East Ventures Beri Pendanaan Awal untuk Startup Kopi Fore Coffee

Perusahaan modal ventura East Ventures kembali menjadi venture builder dengan mengumumkan pendanaan awal untuk startup kopi Fore Coffee. Fore Coffee menjadi proyek ketiga yang diinkubasi East Ventures setelah Ev Hive (yang kini menjadi COCOWORK) dan Warung Pintar.

Fore Coffee yang dipimpin oleh Robin Boe yang juga adalah Co-Founder Otten Coffee. Otten merupakan platform e-commerce untuk produk-produk terkait kopi yang juga mendapat dukungan East Ventures. Gerai pertama Fore Coffee sudah mulai beroperasi sejak Agustus 2018 dan kini sudah melayani 1.000 cup kopi per minggunya.

Fore akan diposisikan seperti Luckin Coffee, startup kopi dengan pendekatan digital, yang menjadi penantang gerai Starbucks di Tiongkok. Implementasi Luckin berbentuk prototipe gerai kopi modern yang mendorong konsumennya mengunduh aplikasi ketika ingin memesan dan menggunakan pembayaran mobile (dompet elektronik).

“Memanfaatkan jaringan dan keahlian dari Otten, Fore dilengkapi dengan peralatan teknologi tinggi dan mesin untuk memberikan kualitas kopi terbaik kepada pelanggan kami. Kami memimpikan hari di mana setiap orang memiliki akses ke kopi spesial yang terjangkau dekat dengan mereka setiap hari dan kami gembira bahwa kami bergerak maju ke hal itu dengan mantap,” terang CEO Fore Coffee Robin Boe.

Fore Coffee akan mengoperasikan gerai pertama mereka yang terletak di lantai dua toko Otten Coffee Jakarta yang beralamat di Jl Senopati No 77, Jakarta Selatan. Toko kedua rencananya akan dibuka di Plaza Indonesia Oktober ini dan akan menyusul cabang lainnya di pusat perbelanjaan dan kantor-kantor.

“Ekosistem teknologi Indonesia telah bergerak cepat dengan banyak inovasi yang mengubah kehidupan kita sehari-hari. Khususnya cara konsumen mendapatkan makanan mereka, itu telah berubah dalam beberapa tahun terakhir dengan inovasi layanan pengiriman makanan. Ini memicu hipotesis baru dalam diri kita yang menurut kami ingin kita buktikan dengan cepat. Bisakah kami melayani permintan baru dengan desain startup berbasis bottom up yang fokus pada inovasi baru di Indonesia? Di Tiongkok, Luckin Coffee menjawab pertanyaan itu,” jelas Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures dan Chairman Fore Coffee.

Katadata Receives New Funding Led by East Ventures

Online media platform focusing on economic and business research, Katadata, announced the acquisition of fresh funding led by East Ventures. The previous investors, Emerging Media Opportunity Fund (EMOF) and Lin Che Wei were also involved in this round. The value is still undisclosed.

The fund will be used for product development and machine learning-based data management system. Metta Dharmasaputra, Katadata’s Co-founder & CEO, said the funding is part of their further step to develop business as a data-based media.

“With the support of the to-be-developed data system, it’s expected to result in an in-depth data-based news and analysis which capable to help business players, government, and other stakeholders. As planned, the new data-based product will be launched by the end of the year,” he said.

Founded in 2012, Katadata is known as a news portal that mostly provides infographic and video content. All packed in two brand sites, katadata.co.id and databoks.co.id.

“By combining traditional journalistic principles with technology-based distribution methods, we can achieve a better future. East ventures has high hopes that Katadata can be a role model for the long-form news media in Indonesia,” Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner, said.

Moreover, Lin Che Wei, Katadata’s angel investor said that this third round is believed to accelerate the digitization process, artificial intelligence technology development, and big data.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Katadata Dapatkan Pendanaan Baru yang Dipimpin East Ventures

Katadata sebagai media siber yang berfokus di riset bidang ekonomi dan bisnis, hari ini (16/8) mengumumkan pendanaan yang dipimpin East Ventures. Investor sebelumnya, Emerging Media Opportunity Fund (EMOF) dan Lin Che Wei, turut terlibat kembali dalam pendanaan ini. Tidak disebutkan besaran pendanaan yang didapat.

