Mode Battle Royale Hadir di Black Desert Online

Berkat PUBG dan Fortnite, efek demam battle royale bisa kita rasakan di mana-mana. Saat ini, semua developer franchise raksasa mencoba mengintegrasikan mode last man standing di game terbarunya, dari mulai Call of Duty, Battlefield, hingga Red Dead Redemption. Ternyata, battle royale tidak hanya menjamur di permainan-permainan action, tapi juga diadopsi oleh MMORPG.

Dalam acara Festa di Amsterdam pada tanggal 4 Desember kemarin, developer Korea Selatan Pearl Abyss mengumumkan agenda untuk membubuhkan battle royale di permainan MMO populer mereka, Black Desert Online. Meski konsep dasar gameplay-nya sama, Pearl Abyss telah menemukan metode penyajian baru agar mode battle royale mereka serasi dengan tema Black Desert Online serta tidak terasa membosankan.

Di Black Desert Online, battle royale diberi titel Shadow Arena. Berbeda dari PUBG atau Fortnite yang diawali lewat sesi terjun payung; di Shadow Arena, Anda memulai pertandingan sebagai Black Spirit dan harus menemukan tubuh untuk dirasuki. Selanjutnya, skill dan perlengkapan dapat diperoleh dengan menghancurkan objek-objek atau mengalahkan NPC yang ada di arena.

Peraturan Shadow Arena sama seperti mode last man standing tradisional: satu pemain yang berhasil bertahan hidup akan jadi pemenangnya. Di momen peluncurannya ini, Shadow Arena mendukung 50 pemain, meski ada kemungkinan developer akan menambah jumlahnya di waktu ke depan lewat update. Buat sekarang, opsi battle royale di Black Desert Online baru tersedia untuk pemain di Korea Selatan, dan selanjutnya akan hadir buat gamer di negara-negara barat.

Selain Shadow Arena, executive producer Jae-Hee Kim turut mengungkap rencana Pearl Abyss untuk menambahkan Archer, yaitu pilihan kelas ke-17, akan tiba secara global pada tanggal 12 Desember. Sesuai namanya, Archer adalah spesialis serangan jarak jauh. Dalam bertempur, ia dibekali senjata busur silang dan kemampuan sihir.

Pearl Abyss juga punya agenda buat memperluas dunia permainan. Saat ini, mereka tengah mengembangkan wilayah baru bernama O’dyllita (dapat diakses pemain Korea Selatan menjelajahinya di paruh pertama tahun depan), serta menggodok mode Territory War yang difokuskan pada konflik antara Calpheon dan Valencia.

O’dyllita sendiri dipenuhi beragam lokasi menarik seperti The Valley of Olun, Thorn Tree Forest, serta Castle of Thorns. Area-area tersebut dihuni oleh Turo dan Ahib. Turo adalah ras raksasa yang biasanya bergerombol dalam grup berisi dua atau tiga individu, sedangkan Ahib ialah makhluk mirip beruang berkekuatan sihir hitam.

Via VentureBeat.

Detail Konten Rainbow Six: Siege Year 3 Season 4 dan Perubahan Meta di Dalamnya

Bulan Desember kembali menjadi momen yang menyenangkan bagi pecinta Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege. Sesuai rencana yang telah diumumkan Ubisoft dalam Rainbow Six: Siege Year 3 Roadmap, selama setahun ini mereka akan merilis konten secara bertahap yang terbagi ke dalam empat Season. Season 1 (Operation Chimera) di bulan Maret, Season 2 (Operation Parabellum) di bulan Juni, Season 3 (Operation Grim Sky) di bulan September, dan kini kita sampai di Season 4 (Operation Wind Bastion).

Banyak sekali tambahan konten dalam Operation Wind Bastion, namun konten yang paling besar tentu adalah munculnya dua Operator (hero) baru dan satu map baru. Selain itu, sesuai dengan tema Operation Wind Bastion yang berlatar belakang negara Maroko, Ubisoft juga memberikan berbagai skin senjata, kostum, serta headgear baru. Kita akan kupas satu-persatu di bawah.

Operator: Nomad (Attacker)

Rainbow Six: Siege - Nomad
Operator Sanaa “Nomad” El Maktoub | Sumber: Ubisoft

Nomad adalah anggota resimen militer khusus kerajaan Maroko yang bernama GIGR (Groupe d’Intervention de La Gendarmerie Royale), semacam Kopassus-nya Maroko. Sebagai anggota GIGR, Nomad punya jam terbang tinggi serta spesialisasi dalam operasi lapangan. Ahli beradaptasi dengan lingkungan dan punya ketahanan tubuh tinggi, wanita bernama asli Sanaa El Maktoub ini juga mencintai petualangan, dan ia ingin melihat dunia lebih banyak bersama unit Rainbow Six.

Nomad merupakan Operator dengan role Attacker yang punya kecepatan gerak serta damage pada level menengah. Keahlian khusus (gadget) miliknya adalah AirJab, granat luncur bertipe proximity, artinya granat ini baru akan meledak setelah ada orang di dekatnya. AirJab tidak menimbulkan damage, namun dapat melontarkan musuh (atau kawan) dalam area tertentu, membuat mereka jatuh dan tak berdaya selama beberapa detik.

Berbicara dengan Bobby Rachmadi Putra dari komunitas R6 IDN (Rainbow Six: Siege Indonesia Community), tampaknya Nomad akan menjadi counter dari Operator Clash yang sebelumnya dirilis pada Year 3 Season 3. Clash cukup merepotkan sebab ia memiliki tameng besar yang sulit ditembus. Akan tetapi AirJab milik Nomad dapat membuat Clash tidak mampu mengangkat tameng selama beberapa saat.

Selain Clash, Nomad secara umum memang akan menyebalkan bagi para pemain peran bertahan. “Operator Defender kayak Mira, Echo, Maestro, dan Castle jadi makin susah untuk melakukan kegiatan mereka yaitu anchoring,” kata Bobby. AirJab milik Nomad juga sempat mendapat nerf di test server. Bila sebelumnya AirJab bisa aktif saat granat sedang melayang di udara, kini AirJab baru bisa aktif setelah granatnya mendarat.

Selain AirJab, senjata utama Nomad adalah assault rifle AK-74M dan automatic rifle Beretta ARX200, keduanya banyak digunakan dalam operasi-operasi militer di Timur Tengah. Nomad juga dibekali Breach Charge dan Stun Grenade, sesuai dengan perannya sebagai Attacker.

Operator: Kaid (Defender)

Rainbow Six: Siege - Kaid
Operator Jalal “Kaid” El Fassi | Sumber: Ubisoft

“Memimpinlah dengan teladan maka gunung pun dapat kau gerakkan,” demikian prinsip yang dipegang teguh oleh Jalal El Fassi, alias Kaid. Ia merupakan komandan benteng Kasbah Sekhra Mania di Maroko, sekaligus mentor dari Nomad. Mentor yang menghasilkan prajurit hebat pastinya bukan orang sembarangan, dan Kaid punya reputasi sebagai komandan terbaik di Kasbah Sekhra Mania. Ia sering disebut sebagai prajurit “tradisionalis” karena menurutnya, terlalu banyak mengandalkan teknologi justru dapat berdampak buruk pada para Operator.

