Riot Resmi Umumkan Valorant Mobile

Kesuksesan game free-to-play FPS Valorant di platform PC kelihatannya membuat publisher Riot Games tertarik untuk membawa gamenya ke platform lain.

Setelah sebelumnya muncul berbagai rumor mengenai game ini akan menuju platform lain, Riot Games secara resmi mengumumkan bahwa game Valorant akan menuju platform mobile.

“Salah satu tujuan kami di tahun pertama ini adalah untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari komunitas FPS di seluruh dunia,” ungkap sang eksekutif produser, Anna Donlon.

Pengumuman tersebut sekaligus menjadi perayaan ulang tahun pertama dari Valorant pada 2 Juni lalu. Riot mengonfirmasi bahwa Valorant Mobile akan dirilis baik untuk Android maupun iOS.

Meskipun akan mengusung game yang serupa dengan versi PC-nya, Riot Games mengatakan bahwa Valorant tidak akan mendukung fitur cross-play antara PC dan mobile. Karena versi mobile-nya ini diposisikan sebagai perluasan pasar dari Valorant PC dan bukan untuk mengarahkan para pemain yang sudah bermain di PC untuk berpindah ke mobile.

Ini juga bukanlah kali pertama bagi Riot Games membawa gamenya ke platform mobile karena sebelumnya mereka juga sudah sukses membawa game MOBA mereka, League of Legends, menuju mobile dengan judul Wild Rift.

Image credit: Riot Games

Dengan keberhasilan Wild Rift yang semakin populer di platform mobile. Tentunya tidak mengejutkan bahwa Valorant memilih platform mobile sebagai rumah keduanya, apalagi dari versi PC-nya saja Valorant kini bisa mendapatkan hingga 14 juta pemain aktif per bulannya.

Sayangnya, Riot Games belum memberikan detail lebih lanjut mengenai Valorant Mobile ini selain bahwa versi mobile-nya akan memiliki semua yang didapat ketika bermain di PC. Begitu juga dengan tanggal rilis yang masih belum diumumkan oleh pihak Riot.

BOOM blaZek1ng dan Kisah Perpindahan Haluan dari CS:GO ke VALORANT

VALORANT, FPS pertama yang dikembangkan oleh Riot Games ini cukup menuai sukses di berbagai belahan dunia, termasuk Asia. Di Indonesia sendiri, popularitas VALORANT telah jauh mengalahkan tetuanya, CS:GO, dari segi akumulasi pemain hingga ekosistem esports. Ranah esports Indonesia sendiri cukup antusitas menyambut hadirnya VALORANT. Datangnya game ini juga sekaligus menjadi nafas baru bagi genre FPS di PC yang sempat redup di Indonesia beberapa tahun ke belakang karena kalah saing dengan game mobile.

Bukti dari pertumbuhan pesat skena esports VALORANT di Indonesia salah satunya tercermin oleh BOOM Esports. Tim bertagar #HungryBeast ini sudah menjadi langganan perwakilan Indonesia di ajang internasional.

Fakta menariknya, BOOM Esports didominasi oleh para pemain profesional dari CS:GO yang “pindah haluan”. Salah satunya adalah kapten dari BOOM Esports, Gary “blaZek1ng” Dastin.

Kalau ditengok ke belakang, nama blaZek1ng sudah sering muncul di ajang-ajang besar CS:GO lokal bersama tim-tim top asal Indonesia. Namanya sempat terukir di salah satu turnamen CS:GO terbesar Indonesia, ROG Masters 2017 Indonesia yang diadakan pada bulan September 2017 silam. Saat itu, timnya, AKARA, berhasil membungkam Recca Esports yang notabene adalah tim terkuat Indonesia di eranya.

ROG Masters 2017 Sebagai Pembuktian Terakhir blaZek1ng

Image Credit: GGWP

Melalui podcast GLHF Production, blaZek1ng mengemukakan bahwa ROG Masters 2017 Indonesia adalah kesempatan terakhir mereka membuktikan diri sebagai tim yang patut diperhitungkan. Jika tidak memenangkan gelaran besar tersebut, ia bersama William “kr0” Adinata akan gantung mouse dari ranah esports dan fokus di real-life. Jika kita tengok ke belakang, tahun 2017 adalah tahun yang cukup berat untuk tim selain Recca Esports. Saat itu, Recca Esports baru saja kedatangan tiga pemain utama milik TEAMnxl>, ditambah dengan Kevin “xccurate” Susanto yang sedang naik daun.

Kemenangannya di turnamen LAN CS:GO terbesar di Indonesia itu pun menjadikan nama Gary Dastin masih terpampang sebagai salah satu pemain esports profesional hingga saat ini di BOOM Esports.

Dua bulan paska kemenangan tersebut, ia berlabuh ke Executioners (XcN) yang merupakan organisasi legendaris Indonesia dan juga masih eksis hingga saat ini. Di sana, ia satu perahu dengan Tejas “rite2ace” Sawant yang saat ini bermain untuk Tim Mahi India serta Adrian “adrnking” Setiawan yang merupakan teman mainnya di BOOM Esports hingga sekarang.

Rex Regum Qeon juga sempat terjun ke ranah CS:GO spesial untuk gelaran IESPL TBOF. Pecahnya XcN kemudian membawa Gary berlabuh ke RRQ di pertengahan gelaran IESPL TBOF. Di sana, ia satu tim bersama Kevin “dispenser” Te dan Jayvee “DubsteP” Paguirigan yang saat ini bermain di roster VALORANT Bren Esports Filipina. Segudang pengalaman bersama pemain-pemain besar ini tidak bisa diremehkan sama sekali.

Beberapa bulan berselang, berakhirnya IESPL dibarengi juga dengan belasan organisasi esports yang pelan-pelan angkat kaki dari ranah CS:GO Indonesia, termasuk Rex Regum Qeon, super team Indonesia

“Karena di saat itu gua udah tau RRQ bakal dibubarin, karena kita sudah tau, RRQ ini adalah tim mobile, gw bilang ke mereka. Kita kelar IESPL, juara ga juara juga bakal dibubarin. Jadi pas dibubarin, gua, WnD, DubsteP, sama dispenser, semua udah ketawa-ketawa aja. “ Pungkas Gary di podcast GLHF.

Image Credit: IEG 2018

Transisi ke VALORANT

Setelah keluar dari RRQ, Gary sempat absen dari ranah kompetitif untuk menyelesaikan kuliahnya dan kemudian mejalani karir di salah satu perusahaan korporat besar Indonesia.

Project A yang diumumkan oleh Riot Games di penghujung tahun 2019 sempat menarik perhatian Gary, walaupun cukup pesimis pada saat itu. Namun setelah VALORANT dirilis untuk umum, persepsinya berubah 180 derajat. “Reaksi pertama gua adalah, wah ini game seru juga, boleh nih.”

Mekanisme permainan yang sama antara VALORANT dengan CS:GO juga membantu transisinya ke game baru ini lebih mudah. “Saat mencoba VALORANT, cukup mudah untuk gua karena sudah paham basicnya (dari CS:GO).”

