Ubisoft Umumkan Liga Rainbow Six Siege Baru, North America League

Rainbow Six Pro League tak lagi diselenggarakan. Namun, itu bukan berarti Ubisoft tak lagi peduli akan ekosistem esports dari Rainbow Six. Mereka baru saja mengumumkan turnamen esports Rainbow Six Siege baru untuk kawasan Amerika Utara. Turnamen tersebut akan diadakan pada akhir Juni 2020.

North America League akan dibagi ke dalam dua divisi, yaitu divisi Amerika Serikat dan divisi Kanada. Dalam divisi Amerika Serikat, terdapat 8 tim esports, yaitu Spacestation Gaming, TSM, DarkZero Esports, eUnited, Oxygen Esports, Disrupt Gaming, Susquehanna Soniqs dan Tempo Storm. Sementara divisi Kanada akan terdiri dari 4 tim esports. Sayangnya, masih belum diketahui tim mana saja yang akan menjadi bagian dari dviisi Kanada.

Pertandingan antara tim-tim di divisi Amerika Serikat akan diadakan dalam format offline di Las Vegas, Nevada. Sementara pertandingan antara tim di divisi Kanada akan diadakan secara online. Selain North America League, Ubisoft juga mengadakan Challenger Leagues untuk Amerika Serikat dan Kanada.

north america League
Timeline dari North America League pada 2020. | Sumber: Ubisoft

“Kami sangat bangga dengan struktur Rainbow Six Esports global yang memprioritaskan investasi dan pelokalan di masing-masing region,” kata Senior Director of Esports, Ubisoft, Che Chou, dikutip dari ESPN. “Di North America League, 8 tim Divisi AS dipilih dengan tujuan memastikan struktur tim yang stabil agar liga offline premium bisa diselenggarakan.” Dia menjelaskan, alasan Ubisoft memilih Las Vegas sebagai tempat untuk menyelenggarakan turnamen offline di Las Vegas adalah karena kota tersebut dianggap sebagai salah satu pusat hiburan di dunia.

Di situs resminya, Ubisoft menjelaskan bahwa satu musim North America League akan berlangsung selama 11 bulan, dari Maret sampai Februari tahun depan. Dalam satu musim, terdapat 3 Stages. Masing-masing Stage berlangsung selama 5 minggu. Namun, pada 2020, hanya akan ada 2 Stages karena tahun ini masih menjadi masa transisi ke sistem baru setelah Rainbow Six Pro League ditiadakan. Pada Desember, Ubisoft akan mengadakan turnamen Major, North American Finals, mempertemukan mempertemukan 16 tim terbaik di kawasan Amerika Utara. Mereka juga akan memberlakukan sistem promosi/relegasi bagi tim North America League dan Challenger League. Tim dengan posisi terbawah dari NAL akan harus bertanding dengan tim terbaik Challenger League.

Sepanjang musim, setiap tim yang berlaga di NAL juga memiliki kesempatan mendapatkan Global Standing Points jika mereka dapat memberikan performa yang memuaskan dalam satu Stage. Enam belas tim dengan poin tertinggi akan mendapatkan undangan ke Six Invitational, turnamen Rainbow Six Siege paling bergengsi.

Pada Februari 2020, Ubisoft memang menjelaskan keputusan mereka untuk merombak struktur esports Rainbow Six. Ketika itu, mereka mengungkap bahwa mereka akan menggunakan sistem poin untuk menentukan tim yang diundang ke Six Invitational. Harapannya, tim-tim profesional dapat memberikan performa yang lebih stabil sepanjang musim.

Assassin’s Creed Valhalla Diumumkan, Lebih RPG daripada Seri-Seri Sebelumnya

Dua judul Assassin’s Creed terakhir, yakni Origins dan Odyssey digarap dengan arahan yang agak berbeda dari seri-seri sebelumnya. Singkat cerita, kesan assassin pada karakter di kedua game tersebut lebih memudar ketimbang di gamegame sebelumnya, akan tetapi di saat yang sama combat-nya juga terasa semakin memuaskan.