Sebagai seorang Defender, Kaid mengandalkan sub-machine gun AUG A3 dan semi-automatic shotgun TCSG12 yang dilengkapi dengan ACOG (Advanced Combat Optical Gunsight). Dengan kata lain, Kaid memiliki shotgun yang bisa di-zoom dan bisa melakukan headshot dari jauh. Kedua senjata ini memungkinkan Kaid memberi damage sangat besar, juga menghancurkan barikade dengan cepat, namun sebagai gantinya ia punya gerakan yang lambat.

“Nah, Kaid malah yang bikin meta semakin rumit nih,” kata Bobby kepada Hybrid. “Sekarang karena adanya Kaid, yang namanya hatch atau trap door bisa di-reinforce atau diberi listrik agar tidak bisa di-breach.” Kaid memang memiliki gadget unik bernama Rtila Electroclaw. Gadget ini memperkuat dinding, tameng, trap door, dan berbagai pelindung lainnya agar sulit dihancurkan lawan.

Lanjut Bobby, “Jadinya makin susah untuk Attacker. Apabila map-nya untuk vertical play, itu agak susah karena berkurangnya entry point seperti jendela dan tangga. Penggunaan Operator Thatcher akan semakin berguna dan harus. Tapi balik lagi ke sesi ban Operator dalam esports Rainbow Six ya.” Gadget milik Thatcher, yaitu EG MKO-EMP Grenade, dapat menonaktifkan segala perangkat elektronik di sekitarnya, termasuk Electroclaw milik Kaid. Seperti Nomad, Kaid juga sempat mendapat nerf di test server, bila sebelumnya Kaid dapat memasang hingga tiga Electroclaw kini ia hanya bisa memasang dua.

Map baru: Fortress

Rainbow Six: Siege - Fortress
Kasbah Sekhra Mania alias “Fortress” | Sumber: Ubisoft

Map yang disebut Fortress ini adalah benteng di kerajaan Maroko dengan nama lengkap Kasbah Sekhra Mania. Sesuai dengan arsitektur Kasbah di Maroko dunia nyata, Fortress memiliki banyak tangga di luar serta menara di beberapa titik bangunannya. Selain itu di dalam benteng juga ada ruangan-ruangan terbuka berupa aula atau tempat latihan prajurit.

Secara lore, benteng ini merupakan markas sekaligus tempat tinggal Kaid, jadi wajar bila Kaid cenderung punya keuntungan di sini. Tapi siapa pun Operator yang digunakan, permainan di Fortress butuh banyak taktik karena baik Attacker maupun Defender selalu berada dalam posisi yang cukup berbahaya. Banyaknya tangga dalam akan mendorong banyak pergerakan antar lantai, sementara itu menara dan tangga luar memunculkan banyak sekali alternatif jalan masuk bagi para Operator.

“Fortress memang agak ribet karena vertical entry point banyak banget,” kata Bobby. Sesuai namanya, yaitu Fortress, peta ini memang berbentuk semacam benteng atau kastil. Dan bangunan yang namanya kastil, sudah pasti di dalamnya banyak lorong panjang serta ruangan terbuka dengan line of sight yang sangat jauh.

“Yang bikin ribet vertical entry point-nya ya, itu sangat menyulitkan Defender untuk roaming dan menghindari line of fire secara vertikal. Bisa dibilang map ini campuran antara Villa dan Coastline. Villa untuk lorong-lorong panjang dan Coastline yang terkenal dengan vertical play-nya. Harus sangat sekali tactical, nggak bisa asal rush untuk Attacker dan nggak terlalu bisa jalan sana-sini untuk Defender,” demikian Bobby menjelaskan.

Skin baru, antarmuka baru, dan perubahan lainnya

Rainbow Six: Siege - Pro Team BDU
Operator dapat mengenakan BDU bercorak tim esports | Sumber: Ubisoft

Operation Wind Bastion memberikan berbagai weapon skin bertema Afrika Utara, sesuai latar belakang negara Maroko yang diusungnya. Selain itu, Ubisoft merilis kostum alias BDU (Battle Dress Uniform) bertema esports. Ubisoft bekerja sama dengan 11 tim Rainbow Six: Siege profesional untuk menghadirkan BDU dengan motif tim-tim tersebut. Sebagian hasil penjualan Pro Team BDU ini akan diberikan kepada tim-tim profesional yang terlibat, juga akan masuk ke dalam prize pool kompetisi Rainbow Six Invitational.

Dari segi antarmuka, Year 3 Season 4 ini membawa perubahan cukup drastis dalam menu Shop di Rainbow Six: Siege. Kini tiap pemain bisa menjelajahi daftar barang belanjaan lebih mudah, Tiap senjata bisa ditampilkan secara fullscreen, dan pemain yang membeli barang dapat memilih untuk langsung mengenakannya saat itu juga.

Ubisoft juga melakukan cukup banyak perubahan balance di berbagai Operator yang sudah ada. Contohnya seperti penurunan damage Operator Lesion, peningkatan damage Operator Smoke, dan lain-lain. Ini ditambah dengan perubahan trajectory untuk throwable gadget, perbaikan bug, serta banyak lagi perubahan lainnya. Anda dapat melihat daftar lengkap perubahan balance di situs resmi Rainbow Six: Siege.

Grace Period dan karantina Lion

Rainbow Six: Siege - Grace Period
Operator baru tidak boleh digunakan di turnamen selama tiga bulan | Sumber: Ubisoft

Dua hal yang sangat berpengaruh terhadap dunia kompetitif Rainbow Six: Siege di patch kali ini adalah pengenalan Grace Period serta penarikan Operator Lion dari dunia kompetitif. Berhubung penambahan Operator baru akan mengubah gameplay, Ubisoft akan menahan Operator-Operator baru agar tidak digunakan di turnamen profesional untuk sementara waktu. Masa tenggang inilah yang disebut Grace Period, atau Evaluation Period.

Tujuan adanya Grace Period tentu untuk memastikan bahwa Operator baru dirilis dengan balance yang baik, serta tidak memiliki bug aneh yang dapat merusak jalannya pertandingan profesional. Ubisoft juga ingin agar para pemain membiasakan diri dulu dengan perubahan meta. Jangka waktu Grace Period direncanakan berjalan selama tiga bulan sejak Season dimulai. Hanya kompetisi-kompetisi esports Rainbow Six resmi yang terkena Grace Period, misalnya Rainbow Six Pro League, Challenger League, Six Invitational, Rainbow Six Major, dan sejenisnya.

