Soul Sync Pro Adalah True Wireless Earphone dengan Daya Tahan Baterai Total 150 Jam

Salah besar jika Anda mengincar kualitas suara dari sebuah true wireless earphone. Bukan berarti perangkat yang masuk dalam kategori ini pasti jelek kualitas suaranya, akan tetapi yang nilai yang diunggulkan sebenarnya adalah kepraktisan.

Sayang sekali beberapa true wireless earphone malah terkesan kurang praktis akibat daya tahan baterainya yang lemah. Secara umum, sebagian besar pabrikan menyuplai true wireless earphone bikinannya dengan charging case yang mampu mengisi ulang baterai perangkat hingga 3 – 5 kali, sebelum akhirnya case itu sendiri yang perlu di-charge.

Soul Sync Pro

Kasusnya tidak demikian pada true wireless earphone besutan Soul Electronics berikut ini. Dinamai Soul Sync Pro, baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 6,5 jam pemakaian, tapi yang istimewa sebenarnya adalah charging case-nya. Berbekal kapasitas 3.000 mAh, case ini diyakini mampu mengisi ulang baterai perangkat sampai 22 kali, sehingga jika ditotal daya tahan baterai Soul Sync Pro pun mencapai angka 150 jam.

Secara teknis, Soul Sync Pro mengemas driver berdiameter 6 mm pada masing-masing unitnya, dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Konektivitasnya sudah mengandalkan Bluetooth 5.0, dan perangkat turut dibekali sepasang mikrofon dengan teknologi noise cancelling rancangan Qualcomm yang menjanjikan kejernihan output suara selagi dipakai untuk menelepon.

Soul Sync Pro

Seperti mayoritas true wireless earphone lain, pengoperasiannya mengandalkan kontrol sentuh di tiap unit, termasuk untuk memanggil Google Assistant ataupun Siri. Juga sudah dianggap sebagai standar adalah ketahanan air, dan Soul Sync Pro mencatatkan ketahanan IPX5.

Di Amerika Serikat, Soul Sync Pro saat ini sudah dipasarkan seharga $130. Tidak bisa dianggap murah, tapi setidaknya charging case-nya cukup perkasa sampai-sampai bisa dijadikan power bank dadakan untuk smartphone.

Sumber: SlashGear.

Beoplay E8 3rd Gen Lebih Kecil tapi Baterainya Lebih Awet dari Pendahulunya

CES 2020 belum lama ini menjadi saksi atas lahirnya seabrek true wireless earphone baru. Meski sedikit terlambat dibanding yang lain, bukan berarti Bang & Olufsen tidak punya penawaran baru untuk tahun ini. Dedengkot audio asal Denmark itu baru saja memperkenalkan generasi ketiga dari true wireless earphone-nya, Beoplay E8.

Dibandingkan iterasi keduanya yang dirilis tahun lalu, Beoplay E8 3rd Gen menyuguhkan peningkatan dramatis di sektor baterai. Dalam sekali pengisian, ia bisa beroperasi hingga 7 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya siap menyuplai daya ekstra setara 28 jam pemakaian (nyaris dua kali lipat sebelumnya).

Beoplay E8 3rd Gen

Hebatnya lagi, ini dapat dicapai lewat dimensi perangkat yang lebih ringkas. Ya, dilihat dari gambarnya saja, Beoplay E8 3rd Gen sudah tampak lebih mungil ketimbang dua pendahulunya; hingga 17 persen lebih kecil kalau kata B&O, dengan bobot masing-masing earpiece cuma 5,8 gram. Bentuk kedua earpiece-nya kini benar-benar membulat, tidak lagi menyerupai telur seperti sebelumnya.

Bagaimana bisa lebih kecil tapi baterainya lebih awet? Itu dikarenakan Beoplay E8 3rd Gen sudah mengandalkan Bluetooth 5.1 sebagai konektivitasnya, yang memang lebih irit daya dibanding Bluetooth 5.0, serta dapat tersambung secara lebih cepat. Dukungan codec aptX pun tak lupa B&O sematkan pada perangkat ini.