Awal karir profesional blaZek1ng di VALORANT dimulai dengan bergabung dengan Boys With Love. Bersama empat temannya yang juga mantan pemain profesional di CS:GO, ia berhasil menyabet empat trofi juara di kompetisi komunitas. Satu bulan berselang sejak perilisan VALORANT di Juni 2020, mereka langsung diboyong oleh BOOM Esports.

blaZek1ng bersama XcN memenangkan eXTREMESLAND Asia CS:GO 2018. (Image Credit: XcN Gaming)

Faktanya, enam dari tujuh pemain yang pernah singgah BOOM Esports adalah mantan pemain profesional CS:GO. Adrian “adrnking” Setiawan merupakan teman satu seperjuangan Gary di XcN CS:GO. Sedangkan Agung “Sys” Frianto dan Kevin “Eeyore” Gunawan sempat satu kapal di Recca Esports. Duet Riyan “Notoriouszx” Fiqri dan Nanda “Asterisk” Rizana juga mantan pemain dari BOOM ID CS:GO (sekarang BOOM Esports).

NcSlasher adalah satu-satunya pemain BOOM Esports dengan latar belakang yang berbeda. Ia merupakan mantan pemain PUBG PC bersama Aerowolf ADS (Team One). Pada satu titik, timnya adalah tim PUBG PC nomor satu di Indonesia, dan bahkan sempat masuk ke delapan besar gelaran FACEIT Global Summit 2019 – Gelaran internasional PUBG PC pertama di dunia.

Untuk Gary, pilihannya untuk meninggalkan karir korporatnya yang sudah cukup gemilang dan memilih karir profesional di game yang belum sepenuhnya pasti ini dideskripsikan Gary sebagai gambling. “Namun gua mau melakukan apa yang gua mau lakukan.”

Roster versi pertama BOOM Esports. Image Credit: MineskiTV Indonesia

Nama besar masing-masing pemain menjadi bekal perjalanan skuad BOOM Esports, yang hingga saat artikel ini ditulis, adalah tim nomor dua di Indonesia di bawah NXL LIGAGAME.

Tim yang dipimpin oleh Gary ini telah menyabet rentetan trofi, mulai dari VCT Indonesia Stage 1 Challengers 1 dan 3, serta VCT Indonesia Stage 2 Challengers 1 dan 3. Di ranah internasional, mereka sudah sering satu panggung dengan tim-tim besar Asia Tenggara lainnya seperti Paper Rex, Bren Esports, dan X10 Esports.

Scene VALORANT Indonesia dan Asia saat ini

Valorant Champions Tour, atau yang sering disingkat VCT, merupakan liga resmi dari Riot Games yang paten menjadi ajang tolak ukur dan pembuktian bagi tim di seluruh dunia. Dengan VALORANT yang sebentar lagi usianya genap satu tahun, semakin banyak tim mulai mengadopsi taktik serta cara bermain yang semakin bervariasi. Seluruh tim di dunia tengah berlomba-lomba mencari komposisi strategi dan taktik yang paling ampuh untuk mendominasi region mereka masing-masing.

Perkembangan tersebut tercermin dari komposisi tim di setiap stage VCT yang berubah-ubah, terutama di tingkat domestik.

Di VCT sendiri, blaZek1ng juga mengekspresikan berkembangnya tim-tim Asia. Karena para pemain memiliki semakin banyak variasi taktik, komposisi tim di VCT pertama dan kedua cukup berbeda. Sebagai gambaran, hanya tiga tim yang berhasil hadir di tiga gelaran VCT Stage 1 Challengers Indonesia, yaitu BOOM Esports, Alter Ego, dan Seniman Grooming.

Saat ditanya pemain yang wajib menjadi watch list dari para penonton VALORANT Indonesia, ia menobatkan Patiphan “Patiphan” Chaiwong dari X10 Esports. Pemain berumur 17 tahun ini dulunya merupakan seorang pemain profesional Overwatch. Bahkan pada 2018, ia sempat mewakili Thailand di Overwatch World Cup

Patiphan dinobatkan blaZek1ng sebagai pemain yang wajib ditonton ke depannya. Image Credit: X10 Esports

Ke depannya, Gary juga mengharapkan Indonesia, khususnya BOOM Esports bisa mengibarkan benderanya di VCT Masters Stage 3 yang akan digelar di Berlin, Jerman pada bulan September mendatang. “Bismillah Berlin.” Candanya.

Kata Casters Soal Tim Indonesia di VCT SEA Finals Stage 02

Selain laga final Mobile Legends Profesional League, akhir pekan lalu juga menjadi puncak bagi pertandingan VALORANT tingkat Asia Tenggara. VALORANT Champions Tour 2021: SoutheastAsia Stage 2 Challengers Finals (VCT SEA Finals Stage 02) akhirnya dimenangkan oleh tim X10 asal Thailand setelah melibas tim FULL SENSE dengan skor 3-1 dalam seri best-of 5 di babak final.

Sebagai pemenang, X10 tak hanya berhak mendapat hadiah uang, tetapi juga kesempatan bertanding di turnamen VALORANT tingkat tertinggi sejauh ini yaitu VCT Stage 02 Masters: Reykjavik.

Lalu bagaimana dengan kabar tim-tim asal Indonesia?

NXL Ligagame dan BOOM Esports sudah menunjukkan permainan terbaiknya, walau belum menjadi juara. BOOM Esports tumbang oleh FULL SENSE di babak Lower Bracket Round 2. Sementara NXL Ligagame bertarung sengit dengan FULL SENSE di Lower Bracket Round 2 walau akhirnya tetap kalah 0-2 dari seri best-of 3.

Apa yang membuat tim asal Thailand begitu istimewa di VCT SEA Finals Stage 02 Finals Stage 2? Apa saja yang harus diperbaiki oleh tim asal Indonesia untuk VCT edisi berikutnya? Tim redaksi Hybrid.co.id meminta pendapat terkait dua hal tersebut kepada dua komentator bertugas di gelaran VCT SEA Finals Stage 02 kemarin, yaitu Antonius “Son” Wilson dan Rere “Bredel” Bintoro.

Berbicara soal keistimewaan tim asal Thailand, Bredel mengatakan. “Kalau bicara tim Thailand, dominasinya memang sudah tidak dipungkiri. Mereka bahkan kuat di skena FPS secara umum. Pada VALORANT, hal yang membuat mereka istimewa adalah aim serta segudang skema juga strategi yang mereka miliki untuk setiap map pertandingan.”

Wilson pun mengamini soal aim dari tim Thailand yang memang tergolong begitu tajam dalam mencari target-targetnya. “Tim Thailand aim-nya memang keras, hal tersebut tak bisa terpungkiri bahkan dari zaman CS dahulu. Tapi walaupun kalah aim, kita (tim Indonesia) sebetulnya masih bisa mengungguli dari sisi otak (strategi, pemilihan Agent, game sense, dsb). FULL SENSE adalah bukti kalau tim Thailand punya aim yang keras sementara X10 adalah bukti tim Thailand yang punya aim keras dan otaknya juga jalan.”