Dana segar akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan sistem pengelolaan data dengan teknologi machine learning. Menurut Co-founder & CEO Katadata Metta Dharmasaputra, pendanaan ini merupakan bagian dari langkah lanjutan pengembangan Katadata sebagai media berbasis data.

“Dengan dukungan sistem data yang akan dikembangkan tersebut, diharapkan akan dihasilkan berita dan analisis mendalam berbasis data yang mampu membantu para pelaku bisnis, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Rencananya, produk baru berbasis data tersebut akan diluncurkan pada akhir tahun ini,” ujar Metta.

Sejak berdiri tahun 2012, Katadata dikenal sebagai portal berita yang acap kali menyajikan konten berupa infografik dan video. Dikemas dalam dua brand situsnya katadata.co.id dan databoks.co.id.

“Dengan menggabungkan prinsip-prinsip jurnalistik tradisional dengan metode distribusi berbasis teknologi, kita dapat mencapai masa depan yang lebih baik. East Ventures memiliki harapan besar agar Katadata menjadi teladan bagi media berita longform di Indonesia,” sambut Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca.

Sementara itu Lin Che Wei, angel investor tahap awal Katadata, menyampaikan bahwa pendanaan ronde ketiga ini dipercaya akan mempercepat proses digitalisasi, pengembangan teknologi artificial intelligence, dan big data.

East Ventures and Vertex Ventures Lead Series A Funding for Cicil

Cicil, a fintech platform focused on student loan segment receives a Series A funding from a number of investors. They are East Ventures, Vertex Ventures, K3 Ventures, Ethos Partners and Accord Ventures. In total, Cicil has received more than $5 million (more than IDR 70 billion) in external funding.

East Ventures, which was involved in the previous series of funding, saw Cicil not only as a loan company but also a service capable of solving the most critical problem in Indonesia, said the development of human capacity by bridging the gap of education financial.

Cicil is not just another loan company. [Cicil’s Co-Founder] Leslie and Edward solved the most critical problem in Indonesia regarding human capacity development. Access to the real education can improve public’s living standard, but Indonesia’s education system is still high maintenance. Cicil fills the gap by providing funds for students to finance their study and buy their learning equipment, such as laptop and PC. It certainly can help students in developing along with the national movement to become the Energy of Asia,” Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner, said.

It’s corroborated by Vertex Ventures’ Managing Partner Joo Hock Chua. He said that he’s excited to lead the funding for Cicil and could help them make expansion in Indonesia’s student market segment.

“Cicil has accomplished all important and ongoing mission in the education journey of students by helping them finance their needs, including laptop, travel cost, housing, and school fees. They have the right tools and opportunities to focus on producing a better learning experience. We also see great opportunities in Indonesia, it’s to help SEA students as well,” he explained.

Cicil has been focused on solutions for financial issues in Indonesia. It’s either for tuition or online purchases with monthly installment without a credit card.

Since founded in 2016, Cicil has grown and managed to reach 10 provinces and 29 cities in Indonesia, also served students over 100 universities. Using this fresh funding, Cicil plans to help more students.

“We see the financial access is a real problem for Indonesian students and we hope Cicil can help to solve the problem. We also expect to overcome similar problems not only in Indonesia but also throughout Southeast Asia. The fresh fund will enable us to accelerate expansion and serve more students,” Leslie Lim, Cicil‘s Co-Founder, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures dan Vertex Ventures Pimpin Pendanaan Seri A untuk Cicil

Platform fintech yang fokus ke pinjaman segmen mahasiswa Cicil meraih pendanaan Seri A dari sejumlah investor. Beberapa investor yang terlibat antara lain East Ventures, Vertex Ventures, K3 Ventures, Ethos Partners dan Accord Ventures. Dengan pendanaan kali ini secara total Cicil sudah mendapatkan lebih dari $5 juta (lebih dari 70 miliar Rupiah).

