Fujifilm Umumkan Lensa Fujinon GF 30mm F3.5 R WR dan Update Firmware Besar Untuk Seri GFX

Fujifilm telah mengumumkan lensa Fujinon GF 30mm F3.5 R WR, lensa GF premium dan merupakan lensa fix wide angle dengan panjang fokus setara dengan 24mm (dalam format film 35mm). Lensa ini dirancang untuk sistem kamera GFX Large Format, sensor ini 70% lebih besar dari sensor full-frame 35mm.

Lensa GF 30mm F3.5 R WR memiliki desain tahan cuaca, tahan terhadap debu dan kelembaban, serta dapat digunakan pada suhu serendah -10 ° C. Sehingga mampu melayani berbagai gaya pemotretan dan menghasilkan detail yang kompatibel dengan sensor 100MP.

fujifilm-umumkan-lensa-fujinon-gf30mm-f3-5-r-wr-dan-update-firmware-besar-untuk-seri-gfx-2

Beratnya hanya 510 gram dan berukuran 99,4mm dengan diameter maksimum 84mm. Penggunaan sistem fokus internal memungkinkan autofocus (AF) yang cepat dan senyap, serta meminimalkan fokus hingga hanya 0,05%, menjadikannya lensa yang ideal untuk videografi.

Selain lensa baru, Fujifilm juga meluncurkan pembaruan firmware besar untuk seri GFX. Berlaku bagi seluruh seri kamera GFX yaitu Fujifilm GFX50S, dan GFX 100. Sehubungan dengan kehadiran dua inovasi terbaru ini, Anggiawan Pratama – Marketing Manager Electronic Imaging PT FUJIFILM Indonesia mengatakan.

fujifilm-umumkan-lensa-fujinon-gf30mm-f3-5-r-wr-dan-update-firmware-besar-untuk-seri-gfx-3

“Fujifilm berkomitmen untuk tidak pernah berhenti menghadirkan berbagai inovasi dalam berbagai situasi dan kondisi seperti beberapa waktu lalu kami menjawab kebutuhan publik mengenai webcam, kini kami juga menjawab kebutuhan para pengguna kamera mirrorless premium medium-format milik Fujifilm. Adanya lensa Fujinon terbaru ini serta pembaruan firmware ini tentu dimaksudkan menambah kenyamanan dan keandalan para pengguna kamera GFX dalam bermanuver dengan kameranya di segala kondisi pemotretan.” Ujar Anggi.

Jumlah mode film simulation untuk ketiga kamera GFX telah meningkat dengan adanya mode CLASSIC Neg. Mode ETERNA Bleach Bypass akan hadir dalam GFX100, sedangkan GFX 50S dan GFX 50R akan memiliki mode ETERNA yang mereplikasi warna dan tonality dari film FUJIFILM.

Smooth Skin Effect yang ada pada GFX 100 juga akan ditambahkan ke GFX 50S dan GFX 50R dan dapat digunakan untuk menghaluskan penampilan kulit manusia sehingga ideal untuk potret. Warna Chrome Blue yang menambahkan kedalaman pada reproduksi warna dan tonality di gambar langit biru dan subjek berwarna biru utama lainnya akan ditambahkan ke GFX 100.

fujifilm-umumkan-lensa-fujinon-gf30mm-f3-5-r-wr-dan-update-firmware-besar-untuk-seri-gfx-4

GFX 100 sekarang dapat menggunakan AF deteksi fase dengan cepat dan akurat dalam kondisi cahaya redup hingga -5EV. Firmware baru ini juga akan menambahkan mode AF-S Low Light Priority pada GFX 50S dan GFX 50R, yang meningkatkan waktu AF bekerja serta meningkatkan akurasi AF dalam cahaya rendah. Firmware akan meningkatkan kinerja AF Face / Eye untuk ketiga model. Keakuratan dan stabilitas deteksi wajah / mata ditingkatkan ketika memotret sekelompok orang.

fujifilm-umumkan-lensa-fujinon-gf30mm-f3-5-r-wr-dan-update-firmware-besar-untuk-seri-gfx-5

Selain itu, di ketiga kamera GFX, firmware baru akan memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan pengaturan eksposur (shutter speed, aperture, ISO, exposure compensation ) dari komputer saat memotret diam (still) dan menggunakan perangkat lunak yang mendukung beberapa fungsi tether-shooting. Kini juga hadir lebih banyak aplikasi pengeditan foto akan mendukung indikasi informasi peringkat, yang ditetapkan dalam kamera.

Saat menggunakan GFX 100 dengan Gimbal / Drone yang kompatibel yang mendukung fungsi-fungsi ini, pengguna dapat memulai / menghentikan perekaman video, menentukan pengaturan eksposur untuk video (shutter speed, aperture, ISO, dan exposure compensation ), dan fokus manual.

GFX100 juga akan dapat menampilkan data video RAW maksimum 4K / 29.97P  12bit menggunakan HDMI ke ATOMOS NINJA V, di Apple ProRes RAW. Firmware baru untuk NINJA V akan dirilis oleh ATOMOS. Data video RAW memberikan fleksibilitas maksimum untuk penyesuaian eksposur atau penilaian warna dalam pasca-produksi untuk videografer profesional.

Selain itu, output simultan RAW dengan Simulasi Film / F-Log / Hybrid Log Gamma (HLG) juga tersedia. GFX100 dapat merekam ProRes RAW hanya dengan ATOMOS NINJA V (per 30 Juni 2020). Kompatibel dengan 4K (3840×2160) 29.97P / 25P / 24P / 23.98P.

