Deals@DS Minggu Ini (7 – 13 Oktober 2016)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi member dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Soal Sistem Performa, Berikut Ini Klaim Kesuksesan Versi Go-Jek

Penerapan sistem performa menjadi highlight dua demo besar yang dilakukan mitra pengemudi Go-Jek, startup lokal yang baru saja memperoleh predikat unicorn setelah membukukan pendanaan terakhir sebesar 7,3 triliun Rupiah, dalam beberapa minggu terakhir. Menurut mereka, sistem performa merugikan karena ditetapkan sepihak dan mempersulit kemungkinan perolehan bonus. Sejauh ini belum ada titik sepakat antara pihak manajemen Go-Jek dan mitra pengemudi untuk memperoleh win win solution.

Sebenarnya, menilik tujuannya, sistem performa seharusnya bertujuan baik, mengurangi kemungkinan terjadinya penolakan order oleh pengemudi dan peningkatan kepuasan pelanggan karena order yang diinginkan terpenuhi. Konsep sistem performa seharusnya tak jauh berbeda dengan konsep KPI atau SLA yang biasa diterapkan di perusahaan. Sikap profesional harus bisa diukur untuk memastikan kualitas kerja yang diberikan untuk konsumen.

Yang jadi masalah tentu saja eksekusi layanannya. Kami jelas tak mengerti dapur Go-Jek meramu sistem performa yang diterapkan untuk mitra pengemudi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi, dan kenapa sistem performa membuat pengemudi meradang.

Karena dari sisi mitra pengemudi sulit memperoleh suatu penilaian yang terukur, kami coba membandingkannya dengan klaim manajemen Go-Jek. Di bawah ini adalah slide yang kami peroleh tentang hasil penerapan sistem performa sejauh ini.

Dampak sistem performa Go-Jek untuk order selesai dan waktu tunggu / DailySocial
Dampak sistem performa Go-Jek untuk order selesai dan waktu tunggu / DailySocial

Menurut slide di atas, terjadi peningkatan 13% untuk order selesai per hari per pengemudi sejak sistem performa diterapkan. Begitu pula waktu tunggu yang dibutuhkan konsumen untuk mencari pengemudi yang ingin mengambil order yang diberikan, secara rata-rata turun 8%, atau sekitar 2 detik, dari 30 detik menjadi 28 detik.

Secara angka, jumlahnya mungkin terasa tidak banyak, tetapi bayangkan angka produktivitas tersebut jika dilakukan oleh lebih dari 200 ribu pengemudi. Ada berapa banyak order yang bisa ditingkatkan dan berapa banyak waktu tunggu yang dikurangi selama sebulan? Jelas sangat banyak.

Setelah pemberlakuan sistem performa, pembatalan oleh pengemudi dan konsumen diklaim berkurang / DailySocial
Setelah pemberlakuan sistem performa, pembatalan oleh pengemudi dan konsumen diklaim berkurang / DailySocial

Bagaimana dengan pembatalan order? Seperti tertera di slide berikutnya pembatalan order oleh pengemudi menurun 22% per hari, sedangkan pembatalan oleh konsumen menurun lebih besar lagi, yaitu 33%. Terlepas bahwa sistem performa membuat mitra pengemudi menjadi tidak nyaman dan “takut” membatalkan order, klaim Go-Jek menunjukkan adanya perbaikan setelah sistem performa diberlakukan.

Sesungguhnya faktor pembatalan order bisa bermacam-macam. Jarak yang terlalu jauh, uang yang tidak cukup, atau waktu tunggu yang terlalu lama adalah faktor yang dominan. Semua ini manusiawi dan seharusnya secara sistem bisa dibantu penyelesaiannya.

Buat kami, sistem performa bertujuan baik karena bisa membuat kinerja lebih terukur dan klaimnya memberikan dampak produktivitas lebih baik untuk pengemudi dan konsumen. Hanya saja eksekusinya di lapangan harus terus dievaluasi dan tetap memberikan kesempatan mitra pengemudi untuk berkembang ke arah lebih baik. Biarpun bagaimanapun, mitra pengemudi yang berjumlah lebih dari 200 ribu ini adalah tulang punggung dan “wajah” Go-Jek di mata konsumen dan investor.

