PasarPolis and Its Focus on Product Innovation and Growth

After receiving fresh series A funding in 2018 from Go-Jek, Tokopedia, and Traveloka with an unspecified value, PasarPolis insurtech is reportedly to be in discussion with the International Finance Corporation (IFC) for further round. Regarding the truth, Cleosent Randing as the founder gives some clarification to DailySocial.

“We avoid commenting on such speculation. We continue to receive offers from the best investors from within and outside the country. We are always open to those who have the vision to democratize insurance for all through technology,” Cleosent said.

Was founded in 2015, PasarPolis is said to experience double-digit growth every month. The company has also developed some new breakthroughs such as collaboration with Gojek in developing insurance named Go-Sure, and developing new products such as cracked screen protection using patented QR code technology. Previously. they also expand to Thailand and Vietnam.

“Amid the Covid-19 pandemic we’ll also launched many products to protect the wider community,” Cleosent said.

The current outbreak of the Covid-19 virus is claimed to affect just a speck of the PasarPolis business. Although some of our partners in the transportation sector have decreased in traffic rate. It is said that PasarPolisis to overcome this by diversifying products into health. For example, the current products that rapidly growing with the number of partners from several industry segments outside transportation.

“To date, we have worked with more than 30 partners, almost all of them are leaders in their respective industries, such as Gojek on ride-hailing, Tokopedia in e-commerce services. In 2019, PasarPolis protects and releases more than 50 million insurance policy every month,” Cleosent said.

PasarPolis plans after the pandemic

Cleosent Randing saat peluncuran Go-Sure
Cleosent Randing at Go Sure launching

With the Covid-19 pandemic still ongoing, it is predicted that today and in the future new habits will be formed among people who prefer to buy insurance products online.

The insurtech platforms, such as PasarPolis which is actively increasing literacy in the importance of insurance, expected to increase public awareness in the future about the importance of easy and affordable insurance. Utilizing platforms such as PasarPolis that provide access and convenience in providing insurance is now much easier via digital.

“We see that after the Covid-19 pandemic ends will begin a new ‘ normal’ era where insurance purchases via digital continue to increase. With lower distribution costs, consumers can get more value and this Pandemic certainly provides a lesson for us all how important it is to maintain health,” Cleosent said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian 

PasarPolis dan Fokusnya pada Pertumbuhan dan Inovasi Produk

Setelah tahun 2018 lalu layanan insurtech PasarPolis menerima dana segar seri A dari Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka dengan nilai yang tidak disebutkan, kabarnya perusahaan tengah dalam penjajakan dengan International Finance Corporation (IFC) untuk pendanaan berikutnya. Disinggung kebenaran kabar tersebut, Cleosent Randing selaku founder memberikan klarifikasinya kepada DailySocial.

“Kami tidak berkomentar untuk spekulasi. Kami terus menerima tawaran dari investor investor terbaik dari dalam maupun luar negeri. Kami selalu terbuka kepada mereka yang memiliki satu visi untuk mendemokratisasi asuransi untuk semua lewat teknologi,” kata Cleosent.

Hadir tahun 2015 lalu, kini PasarPolis mengklaim terus mengalami peningkatan dengan double digit growth setiap bulannya. Perusahaan juga telah mengembangkan banyak terobosan baru seperti kerja sama dengan Gojek dalam mengembangkan asuransi di Gojek melalui Go-Sure, dan mengembangkan produk baru seperti proteksi layar retak dengan menggunakan teknologi QR code yang telah di patenkan. Sebelumnya mereka juga telah melancarkan ekspansi ke Thailand dan Vietnam.

“Di tengah pandemi Covid-19 kami juga meluncurkan banyak produk yang melindungi masyarakat luas,” kata Cleosent.

Penyebaran Covid-19 saat ini diklaim tidak terlalu berpengaruh kepada bisnis dari PasarPolis. Meskipun beberapa partner di bidang transportasi mengalami penurunan dari sisi traffic. Konon hal tersebut bisa teratasi oleh PasarPolis dengan adanya diversifikasi produk ke kesehatan. Misalnya yang justru bertumbuh sangat pesat di saat ini dan juga dengan banyaknya partner dari beberapa segmen industri di luar transportasi.