Keputusan menerapkan Grace Period ini salah satunya datang akibat kemampuan milik Operator Lion yang membuatnya terasa overpowered. Lion sudah lama dianggap momok oleh para pemain Rainbow Six: Siege, dan kini merupakan Operator yang paling sering menerima ban dalam pertandingan. Setelah berbagai diskusi dengan para pemain profesional, serta sebuah petisi yang disetujui oleh lebih dari 1000 penggemar, Ubisoft akhirnya memutuskan untuk “mengarantina” Lion sementara dari dunia esports.

Rainbow Six: Siege - Lion
Lion memiliki kemampuan melihat posisi semua Operator di map | Sumber: Ubisoft

Karantina ini hanya berlaku untuk turnamen profesional. Para pemain Rainbow Six: Siege pada umumnya masih dapat memainkan Lion baik di casual match atau ranked match. Selagi masa karantina, Ubisoft akan mencari cara untuk mengubah Lion menjadi Operator yang tetap menyenangkan untuk dimainkan, namun juga adil untuk dilawan di segala level keahlian.

Itulah penjelasan lengkap seputar konten serta perubahan yang ada di Rainbow Six: Siege Year 3 Season 4. Bila Anda sudah memiliki Rainbow Six: Siege Year 3 Pass, seluruh Operator dan map baru di atas bisa langsung Anda dapatkan pada tanggal 4 Desember 2018. Sementara untuk para pemain lainnya, konten-konten ini bisa dibeli menggunakan Renown (in-game currency dalam Rainbow Six: Siege) paling cepat seminggu setelahnya.

Season baru di Rainbow Six: Siege selalu memberikan tantangan serta kesenangan baru. Dengan kemunculan Nomad dan Kaid, hingga sekarang tactical first-person shooter bikinan Ubisoft ini telah memiliki 44 Operator yang bisa dimainkan. Bila Anda belum pernah mencicipi Rainbow Six: Siege, ini adalah saat yang sangat tepat untuk terjun ke dalamnya. Jangan ragu untuk mencoba Rainbow Six: Siege, dan rasakanlah pengalaman first-person shooter yang unik, taktis, serta lain daripada yang lain.

Sumber: Ubisoft

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari R6 IDN (Rainbow Six: Siege Indonesia Community)

16 Tahun Menanti, Sekuel Sejati MechWarrior Dapatkan Jadwal Rilis Pasti

Gamer setidaknya punya satu permainan yang mampu menghadirkan kembali kenangan ber-gaming di masa lalu. Buat saya, seri MechWarrior akan mengembalikan memori mengenai serunya ber-LAN party bersama adik di hari Minggu sore, terutama ketika kami mencoba mempreteli Atlas atau Thor menggunakan BattleMech berukuran kecil seperti Flea dan Cougar.

Franchise MechWarrior saat ini dipegang oleh Piranha Games, dan mereka sempat merilis versi free-to-play berjudul MechWarrior Online di tahun 2013. Namun tanpa mode campaign, fans memang belum menganggapnya sebagai penerus sejati MechWarrior. Kabar gembira baru terdengar di akhir 2016 ketika presiden Russ Bullock men-tease permainan kelimanya, MechWarror 5: Mercenaries.

Satu fakta menarik dari MechWarrior 5: Mercenaries adalah ia mengusung sub-judul serupa expansion-pack standalone MechWarrior 4: Mercenaries yang dirilis 16 tahun silam. Awalnya, game dijadwalkan untuk meluncur di tahun ini, namun tampaknya Piranha Games membutuhkan waktu lebih lama buat merampungkan proyek tersebut. Akhirnya, di acara MechCon 2018 yang dilangsungkan di Vancouver kemarin, developer menetapkan bulan September 2019 sebagai momen pelepasan game.

MechWarrior 5 digarap dengan tetap berkiblat pada formula para pendahulunya, mengombinasikan genre vehicular combat berbasis robot (mecha) dan detail ala permainan simulasi. Tentu saja, permainan juga memperoleh banyak tambahan fitur – satu contohnya ada mode multiplayer coop, dan dibangun menggunakan teknologi terbaru. Di sana, kustomisasi juga menjadi pilar gameplay. permainan mempersilakan pemain buat meng-upgrade serta menggonta-ganti komponen kendaraan perangnya.

Untuk jalan ceritanya – seperti yang sudah dikonfirmasi di trailer serta diindikasikan judulnya – Anda bermain sebagai anggota kelompok pasukan bayaran. Seperti MechWarrior 4: Mercenaries, saya menduga kita bisa memilih bekerja untuk faksi atau klan berbeda. Lalu selain bertempur menggunakan robot, pemain juga dapat menjelajahi markas mereka (meski saya belum tahu apa saja yang bisa dilakukan di sana).

MechWarror di-setting di jagat fiksi BattleTech. Ia merupakan bapak dari permainan-permainan bertema mech seperti Front Mission, Armored Core, Hawken, sampai Titanfall.

Beberapa gamer mungkin menganggap gameplay MechWarrior terlalu lambat, namun sebetulnya semua itu bergantung dari jenis BattleMech yang Anda pilih. Memang betul ia tidak ‘secepat’ Titanfall, namun MechWarrior 5: Mercenaries memperkenankan kita menghancurkan bangunan dan  segala objek di arena tempur. Itu berarti, skenario pertempuran akan selalu berbeda, walaupun dilangsungkan di lokasi yang sama.

Sebagai tambahan info, di tahun ini Harebrained Schemes juga merilis reboot dari seri BattleTech, digarap berlandaskan versi permainan tabletop-nya. Namun berbeda dari MechWarrior, BattleTech menyajikan formula strategi turn-based.

Via Polygon.

4 Tantangan Developer Mobile di Tahun 2018 dan Cara Google Mengatasinya

Pasar mobile di tahun 2018 adalah pasar yang masih terus bertumbuh. Demikian pernyataan yang dilontarkan oleh Google pada awal acara konferensi Google Playtime 2018 Singapore, 29 November lalu. Di Asia Tenggara saja, ekonomi digital/internet telah mencapai angka perputaran uang US$72 miliar di akhir tahun 2018. Sementara di tahun 2025, angka ini diperkirakan akan tumbuh hingga lebih dari tiga kali lipatnya, yaitu sekitar US$240 miliar.

Nilai ekonomi sebesar itu tercapai, salah satunya berkat banyaknya jumlah perangkat mobile yang beredar dan aktif digunakan di seluruh dunia. Google memperkirakan bahwa saat ini ada lebih dari dua miliar mobile device aktif di 215 negara. Dari sedemikian banyak perangkat, lebih dari 250 juta aplikasi diunduh setiap harinya. Ini berarti banyak pengguna perangkat mobile yang selalu aktif mencari dan mengunduh aplikasi baru.

Mobile game tentu merupakan bagian besar dari ekonomi tersebut. Dan Google sebagai penyedia platform punya kewajiban untuk mengidentifikasi serta menciptakan solusi atas tantangan-tantangan yang muncul di dalamnya. Setidaknya ada empat tantangan besar yang dihadapi oleh dunia mobile game di tahun 2018. Berikut masalah-masalah tersebut dan cara Google menghadapinya.

Google Playtime 2018 - Hosts
Tian Lim, Purnima Kochikar, dan Kunal Soni di Google Playtime 2018 Singapore | Sumber: Dokumentasi Hybrid

Ukuran instalasi

Sejak tahun 2012, ukuran sebuah mobile game telah semakin membengkak. Rata-rata ukuran APK game Android di tahun 2018 mencapai lima kali lipat dari sejak enam tahun yang lalu. Ini memunculkan masalah tersendiri, terutama di pasar negara berkembang. Semakin besar ukuran instalasi sebuah game, semakin tinggi kemungkinan terjadi gagal unduh atau gagal install.

“Di Indonesia misalnya, lebih dari 40% perangkat mobile yang beredar hanya memiliki kurang dari 1 GB storage,” kata Tian Lim, VP of UX and Product di Google Play. Padahal pasar potensial wilayah ini sangat besar. Sayang sekali bila ada developer yang tak bisa memanfaatkannya karena kendala storage.

Menghadapi hal ini, Google Play telah mengubah cara instalasi di platform tersebut. Para developer kini bisa mengakses fitur bernama Android App Bundle yang memungkinkan penciptaan APK dalam ukuran jauh lebih kecil dari biasanya. Fitur ini tersedia dalam Android Studio versi 3.2 yang baru saja dirilis bulan September lalu.

Kualitas aplikasi

Seperti yang dikatakan oleh Kunal Soni, Director of Business Development Google Play SEA & India saat konferensi Indie Games Accelerator 2018, di tengah banyaknya mobile game yang beredar, tidak ada ruang bagi game berkualitas rendah. Google memahami hal ini, karena itulah mereka terus berinovasi demi memastikan semua game di Google Play memenuhi standar tertentu.

Google meluncurkan program baru yang bernama Android Vitals. Program ini memungkinkan developer untuk mengakses sebuah dashboard yang menunjukkan berbagai macam statistik tentang stabilitas aplikasi. Mulai dari waktu startup/loading, penggunaan baterai, masalah permission, crash rate, dan sebagainya. Seluruh statistik tersebut membentuk suatu daftar yang disebut “core vitals”. Dengan memastikan seluruh core vitals tercapai, developer dapat merilis aplikasi tanpa perlu khawatir akan crash atau bug yang merepotkan.

Selain itu, Google Play kini juga memiliki fitur Early Access dan Pre-Registration. Dengan menawarkan berbagai imbalan serta kesempatan mencicipi game lebih awal, mereka berharap akan meningkatkan jumlah aplikasi yang terinstalasi di hari peluncurannya.

Metode pembayaran lokal

Kunal Soni mengatakan dalam acara Google Playtime 2018, “Salah satu tantangan terbesar yang unik di Asia Tenggara adalah masalah pembayaran. Developer butuh jalur pembayaran yang mudah dan tepat agar mereka bisa mendapat pemasukan.” Asia Tenggara memang termasuk negara berkembang di mana penggunaan kartu kredit masih relatif rendah. Pengguna ingin jalur-jalur pembayaran alternatif yang lebih mudah dan familier.

Google berinvestasi di dua jalur pembayaran lokal. Pertama yaitu dalam wujud gift card (alias voucer Google Play) dan kode digital. Metode ini diterapkan di negara-negara seperti Thailand, Indonesia, Singapura, dan India. Saat ini ada lebih dari 42.000 gerai ritel Asia Tenggara dan India yang menjual voucer Google Play.

Metode kedua adalah pembayaran via pulsa. Google Play telah menjalin lebih dari 25 ikatan kerja sama DCB (Direct Carrier Billing) dengan perusahaan telekomunikasi berbagai negara. Termasuk di antaranya Vietnam, Singapura, Malaysia, Filipina, India, serta tentu saja Indonesia. Pembayaran via pulsa bisa dilakukan secara prabayar atau pascabayar, dan terbukti sangat populer di negara-negara berkembang.

Google juga mengizinkan para developer game untuk mematok banderol harga berbeda-beda di tiap negara. Di Indonesia misalnya, game dapat dijual bahkan dengan harga kurang dari Rp10.000, sementara di India developer dapat memasang harga semurah 10 Rupee. Praktik “sub-dollar price” ini sangat efektif meningkatkan minat pasar terhadap berbagai game yang ada di Google Play. Salah satu contoh suksesnya adalah Niji Games dengan game berjudul Jones: Jomblo is Happiness. Dijual dengan harga Rp9.000 saja, game ini laku keras, bahkan sempat nangkring di peringkat 6 Top Paid Games Google Play.

Jones: Jomblo is Happiness - Price
Salah satu contoh praktik sub-dollar price yang sukses | Sumber: Google Play

Keamanan

Kemanan dan kepercayaan adalah masalah penting. Bila sebuah platform banyak mengandung aplikasi jahat, malware, atau sejenisnya, pengguna lambat laun akan kehilangan kepercayaan dan pergi meninggalkan platform tersebut.

Google Play sangat serius menggarap masalah ini. Di tahun 2017 saja, mereka telah menghapus kurang lebih 700.000 aplikasi bermasalah dari Google Play. Mereka juga menerapkan proses approval yang lebih ketat, serta menciptakan tools untuk memindai aplikasi-aplikasi Google Play secara otomatis untuk menemukan potensi malware. Menurut Tian Lim, setiap harinya Google Play melakukan pemindaian 50 miliar aplikasi untuk menjaga keamanan.

Itulah empat tantangan utama developer mobile di tahun 2018. Google melalui platform Google Play tak henti-henti melakukan perbaikan demi menciptakan ekosistem mobile yang baik, terutama di wilayah Asia Pasifik. Mereka juga mendorong pertumbuhan developer lokal, misalnya melalui program Indie Games Accelerator dan Start on Android. Harapannya Google Play dapat menjadi platform yang sehat, aman, dan terus tumbuh di masa depan.

Google Indie Games Accelerator 2018, Ajang Pertapaan Developer Game Delapan Negara

Google baru saja menyelesaikan program bootcamp yang digelar untuk developer mobile game dari delapan negara—India, Indonesia, Malaysia, Paksitan, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Berjudul Indie Games Accelerator 2018 (IGA 2018), program ini bertujuan untuk melejitkan pertumbuhan mobile game di negara-negara tersebut, dan melibatkan sejumlah mentor dari perusahaan-perusahaan game top dunia dalam sebuah kurikulum yang komprehensif.

Google menyebut Indie Games Accelerator sebagai “edisi spesial dari program Launchpad Accelerator”. Artinya, IGA 2018 bukan hanya membantu para developer menciptakan game yang menarik, tapi juga mengajarkan mereka cara mendirikan perusahaan yang sustainable untuk jangka panjang. Membuat sebuah game dan membuat sebuah perusahaan game adalah dua hal yang berbeda, dan Google ingin agar para studio game dapat melakukan keduanya secara maksimal.

Indie Games Accelerator 2018 - Cohorts
Beberapa peserta IGA 2018 | Sumber: Dokumentasi Google

Seleksi ketat 30 peserta

IGA 2018 adalah program IGA pertama yang diadakan Google. Untuk saat ini, Google hanya menargetkan delapan negara di atas, namun mereka juga ingin melebarkan jangkauan ke wilayah lainnya di masa depan. “Kami ingin memastikan bahwa Google Play mendukung dan memberdayakan developer game dari skala apa pun dan dari negara apa pun,” demikian kata Kunal Soni, Director of Business Development Google Play SEA & India.

Selama masa registrasi tanggal 27 Juni – 31 Juli 2018 lalu, Google telah menerima pendaftaran dari beribu-ribu developer, dan menyaring semuanya jelas bukan hal mudah. Pada akhirnya, terpilih 30 developer yang menjalani bootcamp Indie Games Accelerator perdana ini. Berikut ini daftar developer tersebut.

India:

  • 2Pi Interactive
  • Bombay Play
  • GoLIVE Games Studio
  • Jambav
  • Lucid Labs
  • Octathorpe Web Consultant
  • Threye Interactive
  • Underdogs Gaming Studio

Indonesia:

Indie Games Accelerator 2018 - Kunal Soni
Kunal Soni menjelaskan isi program mentorship IGA 2018 | Sumber: Dokumentasi Google

Malaysia:

  • Gameka

Pakistan:

  • Dreamnode Studios
  • we.R.play

Filipina:

  • MochiBits
  • Monstronauts

Singapura:

  • Battle Brew Productions
  • Boomzap
  • The Gentlebros
  • Springloaded
  • Touch Dimensions

Thailand:

  • Bit Egg
  • Extend Interactive
  • Urnique Studio

Vietnam:

  • Beemob Hanoi Studio
  • CSCMobi
  • Gemmob Studio
  • Suga Studio
  • Tope Box
  • WolfFun Game

Tiga puluh developer ini kemudian mengikuti bootcamp dan bimbingan secara intensif bersama pembicara dan mentor yang merupakan pakar industri game dari seluruh dunia. Termasuk di antaranya Rami Ismail dari Vlambeer, Mark Skaggs dari Electronic Arts, Alvin Chung dari Rayark, Jay Santos dari Unity, Angelo Lobo dari Zynga, dan banyak lagi! Anda yang familier dengan dunia game indie pasti sudah akrab dengan nama-nama mentor atau perusahaan tersebut.

“Bagian terbaik dari program ini adalah para mentornya,” kata Howard Go dari MochiBits. “Mereka dapat memberi tahu kita kenyataan-kenyataan pahit di lapangan dan bagaimana cara mengatasinya.” Interaksi antara para mentor dan developer peserta IGA memang terjadi dengan sangat dekat dan intens. Para mentor dikenal sebagai pakar di bidangnya masing-masing, jadi mereka selalu dapat memberikan feedback tajam dan tepat sasaran. Terkadang, wawasan dari para mentor itu bahkan sama sekali tak terpikirkan oleh developer sebelumnya.

Indie Games Accelerator 2018 - David McLaughlin
David McLaughlin dalam konferensi pers IGA 2018 | Sumber: Dokumentasi Google

Pilar-pilar utama Indie Games Accelerator 2018

“Kami tidak ingin game untuk menjadi one hit wonder saja. Kami ingin menciptakan perusahaan-perusahaan yang sustainable di seluruh Asia, yang dapat membuat game hit lagi dan lagi,” demikian kata David McLaughlin, Director of Global Developer Ecosystem di Google. Untuk mencapai hal itu, program IGA tidak memiliki tiga pilar utama yang disebut Discovery, Mentorship, dan Recognition.

Discovery atau Penemuan adalah tahap pencarian developer-developer bertalenta melalui seleksi. Kemudian Mentorship atau Bimbingan adalah inti dari program IGA itu sendiri, di mana para developer diajarkan berbagai best practice dalam pengembangan game maupun manajemen perusahaan. Terakhir, Recognition atau Pengakuan adalah tahap di mana Google memberi reward, baik jangka pendek ataupun jangka panjang, untuk membantu kesuksesan developer-developer itu.

Hal yang membuat IGA unik dibanding bootcamp lainnya adalah kurikulum mentorship yang didesain khusus untuk acara ini. Kurikulum tersebut meliputi lima proses tahapan, yaitu:

  • BUILD – Game Development & Design
  • GROW – Business Development
  • EARN – Monetization and User Connections
  • TEST – Game Testing
  • LEAD – Building A Company
Indie Games Accelerator 2018 - Mentors
Mentor IGA 2018, Mark Skaggs (EA) dan Kamina Vincent (Mountains Games) | Sumber: Dokumentasi Google

Tiga tahap yang paling menjadi perhatian intensif dalam kurikulum ini adalah BUILD, TEST, dan LEAD. Google paham bahwa di tengah banyaknya mobile game yang beredar dewasa sekarang, tak ada lagi ruang untuk game berkualitas jelek. Oleh karena itu Google benar-benar menghabiskan banyak waktu di tahap BUILD untuk memastikan game buatan peserta IGA berjalan dengan baik di semua platform.

Google memiliki tools tersendiri untuk deteksi bug, pelaporan eror, dan sebagainya. Dengan memberikan akses tools tersebut pada para peserta, mereka bisa langsung tahu device apa saja yang memiliki risiko terjadinya bug atau crash. Ini membantu para developer untuk meluncurkan game dalam keadaan sudah terpoles sangat baik.

Selain itu, TEST adalah tahap yang unik di IGA. Perusahaan-perusahaan developer besar umumnya memiliki divisi tersendiri untuk melakukan testing secara menyeluruh. Bahkan di luar sana ada perusahaan-perusahaan yang bergerak khusus di bidang game testing. Tapi developer indie tidak memiliki sumber daya semacam ini. Google menyediakan sumber daya testing bagi para developer, baik itu berupa automated test maupun tes manual dari para mentor.

“Kami mengajarkan startup untuk melakukan iterasi dan beradaptasi. Di sini kami pun melakukan hal yang sama,” ujar McLaughlin. IGA mengajarkan studio-studio game teknik manajemen perusahaan dengan metode OKR (Objectives and Key Results). Menurut beberapa peserta, metode ini benar-benar mengubah cara mereka mengatur perusahaan, dan membuat mereka dapat melihat masa depan secara lebih pasti. Google sendiri sudah mengadopsi sistem OKR sejak lama, dan mereka merupakan bukti nyata keberhasilan metode tersebut.

Di tahap LEAD, IGA memiliki sesi khusus yang disebut LeadersLab. Google menginvestasikan banyak waktu dan tenaga untuk menciptakan para pemimpin yang hebat, berani berbicara tentang kegagalan, dan mampu bekerja sama dengan sesama co-founder. LeadersLab sebelumnya juga sudah ada di program LaunchPad Accelerator. Ini adalah salah satu cara Google melatih perusahaan-perusahaan baru agar dapat tumbuh menjadi perusahaan dengan bisnis yang sehat.

Indie Games Accelerator 2018 - Gaco Games
Gaco Games di upacara kelulusan IGA 2018 | Sumber: Dokumentasi Hybrid

IGA 2018 hanyalah langkah awal

Indie Games Accelerator kini telah berakhir, dan seluruh peserta telah melalui upacara “wisuda” di kantor Google Asia Pacific di Singapura. Akan tetapi ini bukanlah akhir dari perjalanan mereka. Justru semua baru dimulai.

Satu hal yang mungkin terkesan sepele namun sebetulnya berpengaruh besar dari IGA 2018, adalah kesempatan para developer untuk menciptakan sebuah komunitas developer yang kuat. Pertemuan dengan sesama developer game indie dari berbagai negara, serta perkenalan dengan pakar industri game dari seluruh dunia, semuanya merupakan hal berharga yang akan membuka banyak opotunitas menarik di masa depan.

“Ada beberapa developer dari Vietnam yang sejak awal bootcamp selalu berkumpul untuk minum-minum setiap malam. Kini setelah program berakhir ternyata mereka membentuk asosiasi developer game di Vietnam,”kata Marcus Foon, Program Manager Google dalam bincang-bincang singkat dengan Hybrid. Kejadian tadi hanya salah satu contoh bagaimana IGA dapat memunculkan manfaat di luar bootcamp itu sendiri. Satu studio peserta lain bahkan berhasil menjalin kerja sama dengan publisher besar lewat acara ini. Para peserta IGA juga telah menjalin ikatan sendiri secara organik, misalnya lewat grup WhatsApp atau interaksi-interaksi lainnya.

Indie Games Accelerator 2018 - Booth
Pengunjung dapat mencoba game buatan peserta bootcamp | Sumber: Dokumentasi Hybrid

Bagi para developer senior, Google Indie Games Accelerator adalah kesempatan mereka untuk berkontribusi kembali ke dunia industri ini. Itulah salah satu sisi menariknya industri game, terutama game indie. Dengan pasar yang begitu besar, banyak developer bisa sama-sama sukses tanpa harus menganggap satu sama lain saingan. Mereka juga selalu terbuka untuk berbagi ilmu dengan developer lain, dan mereka ingin semua developer sukses bersama-sama.

“Ketika saya baru memulai dulu, saya sangat terbantu oleh para developer lain yang berkenan membagikan pengetahuan kepada saya. Sekarang saatnya saya melakukan hal yang sama untuk developer baru lainnya,” demikan ujar Kamina Vincent, salah satu mentor dari Mountain Games Studio.

Rockstar Konfirmasi Kehadiran Mode Battle Royale di Red Dead Online

Setelah sukses dipopulerkan oleh PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Fortnite, developer-developer ternama dunia kini berlomba-lomba mendorong franchise mereka memasuki ke pasar battle royale. Activision melakukannya lewat Call of Duty: Black Ops 4, lalu Electronic Arts berencana untuk meluncurkan mode last man standing itu di Battlefield V pada musim semi 2019.

Rumor soal niatan Rockstar buat mengadopsi formula populer itu di Red Dead Online sempat terdengar berbulan-bulan silam, dilaporkan oleh Trusted Reviews. Sang developer ternyata menanggapi masalah ‘kebocoran info’ dengan sangat serius. Mereka mengambil langkah hukum, dan meminta Trusted Reviews untuk menurunkan berita tersebut. Namun sesudah porsi multiplayer di Red Dead Redemption 2 ini mulai tersedia, Rockstar akhirnya mengonfirmasi kehadiran battle royale.

Lewat laman newswire, Rockstar Games menjabarkan secara cukup lengkap seperti apa konten yang ditawarkan oleh Red Dead Online. Di bagian ‘Competition and Showdown Series’, developer menjabarkan lima mode kompetitif yang bisa kita nikmati di periode beta, di antaranya Shootout dan Team Shootout, Most Wanted, Hostile Territory, Name Your Weapon, dan Make it Count.

Red Dead Redemption 2 1

Make it Count ini yang sangat menarik. Ia dideskripsikan sebagai ‘sebuah ujian kecerdikan sejati’, mengadu pemain di sebuah area yang semakin mengecil dan hanya membekali mereka dengan panah serta pisau. Informasi dari Eurogamer menyatakan bahwa Make it Count memberikan arena bagi 32 orang pemain buat jadi satu-satunya penyintas – alias last man standing. Premisnya terdengar sangat akrab bukan?

Red Dead Redemption 2 2

Red Dead Online dimulai dengan sesi pembuatan karakter. Penyajiannya sangat mirip Grand Theft Auto Online, mempersilakan Anda mengutak-utik elemen penampilan secara cukup detail – misalnya penempatan mulut atau ukuran hidung. Selanjutnya, Anda akan diajak mengunjungi Sisika Penitentiary untuk mendapatkan kuda tunggangan. Lalu pemain dapat mendirikan kemah, berburu harta karun, hingga melengkapi Ability Card pertamanya.

Red Dead Redemption 2 3

Aspek penjelajahan tidak terlalu berbeda dari Red Dead Redemption 2. Ketika bereksporasi, Anda akan menemukan kejadian-kejadian menarik, bahkan bertemu dengan wajah-wajah familier. Misi tersaji berdasarkan kepribadian Anda. Jika bermain sebagai karakter baik, Anda mungkin akan diminta menjaga konvoi, sedangkan karakter jahat malah diperintahkan buat membebaskan sesama kriminal.

Red Dead Online tersaji melalui update ke versi 1.03. Di PlayStation 4, Rockstar menyajikan undahan sebesar 5-gigabyte lebih. Saat artikel ini ditulis, proses download di console masih berlangsung, tapi saya sendiri mungkin baru dapat mengaksesnya pada tanggal 29 November. Gerbang beta Red Dead Online baru akan terbuka sepenuhnya bagi seluruh pemilik Red Dead Redemption 2 di tanggal 30 November nanti.

Red Dead Online Dapat Dinikmati Mulai Minggu Ini

Red Dead Redemption 2 menyuguhkan banyak sekali hal untuk Anda lakukan serta menyimpan berbagai rahasia yang menanti buat disingkap. Seiring bermain, secara personal saya menyukai pendekatan gameplay simulasi koboi ini yang tidak memburu-buru pemain. Banyak dari Anda mungkin sudah menyelesaikan kisah petualangan Arthur Morgan, namun sebagian boleh jadi sangat menanti-nanti kehadiran Red Dead Online.

Red Dead Online adalah porsi multiplayer dari Red Dead Redemption 2, disajikan dengan pendekatan yang menyerupai Grand Theft Auto Online di Grand Theft Auto V. Sebelumnya, Rockstar Games berjanji untuk meluncurkan Red Dead Online di bulan November 28=018, dan lewat website-nya, sang developer akhirnya mengumumkan tanggal pembukaan gerbang versi beta yang dilakukan secara bertahap.

Rockstar menjelaskan bagaimana mereka menggunakan Red Dead Redemption 2 sebagai pondasi dari mode online ini. Developer menyulap lingkungan alam terbuka dan kota-kota di sana menjadi arena online ‘yang hidup’ dan siap dinikmati oleh para pemain bersama-sama. Anda bisa membentuk grup (Rockstar menamainya Posse) bersama tujuh orang kawan serta dipersilakan pula buat menjelajahi dunianya sendirian.

Beragam aktivitas bisa Anda kerjakan di sana: berbelanja di kota, memerangi geng lawan dan menyerang persembunyiannya, memburu harta karun, serta mengerjakan berbagai misi. Anda juga dapat bertemu lagi dengan karakter-karakter familier dan bertempur melawan musuh secara spontan atau dalam pertempuran berskala besar. Rocktar menyampaikan, kombinasi dari konten yang kaya serta detailnya mode multiplayer ‘menghadirkan pengalaman baru dalam bermain’.

Seperti Grand Theft Auto Online, Red Dead Online mempersilakan kita menciptakan dan mengustomisasi karakter sendiri. Selanjutnya, Anda bisa membentuk tokoh itu sesuai imajinasi, misalnya menjadi penegak atau malah pelanggar hukum. Penjelasan Rockstar juga mengindikasikan agenda mereka untuk melepas update secara berkala sehingga gameplay-nya terus meluas dan berevolusi.

Di bawah ini adalah jadwal pembukaan gerbang uji coba beta Red Dead Online, dibagi berdasarkan kepemilikan versi dan waktu partisipasi pemain:

  • 27 November: Para pemilik Red Dead Redemption 2: Ultimate Edition. Mereka yang membeli edisi fisiknya harus me-redeem kode Ultimate Edition-nya terlebih dulu.
  • 28 November: Pemain yang mengakses Red Dead Redemption 2 tepat di momen peluncurannya, pada tanggal 26 Oktober.
  • 29 November: Semua gamer yang memainkan Red Dead Redemption 2 antara tanggal 26 sampai 29 Oktober – berdasarkan data Rockstar. (Saya masuk dalam golongan ini)
  • 30 November: Seluruh gamer Red Dead Redemption 2.

Sumber Rockstar Newswire.

Ubisoft Gandeng PayPal, Lenovo, dan HyperX dalam Rainbow Six Pro League Musim 2019

Ubisoft beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan PayPal sebagai platform pembayaran resmi untuk kompetisi Tom Clancy’s Rainbow Six Pro League dan Major. Kerja sama ini berlaku dalam periode November 2018 hingga November 2019, di seluruh wilayah Amerika Utara, EMEA (Eropa, the Middle East, and Africa), Asia Pasifik, dan Amerika Latin. Indonesia selaku salah satu wilayah Asia Pasifik tentunya juga termasuk di dalamnya.

Pengumuman ini disampaikan Ubisoft dalam acara final Rainbow Six Pro League Season 8 yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil. Kompetisi itu sendiri dimenangkan oleh G2 Esports, tim Rainbow Six: Siege profesional yang bermarkas di Jerman. Sebagai juara pertama, G2 Esports berhak membawa pulang uang hadiah senilai US$75.000.

“Kami merasa terhormat dapat menyambut PayPal sebagai partner kunci dalam Tom Clancy’s Rainbow Six Pro League dan Major,” demikian kata Geoffrey Sardin, Vice President Sales & Marketing Ubisoft EMEA. “Ini adalah pertanda jelas bahwa iklim esports Tom Clancy’s Rainbow Six terus bergerak maju, menarik partner-partner baru yang memiliki antusiasme terhadap esports sama seperti kami. Akan sangat bagus melihat kerja sama kami berkembang di berbagai event di kemudian hari, termasuk (event) Rio de Janeiro, Montreal, dan event sepanjang tahun 2019.”

Rainbow Six Siege - G2 Esports
G2 Esports Juara Rainbow Six Pro League Season 8 | Sumber: G2 Esports

Tidak hanya PayPal, Ubisoft juga menggandeng beberapa perusahaan prestisius lainnya sebagai partner untuk musim kompetisi 2018 – 2019 yang akan berlangsung. Salah satunya adalah Lenovo yang merupakan sponsor resmi eksklusif untuk penyediaan PC dan monitor. Kerja sama dengan Lenovo ini sudah berjalan sejak pertengahan tahun 2018, dan akan berjalan hingga pertengahan 2019.

Sementara itu satu partner lain yang baru saja memperpanjang masa kerja samanya adalah HyperX, penyedia gaming peripheral seperti headset, keyboard, mouse, dan sebagainya. HyperX adalah nama yang pasti sudah sangat akrab di telinga para penggemar esports. Mereka memang sering menjadi sponsor kompetisi-kompetisi bergengsi, juga merupakan sponsor untuk tim-tim esports ternama seperti Team Liquid, Cloud9, dan Cygames Beast.

HyperX akan menjadi penyedia eksklusif peripheral Tom Clancy’s Rainbow Six Pro League serta Major untuk periode November 2018 – Agustus 2019. Artinya kerja sama ini melingkupi Pro League online seasons dan Worldwide Finals, serta dua kompetisi Major yaitu Six Invitational 2019 dan Six Major berikutnya yang akan digelar di musim panas. HyperX sendiri sudah cukup lama menjadi partner Ubisoft, yaitu sejak tahun 2016. Ini menunjukkan bahwa kedua perusahaan punya visi dan keyakinan yang sama di dunia esports.

Rainbow Six Siege - Operators
Operator Rainbow Six: Siege | Sumber: Ubisoft

“Kami telah bekerja sama dengan HyperX sejak permulaan dunia esports Tom Clancy’s Rainbow Six,” demikian diungkapkan Geoffrey Sadrin. “Logis saja dan sungguh menyenangkan bagi kami untuk dapat memperpanjang kerja sama ini hingga tahun mendatang.”

Saat ini Ubisoft tengah bersiap-siap untuk mengadakan kompetisi Major yaitu Six Invitational 2019, bulan Februari nanti. Baru-baru ini Rainbow Six: Siege mendapatkan dua operator baru, yaitu Nomad dan Kaid, serta map baru Fortress yang berlatar pedesaan Afrika Utara. Seperti apakah pengaruh kedatangan dua operator ini terhadap meta esports Rainbow Six: Siege, kita lihat saja nanti ketika Six Invitational 2019 dimulai.

Sumber: Ubisoft, Lenovo

Expansion Pack Civilization VI Gathering Storm Adu Pemain Dengan Alam dan Cuaca

Mungkin hanya Civilization yang bisa mengubah janji ‘satu turn lagi’ menjadi sesi gaming sepanjang malam, dan cuma di sini pemain dapat menyaksikan ancaman nuklir dari Mahatma Gandhi. Dilepas di bulan Oktober 2016, game keenam di seri strategi turn-based ini memperoleh pujian karena menawarkan konten sangat lengkap, apalagi jika dibandingkan Civilization V.

Dalam perjalananya selama dua tahun ini, tim Firaxis Games telah memperkenalkan sejumlah opsi kebudayaan serta pemimpin baru – salah satunya adalah Dyah Gitarja dari Indonesia. Expansion pack bertajuk Rise and Fall dirilis di bulan Februari silam memperluas kondisi kemenangan/kekalahan serta menghadirkan sejumlah fitur. Dan di tanggal 20 November kemarin, Firaxis resmi mengumumkan Sid Meier’s Civiliation VI Gathering Stormexpansion pack kedua yang berpotensi membuat gameplay-nya jadi lebih unik lagi.

Selama ini, seri Civilization fokus pada persaingan kebudayaan berbeda lewat teknologi, kekuatan militer, kebudayaan, ilmu pengetahuan hingga agama. Namun lewat Gathering Storm, developer memasukkan elemen-elemen baru ke dalam permainan: alam dan cuaca. Melalui website-nya, lead designer Ed Beach menjelaskan bagaimana kehidupan manusia memberikan dampak bagi kondisi Bumi dan hal tersebut menginspirasi tim developer.

Untuk pertama kalinya, kondisi alam di sekitar kota bisa memengaruhi game. Misalnya, jika Anda mendirikan kota di padang rumput dekat sungai, maka muncul resiko banjir. Saat menyerang, banjir memang dapat merusak bangunan, tapi juga membawa efek positif. Misalnya, kebudayaan Anda nanti bisa membangun bendungan, lalu tanah di sana menjadi lebih subur.

Gathering Storm 2

Selain banjir, ada banyak ancaman dan keuntungan yang menanti di lokasi-lokasi seperti gunung berapi dan daerah lembah. Gunung berapi akan meletus secara berkala, dan erupsinya dirasakan di sejumlah ‘petak’. Meski begitu, gunung berapi memproduksi tanah volkanik di sekelilingnya.

Gathering Storm 1

Untuk membuat permainan lebih realistis, kondisi geologi suatu daerah juga memengaruhi keadaan daratan atau kepulauan di sana. Kemudian, pemain akan menghadapi cuaca buruk, misalnya angin topan yang berpotensi menenggelamkan kapal laut atau badai pasir yang menyapu gurun dan kota-kota di dekatnya. Firaxis telah menyiapkan empat tipe badai, lengkap dengan efek dan ‘manfaatnya’.

Gathering Storm 3

Selanjutnya, developer turut memodifikasi sistem eksplorasi di peta. Nantinya, tempat-tempat akan dinamai berdasarkan kebudayaan yang pertama kali menemukannya. Misalnya, jika ada sebuah sungai ditemukan oleh bangsa Mesir, maka secara otomatis sungai tersebut diberi nama Nil.

Civilization VI Gathering Storm rencananya akan meluncur pada tanggal 14 Februari 2019. Walaupun Civilization VI dapat dinikmati di mobile dan Switch, untuk sementara expansion pack ini baru dikonfirmasi untuk platform PC.

Call of Duty Black Ops 4 Kalahkan Penjualan Red Dead Redemption 2

Seperti sebelumnya, kuartal terakhir tahun ini dimeriahkan oleh pelepasan game-game yang paling dinanti dari franchise-franchise raksasa. Mereka semua akan bersaing hingga momen liburan nanti. Sejak bulan Oktober kemarin, Anda mungkin sudah sempat mendengar judul-judul apa saja yang berhasil memperoleh pemasukan hingga ratusan juta dolar.

Melihat angkanya, dua permainan berhasil mencuri perhatian kita. Dirilis di tanggal 12 Oktober, Call of Duty: Black Ops 4 sempat mengamankan gelar sebagai game terlaris di 2018, sukses meraup US$ 500 juta dalam waktu 24 jam. Namun titel itu sempat direbut oleh Red Dead Redemption 2 dengan US$ 725 juta cuma dalam tiga hari. Meski demikian, data terkini menunjukkan bahwa game shooter Activision itu ternyata masih lebih laku dibanding simulator koboi buatan Rockstar.

RDR 2

Berdasarkan laporan NPD Group terkait penjualan game di bulan Oktober 2018, Call of Duty: Black Ops 4 berhasil mengungguli Red Dead Redemption 2, terutama di wilayah Amerika Serikat. Menakar dari distribusi versi fisiknya, Black Ops 4 tercatat sebagai game dengan penjualan tertinggi urutan kedelapan sepanjang sejarah, sejak NPD Group mulai beroperasi di tahun 1995. Perlu diketahui bahwa WWII masih menjadi game Call of Duty terlaris dalam periode 12 bulan.

Red Dead Redemption 2 sendiri terpantau sebagai permainan dengan penjualan terbanyak kedua baik di bulan Oktober maupun di tahun 2018. Dibanding Red Dead Redemption pertama (dilepas tahun 2010), angka pemasarannya naik tiga kali lipat.

Inilah 20 permainan terlaris di bulan Oktober 2018 di kawasan Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa daftar di bawah tidak merepresentasikan distribusi game secara digital serta di platform PC, hanya versi fisik untuk console.

  1. Call of Duty: Black Ops IIII
  2. Red Dead Redemption II
  3. Assassin’s Creed: Odyssey
  4. NBA 2K19
  5. Super Mario Party
  6. Soul Calibur VI
  7. FIFA 19
  8. Marvel’s Spider-Man
  9. Madden NFL 19
  10. WWE 2K19
  11. Forza Horizon 4
  12. Lego DC Super Villains
  13. My Hero One’s Justice
  14. Shadow Of The Tomb Raider
  15. Mario Kart 8
  16. Grand Theft Auto V
  17. Super Mario Odyssey
  18. Diablo III
  19. The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  20. NHL 19

Di bulan Oktober kemarin, pemasukan dari penjualan game global mencapai US$ 1,545 miliar, naik 73 persen dari Oktober 2017; dan menyentuh US$ 10,52 miliar dalam periode setahun. Menurut NPD Group, US$ 1,545 selama sebulan merupakan rekor baru. Sebelumnya, nilai penjualan permainan video tertinggi (selama sebulan) yang berhasil mereka catat adalah di Oktober 2008 – tepat 10 tahun silam.

Bukan cuma konten digital, penjualan hardware serta aksesori gaming juga memperlihatkan lonjakan dalam 12 bulan ini, masing-masing sebesar US$ 2,72 miliar (meningkat 19 persen) dan US$ 2,96 miliar (naik 35 persen).

Via VentureBeat.