Solusi untuk Mengatasi Kendala terkait Voucher Shopee Live

Shopee Live merupakan salah satu fitur di Shopee yang memungkinkan penjual untuk melakukan live streaming dan berinteraksi dengan pelanggan mereka. Salah satu fitur menarik yang ditawarkan oleh Shopee Live adalah kemampuan untuk membuat dan menggunakan voucher khusus selama sesi live streaming. Voucher ini dapat memberikan keuntungan kepada penjual dan pelanggan dalam bentuk potongan harga, diskon persentase, atau cashback koin.

Namun, seperti halnya teknologi dan fitur online lainnya, pembuatan dan penggunaan voucher Shopee Live dapat menghadapi beberapa kendala. Di artikel ini, kami akan membahas beberapa kendala yang mungkin terjadi beserta solusinya.

Voucher Shopee Live

Credit picture by Shopee

Penjual di Shopee memiliki kesempatan untuk membuat voucher khusus yang hanya ditampilkan dan digunakan pada saat sesi live streaming. Voucher dapat dibuat sebelum Anda melakukan sesi Live atau ketika sesi live streaming sedang berlangsung. Terdapat 3 bentuk voucher yang dapat dibuat dan ditampilkan pada saat sesi live, seperti Voucher dengan nominal potongan, voucher dengan persentase diskon, dan cashback koin.

Voucher dengan Nominal Potongan

Penjual dapat membuat voucher yang memberikan potongan harga tertentu pada produk atau layanan mereka saat sesi live streaming. Misalnya, Anda dapat membuat voucher potongan harga sebesar Rp50.000 untuk produk tertentu.

Voucher dengan Persentase Diskon

Voucher ini memberikan diskon berdasarkan persentase tertentu dari harga produk. Sebagai contoh, Anda bisa membuat voucher yang memberikan diskon 10% untu produk tertentu yang ditampilkan pada saat sesi live berlangsung.

Cashback Koin

Selain potongan harga atau diskon, penjual dapat menawarkan cashback koin kepada pelanggan yang membeli produk selama sesi live. Koin ini dapat digunakan untuk pembelian berikutnya.

Kendala dan Solusi dalam Pembuatan serta Penggunaan Voucher Shopee Live

Koneksi Internet yang Tidak Stabil

  • Kendala: Koneksi internet yang tidak stabil dapat mengganggu proses live streaming Anda di Shopee Live, termasuk saat membuat dan menampilkan voucher.
  • Solusi: Pastikan Anda memiliki koneksi internet yang stabil dan kuat sebelum memulai sesi live streaming. Hal ini akan membantu Anda memberikan pengalaman positif kepada pelanggan dan memaksimalkan sesi live.

Voucher Belum Ditampilkan

  • Kendala: Setelah membuat voucher, kadang-kadang voucher tersebut tidak muncul pada halaman live Anda.
  • Solusi: Periksa tab “Voucher” dan pastikan Anda sudah mengatur voucher tersebut untuk ditampilkan. Klik “Tampilkan” jika belum, sehingga voucher dapat tampil di halaman live streaming Anda dan pelanggan lebih mudah untuk mengklaimnya.

Kuota Pemakaian Habis

  • Kendala: Saat membuat voucher live, Anda harus menentukan jumlah kuota pemakaian. Jika kuota tersebut habis, voucher tidak bisa lagi diklaim oleh pelanggan.
  • Solusi: Pantau kuota pemakaian voucher Anda dan pastikan untuk memberi tahu pelanggan jika kuota sudah habis. Anda juga dapat membuat voucher dengan kuota yang lebih besar jika diperlukan.

Dengan memahami fitur pembuatan voucher Shopee Live dan mengatasi kendala-kendala yang mungkin terjadi, Anda dapat memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan Anda dan meningkatkan keberhasilan sesi live streaming di Shopee Live. Jadi, jangan ragu untuk memanfaatkan fitur ini untuk mengembangkan bisnis Anda, ya!

Siapa Mau Masuk Cleantech?

Berbicara tentang ekosistem startup cleantech, bisa dibilang ini bukan ekosistem yang baru. Jika merujuk beberapa artikel yang menjelaskan pertama kali istilah ini dimunculkan, setidaknya sudah 2002 tahun (Neal Dikeman). Tetapi, dengam waktu yang selama ini, apakah ekosistemnya se-vibrant segmen startup lain?

Istilah cleantech dan climate tech atau secara sederhana bisa dibedakan dalam cakupan startup yang membuat produk atau menyediakan solusi hijau dan bersih (green and clean) termasuk di dalamnya meningkatkan performa, produktivitas dan atau efisiensi dari produksi sambil mengurangi implikasi negatif atas lingkungan. Sedangkan climate tech adalah solusi berbasis teknologi yang tujuan utamanya adalah perubahan iklim yang adalah mengurangi dampak dan pendorong gas rumah kaca secara global.

Kondisi ekosistem cleantech Indonesia

Data yang diungkapkan oleh New Energy Nexus Indonesia dari laporannya, seperti yang dituliskan oleh DailySocial. Menyebutkan beberapa kondisi di ekosistem cleantech.

Saat dirilis, laporan tersebut menyebutkan hanya ada 300 startup cleantech. Hanya 50 yang disurvei dan 2 diantaranya tutup. Yang menarik. dalam laporan tersebut, 90% lebih memiliki runway (dana) yang tidak ideal untuk startup, yaitu sebagian besar di bawah 1 tahun. Temuan menarik lainnya adalah sebagian besar masih dalam tahap ideation/prototyping atau testing ke pengguna.

Dari laporan tersebut juga bisa dilihat, dari para VC yang sangat aktif memberikan pendaan untuk startup (misalnya adalah EV), hanya berinvestasi pada 1 startup saja saat laporan tesebut diliris.

Salah dua kendala yang diungkapkan pada laporan tersebut menyebutkan bahwa kendala pendanaan jadi faktor utama. Ada pula kendala jumlah yang kurang banyak dari founder yang cakap dalam segmen ini, serta kerangka regulasi jadi faktor juga di ekosistem cleantech.

Tren sustainability

Di sisi lain, saya juga ingin menyoroti tentang tren yang ada akhir-akhir ini terutama di Indonesia. Jargon sustainability makin santer terdengar dalam beberapa tahun ke belakang di ekosistem startup. Salah dua faktornya bisa jadi karena beberapa startup yanng mulai merilis sustainability report, serta VC yang aktif di Indonesia juga merilis topik report yang sama yaitu sustainability report. Atau ada juga yang merilis ‘saudaranya’ yaitu impact report.

