KlikAdv Sajikan Martketplace untuk Layanan Iklan Billboard

Model iklan yang masih digemari brand atau produk salah satunya billboard. Kendati sudah ada alternatif lain seperti car advertising, namun dengan memamerkan brand dengan ukuran besar dinilai efektif memberikan ketertarikan pengguna untuk mencoba produk tersebut, setidaknya sebagai awareness. Melihat antusias yang masih tinggi, KlikAdv hadir sebagai solusi marketplace jasa iklan billboard.

Menurut Co-Founder dan COO KlikAdv Ruddy Lasut, layanannya kini menjadi sebuah paradigma baru yang dibangun untuk memberikan pengalaman dan kebiasaan baru dalam proses pemasangan billboard di seluruh Indonesia. Salah satu keunggulan layanannya ialah jaringan mitra yang luas, juga diklaim sebagai yang pertama di Indonesia untuk layanan billboard yang memiliki sistem terintegrasi dari halaman antar muka, sampai dengan penawaran yang bisa langsung terkirim ke email para klien.

“Proses pematangan konsep dan sistem aplikasi KlikAdv dibentuk pada tahun 2016 lalu dan hadir dengan semangat besar untuk menjadi situs media pemasangan billboard secara online. KlikAdv hadir untuk memenuhi kebutuhan pencari iklan yang tidak mempunyai waktu banyak untuk mencari, memilih dan melakukan survei lokasi pemasangan. Sebagai layanan satu pintu, KlikAdv menyediakan semua layanan dari pemesanan, penawaran sampai dengan monitoring,” ujar Ruddy.

Sampai saat ini KlikAdv sudah memuat lebih dari 4000 area billboard yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan akan terus meningkat sampai akhir tahun ini. Dengan cakupan titik-titik iklan di area pusat perbelanjaan, ruang publik, area transportasi, hingga wilayah perkantoran.

Untuk memesan layanan, pengguna cukup menentukan wilayah, waktu tayang dan tipe iklan yang dibutuhkan. Sistem akan menemukan beberapa opsi yang sudah ada. Dari menu kota yang ada pada laman muka website, KlikAdv juga sudah merekomendasikan beberapa titik billboard yang bisa dipesan. Informasi seperti ukuran dan foto tata letak ada pada detail setiap wilayah, termasuk tipenya apakah billboard biasa, videotron atau neonbox.

Menjalankan bisnis dengan mitra, sistem bagi hasil yang diterapkan ada dua bentuk. Pertama mitra memberikan harga khusus ke KlikAdv, kemudian KlikAdv akan menjualkannya dengan harga pasar. Yang kedua sebaliknya, mitra memberikan harga pasaran plus diskon untuk diberikan kepada KlikAdv sebagai keuntungan operasional.

Dari sisi monitoring pengguna terhadap iklan yang ingin ditampilkan, sistem KlikAdv memberikan pembaruan secara berkala melalui dasbor. Pelaporan juga akan dikirimkan secara rutin ke email pelanggan, berisi foto dan kondisi real time titik yang terpasang iklan tersebut.

Rangkaian Acara dan Pemenang Amvesindo Demo Day 2017

Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) belum lama ini menyelenggarakan rangkaian acara bertajuk Demo Day 2017. Kegiatan ini diawali dengan Amvesindo Pitch Day 2017 sejak 27 Juli lalu di Mandiri Inkubator Bisnis, dengan jumlah peserta yang mengikuti presentasi sebanyak 100 kelompok hasil seleksi dari 5000 peserta yang mendaftar. Acara ini mewajibkan peserta terdaftar untuk memiliki MVP (Minimum Viable Product).

Dari rangkaian tersebut, selanjutnya terpilih delapan startup yang berhak mengikuti pitching pada 3 Agustus 2017 di Gedung Auditorium Indosat Jakarta Pusat. Delapan startup itu adalah EVA, ShipperIndonesia, MedisOnlineIndonesia, GoCampus, Rumah Sinau, ExcellenceAsia, Billie, dan HomeGood.

Setelah proses penjurian, akhirnya diputuskan tiga pemenang utama yakni EVA, Shipper dan Medis Online Indonesia. Juara ketiga diraih oleh Medis Online Indonesia, merupakan platform layanan pemesanan tenaga kesehatan (perawat/bidan) untuk kebutuhan di rumah dan rumah sakit. Juara kedua diraih oleh Shipper Indonesia, merupakan platform logistik dan rantai pasokan, yang akan segera diperkenalkan kepada publik dalam waktu tak lama lagi.

Juara pertama diraih oleh EVA (Electronic Virtual Assistant) merupakan perangkat lunak untuk membuat ChatBot yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan dan dapat berjalan dalam beberapa aplikasi chatting seperti Facebook Messenger, Telegram dan chat widget berbasis web.

Selain sesi pitching, diselenggarakan juga diskusi interaktif bersama Paul Santos (Founder & Managing Partner WaveMakerPartners Singapore), Peter Shearer (Co-Founder AR&Co) dan Natali Andrianto (Co-Founder & CTO Tiket). Mereka berbagi cerita bagaimana awalnya membangun startup hingga dapat membesarkannya bersama para partner pendiri lainnya. Ada pula sesi pelatihan bagi startup pemula, membahas berbagai permasalahan yang bakal dihadapi berdasarkan kisah kasus nyata yang telah ada.

