Rayakan HUT Pertama, Muslimarket Bertransformasi Menjadi “Open Marketplace”

Menginjak usia satu tahun, Muslimarket kini bertransformasi menjadi open  marketplace dengan total 17 ribu SKU yang dimiliki hingga saat ini. Perubahan ini dilakukan untuk merangkul lebih banyak penjual dan memudahkan mereka berjualan produknya dalam jumlah banyak dan langsung kepada pembeli. Di samping itu, Muslimarket juga menggelar SOUQ, pop up market pertamana yang digelar dari 23-26 Juni 2016 di The Space, Senayan City, Jakarta.

Founder dan CEO Muslimarket Riel Tasmaya saat acara temu media di Jakarta mengatakan, “Perubahan ini dilakukan untuk memberikan kesempatan merchant baru menjual produknya dalam jumlah yang banyak. Hal tersebut sulit dilakukan dengan konsep awal Muslimarket, yaitu penjualan dengan cara consignment yang memiliki keterbatasan produk untuk dijual.”

Transformasi yang resmi dilakukan sejak April 2016 tersebut nantinya bisa memberikan peluang lebih kepada penjual baru untuk menjual produk muslim berkualitas. Diharapkan, ke depannya Muslimarket bisa menjadi marketplace produk muslim terbesar di Indonesia. Muslimarket sendiri pada awalnya hanya memiliki sekitar 100 – 120 penjual.

“Selain perubahan menjadi marketplace, kami juga telah melakukan pembaruan di situs dan segera meluncurkan aplikasi di platform Android dan iOS akhir tahun ini,” kata Riel.

Kegiatan offline pertama Muslimarket

Salah satu road map yang dijalankan oleh Muslimarket tahun 2016 ini adalah menggelar kegiatan offline pop up market yang diberi nama SOUQ. Kegiatan SOUQ 2016 yang baru pertama kali digelar oleh Muslimarket ini bertempat di Senayan City dan berlangsung dari 23-26 Juni 2016 dengan menghadirkan 70 brand lokal. Jakarta merupakan kota pertama digelarnya kegiatan pop up market ini yang rencananya akan berlangsung di empat kota besar lainnya.

Selain produk fashion yang mendominasi  kegiatan pop up market kali ini, tersedia juga ragam produk pilihan seperti aksesoris, produk kesehatan dan kecantikan, perabot rumah tangga, buku, peralatan ibadah, produk keuangan, hingga makanan halal.

Produk yang disediakan secara khusus oleh Muslimarket sebanyak 80% dan semua pembelian hingga transaksi pembayaran dilakukan langsung di lokasi. Tapi, pop up market kali ini tidak menyediakan kesempatan bagi konsumen yang telah membeli barang di Muslimarket secara online untuk mengambil barang langsung di pop up market secara offline.

“Dengan demikian pengguna baru yang masih belum yakin dengan belanja online bisa melihat langsung dan nantinya diharapkan bisa membeli produk lain di Muslimarket secara online,” kata Riel

Selain menggandeng Bank BRI, kegiatan pop up market ini juga didukung oleh Hijabers Community, influencer, dan perancang busana muslim ternama di Indonesia.

“Kesuksesan Muslimarket tidak lepas dari dukungan komunitas yang senantiasa memberikan masukan dan terbuka untuk bermitra dengan kami. Kami harapkan melalui kegiatan ini bisa memberikan wadah bagi komunitas muslim lainnya untuk saling berbagi dan menginspirasi,” tandas Riel.

Bayar 5500 Rupiah Per Minggu, Pengguna XL Axiata dan Tri Bisa Akses 400 Aplikasi dan Games Premium Android Tanpa Batas di Opera Apps Club

Menggandeng XL Axiata (XL) dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) kini para gamers di Indonesia bisa menikmati layanan games premium yang bisa diunduh dengan harga terjangkau melalui Opera Apps Club. Layanan aplikasi berlangganan Opera Apps Club ini memungkinkan semua pengguna untuk menikmati layanan sepuasnya aplikasi dan games tanpa batas, atau dikenal dengan istilah all you can download. Layanan yang saat ini khusus tersedia untuk platform aplikasi Android dan membebaskan pengguna dari pembelian in-app dan iklan.

Dengan sistem penagihan operator (potong pulsa) atau akun pascabayar pengguna bisa menikmati aplikasi dan games premium tak terbatas dengan hanya membayar Rp 5500 per minggu. Diharapkan kemudahan dan harga yang terjangkau bisa meningkatkan nilai penjualan game di Indonesia. Data Newzoo mencatat Indonesia merupakan negara terendah dalam hal pembelian game, kurang dari 15 ribu Rupiah per bulan, di bawah rata-rata Asia Tenggara.

“Pengguna ponsel di Indonesia tidak keberatan mengeluarkan uang untuk membeli aplikasi dan games premium, namun kebanyakan dari mereka khawatir tentang jumlah tagihan pulsa dan tidak memiliki kartu kredit,” ujar Vice President for South Asia & Southeast Asia, Opera Sunil Kamath.

Kerja sama yang dijalin dengan operator telekomunikasi XL dan Tri diharapkan dapat mendongkrak angka penjualan aplikasi game yang saat ini telah tersedia di Opera Apps Club.

Saat ini Opera telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 150 publisher dan developer terbaik di dunia. Di antara mereka adalah pengembang gamegame populer seperti Angry Birds Rio, Cut the Rope, Talking Tom.