Pihak East Ventures yang juga terlibat dalam pendanaan seri sebelumnya melihat Cicil tidak hanya sebagai perusahaan pinjaman, tapi juga layanan yang berhasil memecahkan masalah paling critical di Indonesia yaitu pengembangan kapasitas manusia dengan menjembatani kesenjangan pembiayaan pendidikan.

“Cicil bukan hanya sekadar perusahaan pinjaman lainnya. [Co-Founder Cicil] Leslie dan Edward  memecahkan masalah paling kritikal di Indonesia, yakni pengembangan kapasitas manusia. Akses ke pendidikan sesungguhnya mampu meningkatkan standar hidup masyarakat, namun sistem pendidikan di Indonesia masih sangat mahal. Cicil mengisi kesenjangan ini dengan memberikan pembiayaan bagi para mahasiswa untuk membiayai pendidikan serta membeli kebutuhan belajar seperti laptop dan komputer. Hal ini tentunya dapat membantu mahasiswa untuk dapat maju berkembang dan selaras degan gerakan nasional untuk menjadi Energi Asia,” terang Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Hal senada disampaikan Managing Partner Vertex Ventures Joo Hock Chua. Ia menyampaikan bahwa pihaknya cukup senang bisa bersama-sama memimpin pendanaan untuk Cicil dan bisa membantu mereka untuk melakukan ekspansi pada segmen pasar mahasiswa di Indonesia.

“Cicil telah memenuhi misi yang penting dan berkelanjutan dalam perjalanan pendidikan para mahasiswa dengan membantu pembiayaan kebutuhan mereka, dari laptop, perjalanan, tempat tinggal hingga uang sekolah. Mereka memiliki alat dan peluang yang tepat untuk fokus menghasilkan pengalaman belajar yang lebih baik. Kami juga melihat peluang besar di Indonesia, yaitu membantu para pelajar di kawasan ASEAN juga,” jelas Joo.

Cicil sejauh ini memang fokus pada solusi untuk permasalahan keuangan mahasiswa di Indonesia. Baik untuk membayar uang sekolah maupun pembelian secara online dengan cicilan bulanan tanpa kartu kredit.

Sejak didirikan akhir tahun 2016, Cicil telah berkembang dan berhasil menjangkau 10 provinsi dan 29 kota di Indonesia dan berhasil melayani mahasiswa di lebih dari 100 universitas. Dengan dana baru ini, Cicil sudah merencanakan untuk bisa membantu lebih banyak lagi mahasiswa.

“Kami melihat bahwa akses keuangan merupakan masalah yang nyata bagi mahasiswa Indonesia dan kami berharap Cicil dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Kami juga berharap dapat mengatasi masalah serupa bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara. Dana baru ini akan memungkinkan kami untuk mempercepat ekspansi dan melayani lebih banyak lagi mahasiswa,” ungkap Co-Founder Cicil Leslie Lim.

Warung Pintar Receives 57 Billion Rupiah Fresh Funding

Warung Pintar announces the acquisition of fresh funding worth $4 million (around IDR 57.9 billion) from Vertex Ventures, Pavilion Capital, and Line Ventures. It will be Warung Pintar’s new arsenal to accelerate business in order to improve the quality of Jakarta’s kiosks and encourage the inclusion of micro business technology. The average monthly income of a kiosk partner is claimed to reach IDR 4.17 million or 15% higher than the minimum wage in the Greater Jakarta.

Previously, in February, Warung Pintar has acquired $4 million seed funding. In six months, the kiosk has increased more than 3000% from 12 to 319 kiosks. There are 12 thousand potential partners claimed to register. Earlier this month, Warung Pintar has announced a partnership with Go-Jek to receive Go-Pay as a cashless payment.

“We continue to innovate and listen to what customers and kiosk partners need so that the technology we develop is accessible and easy for them to use. We keep trying to solve the daily hyperlocal problems of these kiosks with the latest technology and global knowledge related to the products. Therefore, we’re building the engineering team based on a strong technical knowledge and a big heart for Indonesians,” Sofian Hadiwijaya, Warung Pintar‘s CTO, added.

In the previous interview, Warung Pintar mentioned that they use partnership system with anyone from the low-to-mid class. It only requires selection process and data verification before the kiosk open. One of those is to have space (owned property or rent) to build a kiosk.