Seandainya kedua game itu sama sekali tidak menerapkan elemen stealth dan tidak mencoba memperlakukan lakonnya sebagai seorang assassin, saya pribadi tidak akan keberatan. Namun apa daya branding “Assassin’s Creed” sudah terlalu kuat dan sayang untuk ditinggalkan. Mustahil Ubisoft membuang salah satu franchise terpopulernya begitu saja.

Pada seri terbaru Assassin’s Creed yang bakal dirilis di musim liburan tahun ini, Valhalla, kesan assassin itu boleh dibilang sudah hampir tak terasa lagi. Bagaimana tidak, lakonnya merupakan seorang prajurit Viking yang sangat jago bertarung. Viking dan stealth sepintas terdengar bertolak belakang, dan itu membuat saya jadi makin penasaran dengannya.

Assassin's Creed Valhalla

Setelah menonton trailer sinematiknya, kita langsung tahu bahwa game mengambil setting abad ke-9. Sang lakon, Eivor, sedang berupaya memimpin clan-nya untuk kabur dari kampung halamannya, Norwegia, menuju ke dataran Inggris. Kondisi Inggris sendiri kala itu jauh dari kata ideal, dengan satu per satu kerajaan Anglo-Saxon berjatuhan.

Lalu bagaimana Ubisoft menyisipkan elemen assassin ke Eivor? Lewat senjata Hidden Blade tentu saja, meski sekarang wujudnya tak lagi tersembunyi seperti di seri-seri sebelumnya. Pun demikian, senjata ini tetap berguna di saat-saat darurat dan tetap bisa mengejutkan lawan-lawannya, seperti yang ditunjukkan oleh trailer-nya.

Yang lebih menarik menurut saya adalah bagaimana combat di Assassin’s Creed Valhalla bakal semakin dimatangkan lebih jauh lagi. Hampir semua senjata dapat dipakai sepasang oleh Eivor (dual-wield), termasuk kapak, pedang, dan bahkan perisai. Valhalla sejatinya ingin menunjukkan betapa serba bisanya pejuang Viking dalam bertarung.

Assassin's Creed Valhalla

Combat di Valhalla dipastikan bakal terkesan lebih brutal. Kendati demikian, diplomasi masih menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Sejak Odyssey, seri Assassin’s Creed memang sudah memberikan bobot ekstra terhadap variasi dialog, dan ini bakal pemain jumpai lagi di Valhalla. Keputusan-keputusan yang pemain ambil bakal berdampak besar terhadap progress permainan.

Seperti di Origins dan Odyssey, mitologi kembali dipakai sebagai bumbu penyedap narasi dalam Valhalla; spesifiknya mitologi Norse dengan dewa-dewa familier seperti Odin, Thor, Loki, Freya, Heimdall, dan masih banyak lagi. Juga tidak kalah menarik adalah, pemain bebas memilih memainkan Eivor sebagai karakter laki-laki atau perempuan.

Valhalla juga bakal memperkenalkan fitur baru, yakni fitur Settlement, yang bakal mengajak pemain untuk memperkuat teritorinya dengan membangun barak, merekrut prajurit, dan lain sebagainya. Settlement juga bakal menjadi gerbang kustomisasi karakter, semisal untuk menambahkan tato pada Eivor.

Assassin's Creed Valhalla

Assassin’s Creed Valhalla bakal menjadi salah satu judul debutan Xbox Series X dan PlayStation 5, akan tetapi Ubisoft tetap akan merilisnya di Xbox One, PS4, PC maupun Google Stadia. Di PC, Valhalla pada awalnya akan dijajakan secara eksklusif melalui Uplay Store dan Epic Games Store.

Ya, Steam lagi-lagi tidak menjadi pilihan salah satu judul AAA. Beberapa game blockbuster sebelumnya sudah mengambil rute serupa; dirilis eksklusif melalui Epic Games Store selama beberapa bulan, sebelum akhirnya didistribusikan lewat Steam.

Sumber: Ubisoft dan Gamespot.

