TokoTalk Amankan Pendanaan 45 Miliar Rupiah dari Altos Ventures

TokoTalk, penyedia solusi bagi penjual online dalam mengelola toko online mereka, baru saja mengantongi pendanaan senilai $3,2 juta atau 45 miliar Rupiah dari Altos Ventures yang berasal dari Silicon Valley, Amerika Serikat. Pasca perolehan pendanaan, perusahaan akan lebih fokus pada peningkatan layanan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis.

Sejak diluncurkan pada Maret 2018, TokoTalk telah berhasil mendapatkan 100.000 penjual online yang tergabung dalam sistem mereka. Platform besutan Codebrick yang berasal dari Korea Selatan ini juga mengklaim telah mencatatkan penjualan senilai $2 juta selama Maret 2019 — atau jika ditotal secara keseluruhan mencapai $10 juta. Pertumbuhan yang didapat TokoTalk ini dibarengi meningkatnya jumlah pengguna yang mencapai 35% setiap bulannya selama 6 bulan terakhir.

“Kebangkitan internet di Indonesia langsung dimulai dengan era smartphone sehingga masyarakat Indonesia sangat lekat dengan media sosial. Karena itu, saya yakin social commerce akan berkembang lebih besar di Asia Tenggara, di antaranya Indonesia, Vietnam, dan Thailand,” terang CEO Codebrick Kyung-min Bang.

Dengan pertumbuhan sejauh ini dan pendanaan dari Altos Vetures, pihak TokoTalk berkomitmen untuk terus memperkuat fitur-fitur demi kenyamanan para penjual online di Indonesia. Beberapa fitur yang akan terus ditingkatkan meliputi proses pembayaran yang semakin aman, perangkat pendukung pemasaran, dan beberapa lainnya. Mereka menargetkan bisa meraih $20 juta transaksi tahun ini.

“TokoTalk sangat berfokus untuk menyajikan servis yang terbaik bagi pasar Indonesia. Tujuan kami adalah agar semua orang bisa berjualan online dengan mudah, terutama pebisnis kecil dan menengah. Sejauh ini solusi yang kami berikan kepada para penjual sangat bermanfaat bagi kegiatan bisnis online mereka dan membuat mereka mampu mengembangkan bisnisnya ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” ujar Direktur Operasional TokoTalk Nesya Vannesa.

Application Information Will Show Up Here

Introducing Foodmagz, New Restaurant Directory Platform in the Market

Currently, there are few restaurant directory services in Indonesia, such as Zomato and Qraved. In an effort to compete in the market, Foodmagz claims to present better feature and complete information.

“Foodmagz is a restaurant directory service providing recommendation and complete information to help people finding the best restaurant and help the business to get valuable customers, also profitable for the second-layer customer (restaurant) and the end-customer (people),” Hendra Cokki, Foodmagz’s CEO explained.

He’s quite optimist for the startup to compete among the similar services. In his opinion, Foodmagz was developed focusing on product, feature, promotion, and filter of registered restaurant that allows user to get qualified restaurant recommendation.

The new startup also claims to have the complete information on restaurant’s facilities. They sort the compatible restaurant directly to be in Foodmagz directory.

Some methods they’ve conducted are direct surveys [visiting] and direct contact [through various channels]. To date, they have more than 1,500 restaurant on the list and still counting.

As a new startup, Foodmagz is said to be supported by angel investor and ready to launch a mobile app in the third quarter.

In order to get a place in community, they’ve planned some new features, such as personalized recommendation with different experience for each user.

“The new website is to launch in March 1st, 2019, but the company has been established since January 2019. We’re still operating in Jakarta area and to ensure the product succeed in capturing people’s interest before scale-up to other cities. Expansion is planned in the Q4 2019,” Cokki added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Mengenal Jasa Transportasi Antar Jemput Ala PickMe

Membawa konsep mirip transportasi on demand, PickMe secara khusus melayani masyarakat yang membutuhkan jasa antar dan jemput, baik untuk sekolah maupun kerja dengan konsep berlangganan. Startup asal Semarang ini fokus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi yang membutuhkan jasa antar jemput.

