Fitur Easy Reschedule di Traveloka Permudah Pengguna Atur Ulang Jadwal Keberangkatan

Perusahaan teknologi penyedia layanan booking online hotel dan tiket pesawat Traveloka kembali menghadirkan inovasi terbaru bernama Easy Reschedule. Dengan fitur terbaru ini bagi pengguna yang telah melakukan reservasi bisa mengubah jadwal keberangkatan melalui laman Traveloka di website dan aplikasi mobile.

“Kini pelanggan bisa mengubah jadwal penerbangan secara online dan langsung di Traveloka, sehingga lebih menghemat waktu,” ujar CEO Traveloka Ferry Unardi.

Tampilan fitur Easy Reschedule di aplikasi Android

Traveloka mengklaim fitur Easy Reschedule ini merupakan layanan pertama di Indonesia yang memudahkan pengguna untuk mengubah waktu dan tanggal keberangkatan juga mengganti maskapai penerbangan domestik.

Fitur Easy Reschedule ini bisa digunakan untuk pengguna yang telah melakukan pemesanan tiket pesawat pada penerbangan domestik dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air, Wings Air, Sriwijaya Air, Nam Air, Kal Star Aviation, Xpress Air, Trigana Air dan Aviastar.

Dengan 4 cara mudah dan cepat pengguna yang ingin memanfaatkan fitur Easy Reschedule ini bisa memilih submenu Pesanan Saya, kemudian pilih tombol Reschedule, pilih jadwal penerbangan baru. Setelah pembayaran telah dilakukan selanjutnya pengguna akan mendapatkan e-tiket baru yang langsung dikirim ke Traveloka App dan email dan dikenakan biaya Reschedule sebesar Rp 15.000 per orangnya.

Fitur Easy Reschedule saat ini baru bisa digunakan di aplikasi mobile platform Android, untuk iOS akan segera dirilis dalam waktu dekat.

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Travelio Tambah Pilihan Akomodasi

Menginjak usia satu tahun situs pemesanan akomodasi hotel Travelio melakukan diversifikasi terhadap jenis akomodasi yang dikelola dan menambah fitur-fitur baru di situs dan aplikasi mobile. Jika selama ini akomodasi yang ditawarkan terbatas hotel, selanjutnya Travelio akan menawarkan apartemen, villa, guest house, homestay dan kost. Konsep harga yang bisa ditawar kini menjadi focal point layanan yang memiliki 13 ribu properti di basisdatanya.

“Untuk ke depannya Travelio tidak hanya ingin menawarkan promosi dan harga murah saja namun juga ingin memberikan value dan pilihan lebih kepada konsumen,” kata CEO Travelio Hendry Rusli saat acara perayaan HUT Travelio, Rabu (27/04), di Jakarta.

Terkait fitur harga hotel yang bisa ditawar (bidding) yang selama ini menjadi fitur favorit dan terbukti cukup diminati oleh konsumen, akan menjadi fitur utama yang nantinya akan diterapkan kepada seluruh akomodasi di Travelio.

“Hampir 90% pemesanan yang berhasil di Travelio berasal dari fitur bisa ditawar saat memesan hotel. Karena alasan itulah kami berniat untuk mengembangkan dengan serius fitur yang awalnya ‘gimmick’ menjadi fitur utama,” kata Hendry.

Saat ini Travelio disebutkan telah memiliki jumlah pengguna terdaftar sekitar 30 ribu. Layanan ini mengklaim memperoleh sekitar 150 ribu pengunjung per bulan di situs dengan 13 ribu properti mitra yang tersebar di 14 negara di Asia Pasifik. Travelio juga masih mendapat dukungan penuh dari PT Surya Semesta Internusa Tbk.

“Dalam waktu dekat ini kami juga akan mendapatkan kucuran dana segar dari investor baru yaitu venture capital dari luar negeri, namun saat ini kami belum bisa menginformasikan kapan dan berapa besar jumlah pendanaan tersebut,” kata Hendry.

Bermitra dengan komunitas blogger, influencer dan traveler

Perayaan HUT pertama Travelio

Untuk memperluas jumlah pengguna dan menambah pemesanan akomodasi, Travelio juga akan bermitra dengan komunitas blogger, influencer, dan traveler yang secara aktif menggunakan media sosial, dengan demikian promosi dalam skala yang lebih besar dan diharapkan di seluruh Indonesia akan bisa lebih efektif.