Tentang topik sustainability dan topik hijau juga makin santer jadi bahan topik beberapa media di Indonesia – termasuk media nasional – yang mulai punya kanal atau vertikal khusus sendiri. Tidak terkecuali juga DailySocial yang kini punya Solum.id.

Semakin munculnya topik ini juga bisa karena target yang dipasang oleh pemerintah Indonesia: Net Zero Emission pada 2060 sedangkan transisi EBT atau energi terbarukan seacra nasional 23% di 2025 baru tercapai 12.3%.

Tidak hanya itu, perusahaan-perusahaan multinasional juga sudah mulai cukup ketat untuk menerapkan beragam persyaratan ‘hijau” pada para mitra. Ada pula yang sudah tidak malu-malu lagi mengungkapkan target hijau mereka. Sebut saja Apple, perusahaan paling bernilaui di dunia (Juli 2023 data dari Katadata), yang memberikan porsi cukup besar untuk program hijau mereka.

Mengapa startup cleantech tidak menjamur?

Meski segmen yang berhubungan dengan iklim lebih erat dengan climate tech, tetapi secara garis besar tren penggunaan teknologi untuk solusi ramah lingkungan semakin dibutuhkan, karena bukan hanya tren ekosistem pendanan startup saja, bumi kita memang sedang membutuhkan solusi-solusi berbasis teknologi untuk menjaga agak tetap layak huni.

Lagi pula, ada irisan tipe startup dari cleantech dan climate tech. Masih berdasarkan ulasan Clean Energy Ventures, setidaknya ada Clean Energy, Suuply Chain. Built Environment dan Trasportasion, yang bisa berupa solusi hijau dan bersih tetapi di sisi lain juga bisa berdampak pada iklim atau pengurangan emisi GRK.

Jadi, seharusnya cleantech juga bisa berperan, dus, jumlahnya bisa semakin bertunbuh dan berkembang karena ada permasalahan yang butuh solusi, dan minat VC di sini pun (seharusnya) meningkat.

Apakah minat VC belum bisa beralih dari fintech, SAAS, F&B , transportsasi, agriteh atau bahkan entertainment menuju ke startup di segmen cleantech karena memang tidak ada startup-nya atau adakah alasan lain?

Apakah karena berinvestasi di startup cleantech itu ‘terlalu berat’ dan butuh waktu dan daya tahan (baca: modal) yang tidak sedikit, sehingga ketertarikan VC yang masih malu-malu kucing.

Atau pengaruh lain, seperti misalnya bayang-bayang resesi ekonomi dan behaviour consumer era post covid yang masih membingungkan, yang memberikan pengaruh atas masih rendahnya minat investasi masuk ke startup cleantech?

Atau dibutuhkan perubahan paradigma (tesis) dari para VC agar ekosistem dari iklim pendanaan yang memungkinkan tumbuh suburnya startup cleantech. Karena tesis ‘masuk di round awal keluar di round berikutny’a, menurut saya bukanlah tesis investasi yang cocok di segmen atau ekosistem cleantech.  Karena sebagian besar butuh dana tidak sedikit untuk tumbuh atau untuk pengembangan R&D.

Di sisi lain, solusi low tech di bidang hijau – dibeberapa kondisi – malah jadi lebih menarik dan mudah mendapatkan dana, misal program dari NGO atau dana CSR. Atau bahkan dana berupa program dari perusahaan yang membutuhkan target untuk dimasukkan di laporan sustainability mereka.

Saya jadi ingat tulisan saya yang sedikit banyak bisa jadi penutup tulisan ini. Sekaligus jadi saran sederhana untuk membuka diskusi tentang perkembangan ekosistem cleantech ke depannya.

Saran yang bisa saya utarakan adalah serupa dengan saran saya ke ekosistem startup tahun 2011, yang entah kenapa, meski sudah lebih dari 10 tahun, bagi saya masih selalu dan terus relevan: investor (perorangan, VC atau CVC) – akselerator – inkubator – dan juga pemerintah, termasuk juga bank lewat Taksnonomi hijau, harus bantu inovasi yang dikembangkan oleh para startup cleantech agar ekosistemnya bisa tumbuh dan berkembang.

Bagaimana Cara Mengecek Pembayaran atas Barang yang Hilang atau Rusak di Lazada?

Jualan di marketplace merupakan salah satu cara yang populer untuk memasarkan produk secara online. Namun, seperti halnya bisnis lainnya, ada berbagai kendala yang dapat dihadapi oleh penjual di platform tersebut.

Salah satu kendala yang seringkali muncul adalah terkait dengan pengiriman, yaitu barang hilang atau rusak selama proses pengiriman. Bagaimana seorang penjual dapat mengatasi kendala ini dan memastikan pembayaran yang seharusnya?

Kendala Barang Hilang atau Rusak

Pengiriman adalah salah satu tahap krusial dalam menjalankan bisnis online. Sayangnya, dalam proses ini, seringkali muncul masalah seperti barang yang hilang atau rusak. Kendala ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penjual dan pelanggan.

Beberapa penjual di berbagai marketplace mungkin mengalami kendala tersebut, tak terkecuali penjual di platform Lazada. Namun, bagi penjual di Lazada, jika barang dikonfirmasi hilang atau rusak, maka Lazada akan memberikan kompensasi kepada penjual.

Untuk barang yang hilang atau rusak yang dinyatakan Lost by 3PL atau Damage by 3PL, Lazada akan melakukan pembayaran dalam waktu 2×24 jam secara otomatis. Ini berarti bahwa Anda tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menerima kompensasi atas kerugian Anda.

Untuk memastikan bahwa Anda menerima pembayaran yang seharusnya atas barang yang hilang atau rusak, Anda dapat melakukan pengecekan melalui menu Detail Pesanan dan menu Laporan Keuangan di platform Lazada

Mengecek Pembayaran pada Menu Detail Pesanan

Untuk mengecek pembayaran atas barang yang hilang atau rusak, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Masuk ke akun Lazada Anda dan klik menu Pesanan.
  • Pilih pesanan yang terkait dengan barang yang hilang atau rusak.
  • Klik pada menu Hilang/Rusak dan pilih Status Pengiriman untuk melihat tanggal status paket tersebut dinyatakan hilang atau rusak.