[Review] Samsung Galaxy A21s, Entry-level dengan Fitur Kelas Menengah

Samsung merilis Galaxy A21s pada awal bulan Juni lalu, bersama Galaxy A11. Perangkat yang satu ini terbilang istimewa, karena merupakan smartphone pertama Samsung yang dipercaya menggunakan chipset terbaru Exynos 850.

Meskipun dibanderol dengan harga Rp2.799.000 untuk varian RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB. Serta, Rp3.399.000 untuk versi RAM 6GB dan memori internal 64GB. Namun Galaxy A21s masih merupakan smartphone entry-level yang bersenjata sejumlah fitur kelas menengah, salah satunya konfigurasi quad-camera dengan kamera utama 48MP.

Menurut saya, gambaran segmentasi gamblangnya seperti ini. Posisi Galaxy A21s ialah smartphone entry-level di level atas. Sementara, Galaxy A11 merupakan entry-level di level menengah dan Galaxy A01 di level bawah. Berikut review Samsung Galaxy A21s selengkapnya.

Desain Kekinian

Saat unboxing, saya dibuat takjub dengan build quality yang terasa premium dan desain yang kaya dengan elemen kekinian. Empat unit kamera belakangnya tersusun seperti huruf L dan dibingkai ke dalam persegi panjang.

Kemudian, tak jauh dari modul quad-camera terdapat area sensor fingerprint. Unit review Samsung Galaxy A21s saya berwarna biru dan penutup belakangnya ini dipercantik dengan efek bias pelangi saat dipandang pada sudut tertentu.

Beralih ke bagian muka, Galaxy A21s mengemas desain Infinity-O display dengan lubang kamera depan di pojok kiri atas. Saat smartphone menyala, visual yang disuguhkan oleh panel PLS berukuran 6,5 inci dengan 720×1600 piksel ini kualitasnya ‘standar saja’.

Aspek rasio layarnya sudah 20:9, membuat aktivitas multitasking atau membuka dua aplikasi secara berdampingan (split screen) tampil lebih proporsional. Profil tubuhnya juga lebih langsing, dengan dimensi 163.7×75.3×8.9 mm dan bobot 192 gram. Kerangka tubuh dan penutup belakangnya terbuat dari material plastik polikarbonat, sama seperti Galaxy A series lainnya tapi tidak ada kesan murah.

Untuk kelengkapan atributnya, tombol power dan volume terletak di sisi kanan, serta SIM tray di sisi sebrangnya. Sisi atas terdapat mikrofon sekunder, sisanya seperti jack audio 3.5mm, port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker berkumpul di sisi bawah.

Kamera Utama 48MP

review-samsung-galaxy-a21s-24
Kamera Samsung Galaxy A21s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung merancang Galaxy A21s untuk Gen Z dan untuk mendukung kebutuhan pembuatan konten digital secara kreatif, perangkat ini dibekali dengan konfigurasi quad-camera. Dengan kamera utama yang sangat istimewa, karena mengandalkan sensor Samsung ISOCELL GM1.

Sensor ini berukuran 1/2.0 inci dengan resolusi asli 48MP dengan aperture f/2.0 dan ukuran per piksel 0.8µm. Dengan teknologi TetraCell 2×2 piksel, secara default menghasilkan foto beresolusi 12MP dengan ukuran per piksel menjadi 1.6µm.

review-samsung-galaxy-a21s-35

Sayangnya, sistem kamera pada Galaxy A21s ini tidak didukung fitur kecerdasan buatan yaitu Scene Optimizer. Melainkan hanya dukungan HDR otomatis untuk memperluas dynamic range. Meski begitu, secara keseluruhan hasil foto pada mode 12MP cukup menjanjikan.

Sementara, pada mode 48MP-nya tanpa didukung HDR. Hasil fotonya memang sangat tajam, tapi kehilangan detail di area yang gelap dan terang. Lalu, saat memotret pada resolusi 48MP – proses penyimpanan gambarnya butuh beberapa detik. Jadi, gunakan mode 12MP saja bila harus mengejar momen.

review-samsung-galaxy-a21s-36

Kemudian, ditemani kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide seluas 123 derajat. Kalau tidak butuh tangkapan yang luas, sebaiknya gunakan kamera utama saja yang hasilnya sudah pasti lebih bagus. Dua lainnya masing-masing beresolusi 2MP dengan lensa depth untuk fitur Live Focus dan macro. Tak ketinggalan, kamera depannya 13MP f/2.2.

Samsung menyediakan opsi untuk menyimpan foto dalam format HEIF, yang mana ukurannya filenya setengah lebih kecil dari format JPG. Serta, mendukung format video HEVC yang juga ramah memori. Kalau untuk kemampuan perekam videonya sendiri mendukung sampai 1080p pada kamera depan maupun belakang. Berikut hasil foto Samsung Galaxy A21s.

Exynos 850

Sistem operasi yang berjalan pada Galaxy A21s ialah Android 10 dengan patch keamanan Mei 2020 dan antarmuka OneUI 2.1. OneUI versi teranyar ini berkonsentrasi pada user experience dan kemudahan penggunaan.

Dapur pacunya menggunakan chipset baru Exynos 850. SoC ini dibuat pada proses fabrikasi 8nm dengan CPU octa-core yang semuanya menggunakan Cortex-A55 dengan kecepatan 2.0 GHz, bersama GPU Mali-G52.

Cortex-A55 sendiri merupakan core hemat daya yang biasanya digunakan pada chipset kelas high-end. Berpadu dengan baterai 5.000 mAh dengan fast charging 15W, dipastikan ketahanan baterainya bakal lebih lama.

review-samsung-galaxy-a21s-41

Sebagai informasi, unit review Samsung Galaxy A21s yang saya tes merupakan varian RAM 3GB dengan penyimpanan internal 32GB. Berdasarkan benchmark dari Geekbench 5, mencetak skor 146 single-core dan 869 multi-core.