“Kemitraan ini merupakan salah satu rencana kami yang akan kami lakukan menginjak usia yang ke-2. Harapannya adalah Travelio bisa mendapatkan pengguna yang loyal dan tidak selalu mencari harga yang murah serta promosi saja,” kata Hendry.

Tidak ingin bersaing dengan kompetitor lainnya, Travelio mencoba untuk menghadirkan pilihan baru, unik, mudah dengan memberikan value untuk semua konsumen.

“Kami harapkan perayaan HUT Travelio yang pertama ini bisa memicu lebih banyak pemesanan [dan] jumlah pengguna hingga 800%,” tuntas Hendry.

Application Information Will Show Up Here

Triprockets Ramaikan Segmen Pemesanan Paket Tur dan Perjalanan Online (UPDATED)

Segmen pemesanan paket tur dan perjalanan secara daring di Indonesia kembali kedatangan pemain baru. Namanya adalah Triprockets yang berada di bawah payung Triprockets Travel Indonesia. Bisnisnya tak jauh berbeda dengan pemain sebelumnya yang hadir lebih dulu seperti Gogonesia dan Tripvisto, yaitu memberikan kemudahan penggunanya menemukan serta memesan paket wisata dan perjalanan, baik di Indonesia atau negara tujuan wisata lainnya.

Latar belakang lahirnya Triprockets dan model bisnis yang diadopsi

Triprockets pada dasarnya adalah startup yang menyediakan layanan pencarian dan pemesanan paket tur dan perjalanan secara daring, baik itu untuk wilayah Indonesia atau negara tujuan wisata lainnya. Startup ini didirikan oleh pasangan suami istri Rizal Raymond dan Lie Lie pada tahun 2015 dengan kantor pusat yang berlokasi di Lippo Karawaci, Tanggerang. Pengembangan bisnisnya sendiri masih dilakukan secara bootstrap oleh keduanya.

Triprockets percaya bahwa saat ini ada lebih dari 60 persen pelancong di Indonesia yang lebih memilih untuk bepergian secara perorangan dibandingan dalam grup. Jumlah ini dipercaya akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi saat ini.

Namun, terkadang para pelancong tersebut masih sering kesulitan dalam menemukan berbagai tur, aktivitas, atau atraksi yang sesuai dengan keinginannya. Menurut Triprockets, salah satu penyebabnya adalah sebagian besar dari operator tur masih beroperasi dengan menggunakan sistem manual dengan cakupan wilayah terbatas. Hal ini yang coba dijembatani oleh Triprockets lewat pendekatan daring.

Rizal Raymond mengatakan, “Berdasarkan survei yang kami lakukan, saat ini tercatat ada lebih dari 780 ribu operator tur di seluruh dunia yang 97 persen hanya beroperasi di satu daerah dan sebagian dari mereka masih menggunakan sistem manual [offline] dengan tingkat penetrasi online sebesar 4 persen saja. Karena inilah Triprockets mencoba menjembatani celah besar di ruang ini.”

“Jika saat ini Traveloka memberikan kemudahan bagi independent travelers melakukan pemesanan tiket, sementara Trivago dapat membandingkan dan memesan harga hotel, kini ada Triprockets yang membantu [pelancong] memesan berbagai [paket] tur, aktivitas, dan atraksi yang sesuai dengan keinginan,” lanjut Rizal.

Saat ini ada dua model bisnis yang diadopsi oleh Triprockets dalam menjalankan operasionalnya, yaitu in-direct dan direct. Dalam model in-direct, Triprockets bekerja sama dengan regional supplier yang mewakili beberapa operator tur. Sedangkan dalam model direct, Triprockets bekerja sama secara langsung dengan operator tur.

Rizal mengatakan, “Hal ini [model in-direct] memudahkan Triprockets dalam mengontrol inventori untuk sebuah daerah, serta mempermudah Triprockets dalam melakukan ekspansi penambahan produk dan lain sebagainya. […] Kami memilih secara langsung setiap supplier berdasarkan standard pariwisata yang berlaku secara internasional.

