Unitus Impact Siapkan Total Dana $45 Juta untuk Perusahaan Berdampak Sosial di Asia Tenggara dan India

Unitus Impact yang berbasis di Silicon Valley mengumumkan telah menutup penggalangan dana untuk Livelihood Impact Fund dengan total dana kelolaan mencapai $45 juta (sekitar 600 miliar Rupiah). Dana tersebut akan difokuskan untuk mendanai perusahaan berdampak sosial di Asia Tenggara dan India. Contoh startup Indonesia yang didanai oleh Unitus Impact adalah Ruma.

Tentu saja Unitus Impact tidak fokus hanya soal startup teknologi, tetapi juga perusahaan-perusahaan komersial yang memiliki dampak sosial untuk meningkatkan kualitas hidup warga kelas bawah di dua kawasan dengan total penduduk yang mencapai hampir dua miliar. Kucuran dana yang disiapkan per perusahaan adalah $500 ribu hingga $2 juta (6-26 miliar Rupiah) dan mereka membuka kesempatan kepada perusahaan Indonesia yang memiliki visi yang sama untuk mengajukan permintaan pendanaan. Mereka berharap bisa mendanai 15-20 perusahaan di awal masa pertumbuhannya.

Contoh perusahaan Indonesia lain yang baru saja didanai oleh Unitus Impact adalah Vasham yang mencoba meningkatkan taraf hidup petani. Di sini Unitus Impact bekerja sama dengan Kinara Indonesia.

Kepada DailySocial, Managing Partner Unitus Impact Beau Seil mengatakan mereka percaya banyak wirausahawan di Asia Tenggara yang mampu menyelesaikan masalah [yang berkaitan dengan rakyat kecil] tetapi tidak banyak investor yang mau mendanai perusahaan seperti ini. Hal yang sama sempat dihadapi oleh Ruma sampai akhirnya Unitus Impact masuk sebagai investor.

Putaran pendanaan kali ini didukung berbagai institusi investasi yang mapan, seperti sebuah dana pensiun Australia, Yayasan eBay, Yayasan Rockefeller, dan Oversears Private Investment Corporation (OPIC).

CEO Unitus Impact Geoff Woolley dalam pernyatannya mengungkapkan, “Kami menantikan untuk berinvestasi di perusahaan inovatif yang memiliki pertumbuhan tinggi di Asia Tenggara dan India untuk menciptakan perusahaan sosial dan memberikan imbal balik (yang terukur secara risiko) bagi para investor kami. Tujuan kami di Unitus Impact adalah mendemonstrasikan kemampuan komersial saat berinvestasi di perusahaan yang fokus untuk peningkatan kualitas hidup.”

Contoh perusahaan yang memiliki visi seperti ini adalah Ruma dan Kudo yang mencoba meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat kecil dengan memodali mereka dengan bisnis mikro. Sementara di Filipina, Unitus Impact mendanai Kalibrr, sebuah marketplace bursa kerja.

Tanpa Badan Usaha Tetap di Indonesia, Layanan OTT Bakal Diblokir

Kominfo memastikan pihaknya bakal menerbitkan Peraturan Menteri yang mengatur soal kewajiban pendirian Badan Usaha Tetap (BUT) untuk semua layanan OTT yang beroperasi di Indonesia. Diperkirakan siap terbit akhir Maret ini, layanan OTT asing yang tidak memiliki BUT, artinya termasuk tidak membayar pajak apapun ke negara, bakal diblokir. Langkah ini serupa dengan yang diultimatum kepada Netflix, meskipun Telkom telah mencuri start dan memblok layanan streaming film dan TV populer ini.

Kepada Bisnis.com, Menkominfo Rudiantara mengungkapkan pihaknya saat ini tengah melakukan finalisasi Peraturan Menteri yang mengatur kewajiban BUT bagi layanan OTT yang beroperasi di Indonesia. Disebutkan bakal ada masa transisi sebelum hukuman benar-benar dijalankan. Rudiantara mengatakan, “Punishment kalau nggak dipenuhi, teknisnya gampang, nanti diblokir dari operator.”

Kewajiban BUT sendiri mengatur bahwa layanan OTT asing, harus memiliki izin legalitas untuk beroperasi di sini, dalam bentuk perusahaan PMA atau joint venture dengan pemodal lokal, dalam hal ini misalnya dengan operator telekomunikasi. Dari situ setiap penerimaan yang diperoleh di Indonesia akan menjadi obyek pajak pemerintah.