“Amvesindo Demo Day 2017 merupakan wadah komunikasi bagi startup dengan semua stakelhoders seperti investor, inkubator, akademisi, asosiasi industri, media serta regulator. Penyelenggaraan Demo Day akan diupayakan dapat berkesinambungan dari tahun ke tahun. Amvesindo juga akan terus berkomitmen menjadi wadah teman-teman startup untuk terus dapat berinovasi dan berkontribusi positif bagi startup Indonesia,” sambut Ketua Umum Amvesindo Jeffri Sirait.

Startup digital tumbuh sangat signifikan, diproyeksikan oleh lembaga riset Center for Human Genetic Research (CHGR) akan mencapai jumlah 13 ribu startup pada tahun 2020 mendatang. Hingga tahun 2016 tercatat ada kurang lebih 2000 startup di Indonesia dan merupakan jumlah terbesar di Asia Tenggara. Amvesindo menyadari betapa perkembangan startup yang pesat merupakan hal potensial dalam meningkatkan perekonomian nasional.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Amvesindo Demo Day 2017

iflix Mulai Gencarkan Layanan Live Streaming untuk Tayangan Eksklusif

Dari beberapa penyedia layanan Video on Demand (VoD) yang beroperasi di Indonesia, iflix menjadi salah satu yang paling populer. Debutnya di Indonesia cukup kuat, salah satunya karena bekerja sama langsung dengan operator Indosat Ooredoo dalam penyampaian layanan. Di luar produk umum sebuah layanan VoD, yakni video premium berlangganan, iflix beberapa waktu terakhir mencoba menayangkan sajian video baru.

Beberapa waktu terakhir iflix gencar mengampanyekan layanan live streaming, di antaranya untuk penayangan acara sepak bola dan tinju, salah satunya pada perhelatan Floyd Mayweather Jr. vs Conor McGregor baru-baru ini bekerja sama dengan TVOne. Menarik karena bisa dikatakan langkah yang cukup berani, mengingat para pesaingnya seperti Netflix tidak melakukannya, tetapi terus fokus memanjakan penggunanya dengan konten premium sebagai alternatif tontonan televisi.

Untuk mengetahui animo layanan pengguna terhadap live streaming di iflix, DailySocial mencoba menghubungi pihak manajemen iflix di Indonesia. Marketing Manager iflix Indonesia Tiara Sugiyono menyampaikan bahwa produk live streaming yang diluncurkan mendapat sambutan cukup baik di kalangan masyarakat Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah engagement, yaitu menit yang ditonton di setiap pertandingannya berjumlah 500,000 menit.

Angkat yang cukup signifikan tatkala pengguna sebenarnya juga memiliki opsi menonton acara tersebut melalui televisi ataupun layanan streaming web. Pihak iflix pun mengaku terus menggencarkan strategi untuk menggencarkan layanan tersebut, sebagai nilai plus untuk para pelanggannya.

“Kami mempromosikan fitur live streaming pada semua platform promosi yang dilakukan dan dimiliki iflix mulai dari Radio Ads, TVC, Social Ads, Web Ads, DOOH, EDM, SMS blast & Push Notification. Untuk mendorong pengguna aktif yang telah berjumlah 2 juta di Indonesia,” ujar Tiara menyampaikan strategi peningkatan pengguna layanan live streaming.

Di lain sisi, untuk layanan video komersial iflix juga terus berusaha memperluas opsi konten, termasuk membuat konten lokal. Setelah beberapa waktu lalu resmi mengumumkan kerja sama dengan Disney, dalam waktu dekat dua konten eksklusif produksi Indonesia juga akan segera diluncurkan, bertajuk startup comedy dan mini series.

Layanan VoD telah menjadi alternatif hiburan pengguna perangkat pintar di Indonesia. Dengan ragam pilihan tontonan premium yang disajikan, model VoD menawarkan paket berlangganan untuk penggunanya. Saat ini umumnya perusahaan VoD menggandeng operator seluler untuk menyampaikan layanannya bersama paket data khusus.

Survei bertajuk “Video on Demand Services 2017” yang dilakukan DailySocial menyiratkan salah sektor ini semakin mendapatkan animo masyarakat yang “haus” akan tayangan berkualitas yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.

Application Information Will Show Up Here

Program Bootcamp Impact Byte Targetkan Cetak Programmer Handal dalam 8 Minggu

Salah satu permasalahan dalam akselerasi bisnis digital di Indonesia saat ini adalah keterbatasan talenta. Meski di Indonesia banyak terdapat universitas yang mencetak sarjana komputer, tetap saja ketika bertanya kepada startup digital ataupun korporasi kebanyakan mengatakan masih belum cukup untuk menemui developer yang berkompetensi. Melihat hal tersebut, M. Haidar Hanif Ex Instructor dari Hackativ8 dan William Hendradjaja dari Impact Hub Jakarta menginisiasi program Impact Byte.

