XL Tunai Kini Dioperasikan Induk Perusahaan XL Axiata

XL Axiata mengungkapkan tengah memproses pengalihan operasional XL Tunai ke induk usahanya, Axiata Digital Services. Pengalihan ini dilakukan agar XL Axiata itu sendiri dapat tetap fokus ke bisnis utamanya sebagai operator telekomunikasi.

CEO XL Axiata Dian Siswarini menerangkan perseroan sempat mengkaji pencarian investor untuk XL Tunai sejak tahun lalu, namun akhirnya diurungkan lantaran lisensi e-money dari BI yang tidak bisa dialihkan ke pihak lain. Pengalihan ke induk usaha menurutnya menjadi alasan yang paling rasional karena dinilai lebih mudah.

“Jadi parent company kita yang menjalankan bisnis e-money, tapi lisensi masih XL Axiata yang pegang. Jadi seperti kita ‘kontrakkan’,” ujarnya, kemarin (4/6).

VP Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih menambahkan, mengingat saat ini proses pengalihan masih berlangsung, maka kontribusi bisnis yang diberikan XL Tunai masih masuk ke XL Axiata. Namun ketika pengalihan sudah kelar, maka nantinya kontribusi tersebut akan masuk secara penuh ke induk usaha.

Terkait regulasi di Bank Indonesia, menurut Ayu, pengalihan ini sesuai dengan aturan. Perseroan juga berkaca pada apa yang dilakukan Indosat Ooredoo terhadap lisensi e-money Dompetku untuk dioperasikan pihak lain sebagai PayPro.

“Setahu saya ini sama seperti apa yang dilakukan Indosat, semestinya enggak ada masalah,” kata Ayu.

Hingga kuartal I/2018, XL Tunai telah memiliki sekitar dua juta pengguna. XL Tunai telah menganut sistem interoperabilitas sejak 2015, yang artinya pengguna TCASH dan Dompetku (sekarang PayPro) bisa saling transfer dana satu sama lain.

XL Tunai diluncurkan XL sejak 2012. Saat ini layanan e-money tersebut dapat dimanfaatkan untuk membayar tagihan, membeli tiket, berbelanja di offline dan layanan online, pencairan, dan mengirim/menerima dana.

Sebelumnya, XL Axiata menjual bisnis e-commerce Elevenia kepada Salim Group, efektif sejak tahun lalu. Perseroan kini hanya bermain di bisnis data, SMS, dan voice saja. Bisnis baru perseroan yang sudah diluncurkan adalah home broadband XL Home Pow, layanan internet rumahan berbasis kabel serat optik dengan kecepatan hingga 300 Mbps.

Lampu merah bisnis digital

“Menyerahnya” diversifikasi bisnis ke arah digital, yang sebelumnya gencar ditekuni XL Axiata dan Indosat Ooredoo, memperlihatkan bahwa bisnis digital perlu dilakukan secara kontinu dan perlu komitmen jangka panjang untuk terus suntik modal. Pasalnya, bisnis digital bukan sesuatu yang bisa memberikan kontribusi bisnis (terutama soal laba) dalam kurun waktu yang cepat.

Baik XL Axiata dan Indosat Ooredoo sendiri adalah perusahaan terbuka yang memiliki tanggung jawab kepada pemegang sahamnya masing-masing.

Kini tersisa Telkomsel dengan TCASH-nya yang masih terus melaju untuk bersaing dengan pemain e-money lainnya demi mendominasi pasar. Tak ketinggalan juga ada Tri yang diungkapkan tengah memproses izin e-money untuk dukung ekosistem dari e-commerce &Co (And Co).

“XL Home POW” is XL Axiata’s Effort to Disturb Home Broadband Market

XL Axiata is getting serious at home broadband business by launching XL Home POW. The service offers fiber optic-based home internet with speed up to 300 Mbps for Rp300,000 per month. Ordering process starts online from May 2nd. At the beginning, Home Pow is only available in Jabodetabek. POW branding shows that it’s meant to disturb the market.

The rumor on XL to join the fixed broadband business is gaining traction since early this year. The urge of diversification, since telco business is slowing down, push XL further to enter this segment.