Credit picture by Lazada

  • Di halaman Detail Pesanan, tarik halaman ke bawah dan klik ikon (+) untuk melihat detail atau rincian produk yang rusak atau hilang serta status pembayaran.

Credit picture by Lazada

Credit picture by Lazada

Mengecek Pembayaran pada Laporan Keuangan

Alternatifnya, Anda juga dapat mengecek pembayaran melalui laporan keuangan:

  • Masuk ke akun penjual Anda di platform Lazada.
  • Pilih menu Laporan Keuangan.
  • Tekan Keuangan dan pilih Laporan Akun (Versi Baru).
  • Pada tab Tinjauan Laporan, gunakan fitur filter untuk mencari laporan berdasarkan status dan tanggal yang relevan.
  • Setelah menemukan laporan yang sesuai, klik nomor laporan untuk melihat detail pembayaran.

Credit picture by Lazada

Credit picture by Lazada

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, penjual dapat dengan mudah memeriksa pembayaran yang diterima atas barang yang hilang atau rusak dalam pengiriman di Lazada. Selalu pastikan untuk mengikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh platform Lazada agar kendala seperti ini dapat ditangani secara efisien dan adil.

8 Social Commerce Indonesia yang Bisa Jadi Bernasib Sama dengan TikTok Shop

Regulasi terkait social commerce akhirnya telah diresmikan. Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan (Mendag), menguraikan bahwa regulasi ini dijabarkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 31 Tahun 2023 mengenai Lisensi Usaha, Iklan, Bimbingan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Bidang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Regulasi ini adalah penyempurnaan dari Permendag Nomor 50 Tahun 2020 yang telah berlaku sebelumnya. Permendag 31 Tahun 2023 mengatur mengenai perdagangan elektronik, seperti yang saat ini dijalankan oleh TikTok Shop. Sebagai informasi tambahan, dalam Permendag Nomor 50 Tahun 2020, belum terdapat regulasi mengenai model platform social commerce.

Apa itu Social Commerce?

Social commerce adalah aktivitas menjual produk langsung melalui jaringan media sosial. Istilah ini sedikit berbeda dengan social selling atau social media marketing. Dalam social commerce, seluruh aktivitas belanja ditawarkan secara lebih mudah bagi pelanggan. Konsep ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian tanpa harus meninggalkan platform media sosial yang mereka gunakan.

TikTok Shop menjadi platform yang paling disorot selama polemik ini berkembang. Wajar, karena memang merekalah yang memiliki angka transaksi dan perputaran uang yang paling besar. Namun, sejatinya kebijakan baru tersebut akan berdampak ke beberapa platform social commerce lainnya. Nah, inilah daftar social commerce selain TikTok Shop yang kemungkinan besar akan terkena dampak.

Evermos

Nama “Evermos” adalah akronim dari “Everyday Need for Every Moslem”. Ini adalah platform berbasis website dan aplikasi yang telah berdiri sejak tahun 2018 di Bandung, hadir dengan misi untuk menyediakan fasilitas yang mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga dapat bersaing dengan bisnis-bisnis besar. Evermos tidak hanya berfokus pada aspek bisnis, tetapi juga berkomitmen untuk menciptakan dampak sosial yang positif.

Berawal dari Bandung, yang dikenal sebagai “ibukota” fashion muslim di Indonesia, dan didukung oleh pengalaman para pendirinya di bidang teknologi, Evermos bermimpi untuk memberdayakan sepuluh juta perempuan Indonesia agar menjadi lebih kreatif, independen, dan mandiri dalam berusaha, sekaligus memberikan manfaat kepada sesama.

Credimart

CrediMart muncul sebagai startup social commerce inovatif yang menyediakan layanan grosir online, menawarkan aneka kebutuhan pokok mulai dari kopi, sabun, snack, alat tulis, hingga obat-obatan, yang tersedia dari potongan ke karton. Dengan komitmen untuk mengantarkan pesanan ke lokasi bisnis dalam waktu 1 x 24 jam, CrediMart berupaya memudahkan Anda, para pelaku UMKM, dalam memperoleh barang usaha dengan lebih efisien dan praktis.

Platform ini dirancang untuk mengeliminasi kebutuhan untuk bepergian mencari supplier, berbelanja, dan mengangkut barang belanjaan Anda sendiri, menjadikannya solusi sempurna untuk pemilik warung yang ingin berbelanja kebutuhan grosir dengan mudah tanpa harus meninggalkan rumah. CrediMart berfungsi sebagai penghubung antara warung-warung kecil dan supplier di sekitarnya, memungkinkan para supplier untuk dengan mudah mendapatkan pelanggan baru melalui platform ini.

Dusdusan

Masuki Tahun Ketiga, E-Commerce Pemasok Produk Rumah Tangga Dusdusan Fokus Jaring Reseller Berkualitas / Dusdusan

Dusdusan.com diklaim sebagai komunitas reseller terbesar di Indonesia, yang membidik pasar reseller kecil seperti ibu rumah tangga. Pada awalnya, Dusdusan.com berdiri pada Desember 2014 dengan model B2B yang menyasar reseller besar dan korporasi. Namun karena respon pasar yang kurang baik, Dusdusan.com tutup sementara dan kembali hadir pada Februari 2015 dengan banyak perubahan.

Saat ini, Dusdusan.com memiliki visi yakni menumbuhkan semangat usaha bagi para stokis dan reseller skala kecil. Dusdusan.com menggunakan model bisnis yang fleksibel yaitu sistem reseller dan dropship, di mana reseller tidak diberikan target, tidak ada poin yang harus dipenuhi, dan tidak perlu untuk stok barang.

Super

Aplikasi Super Nusantara Technology
Steven Wongsoredjo (tengah) dan sejumlah tim pengembang aplikasi Super / Super

Super bertujuan mewujudkan pemerataan harga sembako dan barang pokok, khususnya bagi masyarakat pedesaan. Startup yang telah memperoleh pendanaan seri C ini berupaya untuk meningkatkan akses terhadap sembako dan barang pokok, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mempermudah alur distribusi untuk wilayah tingkat dua, tingkat tiga, juga pedesaan di Indonesia.

Aplikasi yang telah ada sejak 2018 ini telah beroperasi pada 30 kota di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Fokus daerah yang dituju saat ini oleh Super adalah daerah dengan PDB per kapita lebih rendah atau sama dengan $5.000.

Selleri

Sumber: Selleri

Selleri merupakan platform dropship atau reseller yang memberikan fasilitas bagi siapapun yang ingin berjualan online tanpa mengeluarkan modal. Di platform ini, setiap penjual akan dibuatkan website toko online dan berbagai fitur guna memperlancar kegiatan jual beli secara gratis, lho.

