Lebih dari 1.700 Karyawan Activision Blizzard Setujui Petisi Agar Sang CEO Mundur

5 bulan berlalu sejak awal mula gugatan hukum yang dilayangkan para karyawan Activision Blizzard, kasus ini masih terus berlanjut dan malah menjadi kian runyam. Yang terbaru, lebih dari 1.700 karyawan Activision Blizzard telah menandatangani petisi agar sang CEO, Bobby Kotick, mundur.

Petisi ini dibuat sebagai tanggapan dari artikel Wall Street Journal (WSJ) pada 16 November lalu yang mengungkap fakta bahwa sang CEO ternyata mengabaikan banyak tuduhan pelecehan seksual terhadap karyawan wanita Activision Blizzard selama bertahun-tahun.


Aliansi pekerja Activision Blizzard atau ABK Workers Alliance kemudian mengumumkan secara resmi petisi mereka melalui akun Twitter-nya. Pada awalnya petisi ini ditandatangani oleh sekitar 500 orang saja, namun ketika berita ini diangkat jumlahnya telah menjadi 1700 orang lebih.

Para karyawan ini menganggap Bobby Kotick telah melanggar integritasnya yang dibutuhkan dalam menjalankan perusahaan Activision Blizzard. Para karyawan juga meminta Bobby mengundurkan diri dari jabatan CEO dan juga memberikan hak penuh kepada para pemegang saham Activision Blizzard untuk menunjuk CEO baru tanpa masukan dari Bobby.


Di sisi lain, setelah artikel milik WSJ tersebut dipublikasikan, Bobby Kotick dan Activision Blizzard berusaha untuk membantah klaim tersebut. Activision Blizzard bahkan mengeluarkan pernyataan resmi yang menuding laporan tersebut memberikan pandangan yang salah dan menyesatkan dari perusahaan dan CEO mereka.


Selain para karyawan, para fans dan publik ternyata memberikan dukungan dengan ikut mendukung petisi ini. Lewat petisi di Change.org yang kini sudah ditandatangani oleh lebih dari 18 ribu orang dan terus bertambah. Para fans juga secara terbuka memberikan dukungan positif bagi para karyawan untuk dapat memberikan perubahan yang dibutuhkan oleh Activision Blizzard.

Rockstar Akhirnya Meminta Maaf Terhadap GTA Trilogy yang Bermasalah

Harapan para gamer di seluruh dunia untuk menikmati nostalgia lewat GTA The Trilogy – The Definitive Edition memang tinggal angan-angan. Bagaimana tidak, sejak peluncurannya pada 11 November lalu, remastered dari tiga game legendaris GTA ini dihantui oleh berbagai masalah.

Mayoritas para pemain mengeluhkan permasalahan teknis mulai dari optimalisasi game yang buruk hingga bug dan glitch yang secara konstan muncul di dalam permainan. Untuk lebih detailnya, Anda bisa melihat kumpulan review GTA The Trilogy – The Definitive Edition yang saya buat.


Seminggu setelah peluncurannya, Rockstar akhirnya buka suara perihal remastered trilogi GTA tersebut. Lewat postingan blog terbarunya, Rockstar secara terbuka meminta maaf kepada semua fans yang mengalami masalah teknis ketika memainkan game-nya. Mereka juga menyadari bahwa GTA The Trilogy – The Definitive Edition tersebut masih jauh dari standar yang mereka patok, ataupun standar yang diharapkan oleh para fans.

Rockstar juga berjanji untuk memperbaiki ketiga game tersebut dan memberikan improvisasi kepada masing-masing game ke depannya. Rockstar juga merasa bahwa mereka tidak dapat langsung membuatnya sempurna. Sehingga, Rockstar akan menggunakan sistem update bertahap hingga game-nya dapat mencapai standar kualitas yang seharusnya.

Sebagai permintaan maaf, Rockstar juga akan mengembalikan versi klasik dari Grand Theft Auto III, Grand Theft Auto: Vice City, dan Grand Theft Auto: San Andreas ke platform PC. Namun kini ketiga game klasik tersebut hanya tersedia lewat launcher milik mereka yaitu Rockstar Game Launcher.

Rockstar juga akan memberikan versi klasik dari ketiga game ini kepada semua pemain yang membeli GTA Trilogy – The Definitive Edition di PC melalui Rockstar Store hingga 30 Juni 2022. Tawaran ini cukup menarik bagi mereka yang belum membeli versi original dari tiga game tersebut.

Uniknya, selain meminta maaf dan memberikan penawaran kompensasi, Rockstar juga meminta para fans untuk berhenti mengganggu dan bahkan mengancam anggota developer Rockstar di media sosial. Rockstar memohon agar para fans untuk tetap menjaga interaksi yang sopan dan beradab selama mereka berusaha memperbaiki masalah tersebut.