Secara definisi, pengertian BUT adalah:

Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa :

  • tempat kedudukan manajemen.
  • cabang perusahaan.
  • kantor perwakilan
  • gedung kantor
  • pabrik.
  • Bengkel.
  • Gudang.
  • ruang untuk promosi dan penjualan.
  • pertambangan dan penggalian sumber alam.
  • wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi.
  • perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan.
  • proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan.
  • pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan.
  • orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas.
  • agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia.
  • komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dari orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia

Masih dari Bisnis.com, Rudiantara mencontohkan bahwa iklan digital di Indonesia di tahun 2015 mencapai $430 juta. Pemerintah seharusnya mendapatkan PPN 10% dari nilai tersebut, di luar PPh Badan yang dikenakan untuk perusahaan.

Peraturan ini bisa menjadi senjata pamungkas untuk menghentikan semua layanan OTT yang beroperasi di Indonesia dan tidak membayar pajak ke pemerintah Indonesia. Tak cuma layanan OTT macam aplikasi messaging atau streaming, peraturan ini juga ditujukan bagi pemimpin pasar, seperti Google, Facebook, atau Twitter yang sudah memiliki kantor perwakilan dan kukuh dengan bisnis iklan digitalnya.

Uber dan Netflix adalah dua contoh layanan OTT asing yang terus-menerus menjadi sorotan soal pembentukan BUT di Indonesia. Apakah bakal jatuh korban blokir yang lebih banyak, yang tak melulu karena tersandung urusan pornografi dan LGBT?

Infokost Mulai Layanan Pemesanan

Infokost memperluas layanannya dari sekedar informasi menjadi layanan perantara pemesanan. Dengan fitur Booking yang baru saja dibuka, Infokost kini memiliki sekitar 17.500 properti yang bisa dipesan di Jabodetabek, Pulau Bali, dan beberapa kota lain yang menjadi kota tujuan wisata. Infokost berharap layanan tambahan ini bisa memantapkan posisinya sebagai pemimpin pasar di segmen informasi tempat kos di Indonesia.

Kepada DailySocial, CEO Infokost Frandy Wirajaya mengemukakan latar belakang hadirnya layanan pemesanan ini adalah banyak permintaan konsumen untuk fitur ini. Mereka juga melihat potensi hunian sewa lainnya, di luar kos, seperti vila di daerah wisata. Dengan fokus Jabodetabek, Pulau Bali, dan sejumlah properti di kota tujuan wisata, Frandy menyebutkan 50% basisdata properti Infokost sudah menggunakan fitur Booking untuk kemudahan pemesanan. Saat ini mereka secara total memiliki 35 ribu properti yang terdaftar.

Sejauh ini Frandy memastikan pihaknya belum akan mengenakan biaya untuk layanan pemesanan ini. Ia mengatakan, “Saat ini Infokost belum memungut biaya atau fee untuk proses booking ini, baik untuk pemilik hunian atau pencari hunian sewa. Namun jika di kemudian hari akan mengenakan fee, maka fee yang dikenakan sangat kompetitif, karena ini merupakan service tambahan kami untuk para pemilik kost/hunian sewa.”

Terhadap persaingan secara head-to-head dengan layanan global Airbnb yang juga memiliki pasar di segmen ini, Frandy memastikan pihaknya yakin mampu bersaing karena mengklaim memiliki basisdata terbesar di Indonesia untuk jenis hunian sewa. Indokost disebutkan memiliki jaringan yang luas di kota-kota target sasaran.

Dibandingkan situs informasi penjualan atau penyewaan properti yang memiliki cukup banyak pemain, termasuk yang didukung oleh mereka yang bermodal besar, segmen penyewaan kamar kos memang memiliki target pasar tersendiri dan biasanya pengumpulan informasinya tidak mudah karena tidak menggandeng agen properti dalam pemasarannya.

Tanpa menyebutkan angka, Frandy menginginkan kehadiran fitur Booking bakal memantapkan posisi Infokost di segmen layanan hunian sewa di Indonesia. Selain mengandalkan situsnya, Infokost memiliki kelompok komunitas Kosmoklub dan kanal khusus di Kaskus untuk memperkuat positioning-nya.