PickMe secara konsep tak ubahnya layanan transportasi online dengan konsep berlangganan. Diharapkan metode ini bisa membantu pengguna yang membutuhkan sekaligus bisa menambah pemasukan mitra pengemudi.

Di kuartal pertama 2019, PickMe mengklaim sudah beroperasi di lima kota besar di Pulau Jawa, meliputi Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta. Dengan total mitra pengemudi mencapai 500 orang. Targetnya di penghujung tahun ini mereka bisa hadir di 27 ibukota provinsi di Indonesia dengan total driver mencapai 5.000 orang.

PickMe digagas Susanto Wibowo dan Simon Surianto. Menjalani bisnis dengan bootstrap, mereka cukup optimis untuk bisa terus berkembang sambil membuka kesempatan bagi investor untuk bergabung.

Pengguna yang memanfaatkan PickMe untuk antar jemput anak sekolah terlebih dulu akan membuat janji dengan driver untuk bertemu di rumah orang tua dan anak. Selanjutnya pengguna bisa menentukan apakah melanjutkan berlangganan dengan driver tersebut atau tidak.

Untuk memastikan kenyamanan, PickMe memiliki kebijakan setiap driver untuk antar jemput anak sekolah adalah perempuan yang ditinggal dan memiliki keluarga di kota setempat. Saat ini ada dua jenis layanan yang ditawarkan oleh PickMe, pertama paket antar jemput sekolah (PickMe School) dan antar jemput untuk profesional atau pekerja kantoran (PickMe Pro).

Acara peluncuran PickMe

PickMe dibuat untuk menjawab problem pemerintah dalam mengatasi kemacetan di kota besar. Pada waktu jam kerja dan waktu jam sekolah pasti semua jalanan macet karena semua orang memakai kendaraan masing-masing. PickMe dibuat dengan konsep bahwa ibu-ibu yang sekarang mengantar anaknya berangkat sekolah sendiri dapat memanfaatkan mobilnya untuk mengantar anak-anak lain yang sejalan dengan sekolah anaknya, aktifitas ibu tetap jalan dan ibu mendapat tambahan uang jajan setiap bulannya,” ujar Co-Founder PickMe Simon Surianto.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Foodmagz, Platform Direktori Restoran yang Siap Meramaikan Persaingan

Saat ini di Indonesia sudah beroperasi beberapa layanan direktori restoran, contohnya adalah Zomato dan Qraved. Mencoba meramaikan segmen yang sama, Foodmagz hadir dengan klaim informasi dan fitur yang lebih lengkap.

“Foodmagz adalah penyedia layanan direktori restoran yang memberikan rekomendasi tempat makan dan informasi restoran yang lengkap untuk membantu masyarakat dalam menemukan restoran yang terbaik dan membantu restoran untuk mendapatkan customer yang valueable sehingga memberikan keuntungan baik untuk second-layer customer (pihak restoran) dan end-customer (masyarakat),” terang CEO Foodmagz Hendra Cokki.

Hendra cukup optimis startup besutannya bisa bersaing dengan penyedia layanan sejenis. Menurutnya, Foodmagz dikembangkan dengan fokus pada pengembangan produk, fitur, promosi dan filter restoran terdaftar yang memungkinkan pengguna mendapat rekomendasi restoran berkualitas.

Startup yang baru dikembangkan awal tahun ini juga mengklaim memiliki informasi terlengkap mengenai fasilitas yang dimiliki sebuah restoran. Mereka melakukan penyaringan restoran yang akan dimasukkan ke dalam direktori Foodmagz.