Semoga segera tercapai titik temu.

Application Information Will Show Up Here

foodpanda Indonesia Resmi Tutup Layanan

Sempat ditawarkan untuk dijual senilai kurang dari $1 juta dan tampaknya tidak berhasil, foodpanda Indonesia akhirnya resmi menutup layanannya. foodpanda mengumumkan hari ini, 3 Oktober 2016 jam 22.00, adalah hari terakhir mereka menerima layanan. Semua perjanjian kerja sama yang telah dijalin dengan para mitra bisnisnya akan diputuskan saat itu juga.

Menurut notifikasi penutupan yang ditandatangani langsung oleh Managing Director foodpanda Indonesia Victor Delannoy, penutupan layanannya akan berupa penutupan situs dan aplikasi mobile, pemutusan kerja sama dengan semua mitra restoran, dan penutusan perjanjian dengan semua mitra pemasaran.

Surat resmi penutupan foodpanda Indonesia
Surat resmi penutupan foodpanda Indonesia

foodpanda Indonesia sendiri berdiri sejak tahun 2012 dan sempat berjaya sebelum masuknya generasi baru layanan on-demand yang kini didominasi Go-Jek dan Grab. foodpanda kini tak berdaya menghadapi armada transportasi yang puluhan, bahkan ratusan ribu, jumlahnya dan mampu menjangkau jauh lebih banyak mitra secara agresif.

foodpanda sendiri, yang didukung Rocket Internet, mengalihkan perhatiannya ke pasar Eropa Timur dan Timur Tengah yang memberikan traksi dan keuntungan bagi perusahaan. Sebelumnya mereka juga telah menutup layanan di Vietnam tahun lalu.

Tak mampu bertahan

Survei kecil-kecilan yang dilakukan DailySocial tepat kemarin menunjukkan tidak berdayanya layanan pesan antar terdedikasi generasi awal, seperti foodpanda dan Klik-eat, menghadapi terjangan layanan on-demand.

foodpanda yang didesain khusus hanya untuk mitra dan melayani pengantaran jarak dekat, untuk menjaga kualitas, tak bisa bersaing melawan armada yang berbekal kantong plastik biasa dan tidak menggunakan kotak penyimpanan khusus selama perjalanan.

Kami sempat membahas tentang bagaimana pemahaman terhadap bisnis lokal membantu Go-Food (dan GrabFood) membentuk pasar pengantaran makanan di Indonesia dan foodpanda terlambat mengantisipasinya.

Penutupan foodpanda tidak akan berpengaruh banyak terhadap industri. Kekosongannya akan cepat digantikan oleh pemimpin pasar. Pesaing awalnya, Klik-eat sejauh ini masih bertahan, meskipun aplikasinya sudah tidak diperbarui sejak akhir tahun 2014.

Terima kasih foodpanda telah membuka jalan bagi hadirnya layanan pesan antar makanan yang telah menjadi bagian budaya masyarakat kota besar Indonesia hari ini.

Deals@DS Minggu Ini (30 September – 6 Oktober 2016)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi member dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Induk Perusahaan CekAja Peroleh Pendanaan Seri B dari Telstra Ventures

Induk perusahaan fintech CekAja, C88 Financial Technologies, mengumumkan perolehan pendanaan Seri B dalam jumlah yang tak disebutkan yang dipimpin Telstra Ventures. Selain di Indonesia, C88 juga memiliki layanan fintech eCompareMo di Filipina. Telstra Ventures adalah perusahaan investasi milik layanan telekomunikasi Australia Telstra. Pendanaan disebutkan akan digunakan untuk memperkuat penguasaan pasar C88 di kedua negara tersebut.