Impact Byte adalah coding bootcamp intensif selama 8 minggu untuk mendidik seseorang dengan latar belakang apa pun menjadi progammer profesional. Arahnya peserta akan dididik untuk menguasai kemampuan full stack web application. Para peserta juga akan dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seorang developer, mulai dari pembentukan mindset, pemahaman alur pengembangan perangkat lunak, rekayasa perangkat lunak, arsitektur basis data, hingga cara membangun sebuah produk digital.

Basis bahasa pemrograman yang akan diajarkan adalah JavaScript modern. Selain karena menjadi salah satu primadona saat ini di kalangan pengembang, JavaScript menawarkan fleksibilitas yang dapat diterapkan dalam beragam produk digital, mulai dari web, desktop, Android, iOS, IoT, hingga robotika. Secara lebih mendetil, berikut materi yang ditawarkan pada bootcamp tersebut:

  • Minggu pertama: peserta akan mempelajari dasar-dasar web seperti HTML dan CSS, serta software development seperti, Git dan GitHub, User Inteface (UI), dan algoritma dasar.
  • Minggu kedua: peserta akan belajar untuk menguasai pengembangan front-end dan back-end dengan jQuery, REST API, Node.js, dan Agile.
  • Minggu ketiga: peserta akan dibekali ilmu tentang pembangunan basis data dengan tools antara MySQL, PostgreSQL, Firebase, MongoDB, serta metode pengetesan dan paradigma pemrograman lainnya seperti object-oriented dan functional programming.
  • Minggu keempat: peserta akan mendalami arsitektur aplikasi menggunakan libraryjs dan Redux.
  • Minggu kelima: peserta akan mendapatkan materi seputar keamanan produk digital seperti authentication dan authorization.
  • Minggu keenam: peserta akan berusaha untuk membuat salah satu replika sederhana dari produk-produk digital populer yang sudah.
  • Minggu ketujuh dan kedelapan: peserta akan ditantang bekerja sama dalam tim untuk mengembangkan produk digital mereka sendiri sebagai syarat kelulusan.

Impact Byte juga memberikan fasilitas career support untuk membantu para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan ataupun networking dalam membangun karier mereka. Untuk program ini, Impact Byte telah menggandeng beberapa rekanan strategis seperti, CIDER Binus, Jakarta Social Entreprenurs, Collective.id, Sixty Two Experiences, CyberMantra, InTouch, MauBelajarApa, Froyo Framework, Nodeflux, Piyiku, Pinjam.co.id, Plater, Qlue, Saga.id, Octoprint, PawHi, dan Zahir.

Impact Byte mulai membuka pendaftaran batch pertama pada tanggal 10 Agustus 2017. Para calon peserta dapat mendaftarkan diri mereka melalui website https://impactbyte.com. Demi menjaga kualitas lulusan, setiap calon peserta yang mendaftar akan melalui proses seleksi tertulis dan wawancara. Pembelajaran akan dimulai di bulan Oktober 2017 dengan jumlah maksimal 10-12 peserta.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner program Impact Byte.

Creative Business Cup 2017 Ajak Pengusaha Indonesia Ikuti Kompetisi Global

Ciputra Entrepreneurship Center tahun ini kembali menyelenggarakan ajang Creative Business Cup 2017 Indonesia. Ini merupakan babak seleksi nasional dari kompetisi internasional bertajuk Creative Business Cup yang diprakarsai oleh Global Entrepreneurship Network dengan fokus pada pemberdayaan pengusaha di sektor industri kreatif.

Tujuan acara ini adalah memberikan kesempatan bagi wirausahawan di Indonesia untuk mengembangkan ide bisnis dan terhubung dengan para investor kelas dunia. Diyakini dua hal tersebut mampu memperkuat kemampuan inovatif dan daya saing mereka, dan menjadi tonggak penting dalam memajukan sektor industri kreatif di Indonesia secara umum.

Dalam prosesnya, sebanyak 10 finalis Indonesia yang lolos babak penyisihan awal akan bertanding pada babak final nasional dengan melakukan presentasi pitching selama lima menit dan akan dinilai oleh tujuh orang juri profesional di bidangnya masing-masing. Creative Business Cup Indonesia 2017 akan diselenggarakan di FGDexpo 2017 pada tanggal 26 Agustus 2017 di Jakarta Convention Center, Senayan.

Perhelatan Creative Business Cup Indonesia 2017 merupakan babak penyisihan tingkat nasional yang akan memilih kandidat entrepreneur yang akan mewakili Indonesia dalam babak final dunia yang akan diselenggarakan di Copenhagen, Denmark di bulan November nanti.

Kompetisi ini terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki bisnis dan telah berjalan minimal satu tahun. Di babak final nantinya, para pengusaha yang terpilih akan bertanding memperebutkan hadiah utama berupa uang pembinaan EUR 15.000 dan dukungan dari Stylus senilai EUR 18.000.

Info lebih lanjut dan pendaftaran acara ini dapat dilakukan melalui laman resminya: https://www.entrepreneurshipclass.org/creative-business-cup-2017.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Creative Business Cup 2017 Indonesia.