Beberapa metode penyaringan yang dilakukan perusahaan adalah survei langsung ke lokasi dan menghubungi pihak restoran melalui berbagai kanal. Sejauh ini Foodmagz sudah memiliki lebih dari 1.500 daftar restoran yang diklaim terus bertambah.

Sebagai startup baru, Foodmagz menyebut telah didukung angel investor dan siap meluncurkan aplikasi mobile di kuartal ketiga tahun ini.

Untuk mendapatkan tempat di masyarakat, Foodmagz tengah merencanakan sejumlah fitur baru, seperti personalized recommendation yang bisa memberikan pengalaman berbeda-beda untuk setiap pengguna.

“Platform website baru launching di 1 Maret 2019, Namun company-nya sendiri established di Januari 2019. Kami masih menjangkau area Jakarta terlebih dahulu dan ingin memastikan bahwa pengembangan produk memiliki tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi sebelum kami scale up ke kota-kota lain. Direncanakan di Q4 2019 bisa ekspansi di beberapa kota,” jelas Hendra.

Platform “Live Auction” WowBid Amankan Pendanaan Pra-Seri A Senilai 70 Miliar Rupiah

WowBid, layanan belanja online yang mengunggulkan fitur Live Auction, telah berhasil mengamankan pendanaan Pra-Seri A sebesar $5 juta atau setara Rp70 miliar dari PT Envy, sebuah investment holding lokal. Pendanaan ini disebut akan mendukung rencana perusahaan untuk ekspansi ke Asia Tenggara akhir tahun ini.

Aplikasi WowBid pertama kali diluncurkan akhir 2018 silam di platform Android. Sebelumnya mereka mendapatkan pendanaan awal sebesar $2 juta (28 miliar Rupiah) dari Aquifer Limited.

Sejauh ini WowBid sudah memilliki 176 ribu pelanggan terdaftar. Angka ini cukup membuat perusahaan optimis bisa banyak diterima oleh masyarakat Indonesia untuk ke depannya.

“Ketertarikan orang terhadap konten video adalah peluang yang kurang diperhatikan para pelaku e-commerce di Indonesia,” ujar CEO WowBid Rafli Ridwan.

Ia menegaskan, masyarakat membutuhkan tempat untuk berbelanja barang berkualitas dengan harga di bawah harga pasar. Kebanyakan platform e-commerce yang ada saat ini disebut hanya bisa mewujudkannya jika ada promo tertentu. Berbeda dengan WowBid yang menawarkan harga di bawah harga pasar setiap harinya.

Sejauh ini WowBid hanya tersedia dalam bentuk aplikasi, termasuk di platform iOS yang diluncurkan pada pertengahan April 2019.

Tahun ini perusahaan optimis bisa melebarkan sayap ke negara-negara tetangga, seperti Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Negara-negara tersebut dinilai memiliki kesamaan karakteristik dengan Indonesia, terlebih konsep yang diusung WowBid juga masih tergolong baru.

“WowBid segera melakukan ekspansi ke luar negeri di akhir tahun 2019 ini,” jelas Chief Marketing Officer WowBid Ayu Soetopo.

Application Information Will Show Up Here

Kemkominfo Perkenalkan “Chatbot Anti Hoaks”, Didukung Teknologi Prosa.ai

Kemkominfo kembali meluncurkan layanan untuk membantu memerangi penyebaran hoaks atau berita bohong. Layanan baru ini berbentuk chatbot yang bisa diakses melalui platform Telegram. Dalam pengembangannya Kemkominfo menggandeng Prosa.ai sebagai penyedia teknologi.

Chatbot ini dinamai dengan “Chatbot Anti Hoaks” dan bekerja mengecek berita, artikel, atau tautan yang diberikan masyarakat melalui fitur chat. Kemudahan pengaksesan chatbot ini diharapkan menjadi salah satu solusi meredam atau mengurangi berita hoaks yang meresahkan masyarakat.