Last year, XL has sold its e-commerce service, Elevenia, to Salim Group.

Abhijit Navalekar, XL’s Director of Corporate Strategy & Business Development, said to DailySocial, as a telecom company, it’s natural for XL to expand to fixed broadband business as it’s still an infrastructure business.

#LebihPOW dengan XL Home Pow
#LebihPOW dengan XL Home Pow

XL Home already offered the wireless-based home broadband solution last year, but this year, Home Pow tried to provide the complete solution. They assure the fiber optic network will reach last mile (house). Navalekar defines Home Pow as the combination of fiber optic and wireless internet, depend on the network availability.

Currently, Home Pow is focused on home-based customers, but it’s open for market expansion to the SOHO and corporate segment in the future.

Android’s Oreo set top box

XL Home Pow offers a low-cost package compared to the competitors. There are no other services offering a 300 Mbps package at that price. Generally, for the package with similar speed, it’ll be at least Rp1 million per month.

This package includes Android’s Oreo set top box with Google’s official license. Customers will also get free access to iFlix and some other live channels (including Kompas TV, Sport Illustrated, e-Sports)

There are also 30 days free access for Netflix and trial for CatchPlay. Home Pow also partners with Indonesia’s nxl to support local e-sport.

The service guarantees children-friendly KidzMode and voice-search function using remote control supported by over 30 languages as its features.

Without revealing the budget spending and target number, he ensures its seriousness by creating a dedicated team to take care of technical service and customer service.

“New product that will be available on 2 May 2018, is the answer for customers’ massive complaints about the unsatisfying internet service all over Indonesia. Supported by our fiber-optic network quality, in addition to the top-speed internet, XL Home POW has other benefits, such as Android TV Cable with the latest technology,” Navalekar explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

XL Home POW Jadi Usaha XL Axiata “Ganggu” Pasar “Home Broadband”

XL Axiata (XL) menyeriusi langkah memasuki bisnis home broadband dengan meluncurkan produk XL Home POW hari ini. Layanan ini menawarkan layanan internet rumahan berbasis fiber optic dengan kecepatan hingga 300 Mbps seharga 300 ribu per bulan. Pemesanan bisa dilakukan mulai tanggal 2 Mei mendatang secara online. Di masa awal, Home Pow baru tersedia di kawasan Jabodetabek. Branding POW menunjukkan apa yang ditawarkan memang bertujuan menggebrak pasar.

Gaung XL di bisnis fixed broadband sudah terasa sejak awal tahun ini. Keinginan mendiversifikasi bisnis, di luar core business telekomunikasi yang pertumbuhannya mulai melemah, mendorong XL memasuki segmen ini.

Tahun kemarin XL telah menjual layanan e-commerce-nya, Elevenia, ke Salim Group.

Kepada DailySocial, Direktur Corporate Strategy & Business Development XL Abhijit Navalekar menyebutkan sebagai perusahaan telekomunikasi, adalah suatu hal yang alami jika mereka melirik bisnis fixed broadband yang masih bersifat infrastruktur.

#LebihPOW dengan XL Home Pow
#LebihPOW dengan XL Home Pow

Tahun lalu XL Home sesungguhnya sudah menawarkan solusi home broadband berbasis wireless, tapi tahun ini Home Pow mencoba memberikan solusi yang lebih menyeluruh. Untuk menjamin kecepatan, mereka menjanjikan jaringan fiber optic hingga ke rumah-rumah (last mile). Meskipun demikian Abhijit mengungkapkan solusi yang ditawarkan Home Pow berupa kombinasi solusi fiber optic dan wireless, tergantung ketersediaan jaringan.

Untuk saat ini, Abhijit memastikan fokus Home Pow adalah pelanggan rumahan, meskipun tidak menutup kemungkinan memperluas pasar ke segmen SOHO dan korporasi di masa mendatang.

Set top box Android berbasis Oreo

XL Home Pow menawarkan paket yang bisa dibilang paling murah dibandingkan layanan yang diusung para pesaingnya. Tidak ada layanan lain yang menawarkan paket dengan kecepatan hingga 300 Mbps di harga tersebut. Secara umum untuk paket berkecepatan serupa dibutuhkan biaya lebih dari sejuta Rupiah per bulannya.