Disclosure: DailySocial dan Infokost berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama

Application Information Will Show Up Here

OnlinePajak Umumkan Pembukaan API dan Kemitraan dengan Accurate, Talenta, dan Etobee

Menjelang bulan-bulan pelaporan pajak yang biasanya ramai menjadi pembicaraan di bulan Maret, OnlinePajak mengumumkan pembukaan API dan kemitraan dengan tiga layanan, yaitu software accounting Accurate, layanan SaaS HR Talenta, dan layanan logistik on-demand Etobee. OnlinePajak berharap kemudahan yang diberikan bisa dioptimasi untuk kemudahan tiga layanan tersebut mengurusi soal pembayaran dan pelaporan bukti pembayaran pajak untuk perusahaan.

Dengan kerja sama ini, klien B2B Accurate dan Talenta bisa langsung mengurusi pembayaran pajak pegawainya melalui API OnlinePajak secara seamless. Caranya adalah dengan mengimpor bukti transaksi finansial dan data gaji perusahaan ke aplikasi OnlinePajak untuk memudahkan pencetakan e-Faktur, penyiapan dokumen perpajakan (PPN, PPh 21 dan 23), dan mengirimkannya secara elektronik menggunakan proses e-filing.

OnlinePajak sendiri sudah diakui oleh DJP (Direktorat Jenderal Pajak) dalam pengurusan hal ini dan saat ini mengatakan telah memiliki 60 ribu klien pembayarpajak dan memiliki Astra Otoparts, TNT, dan Coca Cola di antara kliennya.

[Baca juga: Sistem OnlinePajak Mudahkan Kegiatan Pajak untuk UKM]

Tersedia pula opsi untuk mengirimkan bukti potong pajak, yang harus dikirimkan secara fisik, melalui layanan logistik Etobee. Secara umum, mereka berharap pengalaman perpajakan bisa dilakukan dengan lebih mudah, nyaman, dan transparan.

Dalam sebuah acara di bilangan Kuningan, Pendiri dan CEO OnlinePajak Charles Guinot mengatakan, “Kami percaya sistem perpajakan seharusnya terbuka dan gratis untuk semua. Kami percaya bakal semakin banyak perusahaan bergabung bersama kami dan membangun layanan hebat di atas platform kami.”

Nantinya layanan seperti Accurate dan Talenta akan memberikan tambahan biaya untuk opsi kemudahan ini, yang akan menjadi salah satu cara monetisasi OnlinePajak yang didirikan sejak tahun 2014.

Selain kerja sama pembukaan API ini, OnlinePajak juga menyebutkan pihaknya akan segera merilis fitur pelaporan pajak untuk individu dan berharap bisa memperoleh 30 ribu pengguna baru.

Pengalaman Mereka Mengikuti Google Launchpad Accelerator Bootcamp

Delapan startup Indonesia baru saja mengikuti bootcamp Google Launchpad Accelerator selama dua minggu di kantor pusat Google di Mountain View, California. Tak sekedar perolehan dana “gratis” $50 ribu dan kesempatan melihat langsung kantor Google yang menjadi role model berbagai perusahaan teknologi dunia, mereka berkesempatan langsung menimba ilmu dengan sejumlah orang-orang brilian di belakang produk-produk Google yang digunakan miliaran orang.

Google Launchpad Accelerator mengundang 6 sampai 8 startup dari Indonesia, Brazil, dan India (masing-masing beranggotakan 2-3 orang) mengikuti bootcamp dengan menimba ilmu langsung ke Silicon Valley.

Kami berkesempatan berdiskusi dengan CEO Kurio David Wayne Ika dan COO Jojonomic Samiaji Adisasmito tentang kesan dan pengalamannya mengikuti program bootcamp ini. Patut diingat bahwa bootcamp baru menjadi fase awal program Accelerator ini. Masih ada kegiatan mentoring dan monitoring selama 6 bulan ke depan.

Bagaimana bisa terlibat dengan program Google Launchpad Accelerator

David dan Samiaji menegaskan keterlibatan mereka berdasarkan informasi dari mulut ke mulut. Tidak ada pembukaan dan kriteria khusus yang diumumkan oleh Google. Mereka menyiapkan video tentang cerita startup-nya dan Google akhirnya memilih Kurio dan Jojonomic, bersama 6 startup yang lain, untuk mengikuti batch pertama ini.

