Layanan Streaming video OnAirNOW Meluncur dalam Versi Beta

Sebuah startup Indonesia baru mengusung layanan aplikasi streaming video bernama OnAirNOW. Layanan yang sudah tersedia di platform web dan dalam bentuk aplikasi Android ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan penyiaran video secara real-time. OnAirNOW dikembangkan oleh PT OnAirNOW Interactive yang merupakan bagian dari Adamobile Group.

Tak hanya itu, layanan juga didesain untuk dapat membuat penyiar video mampu berinteraksi dengan penontonnya. Konsep on-air yang diusung mirip dengan layanan Cliponyu atau HelloStar, hanya saja dari konten yang sudah ada di OnAirNOW tidak ada batasan jenis video on-air yang dibagikan, layaknya Periscope. Dari rilisnya bahkan OnAirNOW menyatakan akan mengkhususkan layanannya untuk media promosi kreativitas dan menunjang kebutuhan pendidikan.

CEO sekaligus Founder Adamobile Adam Suherman dalam sambutannya terkait peluncuran OnAirNOW mengatakan:

“Aplikasi OnAirNOW dapat memfasilitasi masyarakat Indonesia untuk berbagi pengetahuan, bakat dan kretivitasnya. Saya percaya masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam bakat dan kreativitas yang tinggi. Dan sebagai pendiri Adamobile, saya berharap untuk dapat berpartisipasi di dalam mendukung program Presiden Jokowi untuk menciptakan 1000 technopreneurs.”

Pada aplikasi live video streaming ini penyiar (atau orang melakukan on-air video) dapat mengenaan biaya kepada pengguna lain yang ingin menonton videonya. Seknario ini yang dinilai mampu menjadi sebuah proses bisnis apik di dalam aplikasi. Misalnya, untuk beberapa orang yang ingin mengadakan kursus online atau pembelajaran tertentu yang dilakukan secara berbayar.

OnAirNOW juga menerapkan proses bisnis yang tak jauh berbeda dengan layanan Cliponyu atau sejenisnya untuk video yang dirilis secara publik. Penonton dapat membeli gift-voucher untuk diberikan kepada penyiar. Penyiar dapat mengklaim gift-voucher yang didapat dari penonton ke dalam uang tunai atau hadiah lainnya kepada OnAirNOW.

OnAirNOW masih dalam tahap beta. Konten yang ada pun juga belum begitu tertata, terutama dikarenakan belum adanya kanal kategori. Penting bagi pengembang untuk menghadirkan mengkategorikan kanal video, karena tidak ada aturan baku terkait jenis video yang dapat diputarkan. Standar publikasi konten juga layak untuk diperhitungkan, karena walau bagimanapun sebagai sebuah layanan yang memiliki proses bisnis premium harus mengutamakan kualitas konten.

Application Information Will Show Up Here

UberMOTO Mulai Diujicobakan, Indonesia Berpotensi Menjadi Tujuan

Hari ini Uber resmi meluncurkan pilot project layanan ojek berbasis aplikasi UberMOTO. Thailand (khususnya di Bangkok) menjadi destinasi yang dipilih untuk melakukan uji coba layanan baru tersebut. Dalam rilisnya Uber mengatakan, dipilihnya Bangkok menjadi pusat uji coba lantaran nantinya UberMOTO memang akan ditargetkan di negara berkembang, khususnya di pusat perkotaan yang memiliki kepadatan lalu lintas tinggi.

Layanan UberMOTO tak jauh berbeda dengan apa yang sudah disuguhkan GrabBike maupun Go-Jek yang kini menarik menjadi perbincangan. Lantas apakah UberMOTO akan turut meramaikan pangsa pasar ojek online di Indonesia?

Visi UberMOTO memberikan solusi di negara berkembang

Tak diragukan lagi jika menyasar negara berkembang, apa pun perusahaannya akan melihat Indonesia menjadi potensi bertumbuhnya bisnis yang wajib digarap. Ada tiga hal yang membuat mengapa UberMOTO diindikasi akan hadir di Indonesia. Pertama, layanan ojek menjadi salah satu komoditas umum yang hingga saat ini masih sangat banyak peminatnya. Kedua, Uber sudah memiliki basis layanan di Indonesia.