“Chatbot Anti Hoax milik Kominfo ini dapat dikatakan sebagai Enhanced Search Bot untuk Hoaks, karena cara kerjanya seperti search engine, tetapi lebih spesifik untuk hoaks. Enhanced search engine ini memanfaatkan teknologi NLP (Natural Language Processing) yang dibangun terutama untuk bahasa Indonesia yang digunakan pada saat pre-processing dan post-processing pencarian pada database hoaks agar dapat menemukan artikel referensi yang paling relevan dengan artikel yang dicari oleh pengguna,” jelas CEO Prosa.ai Teguh Eko Budiarto.

Chatbot Anti Hoaks ini bekerja jika pengguna mengirimkan pesan ke akun @chatbotantihoaks di platform Telegram. Selanjutnya chatbot akan menampilkan informasi klarifikasi hoaks yang berasal dari database Mesin AIS Kemkominfo.

Dalam keterangan resminya, Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel A Pangerapan menyampaikan bahwa Chatbot Anti Hoaks merupakan salah satu cara yang dilakukan Kemkominfo untuk memerangi hoaks.

“Kita menyediakan satu layanan di Telegram. Masyarakat pengguna jika meragukan satu informasi bisa menanyakan dan platform harus bertanggung jawab,” terang Semuel.

Mesin AIS milik Kemkominfo diklaim bekerja 24/7 non stop untuk membantu mengklarifikasi dan memerangi hoaks, informasi menyesatkan, dan ujaran kebencian dengan didukung oleh 100 anggota tim verifikator.

“Database [haoks] tersebut di-update melalui saluran aduan hoaks yang nantinya akan dilakukan investigasi bersama oleh berbagai pihak terkait. Salah satu bagian dari sistem ini adalah sebuah aplikasi forum diskusi internal yang disebut dengan Hoax Verification Platfom yang akan diisi dengan hasil investigasi oleh jurnalis media dan verifikator, seperti Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), dengan dimoderasi oleh tim Kominfo. Jadi, yang berwenang untuk menentukan sebuah berita itu adalah hoaks atau tidak dan meng-update-nya ke database adalah tim Kominfo,” imbuh Teguh.

Platform chat dipilih karena termasuk platform yang mudah dan populer di kalangan masyarakat. Dengan teknologi chatbot yang tersedia, diharapkan masyarakat bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan klarifikasi. Ke depannya Chatbot Anti Hoaks juga akan tersedia di platform lainnya, seperti Whatsapp dan Line.

“Kami sangat senang akan kerja sama ini yang dapat meningkatkan peran serta semua pihak dalam memerangi hoaks dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menyampaikan kebenaran dan melakukan ricek sebelum menyebarkan informasi. Kami harap ke depannya akan semakin banyak pihak yang mendukung dan bekerja sama langsung untuk meningkatkan kelengkapan dan keakurasian sistem ini agar semakin bermanfaat pada lebih banyak orang lagi,” imbuh Teguh.

Setelah Go-News, Gojek Kenalkan Go-Mall dan Go-Komik

Awal tahun 2019 Gojek meluncurkan fitur-fitur hasil kolaborasi dengan pihak ketiga. Mereka adalah Go-News, Go-Mall, dan Go-Komik. Ketiganya akan melengkapi fitur yang sudah ada di dalam aplikasi Gojek dalam usahanya menjadi super app dengan time spent konsumen yang semakin lama.

Sejauh ini secara keseluruhan Gojek sudah memiliki 21 layanan dan 6 fitur dalam satu aplikasi yang menhubungkan 2 juta mitra dengan puluhan juta pelanggan di seluruh kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data App Annie, Gojek disebut menjadi aplikasi on-demand dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak sepanjang tahun 2018.

Head of Third-Party Platform Gojek Sony Radhityo menyatakan, sebagai super app pertama di Indonesia, berbagai inovasi yang berhasil menjawab kebutuhan pengguna merupakan kunci dari pertumbuhan sejauh ini.