Beoplay E8 3rd Gen

Satu fitur yang masih absen adalah active noise cancellation (ANC), fitur yang menjadi andalan AirPods Pro dan sejumlah true wireless earphone lain. Meski begitu, Beoplay E8 3rd Gen dapat menangkap suara dengan lebih jernih berkat empat buah mikrofon (sebelumnya cuma dua), dan ini diklaim juga menyempurnakan kinerja Transparency Mode, fitur untuk membiarkan suara luar masuk dengan menyentuh earpiece.

Selebihnya, Beoplay E8 3rd Gen tetap mempertahankan keunggulan pendahulunya, termasuk charging case yang kompatibel dengan Qi wireless charger (dijual terpisah) di samping sambungan USB-C. Harganya juga masih sama persis, $350 saat dipasarkan mulai pertengahan Februari nanti.

Via: SlashGear.

Razer Hammerhead True Wireless Janjikan Audio yang Selalu Sinkron Selama Sesi Gaming Berlangsung

Praktis adalah nilai jual utama yang ditawarkan sebuah earphone wireless. Namun absennya kabel sering kali berujung pada ketidakcocokannya dipakai untuk sesi gaming. Pasalnya, audio yang tersaji kerap tidak sinkron dengan apa yang tampil di layar.

Problem inilah yang hendak dijegal oleh Razer lewat Hammerhead True Wireless. Perangkat ini hadir membawa konektivitas Bluetooth 5.0 yang telah dimodifikasi. Dipadukan dengan fitur bernama Gaming Mode, Hammerhead True Wireless sanggup menyuguhkan latency sekecil 60 milidetik, sehingga audio tidak akan terdengar terlambat dari apa yang tampak di layar.

Bukan cuma untuk bermain game, Gaming Mode juga bakal sangat berguna ketika pengguna sedang menonton film. Singkat cerita, latency yang tergolong sangat minim ini akan selalu memastikan audio berjalan secara sinkron dengan video.

Razer Hammerhead True Wireless

Secara desain, Hammerhead True Wireless punya banyak kemiripan dengan AirPods versi standar – kebetulan Apple juga baru saja merilis AirPods Pro yang mengusung desain anyar – namun ia sedikit lebih unggul karena telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX4. Di dalamnya bernaung driver 13 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz.

Seperti halnya AirPods, pengoperasiannya juga mengandalkan kontrol sentuh di sisi luar masing-masing unit, dan ia juga dapat dipakai untuk memanggil voice assistant di ponsel. Yang agak mengecewakan, baterainya rupanya tidak seawet AirPods.

Razer Hammerhead True Wireless

Dalam sekali pengisian, Hammerhead True Wireless cuma bisa bertahan selama 3 jam pemakaian, dan charging case-nya hanya mampu menyuplai 12 jam daya ekstra. Bandingkan dengan AirPods yang bisa tahan sampai 5 jam, dan charging case-nya bisa menyimpan daya dua kali lebih besar.

Kabar baiknya, Razer Hammerhead True Wireless punya banderol yang cukup terjangkau di angka $100. Fitur-fitur yang ditawarkannya memang tergolong standar, namun tetap saja ia cukup unik berkat kehadiran Gaming Mode itu tadi.

Sumber: Razer.

AirPods Pro Hadir Mengusung Desain yang Lebih Nyaman dan Active Noise Cancellation

Apple diam-diam meluncurkan true wireless earphone baru. Dinamai AirPods Pro, sebenarnya tidak ada sesuatu yang terkesan profesional darinya, akan tetapi ia menawarkan sejumlah keunggulan yang tidak bisa kita dapat dari AirPods versi standar.

Keunggulan yang pertama adalah terkait desainnya. Seperti yang bisa kita lihat, masing-masing unitnya dilengkapi eartip silikon. Selain membantu menyempurnakan isolasi suara secara pasif, kehadiran eartip silikon ini juga memastikan perangkat tidak mudah terlepas dari telinga – salah satu ‘penyakit’ yang menjangkiti versi standarnya.

‘Tangkai’ yang menjulur ke luar juga tidak sepanjang versi biasanya, membuatnya kelihatan lebih low profile saat sedang digunakan. Apple mengklaim AirPods Pro telah mengantongi sertifikasi IPX4, yang berarti ia tetap bisa beroperasi dengan baik meski terguyur keringat atau dipakai saat hujan gerimis.