“[Sedangkan] Dalam business model direct memberikan kebebasan untuk tour operator menentukan harga, mengatur inventori, hingga menentukan promosi dan diskon,” lanjut Rizal menambahkan.

Menurut Rizal, market size dari pelancong internasional yang datang ke Indonesia ada lebih dari 10 juta. Dari jumlah tersebut, Rizal menargetkan keuntungan bervariasi dari model bisnis yang diadopsi dengan rentang 10 persen – 20 persen per produk. Proyeksinya, keuntungan yang bisa diperoleh bisa mencapai 100 juta dollar.

Fokus dan rencana di tahun 2016

Triprockets saat ini memang masih belum berbentuk badak usaha legal. Namun, Rizal sudah berencana untuk mendaftarkan usaha yang mulai diseriusinya sejak tahun lalu ini secepatnya di tahun 2016. Selain itu, penambahan fitur, awareness, hingga produk baru juga menjadi fokus pengembangan Triprockets tahun ini.

Beberapa fitur yang akan ditambahakan di antaranya yaitu “Editor’s Pick” dan penyaringan produk berdasarkan event, baik itu event tahunan atau bukan. Dalam fitur “Editor’s Pick”, produk-produk tur atau aktivitas yang menjadi unggulan akan ditampilkan oleh Triprockets.

Lebih jauh, Rizal menjelaskan, “Di pertengahan tahun 2016 ini, kami akan meluncurkan kategori perjalanan terbaru kami [yang] bekerja sama dengan banyak travel blogger, komunitas travellers dan local guide di seluruh Indonesia.”

“Di dalam kategori ini siapa saja dapat membuat dan menjual produk perjalanan melalui Triprockets dengan syarat produk tersebut haruslah unik, belum pernah dibuat oleh operator lain, memenuhi standard pariwisata dunia dan melalui review pihak Triprockets. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas perjalanan tersebut,” lanjut Rizal.

Bisnis yang dijalankan Triprockets sendiri sebenarnya bukan barang baru lagi bagi Indonesia. Pun begitu, Rizal tetap optimis bahwa Triprockets dapat kompetitif dalam segmen ini di pasar Indonesia lewat rentang produk yang ditawarkan.

Saat ini ada enam wilayah yang ditawarkan oleh Triprockets, yaitu Amerika, Eropa, Timur Tengah, Pasifik, Afrika, dan Asia yang di dalamnya terdapat Indonesia. Aktivitas yang ditawarkan terbagi dalam 12 kategori, mulai dari Local Experience, City Tour & Sightseeing, Theme Parks, Food & Gourmet, Health & Beaty Tours, Cruise & Water Tours, hingga Sport & Concert.

“Walaupun mungkin kami bukan satu-satunya situs pemesanan tur dan aktivitas di Indonesia maupun Asia, tetapi rentang produk kami yang luas menjadikan Triprockets sebagai salah satu kandidat situs pemesan tur dan aktivitas terbesar di Indonesia bahkan Asia. Kami punya ratusan tur, aktivitas, dan atraksi untuk semua orang dan terus bertambah setiap harinya,” pungkas Rizal.

Updated: Kami menambahkan informasi pendiri, model bisnis, dan fokus Triprockets di Indonesia untuk tahun 2016 ini.

Tinggal Ingin Jadi yang Terdepan di Layanan Pemesanan Hotel Budget dan Independen

Layanan pemesanan hotel budget dan independen Tinggal (atau “Stay” dalam bahasa Inggris) memperkenalkan dirinya untuk pasar Indonesia. Tinggal menjadi layanan ketiga, setelah Zenrooms dan Nida Rooms, yang menyasar segmen ini. Dengan modal 1 juta dollar dari sejumlah investor, Tinggal berharap menjadi yang terdepan di sektor ini, di Indonesia tentunya, tahun ini. Tiga minggu beroperasi, mereka telah memiliki setidaknya 50 hotel yang bekerja sama. Dibanding kompetitor, Tinggal mendeferensiasi diri dengan fokus ke pengalaman pengguna.