“Berbagai data internal dan eksternal kami menyatakan bahwa kebutuhan belanja dan mengakses info terkini menjadi perhatian penting bagi pelanggan Gojek dan lingkungannya. Kedua fitur ini [Go-Mall dan Go-News] menjawab kebutuhan tersebut, sesuai dengan tujuan kami untuk membantu pelanggan menemukan layanan yang mereka cari dalam satu aplikasi,” imbuh Sony.

Go-News merupakan fitur news aggregator yang dikembangkan dengan tujuan menambah alasan pengguna terhubung dengan aplikasi Gojek. Kumparan adalah portal berita pertama yang menjadi mitra.

JD.id dan Blibli menjadi platform e-commerce yang menjadi mitra Go-Mall. Dua platform belanja online ini dipilih karena dianggap bisa membantu visi Gojek membantu pengguna berbelanja berbagai macam kebutuhan.

Kolaborasi dengan JD.id dan Blibli untuk Go-Mall juga diikuti integrasi sistem pembayaran Go-Pay untuk kedua platform tersebut.

“Akan selalu ada tantangan baru. Seperti yang sudah kami buktikan selama ini, misi utama Gojek adalah terus menggunakan teknologi untuk menjadi solusi bagi tantangan-tantangan tersebut. Hal ini kami capai tentunya dengan mengutamakan kerja sama dengan para mitra dan partner bisnis kami untuk terus memberikan dampak sosial positif bagi masyarakat melalui keberadaan Gojek,” terang Sony.

Startup unicorn asal Indonesia ini juga mengembangkan Go-Komik, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna membaca komik dari para komikus lokal. Menurut pantauan DailySocial, mereka yang sudah berpartisipasi adalah Tahilalats, Sebut Saja Oloy, dan Maghfirare.

Application Information Will Show Up Here

Cashlez Receives Series A Funding from Sumitomo Corporation

PT Cashlez Worldwide Indonesia (Cashlez) known as mPOS (Mobile Point of Sales) service developer integrated with Indonesia’s payment solution has secured Series A Funding led by Sumitomo Corporation. The previous investor, Mandiri Capital Indonesia also involved in this round.

“We have certain pride to be the first startup in Indonesia that receives funding from Sumitomo Corporation. Along with this support, Cashlez will create more innovations to develop its products and services in order to realize our vision and mission to be the best non-cash payment agregator platform,” Teddy Tee, Cashlez’s CEO said in the funding release.

The latest fund is to expand network, product development and create new feature to facilitate users in running business and to add non-cash payment options in Indonesia.

Regarding the plan, Cashlez is soon to appoint a new management team to contribute in strategy monitoring and and corporate managemant. In addition, they’re expected to provide guidance to all executors for long term evaluation to all shareholders.

“”We’re glad to be Cashlez‘s shareholder. Indonesia is one of the most progressive country to reduce cash flow. We expect payment to take an important role in the future, such as MaaS (Mobility as a Service). Moreover, Cashlez provides mPOS terminal for customers and business players. We do hope Cashlez to be the first unicorn in the payment industry and we’re to keep looking for potential startup for investment,” Suitomo Corporate’s Assistant General Manager, Hajime Terazawa said.

Aside from Java, Cashlez has been expanding to Bali, in 2018. In total, they have 3000 merchants of various backgrounds, such as retails, restaurants, cafes, accommodation, salon, and insurance.

This year, Cashlez may keep making effort to add payment methods. The latest one is they’re reportedly to have partnered up with PT Visionet International to add Ovo’s as their payment options.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Cashlez Terima Pendanaan Seri A dari Sumitomo Corporation (UPDATED)

PT Cashlez Worldwide Indonesia (Cashlez) yang dikenal sebagai pengembang layanan mPOS (Mobile Point of Sales) terintegrasi dengan solusi pembayaran di Indonesia baru-baru ini mengumumkan telah mengamankan pendanaan Seri A yang dipimpim oleh Sumitomo Corporation. Investor sebelumnya Mandiri Capital Indonesia turut terlibat dalam pendanaan kali ini.