Gambaran tentang Lingkungan Kerja yang Baik

Membicarakan tentang lingkungan kerja menjadi materi yang selalu menarik. Pasalnya bekerja sendiri menjadi sebuah aktivitas dominan dalam kehidupan kita. Bayangkan, dalam satu hari kita memiliki waktu 24 jam, berapa lama waktu yang kita gunakan untuk bekerja, dan perbandingannya dengan aktivitas lain? Belum lagi aktivitas bekerja juga dilakukan rutin hampir setiap hari, setidaknya lima hari dalam satu Minggu.

Perangai seseorang umumnya akan mengikuti tempat di mana ia sehari-hari berada. Jika berada di tempat yang mengasah, maka ia akan terus mengalami peningkatan, pun sebaliknya. Dengan demikian lamanya kita berada di lingkungan kerja, sudah selayaknya disiasati dengan ragam hal yang mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik, secara kompetensi diri maupun tingkah laku.

Sayangnya tidak semua lingkungan kerja memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Banyak faktor yang kerap ditemui, beberapa di antaranya:

  1. Faktor kepemimpinan; keseharian di lingkungan kerja sangat bergantung bagaimana pemimpin di sana membangun kultur kerja. Jika pemimpin mengunggulkan sisi profesional, disiplin dan memiliki wawasan yang luas, dampak positif pada pengembangan rekan-rekan di bawahnya akan sangat terdukung. Sebaliknya, jika pemimpin bisnis lebih sering mencamur-adukkan berbagai kepentingan dan terkesan membatasi, maka jangan harap orang-orang di bawahnya akan terus berkembang.
  2. Faktor akuntabilitas; salah satu hal yang penting ditekankan dalam kultur bisnis adalah keterbukaan. Namun bukan berarti semua hal harus diketahui semua orang, akuntabilitas juga menempatkan informasi pada orang yang tepat. Kejujuran menjadi faktor pendukung dalam hal ini. Beberapa cerita yang pernah kami dengar, isu internal sering terjadi karena adanya tindakan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Misal ada penjualan yang nilainya lebih tinggi, tapi dilaporkannya dengan nilai yang biasa saja. Percayalah pada sebuah prinsip hidup ini: sepandai-pandainya tupai meloncat pasti akan jatuh juga.
  3. Faktor kepercayaan; bagaimana mau berkembang, jika seseorang hanya dikurung di tempat yang sama dalam lingkungan kerja. Tidak boleh mengenal orang baru, tidak boleh mencoba hal baru. Dengan tidak adanya kepercayaan, artinya tidak ada kesempatan bagi orang lain untuk melakukan hal baru. Sementara masing-masing dari pekerja mutlak memerlukan tantangan baru untuk senantiasa mempelajari banyak hal baru, tak lain untuk kebaikan bisnis itu sendiri dan kebaikan si pekerja secara personal.

Cool workspace gives you a playground, ordinary workspace gives you space to work

Sebuah keuntungan mana kala kita berada di lingkungan kerja yang membangun diri kita secara pribadi, dalam hal ini disebut sebagai playground. Ada sebuah pilihan dalam melakukan pekerjaan, dengan workflow rutin yang sehari-hari dilakukan, atau dengan terus mengeksplorasi cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. KPI atau semacamnya tetap menjadi tujuan akhir, namun proses tersebut yang akan banyak mendidik kualitas seseorang.

Layaknya ruang bermain, kita diberikan kebebasan untuk melakukan banyak hal, dengan cara-cara yang kita temui dan dengan hal-hal yang kita sukai. Kendati diberikan kebebasan ada hal-hal yang bersifat prinsip yang harus menjadi fondasi, yakni tetap fokus pada tujuan dan mampu mengomunikasikan dengan baik. Fokus pada tujuan penting, agar tidak salah arah dalam melaju. Walaupun diberikan keleluasaan, tujuan utama bekerja adalah mencapai target yang diinginkan bisnis.

Selain dukungan lingkungan kerja, sejatinya faktor kemauan yang ada pada diri sendiri juga sangat signifikan dampaknya. Sebesar apa pun kesempatan pengembangan karier yang diberikan perusahaan, jika pekerja secara personal tidak memiliki kemauan untuk belajar akhirnya akan sama saja. Sehingga sinergi baik antara seseorang sebagai pribadi yang bekerja, dengan lingkungan kerja sebagai fasilitator harus mampu berjalan beriringan, sehingga memberikan value untuk keduanya.

Urgensi Perombakan Pasal 27 UU ITE

Perbincangan tentang risiko penyalahgunaan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) sudah bergulir sejak lama, bahkan sejak regulasi itu mencuat ke publik. Setidaknya ada 45 pasal yang diatur dalam UU No. 19 Tahun 2016 (sebagai pembaruan dari UU No. 11 Tahun 2008) tersebut, sejauh ini Pasal 27 tentang “perbuatan yang dilarang”, seputar konten bermuatan pencemaran nama baik kerap kali dijadikan amunisi untuk menyerang kebebasan berpendapat yang dituangkan dalam jejaring sosial.