Berbicara dengan media di Jakarta, Co-founder dan CEO Tinggal Arjun Chopra memperkenalkan diri dengan menjelaskan latar belakang pendidikan manajemen hotel dan pengalaman bekerja di beberapa perusahaan teknologi yang mendorongnya mendirikan Tinggal. Dia melihat pasar Indonesia yang masif dengan dukungan adopsi teknologi yang sangat baik, setidaknya jika dibandingkan dengan India.

India, sebagai negara asal Arjun, sudah memiliki sejumlah layanan pemesanan hotel budget yang mulai berkonsolidasi. Salah satunya adalah Wudstay. CEO Wudstay Prafulla Mathur menjadi salah satu investor awal, bersama dengan CEO Nimbuzz Vikas Saxena, Mangrove Capital Partners, dan Simile Venture Partners yang menyuntikkan dana 1 juta dollar untuk Tinggal.

Dibanding pesaingnya, dana awalnya sebenarnya tidak terlalu besar, tapi Tinggal saat ini fokus untuk pasar Indonesia, sedang yang lain secara serentak aktif di berbagai negara di Asia Tenggara.

Pembeda Tinggal dibanding kompetitor

Jika kita membuka situs Tinggal, baik dari desktop maupun mobile, ada beberapa hal yang berbeda dibanding kompetitornya. Pertama adalah ketiadaan akun pengguna, kedua adalah tidak ada nama hotel, dan ketiga adalah sementara ini mereka belum menyediakan opsi pembayaran digital.

Menurut Arjun, dari awal mereka ingin memberikan pengalaman yang berbeda untuk penggunanya. Oleh karena itu mereka memberikan penaman generik seperti Tinggal Standar, Tinggal Premium, atau Tinggal Elite, tanpa menyebutkan nama hotel mitranya. Mereka ingin konsumen merasakan pengalaman menyenangkan dari Tinggal karena perusahaan menjamin semua hotel yang bermitra sudah sesuai dengan standar yang diterapkan. Standar di sini setidaknya ada AC, Wi-Fi, dan bahkan makan pagi, di luar hal standar soal kebersihan dan kerapihan. Itu sebabnya untuk saat ini mereka tidak akan memberikan sistem rating dan review untuk para penggunanya.

[Baca juga: Layanan Pemesanan “Budget Hotel” Zenrooms Hadir Di Indonesia]

Seandainya konsumen tidak puas dengan kamar yang dihadirkan, Arjun mengklaim tim Tinggal akan membantu konsumen untuk pindah ke hotel lain, termasuk untuk pengantarannya.

Soal ketiadaan akun dan opsi pembayaran digital, Arjun mengatakan hal ini untuk memudahkan konsumen memesan. Meskipun demikian dalam waktu dekat Arjun mengatakan pihaknya segera menyediakan opsi pembayaran dengan kartu kredit, transfer bank, dan melalui sejumlah minimarket.

tinggal

Soal harga, Tinggal mengaku tak mau jor-joran dengan iming-iming biaya murah, jika itu berarti mengorbankan kualitas. Tinggal mengatakan harga termurah yang ditawarkan di harga 200 ribuan Rupiah per malam hingga kamar hotel bintang 4 berharga sekitar 1,5 juta Rupiah per malam. Tak cuma sekedar membantu soal pemesanan, Tinggal berupaya meningkatkan kualitas para mitranya dengan menyediakan pelatihan dasar soal perhotelan.

Khusus untuk akun korporasi, Tinggal sudah menyediakan halaman khusus yang terpisah dengan landing page konsumen perorangan.

Target dan strategi Tinggal di tahun 2016

Saat ini Tinggal sudah memiliki mitra di Jakarta, Pulau Bali, Malang, dan Bandung. Mereka berencana memperluas kemitraan sambil menambah jumlah pegawai. Dari 9 orang pegawai penuh waktu yang dimiliki sekarang, mereka ingin mengembangkannya menjadi 35-40 orang sepanjang tahun ini.

[Baca juga: Nida Rooms Sambangi Indonesia dan Malaysia]

Meskipun memiliki target tinggi untuk menjadi terdepan di segmen ini, Tinggal disebut tidak meninggalkan model bisnis dari awal berdirinya. Arjun mengaku memiliki margin yang cukup sehat supaya bisnisnya bisa berkelanjutan. Pun Arjun tak mau Tinggal jor-joran untuk strategi pemasaran.