Seperti disebutkan dalam rilis yang kami terima, Managing Director Telstra Matthew Koertge menyebutkan investasi ini didorong fakta bahwa semakin banyak konsumen yang terkoneksi secara online dan adanya transformasi digital di bidang finansial yang memberikan peluang menarik di pasar seperti Indonesia dan Filipina.

Koertge mengatakan, “Properti C88, CekAja di Indonesia dan eCompareMo di Filipina adalah situs [teknologi] finansial terbesar di masing-masing negara. Mereka menghubungkan bank dan penyedia jasa asuransi dengan konsumen melalui berbagai jenis produk, termasuk pinjaman, KPR, dan asuransi.”

Di Indonesia, selain mengoperasikan CekAja, C88 juga memiliki Premiro yang memiliki lisensi broker asuransi dan menyediakan jasa berjualan asuransi secara online untuk konsumen ritel dan UKM.

Selain dalam bentuk pemberian investasi, Telstra juga memiliki layanan joint venture telkomtelstra di Indonesia bersama Telkom Group. Bagi Telstra Ventures, investasi ini adalah yang keempat di Asia dalam setahun terakhir mengingat pertumbuhan digital yang sangat baik di kawasan ini.

Selain Telstra Ventures, pendanaan Seri B ini juga diikuti sejumlah investor terdahulu, termasuk Monk’s Hill Ventures and Kejora Ventures. Captii Ventures, Altitude Partners, dan Jasrag Investments. Juga turut berpartisipasi sejumlah grup investasi internasional dan individu-individu yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.

Co-Founder dan Group CEO C88 J.P. Ellis menyebutkan, “Putaran investasi ini menyediakan dana yang dibutuhkan untuk meningkatkan kepemimpinan pasar kami di Indonesia dan Filipina. Kami menargetkan pasar yang lebih luas dengan melanjutkan usaha membantu konsumen menghemat waktu dan uang, membantu mitra secara kompetitif menambah konsumen baru, dan membantu mitra regulator membentuk sektor finansial yang berbasis transparansi dan inklusif.”

PT BB Merah Putih Pegang Lisensi Software dan Hardware BlackBerry di Indonesia

BlackBerry dan Tiphone mengumumkan pembentukan PT BB Merah Putih sebagai joint venture yang memegang lisensi software dan layanan BlackBerry, serta hak memproduksi handset (hardware) produk BlackBerry yang berbasis Android di Indonesia. Telkom Group memiliki 25% saham Tiphone yang memimpin joint venture ini.

Seperti disebutkan dalam rilisnya, BB Merah Putih nantinya akan memproduksi perangkat BlackBerry berbasis Android yang telah memiliki software dan layanan BlackBerry yang disebutkan fokus ke segi keamanan. Langkah ini merupakan antisipasi pengenaan peraturan TKDN untuk perangkat LTE dan kita tahu bahwa Indonesia masih menjadi pasar penting, kalau bukan salah satu yang terbesar, bagi produsen smartphone yang berbasis di Kanada ini.

Keputusan ini melengkapi langkah BlackBerry yang bermitra dengan EMTEK dan memberi wewenang grup konglomerat ini mengelola BlackBerry Messenger akhir Juni lalu.

Executive Chairman dan CEO BlackBerry John Chen dalam pernyatannya mengatakan, “BlackBerry bukan lagi sekedar tentang ponsel cerdas, tetapi kecerdasan dalam ponsel. Bekerja dengan mitra terpercaya untuk memperluas jangkauan dan ketersediaan dari software mobilitas kami yang aman adalah fokus utama bagi divisi Mobility Solutions, dan joint venture ini adalah salah satu dari langkah selanjutnya dalam membuat strategi lisensi software kami berhasil.”

“BB Merah Putih terdiri dari perusahaan dengan latar belakang yang kuat dalam menyediakan layanan mobile yang inovatif kepada para pelanggannya, membuat joint venture yang baru terbentuk ini sebagai kemitraan sempurna untuk menawarkan software mobile BlackBerry yang aman dan terpercaya, tersedia secara eksklusif bagi konsumen Indonesia,” lanjut John.