Tak kalah dengan platform marketplace lainnya, Selleri menyediakan banyak pilihan produk. Mulai dari produk fashion, gaya hidup, anak-anak, hingga berbagai produk kecantikan disediakan di sini. Kualitasnya terjamin, karena sudah dicek dan difoto langsung oleh tim Selleri agar siap untuk Anda jual.

Woobiz

Platform social commerce Woobiz berusaha memberdayakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup dan mandiri secara finansial
Platform social commerce Woobiz berusaha memberdayakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup dan mandiri secara finansial

Woobiz didirikan oleh Putri Noor Shaqina, Rorian Pratyaksa, Josua Sloane, dan Hendy Wijaya pada bulan Desember 2018. Platform ini menawarkan akses teknologi bagi para perempuan Indonesia untuk bisa menjadi pengusaha mikro. Salah satunya adalah menghubungkan mitra, yang kebanyakan ibu rumah tangga, dengan brand.

Dengan menjadi mitra, pengguna akan mendapatkan akses ke berbagai macam produk yang sudah dikurasi, mulai dari skincare, make-up, hijab, hingga makanan ringan. Kebanyakan produk yang ditawarkan adalah lokal, seperti Kedaung Home, Rabbani, Dear Me Beauty, Orang Tua, Kimbo, namun ada juga beberapa brand dari luar seperti Celebon, Foccalure, dan JM solution.

Berkahi

Social Commerce Berkahi
(Ki-ka) Co-founder Berkahi Rowdy Fatha, Turina Farouk, dan Andre Makmur

Berkahi didirikan oleh Rowdy Fatha, Turina Farouk, dan Andre Raditya Makmur. Ide pengembangan Berkahi telah diinkubasi sejak November 2021. Berkahi membantu pelaku usaha di tanah air untuk meningkatkan penghasilan dengan memasarkan produk lokal dan halal lewat jaringan reseller. Target pasar Berkahi adalah UMKM, terutama yang berada di area pedesaan.

Berkahi ingin berperan dalam mendorong pemerataan inklusi keuangan dan digital di Indonesia. Adapun, Berkahi juga membentuk dewan penasihat syariah untuk memastikan kegiatan bisnis Berkahi sesuai dengan nilai-nilai syariah.

Bentuk dukungan all out yang dimaksud adalah, Berkahi mendukung kegiatan usaha lewat sejumlah fasilitas, di antaranya aktivitas promosi melalui Key Opinion Leader (KOL), operasional melalui akses fulfillment (stokis) di 15 kota, dan mitra logistik.

Permendag No. 31 Tahun 2023 Batasi Peran Media Sosial dalam Transaksi dan Pembayaran

Hiruk-pikuk pelarangan TikTok Shop di Indonesia berbuntut ketok palu Permendag No. 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE), yang merupakan revisi dari Permendag No. 50 Tahun 2020.

Aturan ini sekaligus memastikan media sosial hanya diperbolehkan untuk memfasilitasi promosi barang atau jasa, bukan sebagai tempat untuk melakukan transaksi jual-beli online.

Revisi aturan ini didorong oleh sejumlah faktor antara lain (1) Barang yang diperjualbelikan di platform PMSE belum memenuhi standar, (2) ada indikasi praktik perdagangan tidak sehat oleh pelaku usaha di luar negeri yang menjual dengan harga sangat murah, (3) daya saing UMKM dan produk dalam negeri masih lemah, (4) belum terwujudnya persaingan usaha dan ekosistem PMSE yang sehat, serta (5) muncul model bisnis PMSE yang berpotensi mengganggu ekosistem PMSE dengan memanfaatkan dan/atau informasi media sosial.

“Tujuannya untuk menciptakan ekosistem e-commerce yang adil, sehat, dan bermanfaat dengan memerhatikan perkembangan teknologi yang dinamis. Mendukung pemberdayaan UMKM serta pelaku usaha perdagangan melalui sistem elektronik dalam negeri, serta meningkatkan perlindungan konsumen,” demikian dalam pernyataan tertulis oleh Kementerian Perdagangan.

Aturan social commerce

Kementerian Perdagangan merangkum beberapa poin utama yang diatur dalam Permendag No. 31 Tahun 2023, terutama pasal yang jelas mengatur tentang social commerce.

  • Pasal 1 Ayat 17 menyatakan social commerce adalah penyelenggara media sosial yang menyediakan fitur, menu, dan/atau fasilitas tertentu yang memungkinkan pedagang (merchant) dapat memasang penawaran barang dan/atau jasa.
  • Pasal 21 Ayat 2 menyatakan Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) dengan model bisnis lokapasar (marketplace) dan/atau social commerce dilarang bertindak sebagai produsen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang distribusi barang.
  • Pasal 21 Ayat 3 menyatakan PPMSE dengan model bisnis social commerce dilarang memfasilitasi transaksi pembayaran pada sistem elektroniknya.
  • Pasal 13 Ayat 3 mengatur tidak adanya keterhubungan atau interkoneksi antara sistem elektronik yang digunakan sebagai sarana PMSE dengan sistem elektronik yang digunakan di luar sarana PMSE; dan tidak terjadi penyalahgunaan penguasaan data penggunanya untuk dimanfaatkan oleh PPMSE dan/atau perusahaan yang berafiliasi dalam sistem elektroniknya.
  • Pasal 19 Ayat 2 mengatur penetapan harga minimum sebesar USD100 per unit untuk barang jadi asal luar negeri yang langsung dijual oleh pedagang ke Indonesia melalui platform e-commerce.

Selain social commerce, pemerintah juga menambahkan beberapa poin aturan bagi platform e-commerce terkait transaksi jual-beli barang dari luar negeri yang mencakup:

  • Ketentuan terkait positive list atau daftar barang asal luar negeri yang diperbolehkan langsung masuk ke Indonesia melalui platform e-commerce yang memfasilitasi perdagangan lintas negara (cross border).
  • Kewajiban bagi pedagang dan platform e-commerce untuk menayangkan dan
    memperdagangkan bukti pemenuhan standardisasi barang mencakup (a) nomor pendaftaran barang/sertifikat standar nasional Indonesia/persyaratan teknis lain bagi barang dan/atau jasa yang telah diberlakukan Standar Nasional Indonesia; (b) nomor sertifikat halal bagi barang dan/atau jasa yang wajib bersertifikat halal; (c) nomor registrasi barang keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup untuk barang yang diwajibkan; dan (d) nomor izin, nomor registrasi atau nomor sertifikat untuk produk kosmetik, obat, dan makanan.