Poin-poin pada Pasal 27 UU ITE
Poin-poin pada Pasal 27 UU ITE

Pembaruan regulasi yang disahkan pada 27 Oktober 2016 mengusung beberapa perubahan. Spesifik pada Pasal 27, pembaruan dilakukan untuk menghindari multitafsir terhadap ketentuan yang tercantum pada Ayat 3, sehingga merilis beberapa penegasan di antaranya:

  • Menambahkan penjelasan atas istilah “mendistribusikan, mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik”.
  • Menegaskan bahwa ketentuan tersebut adalah delik aduan bukan delik umum.
  • Menegaskan bahwa unsur pidana pada ketentuan tersebut mengacu pada ketentuan pencemaran nama baik dan fitnah yang diatur dalam KUHP.

Di luar Pasal tersebut, sesuai dengan pertimbangan yang dilansir, urgensinya memang sangat perlu untuk memastikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek berjalan sesuai ketentuan. Sebut saja Pasal 9 pada Bab III yang menjelaskan tentang ketentuan pelaku usaha yang menawarkan produk dan jasanya melalui sistem elektronik (digital) harus menyediakan kelengkapan informasi. Dilanjutkan pada pasal selanjutnya tentang sertifikasi usaha dan produk yang menjadi standardisasi, tak lain untuk memberikan rasa nyaman bagi konsumen secara umum.

Termasuk untuk sterelisasi informasi di internet, yang tersaji pada Pasal 28, mengatur tentang larangan penyebaran berita bohong dan informasi yang menimbulkan kebencian. Tentu ini menjadi bagian penting untuk melandasi keragaman yang ada di Indonesia, menghindarkan dari berbagai tindakan provokasi melalui sistem elektronik yang ujungnya memecah-belah bangsa. Menariknya, saat ini masih saja mudah ditemui ujaran kebencian dan sejenisnya di media sosial –yang cenderung banyak dibiarkan.

Detil aturan yang masih multitafsir

Jika berbicara misi perlindungan yang ingin ditegakkan, tidak ada yang salah sama sekali. Konsentrasinya justru ada pada detail, sering kali membuat poin-poin yang tertera disalah artikan. Misalnya pada Pasal 27 Ayat 3, seputar penyebaran informasi yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Revisi di UU ITE terakhir memberikan penjelasan bahwa sebuah informasi dikatakan menghina atau mencemarkan nama baik indikasinya merujuk pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) –khususnya pada Pasal 310 sampai dengan Pasal 321 KUHP.

Sejatinya di sana sudah tertera dengan sangat jelas, misalnya tentang tindakan pencemaran nama baik.  Secara umum tindakan tersebut meliputi penistaan, penistaan dengan surat, fitnah, penghinaan ringan, dan pengaduan palsu. Namun masih saja daftar tersebut sering disalah gunakan. Dari kasus yang sudah ada, masalah utamanya adalah sulitnya untuk membedakan mana kritik, mana koreksi dan mana tindakan pencemaran.

Contoh kasusnya sudah banyak sekali, mulai dari kritik surel seorang ibu rumah tangga terhadap sebuah institusi kesehatan yang dikirimkan melalui email, hingga yang terakhir ramai dibincangkan netizen, tentang dikuaknya beberapa klaim sepihak atas prestasi seorang motivator oleh seorang melalui media sosial. Dari banyak kasus yang ada –terakhir yang juga dialami seorang standup comedian yang mengungkapkan keburukan pengembang apartemen—pelapor dalam hal ini pengunggah informasi tersebut menyertakan bukti yang menurutnya valid.

Namun dengan kekuasaan pihak yang merasa dirugikan, justru serangan balik yang lebih kencang dilontarkan, dengan dalih penegakan hukum. Kerap kali netizen geram, yang akhirnya meluluhkan serangan tersebut. Pembuktian atas informasi yang disampaikan –yang dianggap merugikan pihak pelapor—justru bukan menjadi misi utama di awal. Apakah karena proses hukum tindakan yang diambil untuk menutupi?

Urgensi membuat proses hukum lebih akuntabel

Salah satu indikasi efektivitas sebuah aturan adalah ketegasan. Sebaliknya, kegagalannya jika aturan tersebut menjadi sebuah “pasal karet”, bisa elastis mengikuti kepentingan. Kasus yang terjadi di atas, sangat dimungkinkan pangkalnya pada pasal yang masih elastis tersebut. Dari pola kasus yang ada, elastisitas tersebut cenderung mudah dimanfaatkan pihak berkuasa –salah satunya membungkam kebebasan berpendapat, khususnya dalam mengungkap sebuah kekeliruan.

Jadi dalam hal ini tegas mengatakan, bahwa ada urgensi untuk mengulas kembali untuk memberikan sebuah ketegasan dan prosedur yang jelas atas poin-poin yang memiliki kemungkinan untuk disalahartikan.

Berawal dari Kegemaran Mengoleksi Poin, Member.id Didirikan

Pada Selasa (15/08) lalu startup penyedia layanan loyalitas Member.id mengumumkan perolehan dana awal dari East Ventures. Kami berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Co-Founder & CEO Member.id Marianne Rumantir untuk mengulas lebih dalam tentang Member.id dan visi yang dimilikinya.