“Sampai saat ini kami telah bekerja sama dengan lebih dari 30 partners, hampir semuanya adalah leader di industri masing-masing, seperti Gojek di ride hailing, Tokopedia di layanan e-commerce. Pada tahun 2019 PasarPolis setiap bulannya melindungi dan mengeluarkan lebih dari 50 juta polis asuransi,” kata Cleosent.

Rencana PasarPolis usai pandemi

Cleosent Randing saat peluncuran Go-Sure
Cleosent Randing saat peluncuran Go-Sure

Meskipun pandemi Covid-19 masih terus berlangsung, diprediksi saat ini dan ke depannya akan terbentuk kebiasaan baru di kalangan masyarakat yang lebih banyak memilih dan membeli produk asuransi secara online.

Dengan adanya platform insurtech seperti PasarPolis yang secara aktif terus meningkatkan literasi akan pentingnya asuransi, harapannya bisa meningkatkan kesadaran masyarakat ke depannya akan pentingnya asuransi yang dapat diperoleh dengan sangat mudah dan juga terjangkau. Memanfaatkan platform seperti PasarPolis yang memberikan akses dan kemudahan dalam memberi asuransi jauh lebih mudah lewat digital.

“Kami melihat setelah pandemi Covid-19 usai akan terbentuk kebiasaan baru ‘new normal’ di mana pembelian asuransi lewat digital terus meningkat. Karena biaya distribusi yang lebih rendah sehingga konsumen bisa mendapatkan value yang lebih dan juga Pandemi ini tentunya memberikan suatu pembelajaran bagi kita semua betapa pentingnya menjaga kesehatan,” kata Cleosent.

Application Information Will Show Up Here

Rencana dan Fokus Bisnis PHI-Integration Setelah “Rebranding” Menjadi Xeratic

Setelah sebelumnya dikenal dengan nama PHI-Integration, perusahaan perangkat lunak yang menyediakan layanan analisis dan manajemen data melakukan rebranding dengan nama baru mereka Xeratic.

Kepada DailySocial Co-Founder Xeratic Victor Gunawan mengungkapkan, visi startupnya tidak pernah berubah meskipun telah menggunakan nama baru. Di awal, pangsa pasar yang ditargetkan adalah korporasi atau perusahaan menengah ke atas. Namun 6 bulan terakhir Victor dan tim melihat adanya kebutuhan di segmen UKM, sehingga lahirlah Xeratic sebagai upaya untuk memperluas pangsa pasar.

“Kami percaya bahwa memiliki data yang berkualitas tinggi serta sistem untuk mengelola data yang baik merupakan fondasi penting dalam strategi transformasi digital setiap perusahaan. Kami percaya bahwa data yang bersih akan mendorong perusahaan untuk mencapai analisis bisnis yang jauh lebih baik, terutama di masa sekarang, di mana efisiensi proses dan ketepatan pengambilan keputusan sangat perlu dilakukan; pemanfaatan machine learning dan kecerdasan buatan yang lebih baik adalah kuncinya,” kata Victor.

Xeratic adalah brand produk SaaS untuk pengolahan dan analisa data. Dengan fokus ke data cleansing dan machine learning, didesain membantu pemegang keputusan mengambil kebijakan yang lebih akurat. Termasuk membawa perusahaan menjadi data-driven company.

“Dengan data yang bersih dan akurat, sistem AI akan bekerja sangat maksimal untuk membaca pola data dan menghasilkan informasi yang akan membantu pemegang keputusan melihat kesempatan yang bisa didapatkan dan potensi kerugian yang bisa dihindari,” imbuh founder Xeratic Feris Thia.

Rencana di tahun 2020

Formula "solving data" Xeratic
Formula “solving data” Xeratic

Meskipun baru dimulai, saat ini sudah ada beberapa UKM yang telah menjadi mitra piloting dan mendapatkan manfaat dari layanan yang ditawarkan oleh Xeratic.

“Tahun ini kami berencana untuk penetrasi lebih banyak lagi UKM, juga tentunya tetap melayani perusahaan menengah ke atas yang kami lihat di masa pandemi ini sangat butuh efisiensi proses dan pengambilan keputusan tersebut. Produk dan layanan kami sudah terbukti di beberapa industri seperti finansial, ritel, dan manufaktur,” kata Feris.

Xeratic juga menjalin kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan teknologi dunia dan juga lokal. Hitachi Vantara dan Microsoft adalah yang paling lama berinteraksi, karena memang Xeratic menggunakan dan juga mengembangkan beberapa solusi perusahaan di atas platform teknologi mereka.

“Dalam perkembangannya, kami bermitra juga dengan beberapa perusahaan Solution Integrator (SI), juga sebagai collaboration channel kami ke pasar komersial yang lebih luas,” kata Victor.

Penyebaran virus Covid-19 menjadi salah satu kendala bagi bisnis Xeratic, salah satunya adalah penetrasi pasar lebih terhambat. Tetapi di saat bersamaan perusahaan juga tetap memacu untuk mewujudkan misi untuk edukasi pasar melalui DQLab.id. Portal tersebut merupakan online learning untuk data. Program belajar tersebut disusun secara terstruktur untuk mempersiapkan talenta praktisi data baru.

Setelah mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures dan Skystar Capital tahun 2018 lalu, Xeratic memiliki rencana untuk kembali melakukan penggalangan dana. Melalui pendanaan baru nantinya diharapkan bisa membantu perusahaan menjadi pemimpin di pasar data.

Gandeng GogoKids, Kiddo Hadirkan Beragam Pilihan Kelas Online untuk Anak

Bertujuan untuk memberikan pilihan kelas online kepada anak, platform ticketing dan konten aktivitas Kiddo menjalin kemitraan strategis dengan GogoKids dari Malaysia. Melalui kerja sama ini, pengguna dapat mengikuti kelas online yang berasal dari kedua negara. Penyedia layanan aktivitas anak asal Indonesia juga dapat memasarkan kelasnya lebih luas ke pelanggan Malaysia.

Dengan bertambahnya pilihan aktivitas online dari negara tetangga ini, harapannya mampu mendorong orang tua untuk terus menggali potensi anak selama lakukan karantina di rumah. Kategori aktivitas beragam mulai dari bahasa, seni tari, seni lukis, pemrograman, komunikasi, dan lain-lain.

Kepada DailySocial Co-Founder & CEO Kiddo Analia Tan mengungkapkan, kolaborasi Kiddo dengan GogoKids diharapkan bisa memberikan warna baru dalam aktivitas belajar anak dan di masing-masing negara. Sebelumnya, berbagai pilihan aktivitas anak dan keluarga telah tersedia di Kiddo. Di masa PSBB ini Kiddo menghadirkan pilihan aktivitas berkualitas bagi anak Indonesia. Kelas yang biasa diikuti oleh anak tetap bisa dilaksanakan secara virtual dan dipesan melalui platform.

“Kami ingin memberikan lebih banyak pilihan untuk orang tua di Indonesia dalam memilih aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan anaknya, sehingga si kecil dapat terus mengembangkan potensi dirinya meskipun harus #dirumahaja. Di sisi lain, kami juga ingin membantu para penyedia aktivitas anak di Indonesia untuk melebarkan sayap bisnisnya ke pasar Malaysia lewat kerja sama ini,” kata Analia.

Fitur baru

Kiddo juga telah merilis fitur baru bernama Kelas Online By Kiddo, memungkinkan aktivitas anak dapat diakses kapan saja selama masa berlangganan karena dikemas dalam bentuk seri video pembelajaran. Inovasi ini memudahkan orang tua dan anak dalam mengakses materi kelas karena dapat menyesuaikan jadwal masing-masing.