Selain Epic Games, Ubisoft Juga Berikan Dukungan Penuh Terhadap GeForce Now

Kontroversi yang melanda GeForce Now masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Tiga publisher besar – Activision Blizzard, Bethesda dan 2K Games – sudah meninggalkan layanan cloud gaming tersebut, dan sekarang giliran Xbox Game Studios, Warner Bros. Interactive, Codemasters, dan Klei Entertainment yang menyusul.

Per 24 April, gamegame terbitan keempat publisher itu bakal dihapus dari katalog GeForce Now. Kendati demikian, Nvidia tampaknya sudah jauh lebih siap ketimbang sebelumnya dalam menghadapi kabar semacam ini; mereka bilang bahwa sampai akhir Mei mendatang, mereka bakal menambah sekaligus menghapus game dari katalog GeForce Now.

Di balik layar, Nvidia mengaku sudah menerapkan optimasi bersama platform distribusi digital macam Steam atau Epic Games Store dengan tujuan memudahkan para publisher yang berminat menawarkan game-nya di GeForce Now. Seandainya publisher berminat, game keluaran mereka bisa langsung tersedia di katalog GeForce Now pada hari peluncuran.

Dalam kesempatan yang sama, Nvidia boleh berbangga melihat 30 dari 40 game terpopuler di Steam sudah tersedia di platform cloud gaming mereka. Target menyuguhkan lebih dari 1.500 game mungkin masih jauh dari pencapaian, tapi setidaknya Nvidia menunjukkan bahwa mereka tidak patah semangat begitu saja hanya karena ada kesalahpahaman dengan pemain top di industri gaming.

Ya, publisher seperti Activision Blizzard, Bethesda, dan 2K Games itu tadi seakan tidak terima dengan fakta bahwa GeForce Now kini menarik biaya berlangganan pasca lepas dari status beta. Sebaliknya, Epic Games justru melihat GeForce Now sebagai layanan cloud gaming paling bersahabat bagi pihak developer sekaligus publisher, dan itu mendorong mereka untuk memberikan dukungan penuh.

Selain Epic, Ubisoft adalah pemain besar lain yang memberikan dukungan penuh kepada GeForce Now. Sebagian besar franchise AAA-nya sudah tersedia di GeForce Now – termasuk seluruh seri Assassin’s Creed dan Far Cry – dan sisanya diperkirakan bakal menyusul dalam beberapa minggu ke depan.

Sentimen positif yang serupa juga datang dari Bandai Namco dan Bungie. Keduanya sama-sama melihat GeForce Now sebagai medium yang efektif untuk menarik lebih banyak pemain baru, khususnya mereka yang tidak punya perangkat yang cukup mumpuni untuk memainkan game berat seperti Destiny 2.

Sumber: Nvidia.

Mulai 14 April, Gamer PC Bisa Dapatkan Assassin’s Creed 2 Secara Gratis

Dari sekian banyak game Assassin’s Creed yang sudah dirilis, Origins merupakan favorit saya pribadi. Alasannya simpel: Origins mengubah sejumlah elemen gameplay, menjadikannya lebih mirip action RPG macam The Witcher 3, tapi di saat yang sama juga masih mempertahankan aspek stealth-nya.

Kendati demikian, favorit banyak orang masih Assassin’s Creed 2. Game tahun 2009 yang mengisahkan lakon berdarah Itali, Ezio Auditore, tersebut dicintai karena narasi yang dihadirkannya.

Dibanding game orisinalnya, AC2 tentu juga menghadirkan sejumlah penyempurnaan gameplay. Selain cerita yang begitu mendalam, setting lokasi AC2 di Itali era Renaissance beserta atmosfernya juga sangat menarik untuk dijelajahi.

Assassin's Creed 2

Kabar baiknya, Assassin’s Creed 2 versi PC bisa kita dapatkan secara cuma-cuma mulai 14 April. Ubisoft selaku developer sekaligus publisher-nya memutuskan untuk menggratiskan game itu melalui platform distribusi mereka sendiri, Uplay.