Pengguna yang ingin menikmati aplikasi dan game pilihan Opera Apps Club bisa mengunjungi tautan resmi XL dan Tri.

“Manfaat terbesarnya adalah pengguna mendapatkan akses untuk membuka aplikasi dan games popular dengan tarif rendah tetap per minggu. Tanpa Opera Apps Club, pengguna harus membayar hingga Rp 26,5 juta untuk mendapatkan manfaat tersebut.” kata Sunil.

“Hanya” Miliki 2,5 Juta Pengguna Secara Global, Jongla Masih Mencoba Tembus Pasar

Menyasar kalangan millennial di Indonesia, platform instant messaging dan media sosial Jongla (baca: Yongla), yang berasal dari Finlandia, dalam temu media di Jakarta menyebutkan memiliki 2,5 juta pengguna secara global. Masih sangat kecil dibanding pengguna layanan messaging populer seperti WhatsApp atau LINE. Indonesia adalah pasar keenam terbesar secara global dan Jongla masih mencoba menembus pasar dengan tawaran aplikasi berukuran sangat kecil dan gabungan antara fungsi messaging dan media sosial.

Didirikan pada tahun 2009 dan telah memasuki pasar Indonesia sejak akhir 2014, Jongla mendapatkan dukungan penuh dari 30 investor asal Finlandia yang terdiri dari angel investor, private equity, hingga venture capital dengan total investasi sebesar 11 juta Euro.

“Kehadiran Jongla di Indonesia diharapkan dapat menjadi pilihan baru masyarakat Indonesia terutama kalangan millennial dalam hal penggunaan instant messaging yang mudah digunakan, ringan dan dilengkapi dengan fitur-fitur menarik,” kata CEO Jongla Riku Salminen.

Saat ini Jongla sudah bisa diunduh di platform Android, iOS, Windows Phone dan juga Firefox OS.

“Saat ini perbedaan antara media sosial dan aplikasi instant messaging sangat tipis, kami yakin dua hal tersebut akan bergabung menjadi satu. Jongla menawarkan fitur sosial baru dalam layanan instant messaging yang memungkinkan penggguna menikmati layanan terbaik dari gabungan dua hal tersebut,” kata Riku.

Pengguna Jongla di Indonesia adalah yang keenam terbesar. Brazil menempati urutan pertama disusul India, Turki, Thailand, dan Meksiko

Fitur pembeda Jongla

Selain melalui aplikasi mobile, Jongla juga bisa dinikmati di browser. Pilihan ini dihadirkan untuk memudahkan pengguna mengirimkan pesan melalui aplikasi kepada teman yang belum mengunduh aplikasi Jongla. Nantinya pesan yang dikirimkan melalui Jongla akan masuk dalam bentuk SMS gratis ke semua operator di Indonesia, dilengkapi dengan tautan yang akan menuju kepada browser Jongla.

“Sekilas fitur ini sama dengan Friend Invite, nantinya penerima pesan akan mendapatkan sedikit pesan dari aplikasi Jongla, pesan seutuhnya bisa diakses ketika penerima pesan mengklik tautan dan membuka di browser,” kata Riku.

Fitur lain yang juga menjadi andalan Jongla adalah Location, dengan memanfaatkan fitur Nearby pengguna yang ingin menambah teman baru bisa memanfaatkan fitur ini untuk berkenalan dan menambah jumlah teman di aplikasi Jongla.

Jongla juga memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan profil pengguna lain dengan beberapa pilihan reaksi. Sesama komunitas Jongla dapat saling memberikan reaksi dengan pilihan yang beragam.

Yang menarik dan membedakan Jongla dengan layanan lainnya adalah fitur Voice Messaging, yang dilengkapi dengan filter unik untuk merubah suara Anda menjadi berbeda.

“Aplikasi Jongla yang ’lite’ memberikan pengalaman Anda menikmati layanan yang ada lebih cepat, aplikasi Jongla hanya 3 MB size-nya berbeda dengan aplikasi lain yang bisa mencapai 30 MB,” kata Riku.

Menurut Riku, kompetitor langsung Jongla adalah Telegram yang memiliki fitur serupa dan size sedikit lebih banyak dari Jongla. Menurut penelitian yang telah dilakukan, Jongla menggunakan 80% data lebih sedikit dibandingkan dengan Viber dan kurang dari 25% data dibandingkan dengan Facebook Messenger.

Target Jongla

Selain meluncurkan versi terbaru Jongla 3.0 dan komunitas, masih banyak target serta rencana yang ingin diwujudkan Jongla, di antaranya adalah Jongla Coins, Jongla VoIP & video call, dan Jongla for wearable. Semua inovasi tersebut diharapkan bisa segera direalisasikan bukan hanya di Indonesia tapi juga negara-negara lainnya.

“Saat ini fokus utama Jongla adalah akuisisi pelanggan dan awareness kepada pengguna baru. Tentunya untuk ke depannya diharapkan Jongla bisa menjadi messenger nomor satu di pasar negara-negara berkembang,” tandas Riku.

Application Information Will Show Up Here

Lima Penyebab Teratas Kegagalan Startup

Kompleksitas dalam membangun startup menjadikan tidak semua startup bisa bertahan lama, dibutuhkan modal yang kuat, tim yang solid dan tentunya produk yang baik agar bisa mendirikan sebuah startup yang sukses. Jika saat ini Anda sedang mempersiapkan diri membangun startup, perhatikan lima hal yang disampaikan oleh Mitchell Harper berikut ini yang bisa menjadi penyebab kegagalan startup Anda.