Untuk performa yang saya rasakan langsung, pergerakan pada antarmuka OneUI 2.1 terasa lancar. Meski tidak begitu ngebut, terkadang proses loading-nya agak lama saat membuka aplikasi untuk pertama kali.

Verdict

review-samsung-galaxy-a21s-25
Samsung Galaxy A21s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sebagai smartphone entry-level, maka harap dimaklumi bila Galaxy A21s ini belum menggunakan panel Super AMOLED, resolusi layarnya sebatas HD+, dan masih menggunakan sensor fingerprint konvensional. Meski begitu, desain Galaxy A21s cukup kekinian dengan punch hole dan rasio 20:9 dan build quality-nya juga terasa premium.

Suguhan utama dari Galaxy A21s adalah kamera utama 48MP yang menyuguhkan foto dengan kualitas yang cukup baik. Serta, performanya dengan chipset baru Exynos 850 yang sebetulnya tidak terlalu ngebut tapi irit daya.

Sparks 

  • Desain Infinity-O display yang kekinian dengan rasio 20:9
  • Build quality terasa premium
  • Chipset Exynos 850 yang irit daya
  • Kamera utama 48MP dengan sensor ISOCELL GM1

Slacks

  • Belum menggunakan layar Super AMOLED
  • Resolusi layarnya sebatas HD+
  • Kamera tanpa didukung Scene Optimizer
  • Sensor fingerprint konvensional

ASUS Umumkan ROG Zephyrus G14, Harga Mulai Rp18.299.000

ASUS telah meluncurkan ROG Zephyrus G14 (GA401). Laptop gaming 14 inci ini ditenagai oleh AMD Ryzen 4000 HS Series Mobile Processor dengan chip grafis (GPU) hingga NVIDIA GeForce RTX 2060.

Tidak hanya dirancang untuk bermain game, ROG Zephyrus G14 (GA401) juga sangat cocok untuk para profesional kreatif dan content creator. Sebab selain dilengkapi dengan refresh rate tinggi dan dukungan teknologi AMD FreeSync, layarnya juga mampu mereproduksi warna secara akurat dan telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated.

ASUS-ROG-Zephyrus-G14-18

Siapa bilang gaming dan style tidak bisa melebur menjadi satu? ROG Zephyrus G14 (GA401) merupakan bukti bahwa gaming tidak hanya sekadar kegiatan bermain tetapi sudah menjadi subculture yang memiliki komunitas dan style tersendiri. ROG Zephyrus G14 (GA401) juga tidak hanya untuk para gamer, tetapi juga para content creator. Berkat spesifikasinya yang powerful, laptop gaming ini mampu mengerjakan berbagai tugas berat seperti video rendering dengan sangat lancar.” Ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Desain – AniMe Matrix Display

ROG Zephyrus G14 (GA401) hadir dalam dua varian yaitu Moonlight White dan Eclipse Gray. Kalau dilihat dari luar, desainnya memang tidak garang dan justru tampil minimalis tapi tetap menyedot perhatian karena dilengkapi AniMe Matrix display yang unik.

Fitur ini memungkinkan pengguna menampilkan grafis, animasi, dan efek tampilan lainnya di bagian belakang layar. AniMe Matrix menggunakan 1.215 mini LED yang memiliki 256 tingkatan pencahayaan sehingga berbagai animasi dan gambar dapat ditampilkan dengan baik.

ASUS-ROG-Zephyrus-G14-17

Hadir dengan bodi ringkas, portablilitas merupakan salah satu keunggulan utamanya. Laptop ini mengadopsi struktur bodi honeycomb dan menggunakan bahan magnesium alloy dengan tebalan 17,9mm dan bobot 1,6kg tanpa custom LED matrix.

Meski begitu, fitur penunjang portabilitasnya terbilang lengkap dan punya daya tahan baterai hingga 10 jam penggunaan. Lewat fitur power delivery, pengguna dapat mengisi baterai menggunakan charger USB Type-C 65W yang jauh lebih ringkas dari charger 180W.

Port USB Type-C di ROG Zephyrus G14 (GA401) juga mendukung display output dengan dukungan protokol DisplayPort 1.4. Sementara, port HDMI 2.0b memungkinkan pengguna untuk dapat dihubungkan ke monitor dan TV 4K.

Untuk konektivitas nirkabel, ROG Zephyrus G14 (GA401) hadir dengan Intel WiFi 6 (Gig+) atau WiFi 802.11ax. WiFi generasi terbaru ini dapat mengahdirkan kecepatan transfer data hingga 2,4Gbps jika terhubung dengan router yang kompatibel dan memiliki latensi yang lebih rendah.

ROG Zephyrus G14 (GA401) hadir dengan dua pilihan jenis layar. Gamer yang mementingkan refresh rate dapat memilih layar beresolusi Full HD dengan refresh rate hingga 120Hz. Sementara, para profesional kreatif dapat memilih layar beresolusi WQHD 60Hz.

Layar ROG Zephyrus G14 (GA401) mampu mereproduksi warna secara akurat karena telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated dan telah dikalibrasi saat proses produksi sehingga siap mendukung kebutuhan profesional bahkan sejak pertama kali digunakan. Didukung color space sRGB dengan tingkat reproduksi hingga 100%.

Prosesor AMD Ryzen 4000 Series

Arsitektur Zen2 terbaru dari AMD kini telah hadir untuk jajaran produk terbaru ASUS melalui AMD Ryzen 4000 Series Mobile Processor, termasuk ROG Zephyrus G14 (GA401). Prosesor generasi terbaru ini diproduksi menggunakan metode fabrikasi 7nm dan yang digunakan di ROG Zephyrus G14 (GA401) memiliki konfigurasi 8 core dan 16 thread. Bersama memori DDR4-3200 dengan kapasitas hingga 32GB dan penyimpanan menggunakan NVMe SSD berkapasitas hingga 1TB.