“Kalau ditanya kenapa tim Indonesia kalah sama Thailand, menurut gue salah satunya juga adalah karena kurang berani. Tim Thailand berani bermain Yoru atau kombinasi Viper dengan Brimstone, sudah bergaya Eropa permainannya tim Thailand itu.” Tambah Wilson soal kelebihan tim Thailand.

Melanjutkan soal kekurangan tim Indonesia, Wilson menjawab bahwa salah satu kekurangannya adalah memang dari sisi strategi. “Tim Indonesia terlambat membuat gameplan yang satu langkah lebih jauh dari tim SEA lainnya.” jawab Wilson.

“Kalau kita lihat, draft Agent beberapa tim SEA seringkali berubah mengikuti lawannya. Hal tersebut (perubahan Agent) hampir enggak pernah kita lihat dari tim-tim Indonesia. Tim Indonesia cenderung fokus dengan permainan mereka sendiri. Pada satu sisi, hal tersebut berarti bagus karena artinya mereka percaya diri dengan playbook yang dimiliki dan tidak termakan permainan musuh.” Wilson memberi penjelasan.

“Tetapi pada sisi lain, dampaknya adalah permainan tim Indonesia yang jadi lebih mudah terbaca. Ketika dihadapkan dengan tim yang memang mempersiapkan diri untuk meng-counter tim Indo dengan playbook yang matang, akibatnya tim Indonesia pun jadi kelabakan. Apalagi tim Indonesia juga tidak memiliki coach, tentu akan semakin sulit jadi in-game leader yang harus menyusun strategi sendirian. Baru BOOM Esports yang berani menggunakan coach dari luar negeri, itu pun baru 2 minggu.” Lanjut Wilson memberi penjelasannya.

Wilson dan Rere “Bredel” yang merupakan salah satu shoutcasters di acara VCT SEA Stage 02 Finals. Sumber Gambar – Instagram @valorantindonesia_1up

Selain itu, Rere juga menambahkan. “Kalau ditanya kurangnya tim Indonesia, jawabannya adalah mereka harus lebih mencoba mengikuti META baru yang ada di kawasan SEA. Contohnya META baru seperti penggunaan Skye dan juga Viper di beberapa map misalnya. Lalu selain itu tim Indonesia juga harus punya lebih banyak skema yang akan dimainkan. Sisanya? Tinggal bagaimana mentalitas pemain di hari tersebut, apakah sang pemain sedang dapat aim-nya atau tidak.”

Menutup perbincangan, saya juga mempertanyakan soal saran yang perlu dilakukan tim-tim Indonesia agar dapat tampil lebih baik lagi di VCT edisi selanjutnya. Wilson mengatakan bahwa kuncinya adalah kehadiran pelatih.

“Tim Indonesia cuma butuh pelatih berkualitas. Udah itu saja. Para owner tim esports harus sadar bahwa pelatih yang berkualitas bisa membuat pemain medioker jadi angkat piala. Soalnya memang sudah terlihat jelas juga bedanya antara tim yang menggunakan pelatih dengan yang tidak. Contohnya adalah tim X10 yang jadi juara dan juga Paper Rex.” Wilson memberi penjelasan.

Rangkaian VCT Stage 02 sendiri akan mencapai puncaknya pada gelaran Masters Reykjavik yang akan diselenggarakan mulai tanggal 24 hinggal 30 Mei 2021 mendatang. X10 Esports menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di turnamen tersebut. X10 akan bertanding dengan 9 tim lainnya yang berasal dari 6 kawasan yaitu Amerika Utara (NA), Eropa dan Timur Tengah (EMEA), Korea Selatan (KR), Brazil (BR), Amerika Latin (LATAM), dan Jepang (JP).

Tim Indonesia sendiri masih harus menunggu VCT edisi berikutnya untuk bisa berlaga di tingkat internasional layaknya X10 sekarang. Namun setelah apa yang terjadi pada VCT Stage 02 SEA Finals kemarin, semoga tim Indonesia dapat bangkit dan melejit menjadi jauh lebih baik di pertandingan-pertandingan selanjutnya.

Sumber Gambar Utama – YouTube Channel @VALORANT Esports Indonesia

Riot Games Mulai Rekam Voice Chat di VALORANT, Akan Efektifkah Menangkal Sikap Toxic?

Riot Games terus meningkatkan kenyamanan di titel FPS perdananya, VALORANT. Kali ini, Riot Games menyatakan akan mulai merekam seluruh kegiatan berbasis suara (in-game voice) guna memperketat dan menjaga kenyamanan bermain di game FPS milik pengembang League of Legends ini. Kebijakan ini pertama kali diumumkan oleh pihak Riot Games pada Jumat (30/4/21) dan mulai efektif di tanggal yang sama.

“Kami ingin pengalaman bermain di VALORANT aman dan inklusif bagi semua orang yang ingin bermain. Kami mengerti bahwa perilaku menganggu menggunakan fitur voice chat adalah kekhawatiran bagi banyak pemain, dan kami berkomitmen untuk mengatasinya dengan serius,” sebut perwakilan Riot Games dalam pernyataan resminya.

“Agar kami dapat mengambil tindakan terhadap pemain yang menggunakan komunikasi suara untuk melecehkan orang lain, menggunakan perkataan yang menimbulkan kebencian, atau mengganggu pengalaman Anda, kami perlu mengetahui apa yang dikatakan para pemain tersebut. Itulah sebabnya, ke depannya kita membutuhkan kemampuan untuk menganalisis data suara secara penuh.” Lanjutnya.

Riot Games menyatakan bahwa mereka hanya akan membuka data voice chat pemain saat pemain yang bersangkutan dilaporkan oleh orang lain. Untuk pemain yang khawatir tentang privasi mereka, pengembang asal California, Amerika Serikat ini menyediakan pilihan mematikan voice chat secara keseluruhan. Kebijakan ini memberikan akses penuh data suara di platform VALORANT kepada sang pengembang, yaitu Riot Games, untuk direkam, dan dimoderasi jika diperlukan.

Image Credit: VALORANT Official

Saat sistem menerima laporan sikap offensive yang dilakukan oleh seorang pemain, Riot Games akan mengevaluasi data yang relevan untuk memeriksa apakah kebijakan mereka dilanggar oleh pemain yang dilaporkan. Jika pemain tersebut terbukti melanggar, Riot Games dapat langsung memberikan hukuman, mulai dari mute, ban sementara, hingga ban permanen. Langkah selanjutnya, Riot Games akan menghapus data voice chat dari pemain yang bersangkutan jika tidak memerlukan peninjauan lebih lanjut.

Sikap toxic dalam sebuah game bukanlah sebuah rahasia lagi, terutama permainan yang berbasis online. Kebijakan ini merupakan salah satu langkah meminimalisir aksi seksisme, rasisme, dan pelecehan yang kerap kali didapati di hampir seluruh game online.

Hingga saat ini, Riot Games belum memberikan kepastian apakah kebijakan yang sama akan diterapkan di titel miliknya yang lain seperti League of Legends, Teamfight Tactics, dan Wildrift.