Tentang langkahnya menggandeng BlackBerry, CEO PT Tiphone Mobile Indonesia Tan Lie Pin berkomentar, “BlackBerry adalah merek yang dipercaya dan dihormati di Indonesia, dan kemitraan ini memungkinkan kita untuk memberikan pengalaman seluler yang diharapkan oleh para pelanggan kami dengan produktivitas dan keamanan yang disediakan oleh merek BlackBerry.”

Di Indonesia sendiri, pangsa pasar BlackBerry sudah jauh tertinggal dibanding yang berbasis Android. Meskipun demikian, diklaim masih ada 60 juta pengguna aktif BBM dari berbagai platform di negeri ini.

BlackBerry sendiri sudah tidak memproduksi sistem operasi sendiri dan memanfaatkan platform Android yang diperkaya dengan solusi mobilitas enterprise miliknya. Smartphone terakhir yang dikeluarkan BlackBerry adalah DTEK50 yang dibangun bersama Alcatel. Dirumorkan mereka juga segera mengeluarkan varian baru DTEK60.

Layanan Nebeng GrabHitch Siap Beroperasi di Indonesia

Diperkenalkan kedatangannya saat Echelon Indonesia 2016, fitur carpooling Grab, GrabHitch, siap beroperasi di Indonesia. Jika Anda saat ini melihat ke aplikasi, logo GrabHitch sudah tertera dan menunjukkan informasi coming soon dan mengajak mitra pengemudi untuk bergabung. Penambahan fitur ini adalah yang pertama pasca perolehan pendanaan Seri F senilai 9,8 triliun Rupiah yang dipimpin oleh SoftBank Jepang.

GrabHitch sendiri tak berbeda dengan Nebengers atau pesaingnya, UberPool. Intinya adalah mengurangi jumlah kendaraan yang melaju di jalanan dengan membolehkan hingga 4 orang, yang menuju arah tujuan yang searea, menggunakan kendaraan Grab yang sama. Tarif yang diberlakukan tentu lebih murah dibanding jika Anda sendirian.

Tampilan GrabHitch di dalam aplikasi Grab / DailySocial
Tampilan GrabHitch di dalam aplikasi Grab / DailySocial

Grab sendiri sudah menunjukkan komitmennya untuk memenangkan pasar Indonesia dengan pengumuman pendanaan baru tiga hari yang lalu. Kehadiran GrabHitch melengkapi jajaran layanan di Indonesia, yang sudah mengakomodasi pemesanan taksi, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, dan pemesanan makanan.

Berkaca pada pengalaman UberPool, sesungguhnya carpooling dengan tujuan berbeda-beda, meskipun mungkin dalam radius yang tidak terlalu jauh, tidak selalu nyaman. Hal ini berbeda dengan konsep Nebengers yang mengadopsi skema kendaraan umum, point-to-point atau setidaknya area-to-area.

Kita tunggu bagaimana implementasi GrabHitch nantinya.

Application Information Will Show Up Here

Fokus Perolehan Pendanaan Seri F Grab Sebesar 9,8 Triliun Rupiah Adalah Indonesia

Sempat dispekulasikan telah memperoleh pendanaan senilai $600 juta dari Softbank dan sejumlah investor di awal Agustus, tak jauh ketika Go-Jek juga mengumumkan pendanaan senilai 7,3 triliun Rupiah, akhirnya hari ini Grab mengumumkan perolehan pendanaan Seri F dari SoftBank Jepang dan sejumlah investor (di antaranya adalah Didi Chuxing Tiongkok) senilai $750 juta atau 9,8 triliun Rupiah. Angka ini menggenapkan kapitalisasi dana yang dimiliki Grab mencapai lebih dari $1 miliar dengan valuasi perusahaan sekitar $2,3 miliar. Fokus pendanaan ini adalah penguasaan pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Besarnya pengaruh Indonesia untuk Grab tercermin dari rangkaian kata-kata dalam rilis pers yang disampaikan. Co-Founder dan CEO Anthony Tan dalam sambutannya hanya menyebut satu negara, yaitu Indonesia. Ia mengatakan:

We are particularly excited about the growth opportunity in Indonesia, where we see an almost US$15 billion market for ride-hailing services alone, as well as the potential to extend GrabPay’s platform regionally.