“Sebetulnya saya pada dasarnya mempunyai obsesi dalam mengumpulkan poin, terutama poin airlines, hotel dan poin yang didapat dari transaksi kartu kredit. Gara-gara ini saya jadi jarang bayar pakai cash,” ujar Marianne membuka cerita.

Tepatnya ia menikmati betul manfaatkan dari program loyalitas pelanggan saat tinggal di Amerika Serikat. Menurutnya program semacam itu sudah sangat ‘refined dan benar-benar memudahkan pelanggan, dalam kaitannya dengan proses mendapatkan ataupun mengklaim poin tersebut dalam bentuk reward tertentu.

Marianne sendiri adalah seorang traveller dan pengalamannya dengan poin loyalitas tersebut dirasa sangat memberikan manfaat, terlebih ia mengaku selalu loyal terhadap brand tertentu misal saat memilih hotel. Apa yang ia rasakan –seperti mendapat penginapan gratis dan sebagainya dari poin—sering dituliskan dalam blog travel pribadinya.

“Lalu teman-teman di Indonesia bingung melihat saya bisa liburan enak tapi gratis. Dari situ saya mengembangkan Member.id. Karena saya pikir di Indonesia belum banyak loyalty program yang bisa menawarkan penawaran yang solid yang bisa memudahkan anggotanya untuk stay loyal di brand tertentu,” imbuh Marianne.

Ia pun menyadari betul, bahwa Member.id memulai debutnya saat program loyalitas belum populer di Indonesia dan yang ada selama ini terkesan kurang menarik. Dari situ ia membawa misi untuk mengubah lanskap program loyalitas di Indonesia sehingga menghasilkan “point geek” seperti dirinya.

Secara umum, Member.id menjadi perusahaan teknologi dengan spesialisasi pada implementasi program loyalitas. Mulai dari mempersiapkan desain, membuat kerangka manajemen, analisis data, hingga pemasarannya.

Kustomisasi layanan adalah kunci sukses program loyalitas

Beberapa penyedia layanan loyalitas sudah ada di Indonesia, namun demikian Member.id cukup optimis dengan debutnya yang menawarkan layanan secara end-to-end. Member.id sendiri fokus kepada beberapa sektor industri, yakni transportasi, hotel, gaya hidup, ritel, dan e-commerce. Bagi Marianne sektor tersebut adalah penggerak market dan behavior orang di Indonesia.

“Jadi kami tidak menyediakan standar program loyalitas yang bisa dibeli begitu saja, karena setiap industri dan perusahaan mempunyai kebutuhan dan market yang berbeda-beda. Kami ingin bisa make sure kalau program loyalitas ini benar-benar efektif untuk setiap bisnis dan rewarding, makanya kita menawarkan jasa untuk operasional dan manajemen juga,” jelas Marianne menerangkan strategi bisnisnya.

Member.id juga tengah dalam proses pengembangan platform yang dapat dijadikan sebagai central points bank untuk sektor industri tersebut. Difungsikan untuk memudahkan penikmat reward dalam mengklaim atau mentransfer poin yang didapat. Intinya melalui kanal ini, member akan dimudahkan dalam pengelolaan benefit yang dimiliki.

Di sisi konsumen Indonesia, program loyalitas sebenarnya juga bukan hal yang baru lain. Menurut Marianne di Indonesia kebanyakan orang lebih suka mengumpulkan poin untuk ditukarkan dengan barang atau ditukarkan dengan diskon makan.

“Setiap redemption memang nilainya berbeda-beda, tapi yang saya lihat memang benefit yang ditawarkan ya banyaknya seperti itu, jadi untuk menukar dengan experience-based reward –seperti terbang dengan business class dengan harga yang sangat minim misalnya—masih belum banyak yang melakukan,” ujarnya.

Kondisi tersebut menurutnya membuat orang malah mengejar diskon di tempat yang berbeda-beda, bukannya loyal memakai brand tertentu saja.

Tantangannya pada eksekusi yang baik

Meski bukan hal baru, menerapkan program loyalitas pada sebuah lini industri memiliki tantangan tersendiri. Bagi Member.id, sosialisasi dan mengubah market behavior itu selalu menjadi tantangan apalagi mengenalkan sesuatu yang baru. Tapi menurutnya hal tersebut bisa diubah dengan eksekusi yang benar dan memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya.

Target Member.id adalah mengembangkan kerja sama dan klien di bidang transportasi dan hotel, juga menambah portofolio di sektor gaya hidup –sebagai tambahan kerja samanya yang sedang dijalani bersama Ismaya Group.

Aplikasi “Budget Hotel” dan Penerimaan Konsumen di Indonesia

Budget hotel tergolong tren baru dalam industri travel, menawarkan layanan penginapan sesuai kebutuhan konsumen. Karakteristiknya pengguna dapat memilih jenis layanan yang dibutuhkan saat menginap –jika layanan hotel umum secara otomatis menyajikan full-services—sehingga cenderung memberikan lebih banyak penghematan di sisi konsumen.