Produk tidak memiliki pasar

Untuk membuktikan bahwa produk yang dibuat oleh startup Anda bakal disukai dan digunakan oleh konsumen setiap harinya, Anda wajib untuk melakukan proses validasi terlebih dahulu. Artinya adalah melakukan riset, mengumpulkan informasi sebelum membuat produk, kemudian targetkan pula pasar dan konsumen seperti apa yang sekiranya cocok dengan produk yang Anda akan buat. Pastikan dengan produk yang Anda miliki semua kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh konsumen akan teratasi.

Kehabisan uang

Untuk startup baru yang menjalankan bisnis secara bootstrapping, pastikan startup memiliki dana simpanan untuk 6 bulan kedepan. Idealnya adalah modal atau uang simpanan yang wajib diimiliki startup adalah 12-18 bulan, namun waktu 6 bulan (minimum) bisa dijadikan timeline yang tepat untuk menyimpan dana yang diperlukan. Dengan demikian semua kebutuhan yang diperlukan untuk mengembangkan produk, membayar gaji pegawai dan keperluan lainnya bisa aman dalam jangka waktu yang ditentukan.

Jika jelang waktu 6 bulan uang simpanan sudah mulai menipis, mungkin sudah waktunya Anda melakukan penggalangan dana.

Tim yang tidak solid

Pastikan startup Anda memiliki tim yang solid dan memiliki keahlian di bidang masing-masing, sehingga perusahaan bisa berjalan secara otomatis menyesuaikan skill dan talent dari masing-masing pegawai.

Jika saat ini Anda sebagai founder masih kerap memberikan arahan dan petunjuk bagaimana menyelesaikan sebuah pekerjaan kepada tim, artinya Anda tidak memiliki tim yang solid dan benar. Agar startup Anda bisa berjalan dengan lancar dan terhindar dari kegagalan, pastikan untuk merekrut talent yang tepat dan cerdas.

Kalah dengan kompetitor

Kesuksesan yang Anda raih diawal tidak akan bertahan lama. Anda harus memastikan produk yang dibuat mendapatkan pembaruan secara berkala, inovasi, dan layanan yang berbeda dengan kompetitor. Hal tersebut penting diterapkan agar produk Anda tidak kalah bersaing dengan pemain lainnya.

Di samping itu dengarkan dengan baik feedback dari pelanggan. Olah semua kritikan dan masukan yang ada menjadi sebuah solusi yang terbaik untuk produk startup. Ketika produk Anda sudah dikalahkan dengan pemain yang lain, secara otomatis Anda akan kehilangan pelanggan dan berakhir dengan kebangkrutan.

Isu harga dan pengeluaran

Idealnya adalah ketika perusahaan bisa menekan jumlah pengeluaran namun bisa meningkatkan harga produk, startup Anda kemungkinan besar telah berhasil dan dipastikan bisa bertahan. Anda juga memiliki ruang untuk bisa melakukan scale.

Kebanyakan orang menyamakan harga dengan kualitas, sehingga pengujian harga yang lebih tinggi dapat menyebabkan tingkat konversi yang lebih rendah tetapi berdampak positif secara keseluruhan pada pendapatan. Ini berarti Anda memiliki pendapatan yang lebih tinggi dengan lebih sedikit pelanggan baru, mengurangi biaya ke depannya untuk mendukung dan mempertahankan basis pelanggan.

Untuk itu menjadi hal yang penting bagi perusahaan untuk bisa menentukan harga yang tepat namun di sisi lain bisa menekan jumlah pengeluaran. Tapi ini semua akan bergantung dari jenis produk yang ditawarkan.

Pro dan Kontra Investasi Ekuitas dan Pembiayaan Utang

Saat ini investasi ekuitas dan pembiayaan utang sudah banyak beredar di lingkungan startup dan investor. Kedua pilihan tersebut dilakukan oleh startup baru hingga startup yang sudah memasuki tahap penggalangan dana mulai dari seed sampai seri A. Tapi sebelum Anda memilih untuk mendapatkan pendanaan dalam bentuk ekuitas atau pembiayaan utang, ada baiknya untuk mengetahui pro dan kontra masing-masing investasi tersebut seperti yang ditulis oleh Shweta Saxena Singh.

Investasi Ekuitas

Pendanaan dalam bentuk investasi ekuitas biasanya banyak dipilih oleh startup baru. Kemudahan yang ditawarkan oleh ekuitas tentunya menjadi alasan utama mengapa pada akhirnya investasi ini menjadi pilihan, berbeda dengan pembiayaan utang yang cenderung lebih rumit dan membutuhkan kriteria tertentu. Masih terbatasnya akses startup baru terhadap investasi pembiayaan utang juga menjadi salah satu alasan mengapa investasi ekuitas menjadi pilihan.