TikTok Shop

Pelarangan media sosial untuk memfasilitasi transaksi dan pembayaran layaknya e-commerce jelas menuai pro dan kontra. Pemerintah berkilah bahwa pelarangan ini dapat melindungi pelaku usaha dalam negeri. Menyusul penerbitan Permendag No. 31 Tahun 2023, pemerintah menyatakan akan melakukan pembinaan pelaku usaha untuk mendorong daya saing, misalnya melalui pelatihan UMKM dan sinergi bagi seluruh pihak terkait.

Sementara, bagi sejumlah pihak, pelarangan TikTok Shop berpotensi menurunkan sumber penghasilan jutaan penjual di platform tersebut. TikTok memiliki basis pengguna lebih dari 100 juta di Indonesia. Di sepanjang 2022, TikTok Shop dilaporkan mengantongi transaksi GMV sebesar $4,4 miliar atau naik 4x lipat dari tahun sebelumnya.

Minat beli di platform asal Tiongkok ini disebut didorong oleh algoritma kuat TikTok yang dapat menampilkan hasil pencarian penyajian konten berdasarkan ketertarikan pengguna. Di samping itu, TikTok Shop menawarkan kemudahan bertransaksi dan promosi harga murah, memicu tingginya transaksi pembelian barang yang tinggi, terutama yang sifatnya impulsive buying.

Selain TikTok Shop, media sosial lain yang menawarkan layanan serupa adalah Instagram Shop dan Facebook Marketplace. Kehadiran layanan social commerce pada media sosial ini dianggap dapat berpotensi mengganggu ekosistem PMSE.

Utilisasi Data dalam Personalisasi Layanan

Tiga startup Indonesia, yakni Blibli, Cakap, dan Super, duduk bersama dan berbagi wawasan tentang pemanfaatan AI dalam penciptaan produk/layanan yang sangat personal (hyper-personalization) bagi bisnis mereka.

Berbeda dari acara tahun lalu, kali ini panel diskusi The Big Leap yang dihelat oleh e27 bersama CleverTap mengulas topik “Engagement Playbook Indonesia: Harnessing Automation and AI for Hyper Personalization”.

Sebagai pengantar, hyper-personalization umumnya dikenal sebagai teknik pemasaran yang sangat ditarget dan dipersonalisasi kepada pelanggan dengan memanfaatkan data secara real-time.

Strategi ini banyak digunakan untuk membangun hubungan dengan pelanggan lewat produk/layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Lewat strategi ini pemilik usaha dapat mendorong tingkat penjualan dan retensi pengguna.

Ketiga narasumber, yaitu VP of CLM Marketing Blibli Fanky Mulia, Chief Growth Officer Cakap Margarita Tan, dan Co-Founder & CEO Super Steven Wongsoredjo bicara tentang pemanfaatan data hingga pengembangan produk dalam lingkup bisnisnya yang berbeda-beda di sektor e-commerce, edtech, dan social commerce.

Simplifikasi dan utilisasi

Ada beberapa catatan penting yang diperoleh dari paparan panelis terkait automasi dan personalisasi, serta relevansinya dalam bisnis mereka masing-masing.

CEO Super Steven Wongsoredjo menyoroti pentingnya simplifikasi pada personalisasi layanan yang mereka kembangkan. Hal ini dikarenakan target pasarnya berada di area rural yang mana memiliki perilaku konsumen berbeda dibandingkan mereka yang tinggal di perkotaan.

Simplifikasi ini tercermin dari cara Super melakukan strategi akuisisi pengguna maupun upayanya mendorong penggunaan layanannya. Strategi ini dapat dieksekusi melalui data yang mereka kumpulkan, misalnya transaksi pembelian terakhir, produk yang dibeli, atau biaya yang dihabiskan untuk belanja.

“Salah satu tantangan kami adalah membangun strategi scalable yang applicable untuk mereka. Pengguna di area rural tidak menggunakan perangkat mobile yang mahal, paket data yang dibeli juga tidak besar. Ketika kami buat fitur, ini akan menyedot data mereka dengan cepat. They will drop, they will churn. Maka itu, simplifikasi sangat sulit, tetapi penting bagi kami. Once you make things simpler, kita dapat memahami mereka,” jelasnya.

Sementara, VP of CLM Marketing Blibli Fanky Mulia mengamati aspek personalisasi dari aspek teknologi. Automasi memang dapat membantu scale up, tetapi ia melihat teknologi hanya sebuah tool. Justru penting untuk fokus mengutilisasi data menjadi sebuah insight bernilai.

“Kalau insight yang dihasilkan salah, ini bakal mendorong keputusan yang salah. Terlalu filosofis dalam memanfaatkan AI juga tidak akan membawamu menuju target yang ingin dicapai. Personalisasi itu tentang mengutilisasi data yang sudah ada. Apabila data yang diutilisasi tidak mencapai ROI, misalnya, mungkin bakal jadi keputusan tepat untuk menutupnya. Personalization is not a magic potion,” papar Fanky.

Prioritas

Meningkatnya perilaku digital ikut memicu terjadinya ledakan data dalam beberapa tahun terakhir. Pelaku bisnis dituntut untuk memahami pelanggan lebih baik dengan memanfaatkan data yang mereka miliki. Namun, di tengah ledakan data ini, apakah relevan menyebut istilah “terlalu banyak data”?

Chief Growth Officer Cakap Margarita Tan menilai belajar adalah proses jangka panjang yang tidak akan berhenti. Selama proses itu masih berjalan, data akan tetap diperlukan untuk mengenal customer dan memberikan layanan yang sesuai kebutuhannya.

There’s no such thing as too much data selama ini tidak perlu mengeluarkan biaya. Ini masalah prioritas saja kapan data ini akan diutilisasi. Data ini dapat dimanfaatkan kembali untuk peluang lainnya. Setiap marketer dapat memilih mana yang dapat dikejar dan mana yang dapat kembali ditindaklanjuti,” ujarnya.