Kemudian yang ketiga adalah terkait dengan regulasi. Bagi Uber yang terbilang cukup “kebal” dengan isu regulasi, berdasarkan pengalaman layanan yang ada sebelumnya, akan memberikan spirit tersendiri untuk menghadirkan UberMOTO ke Indonesia. Pasalnya bisa dibilang untuk pengurusan izin layanan ojek lebih “mudah”. Terlebih sudah ada layanan yang sudah menjalankan hal serupa di Indonesia.

Persaingan dengan layanan GrabBike, Go-Jek atau bahkan pemain lain yang datang dan pergi

Ada sebuah fenomena yang menarik kita amati ketika dua pemain ojek online yang kini ada di Indonesia berebut pasar. Untuk saling mengakuisisi pelanggan, banyak hal yang dilakukan, mulai dari advertising yang kuat, hingga persaingan dengan banting promo dan harga penawaran. Benar saja, ketika salah satu pemain mengeluarkan promo “murah”, pengguna pun berbondong menggunakan layanan terkait. Begitu pun sebaliknya.

Artinya ketika UberMOTO nantinya masuk, isu terhadap pembentukan pasar bukanlah hal yang tak mungkin. Terlebih Uber sendiri sudah memegang brand yang cukup kuat di lanskap on-demand tanah air. Sekaligus menjadi kesempatan emas jika UberMOTO berhasil mengidentifikasi isu-isu yang santer terjadi dalam kaitannya dengan layanan pelanggan yang sering dipermasalahkan oleh konsumen dengan layanan ojek online yang telah ada.

Pemilihan peluncuran global di Thailand sekaligus mempelajari karakteristik pasar berkembang

Thailand dan Indonesia memiliki kesamaan dalam hal pilihan transportasi ojek. Di kedua negara ojek sudah menjadi budaya transportasi yang dekat dengan masyarakat. Misi yang ditawarkan pun sama, dengan mengusung kemitraan dengan pemain ojek lokal untuk bekerja secara lebih fleksibel menjadi bagian dari UberMOTO.

Pemilihan Thailand juga dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa UberMOTO secara tersirat sedang mempelajari karakteristik pasar negara dengan budaya transportasi ojek. Di Thailand sendiri, UberMOTO menjalin kemitraan dengan  Thai Traffic Police and Head Awareness Club (HAC), sebagai sebuah lembaga negara yang memfokuskan pada upaya menertibkan masyarakat dalam berlalu lintas.

Ketika pilot project di Thailand berhasil, sangat dimungkinkan pendekatan yang ada untuk direplikasi di Indonesia, untuk menciptakan penguasaan layanan ojek on-demand.

Kesempatan lainnya, masyarakat di Indonesia yang sudah makin mapan dengan layanan berbasis aplikasi sudah “tak peduli” lagi dengan jargon-jargon pemasaran. Entah itu aplikasi buatan lokal ataupun buatan perusahaan internasional, yang ingin mereka tahu adalah bagaimana layanan yang disuguhkan memberikan kenyamanan dan sesuai dengan kebutuhan.

Application Information Will Show Up Here

Mencoba Memahami Langkah Go-Jek Akuisisi Dua Startup Pengembang India

Kabar ini sebelumnya sudah sempat dirumorkan oleh DailySocial per Oktober 2015 lalu, terkait akuisisi Go-Jek terhadap dua startup pengembang teknologi asal India. C42 Engineering dan CodeIgnition nama dari dua startup tersebut yang kini sudah diumumkan pihak Go-Jek di ranah publik.

Dua startup tersebut kini sedang giat bekerja untuk membenahi sistem back-end aplikasi Go-Jek yang sebelumnya sering terjadi glitch ketika calon pengguna ramai membuat order. Tak hanya isu di aplikasi pengguna akhir, namun komunikasi antar sistem ke aplikasi yang digunakan tukang ojek pun sempat beberapa kali bermasalah.

