Gojek Dikabarkan Berinvestasi ke Perusahaan “Wearable” Zulu

Kami mendapatkan informasi dari sumber terpercaya jika startup decacorn Gojek telah berinvestasi di perusahaan wearable Zulu. Belum ada penyataan resmi dari kedua belah pihak terkait hal ini.

Zulu adalah perusahaan yang menyediakan inovasi wearable berbasis teknologi terapan, khususnya untuk pengendara roda dua. Inovasi yang sudah dikembangkan Zulu adalah helm yang dilengkapi konektivitas bluetooth dan masker anti polusi. Semua produk tersebut dijual secara online di Lazada.

Zulu dipimpin oleh CEO Nathan Roestandy dan CTO Yusuf Syaid.

Helm buatan Zulu yang dilengkapi konektivitas bluetooth
Helm buatan Zulu yang dilengkapi konektivitas bluetooth

Ini adalah investasi pertama Gojek yang berhubungan dengan penyedia consumer product di Indonesia. Sebelumnya Gojek cenderung mengakuisisi platform segmen B2B. Secara total hingga saat ini Gojek setidaknya sudah mengakuisisi 11 perusahaan.

Yang terbaru, Gojek dirumorkan mengambil alih kepemilikan mayoritas platform SaaS Moka dengan harga setidaknya 1,6 triliun Rupiah.

Secara strategis, investasi ini bakal membantu proses R&D Zulu untuk mengembangkan inovasi-inovasinya. Di sisi lain, dengan mitra pengemudi roda dua Gojek menjadi tulang punggung operasional perusahaan, inovasi Zulu bisa membantu mereka untuk beraktivitas dengan lebih baik.

Application Information Will Show Up Here

Update untuk Samsung Galaxy Watch dan Galaxy Watch Active Hadirkan Sejumlah Fitur Milik Suksesornya

Kabar gembira bagi para pemilik Samsung Galaxy Watch dan Galaxy Watch Active. Anda tidak harus berkecil hati dan mempertimbangkan untuk upgrade hanya karena sejumlah fitur milik suksesornya, Galaxy Watch Active 2, tidak tersedia di smartwatch Anda. Pasalnya, Samsung baru saja merilis software update untuk kedua jam tangan lamanya tersebut.

Buat para pengguna Galaxy Watch Active, Anda boleh tersenyum lebar mengetahui bahwa update ini pada akhirnya mendatangkan fitur Touch Bezel. Fitur yang sudah menjadi ciri khas smartwatch bikinan Samsung ini sempat menghilang di Galaxy Watch Active, sebelum akhirnya dihadirkan kembali oleh Galaxy Watch Active 2.

Samsung Galaxy Watch software update

Sejumlah pembenahan user interface pun turut diterapkan demi memudahkan pengoperasian. Untuk urusan multitasking misalnya, layar perangkat kini bakal menampilkan icon aplikasi yang sedang berjalan di bagian paling bawah layar, tidak mengganggu sekaligus masih bisa memberikan akses cepat kepada pengguna untuk kembali ke aplikasi tersebut.

Fungsi kustomisasi watch face juga ikut disempurnakan berkat 24 sub-dial dan complication baru di samping 17 yang sudah ada. Untuk pertama kalinya, fitur My Style juga tersedia di Galaxy Watch dan Galaxy Watch Active.

Samsung Galaxy Watch Daily Active feature

Untuk keperluan fitness tracking, target-target yang ditetapkan pengguna maupun catatan waktu saat bersepeda atau berlari kini dapat dipantau dengan mudah melalui fitur Daily Active. Khusus Galaxy Watch, Samsung bilang bahwa perangkat tersebut kini telah mendukung fitur Low Heart Rate Alert.

Terakhir, bagi yang menggunakan Bixby, kecerdasan voice assistant itu ikut meningkat bersamaan dengan update ini. Ia sekarang dapat memahami perintah suara pengguna yang menyuruhnya memulai sesi tracking aktivitas maupun instruksi untuk mengakses perangkat dari ekosistem SmartThings.

Update-nya dijadwalkan meluncur secara bertahap dari satu kawasan ke yang lainnya. Jadi, bersabarlah menunggu demi ‘menyulap’ smartwatch Anda menjadi baru.