Apple AirPods Pro

Keunggulan lain yang absen dari versi standarnya adalah active noise cancellation (ANC), yang akan mengeliminasi suara luar secara lebih efektif berkat keterlibatan sepasang mikrofon di masing-masing unitnya. Agar tidak membuahkan sensasi seperti berada di ruang hampa udara, Apple turut menyematkan ventilasi udara kecil (garis hitam di sisi luar perangkat) pada AirPods Pro.

Fitur ANC ini bisa diaktifkan atau dinonaktifkan dengan mudah kapan saja pengguna mau, baik melalui Control Center di iPhone/iPad atau dengan menjepit dan menekan tangkainya yang pressure sensitive. Pengguna bahkan bisa memilih mode “Transparency”, yang justru akan menyelipkan sejumlah suara dari luar sehingga mereka tetap bisa mendengar suara dari sekitarnya – berguna semisal pengguna sedang menunggu pengumuman atau sejenisnya.

Apple AirPods Pro

Selebihnya, AirPods Pro tetap mempertahankan segala kelebihan versi standarnya, mulai dari proses pairing yang amat simpel, dukungan fitur “Hey Siri”, sampai daya tahan baterai hingga 5 jam pemakaian (4,5 jam kalau fitur ANC-nya aktif). Charging case-nya pun juga bisa menyuplai lebih dari 24 jam daya baterai ekstra meski bentuknya agak sedikit berbeda.

AirPods Pro saat ini sudah dipasarkan di lebih dari 25 negara. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $249, atau $50 lebih mahal daripada AirPods versi standar yang datang bersama wireless charging case.

Sumber: Apple.

Master & Dynamic Luncurkan Dua True Wireless Earphone Baru, MW07 Plus dan MW07 Go

Master & Dynamic menjalani debut perdananya di segmen true wireless earphone tahun lalu. Tahun ini, produsen yang dikenal terobsesi dengan material-material premium tersebut hadir dengan dua true wireless earphone sekaligus: MW07 Plus dan MW07 Go.

MW07 Plus merupakan penerus langsung earphone yang mereka rilis tahun lalu. Desainnya sama persis, masih dengan case berbentuk kotak membusur yang terbuat dari bahan asetat, demikian pula charging case-nya yang masih mengandalkan konstruksi stainless steel. Kalau dari segi estetika, perangkat ini memang tidak perlu banyak dibenahi.

Yang perlu diperbaiki adalah kinerjanya, spesifiknya daya tahan baterai MW07 yang tergolong sangat singkat: cuma 3,5 jam dalam sekali pengisian, dan charging case-nya pun hanya mampu menyuplai daya ekstra yang setara dengan 10,5 jam pemakaian. Di aspek inilah MW07 Plus hadir membawa penyempurnaan yang signifikan.

Master & Dynamic MW07 Plus

Dibantu oleh konektivitas Bluetooth 5.0 (sebelumnya cuma Bluetooth 4.2), MW07 Plus diklaim sanggup beroperasi selama 10 jam nonstop, sedangkan charging case-nya dirancang untuk mengisi penuh perangkat sampai tiga kali, yang berarti total daya tahannya mencapai angka 40 jam. Waktu pengisiannya pun amat cepat, cuma 15 menit untuk mencapai kapasitas 50%, atau 40 menit dari 0 – 100%.

Soal kualitas suara, MW07 Plus masih mengandalkan driver Beryllium berdiameter 10 mm yang sama, akan tetapi masing-masing earpiece-nya kini turut dilengkapi sepasang noise reduction mic demi menangkap suara pengguna secara lebih jernih. Sama seperti sebelumnya, masing-masing earpiece MW07 Plus juga dapat dioperasikan secara mandiri.

Active noise-cancellation juga termasuk salah satu fitur unggulan MW07 Plus. Sebaliknya, ada fitur Ambient Listening Mode yang dirancang supaya pengguna bisa lebih awas dan peka terhadap kondisi di sekitarnya.

Master & Dynamic MW07 Go
Master & Dynamic MW07 Go / Master & Dynamic

Untuk MW07 Go, earphone ini dirancang buat kebutuhan yang berbeda, spesifiknya buat konsumen yang rutin berolahraga. Gaya desainnya memang sama, akan tetapi bahan case-nya berbeda, kali ini merupakan material thermoplastic komposit yang amat ringan. Secara keseluruhan, MW07 Go 15% lebih kecil dan lebih ringan dari MW07 orisinal, dan ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX6 (MW07 Plus cuma IPX5).