Termasuk dalam paket ini adalah set top box Android berbasis Oreo yang memiliki sertifikasi resmi dari Google. Pelanggan juga mendapatkan akses gratis untuk iFlix dan sejumlah layanan live channel (termasuk Kompas TV, Sport Illustrated, e-Sports).

Juga tersedia akses gratis 30 hari ke Netflix dan langganan uji coba melalui CatchPlay. Untuk mendukung tim eSport lokal, Home Pow bermitra dengan tim Indonesia nxl. 

Home Pow menjanjikan mode ramah anak KidzMode dan fungsi pencari suara melalui remote yang didukung lebih dari 30 bahasa dalam jajaran fitur unggulannya.

Meski tidak mengumumkan berapa dana yang digelontorkan untuk menyiapkan infrastruktur dan berapa target pelanggan yang disasar, Abhijit memastikan keseriusan ini dituangkan dalam bentuk dedicated team untuk mengurusi layanan teknis di lapangan dan layanan pelanggan.

“Produk baru yang mulai bisa didapatkan pelanggan pada 2 Mei 2018 ini merupakan jawaban atas banyaknya keluhan masyarakat terhadap performa layanan internet secara rata-rata di Indonesia yang kurang memuaskan. Dengan didukung oleh kualitas jaringan fiber optik yang kami miliki saat ini, selain internet super cepat, XL Home POW juga memberikan manfaat lain berupa layanan TV Android dengan teknologi terbaru,” jelas Abhijit.

Yonder Tutup Layanan, Persiapkan Opsi Lain untuk Kembali ke Indonesia

Aplikasi streaming musik Yonder mengumumkan penghentian bisnis di Indonesia pada pekan lalu (23/3) hingga waktu yang tidak ditentukan, seiring gagalnya perpanjangan kesepakatan dengan XL Axiata dan Universal Music. Hal tersebut diungkapkan langsung VP dan Country Manager Yonder Asia Tenggara Jake Denney.

“Sayangnya, kami tidak bisa mendapatkan perpanjangan kontrak dengan XL dan Universal Musik untuk (layanan di) pasar Indonesia. Tanpa kedua kunci utama tersebut, tidak mungkin kami bisa memasukkan modal ke pasar,” ujar Denney seperti yang dikutip dari kumparan.

Pengumuman resmi Yonder lewat laman akun sosial media resmi / Yonder
Pengumuman resmi Yonder lewat laman akun sosial media resmi / Yonder

Dia mengaku periode negosiasi antara perusahaan dengan kedua perusahaan tersebut sudah berlangsung terlalu lama dan melebihi tenggat waktu yang ditetapkan. Meski menutup layanan dalam tenggat waktu yang tidak ditentukan, pihaknya berjanji akan segera kembali ke Indonesia setelah menemukan opsi lain untuk kemitraan berikutnya.

“Saya telah menghabiskan dua tahun terakhir berusaha mengembangkan solusi yang tepat bagi Indonesia. Saya tidak akan menyerah.”

Keputusan ini memberi pengaruh terhadap kerja sama Yonder dengan Axiata di sejumlah negara tempat Yonder beroperasi, termasuk Malaysia (Celcom), Bangladesh (Robi), Sri Lanka (Dialog), dan Nepal (Ncell).

Perkembangan Yonder di Indonesia

Yonder hadir di Indonesia sejak Mei 2016 berkat kemitraan secara eksklusif dengan XL Axiata. Pengguna dapat menikmati streaming gratis di jaringan XL sebagai salah satu bentuk nilai tambah kepada pelanggan.

Berkat kemitraan ini, jumlah pengguna Yonder di Indonesia terdongkrak mencapai 1,8 juta orang per Februari 2018 tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Bali.

Salah satu kegiatan pemasaran yang rutin diadakan Yonder adalah berbagi tiket konser artis mancanegara, hingga menggelar kegiatan offline seperti tour dengan artis lokal di beberapa kota di Indonesia. Pendekatan lainnya adalah menjadikan Yonder sebagai platform konten musik original dari artis lokal yang khusus tersedia di Yonder.