Sumber: Samsung.

Fossil Hybrid HR Sembunyikan Layar E-Ink di Balik Tampang Tradisionalnya

Fossil bukanlah nama yang asing di kategori smartwatch hybrid, dan baru-baru ini mereka kembali menunjukkan bahwa pengalaman panjangnya berhasil membuahkan inovasi yang cukup menarik. Inovasi tersebut datang dalam wujud Fossil Hybrid HR.

Tidak seperti smartwatch hybrid pada umumnya, ada sesuatu yang berbeda di balik sepasang jarum penunjuk Hybrid HR. Bagian membulat tersebut rupanya merupakan panel layar e-ink yang bersifat always-on, dirancang untuk menampilkan sejumlah informasi esensial tanpa menguras baterai secara berlebihan.

Fossil Hybrid HR

Berhubung ini e-ink, wajar apabila tampilannya monokrom. Informasi penting yang dapat disajikan cukup beragam, mulai dari data activity tracking, informasi cuaca, sampai notifikasi dari berbagai aplikasi. Jika dilihat sepintas dari jauh, sebagian besar orang mungkin bakal mengira perangkat ini sebagai jam tangan tradisional.

Fitur pintarnya jelas kalah lengkap apabila kita bandingkan dengan smartwatch Wear OS. Pun demikian, konsumen masih dipersilakan melakukan kustomisasi sesuai kebutuhan dan seleranya masing-masing. Satu pembeda yang paling utama antara Hybrid HR dan smartwatch Wear OS adalah tidak adanya app store di perangkat ini.

Fossil Hybrid HR

Kabar baiknya, keterbatasan seperti itu bisa dibayar dengan daya tahan baterai yang sangat lama, sampai sekitar dua minggu kalau kata Fossil, namun angka pastinya tentu sangat bergantung pada pola pemakaian masing-masing konsumen. Proses pengisian ulang baterainya juga tidak memerlukan waktu yang lama, cukup satu jam dari kosong sampai penuh.

Fossil Hybrid HR bakal tersedia dalam lima varian gaya yang berbeda, tiga untuk kaum adam, dan dua untuk kaum hawa. Fossil mematok harga $195 untuk varian yang dilengkapi strap berbahan silikon atau kulit, sedangkan varian yang mengemas strap stainless steel dihargai $215.

Sumber: Wareable.

Xiaomi Resmi Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Mi Watch

Smartwatch perdana Xiaomi, Mi Watch, akhirnya resmi diperkenalkan setelah sejumlah bocorannya beredar di media sosial beberapa hari lalu. Persis seperti yang sudah diduga, perangkat ini mengambil banyak inspirasi dari Apple Watch, terutama dari segi desain.

Kemiripannya dengan Apple Watch bisa kita lihat dari bentuk layar serta posisi crown dan satu tombol tambahannya di sisi kanan. Layarnya sendiri merupakan panel AMOLED 1,78 inci beresolusi tinggi, dengan kepadatan pixel di angka 326 ppi. Layar tersebut duduk di atas case berbahan aluminium atau stainless steel, lagi-lagi sama seperti yang Apple tawarkan.

Xiaomi Mi Watch

Spesifikasi Mi Watch tergolong cukup mumpuni. Chipset Qualcomm Snapdragon Wear 3100 ditunjuk menjadi otaknya, lengkap beserta dampingan RAM 1 GB dan storage 8 GB. Kapasitas baterainya pun cukup besar di angka 570 mAh, dan Xiaomi mengklaim perangkat ini mampu beroperasi hingga 36 jam nonstop dalam sekali pengisian.

Juga penting di ranah smartwatch adalah kehadiran GPS dan NFC, yang berarti Mi Watch dapat memonitor aktivitas seperti jogging atau bersepeda secara mandiri (tanpa harus mengandalkan GPS milik smartphone), serta bisa dipakai sebagai alat pembayaran elektronik. Dukungan eSIM dan jaringan 4G, serta keberadaan mikrofon dan speaker juga berarti perangkat ini siap dipakai untuk keperluan menelepon.

Beralih ke software, Mi Watch menjalankan sistem operasi MIUI for Watch yang berbasiskan Wear OS. Selain punya tampilan yang berbeda, OS ini juga mengemas app store-nya sendiri. Xiaomi pun tidak lupa menyertakan sejumlah aplikasi bawaan rancangannya sendiri seperti Tasks, Recorder atau Notes.