Selain itu, ROG Zephyrus G14 (GA401) didukung GPU NVIDIA GeForce RTX 2060 yang berjalan di 65W dengan kecepatan 1298MHz. Memastikan ROG Zephyrus G14 (GA401) mampu menjalankan game AAA modern dengan baik. NVIDIA GeForce RTX 2060 juga dilengkapi dengan dedicated video encoder, membuatnya mampu menjalankan game sambil melakukan live streaming dengan lancar tanpa lag.

Harga

ASUS ROG Zephyrus G14 (GA401) tersedia dalam empat varian, konfigurasi paling dasar dengan AMD Ryzen 5 4600 HS dan NVIDIA GTX1650Ti dibanderol Rp18.299.000. Kemudian, Rp23.999.000 untuk versi AMD Ryzen 7 4800 HS dengan NVIDIA GTX1650Ti.

Sementara, konfigurasi AMD Ryzen 7 4800 HS dengan NVIDIA GTX1660Ti dibanderol Rp28.999.000. Satu lagi, model tertinggi dibanderol mencapai Rp34.999.000 dengan AMD Ryzen 9 4900 HS dan NVIDIA RTX2060.

ASUS ROG Zephyrus G14 (GA401) sudah tersedia di channel online melalui enam e-commerce ternama Tanah Air. Keenam e-commerce tersebut juga akan menghadirkan beragam promo khusus untuk setiap pembelian ROG Zephyrus G14 (GA401). Berikut daftar enam e-commerce tersebut:

Pembeli ROG Zephyrus G14 (GA401) juga berkesempatan mendapatkan aksesori Urban Sneaker Society x ROG. Setiap pembelian ROG Zephyrus G14 (GA401) versi Ryzen 9 akan mendapatkan Urban Sneaker Society x ROG Limited Edition Jacket. Sementara pembelian ROG Zephyrus G14 (GA401) versi Ryzen 7 akan mendapatkan Urban Sneaker Society x ROG Limited Edition Tote Bag.

5 Tips Memilih Kamera Mirrorless Untuk Video YouTube

Beberapa waktu yang lalu, teman saya meminta rekomendasi kamera mirrorless. Kebutuhannya adalah untuk membuat konten video di platform YouTube. Channel sudah berjalan dan tujuannya meningkatkan kualitas videonya.

Bicara soal memilih kamera mirrorless untuk video, tentunya berbeda dengan kamera foto. Lebih kompleks dan banyak aspek yang harus diperhatikan, misalnya kemampuan autofocus-nya, ketersediaan port mikrofon dan hot shoe, hingga aksesori pendukung yang diperlukan. Beberapa fitur video berikut, bisa memudahkan proses produksi (syuting) dan post processing (editing).

1. Layar yang Bisa Diputar ke Depan

Photo-by-Olenka-Sergienko-from-Pexels-1
Photo by Olenka Sergienko from Pexels

Pertama layar yang bisa diputar ke depan, baik itu mekanisme fully articalated yang harus ditarik dulu sebelum bisa diputar atau tilting 180 derajat yang bisa langsung di flip menghadap ke depan.

Fitur ini cukup penting, terutama bila Anda bermain solo dan membuat konten vlogging. Untuk memastikan komposisi rapi dan fokusnya tepat saat membuat konten seorang diri. Kalau jenisnya

2. Port Mikrofon, Hot Shoe, dan Mikrofon Eksternal

Setelah membeli perangkat kamera, aksesori wajib yang dibutuhkan adalah mikrofon eksternal. Sebab, elemen audio sama pentingnya dengan visual dan kita tidak bisa kalau hanya mengandalkan mikrofon internal.

Untuk memasangnya, maka kamera kita harus memiliki port mikrofon dan hot shoe, dua kelengkapan ini merupakan satu kesatuan. Rekomendasi dari saya untuk mikrofon eksternal yang murah di bawah satu juta ialah Rode VideoMicro Compact dan Saramonic SR M3.

3. Video 4K dan Picture Profile

Photo-by-Torsten-Dettlaff-from-Pexels
Photo by Torsten Dettlaff from Pexels
Photo-by-Kyle-Loftus-from-Pexels
Photo by Kyle Loftus from Pexels

Kemampuan video dengan resolusi tinggi ini memberi manfaat saat post processing, terutama bila editing kita pada resolusi 1080p. Sebagai contoh, ketika saya lagi membuat video review smartphone dan ingin mendapatkan detail yang super closeup, biasanya terkendala dengan ‘minimum focus distance‘ lensa. Tidak bisa terlalu dekat ke objek, dengan merekam di 4K kita bisa perbesar hingga 50 persen.

Selain itu, kita juga bisa reframing komposisi dan membuat gerakan panning, tilting, zoom in dan zoom out lewat Adobe Premiere Pro misalnya. Stock footage dengan resolusi 4K sendiri juga berharga sebagai aset stock video.

Nah beberapa kamera juga dibekali dengan picture profile flat, yang mana menangkap detail lebih banyak. Serta, memberikan keleluasaan color grading dan mempercantik video sesuai preferensi kita.

4. Rekomendasi Kamera Mirrorless

Photo-by-Fujifilm-North-America-from-Pexels
Photo by Fujifilm North America from Pexels

Ini bagian paling penting, memilih sistem kamera yang tepat. Sebab, nantinya kita tidak bisa dengan mudah pindah begitu saja setelah terjebak dengan ekosistemnya.