Warung Pintar will rent the facilities as Wi-Fi, LCD TV, CCTV, the kiosk, dispenser, mini-refrigerators, stoves, and digital system as its first assets without monthly fees. The company doesn’t take fees as monetization from kiosk owners.

“Warung Pintar is truly born of the problems before our own eyes without we realize. We are confident and eager to bring financial inclusion to people without bank accounts (unbanked population) by providing them financial and additional income,” Willson Cuaca, East Venture’s Managing Partner and Warung Pintar’s Commissioner, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Warung Pintar Umumkan Perolehan Dana Baru 57 Miliar Rupiah

Warung Pintar mengumumkan perolehan dana baru senilai $4 juta (sekitar 57,9 miliar Rupiah) dari Vertex Ventures, Pavilion Capital, dan Line Ventures. Pendanaan ini akan menjadi bahan bakar Warung Pintar mempercepat usaha membantu meningkatkan kualitas warung di Jakarta dan mendorong inklusi teknologi untuk usaha mikro. Diklaim rata-rata pendapatan bulanan mitra warung dapat mencapai hingga Rp. 4,17 juta atau 15% lebih tinggi dari upah minimum wilayah Jabodetabek.

Sebelumnya, di bulan Februari, Warung Pintar juga memperoleh $4 juta untuk pendanaan awalnya. Dalam waktu enam bulan disebutkan jumlah kiosnya melonjak lebih dari 3000%, dari 12 kios menjadi 319 kios. Diklaim telah ada 12 ribu calon mitra Warung Pintar yang mendaftar. Awal bulan ini Warung Pintar mengumumkan kemitraan dengan Go-Jek untuk menerima Go-Pay sebagai alat pembayaran non-tunai.

“Kami terus berinovasi dan mendengarkan apa yang dibutuhkan pelanggan serta mitra kios agar teknologi yang kami kembangkan dapat diakses dan mudah digunakan oleh mereka. Kami terus mencoba memecahkan masalah hyperlocal yang dimiliki para warung ini setiap hari dengan teknologi terbaru serta pengetahuan global tentang produk. Oleh karena itu kami tengah membangun tim engineering dengan pemahaman teknis yang kuat dan hati yang besar bagi masyarakat Indonesia,” jelas CTO Warung Pintar Sofian Hadiwijaya.

Dalam wawancara terdahulu, pihak Warung Pintar menyebutkan Warung Pintar menerapkan sistem kemitraan dengan siapapun dari kalangan menengah ke bawah yang ingin berbisnis unit Warung Pintar. Persyaratannya mereka hanya cukup melalui proses seleksi dan verifikasi data sebelum warung buka. Salah satunya sudah memiliki lahan sendiri (bisa milik sendiri atau sewa) untuk dijadikan warung.

Warung Pintar akan meminjamkan fasilitas berupa Wi-Fi, TV LCD, CCTV, bangunan warung, dispenser, kulkas mini, kompor, dan sistem digital sebagai modal awalnya tanpa biaya bulanan. Perusahaan tidak mengambil fee dari para pemilik warung sebagai monetisasinya.

“Warung Pintar benar-benar lahir dari masalah yang ada di depan mata kita sendiri tetapi tidak kita sadari. Kami yakin dan bersemangat untuk membawa inklusi keuangan kepada penduduk yang belum memiliki rekening bank (unbanked population) dengan memberi mereka kekuatan finansial dan penghasilan tambahan,” ujar Managing Partner East Ventures dan Komisaris Warung Pintar Willson Cuaca.

Online Motorcycle Platform Moladin Receives 17 Billion Rupiah New Funding

Online platform that offers anything about motorcycle, Moladin, announces a fresh capital injection of $1.2 million or around Rp17.1 billion from East Ventures, Berjaya Group, and Ethos Partners.

The service is currently available in Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo, and Semarang. The fresh money will be used to expand their reach across Indonesia.

Moladin is a specified online platform for motorcycle stuff. Not only for purchasing, Moladin also provides apparel, spare parts, and information of dealer and forum related to motorcycles.