Pasar senilai $15 miliar (atau hampir mencapai 200 triliun Rupiah) diperebutkan oleh Grab, Go-Jek, dan Uber yang sama-sama memberikan layanan transportasi berbasis roda 4 dan roda 2.

Grab mungkin menguasai sejumlah pasar Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia, tetapi semua itu kurang berarti jika tidak menguasai pasar Indonesia.

Di luar itu, Grab melihat potensi GrabPay yang begitu besar mengingat rendahnya penetrasi kartu kredit di kawasan, khususnya Indonesia. Saya sendiri sudah membahas bahwa Go-Pay berpotensi menjadi jawara mobile wallet dan kini tampaknya GrabPay mencoba mengambil posisi yang sama.

Meskipun mungkin tidak berbentuk dompet elektronik biasa, GrabPay mencoba memposisikan diri sebagai layanan digital yang lebih lengkap dengan menggandeng Lippo Group. Tak hanya untuk membayar layanan transportasi, dalam jangka panjang nantinya GrabPay bisa digunakan untuk bertransaksi di pasar swalayan, department store, bioskop, kedai kopi, dan platform e-commerce (MatahariMall) yang semua dimiliki Lippo.

Grab juga bermitra dengan Bank Mandiri untuk mengakomodasi pembayaran menggunakan dompet elektronik Mandiri E-Cash. Secara regional Grab bekerja sama dengan Citibank untuk pemanfaatan reward point sebagai alat pembayaran Grab.

Jika sukses, penerapan GrabPay di Indonesia akan menjadi role model untuk dikembangkan di negara-negara lain tempat Grab beroperasi.

Optimisme Grab didukung data bahwa layanannya diterima dengan baik di Indonesia. Disebutkan:

In Indonesia, our GrabCar and GrabBike services grew 250x in one year as of the end of 1H2016, and continue to grow exponentially.

Di Indonesia, Grab sudah beroperasi di Jakarta, Padang, Surabaya, Bandung, dan Bali dengan mengusung GrabBike, GrabCar, GrabTaxi, dan yang terbaru layanan pemesanan makanan GrabFood. Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk berekspansi ke lebih banyak kota. Go-Jek sendiri sudah tersedia di 10 kota besar.

Application Information Will Show Up Here

Jojonomic Peroleh Pendanaan Lanjutan

Jojonomic mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan senilai $1,5 juta (atau hampir Rp 20 miliar) dari sejumlah investor yang dipimpin Maloekoe Ventures. Golden Gate Ventures, Fenox VC, dan East Ventures adalah investor yang turut berpartisipasi untuk pendanaan kali ini. Jojonomic telah berkembang dari layanan perencanaan keuangan individu ke platform reimburse karyawan dan pendanaan ini akan membantu perusahaan meluncurkan fitur-fitur baru dan mengincar target pasar yang baru pula.

Kini fokus ke klien startup dan UKM, Jojonomic yang merupakan peserta Google Launchpad Accelerator tahap pertama, mencoba membantu perusahaan yang ingin mendigitalisasi sistem reimbursement menggunakan teknologi berbasis cloud dan OCR.

Di dalam rilisnya, Founder dan CEO Jojonomic Indrasto Budisantoso mengatakan, “Pelaku usaha di region ini tidak mempunyai solusi digital yang sesuai dan mudah digunakan untuk memproses expense claim. Reimbursement manual dapat sangat menyulitkan, tetapi Jojonomic membantu untuk mendigitalisasi proses tersebut sehingga pelaku bisnis dapat dengan cepat dan mudah menyetujui dan melakukan kontrol biaya yang dikeluarkan karyawan mereka.”

Terhadap pendanaan kali ini, Adrien Gheur, Co-founder dan Managing Partner dari Maloekoe Ventures menambahkan, “Teknologi yang dikembangkan oleh Jojonomic menjadi solusi bagi masalah yang nyata, yaitu proses reimbursement. Kami percaya kepada masa depan untuk sistem SaaS B2B di negara dan region ini. Dalam hal ini, kami juga terkesan dengan tim Jojonomic dan apa yang dicapainya.”

Soal keinginan merambah pasar yang lain, dalam wawancaranya dengan DailySocial, COO Jojonomic Samiaji Adisasmito mengatakan mimpi mereka untuk berekspansi ke Asia Tenggara.

Indrasto terhadap realisasi mimpi ini mengatakan, “Banyak hal-hal menarik terjadi di Jojonomic. Kami mempunyai fitur-fitur baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat, kami juga secara perlahan mulai menarik perhatian target pasar kami dan telah mengincar pasar lainnya.”

Application Information Will Show Up Here

Penggiat E-Commerce Indonesia Antusias Sambut Jack Ma Sebagai Penasihat Ekonomi Pemerintah (UPDATED)

Perbincangan soal Jack Ma, Pendiri Alibaba Group, yang didapuk menjadi penasihat ekonomi pemerintah, khususnya untuk urusan e-commerce, masih belum berakhir. Selain Jack Ma, Menkominfo Rudiantara mengatakan pihaknya terus mencari nama besar di percaturan e-commerce global untuk mendukung upaya pencapaian nilai kapitalisasi pasar e-commerce Indonesia di angka $130 miliar tahun 2020.

Kami sempat menuliskan sejumlah kekhawatiran tentang hal-hal apa yang mungkin terjadi jika Jack Ma memegang posisi strategis ini. Di sisi lain, para penggiat e-commerce Indonesia, yang langsung berkecimpung dan menyumbang kapitalisasi pasar e-commerce ini, cenderung menyambut baik hadirnya Jack Ma di jajaran penasihat pemerintah.

Survei singkat terhadap pembaca DailySocial juga mencerminkan dukungan masyarakat terhadap langkah ini.

Kepada DailySocial, Aulia Marinto, CEO Blanja yang juga merupakan Ketua Umum idEA yang baru, berpendapat:

“Menurut saya ini langkah positif. Selevel Presiden tentu membutuhkan beberapa orang yang mampu memberikan informasi dan perkembangan serta dinamika e-commerce dunia.”

“Berbekal itu, Presiden bersama tokoh-tokoh e-commerce nasional agar mendiskusikan langkah – langkah apa yang harus diambil untuk mempercepat pembangunan industri e-commerce Indonesia.”

Pendahulunya di idEA, Daniel Tumiwa, yang juga adalah CEO OLX Indonesia, setali tiga uang. Yang paling penting, menurut Daniel, adalah bagaimana kita memanfaatkan Jack Ma (untuk mencapai hal yang diharapkan). Daniel mengatakan:

“It’s a great honor that he accepted. He will be one of a few other selected people who we hope will be able to give meaningful input.  I see him as the best reference. So it’s how we use him that only matters. Who else can we see as the most successful e-commerce person aside from [Amazon’s CEO] Jeff Bezos.”

Tentang hal apa yang butuhkan Indonesia dari seorang Jack Ma, Daniel menjawab:

“What [metrics] to measure. What [regulation and action that’s] not to do. For example, how much pressure regulatory is needed. Actually [with] the same way we would use Mark Zuckerberg or Sergei Brin or Jeff Bezos. But most important is that we need this to maintain competitiveness in ASEAN [because of ASEAN Economic Community].”