Sementara, Fanky justru memberikan sudut pandang berbeda dari sisi teknis. Menurutnya, semakin banyak data yang dimiliki tentu akan memengaruhi aspek biaya. Pasalnya, data memerlukan tempat penyimpanan (storage) yang besar. Di sini lah penting untuk dapat memilih data yang dapat bernilai.

idEA: TikTok Shop Bukan Satu-satunya Penyebab Tanah Abang Sepi

Pemerintah resmi melarang TikTok memfasilitasi transaksi jual beli di Indonesia. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) pun menggelar focus group discussion (FGD) bersama Kementerian Perdagangan dan asosiasi UMKM, dengan tema “Pro dan Kontra S-Commerce pada Ekonomi Digital” yang digelar pada awal pekan ini (25/9).

Wakil Ketua Umum idEA Budi Primawan menyampaikan, asosiasi berusaha memfasilitasi komunikasi dan ruang untuk menyampaikan pendapat secara terbuka dan lengkap dari berbagai pihak, seperti pemangku kebijakan, pelaku industri digital, pelaku usaha. “Sehingga seluruh peserta dapat mendengar dan memahami secara menyeluruh terkait isu social commerce ini,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Ketua Bidang Business & Development idEA Mohammad Rosihan menilai sepinya penjualan di pasar offline bukan semata lantaran peralihan perilaku konsumen ke digital, melainkan menurunnya pembelian dari pelaku usaha di daerah yang menyangkut turunnya daya beli. Ini menurut pendapatnya yang juga pelaku usaha.

“Kami tidak lagi banyak yang membeli ke Tanah Abang, karena penjualan di daerah juga sepi. Mungkin ini juga menyangkut turunnya daya beli,” ujarnya.

Pendapat Rosihan didukung dengan testimoni dari salah satu pelaku usaha yang menggunakan semua kanal digital, Andre. Ia mengaku memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan social commerce. “Dengan sistem algoritma yang diberlakukan, penjualan bisa terdongkrak,” kata dia.

Produk yang Andre jual merupakan hasil kerja sama dengan konveksi lokal. Jadi pihaknya juga membantu mendorong penjualan produk dalam negeri. Pada akhirnya, ia dapat menjualnya dengan harga dan keuntungan yang tidak terlalu besar, tapi penjualannya bisa banyak. “Memang ada insentif diskon dari platform tersebut, namun kuotanya terbatas.”

Pengumpulan dan transfer data yang diduga terjadi dinilai menjadi salah satu penyebab tingginya penjualan di social commerce. Hal tersebut disinyalir pada berseliwerannya produk impor, baik legal maupun illegal, dengan harga yang tidak masuk akal karena sangat murah.

Terkait soal itu, Peneliti industri digital Ignatius Untung menyampaikan pro-kontra sebenarnya tidak perlu. Menurutnya, transfer data ini dilakukan oleh semua platform digital untuk relevansi pencarian yang juga membantu konsumen. “Pemilik Google, e-commerce, media sosial berbeda, tapi melakukan yang sama,” kata Untung.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Harris Sofyan juga khawatir dengan pelaku usaha besar yang mampu mengikuti perkembangan dengan ikut program afiliator. “Pemain besar mungkin bisa mendorong tayangnya produk, banting harga, dan lainnya,” kata Harris.

Di satu sisi, banyak pelaku UMKM yang mengeluh mau mencoba bertransformasi tapi kurang literasi. Misalnya sudah live di TikTok Shop, tapi secara penjualan belum maksimal. “Oleh karena itu, perlu pelatihan dan program literasi digital utamanya untuk UMKM di daerah supaya mereka mendapatkan manfaat yang optimal dari social commerce.”

Menanti aturan social commerce

Di lain pihak, revisi Peraturan Menteri perdagangan RI (Permendag) No. 50 sangat dinanti untuk kejelasan aturan operasional social commerce. Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Rifan Ardianto mengatakan aturan tersebut sudah siap untuk diajukan ke Kemenkumham setelah melewati harmonisasi dan mendapat surat persetujuan dari presiden.

“Kami berupaya tidak ada bisnis yang menguasai dari hulu ke hilir. Kami berusaha membuat definisi yang clear terkait retail online, marketplace, social-commerce.”

Ia juga menjelaskan akan ada tindak lanjut revisi Permendag tersebut melalui komunikasi dengan Kemenkominfo terkait strategi mengidentifikasi platform media sosial dan lainnya. Kominfo nantinya akan berfokus pada penguatan ekosistem e-commerce-nya. Mengatur hardware, software, tata kelola, dan orang.

“Kementerian lain pada penguatan sektoralnya,” tambah Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika I Nyoman Adhiarna.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto berharap masih ada ruang diskusi terkait penerapan Revisi Permendag No. 50 tersebut. Ia menegaskan pelaku industri digital siap untuk duduk bersama pemangku kebijakan untuk mencari cara terbaik dan tepat untuk menerapkan aturan yang bisa mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

“Dan untuk bisa menindaklanjuti penerapannya, kami berharap untuk bisa mendapatkan peraturan ini secara lengkap. Kami akan mengkaji apa saja yang perlu dilakukan nantinya,” pungkasnya.

Panduan Praktis Melakukan Pembatalan Pesanan di Lazada untuk Penjual

Dalam dunia e-commerce yang semakin berkembang, marketplace seperti Lazada menyediakan wadah bagi penjual untuk menjangkau pembeli potensial yang luas. Namun, dalam perjalanan berjualan online, seringkali ada situasi yang memaksa penjual untuk melakukan pembatalan pesanan.

Dalam mengatasi situasi ini, komunikasi yang jujur dan transparan dengan pembeli menjadi sangat penting. Namun, ketika penjual memutuskan untuk melakukan pembatalan pesanan, mereka juga perlu memahami panduan dan langkah-langkah yang benar agar prosesnya berjalan dengan lancar dan adil.

Untuk membantu penjual mengatasi kendala ini, berikut adalah panduan langkah demi langkah tentang cara melakukan pembatalan pesanan di Lazada.

Pembatalan Pesanan oleh Seller di Lazada

Lazada menyediakan fitur pembatalan pesanan yang dapat memudahkan Anda mengelola pesanan yang memerlukan pembatalan. Fitur ini memberikan fleksibilitas untuk berurusan dengan berbagai kendala yang mungkin Anda hadapi dalam menjalankan bisnis Anda di platform e-commerce ini.

Dengan bantuan fitur pembatalan pesanan ini, penjual dapat mengatasi kendala seperti stok habis, ketidaksesuaian kualitas produk, masalah pengiriman, kesalahan harga, atau kendala pribadi yang mungkin terjadi.