Sekali kita klaim, Assassin’s Creed 2 akan tersedia selamanya di library Uplay kita masing-masing. Pastikan Anda sudah mengunduh client Uplay di PC, lalu klaim game ini pada tanggal 14 April.

Tidak diketahui sampai kapan deal ini bakal berlangsung, tapi lebih amannya kita bisa mengklaimnya di Uplay begitu harganya berubah jadi gratis. Meng-install dan memainkannya boleh menyusul.

Grafiknya sudah pasti terasa agak melempem di tahun 2020 ini, akan tetapi tidak ada ruginya menghabiskan puluhan jam di masa swakarantina ini bersamanya. Buat yang tertarik melanjutkan cerita Ezio Auditore sampai habis, mereka bisa membeli dua game kelanjutannya, Assassin’s Creed Brotherhood dan Assassin’s Creed Revelations, yang mendapat potongan harga.

Sumber: Polygon.

Akibat Pandemi Virus Corona, E3 2020 Resmi Dibatalkan

Baru saja Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa virus corona (COVID-19) telah masuk ke kategori pandemi. Pandemi ialah istilah yang sangat serius: itu artinya penyakit menyebar cepat di banyak negara dalam waktu singkat, dan upaya untuk menangkal penyebarannya gagal. Kita tahu, dampak virus corona dapat dirasakan di mana-mana. Satu contoh kecilnya, penyakit ini menyebabkan dibatalkan banyak acara teknologi dan gaming.

Perhelatan raksasa terakhir yang resmi dibatalkan akibat kekhawatiran penyebaran virus corona adalah E3 2020, ajang yang dianggap banyak orang sebagai pameran gaming tahunan terbesar dan paling bergengsi di Bumi. Kabar ini diumumkan oleh Entertainment Software Association sendiri selaku pihak penyelenggara. Itu berarti, ini pertama kalinya dalam sejarah Electronic Entertainment Expo tidak digelar akibat wabah sejak acara tersebut dilangsungkan dari tahun 1995.

Kepada sejumlah media, ESA memberikan pernyataan mereka, “Setelah melakukan diskusi serius dengan para mitra terkait keamanan dan kesehatan semua orang yang berpartisipasi di industri ini – mulai dari fans, staf, serta partner – dengan berat hati kami memutuskan untuk membatalkan E3 2020, tadinya dijadwalkan buat diadakan pada tanggal 9 sampai 11 Juni di Los Angeles.”

“Menindaklanjuti meningkatnya penyebaran dan kekhawatiran massal terhadap virus COVID-19, kami merasa pembatalan merupakan jalan keluar terbaik di tengah fenomena global yang belum pernah terjadi ini,” jelas ESA. “Kami sangat kecewa tidak bisa mengadakan E3 untuk para fans dan segala pihak yang mendukungnya. Tapi menakar dari data-data terbaru, bagi kami ini adalah keputusan terbaik.”

Selain itu, ESA menjanjikan pengembalian biaya kepada tiap partisipan yang sudah membayar secara penuh dan saat ini penyelanggara sedang berkoordinasi bersama para mitra dalam mempersiapkan acara online. Setelah semua itu beres, ESA akan mengalihkan perhatian mereka untuk mempersiapkan E3 2021.

Kabar baiknya, peniadaan E3 2020 tidak mengurangi semangat sejumlah perusahaan gaming ternama untuk melakukan pengumuman. Setidaknya sudah ada beberapa nama yang mengonfirmasi event digital, misalnya Microsoft, Ubisoft, Devolver Digital, distributor Limited Run Games, serta Nintendo (walaupun perusahaan Jepang ini belum memberi tahu rencana mereka secara spesifik).

Lewat Twitter, executive vice-president of gaming Microsoft Phil Spencer menekankan pentingnya E3 bagi brand Xbox dan mereka tak bisa mengabaikannya begitu saja. Sebagai alternatifnya, Microsoft berjanji untuk melangsungkan presentasi online. Jadwal lengkapnya akan diungkap ‘beberapa minggu lagi’. Saya menduga, ada banyak informasi terkait console next-gen yang sudah Microsoft siapkan.