Xiaomi Mi Watch

Fungsi tracking yang ditawarkan Mi Watch cukup melimpah. Di samping heart-rate monitoring dan sleep tracking, perangkat juga dibekali sepuluh mode khusus untuk memonitor aktivitas-aktivitas seperti berlari atau berenang. Ya, Mi Watch tentunya telah dirancang supaya tahan air, namun tidak diketahui sampai sedalam apa.

Untuk sekarang, Xiaomi hanya akan memasarkan Mi Watch di Tiongkok saja. Varian aluminiumnya dihargai 1.299 yuan (± Rp 2,6 juta), sedangkan varian stainless steel-nya dihargai 1.999 yuan (± Rp 4 juta) dan baru akan menyusul pada bulan Desember mendatang.

Sumber: Engadget.

Google Akuisisi Fitbit Senilai $2,1 Miliar

Sebagai pencetus Wear OS, Google punya harapan besar di segmen smartwatch. Beragam upaya ekstra mereka lancarkan demi menjadi pihak yang dominan, salah satunya dengan menebus teknologi smartwatch dari Fossil senilai $40 juta. Namun Google rupanya masih belum puas, dan mereka pun sekarang mengincar nama yang lebih besar lagi di bidang ini, yakni Fitbit.

Ya, Google tengah bersiap untuk mengakuisisi brand yang namanya sudah otomatis diasosiasikan dengan fitness tracker tersebut. Tidak tanggung-tanggung, dana sebesar $2,1 miliar telah mereka siapkan untuk meminang Fitbit secara menyeluruh, dan proses akuisisinya diperkirakan bakal tuntas tahun depan.

Belum diketahui apa rencana Google setelah Fitbit resmi berada di tangannya. Saya menduga Fitbit masih akan tetap berdiri sendiri seperti Nest, akan tetapi software yang menenagai perangkatnya bakal diganti dengan hasil peleburan antara Wear OS dan sistem operasi rancangan Fitbit sendiri. Satu hal yang sudah dipastikan dari jauh-jauh hari adalah, perangkat bikinan Fitbit tetap akan kompatibel dengan platform Android maupun iOS.

CEO sekaligus co-founder Fitbit, James Park, menilai Google sebagai mitra yang tepat untuk memenuhi misi mereka. Dukungan sumber daya Google akan menjadi motor utama mereka dalam mempercepat inovasi di ranah wearable. Di saat yang sama, Fitbit juga memastikan bahwa privasi konsumen bakal tetap terjaga meski mereka sudah berada di bawah naungan Google nantinya.

Reputasi Google terkait privasi memang jauh dari kata bagus. Fitbit pun sadar betul akan hal ini, dan mereka memastikan data konsumen yang dikumpulkan tidak akan pernah dipakai untuk optimasi platform iklan Google. Konsumen juga dipastikan bakal terus memiliki akses sekaligus kontrol terhadap data-data yang dikumpulkan oleh perangkat.

Google yang selama ini kita kenal memang bukanlah produsen hardware, akan tetapi belakangan mereka semakin menunjukkan keseriusannya di bidang ini. Lini Pixel adalah amunisi mereka di segmen smartphone dan laptop, sedangkan Nest di bidang smart home, dan Fitbit akan segera menyusul ekspansi mereka di ranah wearable.

Sumber: Google dan Fitbit.

Moto 360 Bangkit Kembali dengan Mengusung Sejumlah Revisi

Para pemerhati smartwatch pastinya masih ingat dengan Moto 360. Jauh sebelum Apple Watch mendominasi pasar, Moto 360 adalah salah satu yang paling menonjol dari seluruh deretan smartwatch Android Wear generasi pertama, utamanya berkat desainnya yang berkelas.

Usai menghilang cukup lama, Moto 360 kini sedang bersiap untuk kembali menyapa konsumen. Sebuah perusahaan bernama eBuyNow telah mengantongi lisensi dari Motorola, dan mereka hendak memasarkan kembali Moto 360 yang sudah direvisi. Skenarionya kurang lebih mirip seperti Nokia yang bereinkarnasi di bawah payung HMD Global, atau BlackBerry di bawah arahan TCL.