Langkah Pembatalan Pesanan dengan Status Tertunda

  • Pertama-tama, Anda perlu masuk ke Seller Center di akun Lazada Anda.
  • Setelah masuk, pilih opsi Menu Pesanan di Seller Center.
  • Di dalam Menu Pesanan, Anda akan menemukan berbagai status pesanan. Pilih opsi Tertunda untuk melihat pesanan yang masih dalam status ini.

Credit Picture by Lazada

  • Temukan pesanan yang ingin Anda batalkan dan pilih produk tersebut.
  • Pada kolom Tindakan, pilih opsi Batalkan.
  • Anda akan diminta untuk memilih alasan mengapa Anda ingin membatalkan pesanan tersebut. Pilih alasan yang sesuai dengan situasi Anda.

Credit Picture by Lazada

  • Terakhir, klik tombol Simpan untuk memproses pembatalan pesanan. Proses pembatalan akan dimulai.

Langkah Pembatalan Pesanan dengan Status Siap Dikirim

  • Seperti sebelumnya, Anda harus masuk ke Seller Center di akun Lazada Anda.
  • Di dalam Seller Center, pilih opsi Menu Pesanan.
  • Setelah masuk ke Menu Pesanan, temukan dan masuk ke menu Siap Dikirim.

Credit picture by Lazada

  • Pilih pesanan yang ingin Anda batalkan di dalam menu Siap Dikirim.
  • Di kolom Tindakan, klik opsi Batalkan.
  • Pilih alasan pembatalan yang sesuai, lalu klik Simpan untuk memproses pembatalan.

Credit picture by Lazada

Catatan Penting

Dalam melakukan pembatalan pesanan di Lazada, ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan oleh para penjual. Pertama, saat Anda memutuskan untuk membatalkan pesanan, ingatlah bahwa seluruh produk dalam nomor paket yang sama akan ikut dibatalkan. Selanjutnya, setelah Anda mengajukan permohonan pembatalan, sangat penting untuk menghindari melakukan pengiriman dengan cara apapun.

Terakhir, ingatlah bahwa pembatalan pesanan dapat berdampak pada seller rating Anda di Lazada. Platform e-commerce sering memantau seberapa sering penjual melakukan pembatalan pesanan dan menggunakannya sebagai salah satu faktor dalam menilai reputasi penjual. Oleh karena itu, selalu upayakan meminimalkan pembatalan yang tidak diperlukan.

Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat dengan mudah mengatasi kendala yang memaksa Anda untuk melakukan pembatalan pesanan di Lazada. Penting untuk tetap berkomunikasi dengan pembeli dan memproses pembatalan dengan sebaik-baiknya untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan reputasi Anda sebagai penjual online yang profesional.

Menghadapi Tantangan Live Streaming Sepi: Tips untuk Penjual di Shopee

Shopee telah menjadi platform yang sangat populer bagi penjual online. Dengan beragam fitur dan peluang yang ditawarkan Shopee, seperti live streaming, banyak penjual tertarik untuk bergabung. Namun, meskipun memiliki potensi besar, tidak jarang penjual menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal sesi live streaming yang sepi.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa penyebab umum dari sesi live streaming yang sepi dan memberikan tips tentang cara mengatasi tantangan tersebut.

Penyebab Live Shopee yang Sepi

Jadwal Live yang Tidak Konsisten

Seringkali, live streaming yang tidak memiliki jadwal yang konsisten dapat membuat penonton bingung dan akhirnya kehilangan minat. Penjual yang hanya sesekali melakukan live streaming cenderung memiliki audiens yang lebih kecil.

Durasi Live Pendek

Jika sesi live streaming terlalu singkat, Anda mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk menarik perhatian penonton dan membangun interaksi yang kuat.

Kurangnya Promosi

Tidak mempromosikan sesi live streaming Anda dengan baik di luar platform Shopee adalah kesalahan umum. Jika Anda hanya mengandalkan pengikut toko Anda, Anda mungkin tidak akan mencapai audiens yang lebih luas.

Konten yang Tidak Menarik

Konten yang monoton atau kurang menarik dapat membuat penonton cepat bosan dan dengan cepat meninggalkan sesi Anda.

Cara Mengatasi Live Shopee yang Sepi

Credit picture by Shopee

  • Buatlah jadwal live streaming yang konsisten, idealnya setiap hari pada waktu yang sama. Ini akan membantu pengikut Anda menantikan sesi live streaming
  • Sesuaikan durasi sesi live streaming dengan konten Anda, tetapi usahakan agar tidak terlalu singkat. Lebih dari 60 menit memberi lebih banyak peluang untuk menarik penonton.
  • Promosikan sesi live streaming Anda di luar Shopee dengan membagikan link di media sosial, aplikasi pesan, dan grup komunitas. Gunakan fitur “Beri Tahu Pengikut” di Shopee untuk mengingatkan pengikut toko Anda.
  • Selalu mencoba hal-hal baru. Sertakan produk dengan harga murah, produk best seller, produk baru, dan produk dengan margin tinggi dalam sesi Anda untuk menarik berbagai jenis penonton.
  • Berikan bonus dan promo kepada pembeli selama live streaming Ini bisa menjadi dorongan kuat bagi mereka untuk berpartisipasi.
  • Maksimalkan interaksi dengan penonton dengan menggunakan fitur-fitur seperti lelang dan polling. Ini membuat sesi Anda lebih interaktif dan menarik.
  • Ajak penonton untuk berinteraksi aktif. Gunakan Call-to-Action untuk mengajak mereka untuk mengikuti, memberikan Like, Comment, dan Share sesi Anda.
  • Rayakan pencapaian tertentu selama sesi live streaming, seperti memberikan hadiah atau potongan harga saat sesi mencapai jumlah Like atau komentar tertentu.
  • Pastikan untuk aktif berkomunikasi dengan penonton melalui fitur “Tanya” atau kolom komentar. Ini memungkinkan pertanyaan dan diskusi yang lebih aktif.

Dengan mengatasi penyebab live Shopee yang sepi melalui langkah-langkah ini, Anda dapat meningkatkan kunjungan dan interaksi dengan penonton Anda, yang pada gilirannya dapat meningkatkan penjualan dan keberhasilan bisnis Anda di Shopee Live.

Siapkan Rencana Cadangan, Ini Dia 6 Platform untuk Jualan Live Alternatif TikTok Shop!

Pemerintah akhirnya resmi menerbitkan revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang tertuang dalam Permendag No 31/2023.

Dalam revisi tersebut, salah satunya melarang platform media sosial berperan ganda sebagai eCommerce di dalam negeri. Salah satu platform yang saat ini tengah gencar menerapkan hal tersebut adalah TikTok Shop.

Kebijakan ini telah menimbulkan polemik dan perdebatan di sejumlah kalangan, tidak sedikit pula yang kecewa khususnya pengguna yang secara aktif menggunakan platform TikTok Shop untuk menjual barang dagangannya, melalui fitur live streaming yang memang sedang populer di masyarakat Indonesia.

Kendati saat ini TikTok Shop masih bisa diakses, namun jika Anda ingin segera mempersiapkan rencana B, berikut adalah beberapa platform yang menawarkan fitur live streaming yang bisa jadi alternatif menjangkau calon pembeli, kendati tidak didukung sistem transaksi.

Instagram Live

Instagram Live adalah fitur siaran langsung pada platform media sosial Instagram yang memungkinkan pengguna untuk berbagi momen secara real-time dengan pengikut mereka. Dalam mode Live, pengguna dapat berinteraksi dengan penonton melalui komentar dan “love” yang dapat dikirim oleh penonton selama siaran berlangsung.

Siaran langsung ini dapat diakses oleh pengikut melalui ikon profil pengguna di bagian atas feed mereka atau melalui Stories pengguna. Setelah siaran langsung berakhir, pengguna dapat memilih untuk membiarkan video tetap tersedia di IGTV atau menghapusnya.

Fitur ini memberikan pengalaman interaktif dan autentik antara pengguna dan pengikutnya, memungkinkan diskusi, tanya jawab, dan bentuk interaksi lainnya.

Anda tentu tidak bisa menemukan sistem pembelian otomatis seperti halnya TikTok Shop, tetapi platform ini tetap bisa Anda manfaatkan untuk menjangkau konsumen. Transaksinya bisa Anda siapkan secara manual atau menggunakan aplikasi pihak ketiga lain yang sudah mendukung pembayaran online, misalnya Orderfaz atau Selly, dan beberapa aplikasi serupa lain juga bisa dijadikan pilihan.

Youtube Live

YouTube Live adalah platform siaran langsung dari YouTube yang memungkinkan individu dan organisasi untuk menyiarkan video secara real-time kepada audiens di seluruh dunia. Ini menyediakan ruang bagi kreator untuk berbagi, mengajar, mendemonstrasikan, atau mendiskusikan topik dan kegiatan secara langsung dengan penonton.

Penonton dapat berinteraksi dengan kreator melalui komentar langsung dan memberikan apresiasi melalui fitur seperti Super Chat. Kelebihan utama dari YouTube Live adalah kemampuannya untuk menjangkau audiens global, fleksibilitas dalam jenis konten yang dapat disiarkan, serta potensi untuk monetisasi, bisnis dan pengembangan komunitas.

Snack Live

snackvideo MulaiDariSnack

Snack Live adalah fitur dari aplikasi Snack Video yang memungkinkan pengguna untuk melakukan siaran langsung atau live streaming. Dalam siaran langsung ini, pengguna dapat berbagi cerita, kegiatan, atau konten lainnya secara real-time, sementara penonton dapat menonton, berinteraksi, dan terhubung dengan pengguna yang melakukan siaran.

Fitur ini menciptakan lingkungan yang interaktif dan terhubung, memungkinkan pengguna untuk menunjukkan momen-momen Anda dan berkomunikasi dengan audiens secara langsung.

Ini juga memberikan peluang untuk pelaku usaha untuk bercerita dan mengiklankan produk atau layanan Anda, memanfaatkan interaksi dan keterlibatan pengguna untuk menciptakan peluang dan manfaat bagi usaha Anda.

Facebook Live

Facebook Live adalah fitur canggih dari Facebook yang memungkinkan Anda, sebagai pemilik bisnis, untuk mempromosikan produk atau jasa secara langsung ke pelanggan dan pengikut. Jadi, misalnya, kalau Anda ingin launching produk baru atau ada promo menarik, Anda bisa langsung nyalain fitur ini dan pelanggan bisa ikutan lihat dan tahu info terbarunya secara real-time.

Dengan fitur ini, pelanggan bisa memberikan reaksi, komen, dan Anda bisa membalas komen mereka secara langsung. Jadi, bisa dibilang ini cara asyik buat lebih dekat dan interaktif lagi ke pelanggan atau pengikut di Facebook. Plus, video live Anda juga bisa disimpan di Timeline, jadi pengikut yang tidak sempat nonton bisa lihat kembali kapanpun mereka mau!

Shopee Live

Shopee Live adalah fitur live streaming dari platform e-commerce Shopee yang memungkinkan penjual untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk mereka secara langsung kepada para pembeli. Dengan menggunakan fitur ini, penjual dapat menampilkan detail produk, menjawab pertanyaan, dan bahkan menunjukkan demo produk secara real-time, memberikan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan informatif bagi para pembeli.

Pembeli yang menonton Shopee Live dapat dengan mudah bertanya tentang produk, memberikan ulasan, dan melakukan transaksi pembelian langsung dalam sesi live streaming. Ini memudahkan penjual untuk menjalin interaksi yang lebih dekat dengan pelanggan, memahami kebutuhan mereka, dan meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas merek.

Shopee Live menghadirkan cara baru dalam berbelanja online yang lebih menarik dan dinamis, memungkinkan penjual dan pembeli untuk terhubung dan berinteraksi secara lebih langsung dan personal.

Bigo Live

membagikan momen, bakat, atau hobi mereka secara langsung kepada audiens dari berbagai belahan dunia. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat menyiarkan kegiatan mereka, berinteraksi dengan penonton, dan bahkan menerima hadiah virtual.

Dalam Bigo Live, penonton dapat mengirim komentar, memberi “like”, dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh penyiar. Ini menciptakan lingkungan yang interaktif dan menyenangkan, di mana pengguna dapat bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang baru, belajar hal baru, dan mengekspresikan diri mereka.

Bigo Live tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga membuka peluang bagi pengguna untuk mendapatkan penghasilan melalui hadiah virtual yang diterima dari penonton. Ini menjadikan Bigo Live sebagai platform yang menggabungkan hiburan, komunitas, dan peluang bisnis dalam satu aplikasi.

Selain itu, Bigo Live juga bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan brand dan usaha Anda. Sebagai platform yang sedang berkembang, Anda bisa menjangkau pasar baru yang belum pernah disentuh.