“Suatu kebanggan tersendiri bagi kami dapat menjadi startup pertama di Indonesia yang menerima pendanaan dari  Sumitomo Corporation. Melalui dukungan ini, Cashlez akan terus berinovasi dalam mengembangkan produk dan layananya guna mewujudkan visi dan misi kami menjadi platform agregatoor pembayaran non tunai bisnis terbaik,” terang CEO Cashlez Teddy Tee dalam rilis pendanaan yang kami dapatkan.

Pendanaan kali ini rencananya akan dimanfaatkan untuk memperluas jaringan, pengembangan produk dan menghadirkan layanan baru untuk memudahkan mitra usaha dalam berbisnis dan menambah pilihan pembayaran non tunai di Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan rencana tersebut, pihak Cashlez juga akan menunjuk tim manajemen baru untuk bisa berkontribusi mengawasi arahan strategi dan tata kelola perusahaan. Selain itu harapannya manajemen baru juga dapat memberikan panduan menyeluruh kepada semua tim eksekutor untuk memberikan nilai berkelanjutan dalam jangka panjang kepada pemegang saham.

“Kami sangat senang dapat menjadi shareholder Cashlez. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat progressive dalam mengurangi penggunaan uang tunai. Kami yakin pembayaran akan menjadi bagian penting di masa yang agan datang seperti MaaS (Mobility as a Service). Dalam hal ini Cashlez menyediakan terminal mPOS yang akan memberikan manfaat kepada pemilik usaha dan customer. Kami berharap Cashlez akan menjadi unicorn pertama di industri pembayaran dan kami akan terus mencari startup berpotensi lainnya untuk investasi,” ungkap Asisstant General Manager Suitomo Corporation Hajime Terazawa.

Selain melayani pengguna di wilayah Jawa, saat ini Cashlez sudah berekspansi ke Bali, tepatnya pada akhir 2018 silam. Secara total mereka sudah memiliki 3000 mitra merchant dari berbagai latar belakang usaha, mulai dari toko ritel, restoran, kafe, akomodasi, salon, hingga asuransi.

Tahun ini tampaknya Cashlez masih akan berupaya menambah pilihan pembayaran. Yang terbaru, mereka dikabarkan telah bekerja sama dengan PT Visionet Internasional untuk menambah layanan pembayaran Ovo ke dalam sistem.

Update : Kepada DailySocial pihak Cashlez menyatakan bahwa tahun ini mereka akan fokus pada ekspansi dan penetrasi pasar, utamanya ke kota-kota besar yang menjadi tujuan wisata. Tahun 2019 juga akan dilalui dengan membantun kolaborasi lebih banyak dnegan mitra pembayaran.

Cashlez juga akan mengoptimalkan digital marketing dan pengembangan “Cashlez Care” untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.

 

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Lebih Jauh FishOn, Startup yang Coba Digitalisasi Ekosistem Nelayan

Mencoba mengubah sektor perikanan menjadi lebih baik, FishOn menyediakan solusi lengkap untuk kebutuhan nelayan dan ekosistem perikanan di dalamnya. Sebagai sebuah startup FishOn mengembangkan ekosistem digital untuk nelayan yang terdiri dari perangkat, konektivitas, aplikasi, dan platform.

FishOn berusaha memberikan solusi mulai dari lokasi untuk menangkap ikan, menjaga kualitas tangkapan, hingga memberikan akses permodalan ke para nelayan.

“Kami membantu nelayan mulai dari memberikan petunjuk lokasi ikan, memberi teknologi agar ikan tidak mudah membusuk tanpa bahan kimia dan mesin pembeku, membantu menjual hasil tangkapan nelayan, hingga membantu akses pemodalan nelayan melalui skema Kredit Usaha Rakyat dan Program Kemitraan dengan BUMN,” ujar CEO FishOn Fajar Widisasono ketika dihubungi DailySocial.