Samiaji mengatakan,  “Kalau ditanya kriteria dari Google-nya apa, kita juga gak tau for sure, tetapi yang saya lihat dari semua startup yang ada di sana, kita semua sudah punya market, kita semua bener-bener punya extensive knowledge akan industri yang kita jalani dan juga produk yang kita buat. All of us have an Android app atau sedang dalam proses develop Android app, walaupun kalau dilihat dari profile startup-nya benar-benar beraneka ragam. Ada yang sudah berjalan 8 tahun lebih dari Brazil, ataupun seperti Jojonomic yang baru berjalan 6 bulan.”

DSC03191

David menambahkan, “Google waktu meminta video mengatakan don’t bother to send the product, kita maunya mendengar story-nya kalian, the background, vision, mission Kurio itu mau apa di Indonesia.”

“Yang kita lebih tertarik adalah enam bulan setelahnya [bootcamp] dan mendapatkan first dip on many Google products and services yang bahkan belum launched,” lanjut David.

Hal-hal yang diperoleh dari program ini

Selain pendanaan non-modal senilai $50 ribu, ada begitu banyak hal yang ditemui oleh para penggiat startup lokal selama mengikuti bootcamp ini.

Samiaji berujar, “Saat ini kami mengarahkan semua perhatian tim Jojonomic kepada perkembangan paperless reimbursement system dan berada di lingkungan Google kemarin benar-benar membantu kami mengakselerasi dari berbagai macam aspek. Salah satu yang sangat membantu process development on the spot kami selama di sana adalah setiap peserta diberikan Nexus 5X, di mana kami bisa langsung bereksperimen dengan environment OS Marshmallow.”

“Selain itu juga, kami ditemukan berbagai mentor expert dari Brazil, India, dan Indonesia dengan background keilmuan yang berbeda-beda. Dari segi teknikal kami banyak diberikan mentoring mengenai memory management, penggunaan teknologi data FlatBuffers, ataupun implementasi Material Design pada versi terbaru JojonomicPro, dan masih banyak lainnya. Beberapa mentor teknikal pun ada yang pegawai Google seperti Ran Nachmany, Dan Feld yang mengajarkan teknik sales B2B, ataupun dari luar Google seperti Jacob Greenshpan dan Borris Hassian, yang keduanya merupakan UX expert. Kami juga banyak mendapatkan masukan dari Google Play Team untuk melakukan A/B Testing, Beta Testing, maupun user research,” lanjut Samiaji.

Ia menambahkan, “Bantuan pendanaan dari Google tentunya ada, dan sangat membantu perkembangan kami ke depannya. Namun yang dirasa sangat berguna bagi kami adalah follow up dari pihak Google setelah acara berlangsung. Seperti contohnya adalah kami diberikan akses pada teknologi Google seperti Google Cloud Platform dengan certain amount of free credits dari Google. Another great example on the business side is kami juga di-set up meeting dengan beberapa pengambil keputusan di Indonesia. Selama 6 bulan ke depan, kami akan tetap close contact dengan pihak Google untuk menjaga kecepatan akselerasi perkembangan paperless reimbursement system kami.

DSC03335

David sendiri terkesan bagaimana Google menyiapkan program ini. Ia mengatakan, “What’s really good about it adalah mentor yang disiapkan Google is Google employee, tapi sengaja dipilih yang berasal dari acquihire mereka, jadi bukan tipikal employee yang never built a startup karena ini startup program. Jadi masih ada spirit startup entrepreneur-nya.”

Simple thing, seperti A/B testing [di Google] Play Store, dalam tiga hari conversion rate naik 23%. Small thing like that is huge.” tambahnya.

Kesan-kesan lain selama di Silicon Valley

David mengatakan, “How to brightest talents are so smart, yet they still learn all the time. We can really feel the vibe. Every time I go to toilet or pick up lunch, not once saya tidak melihat mereka tidak kerja.”

Samiaji, dengan pengalaman sedikit berbeda, mengamini, “Karena background saya sebagai seorang programmer, sewaktu di Google Developer Centre saya banyak lihat programmer yang coding sambil berdiri dan bahkan ada satu programmer yang coding sambil berjalan di atas treadmill! Artinya even the craziest idea can be adopted as long as it works!

Saran untuk startup Indonesia yang ingin mengikuti batch selanjutnya

Batch pertama adalah pembuka jalan bagi startup Indonesia lainnya yang ingin mengikuti program Launchpad Accelerator ini. Samiaji menyarankan kepada startup lain yang ingin berpartisipasi untuk melakukan riset, membangun aplikasi mobile, memberikan pengalaman terbaik untuk penggunanya dan memaksimalkan kehadiran startup yang dimiliki di dunia digital.