Juga lebih kecil dan lebih ringan adalah charging case-nya, yang permukaannya dilapis bahan fabric ketimbang stainless steel. Berhubung lebih ringkas, suplai daya tahan baterainya juga lebih terbatas – cuma 12 jam – namun untungnya MW07 Go sendiri masih bisa digunakan selama 10 jam nonstop sebelum perlu diisi ulang.

Master & Dynamic MW07 Go

Selebihnya, MW07 Go punya banyak kemiripan dengan MW07 Plus, mulai dari driver Beryllium dan noise reduction mic-nya, sampai ke konektivitas dan dukungan terhadap voice assistant-nya.

Master & Dynamic saat ini telah memasarkan MW07 Plus seharga $299, sedangkan MW07 Go dibanderol $199. Masing-masing tersedia dalam empat pilihan warna yang berbeda. Khusus MW07 Plus, corak pada casing-nya bisa berbeda dari satu unit dengan yang lainnya, sama kasusnya seperti MW07 orisinal.


Sumber: Master & Dynamic 1, 2.

Google Pixel Buds Versi Baru Akhirnya Adopsi Tren True Wireless Earphone

Bersamaan dengan Pixel 4 dan Pixel 4 XL, Google turut mengungkap versi baru dari earphone wireless-nya, Pixel Buds. Berbeda dari yang dirilis tahun lalu, Pixel Buds kini telah mengadopsi rancangan true wireless dan tidak lagi ‘dinodai’ oleh seuntai pun kabel.

Secara fisik, desainnya sebenarnya masih cukup mirip dengan generasi pertamanya; bulat dan pipih di sisi luar, kemudian ada earpiece yang menonjol di sisi dalam. Yang sedikit berbeda adalah posisi earpiece yang agak turun ke bawah, dan Google juga telah membalut masing-masing ujungnya dengan eartip berbahan silikon.

Juga berbeda adalah semacam tangkai kecil yang menjulang ke atas yang berfungsi untuk menstabilkan posisi perangkat selagi terpasang di telinga. Di sisi bawah masing-masing earpiece, Google sengaja menempatkan sejenis ventilasi kecil agar pengguna masih bisa mendengar suara dari luar meskipun lirih, dengan harapan mereka tetap sadar akan apa saja yang terjadi di sekitarnya.

Google Pixel Buds

Di balik setiap unit earpiece-nya, tertanam driver berdiameter 12 mm serta sepasang mikrofon dengan teknologi noise cancelling. Google juga bilang bahwa Pixel Buds telah dilengkapi voice accelerometer, yang bertugas mendeteksi ucapan pengguna melalui getaran pada tulang rahangnya, sehingga pada akhirnya suara pengguna masih bisa terdengar jelas meski ada suara angin yang menderu, semisal ketika sedang berlari atau bersepeda.

Di samping mengandalkan bantuan Google Assistant, Pixel Buds juga dapat dioperasikan via panel sentuh pada sisi luar masing-masing earpiece-nya. Fitur auto on/off juga tersedia, yang berarti ia bisa memegang kendali sendiri dengan mendeteksi apakah ia sedang terpasang di telinga atau tidak.

Yang cukup mengejutkan, Google mengklaim Pixel Buds punya jarak sambungan Bluetooth yang jauh. Sejauh tiga ruangan yang berbeda kalau indoor, atau malah sejauh satu lapangan sepak bola kalau outdoor. Juga menarik adalah kemampuannya untuk mengatur volume dengan sendirinya berdasarkan ramai-tidaknya kondisi di sekitar.

Google Pixel Buds

Dalam satu kali pengisian, Pixel Buds diyakini mampu beroperasi selama 5 jam nonstop, sedangkan charging case-nya siap menyuplai daya ekstra yang setara dengan 19 jam pemakaian (total 24 jam). Bentuk charging case-nya yang seperti telur ini berbeda dari sebelumnya, dan ia kini dapat di-charge secara wireless, serta diklaim tahan cipratan air seperti Pixel Buds itu sendiri.

Berbeda dari Pixel 4, Google Pixel Buds baru akan dijual mulai tahun depan. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $179, sedangkan pilihan warnanya ada empat – tiga di antaranya sama persis dengan warna Pixel 4.

Sumber: Google.