Founded in November 2017 by Jovin Hoon and Mario Tanamas, the company has already partnered with over 40 dealers with some popular leasing company in Indonesia. Moladin claims to have increased sales by 20-30% per month with more than $1 million in total transaction.

moladin

Jovin Hoon, Moladin’s Co-Founder, explained the conventional purchase was complicated and takes a lot of time. Consumers should pay more than a visit to the dealer to get the one and buy it. Payment was also a thing, it took forever to register the plate. It is why Moladin claims to get a warm welcome as an online platform.

“Our rapid growth shows strong validation of what we’re making. We’re very enthusiastic about the journey ahead to develop Moladin even more,” Hoon explained.

Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner, said on what Moladin did is to facilitate motorcycle purchases by partnering with dealer and investors. Potential customers shouldn’t take a long route and wait forever to buy a motorcycle.

“We saw how Moladin sales volume in May 2018 has multiple three times since early January. It shows the increase in customer’s trust to buy motorcycle via Moladin. There’s a lot of space to develop in the motorcycle industry. We believe their business model will dominate the market as many customers feel comfortable to buy motorcycle digitally,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Platform Sepeda Motor Online Moladin Peroleh Suntikan Dana 17 Miliar Rupiah

Platform online yang bergerak di sektor sepeda motor Moladin mengumumkan telah mendapat suntikan dana segar sebesar $1,2 juta atau sekitar Rp17,1 miliar dari East Ventures, Berjaya Group, dan Ethos Partners.

Saat ini layanan pembelian motor Moladin baru bisa dinikmati mereka yang tinggal di area Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Semarang. Dana segar yang didapat rencananya akan digunakan melebarkan cakupan wilayah ke daerah lain di Indonesia.

Moladin merupakan sebuah platform online yang khusus menangani serba-serbi sepeda motor. Tidak hanya melayani pembelian sepeda motor, Moladin juga melayani pembelian apparel, spare part, informasi mengenai bengkel, dan forum yang membahas mengenai sepeda motor.

Diluncurkan sejak November 2017, Moladin yang didirikan oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas sudah bermitra dengan lebih dari 40 dealer dan beberapa perusahaan leasing besar di Indonesia. Moladin mengklaim mengalami pertumbuhan penjualan 20-30% per bulannya dengan total nilai transaksi lebih dari $1 juta.

Co-Founder Moladin Jovin Hoon menjelaskan, sebelum adanya Moladin pembelian sepeda motor secara konvensional membutuhkan waktu dan cukup rumit. Rata-rata konsumen harus membuat dua sampai tiga kali kunjungan ke dealer untuk mendapatkan motor yang diinginkan sebelum memutuskan untuk membeli.  Belum lagi transaksi pembayaran, registrasi nomor plat yang memakan waktu. Itulah mengapa Moladin sebagai platform online diklaim disambut baik masyarakat.

“Pertumbuhan kami yang cepat menunjukkan validasi yang kuat atas apa yang kami sedang bangun. Kami sangat bersemangat dengan perjalanan kami ke depan untuk terus mengembangan Moladin,” lanjut Jovin.

Managing Parter East Ventures Willson Cuaca mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Moladin adalah melancarkan proses pembelian sepeda motor dengan beerja sama dengan jaringan dealer dan pemodal. Pembeli potensial tidak harus menempuh jarak dan menunggu lama untuk membeli sepda motor.

“Kami melihat bagaimana volume penjualan Moladin pada Mei 2018 telah meningkat tiga kali lipat sejak awal Januari. Ini menunjukkan kepercayaan pelanggan yang terus meningkat dalam membeli sepeda motor melalui Moladin. Masih banyak ruang untuk bertumbuh di industri sepeda motor. Kami percaya bahwa model bisnis mereka akan mendominasi pasar dengan semakin banyaknya orang yang merasa nyaman untuk membeli sepeda motor secara digital,” imbuh Willson.

Application Information Will Show Up Here

Startup Layanan Otomotif Montir Raih Pendanaan Seri A dari East Ventures

Startup layanan otomotif dan suku cadang on demand Montir mengumumkan perolehan dana segar seri A dari East Ventures dengan nilai yang tidak disebutkan. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat misi perusahaan sebagai solusi ‘satu atap’ untuk kebutuhan servis otomotif.