Memiliki semangat seperti yang sempat populer disampaikan oleh ex-CEO Microsoft Steve Ballmer “developer…developer…developer…” dalam acara Microsoft Build Developer Conference, Go-Jek benar-benar ingin mematangkan bisnis yang kini mulai besar dari sisi sistem IT. Bahkan sebelumnya CEO Go-Jek Nadiem Makarim sempat mengatakan bahwa dalam tahun ini, pihaknya akan merekrut lebih dari 100 tim IT yang terdiri dari engineer, programmer dan data scientist, terutama dari India.

Sebagai sebuah bisnis digital, pondasi berupa sistem yang baik akan terus menelurkan perkembangan bisnis yang dahsyat. Bahkan saat ini Go-Jek pun juga sudah bisa dikatakan memiliki basis yang kuat dari sisi bisnis. Tak heran upaya Nadiem dan tim seakan terlalu “beringas” dalam merekrut para engineer untuk menciptakan sistem IT yang lebih baik. Pada intinya, untuk bisnis seperti Go-Jek, landasan aplikasi/sistem IT menjadi denyut nadi dalam laju bisnis.

Banyak yang menanyakan, mengapa tidak mencoba menggunakan sumber daya dalam negeri?

Jawaban paling logis adalah karena Go-Jek sudah tidak punya waktu lagi untuk bertaruh. Sistem Go-Jek sudah tersebar begitu luas, sudah ditempatkan di berbagai kota di Indonesia. Menjadi sebuah pengalaman menarik, pasalnya Go-Jek begitu mengedepankan ekspansi dari pada pematangan sistem sebelumnya. Oleh karenanya, penanganan cepat dan tepat mau tak mau menjadi pilihan.

Dua startup yang diakuisisi disebutkan memiliki track record cukup baik sebagai startup pengembang produk software. Keduanya sudah berpengalaman cukup lama dalam melakukan pengembangan software.

Go-Jek sendiri sudah beberapa kali meng-outsource pengembangan layanan-layanan barunya ke pengembang lokal. Pun tampaknya belum ada yang cocok untuk dijadikan basis akuisisi.

Seperti diutarakan Nadiem, pihaknya merasa sangat terbantu dalam melakukan scale up back-end aplikasi dengan dua perusahaan ini, sehingga saat ini diklaim makin minim isu yang terjadi pada aplikasi. Meskipun tentu saja tidak murni bebas bug.

Nadiem sendiri mengklaim bahwa mereka masih memiliki lebih banyak engineer lokal, ketimbang yang berkebangsaan India. Itu sebabnya mereka masih bangga menggunakan embel-embel “karya anak bangsa”.

Application Information Will Show Up Here

Program Akselerator Alpha Startups dari 1337 Ventures Hadir di Indonesia

Kemitraan strategis antara 1337 (Leet) Ventures, Convergence Ventures, Baidu Indonesia dan Gobi Partners mengadirkan program akselerator Alpha Startups ke Indonesia. Inisiatif ini sekaligus membawa 1337 Ventures resmi masuk ke jajaran pemodal ventura startup Indonesia. Program ini juga turut menggandeng Amazon Web Services (AWS) untuk memberikan dukungan layanan server bagi startup terpilih.

Untuk batch pertama program ini sudah mulai dibuka pendaftarannya, dan akan diumumkan kandidat startup terpilih per 28 Maret 2016. Selanjutnya akan diteruskan pada batch kedua di bulan Agustus mendatang.

Startup digital di setiap segmen produk/pasar berhak mengikuti program ini.  Startup terpilih, bisa sampai 3 startup per batch, akan mengikuti program bimbingan, termasuk diberikan fasilitas berupa ruang bekerja, fasilitas pendukung produktivitas dan juga suntikan investasi senilai $25.000 (senilai Rp 325 juta). Seleksi akan menjaring sekitar 25 startup, kemudian akan dipilih 3 startup terbaik untuk masuk dalam tahap akselerasi dalam rangkaian program ekslusif.

