Doogether Luncurkan Marketplace Katering Makanan Sehat

Doogether, startup penyedia layanan pemesanan fitness studio dan kelas olahraga mengumumkan layanan baru mereka, Doofood. Layanan ini menyajikan marketplace katering sehat yang memungkinkan pengguna Doogether memesan beragam katering makanan dan minuman sehat yang diresmikan pada 21 Agustus 2019.

Doofood disebut lahir dari aspirasi konsumen mengenai gaya hidup sehat yang tak hanya perlu dijaga dengan olahraga rutin tetapi juga harus didukung dengan asupan yang sehat dan seimbang. Katering makanan yang merupakan bagian dari industri gaya hidup sehat saat ini dinilai telah menarik banyak pinat pengguna.

Dalam pengembangannya Doofood bekerja sama dengan berbagai merchant makanan dan minuman sehat kenamaan seperti Dapurfit, Yellowfit, Leafweel, Flatbelly, dan Lifejuice. Kehadiran Doofood diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat secara umum dan pengguna Doogether untuk menjaga pola hidup sehat.

“Hidup sehat tidak hanya dengan berolahraga tetapi juga didukung pola makan yang harus dijaga agar seimbang. Dengan adanya Doofood, kesulitan masyarakat untuk menemukan pilihan makanan dan minuman sehat yang dirasa cocok menjadi teratasi karena berabgai pilihan katering sehat sudah tergabung dalam satu marketplace,” jelas CEO Doogether Fauzan Gani.

Selain memungkinkan penggunanya memesan katering makanan dan minuman sehat dengan periode pesanan per batch (selama satu minggu) dari berbagai merchant, Doofood juga menyediakan fitur “Goals”. Fitur ini memungkinkan pengguna mengatur goals yang ingin dicapai selama menjalani gaya hidup sehat lengkap dengan perferensi pilihan makanan dan minuman.

Sebelumnya, pada April 2019 lalu, Doogether mendapatkan pendanaan awal dari Gobi Agung dan didukung Everhaus, Prasetia Dwidharma, dan Cana Asia. Melengkapi pendanaan yang diperoleh sebelumnya dari Erick Thohir dan Alexander Rusli.

Hadirnya Doofood jadi bentuk keseriusan Doogether mengembangkan ekosistem industri gaya hidup sehat. Untuk tahun pertamanya, pihak Doogether menargetkan layanan Doofood untuk bisa mengedukasi pasar yang lebih luas mengenai pola hidup sehat. Berikutnya mereka ingin mengembangkan industri katering makanan dan minuman sehat di Indonesia.

Di Indonesia, segmen katering online saat ini diisi sejumlah pemain, seperti Kulina, Yummy Corp, dan beberapa lainnya. Ada pula startup negeri jiran Dahmakan yang menargetkan segera masuk ke Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

 

Kantongi Pendanaan Pra Seri A, Ride “Rebranding” Menjadi R Fitness

Setelah sebelumnya dikenal dengan nama Ride, startup wellness yang menghadirkan layanan kebugaran, khususnya indoor cycling, melakukan rebranding menjadi R Fitness.

Keputusan diambil usai perusahaan mendapatkan pendanaan Pra-Seri A sebesar $1,25 juta (17,7 miliar Rupiah) yang diikuti Intudo Ventures, Agaeti Ventures, dan SMDV.  Langkah ini bagi perusahaan merupakan  langkah strategis untuk terus mengembangkan misi perusahaan menawarkan wellness ke semua orang.

“Kita sudah berdiri sejak 4,5 tahun lalu waktu boutique fitness movement di Indonesia masih baru. Sekarang pasarnya sudah berkembang pesat sehingga lebih banyak investor tertarik untuk menyimak,” kata CEO & Co-Founder Ride Jakarta Gita Sjahrir.

R Fitness menjadi nama induk perusahaan yang akan memayungi beberapa produk wellness, yaitu Ride, Rave, Reflect, dan The POD.

Ride menawarkan pengalaman berolahraga yang dipadu irama di atas sepeda statis dengan sound system dan lighting yang mirip dengan nightclub. Melalui Rave pengguna ditawarkan pengalaman yang berfokus pada aspek kardio, Reflect menawarkan pengalaman yang berfokus pada kesehatan mental, dan The Pod menyajikan akses terjangkau ke fasilitas microgym.

“Kita akan selalu berusaha mengembangkan produk wellness kita untuk membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental masyarakat Indonesia,” tutup Gita.

Platform “Wellness” Fibo Targetkan Basis Pengguna Lewat Automasi

Pelaku bisnis dalam industri sport and wellness kini semakin banyak bermunculan. Setelah Doogether, The Fit Company, dan Ride, muncul Fibo, sebuah startup penyedia platform SaaS yang mempertemukan pemilik lapangan (merchant) dengan pengguna (user).

Berawal dari kesulitan dalam menemukan lapangan basket yang available dan sesuai kebutuhan, Founder dan CEO Fibo Jefferson Loren berinisiatif untuk membuat startup yang dapat mempermudah penggunanya menemukan dan memesan lapangan olahraga. Startup yang mulai beroperasi di pertengahan tahun 2017 ini telah melegalkan usahanya dengan nama PT Ayuk Olahraga Bersama di awal tahun 2018.

Fibo memiliki aplikasi bernama Fibo Sports yang baru bisa digunakan di platform Android. Selain itu, terdapat juga Fibo Merchant yang bisa digunakan para pemilik tempat olahraga untuk mendaftarkan lapangan mereka. Layanan ini secara aktif telah menjangkau area Jakarta Selatan, Tangerang, dan Bekasi.

Menyadari ketatnya persaingan dalam pemesanan tempat olahraga, pihaknya sempat mengalami kesulitan dalam meningkatkan jumlah pengguna. Sampai akhirnya mereka menemukan celah berbasis sistem manajemen turnamen. Fibo Match memungkinkan pengguna membuat turnamen serta menyediakan data dan informasi terkait kegiatan tersebut berikut profil para pemain dalam satu platform. Melalui solusi ini, mereka mencoba meraup sebanyak mungkin user untuk menggunakan platform automasi Fibo.

“Kita juga membuka peluang bagi brand untuk menempatkan iklan dalam turnamen. User base kita memang belum terlalu besar, namun seiring turnamen yang terus berjalan diharapkan pengguna kian meningkat, sehingga semakin banyak juga brand yang mau menjadi sponsor,” tambah Loren.

Selain itu, startup yang masih beranggotakan 13 orang ini juga sedang mengembangkan paket B2B, ditujukan untuk korporasi yang ingin memanfaatkan sistem manajemen olahraga untuk karyawan mereka.

Mengenai pendanaan, saat ini timnya masih berjalan secara bootstrap, namun pihaknya mengakui sedang dalam pencarian investor strategis dengan visi yang sama. Loren mengungkapkan rencananya [jika mendapat pendanaan] untuk melakukan cross-sport category dengan menambahkan cabang basket dan juga badminton, lalu menjalankan ekspansi secara geografis.

“Kita akan gunakan 60%-65% di lapangan, sementara sisanya sekitar 30% akan digunakan untuk teknologi. Targetnya adalah di awal tahun 2020,“ tambahnya.

Application Information Will Show Up Here

Mendalami Strategi The FIT Company Garap Potensi “Wellness” di Indonesia

Startup yang bergerak di bidang gaya hidup aktif dan sehat The FIT Company beberapa waktu lalu mengumumkan telah mengakuisisi Slim Gourmet, Wellnez Indonesia, dan FITCO. Aksi perusahaan tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan ekosistem wellness yang sedang mereka bangun di pasar Indonesia.

Terkait hal tersebut, DailySocial telah berbincang dengan CEO & Co-founder The FIT Company Jeff Budiman. Menurutnya, selain kesamaan visi ketiga startup tersebut memiliki performa bisnis dan tim yang ideal untuk meningkatkan pilar-pilar wellness yang tengah diusung.

“Akuisisi ini kami lakukan secara penuh, artinya tidak terbatas pada pengambilalihan satu entitas saja, namun turut meliputi intellectual property, aset, dan tim yang telah dibangun. Diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang lebih positif. Ketiga startup ini nantinya akan dilebur ke dalam satu ekosistem yang berada di bawah naungan The FIT Company,” ujar Jeff.

Ekosistem wellness di Indonesia

Cakupan sektor wellness cukup luas, secara umum terdiri dari hal-hal terkait dengan gaya hidup sehat. The FIT Company mencoba bermain di sektor itu dengan lini bisnis yang dimiliki, meliputi Kredoaum (distributor alat olahraga), 20FIT (micro-gym), FITSTOP (lifestyle boutique gym), FIT Lokal (makanan rendah kalori), FITmee (mi instan sehat berbahan konyaku), Slim Gourmet (katering sehat premium), dan FITmart (portal penyedia produk kesehatan). Semuanya akan saling terintegrasi melalui inovasi teknologi.

Berbicara tentang ekosistem di Indonesia, Jeff menerangkan tingkat penetrasi olahraga dan fitness yang masih terbilang sangat rendah yaitu hanya mencapai 0,18%. Sementara negara tetangga seperti Singapura sudah mencapai 5,76%. Terlepas dari itu, ia tetap optimis melihat potensi wellness di Indonesia. Terlihat dari makin banyaknya fitness clubs dan gym yang tersedia di kota-kota besar, juga merebaknya gerai-gerai makanan sehat yang semakin banyak digemari oleh masyarakat.

“Hingga kini, tantangan yang kami alami dalam menggarap potensi wellness terletak  dari gaya hidup yang sudah lama mengakar di sebagian besar masyarakat Indonesia. Seperti kurang berjalan kaki dan duduk lebih dari 8 jam dalam sehari. Begitu pun dengan kebiasaan makan masyarakat Indonesia yang kurang memperhatikan asupan nutrisi yang mereka konsumsi,” terang Jeff.

Strategi bisnis ke depan

Di tahun 2019 startup yang didirikan Jeff Budiman dan Prianka Bukit tersebut memiliki sejumlah rencana penting lainnya. Awal Agustus mendatang akan dilakukan rebranding dua pilar utama perusahaan, yakni “move” dan “eats“.

“Dari pilar move, kami berencana untuk menggabungkan 20FIT dengan FITSTOP. Sementara untuk pilar eats, kami akan menggabungkan FIT Lokal dan Slim Gourmet. Penggabungan beberapa brand ini kami lakukan agar dapat memberikan pilihan layanan yang lebih beragam dan lebih memudahkan para pelanggan,” terang Jeff.

Di waktu bersamaan, nantinya The FIT Company juga akan meluncurkan aplikasi mereka ke publik. Bernama FITCO (singkatan dari FIT Company), aplikasi ini akan menjadi platform yang mampu menyediakan layanan berbasis ekosistem wellness yang kami miliki.

“Untuk saat ini, layanan kami masih terpusat di kota besar dengan tingkat kepadatan yang tinggi seperti wilayah Jabodetabek. Namun ke depannya, kami berharap agar layanan kami dapat dinikmati di seluruh wilayah di Indonesia,” sambung Jeff.

Penggalangan dana lanjutan turut menjadi agenda yang tengah dimatangkan untuk mengakselerasi bisnis. Terkait dengan hal itu Jeff berujar, “Dengan rencana dan tujuan besar yang ingin kami capai, tentunya fundraising menjadi salah satu langkah penting yang masih kami lakukan. Saat ini, kami sedang berada dalam tahap diskusi dengan beberapa pihak yang memiliki visi yang sama dengan yang kami bawa di The FIT Company.”