“Biasanya ada orang tua yang kesulitan mengatur waktu dan mood anak untuk belajar atau bermain bersama. Dengan fitur Kelas Online dari Kiddo, orang tua bisa lebih bebas mengatur waktu belajar anak,” kata Analia.

Menargetkan pasar B2B dan B2C, Kiddo mengklaim untuk demand yang paling banyak berasal dari B2C. Namun demikian untuk memperkuat segmen B2B, Kiddo juga bekerja sama dengan brand untuk membantu mereka dalam menjalankan brand activation.

Saat ini fitur pilihan pengguna di antaranya adalah, fitur registrasi aktivitas, info & tips, dan kerja sama komunitas. Kiddo juga telah memiliki ribuan pendaftar dan tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, namun terkonsentrasi di Pulau Jawa.

“Tahun ini, target kami adalah meluncurkan fitur baru yang saat ini masih dalam pengembangan. Nantinya fitur tersebut akan memudahkan orang tua dalam membantu anaknya mengembangkan diri sesuai potensi mereka,” kata Analia.

KlikDaily Secures Series A Funding, to Facilitate Small Shops with Supply Chain

KlikDaily launches to offer products directly to consumers. In 2018, this supply chain startup changed its business focus to the B2B segment. This step is done deliberately by strengthening the foundation of the business model and strategy that is claimed to enable the company to compete and consistently maintain its existence in Indonesia.

Through Integrated Supply Chain Management (ISCM), Klikdaily creates an ecosystem that provides solutions for traditional stalls to obtain a variety of products from various brands at competitive prices. This is proven by the company’s growth in 2020 which increased by more than 700% when compared to 2019.

To date, Klikdaily provides services in Greater Jakarta, West Java and Central Java, which serves more than tens of thousands of traditional stalls in 600 distribution areas.

Series A Funding from Global Founders Capital

In accelerating business growth, Klikdaily has booked Series A funding in May 2020. The value is still undisclosed, this funding was led by their previous investor, Global Founders Capital (GFC).

The fresh fund is to be channeled for the development of technology and infrastructure, to accelerate the company’s mission, it is to empower traditional stalls across the country. Klikdaily also plans to replicate its successful business model in order to bring more distribution centers in major cities of Indonesia until the end of 2020.

Previously, in mid-2019, Klikdaily also received Pre-Series A funding from Global Founders Capital, Pegasus Capital, Fundedhere, and Teja Ventures.

Supporting partners amid a pandemic

Although the Covid-19 outbreak in Indonesia has occurred since early March, it is not affecting Klikdaily’s transaction rate. The company recorded an increase in demand not only in food and beverage products but also in basic foods. Furthermore, Klikdaily has added up the supply of the products during this pandemic to meet rising demand.

In order to ensure the availability of sufficient food for Partners and others, Klikdaily will work closely with the government to ensure the availability of food, distribution, the stability of market prices, and minimize shipping costs for everyone to be able to get food at affordable prices.

“In the current crisis, Klikdaily is more dedicated to working together with all elements of society and government, to safeguard and ensure daily basic needs can be met and well distributed to the people in need,” Klikdaily’s CEO, Amos Gunawan said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Dekoruma Secures Investor’s Fund on Pre Series C

Dekoruma’s interior design and construction services platform announced pre-series C funding with an undisclosed value. The main investors involved in this round included InterVest Star SEA Growth Fund 1, Foundamental, OCBC NISP Ventura, and Skystar Ventures. Also participated investors from the previous round.

Previously, Dekoruma has received series A funding from Skystar Capital, Beenext, and Convergence Ventures. Later, in the series B round, they booked a million-dollar fund led by Global Digital Niaga (Blibli) and AddVentures.

Dekoruma’s CEO Dimas Harry Priawan said in the release, fresh funds will be used to further invest in the development of SOMA products, as an interior design and project management application that connects designers, suppliers, contractors, and customers. Currently, this application has been used in more than three thousand interior design projects.

Dekoruma noted as the work from home situation ongoing, furniture and home furnishing purchases increased. More people are likely to make their living spaces more comfortable and productive as seen by increasing sales in various categories from home furnishings to kitchen utensils.

Furthermore, the company also claims there are currently no Dekoruma’s projects that are affected by social distance policy, because SOMA allows design and project management discussion between customers and interior design partners to be held virtually.

The developed technology enables Dekoruma to grow efficiently in 2019. Dekoruma claims to have achieved a positive economic unit for its retail business lines and interior design lines and is preparing to achieve positive EBITDA by early 2021.

At the end of 2019, Dekoruma revealed some of its achievements, the platform currently has around one million active users and 500 retail merchants. They also have an Experience Center and the number is to grow by this year, particularly in the Greater Jakarta area.

Although 70% of its focus currently lies on B2C, Dekoruma opens for partnerships with home development or property companies in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Dekoruma Kantongi Pendanaan Pra-Seri C dari Sejumlah Investor

Platform jasa desain interior dan konstruksi Dekoruma mengumumkan pendanaan tahapan pra-seri C dengan nilai tidak disebutkan. Investor utama yang terlibat dalam pendanaan kali ini di antaranya InterVest Star SEA Growth Fund 1, Foundamental, OCBC NISP Ventura, dan Skystar Ventures. Investor dalam putaran sebelumnya juga turut berpartisipasi.

Sebelumnya Dekoruma telah mendapatkan pendanaan seri A dari Skystar Capital, Beenext, dan Convergence Ventures. Kemduian di pada putaran seri B, mereka bukukan dana jutaan dolar yang dipimpin Global Digital Niaga (Blibli) dan AddVentures.

Dalam rilisnya CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan mengungkapkan, dana segar akan digunakan untuk berinvestasi lebih lanjut dalam pengembangan produk SOMA, yang merupakan desain interior dan aplikasi manajemen proyek yang menghubungkan desainer, pemasok, kontraktor, dan pelanggan secara mudah. Hingga saat ini, aplikasi ini telah digunakan di lebih dari tiga ribu proyek desain interior.

Dekoruma mencatat sepanjang aturan bekerja di rumah berlangsung, pembelian furnitur dan keperluan rumah meningkat. Terlihat lebih banyak orang yang berusaha membuat ruang hidup mereka lebih nyaman dan produktif dengan peningkatan penjualan di berbagai kategori dari perabot rumah tangga hingga peralatan dapur.

Kemudian perusahaan juga mengklaim, saat ini tidak ada proyek desain interior Dekoruma yang dipengaruhi oleh kebijakan jarak sosial, karena SOMA memungkinkan diskusi serta desain dan manajemen proyek antara pelanggan dan mitra desain interior bisa dilakukan secara virtual.

Teknologi yang telah dibangun memungkinkan Dekoruma untuk tumbuh secara efisien pada tahun 2019. Dekoruma mengklaim telah mencapai unit ekonomi positif untuk lini bisnis ritel dan lini desain interior, dan tengah bersiap untuk mencapai EBITDA positif pada awal 2021.

Akhir tahun 2019 lalu Dekoruma menyampaikan sejumlah pencapaiannya, saat ini platformnya telah memiliki sekitar satu juta pengguna aktif dan 500 merchant ritel. Mereka juga telah memiliki Experience Center dan rencananya tahun ini jumlahnya akan ditambah di area Jabodetabek.

Meskipun saat ini fokusnya 70% masih kepada B2C, namun Dekoruma juga terus membuka kemitraan dengan pengembangan rumah atau perusahaan properti di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Pasca Peroleh Dana Seri A, Klikdaily Mudahkan Warung Dapatkan Stok Produk

KlikDaily hadir menawarkan produk langsung ke konsumen. Di tahun 2018, startup supply chain ini mengubah fokus bisnis mereka ke segmen B2B. Langkah ini sengaja dilakukan perusahaan dengan memperkuat fondasi model bisnis dan strategi yang diklaim mampu menjadikan perusahaan bersaing dan konsisten mempertahankan eksistensinya di Indonesia.

Melalui Integrated Supply Chain Management (ISCM), Klikdaily menciptakan ekosistem yang memberikan solusi bagi warung-warung tradisional untuk mendapatkan beragam produk dari berbagai merek dengan harga yang kompetitif. Hal ini dibuktikan oleh pertumbuhan perusahaan di tahun 2020 yang meningkat lebih dari 700% bila dibandingkan dengan tahun 2019.

Saat ini, Klikdaily telah beroperasi di Jabodetabek, Jawa Barat, serta Jawa Tengah yang melayani lebih dari puluhan ribu warung tradisional di 600 area persebaran.

Pendanaan seri A dari Global Founders Capital

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, bulan Mei 2020 Klikdaily kembali menerima pendanaan Seri A. Tidak disebutkan berapa nilai yang diterima, pendanaan ini dipimpin oleh investor terdahulu mereka, Global Founders Capital (GFC).

Dana segar tersebut rencananya akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk pengembangan teknologi dan infrastruktur, guna mempercepat misi perusahaan, yakni pemberdayaan warung tradisional di seluruh negeri. Klikdaily juga berencana mereplikasikan kesuksesan model bisnisnya guna menghadirkan lebih banyak pusat distribusi di kota-kota besar Indonesia hingga akhir tahun 2020.

Sebelumnya, pada pertengahan 2019, Klikdaily juga telah mendapat pendanaan Pra-Seri A dari Global Founders Capital, Pegasus Capital, Fundedhere, dan Teja Ventures.

Komitmen bantu mitra selama pandemi

Meskipun penyebaran Covid-19 di Indonesia terjadi sejak awal bulan Maret lalu, namun tidak menurunkan jumlah transaksi Klikdaily. Perusahaan mencatatkan peningkatan permintaan tidak hanya terlihat dari produk makanan dan minuman kemasan, namun juga pada bahan makanan pokok. Lebih jauh, Klikdaily telah meningkatkan persediaan produk tersebut di masa pandemi ini demi memenuhi permintaan yang terus melonjak.

Untuk memastikan ketersediaan bahan pangan yang cukup tidak hanya untuk Mitra Klikdaily, Klikdaily akan bekerja sama dengan pemerintah, guna memastikan ketersediaan bahan pangan, distribusi, kestabilan harga pasar, serta meminimalisir biaya pengiriman sehingga setiap orang bisa mendapatkan bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

“Di saat krisis yang sedang kita alami sekarang ini, Klikdaily berdedikasi lebih untuk bekerja bersama dengan semua elemen masyarakat serta pemerintahan, untuk menjaga dan memastikan kebutuhan pokok sehari-hari dapat terpenuhi dan terdistribusi dengan baik kepada masyarakat membutuhkan,” kata CEO Klikdaily Amos Gunawan.

Application Information Will Show Up Here

IDN Officially Acquires Demi Istri Production House, Introducing IDN Pictures

IDN Media has officially announced the acquisition of an independent film company or production house, Demi Istri Production on May 12, 2020. Demi Istri Production was founded in 2013 by director Fajar Nugros with producer Susanti Dewi. After the acquisition, the two will join IDN Media to lead IDN Pictures.

IDN Media’s CEO, Winston Utomo revealed to DailySocial that IDN Media is committed to continuing its vision to democratize information and become a one-stop content platform for Millennial and Gen Z in Indonesia.

“We believe that film is not just a piece of art but also a medium that can inspire many of Indonesia’s millennials and Gen Z. Therefore, we are excited to enter the film industry. After meeting Fajar and Santi, we are very confident, then finally launched IDN Pictures together,” Utomo said.

In the middle of 2019, IDN Media has acquired one of the GGWP.id (GGWP) esports media. GGWP will be part of the IDN Media extended family which includes IDN Times, Popbela, Popmama, Yummy, IDN Creative, IDN Event, and IDN Creative Network.

Creating original content

CEO IDN Media Winston Utomo
IDN Media’s CEO, Winston Utomo

Fajar Nugros and Susanti Dewi have been experienced in the Indonesian film industry. Both of them have also been involved in the production of various films, such as Cinta Brontosaurus (2013), Moammar Emka’s Jakarta Undercover (2017), Yowis Ben (2018 & 2019), and Terbang Menembus Langit (2018).