Microsoft Luncurkan Surface Laptop 3, Surface Pro 7, Surface Pro X, dan Surface Earbuds

Awal Oktober tahun lalu, Microsoft merilis empat hardware baru sekaligus. Tahun ini jumlahnya bertambah menjadi enam, dan supaya lebih memudahkan para pembaca, saya akan membaginya menjadi dua artikel yang berbeda.

Untuk artikel ini, yang akan saya bahas adalah empat perangkat yang siap Microsoft jual menjelang musim liburan tahun ini. Mereka adalah Surface Laptop 3, Surface Pro 7, Surface Pro X, dan Surface Earbuds.

Surface Laptop 3

Surface Laptop 3

Laptop non-convertible generasi ketiga Microsoft ini datang dalam dua varian ukuran: 13,5 inci dan 15 inci. Keduanya tipis dan ringan seperti generasi sebelumnya, akan tetapi sekarang balutan Alcantara di sekitaran keyboard-nya tidak lagi menjadi standar. Sebagai gantinya, konsumen bisa memilih antara yang berlapis Alcantara atau yang serba aluminium seluruhnya.

Microsoft juga masih mempertahankan layar sentuh dengan aspect ratio 3:2 pada Surface Laptop 3. Memang ada perbedaan resolusi di antara dua varian ukuran ini, akan tetapi tingkat kepadatan pixel layarnya sama persis di angka 201 ppi, yang berarti gambar dan teks akan kelihatan sama tajamnya di kedua varian.

Surface Laptop 3

Yang sangat berbeda di antara keduanya adalah perihal spesifikasi dan performa. Surface Laptop 3 13,5″ datang membawa prosesor Intel Core i5 atau i7 generasi kesepuluh (Ice Lake), sedangkan Surface Laptop 3 15″ berbeda sendiri dengan prosesor AMD Ryzen 5 atau 7. Bukan sembarang Ryzen, Microsoft bahkan menyebutnya lengkap dengan embel-embel “Ryzen Surface Edition”.

Branding semacam itu menandakan bahwa Microsoft ikut memegang andil dalam proses pengembangannya. Microsoft bilang bahwa prosesor ini adalah yang tercepat di kelasnya. Kelas yang dimaksud di sini adalah laptop 15 inci dengan ketebalan maksimum 20 mm, dan yang menggunakan prosesor dengan TDP (thermal design power) 15 watt.

Fitur-fitur lain yang diunggulkan Surface Laptop 3 mencakup trackpad yang berukuran 20% lebih besar, fast charging (0 – 80% dalam sekitar satu jam), dan yang mungkin paling ditunggu-tunggu adalah kehadiran port USB-C di samping USB-A, apalagi mengingat generasi sebelumnya hadir tanpa port USB-C.

Berapa harganya? Mulai $999 untuk Surface Laptop 3 13,5″, atau mulai $1.199 untuk Surface Laptop 3 15″. Pilihan warnanya ada empat untuk varian 13,5 inci, sedangkan varian 15 incinya hanya kebagian dua opsi warna.

Surface Pro 7 dan Surface Pro X

Surface Pro 7 / Microsoft
Surface Pro 7 / Microsoft

Beralih ke segmen 2-in-1, Microsoft mengklaim Surface Pro 7 menawarkan performa dua kali lebih cepat berkat penggunaan prosesor Intel generasi kesepuluh, dengan pilihan mulai dari Core i3 sampai Core i7. Seperti halnya Surface Laptop 3, Surface Pro 7 pada akhirnya juga telah dilengkapi dengan port USB-C.

Surface Pro 7 masih mempertahankan layar sentuh 12,3 inci dengan resolusi 2736 x 1824 pixel (267 ppi). Yang dilakukan Microsoft sejatinya hanya sebatas penyegaran spesifikasi, dan itulah yang justru membuat saudaranya, Surface Pro X, jauh lebih menarik.

Surface Pro X / Microsoft
Surface Pro X / Microsoft

Secara fundamental, Surface Pro X sudah sangat berbeda. Ia merupakan perangkat yang ditenagai chipset berarsitektur ARM, bukan x86 seperti Surface Pro 7, dan ini berarti ia juga dikategorikan sebagai perangkat yang always on, always connected, tidak jauh berbeda dari smartphone atau tablet secara umum.