Sejak pengumuman resmi tersebut, aplikasi Yonder sudah tidak bisa diakses di Google Play dan App Store.

XL Axiata Gencar Komersialkan Jaringan 4,5G

XL Axiata makin gencar mengomersialkan jaringan 4,5G untuk publik seiring investasi infrastruktur yang sudah dikucurkan demi mendukung jaringan tersebut sejak tahun lalu.

“Kami sebenarnya sudah mulai komersialkan jaringan 4,5G untuk publik, namun baru tersedia di 20 outlet XL Center sebagai riset awal. Di sana pelanggan bisa merasakan sendiri kecepatan jaringan ini,” terang Chief Technology Officer (CTO) XL Axiata Yessie D Yosetya, Selasa (13/2).

Yessie menjelaskan ada tiga infrastruktur yang dipakai perusahaan untuk jaringan termutakhir tersebut. Mulai dari, Advanced Radio Technology yang menggunakan 4T4R 4×4 MIMO, 256QAM, carrier aggregation.

Kemudian, Multilayer Mobile Backhaul dengan peningkatan Transport hingga versi ke 5.0. Serta, Network Function Virtualization Core untuk permudah perusahaan dalam mengembangkan kapasitas dan fitur terbaru.

“Teknologi ini dukung 5G, sehingga saat industri sudah siap [dengan 5G] kita bisa langsung support.”

Keseluruhan infrastruktur ini disebut-sebut dapat membuat daya tahan baterai jadi lebih awet sampai 10 tahun, kecepatan tinggi antara 4-20 Gbps, latensi rendah kurang dari 1ms, dan koneksi aktif skala besar sampai >2000. Hanya saja, jaringan 4,5G baru bisa didukung oleh perangkat middle high-end keluaran terbaru.

Untuk tahapan penyebarannya pun menurutnya akan dilakukan secara bertahap dimulai dari kota besar dengan kebutuhan data tinggi. Seperti Jabodetabek, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.

“Kita harus pastikan saat investasi jaringan apakah daerah tersebut animo konsumsi datanya sudah tinggi atau belum. Kalau enggak, ngapain investasi ke daerah yang konsumsi datanya baru dimulai. Begitu ketika [konsumsi data] sudah tinggi, baru kita lanjut investasi lagi ke sana.”

Bangun hingga 12 ribu BTS baru

Untuk dukung komersialisasi 4,5G, XL Axiata juga akan menambah 10 ribu sampai 12 ribu BTS baru guna perluasan cakupan layanan 4G LTE, khususnya berlokasi di luar pulau Jawa. Dari total rencana BTS yang akan dibangun, sekitar 25% di antaranya akan diperuntukkan untuk jaringan 4,5G.

Anggaran yang akan dipakai XL Axiata untuk bangun BTS berasal dari alokasi belanja modal (capex) sekitar 90% atau senilai Rp6,3 triliun dari total capex di 2018 sekitar Rp7 triliun.

Sekadar informasi, perusahaan telah menjangkau 360 kota/kabupaten di Indonesia lewat jaringan 4G LTE ditopang oleh lebih dari 17 ribu BTS dan hampir 46 ribu BTS 3G. Dalam pembangunan jaringan data tersebut, wilayah di luar Pulau Jawa mendapatkan perhatian besar dengan persentase sebesar 60%.

Adapun jumlah pelanggan XL Axiata memiliki 53,5 juta pelanggan secara konsolidasi (XL dan Axis). Tercatat 72% dari total pelanggan atau senilai 38,3 juta telah menggunakan smartphone. Sementara, jumlah pelanggan yang aktif mengonsumsi layanan data mencapai 73%.

Gandeng Sleekr, XL Axiata Bidik Perluasan Pasar di Kalangan UKM

XL Axiata mengumumkan kerja sama dengan perusahaan SaaS Sleekr sebagai langkah awal dalam membidik pengusaha UKM sebagai pelanggan XL Prioritas. Sekaligus ekspansi akuisisi pelanggan baru XL Prioritas yang selama ini lebih dikenal untuk kalangan individu dengan total 703 ribu orang, sekitar 553 ribu di antaranya berlokasi di Jabodetabek.