Sebelumnya program Alpha Startups sudah pernah dilaksanakan di Malaysia (sebagai basis 1337 Ventures), Singapura dan juga di Filipina. Sedikitnya sudah ada 23 startup yang berhasil masuk dalam tahak akselerasi dan mendapatkan pendanaan lanjutan dari berbagai investor. Dan ekspansi program ke Indonesia dilandasi sebuah pandangan kemajuan eksosistem startup yang dinilai tercepat perkembangannya di Asia Tenggara.

Dalam pengumuman program Alpha Startups Indonesia 2016, Bikesh Lakhmichand selaku Founding Partner 1337 Ventures menyampaikan:

“Kami bangga dapat masuk ke pasar Indonesia bersama dengan investor lokal dan pengembang eksosistem (startup). Kami begitu berhati-hati dalam menjangkau pasar (Indonesia) dan percaya bahwa di sana ada kesempatan yang jelas untuk menjalankan program akselerator stadium awal untuk merealisasikan dan mendanai ide menjadi sebuah startup berpotensi tinggi untuk berkembang. Selain itu, kemitraan dengan investor dan perusahaan lokal akan membantu meningkatkan kualitas produk dan dukungan pasca program.”

Bagi entrepreneur atau startup yang tertarik mengikuti program ini, sebagai bagian dari proses pendaftaran, diminta untuk mengirimkan video berdurasi satu menit yang memaparkan tentang konsep ide atau startup yang akan dikembangkan (formulir submisi). Bagi pendaftar terpilih akan mengikuti sebuah sesi intensif selama lima hari untuk mematangkan konsep, termasuk menjalani pengembangan pangsa pasar, produk dan strategi pemasaran.

Lagi, Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Kembangkan Aplikasi Menemukan Restoran Halal

Hidup di luar negeri memang menyajikan banyak tantangan. Salah satunya yang dialami dua pelajar asal Yogyakarta yang mengikuti studi magister di di National Chiao Tung University (NCTU) Taiwan. Aris Kusumo Diantoro dan Faisal Fahmi namanya. Sebagai Muslim, keduanya kadang merasa kesulitan untuk menemukan tempat makan yang menyajikan hidangan halal di Taiwan karena erbedaan kultur yang signifikan.

Tak lantas hanya diam diri dan mengeluh, keduanya kini justru melahirkan sebuah solusi bernama “Taiwan Halal”, sebuah aplikasi ber-platform Android yang dapat dimanfaatkan warga Muslim di Taiwan untuk menemukan tempat makan yang menyediakan hidangan halal.

Ini bukan pertama kali mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri menciptakan layanan pencari tempat makan halal. Sebelumnya ada Agung Pambudi, seorang mahasiswa Indonesia di Jepang yang mengembangkan aplikasi mobile HalalMinds.

Menjadi sebuah tren menarik, karena rata-rata masyarakat Indonesia (yang didominasi muslim) akan mengalami isu yang sama saat harus tinggal untuk waktu yang lama di negara-negara dengan persebaran restoran halal minim. Keduanya juga dikerjakan oleh pelajar Indonesia, dimulai dari kegelisahan yang dialami, kemudian memunculkan opsi solusi.

Berbicara spesifik tentang Taiwan Halal, saat ini app tersebut baru dipublikasikan dalam fase beta. Sebelumnya juga sudah ada aplikasi serupa dengan nama “Halal Taiwan”, hanya saja aplikasi Taiwan Halal besutan muslim Indonesia ini juga dipersonifikasi dengan kanal pencarian masjid, hotel dengan sajian halal, dan juga komunitas muslim di Taiwan.

Jika melihat dari website-nya pun, aplikasi akan dihadirkan dalam tiga bahasa di versi penuhnya, yakni dengan bahasa Indonesia, Inggris dan Mandarin. User experience yang ditawarkan pun menarik, karena begitu menekankan pada kegunaannya sebagai sistem informasi geografi (dalam hal ini berbentuk peta dan penunjuk jalan).