Berikut ini adalah pro dan kontra jika startup mendapatkan investasi ekuitas:

Pro:

  • Tidak perlu khawatir untuk pengembalian uang. Ketika startup memutuskan untuk menerima investasi dalam bentuk ekuitas secara otomatis posisi founder dengan investor berada pada posisi yang sama atau setara. Masing-masing pihak akan mencari nilai tertinggi untuk melancarkan exit strategy. Rencana exit strategy ini bisa berupa penggalangan dana selanjutnya dengan valuasi yang lebih tinggi, akuisisi, atau IPO.
  • Pendanaan pada waktu yang dibutuhkan. Investor ekuitas biasanya akan memberikan kucuran dana ketika startup baru saja memulai perjalannya danbuth pendanaan untuk mengembangkan produk, menambah jumlah pengguna, memperluas jangkauan operasional, dan sebagainya.

Kontra:

  • Pendanaan beresiko kehilangan kontrol perusahaan. Biasanya kerugian yang akan dialami oleh startup jika mengambil investasi ekuitas adalah kehilangan 10-20 persen kepemilikan atas perusahaan terutama dalam tahap seed funding. Kemudian ketika akan mendapatkan pendanaan seri A, perusahaan kembali akan kehilangan kepemilikan sejumlah 15-25 persen.
  • Startup wajib memberikan laporan kepada investor. Hal kontra lainnya adalah kewajiban startup untuk menyampaikan laporan berkala kepada investor. Ini termasuk semua laporan finansial untuk uji coba produk hingga kegiatan kampanye di startup. Hal ini bukan hal mudah yang bisa dilakukan oleh pendiri pemula di tahap awal perjalanannya di dunia startup.

Pembiayaan utang

Ketika startup telah cukup matang menjalankan bisnisnya dan telah memiliki nilai valuasi yang cukup tinggi, pinjaman uang dari Venture Debt Capital Market secara otomatis bisa aktif. Biasanya startup yang bisa mendapatkan pembiayaan utang adalah startup yang berusia 2 – 4 tahun dan telah menerima pendanaan seri A dari private equity.

Terlepas dari dua kondisi yang disebutkan di atas, perusahaan bisa meningkatkan utang usaha ketika mereka memiliki beberapa kejelasan dalam cashflow dan proyeksi keuangan ke depannya. Perusahaan juga harus membayar kembali jumlah utang dalam masa waktu tertentu bersama dengan bunga.

Berikut ini adalah pro dan kontra yang bakal dialami startup ketika menerima investasi dalam bentuk pembiayaan utang:

Pro:

  • Tidak ada pencairan ekuitas. Perusahaan tidak perlu mencairkan saham ekuitas mereka untuk meningkatkan utang meskipun terdapat ekuitas surat perintah klausul dalam utang usaha yang memungkinkan pilihan dana utang usaha untuk berpartisipasi hingga 1-5 persen dari jumlah pinjaman dalam kasus putaran lain dari pendanaan atau akuisisi startup.
  • Pihak Venture Debt akan memberikan waktu kepada perusahaan untuk menaikan putaran pendaan berikutnya dari private equity investor (PE). Dengan demikian masing-masing pihak bisa melakukan negosiasi terkait dengan valuasi serta ketentuan yang terbaik ketika waktunya telah habis.

Kontra:

  • Perusahaan harus berjalan dengan stabil. Ketika startup tengah menjalani bisnis dengan pembiayaan utang, pastikan agar perusahaan bisa mendapatkan profit margin dan cash flow yang meningkat. Tapi, masa depan bisnis yang dijalankan tidak dapat diprediksi. Di sisi lain, utang harus terus dibayar berikut dengan bunga setiap bulannya. Jika startup gagal memenuhi tanggung jawab, bangkrut dan litigasi merupakan kenyataan yang harus dihadapi.
  • Meningkatkan tekanan pekerjaan. Menaikkan utang dapat memberikan tekanan ekstra pada perusahaan dalam hal beban bunga yang wajib dibayarkan di kisaran  15-30 persen. Namun, pilihan ini merupakan efek dari kepuasaan atas kepemilikian penuh perusahaan Anda.

Pada akhirnya seorang founder bertanggung jawab untuk melakukan persiapan dan siap menerima semua resiko ketika pendanaan dalam bentuk investasi ekuitas atau pembiayaan utang menjadi pilihan, tentunya berdasarkan pro dan kontra masing-masing yang telah diuraikan diatas.

Perusahaan Mobile Adtech Glispa Ekspansi ke Pasar Asia Tenggara

Menargetkan pasar e-commerce di Indonesia, perusahaan mobile marketing asal Jerman Glispa secara resmi mengumumkan kehadirannya di Asia tenggara dengan membuka kantor di Singapura. Untuk memimpin kantor di Singapura Glispa menunjuk Christian Nguyen sebagai General Manager wilayah Asia Tenggara untuk memantau pertumbuhan dan kegiatan operasional di wilayah tersebut.

“Dengan menargetkan pertumbuhan mobile advertising meningkat sebesar setengah dari pertumbuhan keseluruhan periklanan digital [digital advertising] di tahun 2020. Saya tak sabar untuk bergabung bersama Glispa untuk meningkatkan pertumbuhan ini secara regional,” ungkap General Manager Glispa Wilayah Asia Tenggara Christian Nguyen.

Christian Nguyen sebelumnya pernah menjabat sebagai Head of Mobile Asia Tenggara di Google, Head of Brand Sales di AdMob, dan Country Sales Manager di Microsoft.

Menyasar industri e-commerce di Indonesia

Sebelum meresmikan kantor perwakilan Asia Tenggara di Singapura, Glispa telah melayani perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Bukalapak, Traveloka, Lazada, Shopee, GrabTaxi, Matahari Mall, dan Gumi.

