau biaya bahan bakar. Semua telah ditanggung oleh layanan Deliveree yang bisa dipesan kapanpun saat bisnis butuh mengirim kargo atau barang dagangan, dengan hanya membayar saat mengirim. Metode ‘pay as you go’ ini yang sangat membantu pemilik usaha,” jelas Hervinny.

Sejauh ini Deliveree sebagai marketplace penyedia layanan logistik di sudah hadir di beberapa kota atau kawasan di daerah Asia Tenggara, di antaranya adalah Bangkok, Jabodetabek, dan Manila.

Application Information Will Show Up Here

Pelanggan Bisnis Deliveree Kini Nikmati Layanan “Pesan Seharian Harga Tetap”

Deliveree kembali membuat terobosan dalam rangka memberikan pengalaman terbaik di penggunanya. Mereka meluncurkan inovasi di bidang kargo dan angkutan untuk kebutuhan pemilik bisnis di Indonesia. Sekarang pemilik bisnis dapat memesan armada Deliveree selama 12 jam penuh dengan harga tetap tanpa maksimum jarak dan tujuan pengiriman di wilayah Jabodetabek dan Bandung.

Disampaikan CEO Deliveree Group Tom Kim, terobosan ini dilakukan Deliveree mengingat banyaknya masukan dari para pelanggan bisnis mengenai kebutuhan pilihan armada yang lebih banyak.

“Kami menambahkan layanan pemesanan satu hari penuh dengan semua armada, karena berbagai masukan yang kami terima dari pelanggan bisnis kami. Banyak dari pelanggan yang menyampaikan bahwa mereka butuh lebih banyak pilihan armada dan keleluasaan untuk berbagai kebutuhan pengiriman yang dimiliki,” jelas Tom Kim.

Saat ini Deliveree menyediakan pilihan armada yang cukup luas untuk memenuhi pengiriman dari pemilik bisnis seperti mobil ekonomi, van, pick up, dan mobil box. Model biaya Deliveree sendiri menggunakan sistem harga flat untuk 5 km pertama dan untuk km selanjutnya sesuai dengan jarak total yang ditempuh.

Hadirnya pilihan memesan 12 jam penuh ini dengan harga tetap menjadi sebuah langkah strategis bagi Deliveree dalam menjawab kebutuhan pemilik bisnis, utamanya bagi yang memiliki waktu tunggu yang panjang, volume pengiriman yang tinggi, jarak pengiriman yang jauh, an berbagai kebutuhan lain yang tidak terduga.

Bagi pemilik bisnis dan pelanggan Deliveree yang tertarik untuk menikmati layanan “Pesan Seharian Harga Tetap” ini bisa langsung menghubungi layanan pelanggan Deliveree atau memanfaatkan fitur live chat yang ada di menu aplikasi.

Selain pasar Indonesia saat ini Deliveree juga menggarap pasar Filipina dan Thailand dengan total armada lebih dari 7000. Deliveree juga memperluas jangkauan pengirimannya, memungkinkan pelanggannya mengirimkan dari Jabodetabek  ke seluruh pulau Jawa.

Application Information Will Show Up Here