CEO MatahariMall Hadi Wenas mendukung kehadiran Jack Ma dengan syarat tidak ada keberpihakan dan kemungkinan “conflict of interest”, mengingat Alibaba Group sendiri sudah mengakuisisi Lazada yang merupakan salah satu pemain e-commerce di negeri ini. Hadi mengatakan:

Inisiatif itu bukti bahwa pemerintah percaya bahwa e-commerce dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jack Ma adalah salah satu tokoh sukses di dunia e-commerce global bersama dengan tokoh lain seperti Jeff Bezos (Founder Amazon), Sophia Amoruso (Founder Nasty Gal), Pierre Omidyar (Founder eBay), dan lain-lain. Penasihat ahli diharapkan dapat membuat pertumbuhan e-commerce makin cepat.

Saya berharap pemerintah, penasihat, dan pelaku industri ekonomi digital dapat membuat keputusan objektif tanpa adanya keberpihakan dan “conflict of interest” yang malah akan “counter-productive” dan memperlambat perkembangan pemain lokal.

Selebihnya kita akan dukung penuh upaya percepatan ekonomi digital di Indonesia.

Hendrik Tio, CEO Bhinneka, mengungkapkan hal yang sedikit berbeda. Meskipun sama antusiasnya dengan pemain e-commerce yang lain, terutama supaya Jack Ma membantu Indonesia berada di jajaran pasar penting e-commerce dunia, Hendrik berharap Jack Ma tetap memberikan kepastian bahwa masuknya ia di jajaran penasihat pemerintah tetap menjamin kelanggengan para pemain lokal dari ancaman raksasa global (termasuk Alibaba Group sendiri).

Hendrik mengatakan:

For me, Ma is no doubt a very visionary entrepreneur. By having him as one of [President] Jokowi partner is a very bold move. I am very exciting to see what Ma can contribute, but at the other side I am also concern how sincere and neutral Ma will act in helping Indonesia become a major player in internet industry. Indonesia also has no such a tight protection policy as China. I will be very happy if he can ensure Jokowi to protect us as a local player from global players while still invite investors to come.

CEO Bukalapak Achmad Zaky dan CEO Tees Aria Rajasa Masna sependapat bahwa masuknya Jack Ma harus dilihat bahwa ia bisa memberikan arahan bagaimana UKM lokal bisa bersaing secara global. Jack Ma yang memiliki kompetensi luar biasa pasti setiap sarannya didengar oleh pemerintah yang selama ini dianggap tidak selalu mendengar dan percaya dengan feedback dari pemain lokal.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya, yang kita tahu memang mengidolakan Jack Ma, mengharapkan peranan Jack Ma sebagai mentor dan penasihat bisa membantu pembelajaran bagaimana pengusaha lokal menjadi pemenang di negeri sendiri. Harapannya bakal muncul role model yang bisa diciptakan oleh orang Indonesia sendiri. William mengungkapkan:

Indonesia jelas butuh role model [di dunia e-commerce] dan idealnya tentunya role model [ini] harus bisa ditumbuhkan juga dari dalam negeri, sehingga bisa menjadi aspirasi bahwa mungkin membangun perusahaan sebesar Google atau Alibaba dari dalam negeri. Internet adalah tentang informasi, komunikasi, dan transaksi. Saya yakin di ranah transaksi, sebenarnya sangat mungkin homegrown entrepreneur menjadi pemenang di ranah transaksi.

Namun peran advisor dan mentor pasti dibutuhkan. Jika kita bisa kombinasikan peran advisor dari kalangan internasional dengan nasional, dengan goal untuk melahirkan role model dari dalam negeri, pastinya ini akan menjadi sebuah hal yang positif. Dari Jack Ma harusnya kita bisa belajar bagaimana homegrown company menjadi pemenang di China untuk ranah transaksi.

Pemerintah Jokowi sebenarnya progresif dan sangat mendorong kemajuan industri teknologi. Menurut saya, perlu untuk pemerintah Jokowi tetap fokus pada kebijakan yang mendorong terjadinya level playing field, safe harbor policy, light touch policy, dan aktif meng-endorse bagaimana teknologi bisa menjadi peluang dan bukan ancaman dalam mendorong lahir dan besarnya local business di Indonesia. Juga mendorong efisiensi dan transparansi harga sehingga pemerataan ekonomi secara digital dapat terjadi.