“Kita ingin majukan XL Prioritas, selama ini banyak yang berasumsi pasca bayar itu mahal dan untuk kalangan menengah ke atas. Padahal pasca bayar itu ada yang tarifnya mulai dari Rp100 ribu,” terang GM Finance & Management Services Jabodetabek XL Axiata Mohamad Fajar Syahwali, Kamis (8/2).

Memilih pengusaha UKM sebagai target nasabah baru menurutnya karena selama ini pihaknya melihat masalah yang dialami mitra dagang pulsa XL, sebagai salah satu contohnya saat harus membayar pajak atau mengajukan kredit ke perbankan.

Banyak dari mereka yang belum paham dengan sistem administratif yang memadai, terlebih pembukuan akuntansi dari hasil penjualan. Padahal bagi UKM sedari awal harus mulai peduli dengan sistem pembukuan dan pencatatan HRD yang baik. XL menilai solusi ini bisa dihadirkan lewat kolaborasi bersama Sleekr.

“Ini kejadian nyata tapi solusinya belum ada. Karena Sleekr itu bekerja secara cloud based, pasti butuh internet. Kami lihat ada matching di sini, makanya hadirkan kerja sama baik untuk solusi bagi back office dan front office bersama Sleekr.”

XL menghadirkan empat jenis paket yang bisa dipilih UKM, dengan tarif bulanan mulai dari Rp100 ribu. Pelanggan akan mendapat kuota 12 GB, gratis chatting tanpa kuota dan telepon ke semua operator bisnis.

Tersedia pula memilih nomor cantik atau pilihan tertentu dan one bill latter setiap untuk memudahkan pengurusan berlangganan. Bila berlangganan dengan total tagihan minimal Rp1 juta per bulan dan minimal empat nomor, pelanggan mendapat akses gratis ke aplikasi Sleekr.

Pelanggan dapat memanfaatkan aplikasi HR dan akuntansi dari Sleekr untuk dukung produktivitas bisnis mereka. Sleekr HR adalah software yang membantu manajemen SDM meliputi presensi, basis data pegawai, sistem penggajian karyawan mencakup BPJS dan PPH21, cuti, dan klaim.

Sedangkan Sleekr Accounting merupakan perangkat lunak yang membantu pengelolaan akuntansi keuangan perusahaan, mulai dari modul penjualan, invoice penagihan, pengelolaan inventaris dan gudang, laporan dan rasio keuangan, hingga rekonsiliasi perbankan.

XL Axiata to Invest US$500 Million on Joining Cable TV Business

XL Axiata (XL) has prepared a long-term investment of US$500 million (or around Rp6.7 trillion) to join the TV cable business in the second quarter of 2018. For XL, it’s interesting business given to its current penetration.

“Penetration is now 140%. Therefore, we reinvent a way to play. We went for cable TV and its content,” Dian Siswarini, XL’s President Director, quoted from Tempo.

In the process, XL will make an acquisition or merger with a cable TV company to go straight into the business. However, she is keeping the company’s name a secret.

In his opinion, cable TV’s development will be done gradually. The first step is to be launched in the second quarter of 2018. Budget is set around 10% of the total Rp7 trillion.

“We plan to launch on the second quarter, only partnering. We haven’t made any merger or acquisition (M&A), because it’ll take some time.”

Furthermore, she explained that the long-term investment of US$500 million is for merger and acquisition process and its five-year development.

“Peak funding can reach US$500 million in five years.”

Peak funding is total funding for M&A process, broadband networking, and all tools needed for content. The company will consider taking loan from overseas.

The team will create a new model in this business. It’s going to be different with company’s current partnership with MNC Vision. However, she did not shut down any opportunities for MNC support.

“The content can be from MNC and others. The difference is in its business model,” Siswarini said.