Otak dari Surface Pro X adalah chipset bernama Microsoft SQ1. Bikinan Microsoft sendiri? Ya, dengan bantuan dari Qualcomm, dan Microsoft pun mengklaim ini merupakan prosesor tercepat yang pernah Qualcomm buat untuk sebuah PC. Untuk pengolahan grafis misalnya, SQ1 diyakini mampu mengerahkan tenaga sebesar 2 teraflop.

Surface Pro X

Arsitektur ARM juga berarti SQ1 dilengkapi modem LTE terintegrasi, spesifiknya Snapdragon X24. Jadi untuk konsumen yang selalu mobile, Surface Pro X jelas merupakan pilihan yang lebih ideal ketimbang Surface Pro 7.

Fakta tersebut turut didukung oleh desain fisik Surface Pro X yang begitu ringkas. Tebalnya cuma 5,33 mm, dengan bobot sekitar 762 gram. Ukuran layarnya sedikit lebih besar di angka 13 inci (dengan pixel density yang sama persis). Namun berhubung bezel-nya amat tipis, dimensi keseluruhannya tidak berbeda jauh dari perangkat berlayar 12 inci.

Aksesori keyboard cover yang mendampingi Surface Pro X juga berbeda; ada ceruk kecil untuk menampung stylus saat sedang tidak dipakai. Stylus-nya pun berbeda dari yang biasa, dengan desain lebih tipis dan yang otomatis terisi ulang baterainya selagi menancap di dalam ceruk tersebut secara magnetis.

Untuk Surface Pro 7, Microsoft mematok harga mulai $749, sedangkan Surface Pro X cukup signifikan selisih harganya dengan banderol mulai $999.

Surface Earbuds

Surface Earbuds

Setelah Surface Headphones tahun lalu, Microsoft kembali meluncurkan produk portable audio dalam wujud Surface Earbuds. Perangkat ini sekaligus menjadi true wireless earphone pertama Microsoft, dan rupanya salah besar kalau kita menganggapnya sebatas “pesaing AirPods dengan integrasi Cortana”.

Menariknya, Microsoft justru mendeskripsikan Surface Earbuds sebagai perangkat yang esensial bagi para pengguna layanan Office berkat integrasi yang ditawarkannya. Contoh yang paling gampang, saat sedang mempresentasikan sesuatu selagi mengenakan Earbuds, pengguna dapat menampilkan transkrip maupun terjemahan dari apa yang tengah dibahasnya di layar secara real-time.

Masih seputar presentasi, pengguna juga dapat menavigasikan slide dengan mengusap sisi luar Earbuds yang dilengkapi panel sentuh. Untuk produk Office lainnya, semisal Word dan Outlook, pengguna juga bisa memakai Earbuds untuk mendikte apa yang hendak ditulisnya. Membacakan email juga termasuk salah satu fitur yang ditawarkan Earbuds.

Secara teknis, Surface Earbuds dibekali driver 13,6 mm dan dua buah mikrofon pada masing-masing earpiece-nya. Baterainya diklaim tahan sampai 8 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya dapat menyuplai daya yang cukup untuk 16 jam pemakaian ekstra (total 24 jam). Microsoft juga bilang bahwa charging selama 10 menit sudah cukup untuk penggunaan selama satu jam.

Dengan banderol $249, harganya memang tergolong mahal jika dibandingkan dengan sebagian besar true wireless earphone yang tersedia di pasaran.

Jabra Elite 75t Siap Tandingi AirPods dengan Desain yang Ringkas dan Daya Tahan Baterai 7,5 Jam

Apple merilis AirPods generasi kedua bulan Maret lalu, jadi tidak mengherankan apabila pabrikan lain ikut menyusul dengan penawarannya masing-masing. Tidak terkecuali Jabra, yang baru saja memperkenalkan true wireless earphone anyar di ajang IFA 2019.

Dijuluki Elite 75t, ia merupakan penerus langsung dari Elite 65t yang diluncurkan pada awal tahun kemarin. Perubahan yang diusung memang tergolong sedikit, namun tetap cukup signifikan dalam menyempurnakan Elite 65t, yang selama ini kebetulan kerap direkomendasikan banyak reviewer sebagai alternatif terhadap AirPods.

Jabra Elite 75t

Dibanding pendahulunya, ada sedikit revisi pada desain Elite 75t. Bentuknya secara umum masih mirip, akan tetapi dimensinya diklaim menyusut hingga 20 persen, sehingga Jabra yakin Elite 75t semestinya bisa lebih nyaman di lebih banyak variasi bentuk telinga.