Agenda serupa juga disingkap oleh Ubisoft. Walaupun pembatalan E3 2020 memang mengecewakan, namun bagi publisher, kesehatan harus tetap jadi prioritas. Satu-satunya cara agar mereka tetap dapat menyampaikan berita terkait konten-konten anyar ialah melalui event digital. Detail mengenai program tersebut akan segera menyusul.

Via Gamespot. Sumber: E3Expo.com.

 

Ubisoft Akan Rilis RPG Tom Clancy’s Elite Squad dalam Waktu Dekat

Setelah pengumumannya di E3 2019 kemarin, akhirnya Tom Clancy’s Elite Squad dikabarkan akan rilis dalam waktu dekat. Tom Clancy’s Elite Squad adalah role-playing games yang bisa Anda mainkan di platform Android dan iOS secara free-to-play. Tetapi pada post Twitter tersebut, Ubisoft menyebutkan “coming soon in Google Play”. Sehingga para pengguna iOS harus bersabar lebih lama lagi untuk memainkan game ini. Perihal ditanyakan tanggal pasti perilisannya, Ubisoft menjawab bahwa tahun ini akan dilakukan perilisan secara bertahap. Tetapi Ubisoft tidak memberikan informasi negara mana yang akan dipilih untuk diluncurkan perilisan pertama.

Menariknya, game ini menggabungkan karakter-karakter dari game Tom Clancy’s yang lain seperti Rainbow Six, Splinter cell, Ghost Recon dan The Division. Anda dipersilakan untuk memilih lima karakter ke dalam tim untuk bermain di mode story mode atau online PVP. Pada Desember 2019 kemarin, Tom Clancy’s Elite Squad mengumumkan masuknya Dokkaebi ke dalam game. Saat ini, Anda dapat mengikuti pre-register untuk mendapatkan karakter eksklusif.

Mungkin Anda akan mengira genre game ini adalah first person shooter. Tetapi Ubisoft memperkenalkan game ini sebagai role-playing games 5v5 dynamic battle. Melihat gameplay-nya, Tom Clancy’s Elite Squad menggunakan desain karakter yang bergaya kartun. Terlihat berbeda dengan game Tom Clancy’s lain yang memiliki desain realistis. Anda dapat mengendalikan karakter yang dimainkan untuk diserang dan mengeluarkan skill. Anda juga dapat meng-upgrade karakter yang dimiliki di game ini. Setiap karakter juga memiliki skill dan senjata tersendiri yang bisa Anda manfaatkan sesuai strategi.

Berbeda secara desain dan genre game, Ubisoft seperti menghindari persaingan dengan raksasa yaitu Call of Duty Mobile dan PUBG Mobile. Pasalnya, Ubisoft harus memasuki pasar yang sudah dikuasai oleh yang lain. PUBG Mobile sendiri memiliki 50 juta user yang bermain setiap harinya. Call of Duty Mobile sendiri berhasil meraih 100 juta downloads pada minggu pertama peluncuran. Mengenai hal tersebut, Ubisoft menjawab keputusannya dalam memilih genre ini adalah “untuk memberikan kesempatan para penggemar game Tom Clancy’s memainkan karakter favoritnya baik heroes ataupun villains di dalam satu game.”

Rainbow Six Siege Pecahkan Rekor Jumlah Pemain di Steam

Ubisoft meluncurkan Rainbow Six Siege pada 2015. Walau sempat mendapatkan kritik dari para pemain pada awal peluncuran, game tersebut kini menjadi salah satu game first-person shooters paling populer. Baru-baru ini, Siege memecahkan rekor baru, yaitu jumlah pemain di Steam. Pada puncaknya, jumlah concurrent player Siege di Steam mencapai 180.463, yang merupakan angka tertinggi sejak game itu diluncurkan. Memang, saat ini, Rainbow Six Siege sedang didiskon di Steam, yang pastinya membuat semakin banyak orang tertarik untuk memainkan game ini.