Previously, XL Axiata shut down some of its digital business. Its e-commerce subsidiary, Elevenia is ended up sold to Salim Group in August 2017. Now it has several new business segments in digital entertainment (Yonder and Tribe), business innovation, digital payment (XL Tunai), mobile advertising (m-Ads), cloud computing (XCloud), and Internet of Things (XL IoT).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

XL Axiata Investasikan US$500 Juta untuk Masuk ke Bisnis TV Berbayar

XL Axiata persiapkan investasi jangka panjang sebesar US$500 juta (atau senilai 6,7 triliun rupiah) untuk masuk ke bisnis TV berbayar pada kuartal II/2018. Bisnis ini dinilai cukup menggiurkan karena penetrasinya sudah sekitar 140%.

“Penetrasi sekarang sudah 140%. Karena itu kami reinvent a way to play. Makanya kami masuk ke TV berbayar, masuk ke konten,” ucap Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini dikutip dari Tempo.

Untuk prosesnya, XL akan melakukan akuisisi atau merger dengan salah satu TV berbayar agar bisa langsung masuk ke bisnis tersebut. Hanya saja, Dian enggan membeberkan perusahaan yang akan diakuisisinya tersebut.

Menurutnya, pengembangan televisi berbayar ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan diluncurkan pada kuartal II/2018. Anggaran yang disiapkan perseroan sekitar 10% dari total anggaran belanja pada tahun ini sebesar Rp7 triliun, atau sekitar Rp700 miliar.

“Rencananya kuartal II kami akan launching, tapi baru partnering. Belum merger and acquisition (M&A) karena itu akan makan waktu lumayan lama.”

Dian melanjutkan, komitmen investasi jangka panjang sebesar US$500 juta tersebut merupakan biaya penggabungan dan akuisisi perseroan dengan televisi berbayar tersebut. Biaya itu nantinya juga digunakan untuk pengembangan selama lima tahun.

“Kalau peak funding itu bisa US$500 juta dalam lima tahun itu.”

Peak funding tersebut merupakan dana total untuk proses M&A, bangun jaringan broadband, dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menyiapkan konten. Bahkan perseroan juga akan mempertimbangkan rencana mengambil pinjaman dari luar negeri.

Pihaknya juga akan membuat model baru dalam bisnis ini, sehingga akan cenderung berbeda dengan kerja sama yang sudah dijalani perseroan dengan MNC Vision. Kendati, Dian tidak menutup kemungkinan kontennya akan didukung MNC.

“Bisa jadi. Kontennya bisa jadi dari MNC, juga bisa dari yang lain. Pokoknya bisnis modelnya berbeda dari yang sekarang,” tutup Dian.

Sebelumnya, XL Axiata menunjukkan lampu kuning untuk terjun ke bisnis digital. Anak usaha yang bergerak di e-commerce, Elevenia, akhirnya dijual ke Salim Group pada Agustus 2017. Menyisakan tujuh segmen, yaitu digital entertainment (Yonder dan Tribe), business innovation, digital payment (XL Tunai), mobile advertising (m-Ads), komputasi awan (XCloud), dan Internet of Things (XL IoT).

XL Axiata Kenalkan MAYA sebagai Asisten Pelanggan Berbasis Chatbot

PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) tak mau ketinggalan dalam inovasi pelayanan pelanggan di industri telekomunikasi. Menyambut ulang tahunnya yang ke-21, XL Axiata mengenalkan layanan Virtual Assistant yang diberi nama MAYA. Sebuah tempat baru layanan XL Digital Care. Yang membuat MAYA berbeda dari layanan pengguna XL Axiata sebelumnya adalah teknologi chatbot yang diusungnya.

Chief Marketing Officer XL Axiata David Arcelus Oses dalam sebuah rilis menyatakan bahwa pihaknya menyadari perlunya keleluasaan dan kenyamanan pelanggan dalam menyampaikan masukan dan keluhannya. Virtual Asisten MAYA diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kenyamanan dan kepuasan pelanggan.

“Virtual Assistant MAYA merupakan implementasi dari upaya tersebut, yang kami harapkan dapat memberikan pengalaman positif kepada pelanggan dalam berkomunikasi dengan Customer Service XL Axiata menjadi lebih baik, cepat, mudah, dan menyenangkan. Kami juga berharap, sosok Virtual Assistant ini bisa ikut meningkatkan kualitas layanan kami dari segi kemudahan, solusi yang diberikan, hingga menjalin kedekatan antara XL Axiata dan pelanggan,” terang David.