Sedangkan David dengan setengah berkelakar mengatakan, “Kita kayak kelinci percobaan, proudly. Do not send non-technical people. Gak ada waktu untuk jalan-jalan [meskipun di Silicon Valley dan San Francisco]. Tidak banyak yang mereka share sebenarnya yang tidak open to public. You can be prepared by watching videos from Google Developer Channel dan Android Developer Channel di YouTube.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan Marketplace C2C Jualo Rekrut Remco Lupker

Layanan marketplace C2C Jualo baru saja melakukan langkah strategis dengan merekrut Remco Lupker, yang kita kenal merupakan salah satu pendiri Tokobagus, saat ini bertransformasi menjadi pemimpin pasar marketplace C2C OLX Indonesia. Remco bakal menjadi Senior Industry Advisor dan akan terlibat dalam operasional Jualo.

Jualo, yang saja memperoleh pendanaan Seri A dari NSI Ventures dan Alpha JWC Ventures, bisa jadi adalah satu-satunya pesaing OLX (yang telah merger dengan Berniaga) di ranah C2C (atau juga sering disebut sebagai classified ads atau iklan baris). Remco, yang meninggalkan Tokobagus di tahun 2012 dan kemudian mendirikan perusahaan teknologi periklanan Ambient Digital Indonesia, diharapkan menjadi orang yang tepat membantu Jualo lebih memahami dan pada akhirnya menguasai pasar Indonesia.

Pendiri Tokobagus lainnya, Arno Egg, saat ini menjadi CTO Lippo Group yang memiliki layanan marketplace B2C MatahariMall. Remco dan Arno mendirikan Tokobagus di tahun 2007 dan meninggalkan perusahaan tahun 2012 saat menjadi pemimpin pasar.

[Baca juga: Wawancara Dengan Remco Lupker: Saya Berencana Untuk Tetap di Indonesia]

Pendiri Jualo Chaim Fetter mengatakan, “Kami mencari seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman untuk mendorong Jualo ke kursi depan pasar online untuk barang-barang bekas. Remco adalah pelopor di bidang ini – jadi dia adalah pilihan yang paling tepat!”

Remco sendiri disebutkan mau bergabung dengan Jualo setelah kagum dengan perkembangan Jualo selama ini dengan budget yang relatif sedikit, jika dibandingkan para pesaingnya.

Secara traffic, memang Jualo dan OLX belum mencapai level yang sama. Untuk itu mari kita lihat apakah kehadiran Remco di jajaran pendukung Jualo bakal membantu layanan yang didirikan Chaim di tahun 2014 menjadi pesaing kuat OLX.

[Baca juga: Pencarian Hidup Bawa Chaim Fetter Dirikan Jualo]

“Dengan melihat Jualo lebih cermat, kami telah menemukan beberapa aspek yang bisa dikembangkan lebih jauh lagi, khususnya dalam teknologi dan marketing, sehingga akan membuat tim semakin kuat. Ini adalah kabar baik karena itu berarti kami dapat membuat langkah besar ke depan dalam waktu singkat. Kami sedang dalam proses menambah tim dengan beberapa orang yang terbaik dan meningkatkan produk kami di segala hal,” kata Remco.

Application Information Will Show Up Here

Kasus Sticker di Platform LINE Berdampak Luas ke Komunitas LINE Creator

Dampak kasus stiker LGBT yang kemarin ramai diperbincangkan di platform messaging LINE ternyata berdampak luas. Karena stiker tersebut berasal dari komunitas pembuat stiker, yang biasa dikenal sebagai LINE Creator, setelah kasus tersebut proses review stiker diklaim menjadi lebih lama. Pihak LINE sendiri mengaku sedang merevisi dan menyesuaikan peraturan dan ketentuan stiker yang diperbolehkan dengan mempertimbangkan kearifan budaya lokal.

Berdasarkan perbincangan dengan komunitas LINE Creator, yang masing-masing namanya memilih untuk tidak disebutkan, mereka merasa adanya penurunan kepercayaan klien terhadap produk-produk stiker. Selain itu mereka juga mengklaim adanya proses review yang lebih lama untuk setiap set stiker yang dimasukkan, proses review sebelumnya dianggap lebih cepat.