Secara keseluruhan, desain Moto 360 versi baru ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Namun jika kita amati layarnya, tidak ada lagi garis hitam kecil kontroversial seperti pada Moto 360 generasi pertama maupun kedua. Perkembangan teknologi terbaru rupanya berhasil mewujudkan layar yang benar-benar membulat pada Moto 360.

Moto 360 (3rd Gen)

Layarnya sendiri merupakan panel AMOLED always-on dengan diameter 1,2 inci dan resolusi 390 x 390 pixel. Di sebelah kanan layarnya, tampak ada sepasang tombol (sebelumnya cuma ada satu), dan yang atas rupanya juga dapat diputar layaknya crown pada arloji tradisional.

Juga direvisi adalah deretan komponen yang tertanam di balik casing stainless steel tahan airnya. Mengikuti tren terkini, Moto 360 ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon Wear 3100, RAM 1 GB, dan storage internal 8 GB. Baterai berkapasitas 355 mAh miliknya sudah mendukung fast charging, dapat diisi sampai penuh dalam waktu satu jam saja.

Moto 360 (3rd Gen)

Penggunaan chipset terbaru berarti perangkat ini punya baterai yang cukup awet, apalagi sistem operasinya juga sudah memakai Wear OS versi teranyar. Andai baterainya sedang kritis, pengguna dapat mengaktifkan mode battery saver supaya perangkat masih bisa menampilkan waktu hingga selama tiga hari ke depan.

Rencananya, Moto 360 edisi comeback ini bakal dipasarkan mulai bulan Desember mendatang seharga $350 dalam tiga pilihan warna. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi apakah ia juga akan dijual di luar AS, Kanada dan Inggris.

Sumber: Engadget.

Tanpa Wear OS, Huawei Watch GT 2 Tetap Unggulkan Daya Tahan Baterai yang Sangat Lama

Huawei Watch GT yang diluncurkan tahun lalu merupakan alternatif menarik terhadap rentetan smartwatch yang menggunakan platform Wear OS. Berbekal sistem operasi bikinan Huawei sendiri, smartwatch tersebut mampu beroperasi hingga dua minggu sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Tahun ini, Huawei sudah menyiapkan penerusnya. Bersamaan dengan peluncuran Huawei Mate 30 dan Mate 30 Pro, disingkaplah Huawei Watch GT 2, dan lagi-lagi daya tahan baterai yang sangat panjang kembali menjadi suguhan utama. Untuk standar pemakaian normal versi Huawei, Watch GT 2 mencatatkan angka yang sama seperti sebelumnya, yakni dua minggu per sekali charge.

Huawei Watch GT 2

Yang mengalami peningkatan adalah efisiensinya selagi fitur tracking berbasis GPS diaktifkan secara konstan. Di sini Watch GT 2 mencatatkan angka 30 jam pemakaian dalam sekali pengisian, naik 8 jam dibanding pendahulunya. Namun itu khusus untuk satu varian Watch GT 2 saja, sebab ia ternyata hadir dalam dua varian yang berbeda.

Angka-angka di atas berlaku untuk Watch GT 2 varian 46 mm, dengan layar 1,39 inci beresolusi 454 x 454 pixel. Varian lainnya yang berdiameter 42 mm, dengan layar 1,2 inci beresolusi 390 x 390 pixel, mengemas daya tahan baterai sampai satu minggu per charge, atau sampai 15 jam ketika tracking GPS-nya aktif.

Kedua varian ini sama-sama mengemas layar AMOLED yang always-on. Selain berbeda ketahanan baterainya, lebar strap yang digunakan juga berbeda: 22 mm pada varian 46 mm, dan 20 mm pada varian 42 mm. Desainnya juga sedikit berbeda, terutama bentuk dan ukuran bezel yang mengitari layar masing-masing varian, akan tetapi keduanya sama-sama tahan air sampai kedalaman 50 meter.

Huawei Watch GT 2

Selebihnya, spesifikasi kedua varian ini identik. Durasi pemakaian per charge yang lama itu bukan sebatas didapat dari unit baterai yang besar saja, tapi juga berkat penggunaan sistem operasi LiteOS (HarmonyOS masih tahun depan, dan kemungkinan untuk smartwatch yang lain lagi), serta chipset Kirin A1.

Terkait konektivitas, sejauh ini Huawei belum menyinggung soal Watch GT 2 versi LTE. Kendati demikian, smartwatch ini masih bisa cukup mandiri; ia bisa menyimpan hingga 500 file mp3 pada storage berkapasitas 2 GB-nya, dan khusus varian 46 mm, pengguna dapat menerima panggilan telepon via Bluetooth dari jarak hingga 150 meter.

Rencananya, Huawei Watch GT 2 bakal dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang. Harganya diperkirakan berkisar $275 untuk varian 46 mm, dan $250 untuk varian 42 mm.

Sumber: Wareable.

Apple Watch Series 5 Datang Membawa Layar Always-On untuk Pertama Kalinya

Bersamaan dengan trio iPhone 11, Apple turut menyingkap Apple Watch Series 5. Lompatan pembaruan yang dihadirkan memang tidak sedrastis dari Series 3 ke Series 4, akan tetapi masih cukup untuk membuat para konsumen Series 4 saat ini iri hati.

Itu dikarenakan untuk pertama kalinya, Apple menyematkan layar always-on ke smartwatch bikinannya. Dari segi resolusi, layar Apple Watch Series 5 yang tersedia dalam dua ukuran ini memang sama persis seperti Series 4, akan tetapi panel OLED yang digunakan adalah tipe khusus, yakni LTPO (low-temperature polysilicone and oxide), yang didampingi oleh display driver yang sangat irit daya.

Apple Watch Series 5

Hasilnya, sejumlah informasi penting dapat terus dipantau di layar tanpa harus mengangkat pergelangan tangan atau menyentuh layarnya. Jadi saat pergelangan tangan diturunkan, layar perangkat akan meredup, sebelum akhirnya menerang lagi saat pergelangan tangan kembali diangkat atau layarnya disentuh.

Apple memang tergolong terlambat soal ini, tapi setidaknya kehadiran layar always-on ini tidak berpengaruh terhadap ketahanan baterai Series 5, yang diyakini tetap tahan sampai 18 jam pemakaian dalam sekali charge seperti Series 4. Sebagai bonus, Series 5 turut mengemas kompas terintegrasi demi menyajikan panduan navigasi yang lebih merinci.

Apple Watch Series 5

Terkait konektivitas, ada fitur yang cukup menarik untuk Series 5 varian seluler, yakni International Emergency Calling. Jadi di lebih dari 150 negara, pengguna Series 5 tipe seluler dapat menelepon layanan darurat langsung dari pergelangan tangannya, tanpa harus ada iPhone di dekatnya. Fitur ini bahkan juga dapat aktif secara otomatis ketika fitur Fall Detection terpicu.

Secara fisik, Series 5 dan Series 4 memang nyaris tidak memiliki perbedaan. Yang membedakan hanya satu: Series 5 tersedia dalam varian yang case-nya terbuat dari bahan titanium, di samping aluminium, stainless steel atau keramik yang sudah ada sejak sebelumnya.

Apple Watch Series 5

Pemasaran Apple Watch Series 5 bakal berlangsung mulai tanggal 20 September mendatang di Amerika Serikat dan sejumlah negara lain. Apple mematok harga mulai $399, atau mulai $499 untuk versi yang dilengkapi konektivitas seluler. Varian khusus Apple Watch Nike dan Apple Watch Hermes dari Series 5 juga akan hadir secara terpisah ke depannya.

Sumber: Apple.

Fitbit Versa 2 Resmi Diluncurkan, Lebih Cantik dan Lebih Fungsional Meski Berharga Sama

Fitbit Versa 2 akhirnya resmi diperkenalkan, dua bulan sejak bocorannya sempat beredar. Sesuai ekspektasi, Versa 2 mengusung desain baru yang jauh lebih menarik ketimbang versi pertamanya, dan sepintas ia bahkan kelihatan begitu mirip dengan Apple Watch.

Perbaikan estetika itu turut hadir bersama penyempurnaan fungsionalitas. Layar AMOLED-nya bukan cuma membawa peningkatan kualitas visual, tapi di saat yang sama juga mendongkrak ketahanan baterai Versa 2 secara cukup signifikan; dari yang sebelumnya hingga 4 hari menjadi hingga 5 hari.