Mengikuti tren digital, budget hotel juga ditawarkan oleh OTA (Online Travel Agency), bahkan sudah ada beberapa pemain spesifik yang hadir di Indonesia, sebut saja Airy Rooms, NIDA Rooms, RedDoorz, hingga ZEN Rooms.

Untuk mengetahui popularitas dan pandangan konsumen di Indonesia terhadap budget hotel, DailySocial bekerja sama dengan JakPat melakukan survei kepada pengguna smartphone di Indonesia untuk mengetahui ketertarikannya terhadap layanan tersebut. Sekurangnya ada 1005 responden yang mengikuti survei tersebut.

Tesis kami diawali dengan mengetahui kecenderungan pengguna ketika hendak menyewa sebuah tempat penginapan, sebanyak 65.77% telah memanfaatkan aplikasi atau layanan web agregasi, 41% mendatangi langsung hotel untuk menyewa, 18,81% melalui telepon, dan 17,31% melalui agen travel (offline).

Kecenderungan orang menggunakan layanan budget hotel

Porsinya sudah jelas, ada separuh lebih dari responden yang telah memanfaatkan layanan digital untuk memesan tempat penginapan. Lalu tentang penggunaan aplikasi budget hotel responden mengaku telah mengenal beberapa nama pemain, di antaranya ZEN Rooms, RedDoorz, NIDA Rooms, dan Tinggal.

Budget Hotel Survey 1

Habit pemesanan langsung tetap dilakukan konsumen tatkala memesan budget hotel. Cukup masuk akal, karena pada umumnya orang memilih jenis penginapan tersebut lantaran membutuhkan efisiensi biaya atau hanya butuh sekedar menginap –umumnya dilakukan oleh pelancong, atau istilah kekiniannya backpackers. Selain penghematan dari sisi biaya, ternyata alasan lain orang-orang menggunakan budget hotel adalah efisiensi waktu.

Budget Hotel Survey 2

Dasar pemilihan budget hotel untuk menginap

Bagi pengguna budget hotel sendiri, ada beberapa kriteria yang ditentukan dalam memilih sebuah tempat. Faktor harga menjadi dominan, disusul jarak dengan destinasi terdekat. Berkaitan dengan faktor lain seperti tingkatan bintang suatu hotel dan fasilitas justru tidak terlalu menjadi perhatian. Konsiderasi ini bisa ditarik menjadi sebuah pola tentang konsumen budget hotel, yaitu hemat dan mudah dijangkau.

Budget Hotel Survey 3

Terkait dengan temuan lain seputar karakteristik konsumen budget hotel di Indonesia, bisa diunduh selengkapnya dalam laporan bertajuk “Budget Hotels Apps in Indonesia Survey 2017”. Temukan juga kabar terbaru tentang ekspansi, pendanaan, dan pergerakan baru pemain OTA di sektor budget hotel di Indonesia.

Memahami Dasar-dasar “Data Science” untuk Bisnis (Bagian 1)

Data is a new currency. Kalimat tersebut akhir-akhir ini santer diperbincangkan dikaitkan dengan gerakan transformasi digital, mengisyaratkan betapa bernilainya data bagi sebuah langkah strategis bisnis. Namun jika dirunut, urgensi pemanfaatan data sebenarnya tak lain muncul dari komoditas data itu sendiri sebagai objek digital. Saat ini data bisa diperoleh dari mana saja, dari perangkat komputasi yang sehari-hari digunakan, dari penggunaan komputer, ponsel, kamera, hingga perangkat berbasis sensor yang terpasang di dinding.

Tren tersebut menghadirkan dua jabatan baru dalam lini teknologi, yakni Data Engineer dan Data Scientist. Data Engineer memiliki tugas utama untuk menemukan cara dalam menangkap, mengumpulkan dan memadatkan sebuah data dari sumbernya. Domain pekerjaannya termasuk membangun dan mengelola sebuah sistem yang menjadi produsen data, hingga data-data tersebut berada di dalam sebuah tempat untuk dikelola lebih lanjut.

Sedangkan Data Scientist memiliki misi mengolah data tersebut menghasilkan pengetahuan yang bernilai dan dapat diaplikasikan. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa Data Science merupakan sebuah proses memproduksi pengetahuan data (data insight). Adapun karakteristik dari pengetahuan data tersebut ialah sebuah simpulan yang dapat dilaksanakan (actionable), memberikan simpulan atau prediksi yang dapat dimengerti untuk beragam kebutuhan spesifik.

Dasar ilmu Data Science

Untuk menjadi seorang Data Scientist diperlukan pemahaman tentang beberapa hal, yakni kemampuan analisis menggunakan konsep matematika dan statistik, kemampuan pemrograman untuk pengolahan data, dan pemahaman pada subjek spesifik pada bidang bisnis yang digeluti. Karena menangani kebutuhan di bidang tertentu, Data Scientist sering direpresentasikan pada sebuah istilah yang lebih rinci, misalnya ad-tech data scientist, political analyst, head of banking digital analyst dan sebagainya.