Menurut Anda, apakah langkah Riot Games ini melanggar hak privasi pemain?

Di Balik Kesuksesan Tim Esports David Beckham, Guild Esports

Bulan Juni 2020 lalu, satu gebrakan yang cukup besar terjadi di ekosistem esports. Pesepakbola bintang, David Beckham, memasuki industri esports dengan investasinya atas tim yang bernama Guild Esports. Popularitas Guild Esports mungkin belum berkembang sebegitu besarnya, terutama di Indonesia. Namun terlepas dari itu, Guild Esports berkembang dengan cukup pesat selama kurang lebih 10 bulan perjalanannya. Mereka mengamankan investasi sebesar Rp383 miliar, mendapatkan spot untuk berlaga di skena Rocket League, mendapatkan Hyper X sebagai sponsor, bahkan memenangkan salah satu kompetisi besar Fortnite.

Dalam satu kesempatan, Carleton Curtis selaku Executive Chairman Guild Esports sempat berbagi strateginya dalam mengembangkan tim kepada Forbes. Apa yang bisa kita pelajari dari perkembangan Guild Esports hingga sejauh ini? Salah satu yang jadi strateginya adalah bagaimana dia membuat rencana pengembangan yang sesuai dengan visi misi perusahaannya.

Guild Esports mengusung pendekatan gaming-meets-lifestyle. Selain itu, Guild Esports juga mengedepankan visi pengembangan atlet di dalam organisasinya. Curtis menjelaskan bahwa branding Guild Esports bisa diasosiasikan sebagai sekelompok orang yang mengejar satu tujuan yang sama namun dengan fokus mengembangkan kesehatan fisik serta mental pemainnya ketimbang skill in-game. “Hal tersebut (mengembangkan fisik dan mental) adalah hal yang saya yakini menjadi awal bagi kesuksesan di dalam game.” Tutur Curtis.

Guild Esports
Carleton Curtis, Executive Chairman Guild Esports. Sumber Gambar – Forbes

Lalu bagaimana dengan peran David Beckham sendiri di dalam tim? Curtis pun menjawab kepada Forbes. “Beckham memiliki peran awal dalam membangun kultur organisasi di Guild Esports. Ia juga merupakan kunci bagi kami dalam menemukan talenta baru dari akademi.” Lebih lanjut membicarakan visinya, Curtis mengatakan bahwa ia punya harapan untuk membuat brand, kultur, serta sekelompok atlet yang dapat menghancurkan stereotipe di mata penggemar olahraga yang selama ini menahan perkembangan industri esports.

“Industri esports masih muda dan sedang berada di fase awal perkembangannya. Seiring industri esports menjadi dewasa dan menetapkan diri sebagai salah satu bentuk hiburan mainstream, tentunya esports akan menjadi semakin profesional. Saya sendiri ingin menggunakan pengalaman saya untuk membantu Guild Esports dalam menawarkan lifestyle dan entertainment yang melebar dari esports itu sendiri.”

Dalam mengembangkan talenta, dikatakan bahwa Guild Esports sendiri menggunakan model English Premier League yang terinspirasi dari David Beckham. Seperti yang tadi disebutkan, fokus pengembangannya adalah pada fisik dan mental pemain. Bahkan dikatakan bahwa Guild Esports menggunakan pendekatan personal 1-on-1 dalam melakukan pengembangan tersebut.

Selanjutnya Curtis pun menjelaskan alasan di balik tujuan tersebut. “Mengasuh talenta muda dan menciptakan bintang esports baru di masa depan adalah jantung dari Guild Esports. Jiwa kami adalah membuat esports menjadi nirwana yang inklusif untuk semua orang.” Dalam hal program latihan, Curtis juga menjelaskan. “Latihan kami menempatkan latihan fisik dan mental para pemainnya di atas dari latihan in-game. Hal tersebut kami lakukan sebagai usaha meningkatkan dari apa yang sudah jadi standar di esports dengan cara membuat sang pemain menjadi lengkap. Program latihan tersebut merupakan program holistik yang menyeluruh dan sudah terkalibrasi.”

Program latihan tersebut tergolong sudah cukup terbukti apabila kita melihat hasilnya. Tim Fortnite milik Guild Esports berhasil mencuat menjadi yang nomor satu di eropa, divisi Rocket League diakui sebagai salah satu dari top 5 terkuat, divisi FIFA yang diakui sebagai salah satu dari top 3 terkuat, bahkan juga divisi  VALORANT mereka.

Lalu soal sisi entertainment yang juga menjadi salah satu visi bagi Guild Esports, Curtis mengatakan bahwa bentuk pengembangan Guild Esports juga melebar sampai ke sisi kemampuan publikasi para pemain-pemainnya. “Pemain-pemain kami tak hanya terlatih dari sisi kedisiplinan karir saja, tetapi juga terlatih dari sisi cara mereka menggunakan platform publik untuk menunjukkan visi milik Guild Esports untuk industri secara keseluruhan.”

Menutup perbincangan Curtis juga menceritakan bagaimana posisi Guild Esports saat ini dan ramalannya untuk masa depan. “Saat ini perkembangan Guild Esports terbilang sudah dalam jalur dan akan memberikan perkembangan yang lebih kuat lagi di tahun 2021. Kami juga percaya, walaupun perusahaan kami masih muda, tetapi kami berada di posisi yang bagus untuk bisa mendapatkan hasil positif di turnamen yang akan membawa lebih banyak fans.”

“Para fans kami harus siap untuk melihat sisi terbaik kami. Seiring kami mengembangkan operasi kami, Guild Esports berkomitmen untuk mempertahankan standar yang akan meningkatkan legitimasi dari industri esports. 2021 akan menjadi tahun yang penuh kejutan dan pengumuman yang seru. Bisa dibilang, tahun 2021 akan menjadi tahun yang menyenangkan bagi fans Guild Esports.” Tutur Curtis sembari menutup perbincangannya dengan Forbes.

Cukup menarik melihat tim seperti Guild Esports. Membawa pengalaman dari David Beckham sendiri, siapa yang tahu kalau mengembangkan pemain dengan mengutamakan fisik dan mental di atas latihan in-game ternyata bisa membuahkan kesuksesan yang cukup baik.

Apakah Anda sudah tahu dengan tim Guild Esports? Atau mungkin belum tahu sama sekali? Terlepas dari itu, semoga kisah kesuksesan Guild Esports membangun timnya dalam waktu yang singkat bisa jadi pelajaran dan inspirasi.

Sumber Artikel – Forbes | Gambar Utama – Guild Esports Official.

BOOM Esports Juara VCT Indonesia Stage 2, Siren Esports Juara MDL Indonesia Season 3

Pekan lalu pertandingan MPL Indonesia ataupun PMPL Indonesia sama-sama sedang rehat sejenak. Tetapi bukan berarti esports berhenti begitu saja. Ada beberapa pertandingan lain yang tak kalah menarik seperti VCT Indonesia Challenggers yang dimenangkan oleh BOOM Esports ataupun final MDL Indonesia Season 3 yang dimenangkan oleh Siren Esports. Lebih lengkapnya, berikut rekap berita esports di penghujung bulan April 2021.