Kalau dari Sony, menurut saya yang paling ideal menimbang dari fitur dan harga adalah Sony A6400. Kalau budget belum cukup bisa cari kamera second bergaransi, bila masih belum masuk setidaknya pilih generasi sebelumnya yaitu A6300 second karena sudah tidak ada yang baru atau A6100 tapi banyak fitur yang dipangkas.

Lanjut ke Canon, rekomendasi saya EOS M6 Mark II karena merupakan lawan sepadan dengan Sony A6400. Sistem Dual Pixel autofocus sangat cepat dan bisa merekam video 4K/30p tanpa crop. Bila budget belum masuk, minimal EOS M50.

Dari Fujifilm, yang sepadan melawan Sony A6400 dan Canon EOS M6 Mark II adalah Fujifilm X-T30. Tapi, X-T30 tidak cocok untuk perekaman video durasi lama karena body yang mungil ada batasan durasi perekaman. Bila budget ada pilih X-T3 yang kemampuan videonya tak diragukan lagi tapi kalau budget mepet Fujifilm X-T200 juga cukup menjanjikan.

Beralih ke Panasonic Lumix dengan sensor Micro Four Thirds, yang sepadan dengan tiga kamera yang saya sebutkan diatas adalah Lumix G95. Tapi, bila budget tidak cukup Lumix G85 juga masih terbilang mumpuni.

5. Aksesori Lain

Photo-by-Brett-Sayles-from-Pexels
Photo by Brett Sayles from Pexels

Banyak para content creator yang melakukan kesalahan di awal dengan menghabiskan budget untuk membeli kamera saja, padahal proses untuk membuat video juga membutuhkan banyak aksesori pendukung. Mulai dari mikrofon eksternal, tripod, lightning, lensa fix untuk main bokeh, laptop, hingga software untuk mengedit video.

Meski begitu, jangan menunggu alat sampai lengkap baru bikin video. Sebaliknya maksimalkan apa yang kita miliki saat ini, tetap konsisten, sambil pelan-pelan upgrade peralatan seiring pertumbuhan channel kita.

Digerogoti Smartphone, Olympus Menyerah di Industri Kamera

Setelah kurang lebih 84 tahun berkiprah, Olympus salah satu pelopor tren kamera mirrorless telah memutuskan menjual bisnis pencitraannya. Termasuk sahamnya ke perusahaan Jepang bernama Japan Industrial Partners.

Penjualan kamera digital memang menurun dari tahun ke tahun, bahkan sebelum keadaan diperparah dengan pandemi covid-19 yang melanda dunia. Imbasnya banyak pekerjaan fotografi harus tertunda bahkan dibatalkan yang berujung pada melemahnya permintaan kamera baru.

Tidak dipungkiri juga, salah satunya faktornya karena pasar kamera digital tergerus oleh smartphone. Padahal kamera mirrorless Olympus menargetkan pasar menengah, mereka yang bukan fotografer profesional dan menginginkan sesuatu yang lebih baik daripada kamera compact tapi tidak mau repot menggunakan kamera DSLR. Pasar tersebut dengan sangat cepat ditelan oleh smartphone.

Perjanjian antara Olympus dan Japan Industrial Partners, rencananya bakal difinalisasi pada tanggal 30 September mendatang dan ditargetkan bakal mencapai kesepakatan pada akhir tahun 2020. Nantinya Japan Industrial Partners akan melanjutkan bisnis kamera di bawah merek Olympus. Mereka akan tetap membuat kamera dan menjual peralatan kamera, serta mempertahankan R&D dan fasilitas manufaktur di seluruh dunia. Yang terpenting, tetap menyediakan after-sales kepada pemilik kamera Olympus yang ada.

Olympus mengatakan telah melakukan apa yang bisa dilakukan untuk bertahan dan mengurangi biaya. Namun kerugian yang dialami divisi kamera Olympus selama tiga tahun berturut-turut dan tergerusnya pasar kamera oleh smartphone menjadi latar belakang keputusannya. Selain kamera, Olympus sendiri dikenal sebagai pembuat alat-alat kebutuhan medis yang mengandalkan lensa optik.

Sumber: DPreview

Panasonic Umumkan Lumix G100, Kamera Vlog Saingan Sony ZV-1

Bulan lalu, Sony mengumumkan lini produk baru kamera compact yang dirancang untuk aktivitas vlogging yakni Sony ZV-1. Sekarang giliran Panasonic yang baru saja mengumumkan Lumix DC-G100 (selanjutnya disebut G100) yang juga ditujukan untuk para vlogger.

Berbeda dengan Sony ZV-1, Lumix G100 merupakan interchangeable lens camera dengan sensor Micro Four Thirds 20MP tanpa low pass filter. Desainnya menganut gaya SLR seperti versi mini dari Lumix G series, dengan punuk yang menampung hot shoe di bagian atasnya dan electronic viewfinder 3.68 juta titik di depan. Serta, sudah dilengkapi port mikrofon sehingga bisa dengan mudah menggunakan mikrofon eksternal.

Hadir dengan dimensi 116x83x54 mm dan bobot 352 gram, saat berpasangan dengan lensa 12-32mm F3.5-5.6, ukurannya memang terbilang ringkas. Untuk memudahkan saat merekam video, layar sentuh 3 inci beresolusi 1.84 juta titiknya memiliki mekanisme fully articulated, di mana bisa ditarik keluar dan diputar ke depan.

Perlu dicatat bahwa Lumix G100 ini tidak memiliki in-body image stabilization (IBIS), melainkan menggunakan 5-axis hybrid image stabilizer saat merekam video (4-axis untuk 4K). Perekam video 4K tersedia pada 24p/30p hingga 10 menit dengan crop yang akan bertambah saat menggunakan image stabilization.

Sementara, pada resolusi 1080p mendukung sampai 60p. Hal yang cukup unik adalah tersedia banyak pilihan aspek rasio untuk video, termasuk format Instagram 4:5, 4:5, dan 9:16. Lalu, disediakan pula flat color profile Panasonic V-LogL untuk kelelusaan color grading saat post processing.

Soal audio, Lumix G100 menggunakan ‘OZO’ directional audio system rancangan Nokia. Dengan tiga mikrofon array, dua di depan dan satu di belakang. Kita bisa mengatur untuk merekam audio tepat di depan kamera, belakang atau menggunakan ketiganya untuk mendapatkan suara surround. Mikrofon di bagian depan juga dapat melacak wajah dalam mode face tracking dan memastikan suara kita terdengar sama.

Bila tertarik, Lumix G100 dengan lensa kit 12-32mm F3.5-5.6 dibanderol dengan harga US$749 atau sekitar Rp10,6 jutaan. Guna memudahkan aktivitas vlogging, Panasonic juga menghadirkan mini tripod DMW-SHGR1 yang dibanderol US$99 atau sekitar Rp1,4 juta.

Sumber: DPreview

Cara Menggunakan Kamera Fujifilm Sebagai Webcam

Pada bulan Mei lalu, Fujifilm merilis software bernama Fujifilm X Webcam untuk platform Windows 10. Di mana memungkinkan para pengguna mirrorless Fujifilm model tertentu bisa menjadikan kamera mereka sebagai webcam.

Sayangnya, daftar kamera yang didukung jumlahnya masih sangat sedikit. Tercatat hanya kamera mirrorless flagship Fujifilm seperti X-H1, X-Pro3, X-Pro2, X-T4, X-T3, dan X-T2. Serta, kamera Fujifilm dengan sensor medium format seperti GFX100, GFX 50S, dan GFX 50R.

Kabar baiknya, lewat update firmware terbaru versi 1.30 untuk pengguna Fujifilm X-A7 dan vesi 1.10 untuk pemilik Fujifilm X-T200. Kedua kamera tersebut sekarang bisa digunakan sebagai webcam ketika terhubung ke komputer melalui kabel USB.

Selain itu, Fujifilm juga mengumumkan bahwa software Fujifilm X Webcam akan tersedia di platform MacOS bulan depan. Kebetulan saya masih memegang Fujifilm X-A7, mari coba langsung cara menggunakan kamera Fujifilm sebagai webcam.

Install Fujifilm X Webcam

Buat yang belum install, langkah pertama download dulu software Fujifilm X Webcam ke komputer atau laptop berbasis Windows 10 Anda. Lalu, install dan kemudian restart.

Bagi pengguna Fujifilm X-A7 dan X-T200, update dulu firmware ke versi terbaru. Bisa lewat smartphone menggunakan aplikasi Fujifilm Camera Remote, setelah kamera terhubung, buka menu ‘firmware update‘, dan ikuti intruksinya.

step-1

step-2

step-3

Setelah update sukses, buka pengaturan kamera pergi ke Connection Setting > USB Mode, dan pilih USB Webcam. Selanjutnya, hubungkan kamera ke komputer menggunakan kabel data USB Type-C.

Ya, sangat mudah dan sekarang buka aplikasi yang akan kita gunakan. Seperti Zoom, Goolge Meet, Skype, Microsoft Team, dan YouTube. Contohnya saya menggunakan aplikasi Zoom, buka Settings > Video > Camera > lalu pilih kamera Fujifilm Anda.

Acer Umumkan Laptop Gaming Predator Helios 700 Dengan Intel Core i9-10980HK dan GPU RTX 2080 Super

Acer telah memperbarui lini laptop gaming Predator Helios dan Triton series mereka dengan prosesor Intel Core generasi ke-10, serta chip grafis Nvidia RTX 2070 dan 2080 Super Max-Q. Meliputi Predator Helios 700, Helios 300, dan Triton 300.

Predator Helios 700 merupakan laptop gaming flagship Acer yang mengusung desain inovatif dengan keyboard yang bisa digeser. Saat keyboard ditarik ke depan, tidak hanya membuat aktivitas mengetik lebih nyaman tapi juga akan membuka ventilasi di atas body-nya untuk sistem pendinginan yang lebih baik.

acer-umumkan-laptop-gaming-predator-helios-700-dengan-intel-core-i9-10980hk-dan-gpu-rtx-2080-super-5

Laptop gaming premium sebagai desktop-replacement ini dibanderol mulai dari US$2.399 atau sekitar Rp33,9 jutaan. Predator Helios 700 telah ditenagai prosesor Intel Core i7-10875H atau i9-10980HK generasi ke-10 yang keduanya dapat di-overclock.

Bersama chip grafis Nvidia GeForce 2080 Super Max-Q atau atau RTX 2070 SUPER. Serta, RAM DDR4 hingga 64GB 2933 Hz yang lebih kencang dan storage SSD PCIe NVMe dengan RAID O. Kombinasi hardware yang sangat powerful tersebut tentu butuh sistem pendingin yang canggih, Acer pun menghadirkan solusi termal barunya yang disebut PowerGem. Menggunakan bahan khusus dengan konduktivitas panas vertikal yang diklaim 3,83 kali lebih efisien dibanding tembaga.

acer-umumkan-laptop-gaming-predator-helios-700-dengan-intel-core-i9-10980hk-dan-gpu-rtx-2080-super-6

Perlu dicatat, PowerGem hanya tersedia pada model dengan prosesor Intel Core i9-10980HK. Varian selain itu mengandalkan tiga pipa tembaga, dengan teknologi Acer CoolBoost, vapor chamber, dan dua kipas AeroBlade 3D 4th gen. Soal konektivitas, Acer menambah port Thunderbolt 3 kedua dan Killer DoubleShot Pro (Wi-Fi 6 AX1650i).