Dengan mengedepankan akuisisi pengguna dan teknologi optimalisasi kepemilikan, Glispa telah meneliti kebutuhan pasar dan para pengiklan kini telah mengembangkan fokusnya dari volume app installs menjadi fokus pada kualitas pengguna perangkat selular (mobile user quality) dan pendapatan dari iklan yang dipasang (Return on Ad Spend).

“Selama bertahun-tahun menjalani bisnis ini di wilayah Asia Tenggara dan mendengarkan dengan baik apa yang dibutuhkan para pengiklan dan penerbit, kami memahami tantangan mengeksekusi mobile marketing di berbagai pasar di Asia Tenggara mengingat budaya, saluran, dan bahasa yang jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Ditambah lagi,  pakar yang ada memiliki latar belakang pengetahuan yang berbeda di setiap pasar,” ungkap  Founder dan CEO Glispa Gary Lin.

Selain di Singapura, Glispa juga telah mendirikan kantor cabang di Beijing, Bangalore, San Francisco, Tel Aviv, dan Sao Paulo. Glispa sendiri memperkerjakan tim yang berasal dari 40 negara yang menggunakan 25 bahasa yang berbeda.

Dalam menyediakan seperangkat layanan berbasis teknologi, Glispa bekerja sama dengan para pengiklan, pengembang aplikasi, dan penerbit di seluruh dunia, sehingga memungkinkan para klien meraih target akuisisi pengguna dan monetisasi.

“Asia Tenggara merupakan digital frontier selanjutnya yang menunjukkan perubahan perilaku masyarakat menjadi masyarakat yang mengutamakan aktivitas mobile. Sementara itu,  Glispa berada di posisi yang tepat untuk membantu para perusahaan dan pengembang aplikasi untuk mengkapitalisasikan pertumbuhan yang fenomenal ini,” tandas Christian Nguyen.

Menerapkan Exit Strategy Startup yang Benar

Ketika membangun sebuah startup seorang Founder wajib untuk memikirkan exit strategy sejak dini, hal ini penting dilakukan untuk menentukan kelanjutan dari bisnis yang Anda miliki. Exit strategy merupakan hal ‘organik’ dan merupakan bagian dari bisnis yang Anda jalankan dengan demikian Anda sebagai Founder bisa menyusun rencana dalam waktu 2-3 tahun kedepan. Tentukan dengan benar apakah Anda memilih untuk IPO, Merger dan Acquisition (M&A) atau tetap menjalankan bisnis.

Tips berikut ini akan membahas poin-poin penting yang baiknya dilakukan oleh startup terkait dengan exit strategy, seperti yang ditulis oleh MentorMojo.

Apa exit strategy terbaik?

Sebelum Anda membangun perusahaan dan memutuskan untuk mengembangkan ide, ada baiknya untuk mengetahui dengan jelas apa tujuan Anda mendirikan startup? Apakah Anda mencintai industri yang dijalankan? Apakah Anda ingin menjadi pemimpin? Apakah Anda tertarik untuk memiliki enterprise yang besar?

Intinya adalah Anda sebagai founder wajib untuk mengetahui definisi dengan benar apa itu exit strategy, yaitu memisahkan diri dari perusahaan (apakah Anda menjadi bagian atau tidak). Pada akhirnya exit strategy akan menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan apakah itu berdasarkan keputusan atau alasan lainnya.

Exit strategy startup

Ada beberapa langkah yang harus dilewati agar perusahaan Anda bisa dengan mudah melakukan exit strategy. Diantaranya adalah melakukan semua rutinitas secara otomatis, mulai dari menciptakan sistem atau panduan secara lengkap setiap tahapnya dan membuat manual yang nantinya bisa berguna untuk calon pembeli. Hingga memanfaatkan tools pihak ketiga yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan untuk perusahaan.

Dengan sistem yang telah berjalan secara otomatis, nantinya akan memudahkan Anda untuk lebih fokus kepada pertumbuhan dan membantu pemilik yang baru ketika pada akhirnya Anda memutuskan untuk menjual.

Pastikan Anda sebagai pemilik startup memberikan keyakinan dan pengertian yang bijak kepada karyawan, agar tetap bisa mengembangkan kinerja saat perusahaan telah beralih kepemilikan.

Jika semua langkah tersebut telah berhasil diterapkan, besar kemungkinan Anda akan mendapatkan peminat yang cukup besar jumlahnya untuk membeli perusahaan Anda.

Harga jual perusahaan

Banyak startup yang akhirnya gagal untuk menjual perusahaan akibat dari terlalu tinggi menetapkan harga jual. Yang perlu diperhatikan adalah berapa nilai jual perusahaan Anda ditentukan oleh harga yang ditawarkan oleh pihak pembeli. Intinya adalah, jika perusahaan Anda terbilang sukses, memiliki jumlah traksi dan pengguna yang besar semua aspek tersebut akan mempengaruhi keseluruhan harga jual perusahaan.

Tetapkanlan harga jula yang ‘masuk akal’ saat Anda hendak menjual perusahaan, seperti ketika Anda sedang melakukan penggalangan dana kepada investor. Jika harga telah ditetapkan dengan tepat, besar kemungkinan Anda akan mendapatkan keuntungan yang setara dengan nilai perusahaan.