Fitbit Versa 2

Berhubung layarnya menggunakan panel AMOLED, Fitbit pun bisa menerapkan fitur always-on display pada Versa 2, sehingga pengguna dapat memantau waktu ataupun data beraktivitasnya tanpa perlu menekan tombol maupun mengangkat pergelangan tangannya. Tentunya fitur ini akan mengonsumsi lebih banyak baterai, akan tetapi Versa 2 diklaim masih bisa tahan hingga 2 hari saat fitur ini diaktifkan.

Versa 2 tak lagi mengemas tiga tombol seperti pendahulunya, melainkan hanya satu. Sebagai gantinya, Versa 2 juga dapat dioperasikan via perintah suara berkat integrasi asisten virtual Alexa. Untuk memanggilnya, pengguna cukup menekan dan menahan satu-satunya tombol di sisi Versa 2.

Fitbit Versa 2

Fitur-fitur seperti heart-rate monitor dan ketahanan air hingga kedalaman 50 meter belum berubah, dan sayangnya Versa 2 juga belum dilengkapi dengan GPS terintegrasi, yang berarti pengguna masih harus membawa ponselnya saat jogging atau bersepeda. Yang sedikit berbeda, NFC kini tersedia sebagai fitur standar, bukan lagi eksklusif untuk edisi khususnya.

Menariknya, semua keunggulan Versa 2 ini ditawarkan dalam banderol harga yang sama persis seperti sebelumnya: $200, atau $230 untuk Versa 2 Special Edition yang mengemas dua macam strap sekaligus beserta akses gratis ke layanan baru Fitbit Premium selama 90 hari. Juga sangat menarik adalah fakta bahwa semua strap Versa generasi pertama dapat tetap digunakan bersama sekuelnya ini.

Sumber: Fitbit.

Smartwatch Misfit Vapor X Usung Chipset Terbaru Qualcomm dalam Bodi yang Ringan dan Nyaman

Meski lebih dikenal sebagai produsen smartwatch hybrid, Misfit sempat merilis smartwatch Wear OS bernama Vapor di tahun 2017. Dua tahun berselang, Misfit akhirnya menyingkap Vapor X, yang diklaim sebagai smartwatch paling efisien sekaligus paling ringan yang pernah mereka buat.

Seringan apa? Bobot casing-nya hanya 43 gram, meski diameternya sendiri 42 mm. Tentunya ini dapat dicapai berkat penggunaan material aluminium pada casing-nya. Juga berubah adalah strap-nya, dengan rancangan baru yang diyakini lebih breathable untuk kulit pergelangan tangan.

Vapor X mengemas layar sentuh AMOLED berukuran 1,19 inci. Di baliknya, bernaung chipset terbaru Qualcomm Snapdragon Wear 3100, dan inilah yang menjadi kunci atas klaim “paling efisien” itu tadi. Dalam satu kali pengisian, Vapor X siap beroperasi hingga 24 jam nonstop.

Itu dalam mode normal, sedangkan dalam mode battery saving, daya tahannya diklaim bisa mencapai tiga hari. Proses pengisiannya sendiri cukup cepat; 50 menit charging sudah bisa mengisi 80% kapasitas baterainya.

Misfit Vapor X

Chipset tersebut turut ditemani oleh RAM 512 MB dan storage internal 4 GB. Komposisi RAM dan storage-nya ini berbeda dari milik smartwatch generasi kelima Fossil (Misfit adalah anak perusahaan Fossil), meski chipset yang digunakan sama persis.

Kabar baiknya, sensor-sensor yang diusung Misfit Vapor X sama seperti Fossil Gen 5, mencakup altimeter, heart-rate monitor, NFC, maupun GPS terintegrasi. Semuanya dikemas dalam bodi yang tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Misfit Vapor X saat ini telah dipasarkan seharga $200, cukup jauh selisihnya dibandingkan Fossil Gen 5. Namun yang perlu dicatat, harga tersebut adalah harga perkenalan untuk waktu yang terbatas. Harga normalnya sendiri dipatok $280, hanya berbeda tipis dari Fossil Gen 5.

Sumber: The Verge.