Menjadi indikasi baik ketika para anak bangsa tetap mampu berinovasi di lingkungan luar yang menghadirkan banyak tantangan. Tak menutup kemungkinan ke depan layanan lain akan terus dimunculkan, semisal untuk mencari tahu teman satu kebangsaan yang sudah bekerja profesional atau di bidang studi sama di suatu negara, atau bahkan untuk mempermudah komunikasi dengan pihak kedutaan besar.

Pada akhirnya tantangan selalu dapat diubah menjadi sebuah kesempatan inovasi bagi para insan kreatif.

Application Information Will Show Up Here

Inilah Daftar Pemenang #DSQuiz Social Media Week Jakarta 2016

Setelah melalui tahap penilaian dari beberapa submisi jawaban yang masuk ke DailySocial Quiz (#DSQuiz) untuk acara Social Media Week Jakarta 2016, tim penilai telah menentukan masing-masing dua pemenang untuk tiap sesi Masterclass. Para pemenang akan mendapatkan tiket MasterClass secara gratis, senilai 600 ribu Rupiah, sesuai dengan sesi yang ingin diikuti.

Berikut adalah daftar pemenangnya:

Masterclass 1: Keys to Working with Blogger and Influencers

  • Darda Pritama
  • Samiaji Adisasmito

Masterclass 2: Membuat Infographic dari Social Data

  • Albertus Hendro
  • Andang Iskandar

Masterclass 3: Social Media Measurement Metric

  • Cheryl Budiarto
  • Ivan Rizki Kurniawan

Untuk mengklaim tiket, para pemenang diharapkan segera mengirimkan email ke Dhimas Lazaro ([email protected]) paling lambat hari Rabu, 24 Februari 2016 pukul 10.00 WIB, dengan ketentuan isi email sebagai berikut:

  • Nama lengkap (sesuai kartu identitas).
  • Nomor handphone yang bisa dihubungi.
  • Tuliskan email dengan subjek: Pemenang #DSQuiz with SMWJakarta.

Mengusung tema besar “The Invisible Hand: Hidden Forces of Technology”, Social Media Week Jakarta 2016 mulai digelar hari ini. Sebanyak 99 pembicara dengan berbagai materi yang membahas isu terkini seputar teknologi, internet dan bisnis akan dihadirkan.

DailySocial akan menjadi salah satu pemateri dalam sesi keynote yang akan disampaikan hari esok, untuk membahas data-data terkini terkait perkembangan dan masa depan startup di Indonesia.

Bila tertarik untuk mengikuti sesi lain, peminat dapat melihat jadwal dan melakukan pendaftaran melalui tautan berikut ini.

Kami ucapkan untuk para pemenang #DSQuiz! Semoga materi yang akan disampaikan mampu menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman yang berharga, sesuai dengan apa yang telah dituliskan dalam jawaban masing-masing di sesi kuis.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Social Media Week Jakarta 2016

DailySocial Akan Sampaikan Data Startup Indonesia dalam SMW Jakarta 2016

Membawa tema “The Invisible Hand: Hidden Forces of Technology” pagelaran Social Media Week Jakarta 2016 digelar Minggu ini. Sebanyak 99 pembicara dengan berbagai materi yang membahas isu terkini seputar teknologi, internet dan bisnis akan dihadirkan. Salah satunya adalah CEO DailySocial.id Rama Mamuaya. Dalam keynote speech-nya akan dipaparkan data-data mengenai lanskap startup 2015 di Indonesia dan prediksinya untuk tahun 2016.

“Data. Data. Dan, data. Keynote ini akan fokus ke data yang kami dapatkan selama tahun 2015. Dapatkan informasi mengenai apa yang terjadi selama 2015, dan prediksi pemain industri untuk 2016,” jelas Rama menuturkan apa yang akan disampaikan pada Rabu esok.

SMW-TeaserMeetUp_DailySocial

Tahun ini menjadi momen menarik dalam perkembangan teknologi nasional, beberapa penerapan teknologi sudah mulai terlihat matang di Indonesia. Salah satu yang akan dibahas dalam presentasi Rama Mamuaya adalah seputar data yang menunjukkan pertumbuhan beberapa sektor startup, salah satunya fintech (financial technology). Sebagai salah satu “disrupting sector” dalam ekonomi dunia, bagaimana startup fintech berpijak akan menjadi diskusi seru. Beberapa bahasan lain, seperti fakta-fakta terkait investasi startup lokal dan sektor on-demand termasuk dalam agenda diskusi juga.

Sesi ini akan disampaikan pada SMW Jakarta hari Rabu 24 Februari 2016 pukul 13.00 – 15.00 WIB bertempat di Hall Senayan City lantai 8. Menjadi sebuah momen berharga bagi yang ingin mengetahui seputar update startup digital Indonesia untuk sekarang dan nanti.

Untuk mengikuti sesi ini, dapat melakukan pendaftaran melalui tautan ini.

Social Media Week Jakarta 2016 Digelar Bulan Ini

Acara media sosial terbesar Indonesia “Social Media Week Jakarta 2016 (#SMWJakarta)” kembali digelar. Mulai dari pembahasan seputar pemasaran berbasis konten sebagai pendekatan bisnis baru, masa depan ekonomi kreatif nasional, lanskap startup dan prediksinya di tahun 2016, hingga pembahasan tentang investasi peningkatan traksi media sosial untuk meningkatkan retrun of investment (ROI) akan didiskusikan selama 4 hari penuh.

Social Media Week merupakan sebuah inisiatif global yang akan membahas bagaimana memastikan kekuatan teknologi mampu termanfaatkan dengan baik di masyarakat, menciptakan keuntungan dan potensi tersembunyi dari setiap aksi individu di dalamnya.

SMW sendiri pertama kali digelar di New York pada tahun 2009. Acara tahunan ini diadakan selama dua periode dalam setahun (Februari dan September). Setiap momen pelaksanaan SMW selalu memiliki garis besar yang berbeda dari waktu ke waktu, disesuaikan dengan yang saat ini sedang “hot” di lanskap digital dunia.

Tahun 2016 sendiri menjadi bagian penting dalam perkembangan teknologi. Beberapa evolusi teknologi siap untuk dihadirkan. Perangkat pintar, konektivitas, analisis data dan machine learning memasuki babak baru. Mengusung tema besar “The Invisible Hand: Hidden Forces of Technology“, #SMWJakarta ingin merepresentasikan dari perkembangan tersebut.

Bersama para pakar dan praktisi di masing-masing bidang (tercatat saat ini ada 99 pembicara dari dalam dan luar negeri), para peserta akan dihadapkan pada berbagai insight bermanfaat. Rangkaian acara akan digelar mulai pada tanggal 23 – 26 Februari 2016 di Senayan City. Dari banyaknya topik bahasan yang ditawarkan, peserta dapat memfokuskan keikutsertaan pada materi yang relevan dengan kebutuhannya.

Pesatnya perkembangan digital yang ada saat ini menghadirkan tantangan sekaligus kesempatan bagi pelaku bisnis tanah air untuk menggarap pangsa pasar. Saluran media sosial dan teknologi yang ada patut disiasati dengan baik. Keandalan dalam memanfaatkan saluran tersebut terbukti membuat bayak bisnis melenggang sukses, seperti yang nanti akan diceritakan oleh para pemateri di #SMWJakarta.

Dari data Laporan Startup 2015 yang dirilis DailySocial, terbukti bahwa ekosistem internet dan mobile market di Indonesia terus bertumbuh. Menutup tahun 2015, sekitar 83,6 juta pengguna internet aktif tersebar di seluruh Indonesia, dengan 69,3 persen di antaranya adalah digital native yang menghabiskan lebih dari 5 jam per hari untuk mengakses Internet.

Saat ini pendaftaran masih dibuka untuk masing-masing bahasan. Biaya Conference Pass untuk dua hari adalah 2,5 juta Rupiah dan tersedia diskon khusus untuk pembelian minimal 5 orang dari perusahaan yang sama. Selain Conference Pass, tersedia juga 3 kelas MasterClass khusus dengan biaya 600 ribu Rupiah per sesi.

Peminat bisa segera mendapatkan #SMWJakarta Conference Pass sekarang juga, mengingat tiket mulai hampir habis. Tiket bisa dibeli di Blibli atau melalui email ke [email protected].

DailSocial Quiz (#DSQuiz) sendiri memberikan kesempatan kepada Anda untuk mendapatkan tiket gratis MasterClass, yang akan diumumkan pemenangnya Senin (22 Februari 2016), dengan menjawab tantangan berikut:

Dari tiga sesi Masterclass berikut, mana yang menurut Anda paling menarik? Berikan alasannya!

  1. Masterclass 1: Keys to Working with Blogger and Influencers
  2. Masterclass 2: Membuat Infographic dari Social Data
  3. Masterclass 3: Social Media Measurement Metric

Tuliskan jawaban Anda di kolom komentar. Pemenang terpilih (6 orang) akan mendapatkan tiket MasterClass secara gratis sesuai dengan sesi yang ingin diikuti.

BlackBerry Messenger Masih Terpopuler di Indonesia

Aplikasi pesan menjadi salah satu yang paling esensial di hampir setiap penggunaan smartphone. Di Indonesia, terdapat beberapa opsi aplikasi pesan yang umum digunakan oleh masyarakat. Dari beberapa opsi aplikasi tersebut, BlackBerry Messenger (BBM) masih menjadi yang terlaris di Indonesia. Data tersebut seperti yang tersaji dalam laporan riset JakPat (JajakPendapat) kepada 1033 responden di usia produktif smartphone dari beberapa wilayah di Indonesia.

Survey Messenger App Jakpat 1

Dari lima besar aplikasi yang digunakan, setelah BBM di urutan kedua ada WhatsApp, LINE, Facebook Messenger dan Telegram. Tiga besar di urutan pertama mendominasi di setiap jangka usia, baik anak-anak hingga dewasa. Sisanya terlihat tersegmentasi di beberapa pembagian usia. Sedangkan beberapa aplikasi pesan lain, misalnya KakaoTalk atau Path Talk, masih ada penetrasinya, namun sangat sedikit dibanding dengan para pemimpin pasar.

Menariknya di riset yang sama mengungkapkan penggunaan BBM merata berada di persentase puncak di setiap kategori penggunaan, baik untuk berhubungan sesama teman, di lingkungan pekerjaan dan juga keluarga. Sedangkan berada di urutan selanjutnya masih didominasi antara LINE dan WhatsApp.

Di platform WhatsApp, LINE dan BBM, banyak pengguna tergabung di lebih dari satu grup. Dengan grup yang paling mendominasi adalah grup pertemanan, kantor, keluarga, hobi/komunitas, sekolah/alumni dan mobile shopping. Sedangkan kebanyakan konten yang dibagikan kebanyakan adalah gambar lucu, salinan pesan broadcast, berita dan juga info lowongan pekerjaan.

Survey Messenger App Jakpat 2

BBM juga menguasai persentase (lebih dari 65%) dengan pengguna yang paling sering mengganti status atau foto profil.

Menjadi menarik ketika melihat BBM masih menduduki peringkat terpopuler dalam penggunaannya di Indonesia. Hal ini bisa dikaitkan dengan bagaimana tren ponsel BlackBerry di awal masuk ke Indonesia. Banyak dari tokoh publik atau populer menggunakannya. Kala itu handset BlackBerry menjadi modis, dengan fitur BBM, tat kala masih sangat sedikit penetrasi aplikasi mobile messenger, dan baru di fase perpindahan dari tren SMS.

Namun handset BlackBerry sendiri saat ini sudah terlihat mulai tenggelam, di balut penggunaan ponsel berplatform Android dan iOS. Keputusan pihak BlackBerry merilis BBM di berbagai platform sepertinya menjadi langkah yang pas ketika mereka sudah merasa penetrasi hardware sudah mulai kurang diandalkan untuk bisnis mereka.