Ketentuan exit strategy dalam business plan

Jika Anda berencana untuk membuat business plan yang konvensional untuk pihak bank atau pitch deck kepada investor, biasanya mereka akan menanyakan seperti apa exit strategy startup Anda.

Hal ini akan mempengaruhi keputusan pihak-pihak terkait atas jaminan keamanan uang dan investasi yang nantinya akan diberikan dan nilai dari perusahaan. Selain itu pihak-pihak terkait tersebut juga ingin mendapatkan jumlah pengembalian yang cukup besar ketika startup Anda menjalankan bisnisnya dengan lancar.

Idealnya adalah untuk memberikan timeline pengembalian dan tunjukkan bagaimana Anda sebagai pendiri mengimplementasikan rencana tersebut. Dengan demikian masing-masing pihak akan mendapatkan hasil yang bisa diterima dengan baik.

Kesimpulannya adalah, apakah Anda membangun perusahaan dari awal atau startup Anda berencana untuk melakukan exit secepatnya, tentukan terlebih dahulu apa yang ingin Anda lakukan sebagai seorang Founder.

Ericsson: Pengguna Smartphone di Indonesia Kini Capai 38 Persen

Ericsson merilis Mobility Report untuk kawasan Asia Tenggara dan Oceania untuk kuartal pertama 2016. Dalam laporan tersebut disebutkan poin-poin penting terkait dengan tren smartphone, IoT, hingga penggunaan 4G dan LTE secara global. Dikupas juga makin besarnya antusias kalangan millennial terhadap konten video streaming dan social video dibandingkan tayangan televisi konvensional.

Dalam presentasinya, Presiden Direktur Ericsson Indonesia Thomas Jul menegaskan hasil survei ini dilakukan secara global dan bertujuan untuk mencari tahu tren terkini serta prediksi ke depan secara global.

“Dari data yang berhasil dikumpulkan terdapat hal-hal penting untuk dicatat khususnya oleh operator telekomunikasi di Indonesia,” kata Thomas kepada media di Jakarta.

Mobile subscription dan subscriber

Kawasan Asia Pacific (APAC) menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi dalam hal mobile subscription dan subscriber. Indonesia memberikan kontribusi pertumbuhan jumlah pengguna baru sebanyak 5 juta di kuartal pertama 2016, menjadikan Indonesia berada di posisi ketiga di kawasan APAC, dengan India di posisi pertama dan Myanmar di posisi kedua. Secara keseluruhan ada kenaikan sekitar 3% secara global.

Dalam laporan disebutkan penetrasi smartphone subscription di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 38% dan diperkirakan hingga tahun 2021 akan meningkat menjadi 98%.

Disebutkan pula oleh Thomas, Indonesia memiliki jumlah langganan smartphone tertinggi di Asia Tenggara dan Oceania, tercatat dengan hampir 100 juta di tahun 2015 dan diprediksi tumbuh menjadi 250 juta langganan smartphone di akhir 2021.

“Indonesia tercatat merupakan salah satu negara di Asia Pacific dengan jumlah kepemilikan smartphone paling tinggi, dan diperkirakan pada tahun 2018 nanti pengguna smartphone akan mengalahkan pengguna telepon seluler [feature phone] di Indonesia,” kata Thomas.

Tren teknologi 4G dan LTE

Hal menarik yang juga dipaparkan dalam Mobility Report tersebut adalah tahun 2016 secara perlahan masyarakat sudah mulai meninggalkan teknologi 2G dan 3G dengan beralih menggunakan 4G. Meskipun saat ini teknologi 2G sudah banyak ditinggalkan di Eropa dan Amerika, kawasan Asia Pacific khususnya Indonesia masih belum bisa untuk meninggalkan 2G.

“Sebelumnya diprediksi teknologi 2G akan mati memasuki tahun 2016 hingga 2021, namun faktanya saat ini masih banyak negara yang menggunakan teknologi 2G khususnya Indonesia. Secara perlahan kemungkinan masyarakat mulai beralih ke teknologi 4G dan LTE,” kata Thomas.

Tercatat selama kuartal pertama 2016 terdapat 150 juta pelanggan LTE baru. Diperkirakan pada tahun 2021 pengguna teknologi LTE mencapai 4,3 miliar secara global.

Data mobile broadband vs Wi-Fi

Dalam laporan tersebut dikupas juga mengenai kebiasaan masyarakat yang mengakses internet. Penggunaan mobile broadband dan Wi-Fi merupakan pilihan dari pengguna. Di Indonesia sendiri penggunaan internet saat mengakses video, chat platform, social media lebih didominasi dengan penggunaan Wi-Fi. Hal ini disebabkan koneksi Wi-Fi yang lebih stabil dan tidak boros. Dari data yang dikumpulkan oleh Ericsson terlihat tahun 2015 penggunaan mobile broadband lebih unggul dari Wi-Fi, namun demikian tahun 2016 penggunaan Wi-Fi semakin meningkat di Indonesia.

Apabila membuat perbandingan rata-rata data mobile broadband dan pertumbuhan Wi-Fi di bulan Maret 2016 dan Maret 2015, rata-rata traffic data per pengguna untuk mobile broadband dan Wi-Fi di Indonesia tumbuh sekitar 80%, peningkatan tertinggi di kawasan Asia Tenggara dan Oceania. Permintaan untuk kapasitas yang lebih besar dan kecepatan data tertinggi merupakan dua dari banyak faktor yang mempengaruhi performa jaringan pada teknologi akses tanpa kabel.

“Menyadari bahwa penetrasi langganan mobile broadband diharapkan tumbuh mendekati 80% dan penetrasi langganan smartphone akan lebih dari 50% di akhir 2016, peningkatan lebih dari 150 juta nomor smartphone antara 2015 dan 2021 penting bagi operator untuk terus mengoptimalkan jaringan performa,” kata Thomas.

Tren media sosial dan konten video

Hal menarik lainnya yang dicatat oleh laporan Ericsson adalah kebiasaan masyarakat Indonesia menggunakan internet setiap harinya. Disebutkan YouTube merupakan aplikasi yang paling banyak diakses oleh masyarakat Indonesia, disusul dengan WhatsApp, BlackBerry Messenger, Google dan LINE. Survei ini dilakukan sepanjang bulan Mei 2016 di platform Android dan iOS.

Ericsson ConsumerLab juga menyebutkan, pada tahun 2015 terungkap bahwa 2 dari 10 smartphone dan pengguna internet di Indonesia menggunakan semua kategori aplikasi utama setiap hari yaitu, media sosial, instant messaging dan social video.

Secara keseluruhan berdasarkan survei yang dilakukan di Australia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Indonesia, YouTube merupakan aplikasi yang paling dominan, disusul dengan media sosial, video streaming, messaging dan browsing.

“Kalangan millennial tercatat merupakan kategori yang paling banyak memanfaatkan media sosial, messaging dan video streaming setiap harinya, menjadikan media konvensional seperti televisi secara perlahan mulai ditinggalkan,” kata Thomas.

Tren Internet of Things (IoT)

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Antara 2015 dan 2021 jumlah perangkat yang terkoneksi dengan IoT diperkirakan akan tumbuh 23% per tahun. IoT selular diprediksi akan mengalami pertumbuhan tinggi. Dari total 28 miliar perangkat yang terkoneksi di tahun 2021, hampir 16 miliar merupakan perangkat IoT.

Asia Pacific menunjukkan pertumbuhan IoT yang cukup signifikan dibandingkan kawasan lainnya mulai dari tahun 2009 dan diprediksi hingga tahun 2021. Namun demikian Eropa Barat merupakan kawasan yang diprediksi paling banyak mengadopsi teknologi IoT terutama memanfaatkan koneksi untuk mobil.

Selain otomotif fasilitas lainnya yang berpotensi untuk dihubungkan dengan teknologi IoT adalah, aplikasi industri, remote manufacturing, kesehatan, keamanan berkendara (traffic safety).

“Saat ini IoT mengakselerasi selagi harga perangkat menurun dan aplikasi-aplikasi inovatif bermunculan. Dari tahun 2020 implementasi komersial untuk jaringan 5G akan memberikan kapabilitas tambahan yang penting bagi IoT, seperti network slicing dan dan kapasitas untuk menghubungkan lebih banyak perangkat dibandingkan sekarang,” tandas Senior Vice President & CSO Ericsson Rima Qureshi.

Menginjak Usia 7 Tahun, Mivo Berkomitmen Tetap Jadi Platform Live Streaming Terdepan di Indonesia

Situs live streaming Mivo telah menginjak usia 7 tahun dan hingga kini masih tetap eksis menyajikan video streaming dengan ragam konten untuk masyarakat Indonesia. Sudah banyak prestasi yang diraih oleh Mivo, diantaranya adalah tercatat sebagai Best Application 2015 dan Top Developer oleh Google Play.

Mivo kini bisa dinikmati di 100 negara. Makin maraknya layanan video streaming film dan televisi on-demand tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Mivo yang dicoba dijawab dengan menyajikan konten dan inovasi terkini.

“Mivo juga telah menjalin kerja sama video upload dengan beberapa top publishers di Indonesia terkait peningkatan kualitas distribusi konten video dan potensi bisnis yang lebih baik. Media yang telah menjalin kerja sama dengan Mivo antara lain, Tribunnews, JakPost, Tabloid Bintang, Cek&Ricek, MalesBangetDotCom,  Republika Online, dan menyusul beberapa media lainnya,” kata VP of Strategy & Innovation Mivo Budi Yuwono.

Kemitraan juga telah dilancarkan bukan hanya dengan parner lokal namun juga internasional. Hingga kini Mivo mengklaim telah memiliki lebih dari 50 TV channel, mencakup berita hiburan, pendidikan, kesehatan dan religi.

Strategi Mivo menghadapi kompetitor

Secara lugas Budi menjelaskan tiga strategi yang dilancarkan Mivo, yaitu memahami pengguna loyal Mivo, mencermati data yang ada, dan merespon yang partner butuhkan.

“Ketiga acuan strategi tersebut disempurnakan dengan budaya kerja yang fun dan collaborative. Kami pahami setiap karakter tim dan kami padu padan untuk mereka saling melengkapi,” kata Budi.

Ditegaskan juga oleh Budi, secara khusus Mivo tidak berusaha mengejar posisi khusus, namun dengan mengedepankan inovasi terkini. Mivo ingin menjadi pelopor platform live streaming di Indonesia dan penyedia teknologi video streaming untuk top publishers Indonesia agar dapat diakses di lebih dari 100 negara.

Berdasarkan data Google Play, organic install aplikasi Mivo per hari sudah lebih dari 5000 install. Mivo juga mengklaim mengalami peningkatan aktivitas pengguna aktif baik Daily Active Users (DAU) maupun Monthly Active Users (MAU) dalam jumlah yang signifikan.

Fitur terbaru dan tren pengguna

Saat ini Mivo telah dilengkapi dengan fitur-fitur baru yang dibuat untuk memudahkan pengguna tayangan Mivo di situs dan aplikasi, yaitu live chat, share, remove ads, reaksi cepat, dan offline. Di sini Mivo menawarkan pilihan berbayar melalui Google Play sebagai salah satu cara monetisasi.

“Saat ini akses terbesar tetap dari perangkat mobile khususnya smartphone, selain tablet dan desktop. Traffic dari mobile mencapai 75% dari seluruh traffic yang masuk,” kata Budi.

Hingga kini tayangan pilihan favorit pengguna Mivo di antaranya adalah drama serial dan ajang pencarian bakat musik serta pertandingan sepak bola dan MotoGP. Segmen berita yang cukup menarik perhatian juga masih menjadi pilihan tontonan pengguna. Secara keseluruhan Mivo mencatat konten favorit di Mivo masih sama dengan pola masyarakat Indonesia pada umumnya.

Target dan rencana Mivo

Selain menambah fitur dan memperbanyak konten, berinovasi dan menghadirkan aplikasi baru yang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia dari sisi video streaming, target dari Mivo lainnya adalah mencoba untuk membangun ekosistem video yang lebih baik dengan berkolaborasi dengan seluruh partner, menjalin kerjasama lebih luas tidak terbatas dengan partner lokal saja, termasuk integrasi dengan provider di beberapa negara lain.

“Kami juga berkomitmen untuk menjaga posisi prestasi sebagai Aplikasi Terbaik yang telah dicapai dan mengejar prestasi baru yang bisa diraih dari aplikasi lainnya. Saat ini aplikasi Mivo kembali terpilih dalam koleksi aplikasi Ramadhan Google Play,” tandas Budi.

Application Information Will Show Up Here

Tiga Kerangka yang Wajib Diterapkan Startup untuk Penjualan

Sekilas proses strategi penjualan yang bisa diterapkan di startup tidak berbeda jauh dengan perusahaan konvensional. Apalagi jika saat ini startup Anda telah menyiapkan produk yang fantastis dan dijamin bisa merubah kehidupan orang banyak lebih baik.

Namun demikian, untuk memulai penjualan pada produk startup memiliki karakter yang berbeda dari perusahaan lainnya. Diperlukan kerangka yang tepat agar bisa menghasilkan profit dari hasil penjualan.

VP Sales TalentIQ Whitney Sales, seorang ahli penjualan yang selama ini telah membantu startup baru untuk mulai penjualan, menuliskan sejumlah kerangka yang harus menjadi pegangan.

Membangun cerita awal pendiri startup

Saat ini sudah banyak startup yang mengedepankan cerita awal dari sang founder ketika mulai mendirikan startup. Selain terbukti efektif dengan menggunakan cara ini bisa membuat cerita yang lebih relevan dan tentunya relatable kepada calon pelanggan Anda. Uraikan dengan baik alasan apa Anda sebagai founder membangun startup, menciptakan produk yang bisa menjadi solusi bagi konsumen dan tentunya diperlukan setiap harinya.

Sampaikan juga tantangan, kesulitan dan hambatan yang kerap dialami oleh konsumen setiap harinya jika tidak menggunakan atau memanfaatkan produk yang Anda buat. Dengan demikian akan tercipta hubungan yang khusus dari konsumen dengan produk Anda.

“If there is a solid fit for the prospect you’re engaging, they’ll share the challenge you address — that itch you first needed to scratch so badly that you decided to dedicate years of your life to relieve.”

Membangun cerita pelanggan

Ketika Anda berhasil mendapatkan pelanggan yang merasa puas dengan produk yang Anda buat, ciptakanlah kumpulan testimoni dari mereka untuk bisa menarik perhatian calon konsumen lainnya. Dengan cara yang terlihat organik ini, akan bisa meyakinkan lebih banyak orang untuk memanfaatkan produk Anda.

Dari testimoni konsumen ini, Anda pun bisa melihat siapa target pasar, mengetahui seperti apa consumer behaviour dan dengan baik bisa memberikan layanan serta fitur yang berguna berdasarkan testimoni dan feedback yang diberikan.

“As a small company, if you’re building a customer use case each quarter you’re doing a great job. Each story represents a validated use case for a market and potentially a new set of customers to target.”

Mengintegrasikan cerita awal pendiri dan pelanggan untuk penjualan

Kerangka yang terakhir adalah bagaimana mengintegrasikan cerita awal seorang founder dengan pelanggan yang kemudian bisa menjadi prospek penjualan. Elemen dari pendiri dan pelanggan merupakan cerita yang vertikal yang bisa menjadi referensi saat penjualan. Yang perlu diperhatikan dan menjadi fokus utama adalah bagaimana percakapan awal bisa membuka peluang dan berhasil melakukan penjualan.

Untuk itu menjadi hal yang penting bagi founder startup yang masih dalam tahap awal bisnis untuk mengumpulkan feedback dan contoh kasus dari pelanggan awal. Dengan demikian tim penjualan nantinya bisa menyusun format yang tepat ketika akan melakukan sales call.

“If asked the right questions, your customers will tell you everything you need to know in order to sell to them.”