David mengenalkan MAYA sebagai My XL Assitant yang siap membantu masyarakat dan pelanggan untuk mendapatkan informasi dan solusi seputar produk XL Axiata. Pelanggan bisa mendapatkan pelayanan dari MAYA melalui berbagai channel digital customer service XL Axiata. Kabarnya MAYA merupakan bentuk kerja sama dengan Botika yang merupakan salah satu startup yang dikenal mengembangkan layanan chatbot.

“Kami menawarkan solusi chatbot ke XL Axiata langsung. Saat itu memang ada rencana dari XL juga untuk membuat chatbot guna keperluan customer service. Setelah melalui proses pitching dan procurement, maka Botika terpilih sebagai vendor chatbot. Chatbot yang menjadi project awal di deploy di Facebook Messenger. Chatbot ini juga merupakan proof of concept yang setelah sukses lalu dilanjutkan ke Line,” papar Founder Botika Ditto Anindita.

Tren layanan pengguna chatbot

Chatbot tampaknya mulai jadi primadona untuk melengkapi layanan pengguna di beberapa perusahaan. Tren yang mulai terlihat ada pada perusahaan telekomunikasi. Sebelum XL Axiata mengenalkan MAYA, Telkomsel lebih dulu mengenalkan Veronica sebagai salah satu kanal layanan pengguna mereka. Keduanya sama-sama menggunakan teknologi chatbot yang dikombinasikan dengan teknologi NLP dan teknologi mutakhir lainnya.

DailySocial pernah menerbitkan sebuah laporan berjudul Customer Service In Indonesia’s Digital Era Survey 2017. Dalam laporan tersebut beberapa pengguna di Indonesia menyebutkan pernah melakukan komunikasi dengan chatbot pelayanan pengguna. 76.30% dari total responden 1018 merasa dirinya pernah “dilayani” oleh chatbot. Soal kepuasan dan manfaat, hanya 16.72% yang tidak merasa tidak terbantu dengan layanan pengguna chatbot.

Setelah SK Planet, XL Axiata Putuskan Hengkang dari Elevenia

Setelah sebelumnya diberitakan bahwa SK Planet saat ini dalam proses reposisi bisnis-bisnisnya di luar negeri, termasuk penjualan seluruh sahamnya di Elevenia, XL Axiata (XL) yang memiliki sisa saham sebesar 50% juga hengkang dari layanan e-commerce yang dibangun sejak tahun 2015 lalu.

Saham keduanya disebutkan diserahkan ke PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte. Ltd. melalui mekanisme Perjanjian Jual Beli Bersyarat atau CSPA. Kami tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang kedua perusahaan ini, tapi dikabarkan memang keduanya berada di bawah kepemilikan Salim Group.

Menurut Presiden Direktur dan CEO XL Dian Siswarini, keputusan melepas Elevenia diambil melalui perhitungan yang cermat. Dalam keterangan resminya, XL berharap keputusan ini mengurangi dampak kerugian yang timbul dari Elevenia.

“Dukungan terrhadap industri e-commerce akan tetap kami lakukan melalui fitur-fitur digital di layanan data yang kami sediakan untuk pelanggan,” kata Dian Siswarini dalam keterangan tertulisnya.

Sempat ingin mempertahankan Elevenia

Sebelumnya XL sudah melakukan peninjauan ulang untuk seluruh bisnis digital yang sudah digeluti perseroan sejak pertama kali terjun pada 2013 silam. Nantinya akan ada beberapa produk yang dipertahankan atau dihentikan.

Dian mengklaim pertumbuhan bisnis Elevenia tiap tahunnya tercatat lebih dari 50%. Meskipun bertumbuhannya baik, saat ini kondisi Elevenia masih merugi dan belum memberikan dampak signifikan bagi perseroan.

Layanan digital XL mencakup tujuh segmen, yaitu digital entertainment (Yonder dan Tribe), business innovation, digital payment (XL Tunai), mobile advertising (m-Ads), komputasi awan (XCloud), internet of things (XL IoT), dan bisnis e-commerce (Elevenia).

Application Information Will Show Up Here