Montir didirikan oleh Mikhail Laurus dan Dennis Eka Putra pada 2016 dengan misi yang ingin menciptakan inovasi dalam industri otomotif dengan mengaplikasikan teknologi untuk membentuk proses servis kendaraan yang lebih sederhana dan nyaman. Di Jakarta saja, pasar perbaikan kendaraan (tidak termasuk reparasi bodi kendaraan) diperkirakan mencapai US$1 miliar per tahunnya.

Namun bagi banyak orang, melakukan servis kendaraan menjadi beban tersendiri karena prosesnya yang panjang dan tidak efisien. Mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan hingga berhari-hari, hanya untuk mengantre dan memperbaiki mobil.

Seiring dengan pertumbuhan industri e-commerce yang cepat, Montir menyadari banyak pemilik mobil menginginkan solusi mobil ‘satu atap’. Artinya, mereka dapat menghemat waktu dan uang tanpa mengorbankan kualitas layanan. Hal ini yang ingin disasar Montir.

Montir menawarkan layanan dan perbaikan mobil on-demand, mulai dari perawatan rutin seperti penggantian oli dan servis rem, hingga perbaikan yang lebih berat seperti penggantian radiator dan perbaikan AC. Pelanggan dapat memesan layanan Montir melalui situs web atau aplikasi. Selain servis mobil, Montir juga menyediakan jasa salon mobil dan derek.

“Mendapatkan harga serta kualitas terbaik selalu menjadi tantangan di industri otomotif. Jika pemilik mobil pergi ke bengkel resmi, kualitasnya akan sangat baik tapi harganya relatif tinggi. Sementara, jika ke bengke tidak resmi, tentu akan lebih murah tapi kualitas layanannya di pertanyakan. Montir hadir dan memberikan yang terbaik dari keduanya,” terang Co-Founder Montir Mikhail Laurus dalam keterangan resmi.

Dia menerangkan untuk proses pemesanannya, pelanggan cukup membuka situs Montir. Lalu mengisi masalah mobil apa yang mereka hadapi dan memilih jadwal untuk konsultasi. Penasihat Montir akan datang untuk memeriksa mobil dan memberi saran layanan atau suku cadang apa yang perlu dibeli. Setelah pelanggan setuju, Montir akan mengirim suku cadang tersebut beserta tenaga ahlinya untuk melakukan servis mobil di lokasi pelanggan berada.

Co-Founder Montir Dennis Eka Putra mengklaim dari alur tersebut, pelanggan puas dengan layanan yang diberikan. Pihaknya juga bangga karena menjadi satu-satunya perusahaan yang dapat melakukan perbaikan skala berat dan penggantian suku cadang di rumah pelanggan dan bukan di bengkel.

“Tak hanya itu, kami juga menyediakan berbagai suku cadang dengan tingkat kualitas berbeda-beda untuk memenuhi anggaran pelanggan. Seperti kualitas asli, suku cadang aftermarket, hingga suku cadang bekas. Melalui platform kami, pelanggan akan menghemat banyak waktu dengan tidak pergi ke bengkel dan meninggalkan mobilnya selama beberapa hari,” ujar Dennis.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan Montir memecahkan masalah inefisiensi dalam industri otomotif yang sedang tumbuh. Indonesia memiliki lebih dari 129 juta kendaraan di jalan (80% sepeda motor dan 20% mobil).

“Para pendiri berhasil menunjukkan kemampuan mereka dalam memberikan layanan otomotif berkualitas tinggi yang lebih cepat dan lebih murah di lokasi manapun. Kami percaya bahwa Montir siap untuk membawa industri jasa otomotif ke tingkat berikutnya,” tuturnya.

Bertambahnya Montir, turut melengkapi portofolio East Ventures sepanjang tahun ini. Sebelumnya perusahaan modal ventura ini juga mengumumkan sejumlah kucuran dana untuk startup seperti Nodeflux, COCOWORK (sebelumnya bernama EV Hive), PHI Integration, Sociolla, Waresix, Warung Pintar, dan masih banyak lagi.