Meski ukurannya lebih ringkas, Elite 75t masih mengemas unit driver yang sama persis seperti Elite 65t. Ini berarti kualitas suaranya tidak berubah, atau malah bisa jadi lebih baik karena ia lebih pas di telinga berkat rancangan barunya.

Ruang yang tersedia lebih sempit, tapi ukuran driver-nya tidak berubah. Konsekuensinya, Jabra harus mengatur ulang penempatan antena Bluetooth di dalam Elite 75t. Kendati demikian, mereka mengklaim ini tak akan berpengaruh terlalu banyak terhadap stabilitas koneksi.

Jabra Elite 75t

Namun yang sangat menarik, Elite 75t justru menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama terlepas dari ukurannya yang lebih kecil. Dalam sekali pengisian, ia bisa beroperasi sampai 7,5 jam (Elite 65t cuma 5 jam), sedangkan charging case-nya siap menyuplai daya ekstra yang setara dengan 20,5 jam pemakaian.

Bentuk charging case-nya masih mirip seperti milik Elite 65t, akan tetapi port-nya telah diganti dengan USB-C. Lubang untuk menempatkan earphone-nya sekarang juga telah dibekali magnet untuk mencegah perangkat terjatuh apabila konsumen membuka case-nya dengan tenaga yang berlebihan.

Jabra Elite 75t kabarnya bakal mulai dipasarkan pada pertengahan bulan Oktober nanti seharga $199. Awal tahun depan, Jabra rencananya juga bakal merilis varian baru Elite 75t yang charging case-nya kompatibel dengan wireless charger (satu fitur AirPods generasi kedua yang saat ini belum ada di penawaran terbaru Jabra).

Sumber: The Verge.

 

True Wireless Earphone Terbaru Audio-Technica Punya Daya Tahan Baterai Total 45 Jam

Audio-Technica resmi menjalani debut perdananya di segmen true wireless earphone pada ajang IFA tahun lalu. Tahun ini, mereka kembali memanfaatkan event tahunan di Jerman tersebut untuk menyingkap penawaran terbarunya di ranah true wireless.

Lagi-lagi ada dua produk sekaligus yang diumumkan. Yang pertama adalah ATH-CKS5TW, yang masing-masing unitnya dilengkapi driver 10 mm dan tombol pengoperasian fisik. Dibanding penawaran tahun lalu, desain eartip-nya telah disempurnakan agar lebih bisa mencengkeram telinga sekaligus menyajikan isolasi suara yang cukup.

Audio-Technica ATH-CKS5TW

Namun letak keistimewaannya ada pada daya tahan baterainya. Dalam sekali pengisian, ATH-CKS5TW diyakini mampu beroperasi sampai 15 jam nonstop. Charging case-nya malah lebih fantastis lagi, siap menyuplai tenaga ekstra sampai 30 jam, yang berarti total daya tahan baterainya mencapai angka 45 jam.

Sayangnya keunggulan di sektor baterai ini harus mengorbankan satu fitur yang mungkin dinilai penting untuk sebagian konsumen, yakni dukungan atas Siri maupun Google Assistant. Ya, kalau dukungan atas asisten virtual yang Anda cari, silakan coret perangkat ini dari wish list Anda.

Audio-Technica ATK-CK3TW / Audio-Technica
Audio-Technica ATK-CK3TW / Audio-Technica

Alternatifnya, ada earphone yang kedua, yaitu ATH-CK3TW. Unit driver yang diusungnya memang lebih kecil di angka 5,8 mm, dan ia mengandalkan kontrol sentuh ketimbang tombol fisik. Kendati demikian, dukungan atas Siri dan Google Assistant selalu tersedia bagi yang membutuhkannya.

Itulah mengapa daya tahan baterainya tergolong standar: 6 jam per charge, dengan tambahan 24 jam lagi dari charging case-nya. Meski kesannya biasa-biasa saja, angka-angka ini rupanya masih lebih baik ketimbang dua true wireless earphone yang Audio-Technica rilis tahun lalu.

Audio-Technica ATK-CK3TW

Baik ATH-CKS5TW maupun ATH-CK3TW sama-sama memiliki bodi yang tahan terhadap cipratan air dengan sertifikasi IPX2. Keduanya sama-sama mengandalkan konektivitas Bluetooth 5.0, dan masing-masing charging case-nya juga sudah memanfaatkan sambungan USB-C.

Yang cukup istimewa adalah fitur Auto Power On/Off milik keduanya. Jadi ketika earphone dikeluarkan dari charging case-nya, mereka bakal langsung menyala dengan sendirinya dan langsung tersambung ke ponsel (yang sebelumnya sudah di-pair terlebih dulu). Lalu ketika perangkat kembali ditempatkan ke charging case, mereka juga bakal mematikan dirinya sendiri.

Audio-Technica berencana memasarkan ATH-CKS5TW mulai bulan September ini juga seharga $149, sedangkan ATH-CKS3TW yang dihargai $99 baru akan menyusul di bulan November. Harganya ini jauh lebih terjangkau daripada dua true wireless earphone pertama Audio-Technica.

Sumber: Audio-Technica.

Lewat Sony WF-1000XM3, Sony Bawa Kepiawaian Noise Cancelling-nya ke Ranah True Wireless Earphone

Bicara soal teknologi noise cancelling, banyak reviewer dan konsumen yang percaya Bose masih merupakan rajanya. Namun belakangan pabrikan lain mulai mengejar, salah satunya Sony, yang tahun lalu sempat menuai banyak pujian dari reviewer berkat headphone noise cancelling-nya, WH-1000XM3.

Sekarang, Sony mencoba menghadirkan teknologi yang sama ke segmen true wireless earphone. Perangkat terbarunya, Sony WF-1000XM3, datang membawa chip noise cancelling QN1e yang diklaim mampu memblokir lebih banyak suara di hampir semua frekuensi, tapi di saat yang sama tidak terlalu menguras banyak energi.

Sony WF-1000XM3

Chip ini juga mencakup sebuah DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier dengan kapabilitas pengolahan audio beresolusi 24-bit. Juga sangat besar pengaruhnya adalah penggunaan chip Bluetooth 5.0, yang tak hanya menjanjikan koneksi yang lebih stabil, tapi juga memungkinkan transmisi suara ke earpiece kiri dan kanan secara simultan.

Ini sangat berbeda dari true wireless earphone generasi sebelumnya, di mana yang tersambung ke smartphone hanyalah earpiece kirinya, sebelum akhirnya sinyalnya diteruskan ke earpiece kanan. Cara kerja seperti ini sering kali berujung pada koneksi yang mudah putus.

Sony WF-1000XM3

WF-1000XM3 mengandalkan dynamic driver berdiameter 6,1 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa tahan sampai 6 jam pemakaian (8 jam kalau tanpa noise cancelling), sedangkan charging case-nya sendiri siap menyuplai hingga 18 jam daya tahan ekstra.

Fitur fast charging turut tersedia; cukup selipkan perangkat ke dalam charging case-nya selama 10 menit, maka ia siap digunakan selama 90 menit ke depan. Fitur pendukung lainnya mencakup Quick Attention, di mana pengguna dapat menempelkan jarinya ke earpiece sebelah kiri untuk seketika itu juga menurunkan volume dan membiarkan suara dari luar masuk.

Ini berarti WF-1000XM3 mengemas sensor kapasitif pada permukaan earpiece-nya, sehingga pengguna bisa memanfaatkan gesture sentuh untuk mengoperasikannya, termasuk halnya memanggil Google Assistant di ponsel. Tidak ketinggalan juga adalah fitur Wearing Detection, yang akan menghentikan jalannya musik secara otomatis ketika pengguna melepas salah satu earpiece, kemudian memutarnya kembali saat earpiece sudah dipasang lagi.

Sony WF-1000XM3

Semua ini dikemas dalam desain yang cukup elegan, berbentuk seperti kapsul dengan pilihan warna hitam atau putih. Sony pun tidak lupa akan aspek kenyamanan; tepat di belakang eartip terdapat tonjolan berlapis karet yang akan membantu mencegah perangkat mudah terlepas dari telinga.

Sony berencana memasarkan WF-1000XM3 mulai bulan Agustus mendatang seharga $230. Cukup mahal untuk ukuran true wireless earphone, bahkan sedikit lebih mahal ketimbang AirPods generasi terbaru.

Sumber: Engadget dan Sony.