BOOM Esports Jadi Wakil Kedua Indonesia Untuk VALORANT Champions Tour 2021: SEA Stage 2 Challengers.

Akhir pekan lalu adalah pertandingan VALORANT Champions Tour 2021 (VCT): Indonesia Stage 2 Challengers 3. Setelah 3 hari pertandingan berjalan, BOOM Esports keluar sebagai juara pasca mengalahkan Bigetron Astro 0-3. BOOM Esports memang tampil kuat sepanjang VCT Indonesia Stage 2 Challengers 3. Mereka tidak pernah kalah sejak dari babak quarterfinals. Menang 2-0 atas Reckless Lads dan Alter Ego.

Pada laga puncak, BOOM Esports juga mengalahkan Bigetron Astro dengan solid. Mereka hampir selalu bisa unggul jauh di 3 map yang dipertandingkan kala itu yaitu Bind, Icebox, dan Split. Kemenangan tersebut membawa BOOM Esports untuk bertanding ke tingkat selanjutnya, yaitu VCT 2021: SEA Stage 2 Challengers Finals.

BOOM Esports bersama dengan NXL Ligagame akan berlaga menghadapi 8 tim se-Asia Tenggara untuk memperebutkan 1 slot ke laga puncak VCT 2021 yaitu Masters Reykjavik. Pertandingan VCT 2021: SEA sendiri akan diselenggarakan akhir pekan ini, tepatnya tanggal 29 April hingga 2 Mei 2021 mendatang.

Siren Esports Juara MDL 2021 Season 3

 

View this post on Instagram

 

A post shared by MDL Indonesia (@mdl.indonesia)

Dari sisi Mobile Legends: Bang-Bang, ada laga puncak MLBB Developmental League (MDL) 2021 – Season 3. Siren Esports kembali keluar sebagai juara setelah mengalahkan Victim Esports di laga final dengan skor 3-0 dari seri best-of 5. Kemenangan tersebut jadi momen istimewa bagi Siren Esports karena tim tersebut juga merupakan juara MDL di musim sebelumnya yaitu Season 2.

Siren Esports memang tampil kuat sejak dari babak regular season. Siren Esports menjadi pemuncak klasemen di babak regular season dengan mencatatkan menang-kalah 10-3. Pada babak playoff, mereka sempat keteteran satu kali saat lawan Kings Esports. Namun demikian, Siren Esports bangkit lagi sampai akhirnya tampil sangat dominan di babak final.

Rekap DPC 2021 SEA Regional League Season 2 – Upper Division

Pertandingan Regional League DPC 2021 sendiri baru memasuki pertandingan pekan keduanya pada tanggal 21 April 2021 lalu. Pada pekan tersebut, tim perwakilan Indonesia yaitu BOOM Esports bertanding menghadapi OB.Neon. Sayangnya BOOM Esports kalah 0-2 dalam laga tersebut. Namun demikian BOOM Esports masih ada di peringkat 2 dari klasemen sementara DPC Regional League SEA 2021 – Upper Division.

Pada pekan sebelumnya, BOOM Esports sendiri mengahdapi Execration. Laga tersebut berlangsung sengit, namun BOOM Esports akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1. Lawan yang akan dihadapi BOOM Esports lebih berat lagi pekan ini, yaitu Fnatic yang siap menghadang dengan keras. Mampukah BOOM Esports mempertahankan posisinya di dalam klasemen nantinya?

Laga puncak PMPL MYSG dan TH

Setelah PMPL Indonesia selesai dilaksanakan, laga puncak PMPL pun berlanjut ke PMPL Malaysia/Singapura dan PMPL Thailand. Dari PMPL MYSG, ada Resurgence yang keluar sebagai juara, dengan Geek Fam yang mendampingi di peringkat kedua. Sementara pada PMPL Thailand, ada FaZe Clan keluar sebagai juara dengan Valdus The Murder di peringkat ke-2.

Dua tim tersebut memang tampil ngotot dan memiliki performa yang solid selama 3 hari pertandingan. Resurgence dari PMPL MYSG sendiri berhasil mendapatkan 5 Chicken Dinner dari total 18 ronde selama 3 hari pertandingan berjalan. Sementara itu dari PMPL TH, FaZe Clan juga tampil konsisten walau persaingannya lebih ketat dengan dua kali WWCD total yang dicatatkan.

Resurgence dan Geek Fam akan menjadi dua wakil tambahan region MYSG untuk PMPL SEA nanti. Sementara itu dari PMPL TH, dua wakil tambahannya adalah FaZe Clan dan The Infinity yang mengisi peringkat 3 karena Valdus The Murder telah mendapatkan slot ke PMPL SEA dari babak regular season.

Dev1ce Resmi Masuk Tim CS:GO Ninja in Pyjamas

Dari luar negeri ada berita transfer yang cukup mengejutkan. Nicolai “dev1ce” Reedtz yang merupakan salah satu pemain andalan tim Astralis dikabarkan pindah ke tim Ninja in Pyjamas secara resmi. Mengutip dari Dot Esports, dev1ce mengatakan bahwa salah satu pertimbangannya pindah ke NiP adalah karena kondisi pandemi.

Kondisi tersebut membuat dev1ce berpikir untuk memosisikan tim dan keluarganya di satu wilayah. Berhubung dirinya tinggal di Swedia dan markas NiP juga ada di sana untuk sementara waktu, maka akhirnya keputusan tersebut pun dibuat. Kepindahan tersebut kemungkinan besar akan menggoyahkan Astralis di musim kompetitif CS:GO tahun 2021 ini. Tapi selain itu, apakah kehadiran dev1ce dapat mengembalikan kejayaan terdahulu NiP?

Riot Games Umumkan Runeterra World Cup

Sumber Gambar – Riot Games

 

Lama ditunggu, Riot Games akhirnya mengumumkan turnamen tingkat internasional untuk game terbarunya yang bertemakan digital card game yaitu Legends of Runeterra. Turnamen tersebut akan memperebutkan total hadiah sebesar US$200.000 dan mempertandingkan kurang lebih sekitar 192 pemain dari Amerika, Eropa, dan Asia/SEA.

Nanti pada puncaknya, hanya akan ada 16 finalis saja yang bertanding di World Championship Finals. Pada babak final, pemain tersebut akan bertanding dalam babak grup berisi empat orang dalam seri round-robin. Top 2 dari masing-masing tim akan melaju ke babak single-elimination untuk memperebutkan tahta juara dunia Legends of Runeterra yang pertama.

RSG dari Singapura Dapat Investasi Rp14,6 Miliar, Twitch Bantu Universitas Kembangkan Jurusan Esports

Minggu lalu, ada beberapa pelaku esports yang menjalin kerja sama baru. Salah satunya adalah kerja sama Twitch dengan University of Chichester. Twitch akan mendukung University of Chichester membuat jurusan esports. Sementara itu, di Asia Tenggara, RSG baru saja mendapatkan kucuran dana dari FrontSight Capital Fund. Di kawasan Amerika Utara, Levi’s telah menandatangani kontrak kerja sama dengan NRG Esports.