Riot Ungkap Lebih Banyak Detail Soal Fighting Game yang Sedang Digarapnya, Project L

2019 lalu, Riot Games sempat mengumumkan bahwa salah satu proyek baru yang sedang mereka garap adalah sebuah fighting game dengan codename Project L. Setelah sekian lama bungkam, Riot akhirnya berani buka-bukaan lebih banyak soal game tersebut.

Project L dideskripsikan sebagai sebuah tag-team style fighting game, yang berarti setiap pemain akan menjalankan dua karakter sekaligus secara bergantian. Menurut Riot, kontrol di Project L “mudah untuk dipelajari tapi sulit untuk dikuasai”, dan ini mereka yakini sebagai cara terbaik untuk mengakomodasi semua kalangan pemain, dari yang amatir sampai yang pro.

Kalau melihat cuplikan videonya di bawah, gameplay-nya sejauh ini memang sudah kelihatan cukup matang, akan tetapi Project L sebenarnya masih jauh dari kata selesai (bahkan judul finalnya pun belum ada). Riot belum punya estimasi jadwal perilisannya, tapi yang pasti tidak tahun ini ataupun tahun depan.

Beberapa aspek esensial, seperti misalnya core gameplay, kontrol, dan art direction untuk Project L memang sudah hampir selesai difinalisasi, namun Riot masih punya banyak PR terkait karakter, stage, menu, UI, maupun sistem ranking. Belum diketahui berapa banyak karakter yang akan tersedia nantinya, tapi yang sudah terkonfirmasi sejauh ini adalah Jinx, Darius, Ahri, dan Ekko.

Aspek teknis seperti rollback netcode juga tidak dilupakan, dan Riot berniat mengintegrasikan sejumlah teknologi yang sudah mereka gunakan sekarang, macam RiotDirect yang terbukti efektif dalam meminimalkan ping di League of Legends maupun Valorant.

Riot menegaskan bahwa pengembangannya tidak akan dilakukan secara terburu-buru karena mereka ingin menciptakan game yang dapat dimainkan oleh komunitas pencinta fighting game selama bertahun-tahun. Rencananya, mereka bakal menyingkap update anyar seputar Project L paling cepat di awal babak kedua tahun 2022.

Sebulan terakhir ini merupakan periode yang sangat produktif buat Riot Games. Mereka merilis serial animasi Arcane di Netflix yang menuai banyak pujian positif, tidak ketinggalan pula dua game spin-off League of Legends berjudul Ruined King dan Hextech Mayhem. Mereka bahkan juga sempat mengumumkan dua game lain yang siap diluncurkan tahun depan, yakni Song of Nunu dan Conv/rgence.

Sumber: Riot Games via PC Gamer.

Tentang Harga dan Ketersediaan Apple iPhone 13 Series di Indonesia

Tak perlu penantian panjang, dua bulan sejak smartphone terbaru dari Apple dirilis pada tanggal 14 September 2021 lalu. Kini kuartet iPhone 13 sudah bisa dibeli oleh masyarakat Indonesia.

Saya tidak akan mengulang pembahasan fitur dan spesifikasinya, Anda bisa membacanya pada artikel peluncuran iPhone 13 series dan saat pre-order. Di sini saya akan fokus pada harga, ketersediaan, dan model iPhone mana yang paling diburu.

Sebelumnya Erajaya Group telah membuka sesi pre-order iPhone 13 series di Indonesia sejak tanggal 12 November lalu. Berdasarkan jumlah pesanan pre-order yang masuk, Joy Wahjudi, CEO Erajaya Digital mengungkapkan model iPhone yang paling laris.

Joy Wahjudi, CEO Erajaya Digital

Ternyata iPhone 13 Pro menjadi model yang paling diminati saat pre-order, terutama warna barunya sierra blue. Demikian pula iPhone paling kecil sekaligus termurah, warna baru pink juga sangat diminati. Menurutnya, warna baru pada iPhone selalu diburu.

Penjualan resmi iPhone 13 series ini dibuka secara resmi oleh Erajaya Group serentak di tiga gerai iBox di Jakarta, yaitu iBox Central Park, iBox Senayan City, dan iBox Mall Kelapa Gading. Secara offline, Anda dapat membeli iPhone baru di seluruh jaringan outlet iBox, serta gerai erafone dan Urban Republic tertentu. Untuk online, Anda bisa membelinya di iBox.co.id dan eraspace.com. Selain jaringan Erajaya Group, iPhone 13 series juga tersedia di Digimap.

Harga Apple iPhone 13 Series

Sejak iPhone 11 di tahun 2019, smartphone terbaru dari Apple bukan hanya lebih cepat masuk Indonesia, tetapi selisih harganya juga tidak kelewat jauh misalnya kalau dibandingkan dengan Apple Store di Singapura.