Dijelaskan Fajar, nelayan yang ingin bergabung dengan FishOn harus mendaftarkan diri melalui aplikasi dengan melengkapi berkas dan dokumen yang diperlukan seperti KTP, KK, dan SKU Nelayan.

Selanjutnya pihaknya akan melakukan verifikasi data bekerja sama dengan koperasi nelayan setempat. Setelah semua proses selesai nelayan akan disahkan menjadi anggota baru dan mendapat starter kit FishOn dan saldo FishPay sebesesar 1 juta Rupiah sebagai modal melaut.

Modal awal yang diberikan tersebut tidak dapat ditarik tunai, namun bisa digunakan untuk membeli beberapa perbekalan melaut seberti bahan bakar, es batu, larutan fishFresher, beras, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Untuk menjaga kualitas tangkapan ikan yang sudah ditangkap harus dilakukan treatment di atas kapal dengan merendam ikan ke larutan fishFreasher selama 5 menit. Baru disimpan di cooler box.

Pihak FishOn juga melakukan sosialisasi agar nelayan mengisi log book di setiap daerah tangkapan untuk memudahkan FishOn menjaga kelestarian ikan dan menghindari over fishing.

“Setelah di darat, ikan di terima oleh koperasi nelayan, kami sebut sebagai gerai FishMart, ikan dipisah dan ditimbang sesuai jenis dan beratnya lalu dimasukkan ke sistem lelang (Tempat Pelelangan Ikan online). Jadi pedagang ikan di luar ekosistem FishOn bisa ikut membeli ikan member FishOn dengan harga yang fair bagi nelayan,” imbuh Fajar.

Dalam proses lelang FishOn melalui FishMart.id juga akan bertindak sebagai salah satu peserta lelang. Skema lelang ini diharapkan akan menguntungkan semua pihak, terutama nelayan karena bisa mencapai harga yang terbaik. Semua dilakukan secara online dengan transaksi menggunakan FishPay.

Acara FishOn

Menilik seputar teknologi dan dukungan dari pemerintah

Untuk menjadi penyedia solusi yang lengkap untuk ekosistem digital bagi nelayan tentu tidak mudah. Startup yang digawangi Fajar Widiasasono, Ibrahim Aghythara, dan Muhammad Ikramullah ini menggunakan beberapa teknologi mutakhir dan yang paling penting mendapat restu dan dukungan dari pemerintah.

Menjalankan operasinya dari modal sendiri FishOn sejauh ini sudah beroperasi di Sukabumi dan berencana membuka layanan di tempat selanjutnya, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.

Berbekal 2 satelit (oceanography dan connectivity) untuk forecasting posisi ikan dan menjaga konektivitas nelayan di tengah laut,  teknologi pengawet alami dari bahan herbal (daun kesemek, selada air dan garam) laut hasil kerja sama dengan guru besar ITB dan FishPay yang menggunakan digital banking dari BNI FishOn secara terbuka telah didukung oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu sektor kemaritiman.

“Bekerja sama dengan pemerintah kami inisiasi karena kami merasa permasalahan nelayan ini begitu kompleks, tidak mungkin kami bisa menyelesaikannya sendiri sehingga kami harus menggandeng regulator. Alhamdulillah Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Deputi 1 Bidang Kedaulatan Maritim menyambut baik konsep kami dan menjagikan ini sebagai program unggulan/prioritas untuk menuju kedaulatan maritim dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” jelas Fajar.

Saat ini di tahun 2019 FishOn tengah fokus pada kerja samanya dengan pemerintah, bahu-membahu untuk mensukseskan program Satu Juta Nelayan Berdaulat dengan target membantu 300.000 nelayan hingga akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here