RSG dari Singapura Dapat Investasi Rp14,6 Miliar

RSG, organisasi esports asal Singapura, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan investasi sebesar US$1 juta (sekitar Rp14,6 miliar) dari FrontSight Capital Fund. Dana investasi ini akan RSG gunakan untuk merealisasikan misi mereka, yaitu menjaring audiens muda melalui konten game dan esports serta mendukung talenta-talenta esports di Asia Tenggara. Tak hanya itu, mereka juga berencana untuk melakukan ekspansi, lapor The Esports Observer. Sementara itu, FrontSight mengungkap bahwa di masa depan, mereka berencana untuk menanamkan 10 investasi lain ke tim dan perusahaan esports di Asia Tenggara. Masing-masing investasi tersebut akan bernilai sekitar US$1-2 juta.

FACEIT dan Ubisoft Gelar FPL di Brasil

Platform esports FACEIT dan developer Ubisoft akan membawa turnamen Rainbow Six Siege FPL (FACEIT Pro League) ke Brasil. FPL Brasil akan mengadu para pemain dari Brasileirão, liga nasional Rainbox Six yang digelar oleh Ubisoft, Circuito Feminino, kompetisi yang ditujukan untuk pemain Rainbow Six perempuan, dan sejumlah pemain profesional serta brand ambassador ternama, lapor Esports Insider.

FPL akan diekspansi ke Brasil dan Amerika Latin. | Sumber: Esports Insider

Setiap musim, FPL akan menawarkan total hadiah sebesar US$2 ribu (sekitar Rp29 juta). Sementara itu, leaderboards dari FPL akan direset setiap bulan. Untuk bisa berlaga di FPL Brasil, seseorang bisa mendaftarkan diri di Division 2 dari Official Ubisoft Esports Hub. Pada akhir bulan, lima pemain terbaik dari divisi dua akan bisa maju ke Division 1. Namun, pemain dengan rank Platinum III bisa langsung mencoba untuk berlaga di divisi pertama. Setiap bulan, dua pemain terbaik dari Division 1 akan diundang untuk bertanding di FPL.

Twitch Kerja Sama dengan University of Chichester untuk Kembangkan Jurusan Esports

Twitch mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan University of Chichester yang terletak di Inggris. Keduanya akan berkolaborasi terkait pengadaan jurusan esports. Dengan adanya jurusan esports ini, Twitch dan University of Chichester berharap, akan ada semakin banyak orang yang tertarik untuk bekerja di industri gaming.

University of Chichester meluncurkan jurusan esports pada 2019. Sejak saat itu, jurusan esports menjadi jurusan dengan pertumbuhan paling cepat di University of Chichester. Murid yang masuk dalam jurusan ini akan belajar tentang dampak psikologis dan fisik dari esports. Tak hanya itu, mereka juga akan belajar tentang nutrisi, strategi, dan bagaimana cara menjadi seorang pelatih.

“Kami bangga bisa bekerja sama dengan University of Chicester untuk menyediakan pendidikan yang relevan di bidang media digital baru melalui game dan esports,” kata Mark “Garvey” Candella, Director of Student and Education Programs, Twitch, seperti dikutip dari Planet Radio. “Kami tidak sabar untuk bekerja sama dengan para fakultasi, para pendidik, dan badan mahasiswa yang ada.”

Misfits Gaming Group Buat Program Advokasi Perempuan

Minggu lalu, Misfits Gaming Group, organisasi esports asal Amerika Serikat, memperkenalkan Women of Misfits, program advokasi untuk perempuan. Program itu akan fokus pada empat hal, yaitu mentorship, pengembangan karir, membangun jaringan, dan advokasi. Setiap bulan, Misfits akan mengundang seorang pembicara tamu untuk memberikan edukasi dan berbagi pengalaman mereka. Program ini akan dipimpin oleh para eksekutif perempuan di Misfits.

Lima pembicara yang sudah dikonfirmasi oleh Misfits. | Sumber: The Esports Observer

Misfits telah mengonfirmasi lima pembicara yang akan mereka undang. Kelima orang itu antara lain Chris Evert, pemain tennis legendaris yang memenangkan Grand Slam 18 kali, GloZell Green, YouTuber dan komedian, Bianca Smith, perempuan berkulit hitam pertama yang berhasil menjadi pelatih tim baseball profesional, Angela Ruggiero, CEO dan Co-founder dari Sports Innovation Lab dan pemenang medali emas di Olimpiade untuk cabang olahraga hoki, serta Maya Enista Smith, Executive Director dari Born This Way Foundation, menurut laporan The Esports Observer.

Levi’s Bekerja Sama dengan NRG Esports

Levi’s resmi memasuki ranah esports dengan menandatangani kontrak kerja sama dengan NRG Esports. Melalui kolaborasi ini, para pemain dan streamers dari NRG akan mengenakan pakaian dari Levi’s. Tak hanya itu, Levi’s dan NRG juga akan membuat konten bersama. Serial konten ini akan menampilkan kehidupan sehari-hari dari para influencers dari NRG. Konten tersebut akan disiarkan di kanal Twitch dan YouTube NRG, menurut laporan The Esports Observer. Selain itu, Levi’s juga akan punya lounge di markas NRG, Hot Pockets Castle, yang terletak di Los Angeles. Di longue tersebut, para pengunjung akan bisa menyesuaikan pakaian yang mereka kenakan.

Gamers Club dan Riot Games Selenggarakan Turnamen Valorant untuk Perempuan

Gamers Club, platform gaming milik Immortals Gaming Club bekerja sama dengan Riot Games melalui inisiatif Game Changers untuk menyelenggarakan Gamers Club Circuit: Gêneses Protocol, turnamen Valorant untuk perempuan di Brasil dan Amerika Latin. Kompetisi itu terbagi ke dalam empat split. Dari sekumpulan turnamen tersebut, satu tim akan terpilih untuk berlaga di Valorant Game Changers Series.

Masing-masing split akan menawarkan hadiah sebesar sekitar US$3,6 ribu (sekitar Rp52 juta). Jadi, secara total, turnamen-turnamen ini akan menyediakan hadiah sebesar US$14,3 ribu (sekitar Rp208 juta). Sekumpulan turnamen Valorant ini terbuka untuk umum. Pasalnya, program Game Changers dari Riot memang dibuat untuk memberikan kesempatan bagi pemain perempuan untuk memulai karir di dunia esports. Beberapa tim yang akan terjun dalam turnamen ini antara lain Gamelanders, INTZ, dan Vivo Keyd, seperti disebutkan oleh The Esports Observer.

Sumber header: Esports Talk

Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT Season 2 Dimenangkan Oleh Horyzone Hydra

Menindaklanjuti Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT yang berjalan sukses bulan lalu, Hybrid.co.id pun kembali melangsungkan turnamen tersebut ke musim keduanya bulan ini. Hybrid Cup Tarkam Series telah selesai diselenggarakan pada tanggal 19-20 Maret 2021 kemarin. Bulan lalu ada tim Reckless Lads yang keluar sebagai pemenang. Bulan ini, kami mencoba melakukan sedikit perubahan dengan menerapkan peraturan maksimum rank di tingkat Diamond 1. Jadi seperti apa pertandingan Hybrid Cup Tarkam Series di bulan ini?

Setelah melalui pertandingan yang panjang dan persaingan yang ketat, ada tim Horyzone Hydra yang keluar sebagai pemenang di musim ini. Ingin kenal lebih dekat dengan tim yang keluar sebagai juara di Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT Season 2, saya pun mewawancara Richardo Albert “sokdarth” Wijaya yang merupakan Duelist dari tim Horyzone Hydra.

 

Terjun Dunia Kompetitif Sebagai Penyaluran Hobi ke Arah yang Positif

Sebelum lebih lanjut membahas cerita dari Sokdarth, mari kita berkenalan dulu dengan punggawa tim Horyzone Hydra. Selain Sokdarth, empat anggota tim Horyzone Hydra sendiri adalah Mohammad “HYZO” Zaki sebagai Duelist, Luis Garcias “SilentSamurai27” Unggara sebagai Initiator, Dicky Hartanto “SARS” Wijaya sebagai Smoker, dan Ryan “V1zual” sebagai Sentinel.

Setelah memperkenalkan punggawa timnya, saya lalu menanyakan awal mula terbentuknya tim tersebut. Richardo bercerita bahwa awal terbentuknya tim adalah karena pertemanan dirinya dengan empat anggota lainnya.


View this post on Instagram

A post shared by Hybrid.IDN (@hybrid.dojo)

“Kami memang sudah lama dan sering main bareng. Lama kelamaan kami jadi berpikir ‘kenapa tidak mencoba mencari tim saja? Karena game adalah hobi kami, siapa tahu kami bisa menghasilkan sesuatu apabila mendapatkan tim.’ Akhirnya kami coba ikut seleksi tim Horyzone Esport, diterima, sampai akhirnya berposisi seperti sekarang.” Tutur Richardo menceritakan.

Dari sisi personal, Richardo sendiri menceritakan bahwa dirinya masih berstatus sebagai pelajar SMA. Mengingat usianya yang masih muda, Richardo bercerita bahwa dirinya memang secara aktif menceritakan hobinya kepada sang orang tua agar mendapat dukungan. “Kebetulan hal tersebut memang saya lakukan, supaya mendapat support, dan supaya orang tua dapat memahami hobi kami. Akhirnya sekarang pun orang tua saya mendukung hobi saya ini, pake banget! Tapi di luar dari itu, memang beberapa kawan satu tim saya masih ada yang kurang dapat dukungan dari orang tuanya.”

Richardo juga menjelaskan alasannya mencoba ikut Hybrid Cup Tarkam Series, pengalaman sebelumnya, serta pengalamannya mengikuti turnamen ini. Richardo mengatakan bahwa Hybrid Cup Tarkam Series adalah turnamen ke-6 yang pernah dia ikuti. Menariknya, peraturan pembatasan rank ternyata jadi motivasi Richardo untuk mengikuti Hybrid Cup Tarkam Series. “Kebetulan Rank kami setingkat dengan Rank maksimal yang ditetapkan sebagai syarat turnamen. Karena hal tersebut, kami melihat ada peluang. Selain itu kami juga berpikir turnamen ini bisa menjadi wadah mencari pengalaman.” Tuturnya.

Setelahnya ia pun menceritakan bagiamana perjalanannya di turnamen tersebut.

“Setelah berbagai persiapan, perjalanan kami di Hybrid Cup Tarkam Series dimulai dari hari pertama melawan XNL Ladies. Waktu itu kami puas karena berhasil menyelesaikannya dengan skor 13-1. Lalu setelahnya melawan tim ‘Saya Ayam’ yang menurut saya adalah tim terberat yang kami hadapi di turnamen tersebut. Kami berhasil menyelesaikannya dengan skor 13-11. Lalu lanjut melawan team HH, berhasil menang dengan skor 13-4 yang membawa kami ke babak semi-final yang ditandingkan esok harinya. Esok harinya kami bertanding melawan TMM, ternyata berhasil menang juga. Sampai akhirnya masuk Grand Final melawan TroubleFast dan menang juga, berhasil meraih juara pertama.” Richardo bercerita.

Pertandingan babak final sebenarnya juga tak kalah seru. Richardo dan kawan-kawan Horyzone Hydra sempat ketinggalan di game pertama. Namun mereka berhasil comeback sampai memenangkan game 1. Pada game kedua, kepercayaan diri Horyzone Hydra pun memuncak yang membuat mereka dapat mendapatkan kemenangan secara solid 2-0 dari seri best-of-3.

Terakhir, menutup perbincangan, Richardo atau Sokdarth pun menceritakan pendapatnya soal Hybrid Cup Tarkam Series dan apa yang jadi target mereka. “Kalau soal target, tindakan pastinya adalah kami ingin ikut lebih banyak turnamen lagi supaya bisa mendapat lebih banyak pengalaman. Kalau soal Hybrid Cup Tarkam Series, saya merasa turnamen ini bagus dan sudah dipersiapkan dengan baik. Kalau ada lagi, tentunya kami akan mengikutinya.” tutup Richardo.

 


Selamat untuk Horyzone Hydra yang berhasil menjadi juara Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT Season 2. Semoga prestasinya terus melejit di masa depan dan bisa mewakili Indonesia di turnamen-turnamen besar nantinya. Hybrid Cup Tarkam Series sendiri akan kembali hadir di bulan depan. Ikuti media sosial Hybrid Dojo dan laman Hybrid.co.id agar tidak ketinggalan info seputar esports ataupun turnamen Hybrid Cup Tarkam Series berikutnya!

RRQ Rekrut Tim Wild Rift, BOOM Esports Melaju ke VALORANT Masters SEA

Minggu lalu, ada beberapa kabar baik dari dunia esports Tanah Air. Salah satunya, BOOM Esports berhasil menang di VCT Challengers Indonesia – Stage 1 Week 3. Hal itu berarti, mereka akan mewakili Indonesia bersama NXL Ligagame di VALORANT Masters SEA. Sementara itu, RRQ merekrut tim Wild Rift baru di Filipina. Tim itu akan langsung berlaga di SEA Icon Series: Preseason.

RRQ Buat Tim Wild Rift di Filipina

Melalui Instagram, RRQ mengumumkan roster baru mereka untuk League of Legends: Wild Rift. Tim ini akan bermarkas di Filipina. Mereka juga akan langsung ikut serta dalam Wild Rift SEA Icon Series: Preseason pada 20-21 Maret 2021.