Begitu pula dengan iPhone 13 series, iPhone 13 mini dibanderol mulai Rp13 juta dan iPhone 13 Rp15 juta. Kedua model dasar iPhone tersebut kini dibekali penyimpanan internal mulai 128GB, sebelumnya iPhone 12 dimulai dari 64GB. Sementara, iPhone 13 Pro dibanderol mulai Rp18,5 juta dan Rp20 juta untuk model Pro Max, berikut daftar harga lengkapnya.

Apple iPhone 13 mini

  • iPhone 13 mini 128GB Rp12.999.000
  • iPhone 13 mini 256GB Rp15.499.000
  • iPhone 13 mini 512GB Rp18.999.0000

Apple iPhone 13

  • iPhone 13 128GB Rp14.999.000
  • iPhone 13 256GB Rp17.499.000
  • iPhone 13 512GB Rp20.999.000

Apple iPhone 13 Pro

  • iPhone 13 Pro 128GB Rp18.499.000
  • iPhone 13 Pro 256GB Rp20.999.000
  • iPhone 13 Pro 512GB Rp24.999.000
  • iPhone 13 Pro 1TB Rp28.999.000

Apple iPhone 13 Pro Max

  • iPhone 13 Pro Max 128GB Rp19.999.000
  • iPhone 13 Pro Max 256GB Rp22.999.000
  • iPhone 13 Pro Max 512GB Rp26.999.000
  • iPhone 13 Pro Max 1TB Rp30.999.000

Ya, harga kuartet iPhone 13 dimulai dari Rp12.999.000 dan paling mahal mencapai Rp30.999.000. Setidaknya sekarang varian dasar iPhone 13 mini dan iPhone 13 original harganya cukup kompetitif melawakan true flagship dari smartphone Android.

Pada katalog eraspace.com, saya cek iPhone termurah yang tersedia saat ini adalah iPhone SE 2nd Gen 64GB yang dijual Rp6.499.000 (harga promo). Diikuti iPhone XR 64GB Rp7.499.000, iPhone 11 64GB Rp9.999.000, iPhone 12 mini 64GB Rp10.499.000, dan iPhone 12 64GB Rp12.499.000.

Blockchain Gaming: Bagaimana Axie Infinity Menggapai Popularitasnya

Konsep blockchain pertama kali diajukan pada 1982, oleh cryptographer David Chaum. Namun, blockchain baru mulai dikenal masyarakat banyak setelah teknologi itu digunakan pada cryptocurrency, seperti Bitcoin. Seperti yang disebutkan oleh Investopedia, blockchain punya peran penting dalam sistem cryptocurrency. Karena, blockchain adalah teknologi yang memastikan keamanan dan validitas dari transaksi cryptocurrency. Penggunaan blockchain menjamin bahwa transaksi dalam cryptocurrency aman dan terpercaya, tanpa perlu keberadaan pihak ketiga sebagai penjamin.

Setelah sukses dengan cryptocurrency, blockchain digunakan untuk berbagai sektor, termasuk game. Belakangan, mulai muncul game dengan model bisnis baru, yang diklaim sebagai blockchain game. Menurut Niko Partners, blockchain game merupakan tren teraru yang berpotensi mendisrupsi industri game. Dan tren tersebut tumbuh pesat di Asia.

Apa Itu Blockchain Game?

Sebelum membahas soal blockchain game, mari kita mendefinisikan blockchain itu sendiri. Secara sederhana, blockchain adalah sekumpulan data — disebut blok — yang terhubung dengan satu sama lain melalui cryptography. Setiap blok dalam blockchain bersifat unik dan tidak bisa diubah. Karena, jika salah satu blok dalam sebuah blockchain diubah, perubahan itu akan mempengaruhi blok-blok lain dalam blockhain tersebut.

Satu hal yang membedakan blockchain game dengan game tradisional adalah semua aset digital yang digunakan dalam blockchain game merupakan Non-Fungible Token (NFT). Artinya, setiap aset digital di blockchain game berbeda dengan satu sama lain. NFT sendiri merupakan unit data yang tersimpan dalam blockchain. Dan segmen blockchain yang menyimpan semua aset sebuah game itulah yang disebut blockchain gaming.

Blockchain dikenal sebagai teknologi yang digunakan untuk cryptocurrency. | Sumber: Pexels

Selain penggunaan NFT, satu hal lain yang membedakan blockchain game dengan game tradisional adalah model bisnis yang digunakan. Blockchain game memperkenalkan model bisnis baru yang disebut “play to earn“. Sesuai namanya, game dengan model bisnis itu memungkinkan para pemainnya untuk mendapatkan uang dengan bermain game. Jadi, ketika seseorang memainkan blockchain game dengan model bisnis play-to-earn, setiap dia bermain, dia akan mendapatkan reward berupa aset digital. Reward tersebut akan bisa ditukar dengan cryptocurrency, yang nantinya, bisa ditukar dengan mata uang tradisional.

Selain model play-to-earn, blockchain game juga menerapkan model bisnis “play to trade“. Dengan model bisnis itu, pemain akan bisa mendapatkan token saat bermain. Token tersebut bisa diperjualbelikan untuk mendapatkan uang kertas. Bagi developer, ketika mereka hendak mengembangkan blockchain game dengan model play-to-earn, mereka harus bisa mengintegrasikan model bisnis itu ke desain dan gameplay dari sebuah game.

Di atas kertas, blockchain game dengan model bisnis play-to-earn merupakan impian bagi para gamers. Gamers mana yang tidak mau mendapatkan uang hanya dengan bermain game? Dan berbeda dengan atlet esports, Anda tidak harus punya kemampuan yang sangat luar biasa untuk bertanding di turnamen kelas atas dan mendapatkan hadiah.

Meskipun begitu, para pemain blockchain game juga punya kekhawatiran tersendiri. Salah satunya, mereka khawatir bahwa masalah teknis akan membuat aset digital mereka hilang — yang berarti uang mereka akan hilang. Keresahan lain yang mereka rasakan adalah penipuan. Karena, perusahaan blockchain game tidak wajib untuk mematuhi regulasi terkait pencucian uang atau untuk mengenal pemain mereka. Hal ini menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh para penipu.

Contoh Blockchain Game: Axie Infinity

Saat ini, ada beberapa blockchain game yang populer, seperti CryptoKitties, The Sandbox, dan Decentraland. Dengan jumlah pemain aktif harian mencapai satu juta orang, Axie Infinity menjadi contoh lain dari blockchain game yang populer. Axie Infinity adalah blockchain game buatan Sky Mavis, developer asal Vietnam. Pada Januari 2021, total pemasukan studio itu adalah US$103 ribu. Angka ini meningkat pesat pada Agustus 2021, menjadi US$364 juta. Tak hanya itu, Sky Mavis juga berhasil mendapatkan pendanaan Seri B sebesar US$150 juta.

Bagaimana mekanisme dari Axie Infinity? Blockchain game itu punya dua token. Token pertama adalah Smooth Love Potion (SLP), yaitu mata uang dalam game yang bisa digunakan untuk mengembangbiakkan axie alias binatang dalam game. Pemain bisa mendapatkan SLP sebagai reward ketika mereka memainkan Axie Infinity. Jumlah SLP dalam game tidak dibatasi. Token kedua adalah Axie Infinity Shards (AXS), yang bisa didapatkan dengan menjual axie dalam game. AXS inilah yang bisa ditukar dengan mata uang tradisional. Hanya saja, jumlah maksimal AXS dibatasi, hanya 27 juta unit. Per September 2021, harga satu AXS adalah US$60. Diperkirakan, angka ini akan terus naik di masa depan.

Ketika pemain menjual axie mereka melalui marketplace dalam game, Sky Mavis akan mendapatkan komisi senilai 4,25% dari nilai transaksi. Dari sinilah sumber pemasukan studio tersebut. Menurut CryptoSlam, sejauh ini, total nilai penjualan NFT di Axie Infinity telah mencapai lebih dari US$2 miliar.

Filipina menjadi pasar terbesar untuk Axie Infinity. Pada April 2021, sebanyak 29 ribu dari total 70 ribu downloads Axie Infinity berasal dari Filipina. Menurut Niko Partners, per Oktober 2021, jumlah gamers Axie Infinity di Filipina mencapai 300 ribu orang. Faktanya, blockchain game itu begitu populer di negara kepulauan itu sehingga beberapa penjual di sana kini menerima SLP sebagai metode pembayaran untuk produk yang mereka tawarkan.

Popularitas Axie Infinity bahkan menarik perhatian Bureau of Internal Revenue (BIR) dan Department of Finance (DOF). Keduanya membuat pernyataan resmi, mengatakan bahwa cryptocurrency juga akan dikenai pajak. Namun, cryptocurrency hanya bisa dikenakan pajak ketika pemliiknya menukar cryptocurrency dengan mata uang tradisional atau menggunakannya untuk membeli barang yang harganya bisa diukur dalam mata uang tradisional.

Masalah di Axie Infinity

Sama seperti kebanyakan teknologi baru, blockchain game juga punya masalah sendiri. Untuk Axie Infinity, naik-turun harga SLP menjadi salah satu masalah. Misalnya, pada 13 Juli 2021, harga SLP sempat mencapai US$0,39, yang merupakan rekor termahal. Sementara pada pertengahan Agustus, nilai SLP telah turun menjadi US$0,081.

Perubahan harga drastis itu sempat membuat komunitas para gamers Axie Infinity di Discord dan Facebook khawatir. Tak hanya itu, opini negatif pun sempat merebak di kalangan para gamers. Sebagian dari mereka mulai meragukan validitas Axie Infinity. Meskipun begitu, sebagian gamers justru mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mereka mencoba untuk mendapatkan untung dari perubahan harga SLP.

Axie Infinity dari Sky Mavis.

Masalah yang terjadi pada Axie Infinity menunjukkan, permintaan dan ketersediaan aset akan berdampak besar pada ekonomi dalam blockchain game. Pada Axie Infinity, salah satu hal yang bisa developer lakukan untuk memecahkan masalah itu adalah dengan membiarkan pemain menggunakan SLP untuk aktivitas lain. Satu hal yang pasti, jika developer ingin membuat blockchain game yang sukses, mereka harus mempertimbangkan keberlangsungan dari game itu.

Keamanan menjadi masalah lain yang dikhawatirkan oleh pemain blockchain game. Mengingat seseorang bisa mendapatkan uang dengan bermain blockchain game, tidak heran jika ada hackers yang tertarik untuk mengambil alih akun blockchain game pemain lain untuk mendapatkan uang yang ada di akun tersebut. Selain itu, juga mulai muncul situs phishing yang menargetkan para pemain Axie. Ketiadaan regulasi terkait blockchain game juga memungkinkan penipu untuk berpura-pura menjadi developer game.

Sumber header: Twitter

Motorola Umumkan 5 Smartphone Seri Moto G, Flagship-nya Ditenagai Snapdragon 888+

Motorola telah mengumumkan lima smartphone seri Moto G generasi terbaru. Namun yang paling menonjol adalah perangkat flagship Moto G200 5G karena ditenagai oleh chipset terbaik dari Qualcomm saat ini, Snapdragon 888+. Ditandemkan RAM LPDDR5 8GB dan penyimpanan internal UFS 3.1 128GB atau 256GB.

Spesifikasi lainnya, Moto G200 5G mengusung layar IPS 6,8 inci beresolusi 1080×2460 piksel dalam aspek rasio 20:9 dengan screen-to-body ratio 89%. Layarnya memiliki refresh rate tinggi 144Hz, mengantongi sertifikasi HDR10, dan mendukung color space DCI-P3.

Untuk mengabadikan momen, Moto G200 5G mengandalkan tiga unit kamera di belakang. Kamera utamanya 108MP f/1.9 yang secara default menghasil foto 12MP dengan piksel besar 2,1 µm. Kamera sekunder 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 120 derajatnya dilengkapi autofocus dan dapat membidik foto macro pada jarak 3 cm. Satunya lagi 2MP f/2.4 sebagai depth sensor dan kamera depannya 16MP f/2.2.

Perangkat ini menjalankan sistem operasi Android 11 dan disuplai baterai 5.000 mAh dengan pengisian cepat TurboPower 33W. Motorola turut membekalinya dengan fitur Ready For yang memungkinkan pengguna menghubungkan smartphone ke layar yang lebih besar, baik itu monitor, laptop, ataupun Smart TV.

Saat ini, Moto G200 5G sedang menuju ke pasar Eropa dan Amerika Latin, harganya €450 atau sekitar Rp7,2 jutaan dalam opasi warna stellar blue dan glacier green.

Motorola Moto G71 5G

Beralih ke Moto G71 5G, ia ditenagai oleh salah satu chipset 5G kelas menengah terbaru dari Qualcomm yakni Snapdragon 695. Penerus Snapdragon 690 ini menjanjikan kekuatan CPU 15% dan GPU 30% lebih tinggi. Tentu performa tersebut dicapai berkat sokongan RAM 6GB atau 8GB dan penyimpanan internal 128GB.

Fitur menarik lainnya termasuk sajian panel AMOLED 6,4 inci FHD+, sayangnya refresh rate-nya sebatas 60Hz. Kemudian ada tiga unit kamera belakang, dengan kamera utama 50 MP f/1.8, 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 118 derajat, dan 2MP f/2.4 untuk macro, serta kamera depan 16MP f/2.2.

Tanki baterainya menampung daya 5.000 mAh dan dapat diisi dengan pengisian cepat 30W. Harga Moto G71 5G dibanderol €300 atau sekitar Rp4,8 jutaan.

Motorola Moto G51 5G

Sama seperti Moto G71 5G, perangkat yang satu ini juga ditenagai salah satu chipset 5G terbaru milik Qualcomm, yakni Snapdragon 480+. Didukung oleh opsi RAM 4GB, 6GB, dan 8GB, serta opsi penyimpanan internal 64GB atau 128GB.

Layar Moto G51 5G masih berjenis IPS, tetapi sudah dibekali refresh rate 120Hz. Membentang seluas 6,8 inci beresolusi FHD+ dalam rasio 20:9.

Balik ke belakang terdapat tiga unit kamera, yang utama beresolusi 50MP f/1.8, ditemani 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 118 derajat, dan 2MP f/2.4 untuk macro. Kapasitas baterainya 5.000 mAh, tetapi pengisiannya lambat hanya 10W. Harga Moto G51 5G dijual €230 (Rp3,7 jutaan).

Motorola Moto G41

Boleh dikatakan bahwa Moto G41 ialah versi hemat dari Moto G71 5G. Sebab ia juga mengemas layar AMOLED 6,4 inci FHD+ dengan refresh rate 60Hz.

Dijual dengan harga €250 (Rp4 jutaan), spesifikasinya pun mengalami penyesuaian. Dapur pacunya hanya menggunakan chipset MediaTek Helio G85 tanpa kemampuan 5G, dengan RAM 4GB atau 6GB, dan penyimpanan internal 64GB atau 128GB.

Tiga unit kamera belakangnya meliputi kamera utama 48MP f/1.7 dilengkapi OIS, 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 118 derajat, dan 2MP f/2.4 untuk macro. Selain itu, baterai 5.000 mAh didukung pengisian cepat 30W.

Motorola Moto G31

Spesifikasinya lumayan mirip dengan Moto G41. Termasuk layar AMOLED 6,4 inci FHD+ 60Hz, ditenagai chipset MediaTek Helio G85 tanpa 5G, RAM 4GB, dan penyimpanan internal 64GB atau 128GB.

Perbedaannya, kamera utamanya menggunakan sensor 50MP seperti Moto G71 5G, bersama kamera 8MP dengan lensa ultrawide, dan 2MP macro. Namun baterai 5.000 mAh yang dibawanya hanya didukung pengisian daya 10W. Harga Moto G31 paling murah dari para saudaranya, yakni €200 (Rp3,2 jutaan).

Sumber: GSMArena

Susul Nickelodeon, Warner Bros. Umumkan Crossover Fighting Game Berjudul MultiVersus

Warner Bros. Games baru saja mengumumkan MultiVersus, sebuah crossover fighting game anyar dengan deretan karakter yang berasal dari koleksi IP milik mereka, mulai dari Looney Tunes, DC Comics, Scooby Doo, bahkan sampai Game of Thrones.

Tentu saja ini bukan pertama kalinya sebuah franchise besar mencoba meniru formula sukses yang dipopulerkan oleh Nintendo lewat seri Super Smash Bros., sebab ada Nickelodeon All-Star Brawl yang baru saja dirilis bulan lalu. Namun tidak seperti kedua game tersebut, MultiVersus merupakan sebuah game free-to-play (F2P).

Selain mode 1v1, MultiVersus juga menawarkan mode 2v2 dan 4-Player Free For All. Dalam mode 2v2, para pemain dituntut untuk menerapkan strategi kerja sama yang efektif, sebab karakter-karakter dalam MultiVersus memang dirancang untuk melengkapi satu sama lain secara dinamis.

Salah satu contohnya, ketika Bugs Bunny menggunakan skill untuk menggali terowongan di bawah tanah, rekan setimnya juga bisa ikut masuk ke lubang tersebut dan melancarkan serangan kejutan dari titik keluar di sisi yang berlawanan.

Sejauh ini MultiVersus memiliki 13 karakter, masing-masing dengan pengisi suara aslinya, namun jumlahnya dipastikan bakal bertambah seiring berjalannya waktu. Selain dari IP yang sudah terkenal, WB turut merancang karakter baru untuk MultiVersus.

Sebagai game F2P, sudah sewajarnya MultiVersus menawarkan konten in-app purchase, semisal skin untuk tiap karakter — Superman dengan skin Black Lantern kelihatan sangat keren — dan WB Games berniat menghadirkannya dalam format season-based. Cuplikan di trailer-nya juga sempat memperlihatkan elemen dari sistem battle pass.

Cross-play dan cross-progression merupakan fitur standar untuk MultiVersus, dan pengembangnya berjanji untuk menyediakan dedicated server dari hari pertama peluncuran guna meminimalkan problem seputar koneksi. Selain online, MultiVersus juga mendukung local multiplayer.

MultiVersus dikembangkan oleh studio baru bernama Player First Games. Permainan rencananya akan dirilis di tahun 2022 di PC, PlayStation, dan Xbox. Entah kenapa alasannya, WB Games tampaknya tidak punya rencana untuk menghadirkan game ini di Nintendo Switch.

Bagi yang sudah tidak sabar, pengembang MultiVersus berencana menggelar sesi playtest dalam waktu dekat. Kalau tertarik, silakan mendaftarkan diri melalui situs resminya.

Sumber: IGN.

BTS Umumkan Kolaborasi dengan Among US

Pada 17 November 2021, BTS umumkan kolaborasi dengan game Among Us. Pengumuman ini mereka rilis melalui akun Twitter BT21, beserta dengan sebuah video pendek. Belum banyak detail yang diberikan, mengenai produk kolaborasi yang akan dibuat oleh kolaborasi ini.

Bentuk kolaborasi yang paling memungkinkan adalah penjualan kosmetik untuk game Among Us, yang menyerupai bentuk dari karakter-karakter BT21. Bagi Anda yang belum tahu, BT21 merupakan proyek pertama antara LINE dan BTS. BT21 adalah sekumpulan karakter yang didesain khusus oleh para member BTS. Sampai saat ini, sudah ada delapan karakter yang telah dibuat.

Peluncuran resmi dari kolaborasi antara BTS dan Among Us direncanakan pada tanggal 25 November untuk Korea Selatan pada pukul 18:00 KST (sekitar pukul 16:00 WIB), dan untuk versi globalnya pada pukul 18:00 PDT (sekitar pukul 09.00 WIB) dengan tanggal yang sama.

Kolaborasi ini menambah jumlah kolaborasi antara industri hiburan, khususnya industri musik, dengan industri game. Sebelumnya, Ariana Grande pernah mengadakan konser virtual, dengan menggaet Fortnite. Hal ini menandakan perkembangan industri game yang semakin pesat, sehingga mulai banyak dilirik sebagai media promosi oleh industri lainnya.

Selain BTS, League of Legends juga telah melakukan kolaborasi dengan Among Us. Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka meramaikan peluncuran serial Arcane, sebuah serial animasi di dunia League of Legends, pada Netflix. Di kolaborasi ini, para pemain dapat membeli sejumlah kosmetik di game Among Us, dengan karakter-karakter yang tampil di Arcane.

sumber: Among Us

Among Us merupakan sebuah game online multiplayer dengan gameplay sederhana namun unik. Di game ini, setiap pemain akan berargumen dan mengobservasi pemain lain, untuk memenangkan permainan.

Among Us pertama kali dirilis pada tahun 2018, namun meledak di tahun 2020. Game ini mendapatkan perhatian yang luar biasa dari seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Dikutip dari pocketgamer, Among Us mampu meraup keuntungan sebesar US$ 86 juta (sekitar Rp 1,2 triliun) dalam tiga tahun terakhir.

Among Us dapat dimainkan secara gratis di PlayStation 4, PlayStation 5, Android, iOS, Xbox Series X | S, Xbox One, Nintendo Switch, dan PC.

Play-To-Earn Games: Just What Exactly Is It?

Recently, Play-to-Earn games have been bombarding the media and the gaming world with all their hype and connection with cryptocurrency. Of course, you might be left wondering what is this new type of game really is and why it’s becoming so popular all of a sudden.

To put it simply, play-to-earn is just another gaming business model. You might have heard of free-to-play games or pay-to-play games in the past. Well, play-to-earn is just another iteration of those types of gaming models. The definition of this business model is also in its name – the players play the game in the hopes of earning something money in the form of cryptocurrency.

You might realize that almost all games that have some trading features indirectly implement some play-to-earn element. In CS:GO, you could obtain and sell skins in the Steam market. If the skins are incredibly rare, you can also usually sell (trade) them using real-world money. Some skins even go as high as $100,000 USD and even higher in some cases.

This M4A4 “Howl” skin goes for more than $100,000 USD | Source: esports.net

In World of Warcraft, you could sell accounts with real-world money and raise their price according to the level of items owned. DotA and other similar competitive games are also plagued with cases of account-buyers, where noob players purchase high-ranked accounts and play outside their ELO range. So yes, intended or not, almost all games virtually have some element of play-to-earn.

However, play-to-earn games fully implemented this element as a feature and encourages players to upgrade their items or characters to increase their market appeal. The more time a player puts into the game, the more they will be rewarded with high-value characters or assets; play more to earn more. The game will also provide the necessary tools and space for players to trade these assets. Of course, these tools are non-existent in the previous games, where third-party websites are usually needed to complete a transaction. As you can see, play-to-earn games essentially take advantage of NFTs to run this whole brand-new business model.

The Axie Infinity market, one of the most popular play-to-earn games at the moment | Source: rappler.com

NFT and Crypto’s correlation with P2E games

Understanding NFTs is critical when you want to make sense of these whole play-to-earn games. If you already know what NFTs are, you can proceed to the next section of the article. If you don’t, NFTs, or non-fungible tokens, are essentially a modern form of bartering sprinkled cryptocurrency and supported by blockchain technology. NFTs are usually associated with “internet” items such as photos, videos, GIFs, or in-game assets in our case. Of course, it doesn’t take much to make copies of these items on the internet, which is why NFT also incorporates proof of ownership that is secured by blockchain technology.

By now, you should already have some sense between the connection of the whole crypto NFT shenanigan with play-to-earn games. So you play the game to earn rare items. These items are represented as NFTs, which verify your ownership over the particular in-game asset. You can then trade or sell these items to other players in exchange for cryptocurrency. The cycle repeats and eventually creates its own crypto ecosystem or economy around the game.

Featured Image: Freepik

ASUS Menguasai 59,7% Pangsa Pasar Laptop Gaming di Indonesia

Pada bulan April lalu, ASUS mengumumkan rangkaian laptop gaming yang ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 5000 Mobile Series hingga Ryzen 9 dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080 di Indonesia. Termasuk ASUS ROG Zephyrus Duo 15 SE, ROG Flow X13, ROG Strix SCAR 15/17, ROG Strix G 15/17, ROG Zephyrus G15, ROG Zephyrus G14, dan TUF Gaming A15.

Lanjut ke bulan Agustus, ASUS turut menghadirkan laptop gaming yang ditenagai prosesor Intel Core H-series generasi ke-11 Tiger Lake hingga Intel Core i9-11900H dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080. Mereka adalah ASUS ROG Zephyrus M16 dan ROG Zephyrus S17.

Ya, variasi model lini laptop gaming ASUS sangat lengkap. Mulai dari lini TUF Gaming dengan harga belasan jutaan, serta berbagai seri laptop gaming premium ROG dari rentang harga dua puluh jutaan hingga puluhan juta seperti ROG Zephyrus S dan Duo, serta ROG Flow X13 dengan inovasi teknologi terdepan.

Hal tersebutlah yang membuat laptop gaming ASUS berhasil menguasai pasar laptop gaming di Indonesia sepanjang tahun 2021. Berdasarkan data aktivasi dari NVDIA hingga bulan September 2021, ASUS mencatat penguasaan pasar laptop gaming hingga 59,7% di Indonesia.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2021. Serta, membuktikan bahwa laptop gaming ROG dan TUF Gaming tetap merupakan pilihan para gamer di Indonesia.

Pencapaian tersebut merupakan bukti bahwa laptop gaming ROG dan TUF Gaming tetap menjadi pilihan utama para gamer di Indonesia. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada gamer dan komunitas gaming di Indonesia yang setia memilih dan menggunakan laptop gaming ROG serta TUF Gaming,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Pencapaian kali ini juga membuat kami semakin berkomitmen untuk menghadirkan laptop gaming yang tidak hanya sekadar powerful, tetapi juga berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan gamer di Indonesia,” tambahnya.

Meski pangsa pasar sempat turun di awal tahun 2021, laptop gaming ROG dan TUF Gaming tetap tampil dominan di pasar Indonesia. Mereka berhasil mencatat peningkatan pangsa pasar yang signifikan, yaitu sebesar 10,7% dari 49% di bulan Agustus ke 59,7% di bulan September 2021 (berdasarkan data aktivasi dari NVIDIA).

ROG Flow X13 dengan ROG XG Mobile

Salah satu inovasi ASUS di tahun 2021 adalah hadirnya ROG Flow X13. Laptop gaming dengan bodi yang sangat portabel tersebut tidak hanya tampil sebagai perangkat yang mengadopsi desain yang fleksibel, tetapi juga tampil sebagai laptop convertible paling powerful di dunia.

ROG Flow X13 juga merupakan laptop pertama yang dapat dihubungkan dengan ROG XG Mobile, yaitu solusi GPU eksternal. ROG XG Mobile dapat mentransformasi ROG Flow X13 menjadi laptop yang sangat powerful bahkan setara dengan performa laptop gaming yang memiliki ukuran bodi jauh lebih besar.

Kolaborasi dan Layanan Purna Jual

ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition

Selain menghadirkan banyak varian laptop gaming dengan berbagai inovasi teknologinya, faktor lain yang mendukung pencapaian ASUS ialah kolaborasi dan layanan purna jual. Tahun ini ASUS berkolaborasi dengan Nyjah Huston untuk menghadirkan sebuah laptop gaming eksklusif bernama ROG Strix Nyjah Huston Special Edition yang diciptakan berdasarkan seri ROG Strix SCAR yang sangat dikenal sebagai laptop untuk para gamer eSports profesional.

Selain itu, ASUS juga berkolaborasi dengan musisi ternama Alan Walker untuk menghadirkan laptop gaming edisi khusus ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition. Laptop gaming edisi khusus tersebut tampil dengan desain unik yang tidak dapat ditemukan di laptop lainnya.

ROG Zephyrus G14 AW SE juga dilengkapi dengan aksesori eksklusif dalam paket penjualannya. Aksesori yang paling istimewa adalah ROG Remix, yaitu perangkat audio remix unik yang juga dapat digunakan sebagai tempat menyimpan laptop ROG Zephyrus G14 AW SE yang dapat dihubungkan dengan kabel USB Type-C dan dapat dimainkan melalui software khusus yang telah dipasang.

ASUS juga memberikan pelayanan purna jual terbaik melalui program ASUS VIP Perfect Warranty untuk lini laptop gaming ROG. Sebuah layanan perlindungan ekstra untuk pengguna laptop ASUS ROG jika terjadi kerusakan pada unit yang tidak ter-cover oleh garansi standar ASUS, termasuk kerusakan akibat kelalaian pengguna. Layanan ini merupakan layanan premium, ASUS akan menanggung 100% biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna.