MediaTek Pentonic 2000 Adalah Chipset Flagship untuk Smart TV Premium 8K 120Hz Tahun Depan

Sebelumnya MediaTek telah memperkenalkan chipset mobile Dimensity 9000 yang akan menenagai smartphone flagship dan smartphone gaming yang dirilis tahun depan. Salah satu hal yang paling istimewa adalah SoC tersebut dibuat menggunakan proses pabrikasi 4nm milik TSMC, singkatnya performanya lebih kencang dan tetap efisien.

Kini MediaTek juga telah mengumumkan chipset flagship untuk smart TV premium yang dijuluki Pentonic 2000. Ia dibangun di atas inovasi teknologi seperti layar, audio, AI, penyiaran, dan konektivitas.

Pengenalan merek Pentonic ini melanjutkan warisan kami dalam hal terus mendorong batasan-batasan inovasi di pasar smart TV. Chipset Pentonic 2000 baru dirancang dengan semua fitur unggulan yang dinginkan konsumen – mulai dari tampilan dan teknologi audio terbaru hingga kecepatan refresh super cepat, kemampuan AI yang kuat, fitur picture-in-picture streaming, dan masih banyak lagi,” jelas Dr. Mike Chang, Corporate Vice President dan General Manager Divisi Smart Home Business Group di MediaTek.

Pentonic 2000 pun diklaim menjadi chipset smart TV komersial pertama di dunia dalam beberapa aspek. Yang pertama, ia menjadi chipset smart TV pertama yang dibuat menggunakan proses teknologi 7nm TSMC.

Kekuatannya pun dibuktikan dengan dukungan resolusi yang mencapai 8K dengan refresh rate 120Hz. Bahkan dapat mendukung TV 4K 144Hz untuk perangkat keras PC gaming dan konsol generasi kesembilan seperti Sony PlayStation 5 (PS5) dan Microsoft Xbox Series X.

Kedua chipset Pentonic 2000 ini telah mendukung Versatile Video Coding (VVC) untuk konten H.266 yang menawarkan peningkatan efisiensi kompresi. Mendukung AV1 untuk layanan streaming dan semua standar siaran TV global termasuk ATSC 3.0 terbaru.

Pentonic 2000 juga mendukung teknologi pencitraan dan audio terbaru dari Dolby untuk memberikan sinematik terbaik pengalaman dalam Dolby Vision dan Dolby Atmos. Serta, codec seperti HEVC, VP9, dan VS3 juga ada dalam daftar encoding yang didukung secara native.

Fitur lainnya, ia dilengkapi teknologi MEMC (Motion Estimation, Motion Compensation) berbasis AI. Serta, teknologi 8K AI-Super Resolution baru dari MediaTek yang secara cerdas meningkatkan konten beresolusi lebih rendah ke resolusi asli layar dan sekaligus melakukan peningkatan kualitas gambar secara real-time.

Kemudian dengan teknologi Intelligent View, chipset ini mendukung fitur picture-in-picture (PiP) atau picture-by-picture (PbP) yang memungkinkan layar resolusi 8K yang besar menampilkan dinding layar dari sumber media berbeda dalam satu panel. Artinya pengguna dapat membuka beberapa aplikasi dan streaming dari sumber yang berbeda secara bersamaan.

Selain CPU dan GPU yang powerful, chipset ini didukung oleh memory bus yang lebar dan penyimpanan cepat UFS 3.1. MediaTek Wi-Fi 6E dan modem seluler 5G juga dapat ditambahkan oleh produsen perangkat untuk menyediakan konektivitas internet nirkabel tercepat untuk media streaming 8K.

[Review] Infinix Zero X Pro, Tercanggih dari Infinix dengan Sejumlah Fitur Premium

Selama ini, brand Infinix dikenal luas dengan smartphone kelas menengah ke bawah. Namun pada Oktober lalu, Infinix Mobile Indonesia mempersembahkan sesuatu yang spesial di penghujung tahun 2021.

Perangkat tersebut bernama Infinix Zero X Pro dan merupakan smartphone paling canggih dari Infinix saat ini. Dibanderol dengan harga mencapai Rp4.899.000, ia bakal bersaing di segmen mid to high dan di atas kotak penjualannya terpampang rangkaian fitur yang terbilang mengesankan.

Bagian depan misalnya, tercatat keterangan kamera 108MP, OIS, dan kemampuan digital zoom sebanyak 60x. Lalu, di bagian belakang kotak penjualan, hampir semua spesifikasi utama Infinix Zero X Pro dijejalkan, tetapi yang paling menonjol ialah penggunaan panel AMOLED 120 Hz dan baterai 4.500 mAh dengan pengisian cepat 45W.

Dengan harga hampir mencapai Rp5 juta, seberapa tangguh Infinix Zero X Pro melawan kompetitor di kelasnya? Berikut review Infinix Zero X Pro selengkapnya.

Pengalaman Hunting dengan Infinix Zero X Pro

Sabtu kemarin, saya melakukan perjalanan jarak dekat dari stasiun Brebes ke stasiun Pekalongan. Saya tiba di tujuan sekitar jam setengah 6 dengan cahaya pagi yang cukup menantang, bagi saya cahaya yang dramatis seperti sunrise dan sunset adalah salah satu kunci menghasilkan karya foto yang tak biasa.

Untuk konfigurasi kamera belakangnya, Infinix Zero X Pro memang boleh berbangga. Ia memiliki tiga unit kamera, dengan kamera utama menggunakan sensor Samsung S5KHM2 1/1.52 inci beresolusi 108MP dengan piksel 0.7µm dan lensa wide f/1.8.

Sensor tersebut didukung teknologi ISOCELL 2.0 dengan Super-PD autofocus, OIS, dan mengimplementasikan sunanan Nonapixel 3×3. Hal itu berarti secara default, Infinix Zero X Pro menghasilkan gambar 12MP dengan piksel besar 2.1 µm.

Berkat piksel besar dan OIS, saat menggunakan mode kamera Pro, saya tidak ragu menggunakan ISO terkecil yakni 100 dan membiarkan shutter speed otomatis mengikutinya. Namun di kondisi minim cahaya, kalau memungkinkan cari sesuatu untuk menyandarkan tangan dan gunakan tombol volume untuk melepas rana dengan stabil.

Nah yang spesial dari kamera Zero X Pro adalah keberadaan kamera 8MP dengan lensa telephoto periscope 125mm f/3.4. Menggunakan sensor OmniVision OV08A10 berukuran 1/4.4 inci dengan piksel 1.0µm, serta dilengkapi sistem autofocus PDAF dan OIS.

Hasilnya adalah kemampuan optical zoom 5x dan digital zoom hingga 60x. Infinix juga mengembangkan algoritma yang dijuluki Galileo Engine untuk mengoptimalkan hasil foto saat memotret bulan dengan mode Super Moon.

Pada praktiknya, silahkan abaikan saja fitur digital zoom 60x karena gambarnya pecah. Namun saya sangat mengapresiasi kemampuan lossless zoom 5x, karena memudahkan mancari komposisi saat hunting. Hasilnya memang tak selalu sempurna, tips dari saya selalu jepret beberapa kali, tentukan titik fokus, dan tekan rana dengan stabil.

Sebagai pelengkap, ada kamera 8MP f/2.3 dengan lensa ultrawide 120 derajat yang juga digunakan pada mode Super Macro dengan jarak ideal 2,5 cm. Selain itu, tiga kamera belakangnya didukung oleh quad LED flash dan kamera depan 16MP-nya juga dibekali dengan dual LED flash. Berikut bebeerapa hasil fotonya:

Untuk kebutuhan videografi, baik kamera belakang dan depan dapat menghasilkan rekaman 4K pada 30 fps dan 1080p hingga frame rate 60 fps. Fitur videonya meliputi video beauty (hanya 720p 30 fps), bokeh effect (1080p 30 fps), dan ultra steady (1080p 30 fps).

Pada mode video slow motion, Zero X Pro juga menyediakan frame rate tinggi 120 fps pada 1080p, serta 240 fps dan 960 fps pada resolusi 720p. Sementara, untuk mode video time-lapse mendukung hingga 4K 30 fps dengan interval dan durasi yang bisa disesuaikan.

Panel AMOLED 120 Hz

Bagian Belakang Infinix Zero X Pro

Ketika unboxing, unit Infinix Zero X Pro dalam balutan warna nebula black langsung menyita seluruh perhatian saya. Bagaimana tidak, cover belakangnya penuh dengan gemerlap bintang-bintang yang berkelap-kelip, kesannya sangat glamor.

Penampilannya memang cukup unik, dengan desain dual glass dan bingkai dari plastik dengan finishing seperti metal. Bingkai di sekeliling bodinya tegas, dengan sudut-sudut yang agak membulat sehingga tidak terasa kaku ketika digenggam. Dimensinya 164.1×75.7×7.8 mm, tetapi bingkai modul kamera belakangnya cukup menonjol keluar, dan bobotnya 193 gram.

Layar Infinix Zero X Pro

Pada bagian depan, saya amat senang mendapatkan panel AMOLED dengan refresh rate tinggi 120 Hz dan touch sampling rate 240 Hz. Layarnya membentang 6,67 inci, ditopang resolusi 1080×2400 piksel dalam aspek rasio 20:9, dan punya kecerahan maksimum 700 nit. Sayangnya, Zero X Pro hanya didukung playback Widevine L3 yang artinya hanya dapat streaming film di aplikasi seperti Netflix dalam resolusi sebatas SD.

Fitur lain termasuk fingerprint under display yang bekerja cukup cepat dan memiliki dual stereo speaker dengan mengandalkan earpice. Untuk kelengkapan tombolnya, di sebelah kanan ada tombol power dan volume, serta slot SIM tray di sebelah kiri. Sisanya di sisi bawah, meliputi jack audio 3,5mm, mikrofon, port USB-C, dan speaker.

Performa – Mediatek Helio G95

Dari semua hal keren yang ditawarkan oleh Infinix Zero X Pro, penggunaan chipset Mediatek Helio G95 memperjelas posisinya di kelas menengah. SoC tersebut masih dibuat pada proses teknologi 12 nm, dengan CPU octa-core yang terdiri dari 2x Cortex-A76 2.05 GHz, 6x Cortex-A55 2.0 GHz, dan GPU Mali-G76 MC4. Sebagai informasi, Realme 8 dan Xiaomi Redmi Note 10S juga menggunakan chipset yang sama.

Bagaimana dengan performanya? Mengingat perangkat ini sudah menjalankan XOS 7.6 berbasis Android 11 dan didukung konfigurasi memori RAM 8GB dengan penyimpanan internal UFS 2.2 hingga 256GB, Infinix Zero X Pro jelas mampu menjalankan tugasnya untuk menangani kebutuhan smartphone sehari-hari.

Kalau buat gaming, game kompetitif seperti MOBA dan battle royale dapat dijalankan dengan lancar pada Zero X Pro. Namun sebetulnya chipset Helio G95 itu hanya sanggup mengakomodasi layar FHD+ dengan refresh rate maksimum 90 Hz. Agar bisa menghadirkan refresh rate 120 Hz pada Zero X Pro, Infinix tandemkan dengan chipset dari MediaTek juga yakni Intelligent Display yang secara khusus menangani kinerja komponen display.

Semua kegiatan ber-smartphone disuplai oleh baterai berkapasitas 4.500 mAh, lengkap dengan fitur pengisian cepat 45W yang dapat mengisi 40% dalam waktu 15 menit saja.

Verdict

Review Infinix Zero X Pro

Infinix berhasil membuat smartphone kelas menengah yang sangat menarik. Ia berhasil menjejalkan sejumlah fitur premium seperti panel AMOLED dengan refresh rate 120 Hz, fingerprint under display, kamera utama 108MP, kemampuan optical zoom 5x, hingga baterai 4.500 mAh dengan pengisian cepat 45W.

Semua itu dikemas dalam harga yang cukup kompetitif, Rp4.899.000. Sayangnya, Infinix masih mengandalkan chipset MediaTek Helio G series yang mana dari segi performa sebenarnya sama sekali tidak buruk, tetapi teknologi yang dibawa agak tertinggal dibandingkan chipset 5G Dimensity dari MediaTek.

Sparks

  • Panel AMOLED FHD+ dengan refresh rate 120 Hz
  • Fingerprint under display
  • Kamera utama 108MP
  • Kamera sekunder 8MP dengan lensa periscope untuk optical zoom 5x
  • Menjalankan XOS 7.6 berbasis Android 11
  • Baterai 4.500 mAh dengan pengisian cepat 45W

Slacks

  • Teknologi SoC agak tertinggal
  • Belum mendukung playback Widefine L1

Tentang Harga dan Ketersediaan Apple iPhone 13 Series di Indonesia

Tak perlu penantian panjang, dua bulan sejak smartphone terbaru dari Apple dirilis pada tanggal 14 September 2021 lalu. Kini kuartet iPhone 13 sudah bisa dibeli oleh masyarakat Indonesia.

Saya tidak akan mengulang pembahasan fitur dan spesifikasinya, Anda bisa membacanya pada artikel peluncuran iPhone 13 series dan saat pre-order. Di sini saya akan fokus pada harga, ketersediaan, dan model iPhone mana yang paling diburu.

Sebelumnya Erajaya Group telah membuka sesi pre-order iPhone 13 series di Indonesia sejak tanggal 12 November lalu. Berdasarkan jumlah pesanan pre-order yang masuk, Joy Wahjudi, CEO Erajaya Digital mengungkapkan model iPhone yang paling laris.

Joy Wahjudi, CEO Erajaya Digital

Ternyata iPhone 13 Pro menjadi model yang paling diminati saat pre-order, terutama warna barunya sierra blue. Demikian pula iPhone paling kecil sekaligus termurah, warna baru pink juga sangat diminati. Menurutnya, warna baru pada iPhone selalu diburu.

Penjualan resmi iPhone 13 series ini dibuka secara resmi oleh Erajaya Group serentak di tiga gerai iBox di Jakarta, yaitu iBox Central Park, iBox Senayan City, dan iBox Mall Kelapa Gading. Secara offline, Anda dapat membeli iPhone baru di seluruh jaringan outlet iBox, serta gerai erafone dan Urban Republic tertentu. Untuk online, Anda bisa membelinya di iBox.co.id dan eraspace.com. Selain jaringan Erajaya Group, iPhone 13 series juga tersedia di Digimap.

Harga Apple iPhone 13 Series

Sejak iPhone 11 di tahun 2019, smartphone terbaru dari Apple bukan hanya lebih cepat masuk Indonesia, tetapi selisih harganya juga tidak kelewat jauh misalnya kalau dibandingkan dengan Apple Store di Singapura.

Begitu pula dengan iPhone 13 series, iPhone 13 mini dibanderol mulai Rp13 juta dan iPhone 13 Rp15 juta. Kedua model dasar iPhone tersebut kini dibekali penyimpanan internal mulai 128GB, sebelumnya iPhone 12 dimulai dari 64GB. Sementara, iPhone 13 Pro dibanderol mulai Rp18,5 juta dan Rp20 juta untuk model Pro Max, berikut daftar harga lengkapnya.

Apple iPhone 13 mini

  • iPhone 13 mini 128GB Rp12.999.000
  • iPhone 13 mini 256GB Rp15.499.000
  • iPhone 13 mini 512GB Rp18.999.0000

Apple iPhone 13

  • iPhone 13 128GB Rp14.999.000
  • iPhone 13 256GB Rp17.499.000
  • iPhone 13 512GB Rp20.999.000

Apple iPhone 13 Pro

  • iPhone 13 Pro 128GB Rp18.499.000
  • iPhone 13 Pro 256GB Rp20.999.000
  • iPhone 13 Pro 512GB Rp24.999.000
  • iPhone 13 Pro 1TB Rp28.999.000

Apple iPhone 13 Pro Max

  • iPhone 13 Pro Max 128GB Rp19.999.000
  • iPhone 13 Pro Max 256GB Rp22.999.000
  • iPhone 13 Pro Max 512GB Rp26.999.000
  • iPhone 13 Pro Max 1TB Rp30.999.000

Ya, harga kuartet iPhone 13 dimulai dari Rp12.999.000 dan paling mahal mencapai Rp30.999.000. Setidaknya sekarang varian dasar iPhone 13 mini dan iPhone 13 original harganya cukup kompetitif melawakan true flagship dari smartphone Android.

Pada katalog eraspace.com, saya cek iPhone termurah yang tersedia saat ini adalah iPhone SE 2nd Gen 64GB yang dijual Rp6.499.000 (harga promo). Diikuti iPhone XR 64GB Rp7.499.000, iPhone 11 64GB Rp9.999.000, iPhone 12 mini 64GB Rp10.499.000, dan iPhone 12 64GB Rp12.499.000.

Motorola Umumkan 5 Smartphone Seri Moto G, Flagship-nya Ditenagai Snapdragon 888+

Motorola telah mengumumkan lima smartphone seri Moto G generasi terbaru. Namun yang paling menonjol adalah perangkat flagship Moto G200 5G karena ditenagai oleh chipset terbaik dari Qualcomm saat ini, Snapdragon 888+. Ditandemkan RAM LPDDR5 8GB dan penyimpanan internal UFS 3.1 128GB atau 256GB.

Spesifikasi lainnya, Moto G200 5G mengusung layar IPS 6,8 inci beresolusi 1080×2460 piksel dalam aspek rasio 20:9 dengan screen-to-body ratio 89%. Layarnya memiliki refresh rate tinggi 144Hz, mengantongi sertifikasi HDR10, dan mendukung color space DCI-P3.

Untuk mengabadikan momen, Moto G200 5G mengandalkan tiga unit kamera di belakang. Kamera utamanya 108MP f/1.9 yang secara default menghasil foto 12MP dengan piksel besar 2,1 µm. Kamera sekunder 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 120 derajatnya dilengkapi autofocus dan dapat membidik foto macro pada jarak 3 cm. Satunya lagi 2MP f/2.4 sebagai depth sensor dan kamera depannya 16MP f/2.2.

Perangkat ini menjalankan sistem operasi Android 11 dan disuplai baterai 5.000 mAh dengan pengisian cepat TurboPower 33W. Motorola turut membekalinya dengan fitur Ready For yang memungkinkan pengguna menghubungkan smartphone ke layar yang lebih besar, baik itu monitor, laptop, ataupun Smart TV.

Saat ini, Moto G200 5G sedang menuju ke pasar Eropa dan Amerika Latin, harganya €450 atau sekitar Rp7,2 jutaan dalam opasi warna stellar blue dan glacier green.

Motorola Moto G71 5G

Beralih ke Moto G71 5G, ia ditenagai oleh salah satu chipset 5G kelas menengah terbaru dari Qualcomm yakni Snapdragon 695. Penerus Snapdragon 690 ini menjanjikan kekuatan CPU 15% dan GPU 30% lebih tinggi. Tentu performa tersebut dicapai berkat sokongan RAM 6GB atau 8GB dan penyimpanan internal 128GB.

Fitur menarik lainnya termasuk sajian panel AMOLED 6,4 inci FHD+, sayangnya refresh rate-nya sebatas 60Hz. Kemudian ada tiga unit kamera belakang, dengan kamera utama 50 MP f/1.8, 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 118 derajat, dan 2MP f/2.4 untuk macro, serta kamera depan 16MP f/2.2.

Tanki baterainya menampung daya 5.000 mAh dan dapat diisi dengan pengisian cepat 30W. Harga Moto G71 5G dibanderol €300 atau sekitar Rp4,8 jutaan.

Motorola Moto G51 5G

Sama seperti Moto G71 5G, perangkat yang satu ini juga ditenagai salah satu chipset 5G terbaru milik Qualcomm, yakni Snapdragon 480+. Didukung oleh opsi RAM 4GB, 6GB, dan 8GB, serta opsi penyimpanan internal 64GB atau 128GB.

Layar Moto G51 5G masih berjenis IPS, tetapi sudah dibekali refresh rate 120Hz. Membentang seluas 6,8 inci beresolusi FHD+ dalam rasio 20:9.

Balik ke belakang terdapat tiga unit kamera, yang utama beresolusi 50MP f/1.8, ditemani 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 118 derajat, dan 2MP f/2.4 untuk macro. Kapasitas baterainya 5.000 mAh, tetapi pengisiannya lambat hanya 10W. Harga Moto G51 5G dijual €230 (Rp3,7 jutaan).

Motorola Moto G41

Boleh dikatakan bahwa Moto G41 ialah versi hemat dari Moto G71 5G. Sebab ia juga mengemas layar AMOLED 6,4 inci FHD+ dengan refresh rate 60Hz.

Dijual dengan harga €250 (Rp4 jutaan), spesifikasinya pun mengalami penyesuaian. Dapur pacunya hanya menggunakan chipset MediaTek Helio G85 tanpa kemampuan 5G, dengan RAM 4GB atau 6GB, dan penyimpanan internal 64GB atau 128GB.

Tiga unit kamera belakangnya meliputi kamera utama 48MP f/1.7 dilengkapi OIS, 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 118 derajat, dan 2MP f/2.4 untuk macro. Selain itu, baterai 5.000 mAh didukung pengisian cepat 30W.

Motorola Moto G31

Spesifikasinya lumayan mirip dengan Moto G41. Termasuk layar AMOLED 6,4 inci FHD+ 60Hz, ditenagai chipset MediaTek Helio G85 tanpa 5G, RAM 4GB, dan penyimpanan internal 64GB atau 128GB.

Perbedaannya, kamera utamanya menggunakan sensor 50MP seperti Moto G71 5G, bersama kamera 8MP dengan lensa ultrawide, dan 2MP macro. Namun baterai 5.000 mAh yang dibawanya hanya didukung pengisian daya 10W. Harga Moto G31 paling murah dari para saudaranya, yakni €200 (Rp3,2 jutaan).

Sumber: GSMArena

ASUS Menguasai 59,7% Pangsa Pasar Laptop Gaming di Indonesia

Pada bulan April lalu, ASUS mengumumkan rangkaian laptop gaming yang ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 5000 Mobile Series hingga Ryzen 9 dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080 di Indonesia. Termasuk ASUS ROG Zephyrus Duo 15 SE, ROG Flow X13, ROG Strix SCAR 15/17, ROG Strix G 15/17, ROG Zephyrus G15, ROG Zephyrus G14, dan TUF Gaming A15.

Lanjut ke bulan Agustus, ASUS turut menghadirkan laptop gaming yang ditenagai prosesor Intel Core H-series generasi ke-11 Tiger Lake hingga Intel Core i9-11900H dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080. Mereka adalah ASUS ROG Zephyrus M16 dan ROG Zephyrus S17.

Ya, variasi model lini laptop gaming ASUS sangat lengkap. Mulai dari lini TUF Gaming dengan harga belasan jutaan, serta berbagai seri laptop gaming premium ROG dari rentang harga dua puluh jutaan hingga puluhan juta seperti ROG Zephyrus S dan Duo, serta ROG Flow X13 dengan inovasi teknologi terdepan.

Hal tersebutlah yang membuat laptop gaming ASUS berhasil menguasai pasar laptop gaming di Indonesia sepanjang tahun 2021. Berdasarkan data aktivasi dari NVDIA hingga bulan September 2021, ASUS mencatat penguasaan pasar laptop gaming hingga 59,7% di Indonesia.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2021. Serta, membuktikan bahwa laptop gaming ROG dan TUF Gaming tetap merupakan pilihan para gamer di Indonesia.

Pencapaian tersebut merupakan bukti bahwa laptop gaming ROG dan TUF Gaming tetap menjadi pilihan utama para gamer di Indonesia. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada gamer dan komunitas gaming di Indonesia yang setia memilih dan menggunakan laptop gaming ROG serta TUF Gaming,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Pencapaian kali ini juga membuat kami semakin berkomitmen untuk menghadirkan laptop gaming yang tidak hanya sekadar powerful, tetapi juga berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan gamer di Indonesia,” tambahnya.

Meski pangsa pasar sempat turun di awal tahun 2021, laptop gaming ROG dan TUF Gaming tetap tampil dominan di pasar Indonesia. Mereka berhasil mencatat peningkatan pangsa pasar yang signifikan, yaitu sebesar 10,7% dari 49% di bulan Agustus ke 59,7% di bulan September 2021 (berdasarkan data aktivasi dari NVIDIA).

ROG Flow X13 dengan ROG XG Mobile

Salah satu inovasi ASUS di tahun 2021 adalah hadirnya ROG Flow X13. Laptop gaming dengan bodi yang sangat portabel tersebut tidak hanya tampil sebagai perangkat yang mengadopsi desain yang fleksibel, tetapi juga tampil sebagai laptop convertible paling powerful di dunia.

ROG Flow X13 juga merupakan laptop pertama yang dapat dihubungkan dengan ROG XG Mobile, yaitu solusi GPU eksternal. ROG XG Mobile dapat mentransformasi ROG Flow X13 menjadi laptop yang sangat powerful bahkan setara dengan performa laptop gaming yang memiliki ukuran bodi jauh lebih besar.

Kolaborasi dan Layanan Purna Jual

ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition

Selain menghadirkan banyak varian laptop gaming dengan berbagai inovasi teknologinya, faktor lain yang mendukung pencapaian ASUS ialah kolaborasi dan layanan purna jual. Tahun ini ASUS berkolaborasi dengan Nyjah Huston untuk menghadirkan sebuah laptop gaming eksklusif bernama ROG Strix Nyjah Huston Special Edition yang diciptakan berdasarkan seri ROG Strix SCAR yang sangat dikenal sebagai laptop untuk para gamer eSports profesional.

Selain itu, ASUS juga berkolaborasi dengan musisi ternama Alan Walker untuk menghadirkan laptop gaming edisi khusus ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition. Laptop gaming edisi khusus tersebut tampil dengan desain unik yang tidak dapat ditemukan di laptop lainnya.

ROG Zephyrus G14 AW SE juga dilengkapi dengan aksesori eksklusif dalam paket penjualannya. Aksesori yang paling istimewa adalah ROG Remix, yaitu perangkat audio remix unik yang juga dapat digunakan sebagai tempat menyimpan laptop ROG Zephyrus G14 AW SE yang dapat dihubungkan dengan kabel USB Type-C dan dapat dimainkan melalui software khusus yang telah dipasang.

ASUS juga memberikan pelayanan purna jual terbaik melalui program ASUS VIP Perfect Warranty untuk lini laptop gaming ROG. Sebuah layanan perlindungan ekstra untuk pengguna laptop ASUS ROG jika terjadi kerusakan pada unit yang tidak ter-cover oleh garansi standar ASUS, termasuk kerusakan akibat kelalaian pengguna. Layanan ini merupakan layanan premium, ASUS akan menanggung 100% biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna.

Fujifilm Instax Mini Evo Adalah Hybrid Instant Camera Sekaligus Printer Smartphone

Fujifilm telah mengumumkan instax mini Evo. Sebuah hybrid instant camera dan sekaligus printer smartphone dalam satu paket. Fujifilm menggabungkan kamera instan analog dengan kemampuan digital. Artinya pengguna instax mini Evo dapat memotret sebanyak mungkin, memilih foto mana yang ingin langsung dicetak, foto mana yang ingin dibagikan, dan menyimpan foto untuk diakses nanti.

Berbagai pilihan unik tersebut, berpadu dengan gaya analog klasik kamera instax tradisional yang mampu menciptakan pengalaman premium yang melampaui fotografi kamera instan standar.

Instax mini Evo memberikan para penggunanya 100 kemungkinan kombinasi berkat 10 efek lensa dan 10 efek film yang dimilikinya. Efek lensa yang tersedia meliputi Normal, Vignette, Soft Focus, Blur, Fisheye, Color Shift, Light Leak, Mirror, Double Exposure, dan Half-Frame. Sementara, 10 efek filmnya termasuk Normal, Vivid, Pale, Canvas, Monochrome, Sepia, Yellow, Red, Blue, dan Retro.

Selain dapat mencetak langsung dari kamera menggunakan Instax Mini film, Anda dapat menyimpannya ke kartu microSD atau mengirimkan foto ke galeri smartphone yang terhubung menggunakan aplikasi Instax Mini Evo Smartphone. Sebaliknya, dengan aplikasi tersebut Anda juga dapat mencetak foto hasil bidikan kamera smartphone.

Dari segi desain, instax mini Evo tampak seperti kamera analog dengan gaya rangrinder. Warna silver dan paduan cover kulit imitasi hitamnya menambah kesan klasiknya. Dimensi tepatnya 87×122.9×36 mm dan beratnya sekitar 285 gram.

Bagian depan terdapat layar 3 inci dan beberapa tombol untuk navigasi di samping kanannya. Lalu, di pelat atas terdapat roda putar untuk beralih lensa dan efek film, serta tuas untuk mencetak foto. Dalam sekali pengisian daya, instax mini Evo dapat menjepret hingga 100 foto.

Bagian dalam, ia mengemas sensor CMOS 1/5 inci dengan filter warna primer dan di depannya lensa 28mm dengan aperture F2.0. Foto digital yang disimpan beresolusi 2.560×1.920 piksel atau hanya sekitar 4,9MP.

Kamera memiliki rentang ISO dari 100 hingga 1600 dan rentang shutter speed dari 1/4s hingga 1/8000s. Jarak fokus minimumnya 10 cm, exposure compensation tersedia dari -2 hingga +2 dan kamera menggunakan sistem pengukuran TTL. Selain white balance otomatis, ada beberapa prasetel WB yang dapat dipilih pengguna dan jarak flash bawaannya sekitar 50 cm hingga 1,5 m.

Bersama instax mini Evo, Fujifilm juga merils film instan baru bernama Instax Mini Stone Grey dan dipaketkan dalam penjualan kamera. Harga instax mini Evo dibanderol US$199.95 atau sekitar Rp2,8 jutaan dan satu pack film barunya dijual US$14.99 (Rp200 ribuan).

Sumber: DPreview

Trendforce: Pasar Smartphone Diprediksi Tumbuh di 2022, 47,5% Merupakan Perangkat 5G

Indonesia telah memasuki era 5G, setidaknya di kota-kota besar. Sebelumnya yang terjadi ialah beberapa pabrikan smartphone merilis perangkat yang mendukung jaringan 5G tanpa bisa memberi kepastian kapan pengguna bisa menikmati cepatnya teknologi jaringan seluler generasi ke-5 tersebut.

Sekarang smartphone flagship baru yang dirilis sudah semestinya mendukung 5G. Pembuat chipset seperti Qualcomm dan MediaTek juga telah merilis chipset smartphone kelas menengah untuk mendorong adopsi 5G secara lebih luas. Tahun depan, seberapa tinggi pertumbuhan smartphone 5G?

Firma riset pasar TrendForce, telah memposting prediksi mereka mengenai kinerja pasar smartphone pada tahun 2022 mendatang. Menurut TrendForce, industri smartphone akan melanjutkan rebound karena ekonomi global kembali normal dan situasi pandemi perlahan terkendali.

Brand 2022 Market share Yearly change
Samsung 276 20% 1.1%
Apple 243 18% 5.4%
Xiaomi 220 16% 15.8%
Oppo 208 15% 2.5%
vivo 149 11% 6.4%

Tingginya permintaan pasar negara berkembang dan siklus penggantian perangkat, diprediksi akan membawa penjualan smartphone menjadi 1,39 miliar unit pada tahun 2022 dengan pertumbuhan tahunan 3,8%. Hal yang menarik adalah 660 juta unit atau sekitar 47,5% diantaranya akan mendukung jaringan 5G.

Samsung diprediksi masih akan memimpin, penjualan smartphone perusahaan asal Korea Selatan itu diperkirakan akan mencapai 276 unit. Ia akan menguasai pangsa pasar sebesar 20% dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,1%.

Samsung Galaxy Z Fold3 5G
Samsung Galaxy Z Fold3 5G | Foto Samsung

Saat ini smartphone flagship inovatif dari Samsung yakni Galaxy Z Fold3 5G dan Galaxy Z Flip3 5G memang belum ada yang mampu menandinginya. Belum lagi kejutan dari penerus Galaxy S21 series yang segera datang dan Samsung juga cukup fleksibel mengeluarkan model baru Galaxy A series untuk menggempur pasar kelas menengah ke bawah.

Apple iPhone 13 series
Apple iPhone 13 series | Foto Apple

Posisi kedua diprediksi milik Apple dengan total penjualan 243 juta unit, mencakup pangsa pasar 18%, dengan pertumbuhan tahunan 5,4%. Rumornya perusahaan asal Cupertino itu akan merilis iPhone SE generasi berikutnya pada kuartal pertama tahun ini. Katanya masih akan mempertahankan layar 4,7 inci dan ditenagai chipset Bionic A15. Tentu saja, kita masih perlu melihat kinerja dari penjualan iPhone 13 series, sampai generasi berikutnya iPhone 14 series dirilis dan mendorong penjualan lebih tinggi.

Posisi selanjutnya berturut-turut merupakan pabrikan smartphone asal Tiongkok, yakni Xiaomi, OPPO, dan vivo yang akan mencoba memperluas pengaruhnya di kancah global. Xiaomi diprediksi akan menjual 220 juta unit smartphone, meraih pangsa pasar 16%, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 15,8%. Menawarkan perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi di kelasnya dan harga yang sangat agresif, sejauh ini formula andalan Xiaomi masih bekerja dengan sangat baik.

Sementara, OPPO diperkirakan akan menjual 208 juta unit, dengan pangsa pasar 15%, dan tumbuh 2,5%. Sedangkan, penjualan smartphone vivo akan mencapai 149 juta unit di tahun 2022, dengan pangsa pasar 11%, dan pertumbuhan tahunan 6,4%.

Lima besar pabrikan smartphone di atas mencaplok pangsa pasar smartphone hampir 80%. Sisanya akan diperebutkan oleh vendor lain, termasuk Huawei yang masih tertatih-tatih, Honor, Motorola, ASUS, ZTE, Sony, Infinix, dan lainnya.

Sumber: GSMArena

Huawei Umumkan MateBook E, Tablet 2-in-1 dengan OS Windows 11 dan Prosesor Tiger Lake

Beberapa tahun terakhir, bisnis smartphone Huawei anjlok akibat sanksi yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS). Huawei tidak bisa menggunakan teknologi penting seperti konektivitas 5G dan tak dapat mengakses layanan Google.

Namun Huawei tak hanya mengandalkan smartphone saja, mereka juga memiliki divisi lain yang terus mengembangkan produk baru seperti AIoT, smartwatch, tablet, laptop, desktop, dan sebagainya. Baru-baru ini, Huawei mengadakan konferensi besar di Tiongkok, mereka mengumumkan beberapa perangkat baru.

Mulai dari smartwatch yang dijuluki Huawei Watch GT Runner, tablet 2-in-1 berbasis OS Windows 11 MateBook E, desktop all-in-one MateStation X, dan headset VR gaming VR Glass 6DoF.

Huawei MateBook E

Bagi saya, ini produk paling menarik yang dirilis oleh Huawei pada acara itu. Sebuah tablet 2-in-1 yang menjalankan sistem operasi Microsoft terbaru yakni Windows 11 secara penuh.

Sebagai tablet, MateBook E mempersembahkan panel OLED 12,6 inci beresolusi 2,5K (2.560×1600 piksel) dalam aspek rasio 16:10. Kecerahan maksimumnya 400 nit dan didukung stylus M-Pencil.

Bodinya pun cukup tipis, hanya 7,99 gram dan berat 709 gram termasuk baterai 42Wh yang didukung pengisian cepat 65W. Serta, turut dibekali kamera belakang 13MP dan 8MP di depan.

Berkat aksesori smart keyboard yang dilengkapi touchpad, MateBook E seketika dapat berubah menjadi laptop yang powerful. Sebab, ia memang sudah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake dengan grafis Intel Iris X dan punya Thunderbolt 4.

Harga Huawei MateBook E untuk konfigurasi Intel Core i5-1130G7, dengan RAM 8GB dan penyimpanan PCIe NVMe SSD 256GB, dan smart keyboard magnetic dijual mulai dari CNY 5.999 (Rp13,3 jutaan). Sementara, model Intel Core i7-1160G7 dengan RAM 16GB dan penyimpanan 512GB, serta slide keyboard dan stylus M-Pencil dijual seharga CNY 8.699 (Rp19,4 jutaan).

Huawei Watch GT Runner

Huawei Watch GT Runner

Smartwatch terbaru dari Huawei ini berorientasi pada olahraga. Ia tak lain merupakan varian lain dari Watch GT 3 yang lebih sporty dengan konstruksi polymer fiber yang kuat namun ringan untuk meningkatkan daya tahan dan kenyamanan ketika dipakai selama latihan.

Lebih lanjut, Watch GT Runner mengemas layar AMOLED dengan desain bulat 1,43 inci dalam diameter 46mm. Bodinya sudah water-resistant 5ATM, beratnya 38,5 gram, dan baterainya mampu bertahan hingga 14 hari.

Selain itu, ia dilengkapi modul Huawei TruSeen 5.0 optical heart rate, pengukuran SpO2, dan pelacakan aktivitas dengan lebih dari 100 mode olahraga. Fitur lain termasuk penyimpanan internal 4GB, pemosisian GNSS, NFC, dan Bluetooth.

Meskipun tidak ada koneksi seluler, Watch GT Runner ternyata memiliki mikrofon dan speaker bawaan yang berarti pengguna dapat menerima panggilan dari smartphone yang terhubung. Huawei Watch GT Runner hadir dalam warna grey dan black, serta dijual CNY 2.188 atau sekitar Rp4,8 jutaan.

Huawei MateStation X

Huawei juga mengumumkan desktop all-in-one bernama MateStation X. Perangkat Windows 11 ini menyajikan layar IPS seluas 28,2 inci dengan resolusi 3840×2560 piksel.

Dapur pacunya mengandalkan prosesor AMD Ryzen 5 5600H atau Ryzen 7 5800H dan grafis Radeon. Ditopang RAM 16GB dan penyimpanan M.2 NVMe 512GB. Huawei turut membekalinya dengan wireless keyboard dengan sensor fingerprint bawaan untuk otentikasi dan mouse Bluetooth.

Harga Huawei MateStation X dibanderol mulai dari CNY 9.999 (Rp22,3 jutaan) untuk versi AMD Ryzen 5 5600H dan CNY 11.999 (Rp26,7 jutaan) untuk model AMD Ryzen 7 5800H.

Huawei VR Glass 6DoF

Bagian terakhir adalah VR Glass 6DoF, sebuah headset VR gaming dengan dua pengontrol khusus. Headset ini menawarkan dual LCD screen 2,1 inci dengan resolusi single-eye 1600×1600 piksel dan resolusi binocular 3200×1600 piksel.

Huawei VR Glass 6DoF ini memiliki berat 188 gram dan bidang pandang 90 derajat. Kedua lensa dapat disesuaikan untuk pengguna dengan miopia hingga -7,00. Huawei VR Glass 6DoF akan dijual seharga CNY 3.999 (Rp8,9 jutaan).

Sumber: GSMArena

3 Setup Kamera Mirrorless Pilihan dan Lensanya Untuk Pecinta Fotografi

Saat ini bagi yang memiliki ketertarikan dengan fotografi, tentunya Anda bisa memulai menekuni hobi memotret menggunakan kamera smartphone. Setelah mantap jatuh hati pada dunia fotografi dan mendambakan pengalaman memotret yang lebih dalam, selanjutnya Anda bisa beralih ke kamera mirrorless.

Kenapa kamera mirrorless, bukan DSLR ataupun analog? Ketiganya menurut saya ‘luar biasa’, tetapi bila mempertimbangkan faktor teknologi, keandalan, desain, dan biaya yang harus dikeluarkan, maka mirrorless ialah pilihan paling ideal saat ini.

Bicara kamera mirrorless, saya memiliki tiga rekomendasi setup kamera mirrorless pilihan dan lensa-lensanya. Ketiganya berada direntang harga Rp10 jutaan, mereka sangat cocok sebagai ‘everyday carry‘. Langsung saja, kita mulai dari Nikon Z fc.

1. Nikon Z fc

Dia terlihat seperti kamera SLR legendaris Nikon FM2, tetapi di dalamnya tertanam sistem kamera baru Nikon Z. Ia mengusung sensor APS-C 21MP, prosesor gambar Expeed 6 yang mampu memotret beruntun hingga 11 fps dengan autofocus atau 9 fps untuk Raw 14-bit.

Tak berhenti pada tampilan, kita bisa merasakan sensasi pengalaman memotret seperti kamera analog berkat kontrol mekaniknya. Di pelat atas tersemat dial untuk mengatur ISO dan tuas untuk beralih mode autofocus.

Kemudian ada dial shutter speed dengan tuas untuk beralih ke mode foto dan video. Juga terdapat dial exposure compensation, serta dua roda putar di depan dan belakang untuk mengatur exposure.

Ya, hampir semua kontrol dapat dilakukan lewat bodi kamera. Bila perlu, Anda bisa membalikkan layar sentuh 3 inci 1,04 juta dot ke dalam yang memungkikan berkat mekanisme vari-angle. Lalu, memotret hanya dengan jendela bidik elektronik yang menggunakan panel OLED 2,36 juta dot.

Harga Nikon Z fc body only di Indonesia dibanderol Rp13.999.000 dan Rp15.999.000 dengan lensa kit Nikkor Z DX 16-50mm F3.5-6.3 VR. Pasangan serasi untuk lensa native ialah Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) atau Nikkor Z 40mm F2 untuk mendapatkan setup kamera yang ringkas.

2. Fujifilm X-E4

Kalau Nikon Z fc menawarkan look dan feel layaknya kamera SLR Nikon zaman dulu, Fujifilm X-E4 mengusung desain klasik bergaya rangefinder yang tak kalah menarik. Dibanding Nikon Z fc, dimensi bodi Fujifilm X-E4 jauh lebih ramping apalagi bila dipasangkan dengan lensa XF 27mm F2.8 R WR.

Bila Nikon Z fc sangat ramai, Fujifilm X-E4 justru tampil minimalis dan sistem kontrolnya lebih simpel. Di pelat atas, hanya terdapat dial untuk mengatur shutter speed dan exposure compensation, serta satu roda putar di bagian belakang.

Ke bagian dalam, Fujifilm X-E4 mengemas sensor BSI-CMOS X-Trans 4 26MP dengan prosesor gambar quad-core X-Processor 4. Ia dapat memotret beruntun 20 fps dengan electronic shutter dan 8 fps dengan mechanical shutter.

Tentu saja, daya tarik kamera Fuji adalah film simulation. Total ada 18 film simulation pada Fujifilm X-E4, termasuk ETERNA Bleach Bypass dan Classic Negative.

Selain itu, layar sentuh 3 incinya memiliki resolusi 1,63 juta dot dan bisa ditarik dan ditekuk hingga 180 derajat ke depan. Lalu, jendela bidik elektroniknya menggunakan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot.

Harga Fujifilm X-E4 body only di Indonesia dibanderol Rp13.499.000 dan Rp16.499.000 dengan lensa XF 27mm F2.8 R WR.

3. Sony Alpha ZV-E10

Pilihan yang satu ini menawarkan pengalaman memotret yang berbeda dengan opsi pertama dan kedua. Bodinya lebih kecil dari Fujifilm X-E4 dengan grip mungil yang memberikan cengkraman yang kuat dan kontrol kameranya paling sederhana tetapi sangat cepat.

Dari segi desain, Sony Alpha ZV-E10 tampak seperti hasil fusion dari kamera compact ZV-1 dan A5100, ia juga dirancang untuk pengambilan video vlog. Tanpa dibekali jendela bidik, namun memiliki layar vari-angle yang memberikan fleksibilitas lebih baik dalam menyusun komposisi foto.

Di dalamnya tertanam sensor CMOS Exmor APS-C 24,2MP dan mampu memotret berturut-turut hingga 11 fps dengan continuous autofocus. Untuk lensa native, Sony ZV-E10 sangat cocok bila dipasangkan dengan Sony E 35mm F1.8 OSS, Sony E 20mm F2.8, dan Sony E 16mm F2.8 Pancake.

Terakhir tetapi tak kalah penting adalah dukungan lensa pihak ketiga, terutama 7Artisans dan TTArtisan yang menawarkan lensa prime terjangkau dengan aperture besar. Lensa manual juga cocok sebagai teman berlatih untuk menambah jam terbang dan mengasah kreativitas.

Dari 7Artisans, lensa terbaru yang murah meliputi 7Artisans Photoelectric 50mm f/0.95 Rp2.990.000, 7Artisans 55mm F/1.4 Mark II Rp1.690.000, 7Artisans 35mm F1.2 Mark II Rp1.650.000, dan 7Artisans 35mm F0.95 Rp2.990.000. Sementara dari TTArtisan, meliputi TTArtisan 17mm F1.4 Rp1.799.000, TTArtisan 50mm F1.2 Rp1.499.000, TTArtisan 35mm F1.4 Rp1.099.000.

Balmuda Phone Adalah Smartphone Android Berlayar 4,9 Inci, Lebih Kecil dari iPhone 13 mini

Masih ingat dengan smartphone Android pertama? Ia adalah HTC Dream yang dirilis tahun 2009 dengan layar 3,2 inci beresolusi sebatas 480×320 piksel dalam aspek rasio 3:2.

Tahun berikutnya sistem operasi Android mulai diadopsi secara lebih luas, para pemain awalnya adalah HTC, Samsung, Sony, LG, dan Motorola. Mereka bertempur cukup keras dan mengeluarkan berbagai smartphone Android dengan desain khas masing-masing yang beberapa diantaranya bahkan kelewat unik.

Sangat kontras dengan smartphone zaman sekarang, yang rata-rata menawarkan layar besar, aspek rasio memanjang, dan desain hampir kotak. Smartphone pertama dari brand bernama Balmuda ini mungkin bisa sedikit mengajak kita bernostalgia.

Balmuda sendiri adalah perusahaan asal Jepang yang dikenal dengan produk home appliances kelas atas. CEO Balmuda Gen Terao mengatakan ide di balik Balmuda Phone berasal dari kebutuhan smartphone Android yang ringkas karena sebagian besar perangkat baru di pasaran terlalu besar dan sulit untuk digunakan dengan satu tangan.

Balmuda Phone pun hadir dengan ukuran layar hanya 4,9 inci saja. Itu lebih jauh lebih kecil dari ASUS Zenfone 8 dengan layar 5,9 inci dan Apple iPhone 13 mini dengan 5,4 inci, tetapi sedikit lebih besar dari iPhone SE 2020 dengan 4,7 inci. Ia memiliki tinggi 123 mm, lebar 69 mm, titik paling tebalnya 13,7 mm, dan beratnya 138 gram.

Walau cukup mungil, layarnya tetap ditopang dengan resolusi yang cukup yakni FHD+ dan menggunakan aspek rasio 16:9, sehingga tetap cukup lebar dan tidak terlalu tinggi. Bezel atas dan bawahnya memang sedikit terlihat, tetapi tidak terlalu tebal, dan kamera depannya sudah dikemas dalam bentuk punch hole di pojok kanan atas.

Selain layar kecil, yang membuatnya begitu unik ialah lekukan di bagian belakangnya yang begitu ergonomis. Desain seperti sering kita jumpai pada nenek moyang smartphone, kesan jadul yang melekat justru menjadi daya tariknya dan balutan warna hitam atau putih justu malah terlihat menggemaskan.

Soal performa, Balmuda Phone cukup tangguh berkat chipset Snapdragon 765 yang dipadukan dengan RAM 6GB dan penyimpanan 128GB. Fitur lain termasuk satu kamera belakang 48MP, pemindai sidik jari, baterainya berkapasitas 2.500 mAh yang dapat diisi dayanya lewat port USB-C atau secara nirkabel dengan charger bersertifikasi Qi.

Dari sisi perangkat lunak, Balmuda Phone sudah menjalankan Android 11 dengan swipe interface dan kontrol berbasis gesture yang dirancang khusus. Balmuda juga membuat aplikasi kamera, kalender, catatan, dan kalkulatornya sendiri.

Untuk harga, Balmuda Phone dijual JPY 104.800 atau sekitar Rp13 jutaan. Pre-order di Jepang dimulai tanggal 17 November dan penjualan resmi dijadwalkan pada 26 November. Sayangnya, nyaris tidak mungkin untuk Balmuda Phone berlabuh di Indonesia.

Sumber: GSMArena