Di sisi pengembangan, Tinggal sedang menyiapkan aplikasi mobile (untuk platform Android dan iOS) dan pelokalan situs dalam Bahasa Indonesia.

“Saya berharap dapat berekspansi dengan cepat ke seluruh destinasi bisnis dan liburan utama di Indonesia, dan saya yakin para konsumen akan menghargai nilai sebuah kenyamanan dan keselamatan yang kami tambahkan dalam pengalaman berwisata mereka,” tutupnya.

Akuisisi Tonight, HotelQuickly Perluas Jangkauan ke Jepang

Aplikasi pemesanan hotel last-minute HotelQuickly (HQ) hari ini (24/2) mengumumkan telah melebarkan sayap operasionalnya ke Jepang lewat akuisisi aplikasi pemesanan domestik, Tonight. Langkah ini dianggap logi oleh HQ ke depannya, terutama untuk membuka peluang tujuan perjalanan baru bagi para traveller yang menjadi pengguna HQ.

Berdasarkan data yang diungkap HQ, jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Jepang selama bulan Januari 2016 naik 41,5 persen bila dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Co-Founder & Managing Director HotelQuickly Indonesia Faustine Tan mengatakan, “Masukan dari pelanggan sedikit banyak menjadi pertimbangan kai di HotelQuickly, dan banyak pelanggan kami yang memberitahukan bahwa Jepang adalah salah satu dari tiga negara destinasi favorit di tahun ini.”

“Persyaratan visa yang lebih mudah, serta penerbangan yang lebih terjangkau antara Tokyo dan negara-negara yang telah kami jangkau di aplikasi [salah satunya Indonesia] membuat perjalanan ke Jepang jauh lebih mudah daripada sebelumnya,” lanjut Faustine.

Dengan akuisisi ini, ada 400 hotel Jepang yang ditambahkan ke dalam basis data HQ dan Jepang secara resmi menjadi negara ke-16 yang dijangkau oleh HQ. HQ sendiri sebelumnya telah hadir di Australia, Kamboja, Hong Kong, Indonesia, Laos, Myanmar, Makau, Malaysia, New Zealand, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Saat ini, aplikasi HotelQuickly sudah tersedia untuk perangkat Android dengan mengunduh melalui Google Play dan untuk perangkat iOS lewat App Store.

Application Information Will Show Up Here

HotelQuickly Indonesia Siap Ekspansi Menghadapi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN

Awal tahun ini HotelQuickly mengumumkan kemitraan strategis dengan Doku untuk memberikan pengalaman terbaik para penggunanya. Melanjutkan filosofi fundamental yang ingin mengakomodir para wisatawan untuk berpergian secara spontan dengan layanan terbaik, HotelQuickly Indonesia akan segera ekspansi ke kota Surabaya dan Yogyakarta. Keputusan ini dilandasi bahwa kedua kota tersebut merupakan di antara tujuan wisata yang paling favorit para pengguna setia HotelQuickly.

“Untuk HotelQuickly Indonesia kami akan memperbesar jaringan tim, yaitu kita akan segera membuka recruitment untuk Surabaya dan Yogyakarta serta menambah full team di Bali,” kata Co-Founder dan Managing Director HotelQuickly untuk Indonesia Faustine Tan pada tim kami.

Secara global, tiga pasar terbesar HotelQuickly menurut penuturan Faustine adalah Indonesia, Singapura, dan Thailand. Di Indonesia sendiri, lima pasar domestik terbaiknya adalah Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, dan Jawa Tengah. Langkah untuk ekspansi ke Surabaya dan Yogyakarta akan fokus merekrut untuk departemen penjualan dan pemasaran HotelQuickly Indonesia.

Dengan tetap memelihara hubungan ke mitra bisnis mereka baik dalam marketing maupun rekan hotel. HotelQuickly telah bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar dari berbagai sektor termasuk perbankan dan transportasi udara, juga pengembangan SDM di masing-masing wilayah HotelQuickly beroperasi.

“Tentang produk, kami akan terus menambahkan sesuai dengan kebutuhan pasar [jadi masing-masing negara implementasinya pasti berbeda], kami terus berkomunikasi dengan pengguna kami secara dua arah. Baik itu melalui feedback email atau media sosial,” tambah Faustine.