Menurut data dari Steam, Siege menjadi game dengan jumlah concurrent player tertinggi ke-5 dalam 24 jam belakangan. Empat game lain yang memiliki jumlah concurrent player lebih tinggi antara lain Counter-Strike: Global Offensive (896.092), Dota 2 (647.060), PlayerUnknown’s Battleground (584.139), dan Grand Theft Auto V (228.083). Data dari Steam Charts memang menunjukkan, perlahan tapi pasti, popularitas Siege naik sejak November 2019. Hal ini terlihat dari terus bertambahnya jumlah pemain game itu.

Satu hal yang harus diingat adalah jumlah pemain Siege pasti lebih banyak dari yang terlihat di Steam, karena kebanyakan gamer PC tidak memainkan Siege melalui Steam, tapi melalui Uplay, platform distribusi game milik Ubisoft. Selain itu, data dari Steam juga tidak menghitung pemain yang memainkan Siege di konsol. Menurut Benji-Sales, analis industri game, Rainbow Six Siege merupakan bukti bahwa dukungan jangka panjang dari developer bisa membuat umur game menjadi lebih panjang.

Sejak diluncurkan, Siege memang terus mendapatkan berbagai update, baik berupa operator atau peta baru. Ubisoft juga akan meluncurkan Operation Void Edge dalam waktu dekat, yang akan memberikan pemain dua operator baru untuk dimainkan. Mereka juga meyakinkan bahwa Siege akan bisa dimainkan di konsol generasi berikutnya. Walaupun Siege diluncurkan pada 2015, game itu kini memiliki 50 juta pemain. Esports menjadi salah satu cara Ubisoft untuk meningkatkan jumlah pemain Siege. Ubisoft mengaku, mereka masih akan terus mendukung Siege hingga 10 tahun ke depan.

Sumber: Dot Esports, GameSpot

2020, Jumlah Penonton Six Invitational Naik

Jumlah penonton merupakan salah satu indikator dari popularitas sebuah game esports. Pada tahun lalu, jumlah penonton turnamen Rainbow Six Major Raleigh naik hingga 22 persen. Sekarang, dikabarkan bahwa jumlah penonton dan total durasi video ditonton untuk Six Invitational juga naik.

Jika menghitung viewership dari semua konten Six Invitational, termasuk konten ekstra non-gaming, total durasi konten Six Invitational ditonton mencapai 5,1 juta jam, dengan jumlah penonton rata-rata mencapai 58.509 orang. Ini menunjukkan kenaikan jumlah penonton rata-rata jika dibandingkan dengan Six Invitational pada tahun lalu. Sebagai perbandingan, tahun lalu, total durasi video ditonton hanya mencapai 3,05 juta jam dengan jumlah rata-rata penonton 46.268 orang. Pada puncaknya, total penonton Six Invitational pada tahun ini mencapai 129,822, sedikit lebih rendah daripada total penonton pada puncak turnamen tahun lalu, yaitu 148.417 orang.

Sementara jika Anda hanya menghitung konten gaming dari Six Invitational, total durasi video ditonton mencapai 4 juta jam dengan jumlah rata-rata penonton mencapai 105.851 penonton. Video Six Invitational disiarkan dalam berbagai bahasa, seperti Brasil, Jepang, dan Prancis. Meskipun begitu, channel yang berbahasa Inggris masih memberikan kontribusi penonton terbesar, menurut laporan Dot Esports.

Sumber: Ubisoft via The Esports Observer
Sumber: Ubisoft via The Esports Observer

Ubisoft meluncurkan Rainbow Six Siege pada 2015. Mereka mulai mengembangkan ekosistem esports dari Siege pada 2017 dengan mengadakan Six Invitational untuk pertama kalinya. Usaha Ubisoft menghasilkan buah manis, salah satunya adalah jumlah pemain Siege yang naik, hingga kini mencapai 55 juta orang. Tak hanya itu, konten Siege di Twitch juga semakin diminati. Ketika game ini diluncurkan, tidak banyak orang yang tertarik dengan konten Siege di Twitch.

Melihat kesuksesan scene esports Siege, Ubisoft berencana untuk terus mendukung game ini sampai 10 tahun ke depan. Pada akhir pekan lalu, mereka juga mengumumkan rencana mereka untuk merombak struktur turnamen esports profesional Rainbow Six Siege dengan harapan untuk mendorong pertumbuhan ekosistem esports game mereka.

Dalam Six Invitational, Ubisoft juga mendekatkan diri dengan komunitas mereka, menurut laporan The Esports Observer. Salah satu hal yang mereka lakukan adalah memberikan penghargaan pada sejumlah pihak yang dianggap memiliki peran penting di komunitas Siege, seperti lead admin di Reddit, Jacob “Keren” Drumgoole dan cosplayer Melisse “MeruKitsune” Cordero, serta anggota tim developer Rainbow Six. Di sini, para fans juga bisa bertemu dengan para voice actor yang mengisi suara para Operator.

Ubisoft Gunakan Esports untuk Naikkan Jumlah Pemain Rainbow Six Siege

Ubisoft meluncurkan Rainbow Six Siege pada 2015. Biasanya, seiring bertambahnya umur sebuah game, jumlah pemainnya akan menurun. Menariknya, Ubisoft tidak hanya berhasil mempertahankan jumlah pemain Siege, mereka justru dapat menambah jumlah pemain Siege. Sekarang, Siege memiliki 55 juta pemain. Sebagai perbandingan, pada November 2016, jumlah pemain Siege hanya mencapai 10 juta pemain. Dalam waktu kurang dari 4 tahun, Siege juga berhasil menyumbang US$1 miliar untuk pendapatan Ubisoft. Karena itu, tidak heran jika Ubisoft berkomitmen untuk mendukung Siege hingga 10 tahun ke depan.

Senior Director of Esports, Ubisoft, Che Chou mengatakan bahwa esports menjadi salah satu alat marketing Ubisoft untuk Rainbow Six Siege. Selain itu, mengembangkan scene esports dari Siege juga menjadi cara untuk membuat para pemainnya tetap memainkan game tersebut. “Kami paham bahwa cara marketing dari game yang sudah berumur lima tahun berbeda dengan metode marketing dari game yang baru diluncurkan,” kata Chou, dikutip dari CNBC.

Sumber: Microsoft
Sumber: Microsoft

Rainbow Six adalah salah satu franchise game di bawah Ubisoft. Mereka pertama kali meluncurkan game Rainbow Six pada 1999. Sampai 2015, kebanyakan game Rainbow Six merupakan game single-player. Hal ini berubah dengan peluncuran Rainbow Six Siege. Senior Vice President of Marketing and Customer, Ubisoft, Tony Key mengatakan, Siege merupakan upaya Ubisoft untuk merombak franchise game yang popularitasnya mulai memudar.

Selain itu, ketika itu, mereka juga tengah berusaha untuk mengubah model bisnis mereka menjadi model service, yang mengharuskan Ubisoft untuk meluncurkan konten baru secara rutin. Dalam kasus Siege, konten baru yang dibuat oleh Ubisoft adalah operator atau karakter baru yang bisa pemain mainkan. Dengan update rutin, para pemain akan terus tertarik untuk memainkan game dan tak segan untuk membeli konten dalam game.

Selain membuat karakter baru, Ubisoft juga menyajikan konten segar pada fans melalui esports. Mereka mengadakan turnamen Six Invitational untuk pertama kalinya pada 2017. Ketika itu, total hadiah turnamen tersebut hanya mencapai US$100 ribu. Sementara untuk tahun ini, total hadiah Six Invitational naik menjadi US$3 juta, batas maksimal yang telah ditetapkan oleh Ubisoft. Untuk mengumpulkan total hadiah turnamen tersebut, Ubisoft menjual battle pass yang bisa dibeli pemain.

Ke depan, Ubisoft ingin untuk mengembangkan ekosistem esports dari lebih banyak game mereka. Selain itu, mereka juga ingin mengubah model bisnis dari game-game mereka yang lain. “Kami ingin membuat ekosistem, dan itulah yang kami mulai lakukan dengan game-game lain seperti Brawlhalla,” kata Chou. “Kami akan mendukung komunitas competitive gaming dan akan terus menanamkan investasi di program-program esports agar para pemain kami tetap setia.”