Terkait dengan dasar ilmu, matematika menjadi penting sebagai landasan metode deterministik untuk operasi perhitungan kuantitatif (numerik). Aplikasinya dalam Data Science untuk membangun model keputusan, menyusun prakiraan hingga memperhitungkan sebuah prediksi. Memahami dasar kalkulus dan aljabar linier menjadi porsi wajib saat seseorang ingin memulai terjun ke dalam analisis data. Karena keduanya teori paling fundamental yang akan banyak digunakan.

Pemahaman tentang metode statistik digunakan sebagian besar untuk memahami tentang makna data, termasuk untuk melakukan validasi hipotesis dari pengetahuan yang dihasilkan data, menyimulasikan skenario, hingga membantu penyusunan sebuah prakiraan. Wajib hukumnya untuk memahami ilmu statistik dasar. Dalam penerapannya, konsep matematika dan statistika berjalan beriringan, mengharuskan pengelolanya jeli menyisipkan formula sesuai dengan pemrosesan data yang dibutuhkan.

Kemampuan pemrograman atau coding –setidaknya tingkat dasar—juga harus dimiliki. Kode yang dituliskan nantinya akan digunakan untuk menginstruksikan komputer dalam memanipulasi, menganalisis dan memvisualisasikan data yang telah dirapikan.

Kegiatan mengelola data

Sumber data sangat beragam, implikasinya data yang dihimpun juga bervariasi. Dalam standar data digital, setidaknya tipikal data tersebut terbagi ke dalam tiga jenis:

  1. Data terstruktur (structured data); yakni data yang sudah dikelola, diproses dan dimanipulasi dalam RDBMS (Relational Database Management System). Misalnya data tabel hasil masukan formulir pendaftaran di sebuah layanan web.
  2. Data tidak terstruktur (unscructured data); yakni berupa data mentah yang baru didapat dari beragam jenis aktivitas dan belum disesuaikan ke dalam format basis data. Misalnya berkas video yang didapat dari kamera.
  3. Data semi terstruktur (semistructured data); yakni berupa data yang memiliki struktur, misalnya berupa tag, akan tetapi belum sepenuhnya terstruktur dalam sistem basis data. Misalnya data yang memiliki keseragaman tag, namun memiliki isian yang berbeda didasarkan pada karakteristik pengisi.

Data Engineer bertugas untuk menyelaraskan ketiga tipe data tersebut, termasuk di dalamnya mengatur skema data. Mengapa merapikan data tersebut menjadi tugas penting? Ketika berbicara data dengan ukuran yang sangat besar, efisiensi perlu dilakukan dalam arsitektur data, tujuannya untuk memberikan kemudahan sekaligus kecepatan dalam pengelolaan serta akses data. Bagi Data Scientist, salah satu validitas data juga ditentukan dari seberapa relevan sumber data yang dimiliki, baik sebagai pelengkap ataupun pembanding.

Sementara itu, kegiatan analisis data dilakukan dengan bahasa Python atau R untuk memanipulasi data dan menggunakan SQL untuk melakukan query (termasuk membuat relasi) pada sumber data. Coding dilakukan kala sumber data telah menjadi ekstensi berkas yang siap diolah. Secara universal terdapat empat format umum yang dapat diterima hampir semua sistem analisis data, yaitu Comma-separated Values (CSV), Scripts (*.py, *.ipynb, *.r dll), berkas aplikasi tabel (*.xlsx, *.qgs dll), dan berkas pemrograman web (*.html, *.svg dll).

Keluaran Data Science untuk siapa saja

Salah satu keterampilan yang wajib dimiliki seorang Data Scientist adalah komunikasi, baik secara lisan atau tertulis. Seluruh pengetahuan dari data harus disampaikan dengan baik, tanpa kemampuan komunikasi yang benar, maka kebutuhan tersebut tidak akan tersalurkan. Kemampuan komunikasi termasuk di dalamnya menjelaskan berbagai unsur yang kompleks sehingga mudah untuk dipahami oleh pengguna data, termasuk ketika membuat visualisasi grafik dan narasi.

Perkembangan operasi bisnis digital yang sangat masif saat ini pada akhirnya membuat Data Science tidak hanya dilaksanakan oleh perusahaan besar saja, akan tetapi startup digital pun memandangnya sebagai sebuah bagian penting untuk mendampingi keputusan strategi bisnis. Sebagai ilustrasi, beberapa contoh penerapan Data Science dalam bisnis di antaranya untuk membantu sistem bisnis secara keseluruhan, tujuannya untuk meningkatkan ROI (Return of Investment) dengan memberikan gambaran tentang aktivitas terukur.

Contoh lagi untuk membantu pemasaran bisnis. Dari data yang histori yang telah terhimpun, sebuah pengetahuan dapat dibuat untuk menghasilkan analisis prediktif mengidentifikasi strategi apa saja yang efektif dijalankan, sehingga pemasar dapat mengeliminasi berbagai jenis tindakan yang tidak memberikan banyak dampak bagi performa penjualan. Di lain sisi, berbagai strategi baru sangat mungkin ditemukan dengan melihat tren data yang ada. Dan masih banyak contoh model implementasi lainnya termasuk untuk production-costs optimization, pricing model optimization, recommendation engine, fraud detection, dll.

Baca juga: