UCI akan Selenggarakan Kejuaraan Esports Balap Sepeda Tingkat Dunia Tahun Depan

The International Cycling Union (UCI) baru saja mengkonfirmasi penyelenggaraan 2022 UCI Cycling Esports World Championships. Kompetisi tersebut akan berlangsung pada tanggal 26 Februari 2022.

Tahun depan merupakan tahun kedua dari turnamen online bersepeda ini. Nantinya 2022 UCI Cycling Esports World Championships akan diadakan di Zwift, sebuah platform balap sepeda indoor virtual.

Yang membedakan kontestasi ini dengan kebanyakan event esports lain adalah, para peserta akan benar-benar bersepeda, ketimbang bermain video game. Hal yang berbeda saat seseorang bermain video game olahraga, seperti FIFA atau Efootball, yang tidak melakukan aktiftas fisik yang berat saat bertanding.

sumber: Zwift

The Olympic Virtual Series yang diadakan di awal tahun ini menunjukkan bahwa esports bersepeda memiliki potensi untuk mendorong partisipasi global di dunia bersepeda,” kata David Lappartient, selaku presiden UCI. “Maka dari itu, kami senang sekali membuka kesempatan baru untuk kemunculan event esports bersepeda lain, dan memungkinkan mereka untuk berkompetisi dengan nama-nama tersohor dari UCI WorldTour.”

Nantinya akan ada lima babak kualifikasi, yang terbuka untuk kompetitor esports terbaik di seluruh dunia. Peserta dengan peringkat lima teratas akan berkesempatan untuk berkompetisi mewakilkan negara mereka.

Nantinya penyelenggara juga akan diberikan hak untuk memilih langsung peserta dari 23 negara, berdasarkan ukuran komunitas esports mereka dan dari peringkat di UCI.

sumber: Zwift

“Esports bersepeda dilahirkan dari komunitas balap, yang tidak jauh berbeda dengan bentuk kompetisi esports yang lain, dan di dalamnya ada banyak talenta,” tambah Chief Executive dan Co-founder Zwift, Eric Min. “Esports bersepeda adalah sebuah disiplin baru ketika skill, taktik, dan pengalaman akan memegang peran penting. Saya benar-benar percaya bahwa kami sedang membuat salah satu dari sebuah bentuk kompetisi yang paling mudah diakses.”

Untuk 2022, UCI Cycling Esports World Championships, Zwift telah memilih peta New York sebagai pilihan lokasi virtual. Para pengendara sepeda akan saling berkompetisi pada dua setengah putaran di rute Knickerbocker. Seluruh pengendara akan melalui rute yang sama, dengan total jarak sepanjang 54,9 kilometer dan 944 meter. Sedangkan satu putaran Knickerbocker berjarak sekitar 22,5 kilometer.

Gamescom Asia Pertama Resmi Digelar Pada 14-17 Oktober 2021

Untuk pertama kalinya, Gamescom Asia digelar di Singapura pada 14-17 Oktober 2021. Acara tersebut digelar dengan model hibrida. Jadi, Anda bisa menghadiri Gamescom Asia secara langsung di Suntec Convention Centre, Singapura. Namun, jika Anda tidak bisa datang secara langsung, Anda juga bisa menonton siaran online dari berbagai kegiatan di Gamescom Asia.

Gamescom merupakan trade fair untuk game terbesar di dunia. Selama 12 tahun, acara tahunan tersebut selalu diadakan oleh Koelnmesse di Cologne, Jerman. Pada tahun ini, untuk pertama kalinya, Gamescom juga diadakan di Asia. Dalam konferensi pers virtual yang diadakan pada Selasa, 12 Oktober 2021, Managing Director, Koelnmesse Pte Ltd, Mathias Kuepper menjelaskan alasan Koelnmessse untuk mengadakan Gamescom di Asia.

“Keputusan kami untuk mengadakan Gamescom Asia sudah ditentukan sejak dua tahun lalu, sebelum pandemi COVID-19. Kami merasa, ekosistem gaming di Asia sudah jauh lebih berkembang. Para pelaku industri game di Asia membutuhkan event khusus sebagai platform,” ujar Kuepper. “Sayangnya, saat ini, tidak ada event kelas dunia yang digelar khusus untuk membahas industri game di Asia Tenggara. Gamescom Asia hadir sebagai platform bagi pelaku industri game di Asia Tenggara untuk bertemu dan mengenal satu sama lain.”

Jadwal Gamescom Asia. | Sumber: Gamescom.Asia

Lebih lanjut Kuepper menjelaskan, developer game asal Asia memang bisa mengikuti acara gaming kelas dunia yang diadakan di kawasan lain, seperti Gamescom yang diadakan di Jerman. Dan selama ini, developer Asia memang sudah melakukan hal itu, termasuk developer Indonesia. Faktanya, puluhan game asal Indonesia dipamerkan di Gamescom tahun ini. Hanya saja, Kupper mengungkap, acara yang diadakan di kawasan Eropa atau Amerika Utara tentunya akan lebih fokus untuk membahas developer dan ekosistem game di kawasan tersebut. Dengan adanya Gamescom Asia, Kupper berharap, developer Asia akan bisa menunjukkan kemampuan mereka.

Jika dibandingkan dengan industri game di Amerika Utara atau Eropa, industri game di Asia cukup unik. Menurut Kuepper, budaya game di Asia mendapatkan pengaruh yang lebih besar dari budaya game di Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok. Memang, ketiga negara tersebut merupakan negara Asia dengan industri game sudah cukup matang.

Sementara itu, Gwen Guo, Chairperson, Singapore Games Association (SGGA) mengatakan, di Asia, mobile game punya peran besar dalam industri game. Selain itu, model bisnis game free-to-play juga sangat populer. Tak hanya itu, di Asia, jumlah pemain game perempuan juga cukup besar, mencapai 40-45% dari total gamers di wilayah tersebut. Gwen menyebutkan, meningkatnya jumlah gamers perempuan akan mendorong perusahaan game untuk mempekerjakan perempuan di posisi penting untuk menyesuaikan diri dengan demografi yang telah berubah.

Jika Anda tertarik untuk tahu lebih lanjut tentang Gamescom Asia, Anda bisa mengunjungi situs resminya.

Fortnite akan Gelar Turnamen ‘Grand Royale’ Berhadiah Rp70 Miliar

Pandemi yang masih terus berlanjut memang mempersulit berlangsungnya berbagai gelaran esport di seluruh dunia. Seperti yang menimpa The International 10 Dota 2 yang harus membatalkan kehadiran penonton hanya beberapa hari sebelum turnamennya berlangsung.

Tidak mengherankan bila beberapa publisher lebih memilih meniadakan gelaran turnamen offline-nya tahun ini. Hal ini juga dilakukan oleh Epic Games yang meniadakan turnamen terbesar Fortnite, yaitu Fortnite World Cup.

Namun, Epic menggantikan turnamen tersebut dengan turnamen berformat liga yang diberi nama Fortnite Competitive Series (FNCS). Epic juga mempersiapkan penutup turnamen bernama FNCS Grand Royale.

Seperti kebanyakan turnamen internasional, FNCS Grand Royale juga akan memperebutkan hadiah dengan jumlah yang masif yaitu $5 juta atau sekitar Rp70 miliar. Namun hadiah besar tersebut akan dibagikan ke beberapa wilayah di seluruh dunia.

Fortnite Grand Royale ini akan dilaksanakan selama 2 minggu setiap akhir pekan yaitu tahapan kualifikasi yang akan diadakan pada 11-14 November mendatang. Kemudian turnamen akan dilanjutkan pada minggu kedua yaitu 19-21 November yang jadi babak final.

Sistem kualifikasi yang digunakan oleh FNCS juga cukup unik. Pasalnya, tim peserta yang masuk akan diberikan waktu 3 jam untuk bermain hingga maksimal 10 pertandingan dan memperoleh poin sebanyak mungkin. Semakin tinggi posisi tim tersebut saat mengakhiri permainan, semakin tinggi pula poin yang akan diperoleh.

Setelah kualifikasi 33 tim dengan poin tertinggi akan masuk ke dalam Victory Path‘. Sedangkan tim-tim yang gagal masuk akan mendapat kesempatan kedua lewat jalur Reload Path. Sistem ini kemungkinan besar mirip dengan sistem Upper Bracket dan Lower Bracket yang diterapkan di beberapa turnamen esport.

Ada 4 sesi dari Victory Path yang akan diadakan nantinya dan 8 tim pemenang dari setiap sesi akan berkesempatan untuk masuk ke dalam Grand Royale Finals. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat detail dari turnamen FNCS Grand Royale ini di website resminya.

Epic kelihatannya telah menemukan event pengganti dari Fortnite World Cup yang harus absen tahun ini. Bagusnya event ini dapat menarik lebih banyak peserta dari berbagai negara, sekaligus memberikan tontonan yang berbeda bagi para penonton selama di rumah.

Amazon Dikabarkan Akan Buat Saingan Steam dengan Nama Vapor

Kejayaan Steam sebagai game digital market sekaligus platform layanan gaming paling populer di PC kelihatannya akan terus mendapatkan tekanan. Setelah Epic Games Store yang kini bisa dikatakan menjadi pesaing utama Steam, kabarnya Amazon juga akan ikut meramaikan persaingan.

Isu ini muncul setelah adanya kebocoran data pada platform Twitch beberapa waktu lalu. Ada total 125 GB data yang dikatakan berhasil diambil dari platform Twitch. Salah satu yang paling menarik adalah keberadaan proyek game digital market baru dengan kode nama ‘Vapor’.

Salah satu orang yang berhasil menemukan proyek tersebut di dalam tumpukan bocoran data adalah pengguna Twitter bernama Sinoc. Dalam cuitannya, Sinoc juga menjelaskan bahwa Vapor nantinya akan memiliki integrasi dengan fitur-fitur yang ada di Twitch untuk beberapa game spesifik seperti Fortnite dan PUBG.

Vapor dikatakan akan memiliki sistem yang serupa dengan Steam. Ketika pengguna Vapor nantinya membeli dan mengunduh game-nya dari market digital, maka file game tersebut akan diunduh ke dalam folder Vapor pada PC pengguna tersebut.

Selain itu terdapat juga satu game baru yang belum diumumkan Amazon dengan judul Vapeworld. Game ini dipercaya akan menjadi sebuah game yang berpusat pada interaksi sosial berbasis virtual reality (VR). Sayangnya hanya ada sedikit informasi mengenai proyek Vapor dan Vaperworld ini di dalam bocoran data tersebut.

Image credit: Amazon

Video game memang menjadi ladang baru bagi Amazon apalagi setelah game terbaru mereka, New World kini meledak dan dimainkan oleh banyak gamer di seluruh dunia. Namun sayangnya tidak ada kejelasan bagaimana status proyek Vapor ini sekarang.

Namun yang pasti Amazon masih belum memberikan tanda-tanda bahwa mereka akan memperkenalkan platform tersebut dalam waktu dekat. Atau setidaknya mereka masih dalam tahap memantau reaksi pasar terhadap proyek game yang tengah mereka lakukan.

Efek Pandemi ke Perilaku Pasar Gaming di India dan Asia Tenggara

India merupakan negara dengan populasi terbesar kedua setelah Tiongkok. Dari 1,37 miliar orang di India, sebanyak 697 juta orang merupakan pengguna internet. Hal ini menjadikan India sebagai negara dengan jumlah netizen terbanyak kedua di dunia. Memang, dalam lima tahun terakhir, jumlah pengguna internet di India meningkat pesat. Pertumbuhan tersebut didorong oleh beberapa faktor, seperti biaya paket internet yang murah, harga smartphone yang semakin terjangkau, serta kualitas internet yang semakin baik.

Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di India, semakin banyak pula orang yang bisa bermain game, khususnya mobile game. Bahkan sebelum pandemi, industri mobile game di India tengah berkembang. Pandemi COVID-19 menjadi pemicu yang mendorong laju pertumbuhan industri mobile game di India.

Dampak Pandemi ke Industri Game India

Pada 2020-2021, konsumsi internet di India menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Mobile Broadband India Traffic Index (MBiT) 2021, pada tahun llau, konsumsi internet bulanan per orang naik 20%, dari 11,2 GB menjadi 13,5GB. Tak hanya itu, pada awal tahun fiskal 2020, ketika pemerintah India menetapkan lockdown, jumlah download mobile game dan lama waktu yang dihabiskan untuk bermain game juga meningkat pesat.

Tidak aneh jika jumlah download mobile game di India selama pandemi meningkat pesat, mengingat gaming memang menjadi hiburan pilihan bagi banyak warga India. Pasalnya, bermain mobile game tidak memakan biaya besar. Sebagian besar mobile game bisa diunduh dengan gratis. Selain itu, bermain game adalah kegiatan yang bisa dilakukan di dalam rumah. Bagi warga India, bermain mobile game juga bisa menjadi pelipur lara; mengalihkan perhatian mereka dari buruknya keadaan selama pandemi COVID-19.

“Saya punya sekelompok teman di Steam. Secara rutin, kami mengobrol dan bermain bersama,” kata seorang penulis freelance berumur 21 tahun, kepada Niko Partners. “Saya rasa, pandemi mendorong pertumbuhan industri game di India. Walau dalam keadaan sulit, bermain game bisa mengalihkan perhatian saya dari berbagai berita buruk yang ada.”

Ludo jadi salah satu game yang dimainkan oleh gamers India. | Sumber: Android Headlines

Bukti lain yang menunjukkan bahwa pandemi mendorong pertumbuhan industri game di India adalah total download game pada 2020 di negara itu. Tahun lalu, India menjadi negara dengan jumlah download game terbanyak, mencapai 7,3 miliar downloads, atau sekitar 17% dari keseluruhan downloads di dunia.

Pandemi tidak hanya membuat para gamers di India menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game, tapi juga membuat non-gamers tertarik untuk mencoba bermain game. Menurut data dari InMobi, 45% warga India mulai bermain mobile game di smartphone mereka selama pandemi. Kepada Niko Partners, seorang mahasiswa berumur 22 tahun mengungkap, dia mulai bermain mobile game pada tahun lalu. Sekarang, dia menghabiskan sekitar 6-8 jam setiap minggu untuk bermain mobile game.

Seorang pria asal Bhopal berumur 20 tahun mengungkap bahwa hal yang sama juga terjadi dengannya. Dia berkata, “Saya bermain dengan teman dekat saya selama pandemi. Dia adalah tetangga saya dan kami menghabiskan sekitar 3-4 jam setiap minggu untuk bermain game. Rutinitas kami tidak berubah sepanjang pandemi, khususnya sejak gelombang kedua dimulai karena kami tidak lagi bisa keluar dari rumah.”

Bermain game di smartphone adalah hobi yang tidak mahal.

Seiring dengan semakin pulihnya India dari pandemi COVID-19, maka kebiasaan para gamers pun akan kembali berubah. Waktu yang dihabiskan oleh para gamers — baik gamers lama maupun baru — akan menurun saat kehidupan mulai kembali normal. Hal ini dialami oleh seorang instruktur yoga berumur 30 tahun yang tinggal di Hyderabad. Tadinya, dia menghabiskan waktu selama 8 jam seminggu untuk bermain game. Sekarang, dia hanya bisa bermain game selama 30 menit sehari.

Seorang mahasiswa berumur 22 tahun yang tinggal di Bhopal mengungkapkan hal yang sama. “Sebalum ini, saya bermain Ludo King, Psyche, dan Head Ball 2 di smartphone saya selama 4-5 jam dalam seminggu pada minggu pertama lockdown,” ujarnya. “Tapi sekarang, saya jarang punya waktu untuk bermain di ponsel karena saya sekarang sibuk untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk.”

Dampak Pandemi di Industri Game Asia Tenggara

Sama seperti gamers di India atau di dunia, gamers di Indonesia dan Asia Tenggara juga menunjukkan perubahan perilaku karena pandemi. Darang S. Candra, Director for Southeast Asia Research, Niko Partners mengatakan, survei yang dilakukan oleh Niko Partners menunjukkan, sekitar 50-75% gamers di Asia Tengggara menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game di kala pandemi jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Ketika ditanya tentang faktor yang mendorong para gamers untuk bermain game selama pandemi, Darang menjawab, “Larangan untuk beraktivitas di luar rumah serta kebutuhan untuk bersosialisasi yang tinggi merupakan pendorong utama bagi gamers Indonesia dan Asia Tenggara untuk bermain game.” Lebih lanjut dia mengatakan, “Gamers di kawasan ini memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menjadikan game sebagai bagian dari kebutuhan akan komunitas dan menjalin pertemanan.”

Di Indonesia, kebanyakan game yang dimainkan oleh para gamers adalah game-game esports, khususnya game dengan genre MOBA dan battle royale. Selain itu, gamers di Indonesia juga senang bermain RPG dan game kasual.

Game-game esports jadi game favorit gamers di Indonesia. | Sumber: OkeZone

Di Asia Tenggara, orang-orang yang sebelumnya tidak bermain game pun menjadi tertarik untuk mencoba bermain game. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka pertumbuhan gamers di kawasan tersebut. “Dari segi pertumbuhan jumlah pemain game, Niko Partners mengestimasi bahwa ada 10-15% gamers baru pada tahun 2020, lebih tinggi pertumbuhan sebelum pandemi, yang hanya berkisar 6-12%,” ujar Darang.

Darang menjelaskan, bahkan setelah pandemi usai, kemungkinan, jumlah gamers akan tetap naik. Pasalnya, selama pandemi, ada perubahan persepsi masyarakat akan game. Berkat pandemi, bermain game mulai menjadi kegiatan yang lebih diterima oleh masyarakat luas. Selain itu, esports juga menjadi semakin dikenal oleh masyarakat banyak. Meskipun begitu, dia menambahkan, pertumbuhan jumlah gamers setelah pandemi tidak akan setinggi tingkat pertumbuhan jumlah gamers selama pandemi.

Sumber header: Pandaily

Fitur Wi-Fi Dual Station di Windows 11 Janjikan Latensi Serendah Menggunakan Ethernet

Latensi adalah musuh utama gamer kompetitif, dan itulah mengapa banyak gamer lebih memilih untuk terhubung via Ethernet ketimbang Wi-Fi, bahkan saat menggunakan laptop sekalipun.

Namun tidak selamanya harus seperti itu. Kalau Anda memiliki laptop Windows 11 yang dibekali chip Wi-Fi 6 dan Wi-Fi 6E besutan Qualcomm (FastConnect), maka Anda bisa menikmati fitur bernama Wi-Fi Dual Station untuk menekan latensi secara drastis pada koneksi nirkabel yang digunakan.

Sedrastis apa memangnya? Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh Qualcomm menggunakan access point Wi-Fi 6 yang tersedia untuk umum, Wi-Fi Dual Station sanggup mencatatkan latensi 4x lebih rendah ketimbang koneksi Wi-Fi standar, sekaligus mampu menyajikan gameplay bebas jitter secara konsisten.

Qualcomm bahkan tidak segan menyebut pengalamannya mirip seperti yang didapat jika perangkat terhubung ke internet via Ethernet, dan ini tentu bakal sangat bermanfaat dalam konteks gaming kompetitif secara online.

Menurut Qualcomm, rahasianya terletak pada teknologi 4-Stream Dual Band Simultaneous (DBS) rancangannya, yang memungkinkan perangkat untuk terhubung ke jaringan 2,4 GHz dan 5 GHz di saat yang bersamaan (atau 6 GHz jika tersedia). Dengan begitu, problem seputar latensi yang terjadi di salah satu frekuensi dapat langsung ditangani secara cepat di tingkatan sistem.

Apakah ini berlaku untuk semua game online? Well, semua tergantung dukungan dari masing-masing developer. Sejauh ini, ada Valve yang sudah menambahkan support awal terhadap Wi-Fi Dual Station pada Steamworks SDK, yang berarti fitur ini kompatibel dengan semua game yang memanfaatkan SDK tersebut untuk keperluan networking, contohnya Dota 2 dan CS:GO.

Selain developer, Wi-Fi Dual Station juga sudah mendapat dukungan penuh dari pihak OEM maupun penyedia teknologi seperti Acer, Lenovo, AMD, dan Microsoft sendiri. Jadi, jangan kaget kalau ke depannya kita bakal melihat Wi-Fi Dual Station sebagai salah satu fitur yang diunggulkan oleh laptop gaming.

Di saat yang sama, fitur ini semestinya juga bisa menjadi nilai tambah Windows 11 bagi kalangan gamer di samping DirectStorage dan Auto HDR.

Sumber: Tom’s Hardware dan Qualcomm.

Genshin Impact Bocorkan Arataki Itto dan Gorou, 2 Karakter Geo Terbaru di Versi 2.3.

Genshin Impact kembali memberikan kejutan untuk para pemainnya. Beberapa hari sebelum memasuki versi 2.2 pada 13 Oktober 2021. Melalui pengumuman singkat, mereka ‘membocorkan’ dua karakter terbaru mereka, yaitu Arataki Itto dan Gorou.

Dua karakter tersebut merupakan karakter yang akan dirilis pada versi 2.3. Arataki Itto dan Gorou merupakan karakter Geo. Belum ada informasi resmi mengenai rarity dan tipe senjata mereka, namun sudah dapat dipastikan Gorou akan bersenjata bow. Hal ini dapat dilihat dari splash art-nya dan cerita di Genshin Impact.

Berbeda dengan Gorou, pengumuman Arataki Gorou cukup menggemparkan. Pasalnya, belum ada karakter seperti dirinya, yakni seorang laki-laki yang memiliki tubuh kekar dan juga memegang gada sebagai senjata. Itto sendiri juga belum pernah ditampilkan di cerita utama, sehingga pengumuman dirinya menarik perhatian yang sangat besar.

Beberapa jam setelah pengumuman mereka di Twitter, Arataki Itto Genshin Impact sempat menjadi trending dengan tagar #itto.

Genshin Impact merilis sedikit mengenai latar belakang dari Arataki Itto:

Kepala Geng Arataki Pertama dan Terhebat. Secepat angin dan sekuat petir, Itto adalah pria pemberani dengan darah Oni yang mengalir di tubuhnya. Ciri-ciri utama Itto adalah tanduk dan suara tajamnya yang tidak pernah luput dari perhatian.

Dia adalah sosok berjiwa liar dan bebas, bahkan orang yang paling pandai berimajinasi pun dapat dikejutkan oleh Itto. Kebanggaan dan semangat kepahlawanan merupakan prinsip hidup Itto. Dia selalu melewati setiap detik hidupnya dengan penuh kebahagiaan.

Apa kamu pernah mendengar tentang Geng Arataki? Tidak pernah? Tidak masalah, mulai hari ini kita sudah saling mengenal. Kami adalah Geng Arataki dari Hanamizaka, dan kamu harus dikenalkan dengan pemimpin kami yang paling terkenal: Arataki Itto!

Genshin Impact merilis sedikit mengenai latar belakang dari Gorou:

Jenderal setia dan pemberani yang berasal dari Pulau Watatsumi. Terlahir dengan intuisi bertarung seperti binatang liar dan tekad yang ulet, Gorou dapat menemukan jalan menuju kemenangan bahkan di saat paling kritis sekalipun.

Dia memimpin pasukan Watatsumi yang tidak unggul dalam persenjataan dan material untuk melawan pasukan Shogunate. Gorou berusaha untuk menjamin semua penduduk Pulau Watatsumi dapat hidup dengan damai dan tenteram.
Orang luar mungkin tidak bisa membayangkan bahwa Gorou yang bisa menghadapi ribuan musuh di medan tempur, adalah sosok yang baik hati dan sangat dekat dengan anak buahnya.

Bagi Gorou, bawahannya bukanlah hanya prajurit pemberani, tapi juga rekan-rekan tersayangnya, yang harus dijaga seperti harta berharga. Tanah di bawah kaki, rekan yang penting, serta prinsip yang mulia.

Kesetiaan dan keberanian Gorou justru ada karena orang-orang dan hal-hal berharga ini. Ada jiwa seluas dan sekokoh bumi yang tersembunyi di hati Gorou.

Xbox Tunjukkan Series X Edisi Khusus SpongeBob

Membuat edisi khusus dari konsol game yang ada sekarang memang seakan sudah menjadi tradisi di setiap generasinya, seperti PlayStation 4 Pro edisi 20th Anniversary yang menggunakan warna abu-abu klasik PlayStation 1 hingga Xbox One X edisi Cyberpunk 2077 yang punya desain unik.

Microsoft pun melanjutkan tradisi tersebut dengan akhirnya menunjukkan tidak hanya satu namun 2 edisi khusus dari konsol Xbox Series X. Dua konsol edisi khusus ini merupakan bagian dari perayaan perilisan Nickelodeon All-Star Brawl. Maka tidak mengherankan bahwa dua konsol ini didesain dari karakter paling ikonik milik Nickoledeon.

Yang pertama adalah edisi SpongeBob SquarePants. Berkat bentuk desain karakternya yang sejak awal kotak, desain SpongeBob tersebut menempel sempurna pada bodi konsol Xbox Series X yang juga kotak. Bahkan beberapa fans menyebut bahwa Microsoft dan Xbox membawa meme yang menyamakan desain Xbox Series X mirip dengan salah satu adegan dalam kartun SpongeBob.

Satu hal yang sedikit mengganjal dari desain SpongeBob ini bukan berada di konsolnya, namun pada desain joystick-nya yang entah mengapa Microsoft (atau Nickelodeon) memutuskan memaksa wajah SpongeBob tampil melintang dengan mata yang tertutup analog kanan dan tombol X.

Konsol edisi khusus kedua dari Xbox Series X ini mengambil desain utama karakter Leonardo dari serial Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT). Desainnya memang tidak semulus desain SpongeBob, namun konsol bertema TMNT ini memiliki beberapa elemen desain di setiap sisinya, seperti wajah Leonardo di sisi depan, tulisan ‘Turtle Power’ di sisi samping, dan bahkan pizza di sisi lainnya.

Sayangnya, dua konsol edisi khusus ini tidak akan djual bebas oleh Microsoft. Keduanya akan menjadi hadiah dari event giveaway yang tengah mereka adakan di Twitter. Event tersebut diadakan mulai tanggal 11 Oktober dan akan berlangsung hingga taggal 24 Oktober mendatang.

Nickelodeon All-Star Brawl telah dirilis pada minggu lalu dan bisa dimainkan di berbagai platform mulai PC, Xbox Series X|S, Xbox One, PlayStation 4, PlayStation 5, hingga Nintedo Switch. Hingga berita ini, ditulis game pertarungan karakter-karakter Nickelodeon ini memperoleh banyak review positif di Steam dan juga oleh banyak media. Mungkinkah keinginan Nickelodeon untuk menjadi pesaing utama Smash Bros akan menjadi kenyataan?

Mini Game Sabung Ayam di Far Cry 6 Diprotes Organisasi Pecinta Hewan

Organisasi perlindungan hak hewan, PETA, memang seringkali memprotes dan memberikan kritik ke berbagai hal yang dianggap memperlihatkan penyiksaan terhadap hewan. Tidak terkecuali di dalam dunia video game yang notabene tidak nyata.

Game open-world terbaru milik Ubisoft, Far Cry 6 juga langsung mendapat komplain dari PETA Latino karena kehadiran mini game sabung ayam di dalamnya. PETA Latino meminta Ubisoft untuk menghilangkan mini game tersebut sepenuhnya dari Far Cry 6.

“Mengubah penyiksaan mengerikan seperti sabung ayam menjadi sebuah game fighting ala Mortal Kombat merupakan kontradiksi dari kata inovasi, karena masyarakat di era sekarang sangat menentang pemaksaan hewan untuk bertarung sampai mati.” Ujar Alicia Aguayo, Manager Senior dari PETA Latino.

PETA Latino juga mendesak Ubisoft untuk mengganti mini game ini dengan yang mini game lain yang tidak mengedepankan kekejaman. Usulannya jadi sedikit aneh karena dari awal seri Far Cry selalu berisi tentang kekerasan dan kekejaman. Pemain akan membunuh musuh bersama hewan peliharaan dan juga memburu berbagai hewan untuk diambil kulit atau bagian lainnya. Namun kelihatannya hal tersebut bukan menjadi masalah bagi PETA.

Ubisoft memasukkan sabung ayam menjadi mini game di dalam Far Cry 6  bukan tanpa alasan. Karena latar dari game ini berada di sebuah negara fiksi bernama Yara yang terinspirasi dari Kuba dan kultur Amerika Latin. Sabung ayam sendiri merupakan salah satu hal yang lumrah bagi masyarakat di sana. Selain itu dalam mini game sabung ayam ini tidak ada darah yang keluar saat kedua ayam berkelahi, dan ayam yang kalah di akhir pertandingan juga tidak mati.

Para fans pun banyak yang mempertanyakan keputusan PETA untuk mempermasalahkan sebuah pertarungan virtual ketimbang kekerasan hewan yang terjadi di dunia nyata. Namun ada juga yang juga merasa tidak nyaman dengan keputusan Ubisoft untuk memasukkan sabung ayam yang sudah dilarang.

Kasus ini memang bukan kali pertama seri Far Cry harus berhadapan dengan PETA karena seri sebelumnya Far Cry 5 juga mendapat protes karena mini game memancing. Selain itu mini game sabung ayam juga pernah muncul sebelumnya di  Sleeping Dogs yang dirilis tahun 2012 lalu dan tidak pernah dipermasalahkan.

Developer Genshin Impact Punya Game Baru, Ubisoft Perkenalkan Ghost Recon Frontline

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik di dunia game. Salah satunya, Electronic Arts mengungkap bahwa mereka tengah mempertimbangkan untuk mengganti nama dari seri game sepak bola mereka, FIFA. Selain itu, Ubisoft juga memperkenalkan Ghost Recon Frontline. Game yang bisa dimainkan oleh lebih dari 100 orang itu mengusung genre FPS PvP dan bisa dimainkan dengan gratis. Sementara itu, developer Genshin Impact, miHoYo, baru saja membuka pendaftaran closed beta dari game baru mereka, Honkai: Star Rail.

Tapjoy: Mobile Jadi Platform Favorit Gamers Milenial

Perusahaan riset mobile Tapjoy baru saja merilis laporan tentang kebiasaan bermain game dari para milenial. Menurut laporan tersebut, mobile merupakan platform pilihan bagi para gamers milenial. Buktinya, sekitar 82% milenial bermain game di smartphone mereka. Sebagai perbandingan, hanya 37% gamers milenial yang bermain di konsol serta handheld dan 27% milenial yang bermain game di PC.

Dari laporan tersebut, juga diketahui bahwa 70% gamers milenial memainkan mobile game setiap hari. Tanggapan mereka akan iklan mobile game juga cukup positif, khususnya iklan yang menawarkan hadiah dalam game. Menurut Lauren Baca, Senior Director of Marketing, Tapjoy, alasan mengapa gamers milenial senang bermain game di mobile adalah karena milenial merupakan salah satu generasi pertama yang bisa menikmati kemudahan yang ditawarkan oleh mobile internet, menurut laporan VentureBeat.

Developer miHoYo Buka Pendaftaran Closed Beta untuk Game Baru

Minggu lalu, miHoYo, developer Genshin Impact mengumumkan bahwa pendaftaran untuk closed beta dari game baru mereka — Honkai: Star Rail — telah dibuka. Star Rail akan mengambil setting dunia seperti Honkai Impact 3rd. Dalam Honkai Impact 3rd, dunia sudah diambang kehancuran. Para Valkyries — sebutan untuk para perempuan yang punya kekuatan super — harus melawan sebuah kekuatan yang tidak hanya bisa menciptakan monster, tapi menyebabkan bencana alam. Star Rail akan bisa dimainkan di PC dan mobile.

Dari video trailer-nya, Star Rail terlihat menggabungkan elemen action game dengan tactical game. Namun, berdasarkan screenshot di situs resminya, para pemain akan bisa memainkan hingga empat karakter pada saat bersamaan, mengimplikasikan bahwa Star Rail merupakan turn-based RPG. Sementara dari segi visual dan art style, Star Rail tampaknya lebih menyerupai Genshin Impact daripada Honkai, menurut laporan Kotaku.

Universal Studios Jepang Kerja Sama dengan The Pokémon Company

Universal Studios Jepang bekerja sama The Pokemon Company untuk membuat wahana bertema Pokemon, serupa Super Nintendo World. Saat ini, keduanya memiliki beberapa proyek untuk membuat “hiburan bertema Pokemon yang inovatif”. Rencananya, wahana pertama hasil kerja sama Universal Studios Jepang dan The Pokemon Company sudah terpasang di taman hiburan di Osaka pada akhir 2022.

“Kami bangga karena bisa menjalin kerja sama dalam jangka panjang dengan The Pokemon Company untuk membuat wahana bertema Pokemon di Universal Studios Jepang, baik untuk para fans Pokemon maupun para pengunjung taman bermain kami,” kata CEO dan presiden Universal Studios Jepang, J.L. Bonnier, seperti dikutip dari Games Industry.

Ghost Recon Frontline Sudah Bisa Dicoba oleh Masyarakat Umum

Minggu lalu, Ubisoft memperkenalkan game baru mereka, Ghost Recon Frontline. Game FPS itu akan mengadu lebih dari 100 pemain, seperti kebanyakan game battle royale. Mode utama dari Ghost Recon Frontline adalah Expedition. Dalam mode itu, 102 orang pemain akan dibagi ke dalam kelompok berisi 3 orang.

Ghost Recon Frontline jadi mobile game PVP yang bisa dimainkan secara gratis.

Untuk menang, setiap tim harus mengumpulkan tiga informasi. Setelah itu, mereka bisa pergi ke drop zone untuk memanggil helikopter dan pergi dari medan perang. Hanya saja, ketika sebuah tim berhasil memanggil helikopter, pemain lain akan mendapatkan peringatan. Jadi, mereka akan bisa pergi ke drop zone dan menyerang tim yang memanggil helikopter.

Ghost Recon Frontline sudah bisa dicoba oleh masyarakat umum pada bulan ini. Namun, masih belum diketahui kapan Ubisoft meluncurkan game tersebut, lapor IGN.

EA Pertimbangkan untuk Ganti Nama Franchise FIFA

Electronic Arts mengungkap bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengubah nama dari franchise game sepak bola mereka, FIFA. Namun, meski mereka memutuskan untuk mengganti nama FIFA, mereka akan tetap menjalin kerja sama dan membeli lisensi agar bisa menampilkan atlet, tim, dan liga sepak bola yang sebenarnya.

EA pertama kali bekerja sama dengan FIFA pada 1993, ditandai dengan peluncuran game FIFA International Soccer. Sejak saat itu, EA selalu merilis setidaknya satu game FIFA baru setiap tahunnya. Saat ini, tidak diketahui kenapa EA ingin mengubah nama franchise game sepak bola mereka. Menurut laporan IGN, ada kemungkinan, EA tidak lagi ingin menggunakan nama FIFA karena muncul berbagai berita kontroversial terkait organisasi sepak bola tersebut. Salah satunya adalah keterlibatan FIFA dalam skandal korupsi.