Ubisoft Rombak Struktur Turnamen Esports Rainbow Six

Ubisoft merombak struktur scene esports dari Rainbow Six. Sekarang, satu musim akan berlangsung selama sembilan bulan. Pihak Ubisoft menyebutkan, mereka menentukan lama waktu satu musim berdasarkan masukan dari para pemain dan tim profesional, yang mengaku bahwa mereka memerlukan waktu kosong selama 2 bulan untuk mempersiapkan diri.

Satu musim turnamen Rainbow Six akan terbagi ke dalam empat kuartal. Tiga kuartal pertama disebut “Stage”.  Pada setiap Stage, tim-tim profesional akan berlaga untuk mendapatkan poin. Di akhir Stage, akan digelar turnamen Major sebagai puncaknya. Sementara itu, kuartal keempat akan fokus pada pertandingan final untuk turnamen regional. Untuk masuk ke Six Invitational, Ubisoft akan menggunakan sistem poin. Sepanjang musim, setiap tim akan mendapatkan poin berdasarkan performa mereka. Dengan sistem baru ini, diharapkan para tim profesional akan dapat memberikan performa yang lebih stabil.

Perubahan lain yang Ubisoft lakukan adalah dengan membagi scene esports Rainbow Six ke dalam empat kawasan, yaitu Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, dan Amerika Utara. Turnamen yang diadakan di masing-masing kawasan akan memiliki struktur dan penyelenggara yang berbeda. Meskipun begitu, semua turnamen regional ini masih akan terhubung ke dalam turnamen internasional.

Kawasan Asia Pasifik akan terbagi menjadi dua divisi, yaitu Utara dan Selatan. Liga untuk Divisi Utara akan terdiri dari 12 tim yang berasal dari Jepang, Korea Selatan, dan Asia Pasifik. Sementara Divisi Selatan akan mencakup tim-tim dari Oceania dan negara-negara di Asia Selatan. Sayangnya, Ubisoft belum memberikan informasi lengkap tentang divisi ini. Satu hal yang pasti, mereka telah bekerja sama dengan ESL untuk menyelenggarakan kegiatan esports di kawasan Asia Pasifik.

Sementara itu, liga di Amerika Latin, yang fokus pada turnamen offline, akan terbagi menjadi tiga divisi: Brasil, Meksiko, dan Amerika Selatan. Turnamen di Meksiko akan diadakan secara offline menggunakan LAN, sementara kompetisi untuk Brasil kini akan mengadu 10 tim, bertambah 2 tim dari 8 tim. Ubisoft akan turun tangan langsung untuk menyelenggarakan turnamen di kawasan Amerika Latin.

Kawasan Amerika Utara terbagi dalam dua divisi, yaitu Amerika Serikat dan Kanada. Sayangnya, masih belum banyak informasi yang ada tentang kedua divisi di kawasan Amerika Utara itu. Untuk kawasan Eropa, akan ada 10 tim yang bertanding dengan satu sama lain. Ubisoft juga akan mengadakan program esports nasional untuk masing-masing negara. Untuk menyelenggarakan turnamen dan acara di kawasan Eropa, Ubisoft akan bekerja sama dengan FACEIT dan LiveNation.

Overview turnamen Rainbow Six pada 2020.
Overview turnamen Rainbow Six pada 2020.

Ubisoft akan mulai menggunakan struktur baru ini pada tahun 2020. Namun, pada tahun pertama ini, mereka belum bisa mengadakan empat turnamen Major. Mereka akan menyelenggarakan turnamen Major di Amerika Utara pada Agustus dan di Eropa pada November. Setelah itu, mereka akan mengadakan Six Invitational pada Februari 2021. Model turnamen baru untuk Rainbox Six ini baru akan sepenuhnya diimplementasikan pada 2021 dengan tiga turnamen Major di Eropa, Amerika Utara, dan Asia Pasifik dan diakhiri dengan Six Invitational.

Sumber: The Esports Observer, Siege.gg