SDM Indonesia siap bersaing di era MEA

Berkomitmen untuk terus memberikan layanan pemesanan kamar hotel last-minute tercepat, HotelQuickly ingin memanfaatkan momentum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“Untuk dampak MEA secara umum sepertinya sangat positif untuk di bidang pariwisata. Karena pemerintah pun menaikan target kunjungan untuk tahun 2016 [20 juta pengunjung mancanegara], yang pada tahun sebelumnya [2015] hanya sembilan juta pengunjung mancanegara. Jadi di luar HotelQuickly, dunia pariwisata Indonesia sepertinya sudah siap, apalagi kalau berbicara tentang pelayanan, Indonesia yang terbaik (menurut saya pribadi), setelah itu Thailand dan Filipina (juga berdasarkan pengalaman pribadi),” papar Faustine.

Implikasinya pada HotelQuickly juga dianggap menjanjikan, karena kultur dan lingkungan kerja di HotelQuickly menerapkan “workcation”. Yang berarti semakin mudah untuk bekerja dari manapun di wilayah Asia Tenggara. Lalu mengenai SDM di era MEA ini, Faustine berpesan untuk industri startup digital di Indonesia untuk fokus kepada loyalitas, kepribadian, dan visi dari individu-individu yang nantinya akan direkrut.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Luncurkan Aplikasi Mobile Terbaru

Inovasi dan pembaruan fitur atau layanan merupakan hal wajib dalam startup. Traveloka, salah satu startup penyedia layanan pemesanan daring untuk tiket pesawat dan hotel, hari ini resmi merilis Traveloka App versi 2.0. Pembaruan kali ini meliputi perubahan antarmuka, sistem navigasi dan interaksi pengguna dan lebih baik.

Traveloka sebagai salah satu pimpinan di sektor pemesanan tiket daring memang sudah seharusnya memberikan yang terbaik bagi penggunanya. Melalui Traveloka App versi 2.0 ini selain segi tampilan, perubahan juga termasuk penyesuaian mata uang sesuai dengan negara yang dipilih (Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand).

Versi terbaru aplikasi Traveloka ini juga memungkinkan pengguna melihat seluruh riwayat pemesanan tiket pesawat dan hotel dalam satu tempat melalui menu My Booking. Kemudahan lain yang disuguhkan dalam pembaruan aplikasi ini adalah sistem pendaftaran dan masuk ke dalam sistem yang hanya perlu dengan memasukan nomor telepon dan juga kemudahan berbagi informasi e-tiket atau voucher langsung dari aplikasi.

iOS - home

CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, “Pembaruan aplikasi ke versi 2.0 merupakan salah satu wujud komitmen Traveloka untuk terus memberikan produk dan layanan terbaik sehingga proses booking bisa lebih cepat dan mudah. Kami percaya bahwa perubahan besar pada tampilan dan sistem navigasi ini dapat mempermudah lebih dari lima juta pengguna yang selalu mengandalkan Traveloka App, baik dalam pencarian tiket pesawat maupun hotel.”

Aplikasi Traveloka sendiri pertama kali dirilis pada Agustus 2014 silam. Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun aplikasi tersebut sudah diunduh sebanyak 5 juta kali dan menjadi aplikasi populer di kategori travel di App Store dan Google Play.

Tixton Sediakan Sistem Pemesanan Kamar Hotel Yang Tidak Jadi Dipakai

Di dunia startup mungkin banyak dari kita kenal dengan sejumlah pemain besar di segmen jual-beli tiket hotel. Tapi tahukah Anda, ada startup yang menyediakan platform untuk menjual dan membeli sewa kamar hotel yang telah dipesan dan dibayar dan tidak terpakai? Tixton, sebuah startup yang beroperasi di Indonesia, Singapura dan Malaysia melakukan hal tersebut.

Konsep Tixton adalah menawarkan sarana jual beli kamar hotel yang sudah dipesan tapi si pemesan tidak jadi menggunakannya. Daripada hangus sia-sia, Tixton menyediakan pilihan untuk menjualnya.

Alur kerja dari Tixton cukup sederhana. Penjual pertama kali harus memasukkan informasi mengenai pemesanan hotel mereka yang tidak akan dipakai untuk berbagai macam alasan. Selanjutnya pihak Tixton akan melakukan verifikasi ke pihak hotel/travel agent/situs pemesanan hotel.

Jika pemesanan sudah terverifikasi penjual akan langsung mendapatkan kembali 30% dari harga pemesanan, dan pemesanan tersebut akan menjadi milik Tixton yang selanjutnya akan ditawarkan lagi dengan harga lebih rendah hingga 40% dibanding harga normal.

Tixton tidak akan mengembalikan tiket yang dijual dengan uang tunai. Sebagai gantinya Tixton akan menukarnya dengan kredit Toncoin yang bisa digunakan untuk membeli di platform Tixton. Kredit tersebut akan valid selama lima tahun.

Masih dalam tahap beta

Kepada Dailysocial Director Tixton Alfredo Setiabudi menjelaskan bahwa saat ini Tixton masih dalam versi beta. Dengan kata lain pembenahan dan penyempurnaan masih menjadi fokus utama Tixton saat ini. Meski demikian Tixton yakin bahwa peluang di Indonesia sangat besar.

Alfredo mengungkapkan, “[..] Untuk kamar hotel, saat ini hanya ada untuk hotel berbintang saja, ada 200.000 kamar di seluruh Indonesia, dengan tingkat hunian rata‐rata 52.65%. Itu berarti di Indonesia setiap harinya ada lebih dari 100.000 kamar yang dihuni. Pasar seperti ini sudah sangat besar, dan dengan perkembangan pesat Indonesia di tahun‐tahun ke depan (kurang lebih 9% per tahun), Tixton percaya pasar Indonesia adalah pasar di mana Tixton bisa mengambil peran penting di sektor pariwisata , khususnya penyediaan akomodasi.”

Namun ketika ditanya mengenai strateginya di Indonesia Alfredo masih enggan bercerita karena semuanya masih dalam tahap pematangan atau evaluasi. Selain penyempurnaan layanan Tixton juga tengah berusaha untuk mengenalkan layanannya ke masyarakat luas.

“Saat ini fokus kita adalah untuk sosialisasi brand dan layanan Tixton. Kita ingin publik untuk mengingat bahwa ada solusi untuk kamar hotel mereka yang telah dibayar namun tidak terpakai, yang biasanya akan terbuang begitu saja. Dan juga, kita ingin menjadi website pertama yang dikunjungi oleh orang yang akan bepergian, karena bisa saja sedang ada penjual yang membatalkan kamar hotel yang sedang dicari, di mana harganya bisa mencapai 40% lebih rendah dari harga normal,” terangnya

Alfredo juga menjelaskan bahwa selain di tiga negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, dan Malaysia pihaknya di tahun ini berencana untuk melebarkan sayap ke enam negara Asia laiannya. Ia menjelaskan saat ini Tixton juga telah memasang target untuk bisa melayani jual beli sebanyak 5.000 kamar di tahun pertama dan 100.000 kamar di tahun ke lima.

Tiket.com Lebih Agresif Lebarkan Sayap di Tahun 2016

Tahun 2015 merupakan tahun yang luar biasa bagi industri digital di Indonesia. Banyak intrik dan drama menarik yang menyita perhatian dan ditambah dengan bumbu-bumbu cerita pencapaian para pelaku industri startup digital tanah air. Tiket.com (selanjutnya disebut Tiket) adalah salah satunya. Mengklaim tumbuh lebih dari 100 persen di tahun 2015, Tiket berencana untuk lebih agresif tahun depan dengan membuka kantor-kantor perwakilan baru di luar Jakarta. Mereka juga ingin menjangkau negara-negara di luar Asia Tenggara dengan bekerja sama dengan lebih banyak maskapai penerbangan asing.

Yang dicapai Tiket di tahun 2015

Industri digital di Indonesia, khususnya layanan e-commerce, tengah tumbuh dengan seksi tahun ini meski sempat dilanda beberapa drama yang datang dari sisi pemerintah ataupun pemainnya. Tiket, sebagai salah satu pemain e-commerce yang bergerak di bidang travel online pun merasakan cipratan pertumbuhan tersebut dan mengklaim telah tumbuh lebih dari 100 persen di tahun 2015.

Di awal tahun, Tiket sendiri memang ingin gencar berpromosi dan menargetkan untuk mendapatkan kenaikan penjualan tiga kali lipat dari tahun 2014 yang mencapai 1,9 juta transaksi tiket. Hasilnya, Tiket merasakan pemesanan hotel tumbuh hingga 300 persen, sementara tiket penerbangan naik melebihi 150 persen dari tahun sebelumnya dengan sumbangan terbesar dari maskapai low cost.

Co-Founder dan Chief Communication Officer Tiket Gaery Undarsa mengatakan, “Yang pasti pertumbuhan kami lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Tahun depan, ekspetasi kami akan lebih besar dari tahun ini, karena faktor makro ekonomi Indonesia terlihat sudah mulai lebih baik sekarang.”

“Ke depan, tumbuh kembangnya travel online Indonesia juga ditentukan oleh dukungan dari regulasi yang mampu mendorong tumbuhnya travel online Indonesia sebagai salah satu aset ekonomi kreatif bangsa. Kami yakin pemerintah akan mengembangkan tata kelola yang lebih baik sebagai upaya mengatur soal kepemilikan e-commerce untuk melindungi pertumbuhan e-commerce Indonesia,” tambahnya.

Sebagai informasi, selama tahun 2015 Tiket juga membangun beberapa kemitraan strategis dengan beberapa pemain industri digital lainnya seperti elevenia dan Kaskus. Secara total, menurut Gaery, sudah ada 10.000 mitra agen yang bergabung dengan Tiket. Selain itu, Tiket juga mengklaim telah menjalin kemitraan dengan 14 maskapai penerbangan, lebih dari 180 ribu hotel, 15 perbankan, dan memperkuat kemitraan dengan PT Kereta Api Indonesia.

Fokus dan rencana tahun 2016

Dengan pertumbuhan bisnis positif yang ditunjukkan pada tahun 2015 ini, Tiket cukup optimis dapat tumbuh lebih besar di tahun 2016 nanti. Selain menargetkan untuk dapat tumbuh dua kali lipat atau lebih tahun depan, Tiket juga berencana untuk lebih agresif dalam ekspansi wilayah jangkauan operasionalnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan MasterCard dan CresentRating, negara-negara dengan populasi Muslim yang besar, termasuk Indonesia di dalamnya, memiliki potensi senilai $200 miliar di tahun 2020 untuk segmen travel.

Gaery mengatakan, “Kami akan memperkuat perkembangan transaksi di Jakarta [di tahun 2016] dan membidik beberapa kota besar di luar Jakarta yang merupakan potensi besar mengingat kebutuhan tiket perjalanan maupun reservasi akomodasi dari kota-kota lain tersebut cukup kuat.”

“Tahun ini, kami memang masih main di maskapai regional ke negara-negara Asia Tenggara dan Jepang saja. Tapi untuk tahun depan kami akan bekerja sama dengan berbagai maskapai luar negeri, jadi tujuan penerbangan bisa sampai Amerika dan Eropa,” tambahnya.

Sayangnya untuk ekspansi bisnis regional Gaery masih enggan mengungkap kota mana saja yang akan dibidik untuk pembukaan kantor perwakilan. Meski demikian, Gaery menyebutkan saat ini kota-kota seperti Denpasar, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung adalah kota-kota yang berada di daftar Top 5 Tiket karena merupakan tujuan wisata favorit pengguna.

Wego Tunjuk Ruwie S. Raharjo Sebagai General Manager untuk Indonesia

Setelah melakukan pencarian pimpinan perusahaan untuk wilayah Indonesia, layanan pencarian (metasearch) kebutuhan wisata Wego akhirnya menunjuk  Ruwie S. Raharjo menjadi General Manager Wego Indonesia. Penunjukan Ruwie didasarkan pada pengalamannya di pengembangan bisnis digital, terutama dalam kaitannya dengan online media strategy. Kiprah Ruwie di industri digital memang patut diperhitungkan. Saat ini ia juga aktif menjadi anggota Mobile Marketing Association dan Indonesia’s E-commerce Assosiation (idEA). Continue reading Wego Tunjuk Ruwie S. Raharjo Sebagai General Manager untuk Indonesia