Through film, IDN intends to freshen the Indonesian film industry while at the same time bringing positive influence to the community. IDN Pictures is currently developing some titles and it is to airing soon. It’s still undisclosed at this moment.

“Just like a production house, we use insights from IDN Media’s audience to make films that can inspire and entertain millennials and Gen Z. Our films will later be screened on several platforms such as cinema, OTT, and other video-on-demand platforms,” ​​Winston said.

As IDN Pictures targeting the film industry, it’ll help to stir up the competition of production houses that specifically creates original films. Previously, local players like Visinema, supported by GDP Venture, wanted to develop a comprehensive studio ecosystem. The aim is to help end-to-end film processes, from concept maturation, talent development, production, distribution to monetization.

Application Information Will Show Up Here

Luncurkan IDN Pictures, IDN Media Resmi Akuisisi Rumah Produksi “Demi Istri Production”

IDN Media secara resmi telah mengumumkan akuisisi sebuah perusahaan film independen atau rumah produksi film Demi Istri Production pada 12 Mei 2020. Demi Istri Production didirikan tahun 2013 oleh sutradara Fajar Nugros dan produser Susanti Dewi. Pasca akuisisi, keduanya akan bergabung dengan IDN Media untuk memimpin IDN Pictures.

Kepada DailySocial CEO IDN Media Winston Utomo mengungkapkan, IDN Media berkomitmen melanjutkan visinya untuk mendemokratisasi informasi dan menjadi one-stop content platform untuk Millennial dan Gen Z di Indonesia.

“Kami percaya bahwa film bukanlah hanya sekadar karya seni, namun juga merupakan suatu medium yang dapat menginspirasi banyak milenial dan gen Z di Indonesia. Oleh sebab itu, kami tertarik untuk terjun ke industri film. Setelah bertemu Fajar dan Santi, kami semakin yakin dan akhirnya bersama-sama meluncurkan IDN Pictures,” kata Winston.

Pertengahan tahun 2019 lalu, IDN Media telah mengakuisisi salah satu media esports GGWP.id (GGWP). GGWP akan menjadi bagian dari keluarga besar IDN Media yang di dalamnya terdapat IDN Times, Popbela, Popmama, Yummy, IDN Creative, IDN Event, dan IDN Creative Network.

Siapkan konten original

CEO IDN Media Winston Utomo
CEO IDN Media Winston Utomo

Fajar Nugros dan Susanti Dewi sebelumnya telah lama berkecimpung di industri film Indonesia. Keduanya juga telah terlibat dalam proses produksi berbagai film, seperti Cinta Brontosaurus (2013), Moammar Emka’s Jakarta Undercover (2017), Yowis Ben (2018 & 2019), dan Terbang Menembus Langit (2018).

Melalui film diharapkan bisa dapat memberikan warna baru di industri film Indonesia sekaligus membawa pengaruh positif bagi masyarakat. Saat ini sudah ada beberapa film yang sudah di rencanakan oleh IDN Pictures dan akan segera tayang. Untuk filmnya, masih belum dapat disebutkan saat ini.

“Seperti production house, kita menggunakan insights yang kita dapatkan dari audience IDN Media untuk membuat film yang dapat menginspirasi dan menghibur milenial dan gen Z. Film kita nantinya akan tayang di beberapa platform seperti bioskop, OTT, dan platform menonton lainnya,” kata Winston.

Dengan masuknya IDN Pictures menyasar industri film secara langsung ikut meramaikan production house yang secara khusus menciptakan film orisinal. Sebelumnya pemain lokal seperti Visinema yang didukung GDP Venture, ingin mengembangkan ekosistem studio yang komprehensif. Tujuannya untuk membantu proses film secara end-to-end, mulai dari pematangan konsep, pengembangan bakat, produksi, distribusi hingga monetisasi.

Application Information Will Show Up Here