Layar Predator Helios 700 berukuruan 17,3 inci menggunakan panel IPS beresolusi Full HD dengan refresh rate 144Hz dan mendukung NVIDIA G-Sync. Para gamer akan disuguhkan keyboard HyperDrift berhias lampu RGB di setiap tombolnya dengan fitur anti-ghosting. Keyboard-nya menggunakan switch mekanikal dari MagTek khusus untuk tombol navigasi WASD. Namun pengguna masih bisa mengganti tombol WASD standar tersebut sesuai dengan gaya bermain dengan tombol MagForce atau tombol khusus game racing.

Sementara, Predator Helios 300 dibanderol dengan harga US$1.199 atau sekitar Rp17 juta dan Triton 300 US$$ 1.299 atau Rp18,4 jutaan. Keduanya mengusung layar IPS 15,6 inci beresolusi FHD dengan refresh rate 240Hz. Bertenaga prosesor Intel Core i7-10750H generasi ke-10 dengan chip grafis RTX 2070 Max-Q dan RAM mencapai 32GB.

Sumber: The Verge

Dell Umumkan Laptop Gaming G7 dengan Prosesor Intel Core i9 Generasi ke-10

Dell telah mengumumkan laptop gaming terbaru mereka, yaitu G7 series. Mesin gaming ini tersedia dalam dua ukuran layar, versi 15 inci yang masih cukup portable dan mudah dibawa bepergian. Juga disediakan layar yang lebih besar, 17 inci yang lebih memuaskan tapi lebih diperuntukkan sebagai desktop replacment.

Bila dibandingkan dengan pendahulunya, desain Dell G7 yang baru ini telah diperbarui dan dimensinya lebih ramping. Bezel samping layarnya menyusut dari 9,9mm menjadi 6,5mm pada G7 15 inci dan menjadi 8,16 inci pada G7 17 inci.

Dell-G7-1

Alhasil, tampilannya terlihat lebih futuristik dan terkesan lebih premium. Dipercantik LED di sasisnya dan RGB empat zona di keyboard. Selain itu, ada tombol Game Shift yang menjadi ciri khas laptop gaming G series dan punya mode dynamic performance yang akan memaksimalkan kinerja sistem pendingin saat bermain game berat dalam durasi lama.

Tentu saja, aspek performa mengalami peningkatan yang paling signifikan. Laptop gaming ini ditenagai seri Intel Generasi ke-10 hingga prosesor Intel Core i9. Berpadu dengan grafis NVIDIA GeForce hingga RTX 2070 Max-Q pada Dell G7 15 dan 2070 Super pada Dell G7 17.

Kemudian didukung pula RAM sebesar 32GB, penyimpanan SSD PCIe 1TB, dan opsi panel OLED beresolusi 4K. Lalu, berapa harga laptop gaming terbaru Dell ini? Baik Dell G7 versi 15 inci dan 17 inci dibanderol mulai US$1.429 atau sekitar Rp20 jutaan.

Sumber: The Verge

[Review] Samsung Galaxy M11, Kembaran Galaxy A11

Samsung telah memperbarui lini Galaxy M di Indonesia, meliputi Galaxy M31, Galaxy M21, dan Galaxy M11. Masing-masing dibanderol dengan harga Rp3.999.000, Rp3.199.000, dan Rp2.099.000.

Demikian juga dengan Galaxy A series, yang mana belum lama ini Samsung telah merilis Galaxy A31, Galaxy A21s, dan Galaxy A11. Di mana masing-masing dibanderol tidak terlalu jauh dengan Galaxy M series yaitu Rp4.199.000, Rp3.399.000, dan Rp2.099.000.

Nah kalau saya bandingkan spesifikasi Galaxy M31 dengan Galaxy A31 dan Galaxy M21 dengan Galaxy A21s, mereka memang punya banyak perbedaan. Namun, tidak dengan Galaxy M11 dan Galaxy A11, kedua perangkat ini sangat identik atau mungkin perangkat yang sama.

Sebelumnya, saya juga telah mengulas Galaxy A11. Sekarang mari review Samsung Galaxy M11 sambil cari perbedaannya.

Desain

Review-Samsung-Galaxy-M11-12
Layar Samsung Galaxy M11 vs A11 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dari sisi eksterior, Galaxy A11 dan Galaxy M11 bagai pinang dibelah dua. Bagian muka sama-sama mengemas Infinity-O display menggunakan panel TFT PLS berukuran 6,4 inci dengan resolusi HD+ (720×1560 piksel) dalam rasio 19.5:9. Punch hole di pojok kiri atas menampung kamera depan 8MP f/2.0.

Kemudian pada bagian punggungnya, dijumpai modul triple camera yang berjejer dalam posisi vertikal di pojok kiri atas. Bersama LED flash di sebelahnya dan sensor fingerprint konvensional di area tengah atas.

Review-Samsung-Galaxy-M11-13
Back cover Samsung Galaxy M11 vs A11 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Apakah desain kedua perangkat ini 100 persen sama persis? Setelah mencermati saya menemukan beberapa hal, pertama dan paling utama bahwa kapasitas baterai Galaxy M11 1.000 mAh lebih besar.

Imbasnya body-nya menjadi lebih tebal 1mm dan lebih berat. Galaxy M11 hadir dengan baterai 5.000 mAh memiliki dimensi 161.4×76.3×9 mm dan bobot 197 gram. Sementara, Galaxy A11 dengan baterai 4.000 mAh punya dimensi 161.4×76.3×8 mm dan bobot 177 gram.

Kerangka dan back cover-nya terbuat dari material plastik polikarbonat dan terasa solid di tangan. Unit review Samsung Galaxy M11 yang saya tes berwarna hitam dan punya finishing matte, sebagai pembanding Galaxy A11 berwarna putih yang saya tes punya finishing glossy.

Review-Samsung-Galaxy-M11-14
Kamera Samsung Galaxy M11 vs A11 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain itu, kalau diperhatikan lagi desain triple camera pada Galaxy M11 ini datar, sedangkan Galaxy A11 sedikit menonjol. Saya juga menemukan bahwa tingkat kecerahan layar Galaxy M11 lebih cerah (hasil saya browsing 420 nits), sedangkan layar Galaxy A11 sedikit lebih redup.

Demikian juga dengan penempatan atributnya, di sebelah kanan terdapat tombol power dan volume, serta SIM Tray di sisi sebrangnya dengan tiga slot (dua nano sim dan satu microSD). Lalu, jack audio 3.5mm dan mikrofon sekunder berada di area atas, serta port USB Type-C, speaker, dan mikrofon utama di bagian bawah.

Android 10; OneUI 2.0

Samsung Galaxy M11 menjalankan sistem operasi Android 10 dengan sentuhan OneUI 2.0. Belakangan saya mengulas smartphone Samsung dan berkali-kali bilang kalau OneUI 2.0 ini sangat mudah digunakan.

Meskipun antarmukanya sangat simpel, Samsung membenamkan banyak fitur dan bloatware. Dari aplikasi bawaan Samsung, Google, Microsoft, hingga beberapa aplikasi populer seperti Facebook, Netflix, dan Spotify. Ditambah AppCloud, rekomendasi aplikasi dari Samsung yang harus diinstall.

Sejumlah fitur baru Android 10 juga melengkapi Galaxy M11. Termasuk dark mode untuk mengubah tampilan background serba hitam, sistem navigasi gesture baru, opsi perizinan baru, dan lainnya. Untuk menjaga privasi pengguna, Galaxy M11 didukung sistem keamanan sensor fingerprint di belakang yang bekerja secara cepat dan tak ketinggalan face unlock.

Kamera

Galaxy M11 memiliki konfigurasi triple camera yang sama seperti yang digunakan pada Galaxy A11. Kamera utamanya yang terletak di tengah dengan resolusi 13MP f/1.8, tanpa dukungan AI atau Scene Optimizer tapi setidaknya dilengkapi opsi HDR otomatis untuk dynamic range lebih baik saat memoret dengan kondisi pencahayaan yang kontras.

Lalu, yang di bawah 5MP f/2.2 dengan lensa ultra wide untuk tangkapakan seluas 115 derajat, dan yang di atas 2MP f/2.4 sebagai depth sensor untuk fitur Live Focus. Sedangkan, kamera depannya 8MP dengan aperture f/2.0 untuk kebutuhan selfie, video call, dan face unlock.

Review-Samsung-Galaxy-M11-8

Mode kamera yang tersedia adalah foto dan video yang disertai fitur filter dan beauty. Live Focus untuk foto portrait yang idealnya berjarak 1-1,5 meter dengan efek bokeh yang levelnya bisa disesuaikan. Serta, mode panorama dan Pro bagi yang ingin mengatur ISO, white balance, exposure compensation, dan metering secara manual. Perekam videonya mendukung sampai resolusi 1080p 30fps, dari depan maupun belakang. Berikut hasil bidikan Samsung Galaxy M11:

Hardware

Review-Samsung-Galaxy-M11-25
Paket penjualan Samsung Galaxy M11 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Untuk mendukung kebutuhan yang menuntut untuk selalu #StayConnected, Galaxy M11 dibekali baterai 5.000 mAh untuk mendukung aktivitas panjang sobat anti lowbat. Untuk pemakaian normal harusnya sanggup bertahan seharian.

Bila harus mengisi daya kembali, dukungan teknologi fast charging 15W dapat membantu pengguna untuk segera terkoneksi kembali. Soal performa, tidak jauh berbeda dengan Galaxy A11. Sebab, mereka sama-sama ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 450 yang cukup powerful di kelas entry level.

Berbagai aktivitas mobile seperti chatting, berinteraksi di media sosial, browsing, hingga bermain game ringan dapat ditangani dengan baik. Kinerjanya ditopang RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB yang bisa diperluas lewat penggunaan microSD. Pergerakan di antarmuka terasa mulus, kegiatan multitasking – loncat dari satu aplikasi lainnya juga terasa lancar. Mungkin akan sedikit menunggu saat loading aplikasi atau game yang agak berat.

Verdict

Review-Samsung-Galaxy-M11-26
Review Samsung Galaxy M11 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain kapasitas baterai yang lebih besar, sisa spesifikasi Galaxy M11 sangat identik dengan Galaxy A11. Pengalaman yang diberikan pun bakal tidak jauh berbeda, termasuk suguhan desain, performa, hingga kemampuan kameranya. Meski ada beberapa catatan khusus pada detail desain dan tingkat kecerahan layarnya.

Jadi, mendingan pilih mana? Yang pasti seri Galaxy A ini posisinya lebih tinggi dan ditujukan untuk Gen Z guna memenuhi kebutuhan digitalnya. Sementara, Galaxy M series lebih ditujukan kalau kata Samsung buat #SobatAntiLowbat yang memprioritaskan daya tahan baterai, spesifikasinya cenderung sedikit lebih baik dibanding Galaxy A series.

Sparks

  • Inifinity-O display dengan punch hole yang kekinian
  • Baterai 5.000 mAh dengan fast charging 15W
  • Mengusung triple camera
  • Chipset Snapdragon 450 yang cukup bertenga untuk kebutuhan dasar ber-smartphone

Slacks

  • Resolusi layar masih HD+
  • Menggunakan konfigurasi kamera standar 13MP