Anggota tim Wild Rift RRQ terdiri dari:

Ecila – Baron lane (Top lane)
Chazz – Jungler
Helios – Mid lane
V1PER – Dragon lane (ADC)
Danyel – Support

Tim Wild Rift RRQ di Filipina. | Sumber: Instagram
Tim Wild Rift RRQ di Filipina. | Sumber: Instagram

Edho Zell Buat Tim Esports, SAGA Esports

YouTuber Edho Zell memutuskan untuk terjun ke dunia esports dengan membuat tim esports bernama SAGA Esports. Selain itu, dia juga membuat akademi esports yang dinamai Esports Academy ID. Edho Zell mengaku, dia memang sudah tertarik dengan dunia esports sejak lama. Dia mengungkap, dia sering bermain game-game esports seperti Call of Duty dan Overwatch. Tidak jarang, dia bermain bersama pemain profesional Arza Satria. Karena itu, dia memutuskan untuk bekerja sama dengan Arza untuk membuat Esports Academy ID dan SAGA Esports, lapor Antara.

GoodGamingShop Buka Experience Zone, Jadi Tempat Gamer Coba Gaming Gear

GoodGamingShop – The Experience Zone resmi dibuka pada akhir Februari 2021 lalu. Tujuan Experience Zone ini dibuka adalah untuk memudahkan para gamer mencoba berbagai perangkat gaming yang ingin mereka beli. Di sisi lain, Experience Zone tersebut juga bisa menjadi tempat bagi para merek gaming untuk memamerkan produk mereka.

Grand Opening dari GGS Experience Zone.
Grand Opening dari GGS Experience Zone.

GoodGamingShop (GGS) didirikan pada 12 tahun lalu. Visi dan misi dari GGS adalah menyediakan perangkat gaming lengkap bagi para gamer Indonesia. Harapannya, hal ini juga akan memajukan dunia esports di Tanah Air.

BOOM Esports Jadi Salah Satu Wakil Indonesia di VALORANT master

BOOM Esports akan menjadi salah satu tim yang mewakili Indonesia di turnamen VALORANT Masters tingkat Asia Tenggara. Hal ini mereka ungkap melalui akun Facebook resmi mereka. VALORANT Masters merupakan bagian dari VALORANT Champions Tour (VCT). Sebelum ini, NXL Ligagame telah terlebih dulu terpilih sebagai wakil Indonesia setelah memenangkan VCT 2021: Indonesia Stage 1 Challengers 2. BOOM Esports mendapatkan tiket untuk berlaga di VALORANT Masters setelah mengalahkan Alter Ego 3-0 di Final Qualifier Week 3.

ESL Gaet Krafton untuk Gelar Seri Turnamen PUBG Baru

ESL bekerja sama dengan Krafton untuk meluncurkan seri turnamen PUBG baru, yaitu ESL PUBG Masters. Seri turnamen itu akan terdiri dari empat turnamen yang diadakan di Amerika dan Eropa. Masing-masing turnamen akan menawarkan total hadiah sebesar US$50 ribu. Selain mendapatkan hadiah, tim yang bertanding di ESL PUBG Masters punya kesempatan untuk mendapatkan PUBG Global Championship (PGC) Qualification Points, menurut laporan Esports Insider.

Sumber header: Facebook

WildRift Makin Mengglobal, Valorant Challengers Indonesia, dan Infor Turnamen PCMA dari UniPin

Rangkuman informasi seputar game dan esports tengah minggu hadir kembali membawa informasi dari dua game yang sedang naik daun, yaitu WildRift dan Valorant.

Wild Rift Makin Tersedia Luas

WildRift

Pengguna Indonesia sudah bisa memainkan game LoL: Wild Rift bahkan update terakhir juga sudah bisa dinikmati, termasuk spectator mode. Game ini akan semakin tersedia untuk pengguna global karena Riot Games akan merilis game ini di North and South America pada 29 Maret nanti untuk Android dan iOS. Meski nanti rilisnya masih open beta namun ini memberikan angin segar, terutama untuk organisasi esports global (baca: AS).

Wild Rift sendiri salah satu game moba untuk perangkat mobile yang cukup dinantikan ranah esports-nya. Belum ada turnamen sebesar LoL memang, tetapi Riot Games sudah mulai memberikan pemanasan untuk esports dengan mengadakan Icon Series dengan menghadirkan beberapa tim esports ternama di Asia. Menarik tentunya kalau sampai organisasi esports LoL di AS yang akan merilis rooster untuk MOBA mobile ini.

Valorant Challengers Indonesia Bersiap Masuk Babak Final Qualifier 3

valorant

Setelah melewati berbagai pertandingan babak final quailifer 1 dan 2, turnamen resmi di bawah Riot Games untuk Valorant di Indonesia, Valorant Challengers Series akan bersiap untuk masuk babak final qualifier 3 yang akan diadakan tanggal 12 – 14 Maret alias akhir minggu ini.

Qualifier 2 telah menjadikan NXL Ligagame sebagai juaranya dan berhak menjadi wakil Indonesia pertama untuk turnamen Valorant SEA Masters 01. Sedangkan 3 tim juara lain babak final qualifier 2 yaitu Boom Esports. XCN dan Alter Ego akan bertanding lagi dengan para finalis dari babak open qualifier 3.

Valorant menjadi salah satu angin segar untuk game FPS di Indonesia, kehadirannya cukup membangkitkan gelora para peminat game FPS yang sebelumnya sempat berjaya di Indonesia lewat CS:GO dan Point Blank atau RainbowSix yang juga sempat dipopulerkan oleh Hybrid dengan menggelar turnamen komunitas secara rutin. Dengan ekosistem yang masih baru, Valorant tentunya menjadi game FPS yang cukup menarik diamati untuk geliat esports-nya.

Turnamen UniPin PUBG Mobile Cyber Arena 2021 Digelar Sampai 21 Maret 2021

PCMA

TUrnamen peremuan untuk game PUBGM yang diadakan oleh UniPin telah resmi dibuka sejak tanggal 8 Maret 2021 dan akan diselenggarakan sampai dengan tanggal 21 Maret 2021. PUBG Mobile Cyber Arena (PCMA) 2021 akan diadakan secara online dan diikuti oleh tim amatir dan profesional seperti Aerowolf Zoo, Onic GLory, Belletron Ace dan Luna Nera.

Turnamen akan dibagi menjadi babak qualifier 1 pada tanggal 8-9 Maret, lalu qualifier 2 10 Maret, semifinal Qualifier 11 Maret dan akhirnya masuk babak semifinal 15 Maret dan grandfinal sendiri akan diadakan pada tanggal 20-21 Maret 2021. Acara akan disiarkan via live stream di kanal Youtube UniPin Gaming Update.

Sensor Tower Perkenalkan Game Intelligence

Layanan analytic SensorTower belum lama ini mengenalkan Game Intellegence, sebuah perangkat analisis pasar yang masuk dalam produk Store Intelligence buatan mereka. Secara mendasar tools ini memungkinkan pengguna layanan SensorTower untuk melihat data dari toko aplikasi dan memungkinkan mereka untuk menganalisis berbagai data yang dibutuhkan pengembang game mobile.

Pengguna SensorTower bisa mengumpulkan data unduhan dan revenue, membandingkan data berdasarkan negara atau mengumpulkan data berdasarkan genre bahkan brand yang lebih spesifik seperti judul game. Layanan ini tentunya akan berguna bagi para pengembang aplikasi game mobile yang membutuhkan data tambahan untuk menjalankan analisis pasar bagi perusahaan mereka.