Mengingat banyak desainer yang sudah menggantungkan “dapurnya” ke bisnis pembuatan stiker, terutama untuk platform LINE, komunitas berharap adanya prosedur yang lebih jelas dan ketat (dan proaktif dari sisi LINE) supaya desainer tidak kena imbas kasus seperti ini lagi. Selain isu LGBT dan pornografi, mereka berharap LINE juga memfilter konten-konten yang berbau rasis dan agama yang terlalu ekstrem, dalam hal ini kita kenal dengan istilah SARA. Secara umum, desainer percaya bahwa pihak LINE mampu mengatasi permasalahan ini.

Pihak LINE sendiri mengaku memang sedang mempelajari kemungkinan revisi peraturan yang sudah ada. Team Leader of PR LINE Indonesia Teddy Arifianto kepada DailySocial mengatakan, “Saat ini kami sedang merevisi dan menyesuaikan dengan mempertimbangkan kearifan budaya lokal, terutama untuk stiker yang dipersepsikan memiliki nuansa sensitif bagi masyarakat Indonesia. Perubahannya masih dalam proses dan akan segera disosialisasikan kepada para kreator khususnya yang berkarya di Indonesia.”

[Baca juga: 5 Sticker LINE Bertema Indonesia]

Teddy mengaku perubahan peraturan ini pasti berdampak bagi kegiatan komunitas LINE Creator secara keseluruhan. Untuk itu ia menekankan pentingnya kegiatan sosialisasi tentang kebijakan baru, ketika telah tersedia, supaya memahami dan mengerti soal kondisi yang berlaku di Indonesia.

Kehadiran stiker dengan tema LGBT di LINE, meskipun sesungguhnya juga ada di platform messaging lain, sempat membuat beberapa figur publik menyerukan boikot terhadap penggunaan layanan messaging yang berasal dari Jepang ini. Indonesia sendiri merupakan pasar terbesar keempat LINE di dunia, setelah Jepang, Thailand, dan Taiwan.

Application Information Will Show Up Here

Ohdio Peroleh Pendanaan dari Pranala Group

Layanan streaming musik lokal Ohdio mengumumkan perolehan pendanaan dari Pranala Group, yang terdiri dari sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis digital. Salah satu hasil pendanaan ini adalah peluncuran ulang LaguGalau.com, sebuah segmen khusus lagu-lagu sendu, untuk desktop dan mobile browser.

Sejak kehabisan bahan bakar dan ditinggal oleh salah satu pendirinya, Ohdio praktis cukup stagnan dan mengandalkan spin off sejumlah situs untuk mempertahankan bisnisnya.

Kehadiran Pranala Group, yang di antaranya memiliki Wooz.in yang juga dipegang oleh Co-Founder Ohdio Ario Tamat, diharapkan mampu memberi sinergi bagi kedua belah pihak, termasuk memperkuat produk yang ditawarkan Ohdio untuk para brand dan agency secara umum.

Selain Wooz.in, Pranala Group juga menaungi Think.web, Talklink PR, dan Inmotion.

Ramya Prajna dari Pranala Group dalam rilis persnya menyatakan, “Bergabungnya Ohdio ke dalam keluarga Pranala memperkuat visi kami untuk memberdayakan usaha-usaha muda Indonesia dan kami harapkan akan saling memperkuat dan menguntungkan.”

Ario menambahkan, “Kami sangat senang dapat bergabung dengan keluarga Pranala. Tentunya, banyak yang bisa dilakukan bersama-sama dan dipelajari juga bersama. Mudah-mudahan baru ini dapat terus memperkuat Ohdio untuk ke depannya.”

Ario kepada DailySocial menyebutkan, selain LaguGalau, Ohdio memiliki beberapa proyek di pipeline pasca pendanaan ini. Yang ia bisa ceritakan saat ini adalah pengembangan segmen teknologi musik B2B (seperti yang diusahakan melalui Ohdio for Business).

Application Information Will Show Up Here

FoodGasm Masuki Ceruk Layanan Reservasi dan Pemesanan Makanan Online

Sebuah startup mencoba melihat peluang baru di segmen makanan. FoodGasm mencoba menawarkan hal yang sedikit berbeda, sebagai aplikasi reservasi dengan kemampuan memesan dan membayar di depan. Selain itu, mereka juga mencoba memasuki bisnis pengantaran makanan, bermitra dengan Uber dan GrabExpress. Peluncuran resminya dilakukan berbarengan dengan perayaan Hari Valentine, hari Minggu lalu.

FoodGasm menyasar pasar niche, hanya untuk restoran kelas A+. Hal ini bisa dimengerti karena apa yang ditawarkan mungkin tidak sesuai untuk semua restoran. Selain kemudahan reservasi dan pembayaran, baik bagi restoran maupun konsumen, nantinya mereka akan memperluas model bisnis ke arah CRM dan analisis big data.

Contoh nyata penggunaan FoodGasm adalah ketika seseorang ingin mengorganisir kegiatan makan bersama dengan keluarga, rekan kerja, atau teman-teman. Untuk pilihan dan biaya makanan yang cukup banyak dan besar, biasanya restoran meminta jaminan uang muka yang biasanya ditransfer langsung ke rekening.

Dengan aplikasi dan sistem yang dihadirkan FoodGasm ini, seharusnya pemesanan dan pembayaran menjadi lebih mudah. Pembayaran bisa menggunakan kartu kredit dan transfer rekening bank. Berikutnya mereka bakal menambah partner pembayaran, yang bakal diumumkan beberapa bulan lagi, dengan sebuah bank, operator telekomunikasi, dan layanan OTT.

Untuk mewujudkan aplikasi ini, selain partner logistik, FoodGasm bekerja sama dengan Veritrans untuk urusan pembayaran dan DyCode untuk urusan teknis. Aplikasinya sudah tersedia untuk platform iOS dan Android. FoodGasm bisa jadi adalah startup lokal pertama yang memanfaatkan Uber sebagai mitra jasa pengantaran.

Berdasarkan perbincangan kami dengan Pendiri FoodGasm Marshall Jahja, saat ini FoodGasm sudah memiliki daftar klien restoran di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Pulau Bali. Tahun ini, mereka berhasrat untuk bisa ekspansi ke Filipina, karena sudah ada investor yang berminat untuk memasuki pasar negara tersebut. Di Indonesia sendiri, untuk operasional mereka dibantu dengan pendanaan dari angel investor.

Bergantung bagaimana eksekusi FoodGasm, yang didirikan Marshall dan Louis Tan, pasar yang ditujunya jelas ada. Tantangannya adalah meyakinkan restoran dan konsumen bahwa sistem yang dimilikinya bisa mengakomodasi semua kebutuhan, tanpa konsumen harus berurusan secara langsung dengan restoran. Ini perlu edukasi tersendiri karena sistem seperti ini benar-benar baru. Dengan Qraved misalnya, sistem reservasi yang ada, berdasarkan pengalaman pelanggan, tidak selalu berlangsung mulus dan masih memerlukan interaksi manual (dalam bentuk komunikasi telepon) dengan pihak restoran.

Satu hal yang pasti, menurut pandangan kami, sebaiknya FoodGasm tidak terlalu terburu-buru melakukan ekspansi ke berbagai pasar, termasuk ke luar negeri, sebelum menguasai, atau setidaknya mendapatkan pasar loyal, di sejumlah kota di Indonesia. Idealnya, sebuah startup mencoba menguasai satu demi satu pasar sebelum memperluas cakupan layanannya.

Application Information Will Show Up Here

#DEALS: Hemat 20% Pembelian Paket Perdana KilatVM! (UPDATED)

DailySocial dan CloudKilat memberikan penawaran menarik bagi pembaca setia DailySocial. Dengan menggunakan kode promosi #DailySocial20, dapatkan diskon 20% untuk pembelian setahun pertama semua paket KilatVM. Anda tinggal mengambil paket tahunan dan diskon berlaku untuk satu tahun penuh! Promosi berlaku hingga 29 Februari 2016.

KilatVM adalah server virtual CloudKilat dengan harga terjangkau dan teknologi komputasi awan terkini yang menjamin kehandalan performa maupun ketersediaan serta dengan kemampuan skalabilitas yang tinggi. Mendukung berbagai macam distro Linux favorit serta dapat dipasang berbagai macam aplikasi serta kerangka pemrograman. Cocok untuk Anda yang membutuhkan server stabil untuk berbagai keperluan.

Tersedia 5 paket KilatVM yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Setiap paket memiliki fitur SSH dengan akses root, storage dengan SSD cache, bandwidth cepat tanpa kuota, integrasi CloudFlare & Railgun, restart / rebuild OS dengan cepat, dan upgrade mudah tanpa perlu restart.

kilatvm